Untuk dapat memberikan gambaran mengenai hal-hal apa saja yang perlu dihindari agar tidak
dikenai sanksi perpajakan, di bawah ini akan diuraikan tentang jenis-jenis sanksi perpajakan
dan perihal pengenaannya.
2 UU KUP Pembetulan SPT masa dalam 2 2% per bulan dari jumlah pajak yang
2007 tahun kurang dibayar, dihitung sejak jatuh tempo
Pasal 8 pembayaran s/d tanggal pembayaran
Ayat
(2a)
UU KUP
2007
Keterlambatan bayar/setor pajak
3 Pasal 9
masa
Ayat
(2a)
UU KUP
2007
Keterlambatan bayar/setor pajak
4 Pasal 9
tahunan
Ayat
(2b)
UU KUP
2007 SKPKB kurang bayar atau tidak
2% per bulan dari jumlah kurang maksimal
5 Pasal 8 dibayar dan penerbitan NPWP dan
24 bulan
Ayat pengukuhan PKP secara jabatan
(2a)
UU KUP
2007 48% dari jumlah pajak yang tidak/kurang
6 Penerbitan SPT setelah 5 tahun
Pasal 13 dibayar
Ayat (5)
UU KUP
2007
8
Pasal 14
Ayat (5) PKP gagal produksi 2% dari pajak yang ditagih
UU KUP
2007
9 48% dari jumlah yang tidak/kurang dibayar
Pasal 15 SKPKBT diterbitkan setelah lewat 5
Ayat (4) tahun karena adanya tindak pidana
10 UU KUP SKPKB/T, Surat Keputusan 2% per bulan dari jumlah pajak yang
2007 Pembetulan, Surat Keputusan tidak/kurang dibayar, dihitung dari tanggal
Pasal 19 Keberatan atau Putusan Banding jatuh tempo s/d tanggal
Ayat (1) yang berakibat kurang pelunasan/diterbitkannya STP
bayar/terlambat bayar
UU KUP
2007
11
Pasal 19 Pembayaran mengangsur atau
Ayat (2) menunda
2. Sanksi Denda
No Peraturan Tentang Jenis Sanksi
SPT Tidak Disampaikan:
UU KUP
Pengungkapan ketidakbenaran dan
2 2007 Pasal 150% x jumlah pajak kurang bayar
pelunasan sebelum penyidikan
8 ayat (3)
UU KUP
4 2007 Pasal PKP gagal produksi telah diberikan
14 ayat (5) restitusi
Pengajuan 50% x jumlah pajak berdasarkan
UU KUP 2007 Pasal 25 ayat keberatan keputusan keberatan dikurangi dengan
5
(9) ditolak/dikabulk pajak yang telah dibayar sebelum
an sebagian mengajukan keberatan
3. Sanksi Kenaikan
No Peraturan Tentang Jenis Sanksi
UU KUP
2007 Pengungkapan ketidakbenaran
1 50% dari pajak yang kurang dibayar
Pasal pengisian SPT setelah lewat 2
8ayat (5) tahun sebelum terbitnya SKP
UU KUP
b. PPN/PPnBM tidak seharusnya
2007 100% dari PPh yang tidak/kurang
2 dikompensasi atau tidak seharusnya
Pasal 13 dipotong, tidak/kurang dipungut,
dikenai tarif 0%
ayat (3) tidak/kurang disetor dan
Tidak menyampaikan
SPT/menyampaikan SPT tetapi
UU KUP 200% dari jumlah pajak yang kurang
isinya tidak benar/tidak lengkap atau
3 2007 dibayar yang diterapkan melalui
melampirkan keterangan yang
Pasal 13A penerbitan SKPKB
isinya tidak benar, yang dilakukan
karena kealpaan dan pertama kali
UU KUP
2007
Pasal 15
4 ayat (2) Kekurangan pajak pada SKPKBT
b. Menyalahgunakan/menggunakan
tanpa hak NPWP/PKP
g. Tidak menyelenggarakan
pembukuan/pencatatan di
Indonesia, tidak meminjamkan
buku, catatan/dokumen lain
h. Tidak menyimpan buku,
catatan/dokumen yang menjadi
dasar pembukuan/catatan dan
dokumen lain termasuk hasil
pengolahan data dari pembukuan
yang dikelola secara
elektronik/diselenggarakan secara
program aplikasi online di Indonesia
Pejabat yang karena kealpaannya
tidak memenuhi kewajiban
merahasiakan segala sesuatu yang
UU KUP
diketahui/diberitahukan kepadanya
2007 Pidana kurungan paling lama 1 tahun dan
6 oleh WP dalam rangka
Pasal 41 denda paling banyak Rp 25 Juta
jabatan/pekerjaannya untuk
ayat (1)
menjalankan ketentuan per UU
perpajakan, atas pengaduan orang
yang kerahasiaannya dilanggar
Sanksi Hukum jika Tidak Melakukan Pembayaran atau Telat Melaporkan Pajak
Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan (UU
KUP), sanksi perpajakan terdiri dari sanksi administrasi dan sanksi pidana.
Sekarang mari kita bahas jenis sanksi tersebut satu per satu.
1. Sanksi Administrasi
Sanksi administrasi perpajakan terdiri dari sanksi denda, sanksi bunga dan sanksi kenaikan.
Sekian sanksi tersebut dikenakan untuk berbagai jenis pelanggaran aturan.
a) Pengenaan bunga
Sanksi berupa pengenaan bunga ini berlandaskan pada Pasal 9 Ayat 2(a) dan 2(b) UU KUP.
Dalam Ayat 2(a) dikatakan, wajib pajak yang membayar pajaknya setelah jatuh tempo akan
dikenakan denda sebesar 2% per bulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo hingga tanggal
pembayaran.
Sementara, pada Ayat 2(b) disebutkan, wajib pajak yang baru membayar pajak setelah jatuh
tempo penyampaian SPT tahunan akan dikenakan denda sebesar 2% per bulan, yang dihitung
sejak berakhirnya batas waktu penyampaian SPT sampai dengan tanggal pembayaran, dan
bagian dari bulan dihitung penuh satu bulan.
Sebagai contoh, berdasarkan undang-undang, batas akhir pembayaran dan pelaporan
PPh adalah masing-masing tanggal 10 (PPh pada umumnya) dan tanggal 15 (PPh Final
0,5%/pajak UMKM, PPh 25) bulan berikutnya.
Jika wajib pajak baru membayar kewajibannya lewat dari tanggal-tanggal tersebut, maka wajib
pajak harus membayar bunga sebesar 2% dari jumlah pajak yang terutang.
Baca juga: Ingin Bayar Sanksi Denda Pajak Secara Online? Cari Tahu Tempat dan Caranya di
sini
b) Sanksi Kenaikan
Sanksi kenaikan ditujukan kepada wajib pajak yang melakukan pelanggaran tertentu.
Contohnya seperti tindak pemalsuan data dengan mengecilkan jumlah pendapatan pada SPT
setelah lewat 2 tahun sebelum terbit SKP.
Jenis sanksi ini bisa berupa kenaikan jumlah pajak yang harus dibayar dengan kisaran 50% dari
pajak yang kurang dibayar tersebut.
c) Sanksi Denda
Sanksi pajak berupa denda ditujukan kepada pelanggaran yang berhubungan dengan
kewajiban pelaporan.
Besarannya pun bermacam-macam, sesuai dengan aturan undang-undang.
Contohnya, telat menyampaikan SPT Masa PPN, maka nominal denda yang dikenakan senilai
Rp 500.000.
Sedangkan telat dalam menyampaikan SPT Masa PPh, maka nominal denda yang dikenakan
senilai Rp1.000.000 untuk wajib pajak badan dan Rp100.000 untuk wajib pajak perorangan.
2. Sanksi Pidana
Sanksi ini merupakan jenis sanksi terberat dalam dunia perpajakan.
Biasanya, sanksi pidana dikenakan bila wajib pajak melakukan pelanggaran berat yang
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan dilakukan lebih dari satu kali.
Dalam Undang-Undang KUP, terdapat pasal 39 ayat i yang memuat sanksi pidana bagi orang
yang tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut.
Sanksi tersebut adalah pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun,
serta denda minimal 2 kali pajak terutang dan maksimal 4 kali pajak terutang yang tidak dibayar
atau kurang dibayar.
Contoh kasus untuk sanksi ini adalah pengusaha yang menerbitkan faktur pajak dan memungut
PPN, namun tidak mendaftarkan diri dan melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai PKP. Sehingga, PPN yang dipungut tidak disetorkan ke kas negara.