KAJIAN TEORI
A. Variasi Bahasa
dilakukan oleh manusia yang merupakan mahluk sosial. Manusia sebagai mahkluk
sosial yang selalu dituntut untuk berinteraksi dengan manusia yang lain. Manusia
merupakan mahkluk yang diciptakan untuk hidup berhubungan dengan orang lain.
individu yang lain. Atas dasar hal tersebut kemudian munculah apa yang disebut
variasi bahasa. Variasi bahasa sendiri muncul karena proses interaksi sosial dari para
pelaku bahasa yang beragam. Bahasa merupakan salah satu alat bantu untuk
berinteraksi dengan manusia lain. Semua gagasan, ide, maupun maksud dari penutur
terhadap keanekaragaman bahasa. Hal-hal tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu
itu tidak hanya disebabkan oleh para penuturnya yang tidak bisa hidup sendiri, tetapi
8
9
juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan berbeda-beda. Setiap orang
keberagaman bahasa tersebut. Penutur yang berada diwilayah yang sangat luas akan
dengan fungsi dan situasi tanpa menghasilkan kaidah-kaidah pokok yang berlaku
dalam bahasa yang bersangkutan (Suwito, 1985: 29). Variasi bahasa berkenaan
register. Variasi ini biasanya dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan gaya atau
tingkat keformalan dan sarana penggunaan (Nababan melalui Chaer, 1995: 89-90).
Ciri variasi bahasa yang terjadi karena adanya perbedaan bidang pemakaian antara
lain leksikogramatis, fonologis, ciri penunjuk yang berupa bentuk kata tertentu,
penanda gramatis tertentu, atau bahkan penanda fonologi yang memiliki fungsi untuk
memberi tanda kepada para pelaku bahasa bahwa inilah register yang dimaksud.
Penanda atau ciri itu pulalah yang membedakan antara register satu dengan yang
lainnya.
Variasi bahasa dapat juga dibedakan menjadi dua macam bentuk, yaitu
kehidupan, seseorang mungkin saja hidup dengan satu dialek, tetapi tidak hanya
hidup dengan satu register, sebab dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat,
10
bidang yang dilakukan pasti lebih dari satu. Adanya faktor-faktor sosial dan faktor
bahasa. Dengan timbulnya variasi bahasa menunjukkan bahwa bahasa itu bersifat
B. Register
Register merupakan merupakan salah satu bentuk gejala variasi bahasa yang
disebabkan oleh perbedaan bidang pemakaian. Register merupakan proses atau hasil
dari pemakaian kosa kata khusus yang berkaitan dengan jenis pekerjaan maupun
kelompok sosial tertentu. Menurut Suwito (1985: 25) mengemukakan bahwa register
sebagai bentuk variasi bahasa yang disebabkan sifat khas kebutuhan pemakainya.
Register dengan kata lain bisa diartikan sebagai suatu bahasa yang biasa
dipergunakan pada saat ini, bahasa yang tergantung pada apa saja yang dikerjakanya
dan sifat kegiatanya mencerminkan aspek lain dari tingkat sosial yang biasanya
variasi bahasa. Kedua hal tersebut merupakan dua bagian yang saling berhubungan
dan saling mempengaruhi. Register sendiri merupakan salah satu bentuk gejala
merupakan proses atau hasil dari pemakaian kosa kata khusus yang berkaitan dengan
jenis pekerjaan maupun kelompok sosial tertentu. Konsep register menurut Wardaugh
11
(1986: 48) adalah pemakaian kosa kata khusus yang berkaitan dengan jenis pekerjaan
Ciri-ciri register secara umum adalah pertama register hanya mengacu pada
pemakaian kosakata khusus yang berkaitan dengan kelompok pekerja yang berbeda.
Kedua, bahasa register sesuai dengan situasi komunikasi yang terjadi berulang secara
teratur dalam suatu masyarakat yang berkenaan dengan pertisipan, tempat, fungsi-
Register dibedakan menjadi dua bagian menurut Halliday (1978: 35), yaitu
“terbatas” atau restricted languages dan “bahasa untuk tujuan khusus” atau language
for special purposes. Bahasa terbatas atau restricted languages jarang dimengerti
oleh orang lain yang tidak berkecimpung di bidang yang sama seperti penutur.
Bahasa tersebut disampaikan cenderung dalam bentuk ringkas, dan cenderung susah
dimengerti. Bahasa untuk tujuan khusus atau language for special purposes dapat
ditemukan dalam komunikasi sehari-hari. Misalnya saja bahasa yang dilakukan dalam
percakapan sehari-hari saat bercanda, bermain, sehingga tanpa ikut dalam kegiatan
tersebut penutur mudah untuk dimengerti oleh petutur. Register ini terbentuk dari
wacana yang dipakai suatu kelompok masyarakat yang setiap bidang kegiatannya
Istilah register dilihat dari tingkat keformalanya menurut Pateda (1987: 64-65)
Dikemukakan pula ada lima jenis register, yakni register beku, register formal,
register casual, register konsultatif, dan register intimate. Register beku atau
oratorical adalah register yang dipakai oleh pembicara yang profesional sehingga
disengaja. Register consultative atau konsultatif adalah register yang terdapat dalam
keduanya. Register casual atau kasual register yang digunakan dalam situasi tidak
untuk menghilangkan kekakuan bahasa yang terjadi antara dua orang yang sedang
berbincang, dan register intimate atau akrab digunakan oleh penutur yang
ini menggunakan bahasa yang kurang lengkap dengan artikulasi kurang jelas.
C. Istilah
dalam suatu bidang disusun menurut abjad dan dilengkapi dengan keterangannya,
komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata
dalam bahasa, kekayaan kata yang dimiliki suatu bahasa. Istilah adalah kata atau
gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau
Dilihat dari konteks pemakaianya istilah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
istilah yang terbentuk dari istilah umum dan istilah khusus. Istilah umum yaitu istilah
yang unsur bahasanya digunakan secara umum, sedangkan istilah khusus merupakan
istilah yang ada di dalam perbendaharaan suatu bahasa atau kata yang pemakainya
Istilah dapat berasal dari beberapa sumber yang dapat dijadikan dasar
Kata Indonesia yang dapat dijadikan bahan istilah adalah kata umum, baik
yang lazim ataupun yang tidak lazim yang memenuhi salah satu syarat atau lebih
b. Kata yang lebih singkat daripada yang lain yang berujukan sama.
c. Kata yang tidak bernilai rasa (konotasi) buruk dan yang sedap di
dengar (eufonik).
d. Di samping itu istilah dapat berupa kata umum yang diberi makna
makna asalnya.
14
2. Bahasa Nusantara
dijadikan sumber istilah. Bahasa nusantara dipakai jika dalam bahasa Indonesia tidak
ditemukan istilah yang dengan tepat dapat mengungkapkan konsep, proses, keadaan,
atau sifat yang dimaksudkan, maka istilah dicari dari bahasa serumpun, baik yang
lazim ataupun yang tidak lazim, yang memenuhi ketiga syarat yang dijelaskan pada
istilah baru. Pembentukan istilah baru dapat dibentuk dengan jalan menerjemahkan,
dilakukan atas dasar kesesuaian bentuk dan makna. Yang pertama-tama harus
pemasukan istilah asing, yang bersifat internasional, melalui proses penyerapan dapat
dipertimbangkan jika salah satu syarat atau lebih yang berikut ini dipenuhi.
15
konotasi buruk.
terjemahan Indonesianya.
masa depan.
D. Bentuk Istilah
istilah tersebut terbentuk oleh kosakata yang mempunyai makna tersendiri. Bentuk
yaitu penampakan atau rupa satuan bahasa dan penampakan satuan gramatikal atau
leksikal yang dipandang secara fonis atau grafemis (Kridalaksana, 2008: 32). Batasan
dari bentuk ini hanya berupa satuan gramatikal atau leksikal. Istilah merupakan kata
atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep, proses, keadaan,
1. Bentuk Kata
kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat
16
diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Kedua, kata merupakan satuan bahasa yang
dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal atau gabungan morfem. Dalam
beberapa bahasa antara lain dalam bahasa Inggris, pola tekanan juga menandai kata.
Ketiga, kata merupakan satuan terkecil dalam sintaksis yang berasal dari leksem yang
telah mengalami proses morfologis. Bentuk kata dapat berupa sebagai bentuk tunggal
maupun bentuk kompleks. Kata merupakan satuan bebas yang paling kecil, atau
dengan kata lain, setiap satuan bebas merupakan kata (Ramlan, 1987: 33). Masing-
a. Bentuk Dasar/tunggal
satuan yang lebih kecil lagi (Ramlan, 1987: 28). Menurut Keraf (1994: 44) bentuk
1) Afiksasi
Afiksasi adalah suatu proses pembubuhan afiks yang di dalam suatu kata
merupakan unsur langsung yang bukan kata dan pokok kata, yang memilki
kesanggupan melekat pada bentuk-bentuk lain untuk membentuk kata atau pokok
kata baru (Ramlan, 1987: 55). Dalam proses pembubuhan afiks, bentuk dasar
merupakan salah satu unsur yang bukan afiks, ada bentuk dasar yang dapat berdiri
17
sendiri sebagai kata, tetapi ada juga bentuk dasar yang tidak dapat berdiri sendiri
sebagai kata dalam pembentukan bahasa. Afiksasi adalah prosede pembentukan kata
kompleks dengan cara penambahan afiks pada bentuk dasar (Soeparno, 2002: 95).
Afiksasi yang terdiri atas prefiks atau awalan, sufiks atau akhiran, infiks atau sisipan,
dan konfiks yaitu gabungan prefiks dan sufiks. Misalnya saja kata pemotretan. Kosa
2) Reduplikasi
pertama ulangan atas suku awal, atau disebut juga dwipurwa. Kedua, ulangan atas
seluruh bentuk dasar, ulangan ini disebut ulangan utuh. Ketiga, ulangan yang juga
terjadi atas seluruh suku kata kata, namun pada salah satu lingganya terjadi perubahan
suara pada suatu fonem atau lebih. Perulangan macam ini disebut dwilingga salin
suara. Keempat ulangan dengan mendapat imbuhan, baik pada lingga pertama,
maupun pada lingga kedua. Ulangan macam ini disebut ulangan berimbuhan (Keraf,
1984: 120-121).
3) Pemajemukan
Pemajemukan atau kata majemuk ialah kata yang terdiri dari dua kata sebagai
unsurnya (Ramlan, 1987: 76). Menurut Kridalaksana (2008: 111) kata majemuk ialah
gabungan leksem dengan leksem yang seluruhnya berstatus sebagai kata yang
18
mempunyai pola fonologis, gramatikal, dan semantik yang khusus menurut kaidah
leksem yang bukan kata majemuk. Kata majemuk sendiri bisa disimpulkan
pengertiannya sebagai gabungan dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan
arti (Keraf, 1984: 124), misalnya kata kamar hitam, ibu kota.
4) Abreviasi
bagian dari kombinasi leksem sehingga terjadi bentuk baru yang berstatus kata
a. Singkatan
pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja
huruf demi huruf maupun yang tidak dieja huruf demi huruf.
Contoh:
Yogyakarta).
Singkatan yang tidak dieja huruf demi huruf: dll, (dan lain-lain), dst, (dan
seterusnya).
19
b. Pemenggalan
Contoh:
Pak (bapak)
Bu (ibu)
c. Akronim
huruf atau suku kata atau bagian lain yang diulis dan dilafalkan sebagai
Contoh:
d. Kontraksi
Contoh:
e. Lambang Huruf
Lambang huruf ialah hasil proses pemendekan berupa satu huruf atau
Contoh:
mm (milimeter)
km (kilometer)
2. Bentuk Frase
Frase adalah satuan gramatikal yang berupa yang berupa gabungan kata yang
bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu
fungsi sintaksis di dalam kalimat (Chaer, 2003: 222). Menurut Kridalaksana (2008:
66) frase adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif;
Menurut Ramlan (2005: 138) frase merupakan satuan gramatik yang terdiri
dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Berdasarkan
perilaku sintaksisnya, frase terbagi menjadi dua jenis. Kedua jenis tersebut adalah
1. Frase endosentrik
dengan unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah satu dari unsurnya.
penghubung dan atau atau. Misalnya ayah ibu, pintu dan jendela.
Frase jenis ini tidak dapat dihubungkan dengan konjungsi dan , atau,
Contoh :
sedang membaca
Contoh :
2. Frase eksosentrik
partikel si, sang, atau partikel yang. Bagian kedua disebut sumbu atau
digolongkan menjadi lima, yaitu frase nominal, frase verbal, frase bilangan, frase
keterangan, dan frase depan (Ramlan, 2005: 144-164). Frase nominal adalah frase
yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata nominal, frase verbal adalah frase
yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata verbal. Frase bilangan adalah
frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan. Frase keterangan
adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan, dan frase
depan adalah frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau
E. Semantik
tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa atau daftar kata yang tersusun
23
seperti kamus tetapi memiliki penjelasan yang singkat dan praktis. Dalam penelitian
dalam bidang leksikon pasti tidak bisa terlepas dari peranan bidang-bidang yang lain
linguistik yang membicarakan makna. Karena objek dari penelitian ini adalah kata
jadi jenis semantiknya adalah semantik leksikal. Menurut Pateda (2001:74) semantik
leksikal adalah kajian semantik yang lebih memuaskan pada pembahasan sistem
Dalam studi semantik leksikal sebuah kata dapat mempunyai berbagai macam
tentang perubahan makna. Dalam penelitian istilah register fotografi ini juga mencoba
mencari kemungkinan perubahan makna yang terjadi dalam objek penelitian, dalam
hal ini yang bersangkutan dengan istilah register fotografi. Menurut Chaer
(2003:310) secara sinkronis makna sebuah kata atau leksem tidak akan berubah,
tetapi secara diakronis ada kemungkinan dapat berubah. Maksudnya makna suatu
kata dalam waktu yang relatif singkat tidak akan mengalami perubahan atau dengan
kata lain maknanya tetap, tetapi dalam waktu yang relatif lebih lama makna suatu
dalam kurun waktu yang lama, jadi dengan kata lain perubahan makna memerlukan
Dari semua unsur yang terlibat dalam ranah kebahasaan, maka makna
mungkin merupakan yang paling lemah daya tahannya untuk berubah. Dari waktu ke
24
kesulitan-kesulitan yang baru bagi para pemakai bahasa. Karena itu, penutur bahasa
makna itu tidak hanya mencakup bidang waktu, tetapi dapat juga mencakup persoalan
tempat (Keraf,1994:95). Hal ini berarti kosakata yang dikenal masyarakat bahasa,
pada suatu waktu akan berubah maknanya pada suatu wilayah tertentu. Menurut
Penyempitan makna adalah perubahan makna dari makna yang bersifat umum
makna baru yang terbentuk mempunyai nilai yang lebih tinggi dari makna yang lama.
karena persamaan sifat dua objek. Kemudian metonimi adalah perubahan makna yang
terjadi karena hubungan yang erat antara kata-kata yang terlibat dalam suatu
lingkungan makna yang sama dan dapat diklasifikasikan menurut tempat atau waktu,
makna. Misalnya kereta api yang awalnya mempunyai makna kereta yang
mskipun penggeraknya sudah berganti disel dan listrik, istilah kereta api
dengan perkembangan kata Bapak dipakai sebagai sebutan untuk orang yang
dihormati
perkembangannya digunakan juga dalam bidang yang lain. Misalnya kata shot
dalam bidang fotografi kata shot mempunyai makna memotret atau merekam
gambar.
pemakaian indra. Misalnya kata manis pada kalimat “ Wajah perempuan itu
manis sekali “, seharusnya ditanggap oleh indra perasa lidah namun ditanggap
antara makna asli, makna di dalam lingkungan tempat tumbuh semula kata
asosiasi berarti adanya hubungan antara sebuah bentuk ujaran dengan sesuatu
yang lain, berkenaan dengan bentuk ujaran itu, sehingga dengan demikian bila
disebut ujaran itu maka yang dimaksud adalah sesuatu yang lain yang
berkenaan dengan ujaran itu. Misalnya kata box office, makna awalnya adalah
tempat penjualan tiket. Kemudian muncul istilah film box office. Asosiasinya
saat film laku maka penjualan tiket meningkat. Jadi film-film yang laku keras
perilaku sosial.
27
F. Fotografi
gambar dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek
tersebut pada media yang peka cahaya. Fotografi merupakan karya seni yang dibuat
dengan mengolah cahaya. Cabang seni ini muncul pada sekitar abad 19. Fotografi
sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni photos yang berarti cahaya dan graphein
yang berarti menggambar. Fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan
gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai
objek tersebut pada media yang peka cahaya (Mulyanto, 2008: 5). Fotografi hadir
diberbagai lapisan masyarakat, karena sekarang ini fotografi sudah menjadi salah satu
membutuhkan arsip tentang dirinya dan tentang orang-orang disekitarnya. Salah satu
penyimpanan fotografi menggunakan media film, yaitu bahan plastik yang dilapisi
Dunia fotografi telah memasuki babak baru, yaitu babak digital. Berbeda
dengan babak konvensional, fotografi digital tidak memerlukan film, kamar gelap,
dan berbagai zat kimia untuk mencuci film dan mencetak foto. Dalam hal ini, kamera
digital menggunakan chip yang disebut charge couple device (CCD) untuk merekam
gambar. Walaupun demikian, definisi dasar yang menyatakan bahwa fotografi adalah
teknik melukis dengan cahaya belum tergeser. Fotografi digital tetap diciptakan
28
yang menyangkut masalah pencahayaan, bukaan diafragma, dan ruang tajam, tidak
mengalami perubahan.
proses pengolahan dan penyimpanannya. Data digital adalah data berupa angka-
angka digit 0 dan 1 yang hanya bisa dimengerti komputer. Dengan kata lain fotografi
digital adalah fotografi yang memanfaatkan komputer sebagai kamar gelap, pencetak
dengan komputer, foto konvensional dapat diproses menjadi foto digital. Alat untuk
Ada dua jenis kamera yang beredar luas dalam masyarakat yaitu kamera
digital jenis kompak dan SLR. Kamera digital kompak adalah kamera yang umum
digunakan oleh semua orang, karena bisa dioperasikan dengan sangat mudah.
Umumnya untuk keperluan memotret dokumentasi saja. Kepekaan pixel yang rendah
membuat hasil foto tidak bisa dicetak secara maksimal. Susunan pengaturan
permanen dan lensa tidak dapat di bongkar pasang. Bentuknya yang kecil membuat
kamera ini mudah dibawa kemana-mana. Single Lens Reflex (SLR) merupakan
kamera yang cukup sulit dalam pengoperasiannya, sehingga biasanya digunakan oleh
pemotretan, unsur yang bisa diatur adalah angka ASA, diafragma, speed dan
sebagainya.
G. Majalah
Majalah merupakan bagian dari media massa yaitu media massa cetak seperti
halnya surat kabar. Majalah sendiri mempunyai pengertian kumpulan artikel yang di
dalamnya terdapat gambar dan unsur visual lainya serta terbit secara periodik. Dalam
kamus besar bahasa indonesia majalah didefinisikan sebagai terbitan berkala yang
isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan topik aktual yang patut
diketahui konsumen pembaca. Salah satu jenis dari majalah adalah majalah Digital
Cameras. Majalah ini tergolong majalah baru yang terbit satu bulan sekali. Dalam
majalah tersebut memuat berbagai macam artikel tentang fotografi digital, karena
memang majalah tersebut dibuat khusus untuk mengulas tentang hal-hal yang
H. Kerangka pikir
Penelitian dengan objek istilah bahasa fotografi yang terdapat pada majalah
Digital Cameras meneliti bentuk istilah dan perubahna makna yang terjadi. Data
Sebagai alat komunikasi, bahasa yang digunakan oleh seorang untuk menyampaikan
pikiran atau gagasanya, haruslah bahasa yang bisa dimengerti oleh komunikan atau
30
lawan tuturnya. Apabila antara orang yang berkomunikasi tidak saling mengerti,
komunikasi tidak akan berjalan secara efektif, sehingga pemahaman terhadap istilah-
istilah yang ada mesti dibangun. Dalam dunia fotografi, perkembangan teknologi
maju dengan cukup pesat, hal itu diiringi perkembangan bahasa. Istilah-istilah baru
dari bahasa asing. Berikut akan disajikan disajikan bentuk tabel kerangka pikir untuk
(2002). Penelitian ini mengkaji tentang istilah, hubungan makna antar kalimat, dan
rubrik ini menggunakan istilah berupa kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, dan
berupa singkatan. Hubungan makna antarkata register rubrik ini meliputi sinonim,
antonimi, dan hiponimi. Fungsi bahasa pada register rubrik Mempertemukan Harapan
pada Tabloid Bola Triwulan Pertama 2002” oleh Aldilla Hartawati (2002). Penelitian
ini mendeskripsikan penggunaan istilah dan penggunaan gaya bahasa dalam rubrik
ditemukan adanya ciri khas yang menandai register sepakbola Lega Calcio yaitu
berupa penggunaan istilah dan gaya bahasa. Istilah dalam rubrik ini meliputi kata dan
frasa. Kata dibagi tunggal dan majemuk, frasa dibagi menjadi frasa endosentik
dalam rubrik sepakbola Internazionale Lega Calcio pada Tabloid Bola didominasi
oleh kata serapan dari bahasa asing yaitu bahasa Itali dan bahasa Inggris. Gaya
bahasa yang digunakan dalam rubrik ini adalah eufimisme, personifikasi, hiperbola,
Dasar/tunggal
Afiksasi
Majemuk
Kata Kompleks
Abreviasi
Bentuk
Istilah
Endosesntrik Atributif
Frase
Endosentrik Koordinatif
Istilah – istilah
dalam bahasa Analisis Eksosentrik
fotografi pada Istilah
majalah Digital
Camera
Perkembangan IPTEK
Perkembangan sosial
budaya
Perubahan
Makna Perbedaan Bidang
Pertukaran tanggapan
Indra
Adanya asosiasi