Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MATEMATIKA

“Penerapan Matriks”

Kelompok 1
Ketua Kelompok : Nurhalim
Anggota Kelompok :
 Dwi Rahmayani
 Fifi Tri Zulfiani
 Indah Nur Chotimah P
 Puput Winarsih

SMA NEGERI 7 KABUPATEN TEBO


2018
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. atas segala
limpahan rahmad dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya.

Dalam menyusun tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami
hadapi. Namun, kami semua menyadari bahwa kelancaran dalam menyusun
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua,
sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.

Makalah ini kami buat agar yang membaca makalah yang kami buat ini
dapat memperluas ilmu tentang penerapan matriks.

Dalam kesempatan ini, kami semua mengucapkan terima kasih banyak


kepada ibu Mei Sanita S. Pd selaku guru pembimbing yang telah memberikan
kami waktu untuk mengerjakan makalah ini. Kami menyadari makalah ini jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran maupun kritik serta masukan yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Rimbo Ilir, 15 November 2018


Daftar Isi

Halaman Judul.....................................................................................
Kata Pengantar....................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................

Bab I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................


1.2 Rumusan Masalah.............................................................
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................

Bab II. PEMBAHASAN

2.1 Penerapan Matriks dalam Sistem Persamaan Linear........


2.2 Penerapan Matriks dalam Transformasi Geometri............
2.3 Fungsi Matriks Dalam Kehidupan Sehari-Hari .................

Bab III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................
3.2 Saran....................................................................................

Daftar Pustaka......................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matriks merupakan suatu kumpulan dari simbol, bilangan ekspresi yang memiliki
bentuk persegi panjang dan tersusun sesuai dengan kolom dan baris. Beberapa bilangan yang
ada pada matriks ini dinamakan elemen atau anggota dari matriks. Jika matriks ini
dimanfaatkan dengan baik dengan penerapan contoh matriks maka fungsi matriks akan
terpenuhi dan memberikan suatu manfaat tersendiri bagi yang menggunakannya bahkan bagi
menata kehidupan masyarakat yang jauh lebih baik. Untuk membentuk suatu matriks perlu
memenuhi persyaratannya terlebih dahulu. Adapun syarat-syarat dari matriks itu sendiri
adalah sebagai berikut:

 Beberapa unsur yang terdiri atas beberapa bilangan


 Memiliki bentuk kolom dan baris
 Elemen yang ada di dalamnya harus berbentuk persegi panjang menggunakan jenis
kurung siku, kurung biasa atau jenis kurung bergaris dua.
 Matriks banyak digunakan untuk penyelesaian berkaitan dengan matematika. Seperti
menemukan jalan keluar dari persamaan linier dan transformasi dari linier yaitu
dengan bentuk umum dari fungsi linier itu sendiri. Contohnya rotasi dalam 4 dimensi.
Matriks ini juga memiliki bentuk variabel bisa sehingga bisa dimanipulasi, mulai dari
dijumlah, dikalikan dan dikurangkan. Dengan menggunakan matriks maka sistem
hitung bisa dilaksanakan jauh lebih tersusun rapi.
 Matriks bisa memudahkan untuk pembuatan suatu analisis tentang masalah ekonomi
yang memiliki kandungan berbagai macam variabel.

Setelah mengetahui dasar-dasar dari matriks, maka kita bisa menerapkannya pada
masalah yang ada. Seperti menyelesaikan sistem persamaan linear dan dalam
transformasi geometri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pada permasalahan apa saja penerapan matriks dapat diterapkan?
2. Konsep matriks apakah yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah
tersebut?
3. Bagaimana cara mengaplikasikan matriks terhadap permasalahan tersebut?
4. Dalam mengaplikasikan konsep, operasi, dan sifat-sifat matriks, startegi
apakah yang efektif digunakan?

1.3 Tujuan Penulisan


Setelah mempelajari materi tentang penerapan matriks ini, kita diharapkan dapat :

1. Mengetahui di mana penerapan matriks dapat diterapkan atau digunakan.


2. Mengetahui konsep matriks yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang
ada.
3. Mengaplikasikan atau menerapkan matriks dalam memecahkan masalah nyata
yang berkaitan.
4. Melaksanakan strategi yang efektif dalam mengaplikasikan konsep dan operasi,
dan sifat-sifat matriks dalam memecahkan masalah nyata terkait sistem persamaan
linear dan tranformasi geometri
BAB II. PEMBAHASAN
PENERAPAN MATRIKS

2.1 Penerapan Matriks dalam Sistem Persamaan Linear


Penyelesaian dalam sistem persamaan linear dapat dilakukan dengan cara invers
matriks, cara Cramer (determinan matriks), dan cara eliminasi Gauss-Jordan.

2.1.1 Sistem Persamaan Linear dengan Dua Variabel


A. Persamaan linear dengan dua variabel
Bagaimana kita akan menemukan jawaban/solusi dari persamaan 2x + 3y = 6,
untuk x dan y bilangan bulat? Dalam menjawab persoalan tersebut, kita dapat melukis
garis dari persamaan 2x + 3y = 6 pada bidang cartesius dan melihat titik-titik yang
terletak pada garis tersebut, seperti x = 0, y = 2, x = 3, dan y = 0; ternyata mempunyai
banyak solusi. Hal ini berarti, solusi dari persamaan 2x + 3y = 6 disebut solusi umum.
Penentuan solusi umum dari persamaan 2x + 3y = 6, selain menggunakan algoritma
Euclid, dapat juga digunakan cara berikut ini.
Misalkan y = 2t dengan t  bilangan bulat.
Persamaan: 2x + 3y = 6  2x + 3(2t) = 6
x + 3t = 3
x = 3 – 3t
Secara matriks kolom dapat dituliskan sebagai berikut :

x 3 – 3t 3 -3t
= = +
y 2t 0 2t

x 3 -3
= +t
y 0 2
. . . . . (1)
Bentuk (1) merupakan bentuk parameter dari persamaan garis lurus.

Solusi umum dari persamaan linear dengan dua variabel.

Persamaan linear : ax + by = c, a  0 dan b  0 dengan x  R dan y  R


Solusi umum :
x c/a -b
= + t , bentuk ini dikenal sebagai notasi matriks
y 0 a kolom atau vektor.
B. Sistem persamaan linear dengan dua variabel
Perhatikan sistem persamaan linear dengan dua variabel berikut ini.
bentuk biasa bentuk matriks
ax + by = P a b x P
cx + dy = Q c d y Q

Penentuan nilai x dan y dari sistem persamaan linear dengan dua variabel secara
matriks dapat dilakukan dalam beberapa cara berikut.
5. Cara invers matriks
a b x P
=
c d y Q

-1 -1
a b a b x a b P
. = .
c d c d y c d Q

-1
x a b P
1. =
y c d Q

-1
x a b P
=
y c d Q

Secara umum, solusi dari sistem persamaan linear dengan dua variabel adalah sebagai
berikut.

bentuk biasa bentuk matriks


ax + by = P a b x P
cx + dy = Q c d y Q

(i) Mempunyai satu solusi atau solusi unik jika determinan matriks a b
c d
tidak sama dengan nol, yaitu ad – bc  0
(ii) Tidak mempunyai solusi jika determinan matriks a b
c d
sama dengan nol, yaitu ad – bc = 0 dan a/c  P/Q serta b/d  P/Q.
(iii) Mempunyai tak hingga solusi atau solusi umum jika ax + by = P merupakan
kelipatan dari cx + dy = Q. Penentuan solusi umum dikerjakan dengan
prosedur bentuk A.
6. Cara Cramer (determinan matriks)
Dalam menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel, dapat
menggunakan determinan matriks yang dikenal sebagai cara Cramer.
Perhatikan sistem persamaan linear dua variabel berikut.
Bentuk matriks
ax + by = P a b x P a b
 = , dengan 
cx + dy = Q c d y Q c d

Sistem persamaan linear dua variabel tersebut mempunyai solusi unik


(penyelesaia tunggal) yang ditentukan oleh:

P b a P

Q d c Q
x= dan y =
a b a b

c d c d

7. Cara eliminasi Gauss-Jordan


Dalam menemukan solusi/penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel
dengan cara eliminasi Gauss-Jordan, perhatikan sistem persamaan linear dua
variabel berikut.
ax + by = P
cx + dy = Q
diubah ke dalam bentuk matriks
a b : P
:
c d : Q
matriks sebelah kiri, yaitu a b diubah menjadi matriks 1 0
c d 0 1

dengan operasi aljabar pada baris matriks tersebut.

C. Sistem dengan tiga persamaan dan dua variabel


Dalam persoalan matematika, terkadang kita menemukan sistem persamaan linear
dua variabel yang dibentuk oleh tiga persamaan, seperti berikut.
x + 3y = 4
2x – y = 1
x+y =3
Ketiga persamaan tersebut menunjukkan tiga garis lurus dalam sebuah bidang
Cartesius. Kedudukan ketiga garis ini dapat membentuk sebuah segitiga dan saling
berpotongan di satu titik, sistem persamaan tersebut mempunyai penyelesaian
tunggal. Adapun, jika ketiga persamaan tersebut hanya satu garis (kolinear) berarti
sistem persamaan tersebut mempunyai banyak penyelesaian.

2.1.2 Penerapan Matriks dalam Sistem Persamaan Linear Tiga


Variabel
A. Satu atau dua persamaan linear dengan tiga variabel
Cara untuk menyelesaikan persamaan linear dengan tiga variabel, contohnya
x + 2y + 3z = 6, serupa dengan cara menyelesaikansebuah persamaan linear dengan
dua variabel.

B. Sistem persamaan linear dengan tiga variabel


Perhatikan sistem persamaan linear dengan tiga variabel berikut ini.
a1x + b1y + c1z = d1
a2x + b2y + c2z = d2
a3x + b3y + c3z = d3
Bentuk di atas diubah ke bentuk matriks berikut ini.
a1 b1 c1 x d1
a2 b2 c2 y = d2
a3 b3 c3 z d3

Secara umum, bentuk ini ditulis sebagai persamaan matriks


AX = B
a1 b1 c1 x d1
dengan A = a2 b2 c2 , X = y , dan B = d2
a3 a3 c3 z d3

Penyelesaian sistem persamaan linear tiga variabel

 Cara invers matriks


AX = B  X-1 = A-1 . B
 Cara determinan (Cramer)
x = Dx , y = Dy , dan z = Dz
D D D

d1 b1 c1 a1 d1 c1
Dengan Dx = d2 b2 c2 , Dy = a2 d2 c2 ,
d3 b3 c3 a3 d3 c3
a1 b1 d1 a1 b1 c1
D z = a2 b2 d2 , dan D = a2 b2 c2
a3 b3 d3 a3 b3 c3

Penentuan nilai determinan dapat dilakukan dengan cara sarrus,


minor-kofaktor, maupun operasi eliminasi baris dan kolom.

C. penyelesaian sistem persamaan linear tiga variabel dengan cara eliminasi


Gauss-Jordan
Perhatikan sistem persamaan linear dengan tiga variabel berikut.
a1x + b1y + c1z = d1
a2x + b2y + c2z = d2
a3x + b3y + c3z = d3

Sistem persamaan di atas diubah ke dalam bentuk matriks berikut.


a1 b1 c1 : d1
a2 b2 c2 : d2
a3 b3 c3 : d3

Dengan operasi baris, matriks tersebut diubah ke bentuk :


1 0 0 : m
0 1 0 : n
0 0 1 : p
Akan diperoleh x = m, y = n, dan z = p sehingga penyelesainya adalah (m, n, p) dan
HP = {(m, n, p)}.

2.2 Penerapan Matriks dalam Transformasi Geometri


Transformasi geometri adalah suatu pemetaan sebuah objek (benda/pra peta) ke objek
lain (bayangan/peta) oleh suatu matriks transformasi pada bidang yang sama. Dalam
melakukan transformasi geometri pasti ada objek, ada matriks transformasi, dan ada objek
lain dengan operasi matriks yang meliputi operasi perkalian, invers matriks, determinan
matriks, maupun operasi eliminasi Gauss-Jordan.

2.2.1 Matriks dan Tranformasi Geometri


A. Penentuan bayangan dari benda yang ditranformasikan oleh sebuah matriks
Perhatikan perkalian matriks M = 2 -1 dengan
1 1
matriks kolom a = 2
-1 , diperoleh :
2 -1 2 5
M.a = =
1 1 -1 1

Hal ini berarti, operasi matriks M terhadap a = 2 menghasilkan


-1
matriks kolom a` = 5 . Matriks M disebut matriks tranformasi atau maping dari
1
matriks kolom a, yang disebut benda/objek, yang menghasilkan bayangan atau
peta a` = 5 .
1
Secara umum bentuk di atas dapat dituliskan :

x’ a b x
=
y’ c d y
  
bayangan matriks benda
transformasi

B. Penentuan bayangan dari transformasi benda berbentuk bangun datar


(dalam bentuk persamaan) oleh transformasi matriks
Perhatikan bentuk transformasi oleh matriks berikut.
x’ a b x
= ... menentukan bayangan
y’ c d y

kita dapat mengubah bentuk di atas dengan cara invers matriks sebagai berikut.
x a b -1 x’
= ... menentukan benda
y c d y’

diperoleh x dalam x’ dan y’ dan y dalam x’ dan y’. Nilai x dan y disubstitusikan ke
bentuk persamaan awal sehingga diperoleh persamaan bayangan yang dicari.

2.2.2 Transformasi Geometri Khusus


Transformasi geometri pada bidang Cartesius merupakan suatu pemetaan satu-
satu (one-one) dan pada (onto) dari sembarangan titik maupun bidang datar yang
dibentuk oleh sekumpulan titik. Titik-titik lain maupun bidang datar lain (baru) yang
terbentuk dari hasil transformasi geometri merupakan bayangan atau peta. Karena
transformasi geometri, benda dapat mengalami perubahan bentuk
A. Translasi (Pergeseran)
Translasi (pergeseran) merupakan transformasi suatu titik, sekumpulan titik, atau
bangun datar dengan jarak dan arah yang tetap. Translasi ditandai oleh matriks
transformasi yang berbentuk matriks kolom, yaitu a dengan a sebagai komponen
b
x pada sumbu horizontal dan b sebagai komponen y pada sumbu vertikal.
1. Translasi Titik
Secara umum, bentuk translasi sebuah titik ditentukan oleh persamaan matriks
transformasi berikut ini.
Titik awal/benda Matriks transformasi (T) Bayangan
xA a x’A a + xA
A (xA, yA) = T= =
yA b y’A b + yA

2. Translasi Kurva
Penentuan bayangan/peta dari persamaan kurva dapat dilakukan dengan cara
berikut.
Diketahui kurva y = f(x) ditranslasikan oleh matriks T = a .
b
Bayangan kurva y = f(x) ditentukan oleh persamaan matriks berikut.
x’ a x x x’ - a
= +  =
y’ b y y y’ – b

diperoleh x = x’ – a dan y = y’ – b. Nilai=nilai x dan y disubstitusikan ke bentuk


persamaan kurva y = f(x), diperoleh :
y’ – b = f(x’ – a)
Hal ini berarti persamaan bayangan kurva y = f(x) oleh translasi -> T = a
b
berbentuk : y – b = f(x – a) ... persamaan bayangan kurva

Untuk menentukan persamaan kurva awal yang jika ditranslasikan oleh matriks
T= a menghasilkan persamaan bayangan y’ = f(x’) dapat dilakukan dengan
b
cara berikut.
Persamaan matriks translasi :
x’ a x x’ a+x
= +  =
y’ b y y’ b+y

diperoleh x’ = a + x dan y’ = b + y. Nilai-nilai ini disubstitusikan ke persamaan


bayangan sehingga diperoleh persamman kurva berikut.
b + y = f(a + x)
y + b = f(x + a) ... Persamaan kurva awal

B. Refleksi (pencerminan)
Refleksi merupakan suatu transformasi (isometri) yang memindahkan setiap titik
pada suatu bidang dengan menggunakan sifat-sifat bayangan pada suatu cermin.

1. Refleksi terhadap titik O (0,0)


Jika titik A (x, y) dicerminkan terhadap titik O (0,0) akan mempunyai koordinat
bayangan A’ (-x, -y). Dapat ditulis dengan :

A (x, y)  A’ (x’, y’)

x’ -1 0 x
=
y’ 0 -1 y

2. Refleksi terhadap sumbu x (y = 0)

A (x, y)  A’ (x’, y’)

x’ 1 0 x
=
y’ 0 -1 y

3. Refleksi terhadap sumbu y (x = 0)

A (x, y)  A’ (x’, y’)

x’ -1 0 x
=
y’ 0 1 y

4. Refleksi terhadap garis y = x

A (x, y)  A’ (x’, y’)

x’ 0 1 x
=
y’ 1 0 y
5. Refleksi terhadap garis y = -x

A (x, y)  A’ (x’, y’)

x’ 0 -1 x
=
y’ -1 0 y

C. Rotasi (perputaran)

Rotasi sebuah titik atau bangun datar merupakan transformasi (isometri) yang
ditentukan oleh tiga unsur penting, yaitu rotasi  P(h, k), besar sudut rotasi  , dan
arah sudut rotasi. Pusat rotasi dapat terletak di titik O(0,0) dan P(h, k). Arah putaran
sudut mengikuti arah putaran jarum jam, yaitu :
(i) Rotasi bernilai positif (+), jika arah putaran berlawanan arah jarum jam.
(ii) Rotasi bernilai negatif(-), jika arah putaran searah jarum jam.

1. Rotasi titik dan kuva terhadap pusat O (0.0) sejauh 

x’A cos  -sin  xA


=
y’A sin  cos  yA

2. Rotasi titik dan kurva terhadap titik pusat P(h, k) sejauh 

x’ cos  -sin
=
y’

D. Dilatasi (perkalian)
Dilatasi merupakan transformasi yang mengubah ukuran (memperbesar atau
memperkecil) sebuah bangun geometri, tetapi tidak mengubah bentuk bangun
geometri tersebut dari bangun geometri asal. Bangun asal selalu sebangun dengan
bayangan bangun geometri setelah didilatasi.
2.3 Fungsi Matriks Dalam Kehidupan Sehari-Hari

1. Memudahkan dalam membuat analisis mengenai suatu masalah ekonomi yang


mengandung bermacam – macam variabel.
2. Digunakan dalam memecahkan masalah operasi penyelidikan , misalnya masalah
operasi penyelidikan sumber – sumber minyak bumi dan sebagainya.
3. Dikaitkan dengan penggunaan program linear, analisis input output baik dalam
ekonomi, statistic, maupun dalam bidang pendidikan, manajemen, kimia, dan bidang
– bidang teknologi yang lainnya.
4. Dengan menggunaan Microsoft Office Excel sebagai media pembelajaran. Khususnya
untuk menghitung berbagai operasi matriks ternyata cukup mudah untuk dilakukan
oleh guru serta sangat efisien untuk waktu pengerjaan sebuah matriks, jika secara
manual untuk menghitung sebuah matriks yang memiliki orde banyak diperlukan
waktu yang sangat lama bahkan sampai berhari-hari. Tetapi dengan menggunakan
fungsi matriks untuk menghitungnya dapat dilakukan hanya dengan beberapa menit
saja. Apalagi dengan menggunakan Microsoft Office Excel sebagai media
pembelajaran, cukup mudah dilaksanakan dan sangat efektif digunakan sebagai alat
bantu untuk membuat soal-soal latihan interaktif. Hanya saja dibutuhkan keahlian dan
daya imaginasi guru tersebut untuk mengembangkan media pembelajaran dengan
menggunakan Microsoft Office Excel.
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Matriks merupakan suatu kumpulan dari simbol, bilangan ekspresi yang memiliki
bentuk persegi panjang dan tersusun sesuai dengan kolom dan baris. Beberapa bilangan yang
ada pada matriks ini dinamakan elemen atau anggota dari matriks.
Matriks banyak dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan
matematika misalnya dalam menemukan solusi masalah persamaan linear, transformasi linear
yakni bentuk umum dari fungsi linear contohnya rotasi dalam 3 dimensi. Matriks juga seperti
variabel biasa, sehingga matriks pun dapat dimanipulasi misalnya dikalikan, dijumlah,
dikurangkan, serta didekomposisikan. Menggunakan representasi matriks, perhitungan dapat
dilakukan dengan lebih terstruktur.
Memudahkan dalam membuat analisis mengenai suatu masalah ekonomi yang
mengandung bermacam – macam variabel. Digunakan dalam memecahkan masalah operasi
penyelidikan , misalnya masalah operasi penyelidikan sumber – sumber minyak bumi dan
sebagainya. Dikaitkan dengan penggunaan program linear, analisis input output baik dalam
ekonomi, statistic, maupun dalam bidang pendidikan, manajemen, kimia, dan bidang –
bidang teknologi yang lainnya.

3.2 Saran
Ketika sudah mengetahui konsep dasar matriks maka kita dapat menerapkannya
ketika menyelesaikan berbagai permasalahan matematika misalnya dalam menemukan solusi
masalah sistem persamaan linear dan transformasi geometri. Jika matriks ini dimanfaatkan
dengan baik dengan penerapan contoh matriks maka fungsi matriks akan terpenuhi dan
memberikan suatu manfaat tersendiri bagi yang menggunakannya.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai