Nur Hasna Shofura

25000119130112
5D 2019
Quiz Mata Kuliah Gizi Kesehatan Masyarakat Pesisir
Dosen pengampu: Ir. Laksmi Widajanti, M.Si

1. Jelaskan faktor-faktor penyebab Kekurangan Vitamin A pada masyarakat wilayah pesisir pantai
Papua ?
 Pengetahuan masyarakat yang masih rendah
o Rendahnya pengetahuan ibu hamil dan kurangnya akses informasi mengenai
pentingnya vitamin A, ibu memiliki kesibukan lain diluar mengurus anak seperti
bekereja, serta tidak adanya dukungan dan perhatian dari keluarga untuk membawa
anak ke Posyandu menyebabkan cakupan pemberian vitamin A rendah dan ibu-ibu
tidak memberikan vitamin A.
 Terhambatnya akses terhadap pelayanan kesehatan
o Lokasi kampung ini berada di pinggiran laut sehingga sebagian besar masyarakat
menggantungkan hidupnya dengan melaut mencari ikan. Menyusuri jalan menuju
Kampung Marsi, kita akan melalui jalanan menanjak dan berliku membelah perbukitan
Distrik Kaimana, Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat.
 Adanya peran ganda kaum perempuan dalam rumah tangga
o Kaum perempuan mengenal dengan baik jenis-jenis penyakit yang mereka alami
dengan obatnya masing-masing. Mereka enggan berpangku tangan hanya sekadar
mengurus anak. Mama-mama di Kampung Marsi juga bekerja seperti layaknya laki-laki.
Selain bekerja di kebun guna mencukupi kebutuhan sehari-hari, mama-mama ini juga
ikut membantu ekonomi rumah tangga dengan memecah batu-batu untuk bahan
bangunan. Mereka juga ikut membantu suami dalam mencari batu-batu. Selain itu
mereka juga ikut bersama suami dan anak-anak membuang jaring untuk mencari ikan.
Ikan tersebut tidak dijual tapi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Tidak ada
pembagian pekerjaan, malahan perempuan di Kampung Marsi merangkap dengan
membantu suami bekerja dan mengatur rumah tangga.
2. Gambarkan upaya intervensi Kekurangan Vitamin A pada masyarakat wilayah pesisir pantai Papua ?
 Suplementasi vitamin A merupakan Program Nasional untuk mencegah kekurangan vitamin A
diantara anak-anak Indonesia. Program ini memberikan kapsul vitamin A secara gratis kepada
setiap bayi dan balita yang mengunjungi Posyandu dan Puskesmas. Pada bayi usia 6-11 bulan
diberikan satu kali pada bulan Februari atau Agustus kapsul vitamin A berwarna biru dengan
dosis 100.000 SI, sedangkan balita usia 12 – 59 bulan diberikan dua kali dalam setahun kapsul
berwarna merah dengan dosis 200.000 SI (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Nur Hasna Shofura
25000119130112
5D 2019
 Berdasarkan PSG 2017 cakupan pemberian vitamin A pada balita (6- 59 bulan) di Indonesia
adalah 94,73%. Provinsi dengan persentase tertinggi cakupan pemberian vitamin A adalah
Kalimantan Utara 98,49%, sedangkan provinsi dengan persentase terendah adalah Papua
76,61% (Kementerian Kesehatan RI, 2018)
 Defisiensi vitamin A diperkirakan mempengaruhi jutaan anak di seluruh dunia. Sekitar 250.000-
500.000 anak-anak di negara berkembang menjadi buta setiap tahun karena kekurangan
vitamin A, dengan prevalensi tertinggi di Asia Tenggara dan Afrika. Tingginya prevalensi
kekurangan vitamin A, WHO menerapkan beberapa inisiatif untuk suplementasi vitamin A di
negara-negara berkembang. Beberapa strategi termasuk asupan vitamin A melalui kombinasi
pemberian ASI, asupan makanan, fortifikasi makanan dan suplemen. Melalui upaya ini,
diperkirakan 1,25 juta kematian sejak 1998 di 40 negara karena kekurangan vitamin A telah
dihindari (Pratiwi, 2013).
 Upaya intervensi gizi yang dapat dilakukan yaitu:
o melakukan edukasi tentang vitamin a kepada masyarakat
o melakukan perbaikan akses sarana dan pra sarana pelayanan kesehatan
o mengadakan pelatihan kader sebagai promotor kesehatan masyarakat.

3. Jelaskan faktor-faktor penyebab Gangguan Akibat Kekurangan Iodium pada Ibu Hamil di wilayah
pesisir Nusa Tenggara Timur?
 Gangguan Akibat kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah gizi utama yang
masih ada dihadapi oleh pemerintah Indonesia. Defisiensi gizi ini dapat diderita orang pada
setiap tahap kehidupan, mulai dari masa prenatal sampai lansia. Selain berupa pembesaran
kelenjar gondok dan hipotiroid, kekurangan yodium jika terjadi pada wanita hamil mempunyai
risiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan pada bayi yang lahir berupa
gangguan perkembangan saraf, mental dan fisik yang disebut kretin. Defisiensi yodium
sebelumnya dikenal dengan istilah gondok (pembesaran kelenjar tyroid) yang merupakan salah
satu gejala yang timbul akibat kekurangan zat gizi. Akibat defisiensi yodium saat ini diketahui
tidak hanya pembesaran kelenjar thyroid, tetapi jauh lebih luas. 
 Asupan yodium merupakan faktor determinan yang dominan terjadinya gondok pada ibu hamil
di Kabupaten Ende Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

4. Gambarkan upaya pencegahan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium pada Ibu Hamil di wilayah
pesisir Nusa Tenggara Timur?

 Pemenuhan iodium penduduk dapat dilakukan melalui penyuntikan minyak beriodium

(lipiodol) intramuscular yang selanjutnya digantikan dengan pemberian kapsul minyak
beriodium (yodiol), tetapi pemberian yodiol ini telah dihentikan sejak tahun 2009. Hingga saat
Nur Hasna Shofura
25000119130112
5D 2019
ini strategi utama yang masih dilakukan dalam pemenuhan iodium di masyarakat yaitu melalui
konsumsi garam beriodium.
 Adanya penghentian pemberian yodiol pada tahun 2009 mengharuskan penduduk terutama
wanita hamil untuk memenuhi kebutuhan iodium dengan konsumsi garam beriodium dan atau
makanan sumber iodium seperti ikan laut. Oleh karenanya sumber iodium ini harus dapat
diperoleh dengan mudah, termasuk dari segi harga. Selain itu perlunya pengawasan
ketercapaian konsumsi garam, Universal Salt Iodization (USI) dengan jumlah >90 persen rumah
tangga mengonsumsi garam beriodium adekuat harus dipastikan tercapai.
 Sama halnya dengan pemenuhan iodium di daerah lain, pada ibu hamil di wilayah pesisir Nusa
Tenggara Timur juga melakukan pemenuhan iodium melalui konsumsi bahan pangan yang
mengandung iodium dan konsumsi garam beryodium, sehingga perlunya pemerataan distribusi
hingga ke wilayah terpencil. Terdapat sejumlah produsen garam beryodium baik beberapa
produsen hingga sentra produksi garam di daerah NTT yang berada di sejumlah wilayah yaitu
Kupang, Alor, Nagekeo, Ende, TTU, TTS, Flores Timur, Lembata, Rotendau, dan Manggarai.
 Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam mengontrol konsumsi
garam beryodium perlu adanya penyuluhan yang berkesinambungan Perlunya komitmen dari
setiap pihak terkait penanggulangan GAKI di pesisir NTT termasuk dalam monitoring mutu
garam beryodium. Kegagalan atau hambatan penyampaian iodium pada populasi akan berisiko
meningkatkan prevalensi GAKI kembali
Referensi:

Coa, K., Kaimana, K., & Erlangga, E. (2018). Perjuangan Sehat di Pesisir Kaimana. 1–7.

Junianti, T., & Marampa, R. (2018). Artikel ini merupakan tugas akhir mata kuliah WSBM kelas Kesmas C
FKM Universitas Hasanuddin 2018. Teknologi Pembuatan Kapal Pinisi Kabupaten Bulukumba, 7, 13.

Mulyantoro, Donny K. 2017. “Perlukah Wanita Hamil Mendapat Suplementasi Iodium ?”. MGMI Vol. 8, No.
2

Persulessy, V., Mursyid, A., & Wijanarka, A. (2016). Income level and diet pattern had correlation with
nutritional status of underfive in fisherman area of North Jayapura District Jayapura Municipality.
Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics), 1(3), 143.

Semba, R. D., & Bloem, M. W. (2002). The anemia of vitamin a deficiency: Epidemiology and pathogenesis.
European Journal of Clinical Nutrition, 56(4), 271–281. https://doi.org/10.1038/sj.ejcn.1601320

Sudarto. 2012. “Penanggulangan GAKY Melalui Peningkatan Kualitas Produksi Dan Distribusi Garam
Beryodium”. Volume XIII, Nomor 02, ISSN 1411-1829
Nur Hasna Shofura
25000119130112
5D 2019
West, K. P. (2003). Vitamin A deficiency disorders in children and women. Food and Nutrition Bulletin, 24(4
SUPPLEMENT), 78–90. https://doi.org/10.1177/15648265030244s104

Wirth, J. P., Petry, N., Tanumihardjo, S. A., Rogers, L. M., McLean, E., Greig, A., Garrett, G. S., Klemm, R. D.
W., & Rohner, F. (2017). Vitamin a supplementation programs and country-level evidence of vitamin A
deficiency. Nutrients, 9(3), 1–18. https://doi.org/10.3390/nu9030190