Anda di halaman 1dari 14

FORMAT PENULISAN

ARTIKEL MANUJU : MALAHAYATI NURSING JOURNAL


DIII KEPERAWATAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG

1. Jumlah halaman maksimal 15 halaman


2. Kertas A4 dan batas kiri 4 cm, atas, kanan dan bawah 3 cm
3. Judul :
a. Judul Bahasa Indonesia dengan huruf Kapital
b. Font 11, Trebuchet MS, Bold, Center, spasi 1
c. Format judul seperti piramida terbalik
4. Keterangan penulis:
a. Penulis pertama, penulis kedua, penulis ketiga, dst : Bold, center
b. Asal institusi penulis dan Email Penulis
c. Koresponden penulis (Nama; Nomor Handphone; Fax; Kode Pos)
5. Abstrak :
a. Abstrak Inggris dan Abstrak Indonesia
b. Font 11, Trebuchet MS, Bold, Center, spasi 1
c. Isi abstrak : pendahuluan, tujuan, metode, hasil, kesimpulan.
d. Kata Kunci : 3-5 kata, setiap kata dibatasi ;
6. Pendahulaun
a. Berisikan latar belakang masalah, skala masalah, perbedaan
dengan penelitian lain dan akhir paragraf kemukakan tujuan.
b. Font 11, Trebuchet MS, Bold, Center, spasi 1.
c. Sebelum di submit ke editor harap cek Plagiat
7. Metode Penelitian
a. Menjelaskan design penelitian
b. Menjelaskan populasi dan sampel serta tempat penelitian
c. Menjelaskan prosedur penelitian
d. Menyebutkan nomor hasil uji etik
e. Menjelaskan Instrumen
f. Menjelaskan uji normalitas data
g. Menjelaskan penggunaan pengolahan data dengan aplikasi yang
digunakan
8. Hasil
a. Memaparkan hasil penelitian
b. Jangan banyak menggunakan tabel
c. Jangan terlalu panjang dan harus jelas
9. Pembahasan
a. Menjelaskan fakta penelitian
b. Menjelaskan kesesuaian teori dengan hasil penelitian
c. Menjelaskan opini penulis sesuai dengan hasil penelitian
10. Kesimpulan :
a. Jangan terlalu panjang
b. Tidak menyebutkan angka
c. Saran untuk peneliti selanjutnya
11. Daftar pustaka
a. Menggunkan aplikasi mendeley
b. 80% terdiri dari Jurnal
c. 20% terdiri dari teori
d. Minimal 20 refrensi maksimal 40 refrensi
e. Gunakan gaya penulisan APA Style
Di bawah ini kami berikan contoh penulisan Artikel
MANUJU : Malahayati Nursing Journal

HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN


PERILAKU PERAWAT DALAM PEMBUANGAN SAMPAH MEDIS
BENDA TAJAM DI RSUD DR.A.DADI TJOKRODIPO
KOTA BANDAR LAMPUNG

M. Arifki Zainaro1, M. Ricko Gunawan 2, Rike Saputra 3

1
Dosen Program Studi Keperawatan Universitas Malahayati
Email : m.arifkiz@yahoo.com
2
Dosen Program Studi Keperawatan Universitas Malahayati
Email :muhrickogunawan@gmail.com
3
Mahasiswa Program Studi Keperawatan Universitas Malahayati
Email : rikesptr@gmail.com

ABSTRACT: THE CORRELATIONS OF NURSE’S MOTIVATION AND LEADERSHIP


STYLE TO NURSE’S BEHAVIOR IN SHARP MEDICAL WASTE DISPOSAL IN DR. A.
DADI TJOKRODIPO PUBLIC HOSPITALIN BANDAR LAMPUNG

Introduction: sharp medical waste is not only able to cause scratch and stab
wounds but also to infect wounds when they are contaminated by pathogen. A
pre-survey result done by the researcher in wards of dr. A. Dadi Tjokrodipo at
20 January 2019 to 10 nurses concerning activities of nursing care and medicla
waste management including needle, syringe, and bandage that were disposed
without sorting.
Purpose: the purpose of this research was to find out the correlations of
nurse’s motivation and leadership style to nurse’s behavior in sharp medical
waste disposal in dr. A. Dadi Tjokrodipo public hospital in Bandar Lampung.
Method: this was a quantitative analytic survey research by using cross
sectional approach and it was conducted in dr. A. Dadi Tjokrodipo public
hospital from March to April 2019. Population was all nurses and samples were
of total sampling. Data were collected by using questionnaires and analyzed by
using univariate (frequency distribution) and bivariate (chi square test)
analyses.
Result: there were 31 respondents (54.4%) with poor medical waste littering
behavior, 34 respondents (59.6%) with low motivation, and 29 respondents
(50.9%) with bad leadership style. There were correlations of nurse’s behavior
(p-value 0.000; OR 11.70) and leadership style (p-value 0.012: OR 4.725) to
sharp medical waste disposal in dr. A. Dadi Tjokrodipo public hospital in
Bandar Lampung in 2019.
Conclusion: there were correlations of nurse’s motivation and leadership style
to nurse’s behavior in littering sharp medical waste in dr. A. Dadi Tjokrodipo
public hospital in Bandar Lampung in 2019. The researcher expects nurse’s
motivation improvement concerning medical waste disposal by joining training
about effects of improper sharp medical waste disposal.

Keywords : motivation, leadership style, nurse’s behavior, medical waste


INTISARI: HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN
PERILAKU PERAWAT DALAM PEMBUANGAN SAMPAH MEDIS BENDA TAJAM DI
RSUD DR.A.DADI TJOKRODIPO KOTA BANDAR LAMPUNG

Latar Belakang: Sampah medis benda tajam dapat menyebabkan luka gores
maupun luka tusuk tetapi juga menginfeksi luka jika terkontaminasi pathogen.
Hasil pra survey yang dilakukan peneliti pada bangsal rawat inap di RSUD
Dr.A.Dadi Tjokrodipo pada tanggal 20 januari 2019 kepada 10 perawat melalui
aktivitas asuhan keperawatan dan pengelolaan sampah medis, jarum, spuit,
perban dibuang tanpa dipisahkan terlebih dahulu.
Tujuan: diketahui hubungan motivasi dan gaya kepemimpinan dengan perilaku
perawat dalam pembuangan sampah medis benda tajam di RSUD Dr. A. Dadi
Tjokrodipo Kota Bandar Lampung.
Metode Penelitian : Jenis penelitian kuantitatif, rancangan penelitian survei
analitik dengan pendekatan cross sectional telah dilakukan di RSUD Dr. A. Dadi
Tjokrodipo Kota Bandar Lampung bulan Maret-April 2019. Populasi seluruh
perawat dengan pengambilan sampel secara Total sampling. pengambilan data
menggunakan kuesioner yang dibagikan ke responden. Analisis data secara
univariat (distribusi frekuensi) dan bivariat (chi square).
Hasil : Diketahui perilaku pembuangan sampah tajam, sebanyak 31 (54,4%)
responden yang tidak baik, sebanyak 34 (59,6%) responden motivasi kurang
kuat, sebanyak 29 (50,9%) responden gaya kepemimpinan kurang baik, Ada
hubungan motivasi dengan perilaku perawat dalam pembuangan sampah medis
benda tajam (p-value = 0,000 OR 11,700), Ada hubungan gaya kepemimpinan
dengan perilaku perawat dalam pembuangan sampah medis benda tajam di
RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung tahun 2019 (p-value = 0,012
OR 4,725.
Kesimpulan : Ada hubungan motivasi dan kepemimpinan dengan perilaku
perawat dalam pembuangan sampah medis benda tajam dengan perilaku
perawat dalam pembuangan sampah medis benda tajam di RSUD Dr. A. Dadi
Tjokrodipo Kota Bandar Lampung tahun 2019. Peningkatan motivasi perawat
terkait dengan pembuangan samapah, dengan mengikutsertakan pelatihan yang
berhubungan dengan dampak dari sampah medis tajam yang tidak dikelola
dengan baik

Kata kunci : motivasi, gaya kepemimpinan, perilaku perawat, sampah medis

PENDAHULUAN Rencana Strategis Kementerian


Program Indonesia Sehat Kesehatan. (Kemenkes RI, 2016)
merupakan salah satu program Rumah sakit merupakan sarana
Nawa Cita, yaitu Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi
Kualitas Hidup Manusia Indonesia masyarakat. Selain membawa
dimana Program ini didukung oleh dampak positif, rumah sakit juga
program sektoral lainnya yaitu membawa dampak negatif yaitu
Program Indonesia Pintar, Program menghasilkan sampah selama
Indonesia Kerja, dan Program kegiatannya, salah satunya sampah
Indonesia Sejahtera. Program medis. Sampah medis rumah sakit
Indonesia Sehat menjadi program dikategorikan sebagai sampah
utama Pembangunan Kesehatan bahan berbahaya dan beracun (B3)
yang pencapaiannya melalui dengan kode sampah D227 seperti
disebutkan dalam Peraturan Menteri sebanyak 260 ribu (5% dari seluruh
Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI infeksi baru). Pada tahun 2016,
no: P.56/Menlhk-sekjen/2015 hasil penilaian yang dilakukan WHO
tentang tata cara dan persyaratan di 22 negara-negara berkembang
teknis pengelolaan lombah menunjukkan bahwa proporsi
berbahaya dan beracum dari fsilitas fasilitas layanan kesehatan yang
pelayanan kesehatan. Yang tidak menggunakan metode
termasuk sampah medis antara lain pembuangan sampah yang tepat
sampah infeksius, patologi, benda meningkat dari 18% menjadi 64%
tajam, farmasi, sitotoksis, kimia, (WHO, 2017).
radioaktif, kontainer bertekanan, Sebuah laporan yang diajukan
dan sampah dengan kandungan oleh US Environmental Protection
logam yang berat yang tinggi Agency di depan kongres Amerika
(Menteri LHK RI, 2015). menyajikan perkiraan kasus infeksi
World Health Organization Hepatitis B (HBV) akibat cedera
(WHO, 2016) melaporkan limbah oleh benda tajam di kalangan
Rumah Sakit yang dihasilkan tenaga medis dan pengelolaan
layanan kesehatan (rumah sakit) sampah rumah sakit. Jumlah kasus
hampir 80% berupa limbah umum infeksi HBV per-tahun di AS akibat
dan 20% berupa limbah bahan pajanan sampah rumah sakit adalah
berbahaya yang mungkin menular, sekitar 162321 kasus dari jumlah
beracun atau radioaktif. Sebesar total pertahun yang mencapai
15% dari limbah yang dihasilkan 300.000 kasus.Pada fasilitas layanan
layanan kesehatan merupakan kesehatan dimanapun, perawat dan
limbah infeksius atau limbah tenaga kebersihan merupakan
jaringan tubuh, limbah benda tajam kelompok utama yang berisiko
sebesar 1%, limbah kimia dan mengalami cedera, jumlah yang
farmasi 3%, dan limbah genotoksik bermakna justru berasal dari luka
dan radioaktif sebesar 1%. Negara teriris dan tertusuk limbah benda
maju menghasilkan 0,5 kg limbah tajameeee (Pruss dkk, 2015).
berbahaya per tempat tidur rumah Sampah medis benda tajam
sakit per hari. Rumah sakit dapat dapat menyebabkan luka gores
dianggap sebagai mata rantai maupun luka tusuk tetapi juga
penyebaran penyakit menular menginfeksi luka jika
karena sampah menjadi tempat terkontaminasi patogen. Karena
berkembang biaknya memiliki potensi cedera dan
mikroorganisme penyebab penyakit menularkan penyakit, benda tajam
dan sarang serangga serta tikus. Di termasuk dalam kelompok sampah
samping itu kadang-kadang dapat yang sangat berbahaya. Infeksi yang
mengandung bahan kimia beracun ditularkan melalui subkutan lewat
dan benda-benda tajam yang dapat agent penyebab penyakit. Jarum
menimbulkan penyakit atau cidera suntik merupakan bagian yang
(Djuhaeni, 2015). penting dalam sampah medis benda
World Health Organization tajam dan berbahaya karena sering
(WHO) tahun 2015 mencatat kasus terkontaminasi darah pasien (Pruss
infeksi akibat tusukan jarum yang dkk, 2015).
terkontaminasi diperkirakan (1) Peran perawat sebagai
terinfeksi virus Hepatitis B sebanyak pemberi asuhan keperawatan
21 juta (32% dari seluruh infeksi kepada pasien dilakukan dari yang
baru), (2) terinfeksi virus Hepatitis sederhana sampai dengan yang
C sebanyak 2 juta (40% dari seluruh kompleks. Asuhan keperawatan
infeksi baru), (3) terinfeksi virus HIV kepada pasien seperti mengganti
infus, mengganti perban ataupun kurang baik yaitu sebanyak 32 orang
tindakan menyuntik adalah contoh (53,3%) (Zainaro, 2017). Hasil
dalam tindakan asuhan penelitian dengan judul hubungan
keperawatan. Namun pada motivasi perawat dan gaya
pelaksanaannya pengelolaan kepemimpinan terhadap ronde
sampah medis pada perawat masih keperawatan diruang rawat inap
menjadi persoalan tersendiri bedah RSUD Raden Mattaher Jambi
sehingga berpengaruh pada perilaku menunjukkan bahwa dari 38
perawat dalam pengelolaan sampah responden, 55,3% memiliki motivasi
medis. Perawat dalam menjalankan rendah, 71,1% dengan gaya
tugasnya harus mempunyai motivasi kepemimpinan baik (Zainaro, 2018).
yang kuat dan perilaku kesehatan Hasil penelitian diketahui terdapat
yang baik agar selama pelaksanaan hubungan gaya kepemimpinan
asuhan keperawatan dapat berjalan kepala ruangan dengan kinerja
dengan baik sesuai SOP yang perawat pelaksana di ruang rawat
berlaku di rumah sakit (Lyn, dkk, inap RSUD Polewali Mandar (p =
2015). 0,002) (Haeranti, 2018).
Perawat lebih banyak berperan Sub instalasi sanitasi Dr.A.Dadi
dalam melakukan tindakan Tjokrodipo Kota Bandar Lampung
pelayanan keperawatan kepada membuat SOP (Prosedur Tetap)
pasien, kemungkinan besar Nomor 29/1NOS/XI/2015 mengenai
perawatlah yang pertama kali pemisahan sampah. Petugas
berperan apakah sampah medis kebersihan melapisi bagian dalam
sudah dibuang ke tempat yang aman tempat sampah dengan kantong
sebelum di kumpulkan dan diangkut plastik sesuai jenisnya, yaitu: (1)
ke tempat pembuangan akhir yakni kantong plastik kuning untuk
incinerator oleh petugas pengangkut sampah medis umum (non
sampah rumah sakit (Lambogia, sitostatik, non radioaktif, non suntik
2016). Untuk memotivasi seorang bekas), (2) kantong plastik hitam
perawat khususnya dalam untuk sampah non medis, dan (3)
penanganan sampah medis selain untuk sampah medis bekas suntik
kesadaran dari orang itu sendiri, dimasukan ke dalam kotak
perlu orang lain yang memberi safetybox, namun beradasarkan
motivasi karena dengan kehadiran hasil pengamatan, SOP tersebut
orang lain akan semakin belum dijalankan dengan
meningkatkan motivasi dalam diri sepenuhnya. Hal ini di karenakan
perawat seperti kepemimpinan pelatihan keselamatan kerja kepada
(Zainaro, 2017). Gaya tenaga keperawatan belum di
kepemimpinan dapat mempengaruhi lakukan secara paripurna dan
bagaimana sistematis manajemen terjadwal, sehingga keterampilan
kepemimpinan menuju ke arah dan kebiasaan serta sikap perawat
kualitas kinerja yang bermutu terhadap praktik keselamatan kerja
(Haeranti, 2018). belum dilaksanakan maksimal.
Penelitian dengan judul Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota
pengaruh motivasi kerja terhadap Bandar Lampung merupakan salah
kinerja perawat pelaksana di Ruang satu rumah sakit pemerintah yang
Rawat Inap RSUD Alimuddin Umar memiliki tenaga keperawatan 147
Kabupaten Lampung Barat tahun yang terbagi antara di seluruh
2017 didapati sebagian besar ruangan tindakan rawat inap
motivasi kerja perawat pelaksana di maupun poliklinik dan memberikan
Ruang Rawat Inap RSUD Alimuddin pelayanan kesehatan kepada
Umar Kabupaten Lampung Barat masyarakat secara professional.
Pelayanan kesehatan kepada apakah limbah medis padat akan
masyarkat ini tentunya harus berada pada tempat yang aman
didukung oleh tenaga kesehatan atau tidak, sebelum diangkut
yang bermutu khususnya perilaku ketempat pembuangan akhir yakni
tenaga kesehatan dalam penelitian insinerator oleh petugas pengangkut
ini perilaku perawat dalam limbah dari rumah sakit.
pengelolaan sampah medis. Pelaksanaan pengelolaan
Pengelolaan sampah medis di rumah sampah medis benda tajam di
sakit mengacu pada konsep Dr.A.Dadi Tjokrodipo Kota Bandar
pengelolaan lingkungan sebagai Lampung masih belum dilaksanakan
sebuah sistem dengan berbagai sesuai prosedur. Hal ini
proses manajemen didalamnya yang menyebabkan jarum menembus
dikenal sebagai sistem manajemen plastik dan limbah cair seperti
lingkungan. cairan infus atau darah yang berada
Hasil prasurvey yang di lakukan di kantong plastik berceceran.
di Rumah Sakit Bhayangkara Masalah ini harus segera diatasi
diketahui bahwa jumlah tenaga karena dapat menyebabkan risiko
perawatan di ruang rawat inap terkena penyakit dan cedera
sebanyak 53 orang, dan dari 10 (tertusuk jarum) terutama pada
orang perawat yang dilakukan petugas kebersihan. Petugas
observasi dalam penanganan kebersihan mengangkut sampah
sampah medis tajam, diketahui medis setiap pagi menggunakan
sebanyak 70% perawat selalu trolly khusus. Sampah medis benda
memasukkan spuit yang telah di tajam kemudian dibawa untuk
gunakan ke dalam safetybox, begitu ditimbang dan dimasukan ke dalam
juga dengan jarum bekas infusan insinerator untuk dimusnahkan.
sedangkan 30% perawat meletakkan Berdasarkan hasil wawancara
pada bengkok dengan alasan diketahui bahwa kepala ruangan
dikumpulkan terlebih dahulu belum pernah memberikan
setelah itu baru di masukkan funisment terhadapa perawat yang
kedalam safetybox. membuang sampah tajam bukan
Hasil pra survey yang dilakukan ketempatnya.
peneliti pada bangsal rawat inap di Melalui hasil analisis
RSUD Dr.A.Dadi Tjokrodipo pada sementara didapatkan bahwa
tanggal 20 januari 2019 kepada 10 penyebab utama produktifitas dan
perawat melalui aktivitas asuhan kinerja perawat rendah pada
keperawatan dan pengelolaan perilaku pembuangan sampah medis
sampah medis, jarum, spuit, perban tajam ternyata terletak pada orang-
dibuang tanpa dipisahkan terlebih orangnya, bukan pada peralatan
dahulu. Terlihat 8 perawat (80%) kerja yang kurang baik. Rendahnya
melakukan pembuangan sampah kinerja perawat diduga terletak
tidak memperhatikan kebersihan pada kemampuan kerja perawat
tangan perawat seperti dan motivasi kerja perawat
menggunakan sarung tangan dan tersebut. Setelah dilakukan
mencuci tangan setelah membuang observasi ke ruangan didapatkan
sampah, cairan infus atau darah hasil sementara bahwa sebenarnya
yang berada di kantong plastik kemampuan kerja perawat cukup
berceceran. plastik bekas tinggi, tetapi motivasi kerja
pembungkus makanan tercampur perawatnya yang rendah serta gaya
dengan plabot bekas infuse. Dari hal kepemimpinan yang kurang pas
tersebut di atas, kemungkinan besar pada ruangan. Dengan demikian
perawat yang pertama kali berperan dapat dikatakan rendahnya kinerja
perawat disebabkan karena Alat ukur/Instrumen berupa
rendahnya faktor motivasi kerja kuesioner (angket tertutup) Peneliti
perawat itu sendiri dan gaya menggunakan kuesioner yang sudah
kepemimpinan di ruangan. pernah dilakukan uji validitas dan
Berdasarkan masalah reliabilitas, sehingga peneliti tidak
tersebut di atas maka peneliti melakukan uji validitas dan
tertarik untuk meneliti lebih jauh reliabilitas lagi. Instrumen yang
mengenai hubungan motivasi dan digunakan merupakan instrumen
gaya kepemimpinan dengan perilaku dari penelitian: Mila Triana Sari
perawat dalam pembuangan sampah (2009) hubungan budaya organisasi
medis benda tajam di RSUD Dr. A. dan gaya kepemimpinan kepala
Dadi Tjokrodipo Kota Bandar ruangan dengan kinerja perawat
Lampung pelaksana di ruang rawat inap
rumah sakit daerah raden mattaher
jambi, budaya organisasi dengan
METODOLOGI PENELITIAN nilai uji r = 0,947 dan gaya
kepemimpinan dengan nilai uji r =
Jenis penelitian kuantitatif 0,904, kinerja dengan nilai r =
Penelitian ini bersifat deskriptif 0.923, Ridwan, Lutfi Fauji (2013)
analitik, pendekatan cross sectional pengaruh motivasi intrinsik ndan
Populasi perawat pelaksana RSUD motivasi enkstrinsik terhadap
DR. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar kinerja perawat suatu kajian
Lampung di ruang rawat inap E1, literature, dengan nilai uji r =
E2, E3 dan E4 sebanyak 57 orang 0,863. Sri Puspan Dari Harahap
perawat. Jumlah sampel dalam (2017) gambaran perilaku perawat
penelitian ini sebanyak 57 dalam membuang limbah medis dan
responden, teknik sampling yang non medis di Rumah Sakit
digunakan adalah dengan cara Bhayangkara TK II Medan tahun 2017
teknik total sampling. Penelitian ini dengan nilai uji r = 0,934. Analisis
telah dilakukan Tanggal 21 Juni – data univariat dan bivariat (chi
21 Juli 2019 di RSUD DR. A. Dadi square).
Tjokrodipo Kota Bandar Lampung.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Univariat

Distribusi frekuensi perilaku perawat dalam pembuangan sampah medis


benda tajam, motivasi dan gaya kepemimpinan

Perilaku perawat pembuangan


sampah medis benda tajam Frekuensi Persentase (%)
Tidak baik 31 54,4
Baik 26 45,6
Motivasi Frekuensi Persentase (%)
Kurang kuat 34 59,6
Kuat 23 40,4
Gaya kepemimpinan Frekuensi Persentase (%)
Kurang baik 29 50,9
Perilaku perawat pembuangan
sampah medis benda tajam Frekuensi Persentase (%)
Tidak baik 31 54,4
Baik 26 45,6
Baik 28 49,1
Total 57 100.0

Berdasarkan tabel, diketahui dari disimpulkan bahwa sebagian besar


57 responden, sebanyak 31 (54,4%) motivasi perawat kurang kuat.
responden pembuangan sampah Berdasarkan tabel, diketahui dari 57
medis benda tajam kurang baik dan responden, sebanyak 29 (50,9%)
sebanyak 26 (45,6%) responden yang responden mengungkapkan bahwa
baik, sehingga dapat disimpulkan gaya kepemimpinan kurang baik dan
bahwa sebagian besar perilaku sebanyak 28 (49,1%) responden
perawat dalam pembuangan sampah mengungkapkan bahwa gaya
medis benda tajam kurang baik. kepemimpinan baik, sehingga dapat
Berdasarkan tabel, diketahui dari 57 disimpulkan bahwa sebagian besar
responden, sebanyak 34 (59,6%) perawat mengungkapkan bahwa
responden motivasi kurang kuat dan gaya kepemimpinan di rumah sakit
sebanyak 23 (40,4%) responden kurang baik.
motivasi kuat, sehingga dapat

Analisis bivariat
Hubungan motivasi dengan perilaku perawat dalam pembuangan sampah
medis benda tajam di RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung.

Perilaku pembuangan
sampah tajam p-
Motivasi OR
Tidak baik Baik N % value
f % f %
Kurang kuat 26 76,5 8 23,5 34 100,0 11,700
Kuat 5 21,7 18 78,3 23 100,0 0,001 (3,290 –
Total 31 54,4 26 45,6 57 100,0 41,608)

Berdasarkan Tabel dapat statistik diperoleh p-value = 0,001


diketahui dari 34 responden dengan yang berarti <α (0,05), maka dapat
motivasi kurang kuat, sebanyak 26 disimpulkan bahwa ada hubungan
(76,5%) responden perilaku motivasi dengan perilaku perawat
pembuangan sampah tajam tidak dalam pembuangan sampah medis
baik dan sebanyak 8 (23,5%) benda tajam di RSUD Dr. A. Dadi
responden perilaku pembuangan Tjokrodipo Kota Bandar Lampung
sampah tajam baik. Dari 23 tahun 2019, dengan nilai OR 11,700
responden dengan motivasi kuat, berarti responden dengan motivasi
sebanyak 5 (21,7%) responden kurang kuat memiliki risiko 11 kali
perilaku pembuangan sampah tajam lebih besar perilaku pembuangan
tidak baik dan sebanyak 18 (78,3%) sampah medis benda tajam tidak
responden perilaku pembuangan baik jika dibandingkan dengan
sampah tajam baik. Hasil uji responden dengan motivasi kuat.
Hubungan gaya kepemimpinan dengan perilaku perawat dalam pembuangan
sampah medis benda tajam di RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar
Lampun.

Perilaku pembuangan
Gaya sampah tajam p-
OR
kepemimpinan Tidak baik Baik N % value

Kurang baik 21 72,4 8 27,6 29 100,0 4,725


Baik 10 35,7 18 64,3 28 100,0 0,012 (1,537 –
Total 31 54,4 26 45,6 57 100,0 14,522)

Berdasarkan Tabel dapat berarti <α, maka dapat


diketahui dari 29 responden dengan disimpulkan bahwa ada hubungan
gaya kepemimpinan kurang baik, gaya kepemimpinan dengan perilaku
sebanyak 21 (72,4%) responden perawat dalam pembuangan sampah
perilaku pembuangan sampah tajam medis benda tajam di RSUD Dr. A.
tidak baik dan sebanyak 8 (27,6%) Dadi Tjokrodipo Kota Bandar
responden perilaku pembuangan Lampung tahun 2019, dengan nilai
sampah tajam baik. Dari 28 OR 4,725 berarti responden yang
responden dengan gaya merasakan gaya kepemimpinan
kepemimpinan baik, sebanyak 10 kurang baik memiliki risiko 4,7 kali
(35,7%) responden perilaku lebih besar perilaku pembuangan
pembuangan sampah tajam tidak sampah medis benda tajam tidak
baik dan sebanyak 18 (64,3%) baik jika dibandingkan dengan
responden perilaku pembuangan responden yang merasakan gaya
sampah tajam baik. Hasil uji kepemimpinan baik.
statistik diperoleh p-value = 0,012
yang

baik jika dibandingkan dengan


PEMBAHASAN responden dengan motivasi kuat.
Menurut pendapat peneliti
Hubungan motivasi dengan dari 23 responden dengan motivasi
perilaku perawat dalam kuat dan yang memiliki perilaku
pembuangan sampah medis benda pembuangan sampah tajam baik
tajam di RSUD Dr. A. Dadi sebanyak 18 (78,3%) orang, menurut
Tjokrodipo Kota Bandar Lampung pendapat peneliti tingginya motivasi
tahun 2019. kerja tenaga perawatan di Rumah
Sakit dipengaruhi oleh adanya
Hasil uji statistik diperoleh penghargaan yang diberikan dari
p-value = 0,000 yang berarti <α, pimpinan dimana perawat merasa
maka dapat disimpulkan bahwa ada adanya perhatian dari atasan untuk
hubungan motivasi dengan perilaku melaksanakan proses keperawatan
perawat dalam pembuangan sampah lebih baik. Kondisi pekerjaan yang
medis benda tajam di RSUD Dr. A. menyenangkan dirasakan oleh
Dadi Tjokrodipo Kota Bandar tenaga perawatan juga dapat
Lampung tahun 2019, dengan nilai mempengaruhi motivasi tenaga
OR 11,700 berarti responden dengan perawatan. Hubungan kerja antara
motivasi kurang kuat memiliki risiko teman sejawat dan atasan yang
11 kali lebih besar perilaku terjalin harmonis dan rasa
pembuangan sampah tajam tidak kekeluargaan yang tinggi, kondisi
lingkungan kerja yang aman dan meletakkan barang dibukan
nyaman sehingga tenaga perawatan tempatnya.
bekerja tanpa ada gangguan atau Menurut penelitian
masalah. Adanya supervisi yaitu berdasarkan hasil penelitian
pengawasan atau monitoring yang diketahui dari 34 responden dengan
dilakukan secara berkala oleh motivasi kurang kuat, sebanyak 8
kepala ketenaga perawatan kepada (23,5%) responden yang memiliki
tenaga perawatan juga harus perilaku pembuangan sampah tajam
dilakukan. Adanya supervisi ini baik hal ini karena perawat
diharapkan membuat tenaga memiliki pengetahuan /
perawatan berusaha untuk keterampilan yang baik dalam
melakukan tindakan keperawatan pengelolaan sampah tajam. dan
sesuai dengan prosedur dan asuhan sebanyak 26 (76,5%) responden
keperawatan. Adanya promosi perilaku pembuangan sampah tajam
pekerjaan bagi tenaga perawatan tidak baik, dimungkinkan kurangnya
yang memiliki prestasi salah satunya komunikasi antara atasan dan
perilaku pembuangan sampah tajam perawat, kompensasi yang diberikan
yang baik. Motivasi yang kuat juga tidak sesuai atau fasilitas yang tidak
berpengaruh pada rasa tanggung lengkap sehingga perilaku
jawab yang dimiliki oleh tenaga pembuangan sampah tajam yang
perawatan, sehingga setiap terlihat masih kurang baik menurut
melakukan tindakan asuhan pendapat peneliti banyak hal yang
keperawatan mereka benar-benar mempengaruhi motivasi yang kurang
penuh rasa tanggung jawab. Adanya kuat pada seorang pegawai seperti
pengembangan diri, yaitu tenaga kepuasan kerja, system
perawatan mendapatkan penghargaan, konflik yang ada pada
kesempatan untuk kemajuan dalam diri perawat itu sendiri sehingga
pekerjaan, seperti mengikuti mempengaruhi motivasi kerja dan
pelatihan, seminar-seminar dan perilaku pembuangan sampah tajam
menambah ilmu pendidikan dalam dari perawat. Menurut peneliti
bidang keperawatan. seseorang yang memiliki motivasi
Adapun sebanyak 5 (21,7%) kerja tinggi akan bekerja dengan
responden dengan motivasi kuat baik, mempunyai rasa tanggung
namun memiliki perilaku jawab dengan tugas yang diberikan
pembuangan sampah tajam tidak dan selalu berusaha untuk
baik seperti perawat tidak menghasilkan prestasi kerja. Hal
meletakkan tempat sampah tersebut dapat dipahami karena
infeksius/sharps box pada lokasi motivasi kerja merupakan faktor
yang mudah dilihat,dijangkau dan yang penting bagi tenaga perawatan
aman, perawat tidak untuk menjalankan tugas – tugas
menghindarkan meremas/menekan yang menjadi tanggung jawab
kantong plastik kuning yang sudah tenaga perawatan. Tanpa adanya
terisi agar tidak terkena benda motivasi kerja, pekerjaan tidak
tajam perilaku – perilaku ini yang akan dapat berjalan dengan baik.
terkesan sepele namun sebenarnya Apabila motivasi kerja tenaga
merupakan perilaku dalam perawatan tinggi, maka tenaga
pengelolaan sampah tajam, hal ini perawatan dapat bekerja secara
kemungkinan bisa terjadi karena maksimal sehingga dapat
perawat terburu-buru dalam menghasilkan perilaku pembuangan
melakukan kegiatan keperawatan sampah tajam yang baik pula.
sehingga terkadang reflek untuk Motivasi dapat ditingkatkan salah
satunya dengan pemberian
penghargaan kepada tenaga Menurut pendapat peneliti
perawatan yang menunjukkan berdasarkan hasil penelitian
perilaku pembuangan sampah tajam diketahui 28 responden yang
yang baik, dimana pihak rumah mengungkapkan gaya kepemimpinan
sakit dapat memberikan penilaian baik, sebanyak 10 (35,7%)
yang dilakukan oleh bagian responden perilaku pembuangan
kepegawaian dalam menilai kinerja sampah tajam tidak baik menurut
masing – masing tenaga pendapat peneliti penataan
keperawatan. Selain itu rumah sakit lingkungan kerja yang kondusif
dapat melakukan refreshing bagi perlu diciptakan agar tenaga
karyawan sehingga karyawan tidak perawatan dapat bekerja secara
jenuh Dengan rutinitas yang efektif dan efisien. Menciptakan
dilakukan suasana kerja yang dapat
mendorong tenaga perawatan
Hubungan gaya kepemimpinan untuk melakukan yang terbaik,
dengan perilaku perawat dalam diperlukan seorang pemimpin.
pembuangan sampah medis benda Pemimpin tersebut harus
tajam di RSUD Dr. A. Dadi mempunyai kemampuan untuk
Tjokrodipo Kota Bandar Lampung memahami bahwa seseorang
tahun 2019. memiliki motivasi yang berbeda–
beda. Pemimpin yang baik mampu
Hasil uji statistik diperoleh p- menentukan gaya kepemimpinan
value = 0,012 yang berarti <α, maka yang tepat dalam memimpin
dapat disimpulkan bahwa ada bawahannya dengan memperhatikan
hubungan gaya kepemimpinan karakteristik bawahan dan visi misi
dengan perilaku perawat dalam organisasi yang hendak dicapai.
pembuangan sampah medis benda Pemimpin yang kurang baik, yang
tajam di RSUD Dr. A. Dadi tidak dapat memilih gaya
Tjokrodipo Kota Bandar Lampung kepemimpinan yang tepat, tidak
tahun 2019, dengan nilai OR 4,725 memiliki kemampuan yang
berarti responden yang memadai, tidak menguasai
mengungkapkan gaya kepemimpinan kewenangan yang dimiliki dan tidak
kurang baik memiliki risiko 4,7 kali dapat mencipatakan situasi kerja
lebih besar perilaku pembuangan yang menyenangkan tentu akan
sampah medis benda tajam tidak berimbas kepada perilaku
baik jika dibandingkan dengan pembuangan sampah tajam
responden yang mengungkapkan bawahan yang kurang baik
gaya kepemimpinan baik. Pada hasil penelitian diketahui
Penelitian Fahriyah (2017) sebanyak 18 (64,3%) perilaku
dengan judul Pengetahuan Dan pembuangan sampah tajam kurang
Sikap Dengan Perilaku Perawat baik dimungkinkan kurangnya
Dalam Pemilahan Dan Pewadahan tanggung jawab dalm pekerjaan
Limbah Medis Padat. Hasil sesuai dengan standar operasioanl
penelitian menunjukkan ada prosedur (SOP) di tempat kerja,
hubungan antara pengetahuan motivasi diri / kesadaran diri yang
dengan perilaku perawat dalam kurang dalm mencapai tujuan atau
pemilahan dan pewadahan limbah kurangnya kemampuan
medis padat (p-value=0,0001), dan /pengalaman/ keahlian dalam
ada hubungan antara sikap dengan melakukan pekerjaan. Oleh karena
perilaku perawat dalam pemilahan itu sangat dibutuhkan pemimpin
dan pewadahan limbah medis padat (kepala ruangan) yang siap
(pvalue=0,021). menghadapi kondisi kritis, sehingga
pemimpin (kepala ruangan) ruang menjadi lambat. Hal ini kurang
tenaga perawatan di rumah sakit tepat diterapkan di rumah sakit,
betul-betul telah disiapkan baik karena dalam situasi menangai
fisik maupun mental. Persiapan pasien yang kritis diperlukan
tersebut secara tidak langsung tindakan cepat dalam mengambil
diproses dari pengalaman kerja suatu keputusan.
yang bertahun-tahun dan bekal Pada kepemimpinan yang
pengetahuan melalui pelatihan. kurang baik namun perilaku
Dengan demikian kepala ruangan pembuangan sampah tajam
sebagai manajer tingkat bawah dan pegawainya baik, menurut pendapat
sebagai individu memiliki sifat dasar peneliti terjadi karena pegawai
dan kepribadian sehingga memiliki telah memahami tugas, fungsi dan
kecendrungan karakteristik kedudukannya dengan baik.
tersendiri, namun dengan Pekerjaan sebagai tenaga
mempelajari perilaku mampu perawatan berkaitan erat dengan
menerapkan perilaku kepemimpinan ketrampilan dan keahlian individu,
yang efektif dan mampu memahami serta kemampuan bekerja sama
karakterisitik dari masing-masing dengan rekan sejawat yang setara
individu. dalam tim. Dengan demikian masih
Sedangkan dari 29 responden sangat dimungkinkan meskipun
dengan gaya kepemimpinan kurang kepemimpinan kurang baik namun
baik, sebanyak 21 (72,4%) perilaku pembuangan sampah tajam
responden perilaku pembuangan staff dibawahnya berkategori baik.
sampah tajam baik hal ini Berdasarkan penelitian ini, bahwa
dimungkinkan karena responden pemimpin yang baik adalah
dalam bekerja tidak hanya loyal pemimpin yang dapat memadukan
kepada pimpinan ruangan namun antara gaya kepemimpinan otoriter
juga loyal terhadap institusi sehingg dengan demokratis seperti pada
walaupun responden merasa baha gaya kepemimpinan partisipatif.
pimpinan ruangan kurang baik Bawahan memerlukan pengawasan
dalam menjalankan fungsinya yang ketat dengan memberikan
namun responden tetap mampu intruksi dalam situasi yang darurat
menunjukkn perilaku pembuangan dan sangat perlu dilibatkan dalam
sampah tajam dengan baik dan pengambilan keputusan. Situasi
sebanyak 8 (27,6%) responden yang demikian nampak
perilaku pembuangan sampah tajam meningkatkan dan perilaku
kurang baik. Menurut pendapat pembuangan sampah tajam kerja
peneliti pemimpin (kepala ruangan) bawahan.
yang menonjolkan otoritasnya
dengan memberikan intruksi tanpa
memperhatikan ide dan pendapat KESIMPULAN
bawahan seperti gaya
kepemimpinan otoriter, tidak akan Diketahui dari 57 responden dengan
meningkatkan motivasi bawahan, perilaku pembuangan sampah tajam
karena cenderung terlalu mengatur. sebanyak 31 (54,4%), sebanyak 34
Demikian halnya bila pemimpin (59,6%) responden motivasi kurang
(kepala ruangan) hanya tergantung kuat dan sebanyak 23 (40,4%)
pada bawahan, dimana setiap responden motivasi kuat, sebanyak
tindakan selalu melibatkan bawahan 29 (50,9%) responden gaya
seperti pada gaya kepemimpinan kepemimpinan kurang baik, Ada
demokratis akan menyebabkan hubungan motivasi dengan perilaku
proses pengambilan keputusan perawat dalam pembuangan sampah
medis benda tajam dan ada Mandar. Journal of Islamic
hubungan gaya kepemimpinan Nursing, 1(2), 41-50.
dengan perilaku perawat dalam
pembuangan sampah medis benda Harahap, S. P. D. (2018). Gambaran
tajam di RSUD Dr. A. Dadi Perilaku Perawat dalam
Tjokrodipo Kota Bandar Lampung Membuang Limbah Medis dan
tahun 2019. Non Medis di Rumah Sakit
Bhayangkara TK II Medan
Tahun 2017.
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia, P. R. (2015). Peraturan
Azwar, S. (2016). Sikap Manusia Presiden Republik Indonesia
Teori dan Pengukurannya, No. 16 Tahun 2015 tentang
Edisi ke-2. Yogyakarta: Kementerian Lingkungan
Pustaka Pelajar Offset. Hidup dan
Kehutanan. Jakarta,
Depkes R. I. (2016). Profil Indonesia.
Kesehatan Indonesia. Diakses
dari http://www. depkes. Indonesia, R. (2008). Undang-
go.id/resources/.../profil- Undang No. 18 Tahun 2008
kesehatan.../Profil- tentang Pengelolaan
Kesehatan-Indonesia- Sampah. Jakarta.
2016.pdf.
KeMenKes, R. I. (2004). Kepmenkes
DepKes, R. I. (2014). Profil RI No. 1204/Menkes.
Kesehatan Indonesia SK/X/2004 Tentang
2012. Tersedia: http://www. Persyaratan Kesehatan
depkes. go. id/resources/d Lingkungan Rumah Sakit.
ownload /pusdatin /profil-
kesehatanindonesia /profil- KemenKes, R. I. (2016). Profil
kesehatanindonesia-2014. pdf kesehatan Indonesia tahun
(Diakses: tanggal 20 Maret 2015. Jakarta: Kementerian
2016). Kesehatan Republik
Indonesia.
Fahriyah, L., Husaini, H., &
Fadillah, N. A. (2017). Khodijah, N. (2014). Psikologi
Pengetahuan dan Sikap Pendidikan. Jakarta: Rajawali
dengan Perilaku Perawat Pers.
dalam Pemilahan dan
Pewadahan Limbah Medis Lombogia, A., Rottie, J., dan
Padat. Jurnal Publikasi Karundeng, M. (2016).
Kesehatan Masyarakat Hubungan Perilaku Dengan
Indonesia, 3(3). Kemampuan Perawat Dalam
Melaksanakan Keselamatan
Haeranti, M., & Dasong, Z. (2018). Pasien (Patient Safety) Di
Hubungan Gaya Ruang Akut Instalasi Gawat
Kepemimpinan Kepala Darurat RSUP Prof. Dr. RD
Ruangan Dengan Kinerja Kandou Manado. Jurnal
Perawat Pelaksana Di Ruang Keperawatan, 4(2).
Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah Polewali Mangkunegara, A. A. P.
(2003). Manajemen sumber
daya manusia perusahaan. rawat inap Rumah Sakit
Remaja Rosdakarya. Daerah Raden Mattaher
Jambi (Doctoral dissertation,
Mayasari, P. (2016). Pengetahuan Universitas Indonesia.
Dan Keterampilan Perawat Fakultas Ilmu Keperawatan).
Dalam Membuang Limbah Di
RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Simarmata, H. L. T. (2011). Analisis
Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pengelolaan Limbah Padat
Fakultas Keperawatan, 1(1). dan Cair di RSUD dr.
Djasamen Saragih
Notoatmodjo, S. (2012). Ilmu Pematangsiantar Tahun 2011.
Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta. Sunny, M. P. (2018). Pentingnya
Penerapan Etika
Nurharyanti, L., Ns, E. T. N., Kepemimpinan Hindu di Bali
Susilaningsih, E. Z., dan Kp, Berlandaskan Asta Brata
S. (2016). Hubungan antara dengan Berbasis Tri Hita
tingkat pengetahuan perawat Karana. VIDYA WERTTA:
dengan perilaku perawat Media Komunikasi Universitas
dalam pengelolaan sampah Hindu Indonesia, 1(2), 84-93.
medis di ruang rawat inap
RSUD Sukoharjo (Doctoral WHO. (2016). Health-care waste.
dissertation, Universitas https://www.who.int/news-
Muhammadiyah Surakarta) room/fact-
sheets/detail/health-care-
Nursalam. (2016). Manajemen waste
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika. WHO. (2017). WHO Global Infection
Prevention and Control
Ramadhan, A. A., Rahmadi, A. R., Network meeting.
dan Djuhaeni, H. (2015). https://www.who.int/infecti
Ability and Willingness to Pay on-prevention/about/GIPCN-
Premium in the Framework of meeting-feb2017.pdf?ua=1
National Health Insurance
System. Althea Medical Wibowo. (2014). Manajemen
Journal, 2(4), 502-505. Kinerja. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
Ridwan, L. F. (2013). Pengaruh
Motivasi Intrinsik dan Zainaro, M. A., Isnainy, U. C. A. S.,
Motivasi Ekstrinsik Furqoni, P. D., dan Wati, K.
Terhadap Kinerja Perawat (2017). Pengaruh Motivasi
Suatu Kajian Kerja Terhadap Kinerja
Literatur. Bandung: Perawat Pelaksana Di Ruang
Universitas Padjajaran. Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah Alimuddin
Sari, M. T. (2009). Hubungan Umar Kabupaten Lampung
budaya organisasi dan gaya Barat Tahun 2017. Holistik
kepemimpinan kepala Jurnal Kesehatan, 11(4), 209-
ruangan dengan kinerja 215.
perawat pelaksana di ruang

Anda mungkin juga menyukai