Anda di halaman 1dari 10

Sanksi adalah suatu tindakan berupa hukuman yang diberikan kepada orang yang melanggar

peraturan. Peraturan atau Undang-undang merupakan rambu-rambu bagi seseorang untuk


melakukan sesuatu mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang seharusnya tidak
dilakukan. Sanksi diperlukan agar peraturan atau Undang-undang tidak dilanggar. Sanksi pajak
merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma
perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi, dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat
pencegah agar Wajib Pajak tidak melanggar norma perpajakan.

Kenapa mesti ada sanksi pajak?


Karena di mana negara memberikan kepercayaan penuh kepada wajib pajak untuk mendaftar
menghitung,menyetor,dan melaporkan kewajiban perpajakannya.untuk dapat menjalankan
dengan baik,maka setiap pajak memerlukan pengetahuan pajak,baik dari segi peraturan
maupun teknis adminstrasinya.agar pelaksanaanya dapat tertib dan sesuai dengan target yang
diharapkan,pemerintah telah menyiapkan rambu rambu yang diatur dalam undang-undang
perpajakan yang berlaku.

Dari sudut pandang yuridis,pajak memang mengandung unsur pemaksaan.artinya jika


kewajiban perpajkan tidak dilaksanaakan,maka ada konsekuensi hukum tersebut adalah
pengenaan sanksi sanksi perpajakan

Pada hakikatnya, pengenaan sanksi perpajakan diberlakukan untuk menciptakan kepatuhan


Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Itulah sebabnya, penting bagi
Wajib pajak memahami sanksi-sanksi perpajakan sehingga mengetahui konsekuensi hukum
dari apa yang dilakukan ataupun tidak dilakukan.

Untuk dapat memberikan gambaran mengenai hal-hal apa saja yang perlu dihindari agar tidak
dikenai sanksi perpajakan, di bawah ini akan diuraikan tentang jenis-jenis sanksi perpajakan
dan perihal pengenaannya.

Ragam Sanksi Berdasarkan Jenis Pajak


Berikut ini merupakan tabel terkait sanksi pajak menurut jenis pajak serta bentuk sanksinya:
A. Sanksi Administrasi
1. Sanksi Bunga
Peratur
No Tentang Jenis Sanksi
an
UU KUP
2007 Pembetulan SPT tahunan dalam 2
1  
Pasal 8 tahun
Ayat (2)

2 UU KUP Pembetulan SPT masa dalam 2 2% per bulan dari jumlah pajak yang
2007 tahun kurang dibayar, dihitung sejak jatuh tempo
Pasal 8 pembayaran s/d tanggal pembayaran
Ayat
(2a)

UU KUP
2007
Keterlambatan bayar/setor pajak
3 Pasal 9  
masa
Ayat
(2a)

UU KUP
2007
Keterlambatan bayar/setor pajak
4 Pasal 9  
tahunan
Ayat
(2b)

UU KUP
2007 SKPKB kurang bayar atau tidak
2% per bulan dari jumlah kurang maksimal
5 Pasal 8 dibayar dan penerbitan NPWP dan
24 bulan
Ayat pengukuhan PKP secara jabatan
(2a)

UU KUP
2007 48% dari jumlah pajak yang tidak/kurang
6 Penerbitan SPT setelah 5 tahun
Pasal 13 dibayar
Ayat (5)

UU KUP (a) PPh tahun berjalan tidak/kurang


2% per bulan dari jumlah pajak tidak/
7 2007 bayar
Pasal 14
  ayat (3) (b) SPT kurang bayar kurang dibayar maksimal 24 bulan

UU KUP
2007
8
Pasal 14
Ayat (5) PKP gagal produksi 2% dari pajak yang ditagih
UU KUP
2007
9 48% dari jumlah yang tidak/kurang dibayar
Pasal 15 SKPKBT diterbitkan setelah lewat 5
Ayat (4) tahun karena adanya tindak pidana

10 UU KUP SKPKB/T, Surat Keputusan 2% per bulan dari jumlah pajak yang
2007 Pembetulan, Surat Keputusan tidak/kurang dibayar, dihitung dari tanggal
Pasal 19 Keberatan atau Putusan Banding jatuh tempo s/d tanggal
Ayat (1) yang berakibat kurang pelunasan/diterbitkannya STP
bayar/terlambat bayar

UU KUP
2007
11
Pasal 19 Pembayaran mengangsur atau
Ayat (2) menunda

UU KUP 2% per bulan dari kekurangan


2007 Kekurangan pajak karena pembayaran dihitung dari batas akhir
12
Pasal 19 penundaan SPT penyampaian SPT s/d tanggal dibayarnya
Ayat (3) kekurangan tersebut.

2. Sanksi Denda
No Peraturan Tentang Jenis Sanksi
SPT Tidak Disampaikan:  

a. SPT Masa PPN  Rp                                 500.000,00


UU KUP
1 2007 Pasal b. SPT masa lainnya  Rp                                 100.000,00
7 ayat (1)
c. SPT Tahunan PPh WP Badan  Rp                             1.000.000,00

d. SPT Tahunan PPh WP OP  Rp                                 100.000,00

UU KUP
Pengungkapan ketidakbenaran dan
2 2007 Pasal 150% x jumlah pajak kurang bayar
pelunasan sebelum penyidikan
8 ayat (3)

a. PKP tidak membuat faktur pajak

UU KUP b. PKP tidak mengisi form pajak


3 2007 Pasal secara lengkap
14 ayat (4)
c. PKP melaporkan faktur tidak 2% dari pengenaan pajak
sesuai masa terbit

UU KUP
4 2007 Pasal PKP gagal produksi telah diberikan
14 ayat (5) restitusi
Pengajuan 50% x jumlah pajak berdasarkan
UU KUP 2007 Pasal 25 ayat keberatan keputusan keberatan dikurangi dengan
5
(9) ditolak/dikabulk pajak yang telah dibayar sebelum
an sebagian mengajukan keberatan

UU KUP Permohonan banding 100% x jumlah pajak berdasarkan Putusan


6
2007 Pasal ditolak/dikabulkan sebagian Banding dikurangi dengan pajak yang
27 ayat telah dibayar sebelum mengajukan
(5d) keberatan

3. Sanksi Kenaikan
No Peraturan Tentang Jenis Sanksi
UU KUP
2007 Pengungkapan ketidakbenaran
1 50% dari pajak yang kurang dibayar
Pasal pengisian SPT setelah lewat 2
8ayat (5) tahun sebelum terbitnya SKP

50% dari PPh yang


a. SKPKB karena SPT tidak
tidak/kurang dibayar
disampaikan
    dalam setahun

UU KUP
b. PPN/PPnBM tidak seharusnya
2007 100% dari PPh yang tidak/kurang
2 dikompensasi atau tidak seharusnya
Pasal 13 dipotong, tidak/kurang dipungut,
dikenai tarif 0%
ayat (3) tidak/kurang disetor dan 

c. Kewajiban pembukuan & dipotong/dipungut tetapi tidak/kurang


pemeriksaan tidak dipenuhi disetor atau 100% dari PPN dan PPnBM
sehingga tidak diketahui besaran yang tidak/kurang dibayar
    pajak terutang

Tidak menyampaikan
SPT/menyampaikan SPT tetapi
UU KUP 200% dari jumlah pajak yang kurang
isinya tidak benar/tidak lengkap atau
3 2007 dibayar yang diterapkan melalui
melampirkan keterangan yang
Pasal 13A penerbitan SKPKB
isinya tidak benar, yang dilakukan
karena kealpaan dan pertama kali

UU KUP
2007
Pasal 15
4 ayat (2) Kekurangan pajak pada SKPKBT  

UU KUP SKPKB yang terbit dilakukan


2007 pengembalian pendahuluan
5
Pasal 17C kelebihan pajak bagi WP dengan
ayat (5) kriteria tertentu 100% dari jumlah kekurangan pajak

UU KUP SKPKB yang terbit setelah


2007 dilakukan pengembalian
6
Pasal 17D pendahuluan kelebihan pajak bagi
ayat (5) wajib pajak dengan persyaratan  
B. Sanksi Pidana
Sanksi pidana bidang perpajakan terdiri dari tiga, yakni denda, pidana dan kurungan.
Berikut ini tabel yang merinci mengenai sanksi pidana perpajakan.
No Peraturan Tentang Jenis Sanksi
Setiap orang yang karena
kealpaannya:

a. Tidak menyampaikan SPT


Pidana kurungan paling sedikit 3
UU KUP b. Menyampaikan SPT tetapi isinya bulan/paling lama 1 tahun atau denda
2007 tidak benar atau tidak lengkap atau paling sedikit 1 kali jumlah pajak terutang
1 melampirkan keterangan yang
Pasal 38 yang tidak/kurang dibayardan paling
ayat (1) isinya benar sehingga dapat banyak 2 kali jumlah pajak terutang yang
menimbulkan kerugian pada tidak atau kurang dibayar
pendapatan negara dan perbuatan
tersebut merupakan perbuatan
setelah perbuatan yang pertama
kali.

    Setiap orang dengan sengaja:  

a. Tidak mendaftarkan diri untuk


diberikan NPWP atau tidak
     
mendaftarkan usaha untuk
dikukuhkan sebagai PKP

b. Menyalahgunakan/menggunakan
     
tanpa hak NPWP/PKP

    c. Tidak menyampaikan SPT  

d. Menyampaikan SPT dan/atau


     
SPT tidak lengkap

    e. Menolak dilakukan pemeriksaan  

f. Memperlihatkan pembukuan, Penjara paling singkat 6 tahun dan denda


UU KUP
pencatatan, atau dokumen lain yang paling sedikit 2 kali jumlah pajak terutang
2007
2 palsu/dipalsukan seolah-olah benar yang tidak atau kurang dibayar dan paling
Pasal 39
atau tidak menggambarkan banyak 4 kali jumlah pajak terutang yang
ayat (1)
keadaan yang sebenarnya tidak/kurang dibayar

g. Tidak menyelenggarakan
pembukuan/pencatatan di
     
Indonesia, tidak meminjamkan
buku, catatan/dokumen lain
h. Tidak menyimpan buku,
catatan/dokumen yang menjadi
dasar pembukuan/catatan dan
dokumen lain termasuk hasil
     
pengolahan data dari pembukuan
yang dikelola secara
elektronik/diselenggarakan secara
program aplikasi online di Indonesia

i. Tidak menyetorkan pajak yang


telah dipotong/dipungut sehingga
     
menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara

Pidana penjara paling singkat 6 tahun dan


Seseorang melakukan lagi tindak denda paling sedikit 2 kali jumlah pajak
UU KUP
pidana di bidang perpajakan terutang yang tidak atau kurang dibayar
2007
3 sebelum lewat 1 tahun terhitung dan paling banyak 4 kali jumlah pajak
Pasal 39
sejak selesainya menjalani pidana terutang yang tidak/kurang dibayar dan
ayat (2)
yang dijatuhkan sanksi tersebut akan ditambahkan 1 kali
menjadi 2 kali sanksi pidana

Pidana kurungan paling singkat 6


Sesuatu yang
bulan/paling lama 2 tahun atau denda
diketahui/diberitahukan kepadanya
UU KUP paling sedikit 2 kali jumlah restitusi yang
oleh WP Dalam rangka
2007 dimohonkan dan/kompensasi atau
4 jabatan/pekerjaannya untuk
Pasal 39 pengkreditan yang dilakukan dan paling
menjalankan ketentuan per UU
ayat (3) banyak 4 kali jumlah restitusi yang
Perpajakan dan/keterangan yang
dimohonkan dan/kompensasi atau
isinya tidak benar/tidak lengkap
pengkreditan yang dilakukan

    Setiap orang dengan sengaja:  

    Pidana penjara paling singkat 2 tahun dan


5 UU KUP paling lama 6 tahun serta denda paling
a. Menerbitkan, menggunakan
2007 sedikit 2 kali jumlah pajak dalam faktur
faktur pajak, bukti potong, bukti
Pasal 39A pajak, bukti pemungutan pajak,
setoran pajak yang tidak
pemotongan pajak dan/atau bukti setoran
berdasarkan yang sebenarnya
pajak dan paling banyak 6 kali jumlah
b. Menerbitkan faktur pajak tetapi
pajak dalam faktur pajak, bukti
belum dikukuhkan sebagai PKP
pemungutan pajak, pemotongan pajak
dan/atau bukti setoran pajak

       
Pejabat yang karena kealpaannya
tidak memenuhi kewajiban
merahasiakan segala sesuatu yang
UU KUP
diketahui/diberitahukan kepadanya
2007 Pidana kurungan paling lama 1 tahun dan
6 oleh WP dalam rangka
Pasal 41 denda paling banyak Rp 25 Juta
jabatan/pekerjaannya untuk
ayat (1)
menjalankan ketentuan per UU
perpajakan, atas pengaduan orang
yang kerahasiaannya dilanggar

Pejabat yang dengan sengaja tidak


memenuhi kewajiban merahasiakan
segala sesuatu yang
UU KUP
diketahui/diberitahukan kepadanya
2007 Pidana kurungan paling lama 2 tahun dan
7 oleh WP dalam rangka
Pasal 41 denda paling banyak 50 Juta
jabatan/pekerjaannya untuk
ayat (2)
menjalankan ketentuan per UU
perpajakan, atas pengaduan orang
yang kerahasiaannya dilanggar

Setiap orang yang wajib


memberikan keterangan/bukti yang
diminta oleh Direktur Jenderal Pajak
UU KUP pada saat melakukan pemeriksaan
Pidana kurungan paling lama 1 tahun dan
8 2007 pajak, penagihan pajak/penyidikan
denda paling banyak Rp 25 Juta
Pasal 41A tindak pidana dibidang perpajakan
tetapi dengan sengaja tidak
memberi keterangan/bukti yang
tidak benar

Setiap orang yang dengan sengaja


menyebabkan tidak terpenuhinya
kewajiban pejabat dan pihak lain
UU KUP dalam merahaiakan segala sesuatu
Pidana kurungan paling lama 3 tahun atau
9 2007 yang diketahui/diberitahukan
denda paling banyak 75 juta
Pasal 41B kepadanya oleh WP dalam rangka
jabatan/pekerjaannya untuk
menjalankan ketentuan peraturan
per UU perpajakan

UU KUP Setiap orang yang dengan sengaja


2007 tidak memenuhi kewajiban Pidana kurungan paling lama 1 tahun dan
10
Pasal 41C merahasiakan segala sesuatu yang denda paling banyak 1 milyar
ayat (1) diketahui/diberitahukan kepadanya
oleh WP dalam rangka
jabatan/pekerjaannya untuk
menjalankan ketentuan peraturan
per UU perpajakan

Setiap orang yang dengan sengaja


tidak terpenuhi kewajiban pejabat
dan pihak lain dalam merahasiakan
UU KUP
segala sesuatu yang
2007
11 diketahui/diberitahukan kepadanya
Pasal 41C
oleh WP dalam rangka
ayat (2)
jabatan/pekerjaannya untuk
menjalankan ketentuan per UU Pidana kurungan paling lama 10 bulan
perpajakan dan/atau denda paling banyak 800 juta

Setiap orang yang dengan sengaja


UU KUP tidak memberikan data dan
2007 informasi yang diminta oleh Direktur
12
Pasal 41C Jenderal Pajak dalam menghimpun
ayat (3) data dan informasi untuk
kepentingan penerimaan negara  

UU KUP Setiap orang yang dengan sengaja


2007 menyalahgunakan data dan Pidana kurungan paling lama 1 tahun
13
Pasal 41C informasi perpajakan sehingga dan/atau denda paling banyak 500 juta
ayat (4) menimbulkan kerugian bagi negara

Sanksi Hukum jika Tidak Melakukan Pembayaran atau Telat Melaporkan Pajak
Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan (UU
KUP), sanksi perpajakan terdiri dari sanksi administrasi dan sanksi pidana.
Sekarang mari kita bahas jenis sanksi tersebut satu per satu.
1. Sanksi Administrasi
Sanksi administrasi perpajakan terdiri dari sanksi denda, sanksi bunga dan sanksi kenaikan.
Sekian sanksi tersebut dikenakan untuk berbagai jenis pelanggaran aturan.
a) Pengenaan bunga
Sanksi berupa pengenaan bunga ini berlandaskan pada Pasal 9 Ayat 2(a) dan 2(b) UU KUP.
Dalam Ayat 2(a) dikatakan, wajib pajak yang membayar pajaknya setelah jatuh tempo akan
dikenakan denda sebesar 2% per bulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo hingga tanggal
pembayaran.
Sementara, pada Ayat 2(b) disebutkan, wajib pajak yang baru membayar pajak setelah jatuh
tempo penyampaian SPT tahunan akan dikenakan denda sebesar 2% per bulan, yang dihitung
sejak berakhirnya batas waktu penyampaian SPT sampai dengan tanggal pembayaran, dan
bagian dari bulan dihitung penuh satu bulan.
Sebagai contoh, berdasarkan undang-undang, batas akhir pembayaran dan pelaporan
PPh adalah masing-masing tanggal 10 (PPh pada umumnya) dan tanggal 15 (PPh Final
0,5%/pajak UMKM, PPh 25) bulan berikutnya.
Jika wajib pajak baru membayar kewajibannya lewat dari tanggal-tanggal tersebut, maka wajib
pajak harus membayar bunga sebesar 2% dari jumlah pajak yang terutang.
Baca juga: Ingin Bayar Sanksi Denda Pajak Secara Online? Cari Tahu Tempat dan Caranya di
sini
b) Sanksi Kenaikan
Sanksi kenaikan ditujukan kepada wajib pajak yang melakukan pelanggaran tertentu.
Contohnya seperti tindak pemalsuan data dengan mengecilkan jumlah pendapatan pada SPT
setelah lewat 2 tahun sebelum terbit SKP.
Jenis sanksi ini bisa berupa kenaikan jumlah pajak yang harus dibayar dengan kisaran 50% dari
pajak yang kurang dibayar tersebut.
c) Sanksi Denda
Sanksi pajak berupa denda ditujukan kepada pelanggaran yang berhubungan dengan
kewajiban pelaporan.
Besarannya pun bermacam-macam, sesuai dengan aturan undang-undang.
Contohnya, telat menyampaikan SPT Masa PPN, maka nominal denda yang dikenakan senilai
Rp 500.000.
Sedangkan telat dalam menyampaikan SPT Masa PPh, maka nominal denda yang dikenakan
senilai Rp1.000.000 untuk wajib pajak badan dan Rp100.000 untuk wajib pajak perorangan.
2. Sanksi Pidana
Sanksi ini merupakan jenis sanksi terberat dalam dunia perpajakan.
Biasanya, sanksi pidana dikenakan bila wajib pajak melakukan pelanggaran berat yang
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan dilakukan lebih dari satu kali.
Dalam Undang-Undang KUP, terdapat pasal 39 ayat i yang memuat sanksi pidana bagi orang
yang tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut.
Sanksi tersebut adalah pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun,
serta denda minimal 2 kali pajak terutang dan maksimal 4 kali pajak terutang yang tidak dibayar
atau kurang dibayar.
Contoh kasus untuk sanksi ini adalah pengusaha yang menerbitkan faktur pajak dan memungut
PPN, namun tidak mendaftarkan diri dan melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai PKP. Sehingga, PPN yang dipungut tidak disetorkan ke kas negara.

Sanksi Hukum Bila Wajib Pajak Terlambat Melaporkan SPT


Selain mengatur sanksi bagi wajib pajak yang tidak melakukan pembayaran pajak, Undang-
Undang KUP juga memuat sanksi bagi wajib pajak yang tidak melaporkan SPT atau terlambat
melaporkan SPT.
Jenis sanksi yang dibebankan pada wajib pajak yang melanggar ketentuan tersebut adalah
denda. Besaran denda dibagi menjadi 3, yakni:
● Rp 500.000 – untuk Surat Pemberitahuan Masa PPN
● Rp 100.000 – untuk Surat Pemberitahuan Masa lainnya
● Rp 1.000.000 – untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
badan
● Rp 100.000 – untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Orang Pribadi
Batas akhir pelaporan SPT dibedakan berdasarkan jenis pajak yang akan dilaporkan.
Tujuannya agar administrasi perpajakan di Indonesia jadi semakin rapi.
Berikut ini tiga batas waktu pelaporan SPT yang sebaiknya diketahui wajib pajak:
1. Surat Pemberitahuan Masa (Paling lama 20 hari setelah akhir masa pajak)
2. SPT Pajak Penghasilan wajib pajak orang pribadi (Paling lama 3 bulan setelah akhir
masa pajak)
3. SPT Pajak Penghasilan wajib pajak badan (Paling lama 4 bulan setelah akhir masa
pajak)
Namun, bila wajib pajak tidak melaporkan SPT sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara, dan tindakan tersebut sudah dilakukan lebih dari sekali, wajib pajak dapat
dikenakan sanksi berupa denda minimal satu kali jumlah pajak terutang yang tidak dibayar atau
kurang bayar.
Denda dikenakan maksimal dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.
Bahkan, atas tindakan tersebut wajib pajak dapat dipidana kurungan paling singkat tiga bulan
atau paling lama satu tahun.
Contoh Penghitungan Sanksi Pajak
Berikut ini merupakan contoh penghitungan sanksi pajak:
PT ABC merupakan PKP yang telah dikukuhkan pada tanggal 21 Januari 2017.
Berikut ini administrasi perpajakan PT ABC terkait pelanggarannya:
– SPT Masa PPN untuk masa Agustus 2018 tidak dimasukan walaupun sudah ditegur.
– PT ABC selaku wajib pajak juga tidak melakukan pembukuan sebagaimana disebutkan dalam
Pasal 28 dan 29 UU KUP 2007
– Terhadap PT ABC, dilakukan pemeriksaan dan menghasilkan kurang bayar sebesar Rp 200
juta. SKPKB diterbitkan Januari 2019
Terhadap kasus ini, dapat diterbitkan SKPKB beserta sanksinya, yakni sebagai berikut:
● Pokok Pajak kurang bayar sebesar Rp 200.000.000,00
● Sanksi Pasal 13 ayat (3), 100% sebesar Rp 200.000.000,00
● Sanksi Pasal 13 ayat (2), (5 x 2%) sebesar Rp 20.000.000,00
● STP sebesar Rp 50.000,00
Total pajak yang harus dibayarkan oleh PT ABC adalah sebesar Rp 420.050.000,00
Pada kasus ini, PT ABC melakukan tindak pelanggaran dua kali tetapi sanksi yang dikenakan
tetap satu kali yaitu 100%

Anda mungkin juga menyukai