Anda di halaman 1dari 18

KEKURANGAN

VITAMIN A
LO
• Epidemiologi
• Prevalensi
• Kekurangan Vitamin A
EPIDEMIOLOGI
Pengantar Epidemiologi Gizi

Epidemiolog gizi adalah ilmu yang mempelajari sebaran, besar, determinan


masalah gizi dan penyakit yang berhubungan dengan masalah gjzi, serta
penerapannya dalam kebijakan dan program pangan dan gizi untuk mencapai
kesehatan penduduk yang lebih baik (siagian, 2010)
Epidemiologi gizi adalah semua penelitian mengenai hubungan antara diet dengan
kesehatan penyakit pada populasi manusia (Byers, 1999)
Tujuan Epidemiologi

Adapun tujuan epidemiologi gizi, yaitu:


• Untuk menggambarkan distribusi dan ukuran masalah penyakit pada populasi
manusia.
• Untuk menjelaskan etiologi penyakit terkait gizi.
• Untuk menyediakan informasi penting untuk mengelola dan merencanakan
layanan untuk pencegahan, pengendalian, dan penanganan penyakit terkait gizi.
PREVALENSI
Angka prevalensi kejadian kurang vitamin A di beberapa
daerah di Indonesia menurut beberapa survey

1. Survei nasional pada xeroftalmia I tahun 1978 menunjukkan angka-angka


xeroftalmia di Indonesia sebesar 1,34% atau sekitar tiga kali lipat lebih tinggi dari
ambang batas yang ditetapkan oleh WHO (X16 < 0,5%).
2. Pada tahun 1992 survei nasional pada xeroftalmia II dilaksanakan, prevalensi KVA
mampu diturunkan secara berarti dari 1,34% menjadi 0,33%. Namun secara
subklinis, prevalensi KVA terutama pada kadar serum retinol dalam darah (< 20
mcg/100 ml) pada balita sebesar 50%, ini menyebabkan anak balita di Indonesia
berisiko tinggi untuk terjadinya xeropthalmia dan
menurunnya tingkat kekebalan tubuh sehingga mudah terserang penyakit infeksi
(Azwar, 2004). Akibatnya menjadi sangat tergantung dengan kapsul vitamin A dosis
tinggi.
Continue..

3. Menurut hasil survey pemantauan status gizi dan kesehatan tahun 1998-2002,
yang menunjukkan bahwa sampai tahun 2002, sekitar 10 juta (50%) anak Indonesia
terancam kekurangan vitamin A, karena tidak mengkonsumsi makanan
mengandung vitamin A secara cukup.
4. Defisiensi vitamin A diperkira-kan mempengaruhi jutaan anak di seluruh dunia.
Sekitar 250.000-500.000 anak-anak di negara berkembang menjadi buta setiap
tahun karena kekurangan vitamin A, dengan prevalensi tertinggi di Asia Tenggara
dan Afrika. Dengan tingginya prevalensi kekurangan vitamin A, WHO telah
menerapkan beberapa inisiatif untuk suplementasi vitamin A di negara-negara
berkembang. Beberapa strategi termasuk asupan vitamin A melalui kombinasi
pemberian ASI, asupan makanan, fortifikasi makanan, dan suplemen. Melalui upaya
WHO dan mitra-mitranya, yang diperkirakan 1,25 juta kematian sejak 1998 di 40
negara karena kekurangan vitamin A telah dihindari (Anonim, 2011).
Continue..

5. Sementara itu pada Mei 2003 berdasarkan data WHO ditemukan bahwa
hingga kini masih ditemukan 3 propinsi yang paling banyak kekurangan
vitamin A yaitu : Propinsi Sulawesi Selatan tingkat prevalensi hingga 2,9%,
provinsi Maluku 0,8% dan Sulawesi Utara sebesar 0,6%.

6. Menurut WHO, sebanyak 19,6 % anak pra sekolah dan 17,1 % wanita hamil
di Indonesia mengalami defisiensi vitamin A pada tahun 2009.
KEKURANGAN VITAMIN A
Pengertian Kekurangan Vitamin A

Kurang Vitamin A (KVA) merupakan penyakit sistemik yang merusak sel dan organ
tubuh dan menghasilkan metaplasi keratinasi pada epitel, saluran nafas, saluran
kencing dan saluran cerna.
Penyebab Kekurangan Vitamin A
1. Konsumsi makanan yang tidak mengandung cukup vitamin A atau Pro-Vitamin
A untuk jangka waktu yang lama
2. Bayi tidak diberikan ASI eksklusif
3. Menu tidak seimbang (kurang mengandung lemak, protein, seng/Zn atau zat
gizi lainnya) yang diperlukan untuk penyerapan vitamin A dan penggunaan
vitamin A dalam tubuh.
4. Adanya gangguan penyerapan vitamin A, seperti pada penyakit-penyakit,
antara lain penyakit pankreas, diare kronik, Kurang Energi Protein (KEP) dan
lain-lain sehinggga kebutuhan vitamin A meningkat.
5. Adanya kerusakan hati, seperti pada kurang gizi dan hepatitis (radang liver)
kronik, menyebabkan gangguan pembentukan RBP (Retinol Binding Protein)
dan pre-albumin yang penting untuk penyerapan vitamin A.
Kelompok yang beresiko kekurangan vitamin A

1. Kelompok umur yang terutama mudah mengalami kekurangan vitamin A


adalah kelompok bayi usia 6-11 bulan dan kelompok anak balita usia 12-59
bulan (1-5 tahun).
2. Yang lebih berisiko menderita kekurangan vitamin A adalah bayi berat lahir
rendah kurang dari 2,5 kg
3. Anak yang tidak mendapat ASI eksklusif dan tidak diberi ASI sampai usia 2
tahun
4. anak yang tidak mendapat makanan pendamping ASI yang cukup, baik mutu
maupun jumlahnya
5. anak kurang gizi atau di bawah garis merah pada KMS
Continue..

6. anak yang menderita penyakit infeksi (campak, diare, TBC, pneumonia) dan
kecacingan
7. Anak dari keluarga miskin
8. anak yang tinggal di dareah dengan sumber vitamin A yang kurang
9. Anak yang tidak pernah mendapat kapsul vitamin A dan imunisasi di posyandu
maupun puskesmas
10. Anak yang kurang/jarang makan makanan sumber vitamin A.
Dampak Kekurangan Vitamin A

• Gangguan pada mata


• Kulit kering
• Mudah terserang infeksi
• Risiko kanker meningkat
• Gangguan pertumbuhan pada anak
• Masalah kesuburan
Upaya penanggulangan pemerintah
atas masalah kekurangan vitamin A
Ide Kreatif Mahasiswa untuk
mengatasi kekurangan Vitamin A
1. Membuat pengingat atau note agar setiap hari mengkonsumsi makanan yang
mengandung vitamin A karena kebanyakan seseorang lupa akan kebutuhan
vitamin A dalam tubuh.
2. Mengolah makanan yang berbahan dasar sayuran dan buah agar lebih menarik
minat orang-orang untuk mengkonsumsinya, seperti pembuatan puding buah,
salad, jus sehat, dan sup.
3. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya vitamin A kepada masyarakat.
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai