Pemeriksaan Fisik Toddler
Pemeriksaan Fisik Toddler
Pemeriksaan : pendekatan
Pemeriksaan pada ank bervariasi sesuai usia dan kerjasama anak. Anak usia sekolah dan
bayi dapat diperiksa ditempat duduk dengan orang tua mendampingi, sementara balita
paling baik diperiksa sembari di pangku oleh orang tuanya. Jika ank tertidur dipangkuan
ornag tua mereka, maka sebagian besar pemeriksaan sudah dapat diselesaikan sebelum
membangunkan mereka.
Membuka baju:
Biarkan orang tua membuka baju anak dan hanya perlihatkan bagian tubuh yang ingin anda
periksa
Posisi:
Sebagian anak lebih suka diperiksa sambil berdiri. Baringkan anak hanya jika anda merasa
perlu karena hal ini dapat menakutkan bagi anak
Secara perlahan dekankanlah diri anda selama pemeriksaan, misalnya dengan bertukar
mainan. Jelaskan apa yang ingin anda lakukan dan ulangi untuk menyakinkan, anak dapat
merasa malu oleh suasana heningsetelah dokter mengajukan pertanyaan, tetapi akan
merasa tenang jika anda terus mengajaknya mengobrol. Dan ingatlah jangan meminta izin
karena hal ini sering ditolak.
Pemeriksaan :
Pertama, gunakan pendekatan tanpa sentuh. Biarkan anak memandang anda, dan biarkan
mereka bermain disekitar anda. Perhatikan anak tersebut. Bagaimana mereka berinteraksi
dengan orang tuanya? Apakah mereka tampak sehat atau sakit? Apakah mereka tampak
bersih, cukup makan, dan dirawat?
Berlututlah dilantai sehingga anda setinggi sang anak. Gunakan gaya dan bahasa yang sesuai
denagn usia anak, anak balita lebih mengerti kata “perut” daripada “abdomen”
Gunakan kesempatan:
Jangan terpaku pada rutinitas pemeriksaan yang kaku, misal: anda mungkin perlu
mendengarbunyi jantung terlebih dahulu selagi anak tenang, baru kemudian memeriksa
tangan mereka. Jangan pernah hanya memeriksa bagian yang dikeluhkan. Lakukan
pemeriksaan menyeluruh dan latihlah diri anda untuk berpikir secara umum. Tinggkan
prosedur – prosedur yang tidak menyenangkan, misalnya pemeriksaan tonsil, sampai tahap
terakhir.
Menyajikan temuan anda:
Dalam menyebutkan temuan anda, terjemahkan apa yang anda lihat menjadi terminologi
yang sesuai. Memberi tahu senior bahwa seorang anak “tampak lucu” sama sekali tidak
menolong tetapi menyatakan bahwa anak mengalami dismorfik, diikuti penjelasan terinci
jelas lebih baik. Jelaskan dalam istilah – istilah sederhana gambaran yang revelan yang
menyebabkan anak tampak tidak lazim, misalnya telinga letak rendah, mata berjauhan.
Urutan :
Inspeksi area tubuh melalui permainan: “menghitung jari”, “menggelitik jari kaki”
Lakukan prosedur traumatik terakhir (mata, telinga, mulut [pada saat menangis])
Persiapan :
Bicara terlebih dahulu pada orang tua, tunjukkan bahwa kita akan membina
hubungan
yang baik dengannya. Dengan demikian, anak akan melihat bahwa kita berbuat baik
terhaap orang tuanya. Kemudian perhatian kita alihkan pada anak dengan tujuan
semula, yaitu melakukan pengkajian.
Mulai kontak dengan anak dengan menceritakan sesuatu yang lucu. Dengan
demikian
harapkan anak akan tertarik dengan pembicaraan perawat dan mau bekerja sama.
Gunakan mainan sebagai pihak ketiga dalam bentuk yang lain sebagai titik masuk
berbicara pada anak. Hal ini akan sangat efektif terutama pada anak usia toddler
Apabila memungkinkan, ajukan pilihan pada anak tersebut tentang pemeriksaan
yang
diinginkan, sambil duduk atau di tempat tidur, atau di pangku oleh orangtuanya.
Pemeriksaan yang menimbulkan trauma dilakukan paling terakhir. Dengan demikian,
pilih pemeriksaan yang paling sederhana atau yang dapat dilakukan sambil bermain
terlebih dahlu.
Hindarkan pemeriksaan dengan menggunakan alat yang menimbulkan rasa takut,
misalnya termometer atau stetoskop yang terasa dingin
PERSIAPAN ALAT
1. Pengukur/meteran/penggaris/Stadiometer
2. Penimbang BB
4. Optalmoskop
5. Arloji berdetik
6. Manset:
7. Stesoskop
8. Oksilometri
10.Spatel lidah
12. Snellen
13. Senter
Pemeriksaan diagnostik:
Pada pemeriksaan darah terdapat penurunan kadar hemoglobin dan leukositosis polimorfonukleus,
penurunan jumlaheritrosit, dan kadar albumin. Pada urin terdapat albuminuria ringan
Pemeriksaan diagnostik:
Pada stadium kataralis dan permulaan stadium spasmodik jumlah leukosit meninggi kadang sampai
15.000 – 45.000 per mm³ dengan limfositosis, diagnosis dapat diperkuat dengan mengisolasi kuman
dari sekresi jalan nafas yang dikeluarkan pada waktu batuk. Secara ;aboratorium diagnosis pertusis
dapat ditentukan berdasar adanya kuman dalam biakana atau dengan pemeriksaan imunofluoresen.
Poliomeilitis
Penyakit menular yang akut yang disebabkan oleh virus dengan predileksi pada sel anterior massa
kelabu sumsum tulang belakang dan inti motorik batang otak, dan akibat kerusakan bagian susunan
saraf tersebut akan terjadi kelumpuhan serta atrifi otot
Pemeriksaan diagnostik:
Virus poliomelitis dapat diisolasi dan dapat dibiakkan secara biakan jaringan dari bahan apusan
tenggorokan, darah , likuor serebrosminal dan feses. Pemeriksaan likuor serebrosminal akan
menunjukkan pleiositosis biasanya kurang dari 500/ ml; pada permulaan lebih banya
polimorfonukleus dari limfosit, tetapi kemudian segera berubah menjadi limfosit lebih banyak dari
polimorfonukleus. Sesudah 10 – 14 hari jumlah sel akan normal kembali. Pada stadium permulaan
kadar protein normal atau sedikit meninggi, kemudian minggu kedua dapat naik sampai 100 m/dl,
dengan jumlah sel menurun. Pada pemeriksaan darah tidak terdapat kelainan yang mencolok