Case Study - Marco Vs Grab - Blemba64b Syndicate 2
Case Study - Marco Vs Grab - Blemba64b Syndicate 2
Case Study
Business law, Ethics Assignment
Oleh Sindikat 2 - BLEMBA 64B
4 5
a. Pertolongan dan perawatan dari pihak yang bertanggung jawab terjadinya KecelakaanLalu Lintas dan/atau
Pemerintah;
b. Ganti kerugian dari pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas; dan
(2) Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau
jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penggugat atas nama PT. Hokari Linex Pratama menggugat Zaenudin (Tergugat I) dan PT. Arimbi Jaya Agung (Tergugat
II) yang mana bertanggung jawab atas kecelakaan yang dilakukan oleh pekerja perusahaan tersebut. Bus milik
perusahaan sebagai Tergugat II yang dikendarai oleh Zaenudin sebagai Tergugat I menabrak kendaraan milik PT. Hokari
Linex sebagai Penggugat
-Fakta Hukum
● Mobil penggugat mengalami kerusakan berat sehingga tidak bisa digunakan lagi. Pengemudi dari kedua
kendaraan tersebut juga mengalami luka dan menderita shock
● Biaya ganti kerugian yang ditawarkan oleh Tergugat sebesar Rp. 30.000.000 tidak sebanding dengan derita dan
kerugian yang dialami
Dasar Hukum
Putusan Pengadilan dengan Kasus Serupa
Putusan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor : 42/PDT.G/2017/PN.TNG
-Putusan Pengadilan ( Pertimbangan Hakim di dalam putusan tersebut ) :
● Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan yakni bukt-bukti surat dan saksi-saksi yang diajukan oleh
Penggugat, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa petitum gugatan Penggugat angka 4 yaitu kerugian materiil
sebesar Rp. 186.900.000 dapatlah dikabulkan.
Analisa Berdasarkan Kronologi Kecelakaan
01.00 Dilan selesai mengerjakan tugas
● Mengacu pada Pasal 234 ayat (1) UU No 22 Tahun 2009, pengemudI dan perusahaan angkutan umum
bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang karena kelalaian pengemudi.
● Menurut Pasal 235 ayat (2) UU No 22 Tahun 2009 jika terjadi cedera terhadap badan atau kesehatan korban
akibat Kecelakaan Lalu Lintas sedang atau berat, pengemudi, pemilik, dan/atau Perusahaan Angkutan Umum
wajib memberikan bantuan kepada korban berupa biaya pengobatan dengan tidak menggugurkan tuntutan
perkara pidana.
Analisa Aplikasi Hukum Terhadap Kasus
Aplikasi Hukum 2
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
● Menurut UUPK Pasal 4, dijelaskan bahwa hak konsumen diantaranya adalah hak atas kenyamanan, keamanan,
dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa. Grab sebagai perusahaan angkutan umum yang
menaungi izin operasional pengemudi, dinilai telah lalai dalam memastikan pengemudinya dalam keadaan
sadar dan fit serta keadaan kendaraan pada saat beroperasi untuk memenuhi standar keselamatan dalam
berkendara, sehingga dianggap gagal menjaga kenyamanan, keamanan, dan keselamatan penumpang.
● Selain itu menurut UUPK Pasal 19 ayat 1 bahwa Grab harus bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas
kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan berupa
pengembalian uang atau penggantian jasa yang sejenis atau setara nilainya.
Analisa Aplikasi Hukum Terhadap Kasus
Aplikasi Hukum 3
● Upaya Grab dalam memberikan santunan melalui kerjasama asuransi dengan AXA, menurut kami melakukan
sebuah disclaimer/perjanjian yang berisi klausula eksonerasi dimana pihak Grab membatasi tanggung jawab
mereka jika ada kecelakaan pada konsumennya. Kebijakan tersebut kami nilai terlalu sepihak dan kecelakaan
yang terjadi adalah murni karena kelalaian mitra mereka, sehingga dalam hal ini perjanjian tersebut batal demi
hukum. Nilai ganti rugi yang diberikan pihak Grab tidak sesuai dengan kerugian konsumennya. Dalam hal ini,
mengacu pada Pasal 1366 KUH Perdata pihak Grab harus mengganti rugi berupa kerugian materil dan
immateril yaitu dalam hal ini minimal sebesar Rp 450.000.000 sesuai biaya pengobatan yang harus dikeluarkan
Marco, bahkan menurut kami Marco bisa menuntut lebih karena kecelakaan ini mengakibatkan Marco kesulitan
bekerja dan mendapatkan penghasilan.
Kesimpulan dan Saran
1. Marco dapat mengajukan gugatan kepada pihak GRAB untuk mengganti kerugian materil yang dialami oleh Marco
sebesar minimal Rp 450.000.000,00. Selain kerugian materil, Marco juga dapat menuntut ganti rugi immateriil akibat
rasa sakit dan trauma yang mungkin dideritanya.
2. Asuransi yang diberikan Grab melalui AXA dan BPJS tidak sebanding dengan jumlah kerugian yang dialami Marco
dan dianggap telah membatasi tanggung jawab perusahaan dalam melindungi hak konsumennya.
3. Marco dalam hal ini bisa mengajukan asuransi Jasa Marga akibat kecelakaan yang dialaminya sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan RI No. 15 dan 16 /PMK.10/2017.
4. Perlu adanya sosialisasi/penyuluhan kepada driver dan penumpang mengenai aturan yang jelas mengenai pihak
yang harus bertanggung jawab jika terjadi kerugian terhadap penumpang/konsumen.
5. Pihak Grab perlu memperketat aturan kepada mitra nya agar lebih disiplin dalam melayani penumpang demi
keselamatan bersama.