Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PROYEK IPA TERAPAN DASAR

MK PRAKTIKUM IPA TERAPAN

BATERAI SERBUK KARBON

Oleh:

Meiningrum (16312241010)

Fajri Nur M. (16312241011)


(16312241011 )

Aini Putri R. (16312241012)


(16312241012 )

Vina Jazaul K. (16312241013)


(16312241013 )

Widya Santi R. (16312241015)


(16312241015 )

Kelompok 3/IPA A 2016

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Maret, 2019
HALAMAN PENGESAHAN

PRAKTIKUM BATERAI SERBUK KARBON

Oleh:

Kelompok III

Yogyakarta, 2 Maret 2019

Anggota:

 Nama NIM Tanda Tangan


Meiningrum 16312241010
Fajri Nur M. 16312241011
Aini Putri R. 16312241012
Vina Jazaul K. 16312241013
Widya Santi Ratna D. 16312241015

Diserahkan pada tanggal 6 Maret 2019, jam 09.20 WIB

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

(.................................................)
A. JUDUL
Baterai Serbuk Karbon
B. TUJUAN
1. Mengetahui cara pembuatan baterai sederhana menggunakan serbuk karbon
2. Menguji baterai dengan perangkat listrik kecil (la mpu)
C. DASAR TEORI

Baterai adalah unit mandiri yang menyimpan energi kimia dan pada proses
charging, mengubahnya langsung menjadi energi listrik untuk daya berbagai aplikasi
(Winter, 2004). Ada dua jenis baterai, yaitu baterai primer dan baterai sekunder atau
disebut juga non-isi ulang dan isi ulang (Armand,2008). Baterai primer adalah sel,
atau sekelompok sel, untuk pembangkitan energi listrik yang dimaksudkan untuk
 penggunaan sampai habis dan kemudian dibuang. Baterai primer dirakit untuk
melepaskan beban yang banyak hal tersebut adalah proses primer selama operasi.
Baterai sekunder adalah kelompok sel dari sel untuk pembangkit energi listrik dimana
sel, setelah keluar dapat dikembalikan ke posisi semula disebabkan oleh arus listrik
mengalir dalam arah berlawanan dengan aliran arus ketika arus itu dikembalikan ke
semula. Istilah lain untuk baterai isi ulang atau akumulator. Baterai sekunder biasanya
dirakit di suatu tempat penghabisan, lalu harus diisi terlebih dahulu sebelum dapat
menjalani pengembalian dalam proses sekunder (Winter, 2004).

Baterai mempunyai 2 elektroda yaitu elektroda positif dan elektroda negatif.


Suatu beban apabila terhubung dengan elektroda-elektroda baterai, maka akan timbul
reaksi elektro kimia dan terjadilah aliran arus listrik dari kutub positif menuju negatif
(Anizar, 2012).

Kutub yang bertanda positif menandakan bahwa memiliki energi potensial


yang lebih tinggi dari pada kutub bertanda negatif. Kutub bertanda negatif adalah
sumber elektron yang ketika disambungkan dengan rangkaian eksternal akan mengalir
dan memberikan energi ke peralatan eksternal. Ketika baterai dihubungkan dengan
rangkaian eksternal, elektrolit dapat berpindah sebagai ion di dalamnya, sehingga
terjadi reaksi kimia pada kedua kutubnya. Perpindahan ion dalam baterai akan
mengalirkan arus listrik keluar dari baterai sehingga menghasilkan kerja.

Sebuah baterai biasanya terdiri dari tiga komponen penting, yaitu:


1. Anoda
Anoda merupakan elektroda yang berfungsi sebagai pengumpul ion serta
merupakan material aktif. Material yang dapat dipakai sebagai anoda harus
memiliki karakteristik antara lain memiliki kapasitas energi yang besar, memiliki
kemampuan menyimpan dan melepas muatan atau ion yang bagus, memiliki
tingkat siklus pemakaian yang lama, mudah untuk dibuat, aman dalam pemakaian
atau tidak beracun, dan harganya murah (Prihandoko, 2010).

Material anoda yang paling umum adalah beberapa bentuk karbon biasanya
grafit dalam bentuk serbuk (Linden, 2002). Grafit mempunyai kepadatan energi
secara teori yang dihasilkan adalah berkisar 372 mAh/g. Selain grafit, material
 berbasis karbon yang dapat digunakan untuk anoda yaitu soft carbon, graphene,
dan hard carbon. Material lain yang dapat berperan sebagai anoda antara lain
lithium titanium oxide (LTO) dengan kepadatan energi yang dihasilkannya 175
mAh/g. Material ini aman dipakai serta memiliki tingkat siklus pemakaian yang
cukup lama.

2. Katoda

Katoda merupakan elektroda yang berfungsi sebagai pengumpul ion serta


material aktif. Pada katoda terjadi reaksi setengah sel yaitu reaksi reduksi yang
menerima elektron dari sirkuit luar sehingga reaksi kimia reduksi terjadi pada
elektroda ini. Katoda dan anoda memiliki fungsi yang sama namun, perbedaannya
adalah katoda merupakan elektroda positif. Material katoda harus memiliki
karakteristik yang harus dipenuhi antara lain material tersebut terdiri dari ion yang
mudah melakukan reaksi reduksi dan oksidasi, memiliki konduktifitas yang tinggi,
memiliki kapasitas energi yang tinggi, memiliki kestabilan yang tinggi, harganya
murah dan ramah lingkungan (Prihandoko, 2010).

Pada tahun 1980 material LiCoO 2 menjadi kandidat material pertama yang
digunakan sebagai katoda pada LIBs. Kerapatan energi yang dimiliki LiCoO 2
sebesar 140 mAh/g. Kelemahan pada material ini yaitu memiliki kestabilan yang
rendah dan harganya mahal.Sejalan dengan peningkatan performa katoda,
 beberapa penelitian yang dilakukan antara lain membuat katoda dari LiMO 2 (M =
Co (Cobalt); Ni (Nikel); Mn (Mangan). LiMO 2  tersebut dibentuk dalam bentuk
layer-layer. Adapula material yang digunakan sebagai katoda dibentuk dalam
 bentuk spinel LiM2O4 (M: Mn (Mangan)) ; serta olivine LiMPO4 (M : Fe).

3. Elektrolit
Elektrolit adalah media transfer ion yang bergerak dari anoda ke katoda dalam
sel baterai saat penggunaan. Fisik elektrolit umumnya berupa cairan/ larutan
dimana molekul garam larut didalamnya. Karakteristik yang perlu dimiliki
elektrolit adalah konduktifitas ionik tinggi dan konduktifitas elektronik yang
rendah sehingga mampu menghantarkan ion selama proses reaksi redoks terjadi
antara elektroda positif dan elektroda negatif tanpa terjadi kebocoran arus elektron
(Subhan, 2011).
Elektrolit ini terbagi dalam dua jenis yaitu elektrolit cair dan elektrolit
 padat.Kedua jenis ini memiliki kelebihan serta kekurangannya. Kelebihan dari
elektrolit cair antara lain memiliki konduktivitas ionik yang besar, harga yang
murah, dan aman. Namun kekurangannya adalah memiliki performa siklus
 pemakaian yang rendah yaitu hanya berkisar 25 kali siklus. Beberapa material
yang dapat digunakan sebagai elektrolit cair antara lain LiNO3, LiCLO, LiPF6.
Sedangkan elektrolit padat keuntungannya yaitu memiliki konduktivitas yang
 besar serta dapat tahan lama dibandingkan dengan elektrolit cair.

Karbon

Karbon atau zat arang merupakan unsur kimia yang mempunyai simbol C dan
nomor atom 6 pada tabel periodik, karbon merupakan unsur non-logam dan bervalensi
4, yang berarti bahwa terdapat empat elektron yang dapat digunakan untuk
membentuk ikatan kovalen. Karbon memiliki keuntungan seperti panas dan
konduktivitas listrik yang baik, kepadatan rendah, ketahanan korosi yang memadai,
ekspansi termal rendah, elasitas yang rendah, biaya rendah, dan kemurnian tinggi.
Karbon memiliki beberapa jenis alotrop, yang paling terkenal adalah grafit, intan,dan
karbon amorf (Trarascon J.m, 2001).

Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon,


dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu
tinggi. Arang kayu mengandung karbon sekitar 88,4%
I. LAMPIRAN

Gambar: penimbangan karbon 30 gram Gambar: penimbangan karbon 20 gram


Sumber: dokumen pribadi Sumber: dokumen pribadi

Gambar: penimbangan karbon 40 gram Gambar: pembuatan larutan garam


Sumber: dokumen pribadi Sumber: dokumen pribadi

Gambar: baterai variasi massa karbon Gambar: baterai variasi konsentrasi garam
Sumber: dokumen pribadi Sumber: dokumen pribadi

Gambar: pengujian baterai dengan volt meter Gambar: pengujian baterai dengan dengan nyala
Sumber: dokumen pribadi lampu
Sumber: dokumen pribadi

Anda mungkin juga menyukai