Anda di halaman 1dari 3

Nama : Maria Rosari Evildis (192214210)

Prodi : Manajemen
1. Hubungan pendidikan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara adalah suatu keniscayaan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam
fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan
masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat
dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi Indonesia. Selain itu pendidikan
pancasila sangat dibutuhkan untuk membentuk karakter masyarakat indonesia agar
tetap terjalin persatuan dan kesatuan.
2. Mata kuliah umum Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi memiliki peran yang
sangat penting dalam membekali mahasiswa bagaimana supaya untuk memahami,
mengerti dan menanamkan nilai-nilai ideologi pada dirinya sebagai bekal hidup di
masyarakat sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Mahasiswa sebagai
generasi muda pembawa perubahan bangsa ini yang akan mengabdi di masyarakat
sesuai dengan profesinya masing-masing harus memiliki pemahaman ideologi yang
mendalam sehingga dia tidak meninggalkan jati diri bangsanya di tengah tengah
masyarakat global.
3. Mata Kuliah Umum Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi memiliki Landasan
tersendiri. Melalui proses pendidikan Pancasila sudah dikenalkan sejak Pendidikan
Sekolah Dasar, pada setiap jenjang pendidikan Pancasila selalu hadir dalam bentuk
mata pelajaran maupun mata kuliah di perguruan tinggi, mengapa pancasila tidak
pernah berhenti untuk dipelajari di semua jenjang pendidikan? alasan mendasar
mahasiswa perlu belajar pendidikan pancasila adalah:
- pancasila adalah dasar negara
- pancasila adalah pendidikan Indonesia
- pancasila menjadi pandangan hidup ( Way Of Life) pada semua orang
- masyarakat indonesia sangat beragam
- pancasila untuk pemersatu
4. Dalam implementasi nilai-nilai Pancasila tidak selalu berjalan mulus. Banyak sekali
hambatan-hambatan yang terjadi. Disebutkan bahwa hambatan itu terjadi karena
proses globalisasi yang begitu cepat setelah Perang Dunia II, membawa masyarakat
Indonesia cenderung berorientasi pada nilai yang datang dari luar. Nilai individual,
materialistis, pragmatis semakin kuat, lebih-lebih dengan perkembangan pariwisata
yang pesat dan gelombang hegemoni pasar bebas. Adapun hambatan-hambatannya
antara lain sebagai berikut: Pada sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa): masih
terasa ada gangguan dengan munculnya terorisme, perusakan tempat ibadah, paham
paham aliran sesat, dll yang jelas-jelas bertentangan dengan nilai yang tersirat dalam
sila pertama yaitu toleransi antar umat beragama. Pada sila kedua (Kemanusiaan yang
adil dan beradab): di Indonesia masih terdapat perbuatan yang tidak manusiawi
seperti penganiayaan terhadap anak sendiri, majikan kepada pembantunya dll. Hal itu
bertentangan dengan prinsip kemanusiaan yang mengedepankan kasih sayang sesama
manusia dan rasa saling menghormati antar manusia. Pada sila ketiga (Persatuan
Indonesia): banyak sekali daerah daerah yang ingin melepaskan diri dari NKRI, juga
perang antar suku, antar daerah, antar desa yang hanya karena masalah sepele. Pada
sila keempat (Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan): dalam mengambil keputusan, kalangan atas masih
mengutamakan kepentingan sendiri tanpa memikirkan nasib rakyat kecil. Hal ini
sangat bertolak belakang dengan tujuan dewan perwakilan sebagai wakil rakyat yang
mengutamakan kepentingan rakyat. Pada sila kelima (Keadilan sosial bagi seluruh
Rakyat Indonesia). Tampak sekali ketidakadilan yang terjadi di Indonesia. Seperti
kasus penyuapan terhadap hakim
5. Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam
masyarakat pada masa lampau. Cerita rakyat menjadi ciri khas setiap bangsa yang
memiliki kultur budaya yang beraneka ragam, mencakup kekayaan budaya dan
sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. 2 Cerita rakyat yang berasal dari
Lombok sendiri sangat banyak macamnya, diantaranya cerita rakyat Cupak
Gurantang, Balang Kesimbar, Cilinaya, Putri Mandalika, Batu Goloq, Klek dan
Kuwok. Cerita-cerita tersebut merupakan cerita rakyat yang sudah dibukukan dalam
bentuk buku dan ditulis menggunakan bahasa Indonesia. Cerita rakyat Klek dan
Kuwok memiliki perbedaan dari cerita rakyat yang lainnya. Cerita rakyat Klek dan
Kuwok ini memiliki kemiripan cerita dengan cerita rakyat Batu Goloq yang berasal
dari Padamara, Lombok Timur. Walaupun demikian, cerita tersebut memiliki
perbedaan dari asal cerita, peristiwa-peristiwa yang dialami oleh tokoh, serta
kepercayaan rakyat kepada burung Klek dan Kuwok. Cerita rakyat Klek dan Kuwok
menceriakan tentang dua orang saudara, Klek adik Kuwok anak perempuan yang
berwajah ayu, sangat setia, tak pernah membantah, dan tak pernah menentang.
Demikian juga Kuwok, anak laki-laki yang tampan dan selalu patuh terhadap
perintah. Klek dan Kuwok selalu 3 disiksa oleh ibu tirinya ketika ayah mereka pergi
memikat burung. Kemudian, pada suatu hari Klek dan Kuwok berubah menjadi
burung setelah memakan buah Ara yang mereka temukan di tepi sungai.
Dalam cerita rakyat Klek dan Kuwok terdapat nilai-nilai yang sangat penting dalam
kehidupan, yaitu:
a. Nilai moral: nilai yang berkaitan dengan akhlak atau budi pekerti
b. Nilai sosial: nilai yang terkait dengan norma atau aturan dalam kehidupan
masyarakat dan berhubungan dengan orang lain. 12
c. Nilai religi: nilai yang berhubungan dengan keagamaan.

Anda mungkin juga menyukai