Bisa kalian temui sekarang ini banyak sekali ajang penulisan esai. Terlebih bagi kalangan
mahasiswa. Tapi tahukah kalian esai, apakah itu? Menurut KBBI Esai merupakan karangan
prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya.
Atau dengan kata lain, karangan bebas penulis yang membahas suatu masalah atas dasar
pemikirannya sendiri. Maka dari itu esai merupakan jenis tulisan yang bersifat subjektif atau
argumentatif.
Tapi jangan salah, bukan karena sifat esai yang subjektif dan argumentatif itu sama halnya
seperti komentar biasa. Memang membuat esai ibarat mengomentari, sama halnya seperti contoh
komentar di sosial media. Hanya saja komentar di sosial media itu tidak terstruktur. Esai harus
dibangun dari struktur pembentuknya. Lalu apa saja stuktur pembentuknya.
Struktur Esai
Pada dasarnya karya tulis khususnya nonfiksi mempunyai stuktur yang sama. Harus ada
pendahuluan, isi/tubuh tulisan, dan akhirannya kesimpulan/Penutup. 3 bagian ini sudah baku dan
wajib ada dihampir setiap jenis karya tulis nonfiksi, tak terkecuali dengan esai. Sebuah esai
terbagi minimum dalam 5 paragraf atau paling sedikit 500 kata.
Selain itu, esai harus ditulis dengan gaya bahasa baku. Hal tersebut bertujuan supaya pembaca
dengan mudah memahami tulisan tersebut. Bukan seperti karya sastra yang butuh penalaran
lebih dalam. Bukan hanya menuntut kebakukan bahasa, esai juga harus memiliki struktur yang
padu sehingga dapat membentuk paragraf yang baik. Semuanya itu supaya gagasan benar-benar
tersampaikan.
Pendahuluan
Di pendahuluan ini penulis mengemukakan latar belakang informasi mengenai apa masalah yang
menjadi pokok bahasan. Selain itu, di pendahuluan ini penulis juga memberikan pengantar
sebagai gambaran tentang subjek apa yang dibahas dan yang dinilainya. Pendahuluan berisi
paparan-paparan alasan yang akurat mengenai masalah yang perlu mendapat solusi dan
pemecahannya. Tak kalah pentingnya mudah dibaca dan dicerna.. Pendahluan ada di awal
paragraf dan mencakup 1 paragraf –mungkin saja lebih-.
Tubuh/Isi Tulisan
Pada bagian ini penulis menyajikan seluruh informasi terkait subjek pembahasan. Tubuh tulisan
berisi inti dari seluruh pokok pembahasan serta pendukung dan argumen-argumen penulis.
Argumen dan pendukung tentu harus sejalan dan sehubungan dengan bahasan di awal paragraf.
Dengan kata lain, tubuh tulisan ini merupakan pengembangan pembahasan dari paragraf awal.
Pembahasan dibuat semacam sub bagian yang masih mengacu kepada topik utama. Isi tulisan
terdiri dari 3 paragraf atau lebih.
Kesimpulan/Penutup
Kesimpulan/penutup berisi simpulan dari seluruh pokok pembahasan. Menulisan kembali ide
pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek yang
penulis nilai. Mempandukan beberapa referensi/pandangan/argumen sehingga menjadi satu
kesatuan yang selaras. Istilah ilmiahnya membuat sintesis dari apa yang dibahas supaya
meyakinkan pembaca. Tidak harus sampai pada penyelesaian masalah secara tuntas. Karena
kembali ke awal tadi esai bahasannya terhadap masalah yang sepintas. Kesimpulan/penutup
mencakup 1 paragraf –mungkin saja lebih- dan ada di paragraf terakhir tulisan. Demikian tadi
sedikit pembahasan mengenai struktur esai. Semoga bermanfaat. Penulis: Andro Satrio
Senada dengan hal tersebut, tak menutup kemungkinan juga bagi yang gemar menulis.
Perlombaan yang berkaitan dengan penulisan sangat banyak sekali. Salah satu yang popular
adalah esai. Esai sendiri merupakan jenis karangan prosa yang membahas suatu masalah secara
sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Berprestasi lewat menulis adalah satu jalan
yang patut dicoba.
Tulisan yang diikutsertakan dan memenangi lomba bukan berarti berhenti sampai disitu saja.
Lebih dari itu, bisa berguna bagi orang-orang yang membacanya. Karena tulisan adalah buah
pemikiran yang bersumber dari intelektualitas. Sekarang ini, menulis bukan lagi hal yang bisa
dianggap sepele.
Kembali ke esai. Esai sebetulnya sebuah tulisan yang mudah. Mengapa? Karena semua kembali
kepada pendapat si penulis. Penulis diberikan kebebasan untuk berargumen di dalamnya. Hanya
saja, banyak para penulis yang dari segi penulisannya sudah bagus tetapi tidak pernah bisa juara.
Kenapa ya? Sebagus apapun tulisan yang telah dibuat akan jadi percuma saja jika melalaikan hal
yang dianggap sepele namun sangatlah penting
Untuk berkesempatan menjadi juara lomba esai syaratnya sangatlah mudah. Cara ini dapat
membantu mewujudkannya. Cekidot.
Paham apa tema yang ditentukan penyelenggara lomba sangatlah penting. Sebuah tulisan yang
tidak sesuai dengan tema sudah pasti gugur dari pertama. Itu merupakan kesalahan fatal dari
mengikuti sebuah lomba esai. Jangan harap jadi juara.
Tidak Plagiat
Tulisan menyangkut soal karya, tidak terkecuali dengan esai. Tindakan pengambilan karya orang
lain sangat tidak diperbolahkan apalagi sampai diakui sebagai milik dan diperlombakan. Beda
halnya jika membuat tulisan ringan seperti artikel yang bisa mengitup tulisan lain. Perlombaan
menuntut keorisinalan karya. Melakukan plagiat berarti tidak percaya terhadap kemampuan diri.
Apa orang yang tidak percaya diri pantas untuk menang? Rasanya tidak.
Baca Panduan
Ini mungkin sepele, tapi kalau dilalaikan sangat fatal. Setiap perlombaan pasti disediakan
panduan. Panduan ini dimaksudkan untuk meniadakan kesalahan-kesalahan yang bisa terjadi.
Tidak ada salahnya jika dibaca berulang kali supaya benar-benar paham. Ada ketentuan kecil
saja yang terlewat bisa mengurangi penilaian bahkan bisa dieliminasi. Sebagai contoh: Ketentuan
Font Cambria 12 pt Spasi 1,5. Jika Tulisan esai ditulis dengan Font Arial 10 pt Spasi 2 belum
saja dibaca isinya pasti sudah langsung dicoret. Alhasil, gagal untuk bisa juara, padahal mungkin
saja isi tulisannya bagus.
Tahu Deadline
Ini yang banyak terjadi. Biasanya peserta banyak yang telah mendaftar dari jauh-jauh hari, akan
tetapi pas hari H-nya malah tidak mengirimkan karya. Itu tadi, menyepelekan panduan yang
sudah dengan jelas tertera semua persyaratan mengikuti lomba. Lupa tenggat waktu merupakan
sebuah kekeliruan. Karya yang pengirimannya telat sudah pasti tidak masuk hitungan. Artinya,
ya tidak bakal mungkin bisa juara. Jangankan juara jadi finalis saja mustahil.
Setelah selesai membuat esai jangan buru-buru mengirimkannya, baca lagi keselurannya. Hal ini
untuk mencari kesalahan yang mungkin ada, lebih banyak kesalahan pada penulisan kata (typo)
dan juga sususan kalaimatnya. Dengan membacanya, tulisan yang masih ada beberapa kesalahan
bisa segera diperbaiki sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan.
Berdoa
Manusia boleh berusaha tapi Tuhanah yang berkehendak. Percuma saja apapun usaha yang
dilakukan kalau tidak dibarengi dengan doa. Jika dirasa sudah melakukan yang terbaik, langkah
terakhir yang harus dilakukan adalah doa. Pasrahkan semua kepadaNya. Niscaya Ia akan
memberikan yang terbaik.
Itu tadi beberapa hal yang setidaknya dapat membatu kalian supaya bisa jadi juara lomba esai.
Tetap semangat.
Esai Deskriptif
Esai deskriptif biasanya bertujuan menciptakan kesan tentang seseorang, tempat, atau benda.
Bentuk esai ini mencakup rincian nyata untuk membawa pembaca pada visualisasi dari sebuah
subyek. Rincian pendukung disajikan dalam urutan tertentu (kiri ke kanan, atas ke bawah, dekat
ke jauh, arah jarum jam, dll). Pola pergerakan ini mencerminkan urutan rincian yang dirasakan
melalui penginderaan.
Esai Ekspositori
Esai ini menjelaskan subyek ke pembaca. Biasanya dilengkapi dengan penjelasan tentang proses,
membandingkan dua hal, identifikasi hubungan sebab-akibat, menjelaskan dengan contoh,
membagi dan mengklasifikasikan, atau mendefinisikan. Urutan penjelasannya sangat bervariasi,
tergantung dari tipe esai ekspositori yang dibuat. Esai proses akan menyajikan urutan yang
bersifat kronologis (berdasarkan waktu); esai yang membandingkan akan menjelaskan dengan
contoh-contoh; esai perbandingan atau klasifikasi akan menggunakan urutan kepentingan
(terpenting sampai yang tak penting, atau sebaliknya); esai sebab-akibat mungkin
mengidentifikasi suatu sebab dan meramalkan akibat, atau sebaliknya, mulai dengan akibat dan
mencari sebabnya.
Esai Naratif
Menggambarkan suatu ide dengan cara bertutur. Kejadian yang diceritakan biasanya disajikan
sesuai urutan waktu. Esai jenis ini mendeskripsikan pikiran/pendapat dengan cara bertutur dan
disajikan secara kronologis.
Esai Persuasif
Esai Persuasif bersuaha mengubah perilaku pembaca atau memotivasi pembaca untuk ikut serta
dalam suatu aksi/tindakan. Esai ini dapat menyatakan suatu emosi atau tampak emosional.
Rincian pendukung biasanya disajikan berdasarkan urutan kepentingannya.
Esai Tajuk
Esai jenis ini sangat familiar dijumpai di dalam media cetak seperti surat kabar atau majalah.
Kita mengenalnya pula dengan sebutan tajuk rencana.
Esai tajuk memiliki satu fungsi khusus, yakni menggambarkan pandangan dan sikap media
tersebut terhadap suatu topik atau isu yang sedang berkembang dalam masyarakat. Melalui esai
tajuk, media tersebut membentuk opini pembaca. Biasanya sebuah tajuk rencana di surat kabar
tidak perlu disertai dengan nama penulis.
Jenis esai yang satu ini memperbolehkan seorang penulis menjabarkan beberapa segi dari
kehidupan individual seseorang kepada pembaca.
Melalui esai cukilan watak tersebut pembaca dapat mengetahui sikap penulis terhadap pribadi
yang dibicarakan. Esai cukilan watak bukanlah biografi, melainkan hanya memilih bagian-
bagian tertentu dari watak pribadi individu yang menjadi topik bahasan.
Esai Kritik
Esai kritik merupakan esai di mana penulis memfokuskan diri pada pembahasan mengenai seni,
seperti lukisan, tarian, teater, dan kesusatraan.
Esai kritik juga bisa berisi tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman, atau tentang
karya seni kontemporer. Untuk esai kritik yang memuat bahasan mengenai karya sastra
umumnya disebut pula sebagai kritik sastra.
Esai Reflektif
Esai jenis ini ditulis secara formal dengan gaya bahasa yang cenderung lebih serius. Penulis
mengungkapkan secara mendalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati dalam mengungkapkan topik
penting yang berkaitan dengan hakikat manusia, seperti kehidupan, kematian, politik,
pendidikan, dan sebagainya. Esai ini umumnya ditujukan kepada para cendekiawan.
Lantas, bagi yang belum mahir bagaimana? Membuat esai tidaklah mudah dan perlu waktu lama.
Apalagi untuk lomba yang biasanya deadline-nya sinkat.
Tenang, bagi yang belum mahir-mahir amat jangan khawatir. Bagi kalian yang masih minim
pengalaman dalam mebuat esai artikel ini bisa membantu. Bagaimana cara cepat membuat esai
untuk lomba? Silahkan disimak.
Sebelum masuk lebih dalam ke pembuatan esai harus paham dulu mengenai esai. Esai sendiri
adalah jenis karangan prosa yang membahas secara sepintas suatu ide/gagasan penulis secara
argumentatif. Melalui itu, pola pikir pembaca terbentuk sesuai dengan ide/gagasan yang penulis
buat. Atau, dengan adanya gagasan tersebut menjadi simpulan pembaca untuk bisa
menyelesaikan permasalahan sejenis secara baik dan benar.
Selanjutnya
Esai sejatinya bentuk komunikasi gagasan penulis kepada pembaca, karena itu tidak perlu rumit
dan panjang. Esai bisa dibuat dalam 1 halaman dengan minimal 5 paragraf atau sampai dengan
2-3 halaman dengan lebih 1500 kata. Pada esai tidak perlu dimuat lembar pengersahan, kata
pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, atau lampiran seperti halnya tulisan
karya ilmiah.
Esai juga tidak perlu dibuat ke dalam bab terpisah seperti, Bab I Pendahuluan, Bab II Tinjauan
Pustaka, Bab III Metode Penulisan, dan lain sebaginya. Esai tidak mewajibkan dibuat seperti itu.
Sebab, esai merupakan tulisan dalam satu rangkaian alur pengungkapan gagasan yang
terstruktur. Bagian yang harus ada di sebuah esai adalah mulai dengan judul, kemudian nama
penyusun, dan identitas penyusun. Setelah itu, langsung sambung di bawahnya berupa
pendahuluan yang di dalamnya menggambarkan permasalahan (Ingat! Tidak perlu dibuat ke
dalam bab terpisah).
Setelah selesai pendahuluan lanjut buat paragraf baru di bawahnya. Dari sini mulai isi dituliskan.
Jika ada sub judul tulis dahulu di atasnya sebagai judul pembahasan per paragrafnya, begitu
seterusnya.
Setelah selesai menuliskan isi, tulisan esai akan di tutup dengan pargraf baru untuk penutup.
Penutup berisi tulisan berupa penegasan gagasan penulis yang disampaikan. Bagian penutup ini
juga menjadi kesimpulan akhir atasi isi atas keseluruhan pembahasan dalam esai.
1. Pendahuluan
(Sebagai pembuka isi esai sekaligus pemaparan awal alasan-alasan mengeneai gagasan tersebut
dibuat)
2. Pembahasan (jika banyak sub judul pembahasan, tulis setiap sub judul di atas setiap awal
paragrafnya). Contoh:
(Utarakan pembahasan berupa argumen penulis, buat menjadi beberapa alinea sesuai kebutuhan)
(Utarakan pembahasan berupa argumen penulis, buat menjadi beberapa alinea sesuai kebutuhan)
Dapat berupa kesimpulan dari seluruh isi pembahasan; saran; ungkapan berupa harapan;
peringatan yang mungkin perlu diwaspadai; atau hal lain yang bersifat menutup sebuah gagasan.
Penggunaan bahasa
Sudah tentu bahasa yang digunakan wajib Bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah
kebahasaan. Bahasa yang sesuai dengan kaidah dimaksudkan supaya tidak ada penafsiran ganda.
Kalaupun ada kalimat yang tidak baku seperti bahasa sehari-hari, daerah, dan bahasa asing kata
per katanya harus di tulis miring. Lebih baiknya lagi tambahkan keterangan pada bahasa yang
tidak baku tersebut, misal mengunakan tanda kurung.
Daftar Pustaka?
Sebagai bentuk tulisan yang termasuk ke dalam karya tulis ilmiah popular, daftar pustaka
sangatlah perlu. Tetapi, tidak kaku juga seperti daftar pustaka makalah, skripsi, atau karya ilmiah
murni lainnya.
Dalam esai daftar pustaka biasa ditulis dengan isitilah Bahan Bacaan. Sebagai contoh : Bahan
Bacaan…. (diisi nama pengarang. tahun terbit. judul buku. kota terbitan buku: nama penertbit….
Jika bahan bacaan berupa Koran/majalah, unduh dari internet, dan lainnya wajib diisi seperti
daftar pustaka biasa). Kalimat-kalimat yang dikutip/dipakai acuan dalam tulisan esai cukup diisi
identitas pendek di akhir kalimat kutipan (nama, tahun:halaman yang dikutip).
Bahan bacaan penting untuk menandai kutipan-kutipan penyataan yang digunakan dalam sebuah
esai.
Pertama, pahami tema lomba. Setelah itu kumpulkan gagasan yang berkaitan dengan tema. Bisa
hal yang pernah dialami penulis ataupun gagasan baru hasil pencarian. Kemudian carilah fakta-
fakta sebagai penguat gagasan.
Jika gagasan beserta fakta-fakta pendukungnya sudah siap, jangan dulu mulai menulis. Buatlah
terlebih dahulu kerangka tulisannya. Buat secara urut sesuai dengan urgensi pokok
pembahasannya. Setelah itu, matangkan gagasan yang sudah ada tersebut. Kaji dan
pertimbangkan dahulu, jika dirasa kurang pas bisa diperbaiki, dihapus, atau mengubahnya. Hal
ini bertujuan untuk membuat konsep tulisan yang benar-benar baik, selain itu runut dan logis.
Langkah terakhir, yaitu mulai menuliskan gagasan-gagasan ke dalam sebuah tulisan. Tulisannya
tentu harus sesuai dengan EYD dan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Setelah selesai, baca
dan amati tulisan secara menyeluruh. Apakah kaliamatnya sudah pas dan adakah kesalahan
dalam penulisannya? Jika iya segera perbaiki. Sampai tahap ini tulisan sudah dikatakan tulisan
yang sudah siap dilombakan.
Masalah yang diangkat dalam sebuah tulisan esai lebih banyak mengarah kepada isu-isu sosial,
kenegaraan, dan nasionalisme. Lebih lanjut, tulisan model ini biasa mengacu kepada pengalaman
dan penelitian. Jadi tidak salah jika esai menjadi salah satu syarat menempuh jenjang
pascasarjana. Tulisan esai lebih bersifat formal, berdasarkan hasil riset, dan kesesuaian antara
tulisan dan faktanya harus benar-benar nyata.
Secara garis besar esai mempunyai kerangka tulisan meliputi pendahuluan, tubuh esai, dan
kesimpulan. Terlihat biasa saja memang, tapi untuk membuat esai tidaklah mudah. Harus ada
yang namanya sinkronisasi topik, kesesuaian isi dengan tema, keakuratan gagasan dan argumen,
bagaimana menetukan tesis, dan kekuatan lebih dari esai yang kalian buat dengan esai lainnya
yang sudah ada. Semua itu harus padu supaya dikatakan esai kalian menjadi sebuah tulisan yang
layak.
Nah, untuk kalian nih yang berniat menulis esai, entah itu untuk keperluan pembelajaran atau
yang akan mengikuti lomba sebaiknnya pahami dulu langkah-langkah pembuatan esai. Di Bawah
ini ada beberapa langkah dalam pembuatan esai, mari simak bersama.
1. Memilih Topik
Bila topik telah ditentukan, kalian mungkin tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih.
Namun demikian, bukan berarti kalian siap untuk menuju langkah berikutnya. Pikirkan terlebih
dahulu tipe naskah yang akan kalian tulis. Apakah berupa tinjauan umum atau analisis topik
secara khusus? Jika hanya merupakan tinjauan umum, kalian dapat langsung menuju ke langkah
berikutnya. Bila kalian ingin melakukan analisis khusus, topik kalian harus benar-benar spesifik.
Jika topik masih terlalu umum, kalian dapat mempersempit topik. Sebagai contoh, topik tentang
“Indonesia” adalah satu topik yang masih sangat umum. Jika tujuan kalian menulis adalah
menyampaikan gambaran umum (overview) tentang Indonesia, topik ini sudah tepat. Namun,
bila kalian ingin membuat analisis singkat, kalian dapat mempersempit topik ini menjadi
“Kekayaan Budaya Indonesia” atau “Situasi Politik di Indonesia”. Setelah yakin akan apa yang
akan ditulis, kalian bisa melanjutkan ke langkah berikutnya. Bila topik belum ditentukan, tugas
kalian jauh lebih berat. Di sisi lain, sebenarnya kalian memiliki kebebasan memilih topik yang
kalian sukai sehingga bisa membuat esai kalian jauh lebih kuat dan berkarakter.
2. Menentukan Tujuan
Tentukan terlebih dahulu tujuan esai yang akan kalian tulis. Apakah esai kalian bertujuan untuk
meyakinkan orang agar memercayai apa yang kalian sampaikan, menjelaskan bagaimana
melakukan hal-hal tertentu, menjelaskan kepada pembaca tentang suatu peristiwa, seseorang, ide,
tempat atau sesuatu? Apa pun topik yang kalian pilih harus sesuai dengan tujuannya.
3. Menyampaikan Gagasan
Jika kalian telah menetapkan tujuan esai, tuliskan beberapa gagasan yang menarik minat kalian.
Semakin banyak gagasan yang kalian tulis, akan semakin baik. Jika kalian memiliki masalah
dalam menemukan dan merumuskan gagasan, coba lihat di sekeliling kalian. Adakah hal-hal
yang menarik di sekitar kalian? Pikirkan hidup kalian, dan tanyakan diri sendiri apa yang akan
kalian lakukan bila mengalami suatu peristiwa atau kejadian yang berkaitan dengan topik yang
kalian tulis? Mungkin ada beberapa yang menarik untuk dijadikan gagasan. Jangan mengevaluasi
gagasan-gagasan tersebut sebelum kalian merasa tuntas menyampaikannya. Tuliskan saja segala
sesuatu yang terlintas di kepala. Langkah ini sebagai wadah untuk “brainstorm“.
Jika telah ada beberapa gagasan yang pantas, pertimbangkan masing-masing gagasan tersebut.
Jika tujuannya adalah menjelaskan topik, kalian harus mengerti benar tentang topik yang
dimaksud. Jika tujuannya meyakinkan, topik tersebut harus benar-benar menggairahkan. Yang
paling penting, berapa banyak gagasan yang kalian miliki untuk topik yang ditulis. Sebelum
meneruskan ke langkah berikutnya, lihat sekali lagi bentuk naskah yang kalian tulis. Sama
halnya dengan kasus saat kalian menentukan topik, kalian perlu memikirkan bentuk naskah yang
kalian tulis.
Tujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan gagasan-gagasan tentang topik dalam sebuah
format yang terorganisir. Siapkan selembar kertas dan mulailah dengan menulis topik di bagian
atas. Tuliskan angka romawi I, II, III di sebelah kiri kertas dengan jarak yang cukup lebar di
antaranya. Tuliskan garis besar gagasan tentang topik yang kalian maksud. Jika kalian mencoba
meyakinkan, berikan argumentasi terbaik. Jika kalian menjelaskan satu proses, tuliskan langkah-
langkahnya sehingga dapat dipahami pembaca. Jika kalian mencoba menginformasikan sesuatu,
jelaskan kategori utama dari informasi tersebut. Pada masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan
C menurun di sisi kiri kertas tersebut. Tuliskan fakta atau informasi yang mendukung gagasan
utama.
6. Menulis Tesis
Tesis adalah pernyataaan yang dirumuskan dalam kalimat pernyataan yang memuat gagasan
utama esai. Pernyataan tesis mencerminkan isi esai dan poin-poin penting yang akan
disampaikan oleh pengarangnya. Kalian telah menentukan topik esai, sekarang kalian harus
melihat kembali outline yang telah kalian buat dan memutuskan poin penting apa yang akan
kalian sampaikan. Pernyataan tesis terdiri dari dua bagian: (1) menyatakan topik. Contoh:
Budaya Indonesia atau Korupsi di Indonesia. (2) menyatakan gagasan utama dari esai kalian.
Contoh: memiliki kekayaan yang luar biasa, memerlukan waktu yang panjang untuk
memberantasnya, dst.
Bagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Kalian dapat
menjelaskan, menggambarkan, dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk topik yang
telah kalian tentukan. Setiap gagasan penting yang kalian tulis pada outline akan menjadi satu
paragraf dari tubuh esai kalian. Masing-masing paragraf memiliki struktur yang serupa. Mulailah
dengan menulis ide utama kalian dalam bentuk kalimat. Misalkan, idenya adalah
“Pemberantasan korupsi di Indonesia”, kalian dapat menulis “Pemberantasan korupsi di
Indonesia memerlukan kesabaran besar dan waktu yang lama”. Kemudian, tulis dan uraikan
gagasan yang mendukung ide tersebut, tetapi sisakan empat sampai lima baris. Pada setiap
gagasan, tuliskan perluasan dari gagasan tersebut. Elaborasi ini dapat berupa deskripsi,
penjelasan, atau pembahasan. Bila perlu, kalian dapat menggunakan kalimat kesimpulan pada
masing-masing paragraf. Setelah menuliskan tubuh tesis, kalian hanya tinggal menuliskan dua
paragraf: pendahuluan dan kesimpulan.
Mulailah dengan menarik perhatian pembaca. Awali paragraf pendahuluan dengan suatu
informasi nyata dan tepercaya. Informasi ini tidak perlu benar-benar baru, tetapi bisa menjadi
ilustrasi atas gagasan yang kalian sampaikan. Kalian juga bisa mulai dengan anekdot, yaitu suatu
cerita yang menggambarkan persoalan yang kalian maksud. Berhati-hatilah dalam membuat
anekdot. Meski anekdot ini efektif untuk membangun ketertarikan pembaca, kalian harus
menggunakannya dengan tepat dan hati-hati. Cara lain adalah menggunakan dialog dalam dua
atau tiga kalimat antara beberapa pembicara untuk menyampaikan topik kalian. Tambahkan satu
atau dua kalimat yang dapat mengarahkan pembaca pada pernyataan tesis kalian. Tutup paragraf
dengan pernyataan tesis. (Untuk lebih jelasnya, baca paragraf pendahuluan esai.)
9. Menulis Kesimpulan
Kesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah kalian kemukakan dan
memberikan perspektif akhir kepada pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat (tetapi
jangan menulis ulang sama persis seperti dalam tubuh esai) yang menggambarkan pendapat dan
perasaan kalian tentang topik yang dibahas. Kalian dapat menggunakan anekdot untuk menutup
esai.
Peran pemerintah tidak bisa berjalan tanpa peran masyarakat, begitu pula sebaliknya
Permasalahn di masyarakat:
Pengetahuan
Tingkat disiplin
Lalu apa upaya dari masyarakat ??? peran PKK dan FKK
Harus ada feedback bahwa kader desa sudah mengetahui dan paham protocol kesehatan
Lumbung pangan
Dapur umum
System 1 jalur
Strategi : bagaimana mengedukasi protocol kesehatan bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat.
Memberikan gambaran manfaat dr program2 yang bermanfaat bagi diri sendiri da keluarga.
PKM : mendampingkan kesehatan dan ekonomi, jualan masih tapi tetap dibatasi, jumlah pelaku
aktivitas, ruas2 jalan yang ditutup, bagaimana menyelaraskan pentingnya kesehatan dan ekonomi
CARA MEMBERIKAN PENYYULUHAN YG BAIK : Turun kpd masyarakat, memberikan bantuan, dan
mencontohkan missal cara cuci tangan ataupun pakai masker, yang mematuhi protocol tidak akan
terjangkit covid u mendisiplinkan
POSYANDU : Sementara ditunda dulu, tetap melakukan pemantauan meluai grup2 WA tapi pemerintah
juga melukan kunjungan ke balita2 nya, memberikan support PMT dan masyarakat sediri bikin PMT,
tetap waspada DBD dengan PJN mandiri memlui WA grup. Data dikumpulkan dan dipantau terus
HUKUMAN PKM : gaada hukuman, murni mengedukasi, jauhilah orang yang tidak pakai masker,
teguuran lisan, yang terpenting bukan penindakan tapi pemberdayaan masyarakat
KENAPA PKM BUKAN PSBB : u menyelaraskan ekonomi dan kesehatan, tetap berkegiatan dengan
protocol kesehatan
MENGATASI PEMBUKAAN PASAR TRADISIONAL: pasar tdk ditutup, kecuali ada orang yg positif, di
sterilkan selama 3 hari, penutupan untuk sterilisasi, Memberi pemahaman dengan halus dan tdk
menakutnakuti pedagang yang mau di tes screening
Ketika tenaga medis kehilangan kemampuan maka masyarakat harus siap menjadi garda terdepan
NEW NORMAL seolah seolah melonggarkan PSBB- masyarakat menganggap covid sudah tiada- terjadi
pelonjakan kasus pascamudik