System Manajemen Resiko Proyek Konstruks
System Manajemen Resiko Proyek Konstruks
KATA PENGANTAR
Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal
untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM
paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era
globalisasi.
Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat
pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :
- UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya,
mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana, pelaksana dan pengawas
harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau
ketrampilan, dan perlunya “Bakuan Kompetensi” untuk semua tingkatan kualifikasi
dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi
- UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamantakan (pasal 10 ayat
2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu
pada standar kompetensi kerja
- UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
- PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh
langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai
tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang
kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam
suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya
disusun oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing,
merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang
dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan
dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam
melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.
Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga
cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud.
PRAKATA
Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah
berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai
badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas
pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian,
dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli / terampil dan
penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan
teknologi.
Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan
terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.
Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas standar tersebut SDM, standar mutu,
metode kerja dan lain-lain.
Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan
adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti
pekerjaan konstruksi baik itu pekerjaan jalan dan jembatan, hidro mekanik pekerjaan
sumber daya air maupun untuk pekerjaan di bidang bangunan gedung. Kegiatan
inventarisasi dan analisa jabatan kerja di bidang Cipta Karya telah menghasilkan sekitar 9
(sembilan) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli Muda Manajemen Konstruksi
Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) merupakan salah satu
jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan
yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam Ahli Muda
Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung bidang cipta karya.
Materi pelatihan pada jabatan kerja Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan
Gedung (Construction Management Of Buildings) ini terdiri dari 3 (tiga) modul
kompetensi umum 7 (tujuh) modul kompetensi inti dan 2 (modul) kompetensi khusus,
yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja
yang menggeluti Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction
Management Of Buildings).
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan
guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
Jakarta, November 2007
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) iii
MODUL CMB-11
Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk
Management)
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
PRAKATA....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
SPESIFIKASI PELATIHAN .............................................................................. vi
PANDUAN PEMBELAJARAN ......................................................................... vii
SPESIFIKASI PELATIHAN
A. TUJUAN UMUM
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) vi
MODUL CMB-11
Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk
Management)
Kriteria Penilaian
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Ikut aktif mengidentifikasi risiko proyek
2. Melakukan kegiatan pengawasan risiko.
3. Menyiapkan pencapaian hasil-hasil pengelolaan risiko
PANDUAN PEMBELAJARAN
Nomor
Kode Judul Modul
Modul
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan
1 CMB – 01 Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety &
Health Management)
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Project
2 CMB – 02
Environmental Management).
Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Project
3 CMB – 03
Financing Management)
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project
4 CMB – 04
Scope Management).
Sistem Manajemen Waktu Proyek (Project Time
5 CMB – 05
Management).
Sistem Manajemen Biaya Proyek (Project Cost
6 CMB – 06
Management).
Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality
7 CMB – 07
Management)
Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek
8 CMB – 08
(Project HR Management)
Sistem Manajemen Komunikasi Proyek (Project
9 CMB – 09
Communication Management)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) vii
MODUL CMB-11
Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk
Management)
C. PROSES PEMBELAJARAN
1. Ceramah : Pembukaan/
Bab I, Pendahuluan
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) viii
MODUL CMB-11
Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk
Management)
PELATIHAN
AHLI MANAJEMEN KONSTRUKSI (AHLI MUDA)
(CONSTRUCTION MANAGEMENT)
2007
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Umum
Modul CMB-11: Sistem Manajemen Risiko Proyek (Proyek Risk Management)
mempresentasikan salah satu unit kompetensi dari program pelatihan Ahli Muda
Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-1
MODUL CMB-11 BAB I
Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk Pendahuluan
Management)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-2
MODUL CMB-11 BAB I
Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk Pendahuluan
Management)
a. Judul unit :
Sebuah unit mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang apabila digunakan
dalam suatu situasi kerja secara logika dapat berdiri sendiri, judul / title unit
dapat diungkapkan dalam istilah hasil yang harus dicapai (biasanya
menggunakan kata kerja operasional)
b. Deskripsi unit :
Merupakan informasi tambahan terhadap judul unit yang menjelaskan atau
mendeskripsikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku kerja yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai standar kompetensi seperti yang
diungkapkan dalam judul unit.
c. Elemen kompetensi :
Mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai
kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen
pendukung unit kompetensi.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-3
MODUL CMB-11 BAB I
Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk Pendahuluan
Management)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-4
MODUL CMB-11 BAB I
Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk Pendahuluan
Management)
Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul-betul konsisten
mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk
kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja / keberhasilan (IUK)
Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk kerja/keberhasilan) yang pada dasarnya
sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan
berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan
sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan
untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-5
MODUL CMB-11 BAB I
Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk Pendahuluan
Management)
- Alat tulis, kertas dan lain-lain yang diperlukan untuk membantu peserta
pelatihan dalam menghitung dan merencanakan manajemen konstruksi
bangunan gedung.
c. Sumber daya manusia/kualifikasi Pengajar/Instruktur : seperti yang dijelaskan
pada Panduan Pembelajaran halaman vii
- Kualifikasi Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat
TOT (Training of Trainer) atau sertifikat keahlian atau sejenisnya.
Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-8
MODUL CMB-11 BAB II
Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk Identifikasi Risiko Proyek
Management)
BAB II
IDENTIFIKASI RISIKO PROYEK
2.1. UMUM
Untuk mensukseskan tujuan dari manajemen risiko yang pertama tama adalah
menetapkan Perencanaan manajemen risiko yang baik.
Sikap dan toleransi risiko dari organisasi dan orang orang yang terlibat dalam
proyek akan mempengaruhi rencana manajemen proyek.
Memuat secara detail dari deliverable proyek dan persyaratan pekerjaan untuk
menciptakan deliverable tersebut.
Ringkasan dari tingkatan atau detail dan terdiri dari satu atau lebih cabang
suatu rencana dan komponen lain.
Kategori risiko, tingkat risiko, kemungkinan jenis risiko, dampak jenis tujuan
dan matrik akan dikhususkan untuk proyek spesial.
Metodologi
Peran dan tanggung jawab
Anggaran
Waktu
Kategori risiko
Definisi dari probabilitas risiko dan dampak
Probabilitas dan dampak secara matrik
Toleransi dari stakeholders
Format laporan
Penelusuran
Menentukan risiko yang mungkin berdampak pada proyek dan dokumen dari
karakteristiknya.
Partisipan didalam kegiatan risk identifikasi : Manajer Proyek, anggota tim proyek,
tim manajemen risiko (jika sudah ada), pakar dari luar tim proyek, pelanggan,
pengguna, Manajer Proyek lain, stakeholders, Ahli manajemen risiko.
Identifikasi risiko dilakukan dengan proses berulang ulang, sebab risiko baru
mungkin dapat timbul sepanjang kemajuan proyek melalui life cycle
Informasi pada proyek sebelumnya mungkin ada pada filenya, termasuk data
aktual dan lessons learned.
Ketidak pastian didalam asumsi proyek harus dievaluasi sebagai penyebab yang
potensial terhadap risiko proyek.
RANGKUMAN
Sebelum melakukan kegiatan identifikasi risiko, terlebih dahulu melakukan perencanaan
dengan menetapkan kebijakan risiko dan mengeluarkan Perencanaan Manajemen Risiko.
Perencanaan manajemen risiko sangat penting untuk menjamin bahwa tingkatan, jenis
dan kelayakan dari manajemen risiko setara dengan risiko dan kepentingan proyek pada
suatu organisasi, diproses dengan masukan / input : (a) Faktor Lingkungan Perusahaan
(b) Proses yang dimiliki Perusahaan/instansi , (c) Pernyataan Cakupan Proyek, (d)
Rencana Manajemen Proyek diproses dengan teknik dan cara : (a) Analisis Hasil Rapat
Perencanaan, sehingga mengeluarkan hasil dari perencanaan manajemen risiko proyek
yaitu bagaimana manajemen risiko distrukturkan dan dilaksanakan pada proyek.
PELATIHAN/PENILAIAN MANDIRI
Latihan atau penilaian mandiri menjadi sangat penting untuk mengukur diri atas
tercapainya tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh para pengajar/instruktur, maka
pertanyaan dibawah ini perlu dijawab secara cermat, tepat dan terukur.
Soal :
Elemen Kompetensi/KUK Daftar Pertanyaan Untuk Latihan/
No.
(Kriteria Unjuk Kerja) Penilaian Mandiri
1.2 Daftar risiko dari hasil 1.2.1 Daftar risiko awal hasil dari
identifikasi ditetapkan, untuk Identifikasi memuat ketentuan apa
kepentingan masukan saja ?
terhadap manajemen ruang
1.2.2 Apa manfaat daftar risiko hasil
lingkup, jadwal, biaya, mutu,
Identifikasi?
komunikasi, Sumberdaya,
1.2.3 Setelah memiliki daftar risiko
pengadaan, K3, lingkungan,
kemudian apa langkah
cash flow, pekerjaan tambah
selanjutnya?
kurang dan kinerja proyek.
BAB III
ANALISIS RESIKO PROYEK
3.1. UMUM
Data tentang resiko pada proyek yang lalu dan pembelajaran dari pengetahuan
dasar dapat digunakan dalam proses Qualitative risk analysis.
Proyek yang umum atau jenis tidak umum cenderung mempunyai resiko yang
harus lebih dipahami dengan baik. Proyek dengan kompleksitas tinggi
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 1
MODUL CMB-11 BAB III
Sistem Manajemen Resiko Proyek (Project Risk Pengawasan Resiko Proyek
Management)
cenderung mempunyai ketidak pastian lebih. Hal ini dapat dievaluasi dengan
menguji Project scope statement.
Elemen kunci dari risk management plan untuk Qualitative risk analysis meliputi
aturan dan pertanggungjawaban untuk melaksanakan manajemen resiko,
penganggaran, jadwal kegiatan manajemen resiko, risk categories, definisi dari
probability dan impact, probability & impact matrix, revised stakeholders’ risk
tolerances juga enterprise environmental factors.
Resiko yang mempunyai rating probabilitas rendah dan dampak tidak dirating,
akan tetapi termasuk dalam watchlist untuk monitoring.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 2
MODUL CMB-11 BAB III
Sistem Manajemen Resiko Proyek (Project Risk Pengawasan Resiko Proyek
Management)
Tabel 3.1
Nilai Score untuk resiko khusus Ancaman
Tabel 3.2
Nilai Score untuk resiko khusus Peluang
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 3
MODUL CMB-11 BAB III
Sistem Manajemen Resiko Proyek (Project Risk Pengawasan Resiko Proyek
Management)
Tabel 3.3
Matrik Analisis Resiko (4X4)
Kemungkinan Akibat (Consequences)
(Likelihood)
Minor 1 Moderat 2 Major 3 Malapetaka 4
A. Sangat Besar T T E E
B. Besar M M T E
C. Moderat R M M T
D. Kecil R R R M
E = Risiko Ekstreme
T = Risiko Tinggi
M = Risiko Moderat
R = Risiko Rendah
Tabel 3.4
Matrik Analisis Resiko (4X3)
Kemungkinan Akibat (Consequences)
(Likelihood)
Minor 1 Moderat 2 Major 3 Malapetaka 4
A. Besar M T E E
B. Moderat R M T E
C. Kecil R R M E
E = Risiko Ekstreme
T = Risiko Tinggi
M = Risiko Moderat
R = Risiko Rendah
Tabel 3.5
Matrik Analisis Resiko (3X3)
Kemungkinan Akibat (Consequences)
(Likelihood)
Minor 1 Moderat 2 Major 3
A. Besar M T T
B. Moderat R M T
C. Kecil R R M
T = Risiko Tinggi
M = Risiko Moderat
R = Risiko Rendah
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 4
MODUL CMB-11 BAB III
Sistem Manajemen Resiko Proyek (Project Risk Pengawasan Resiko Proyek
Management)
Tabel 3.6
Level Resiko 3 Tingkat
Tabel 3.7
Ukuran Kualitative untuk
Kemungkinan (Likelihhod) – 5 Rating
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 5
MODUL CMB-11 BAB III
Sistem Manajemen Resiko Proyek (Project Risk Pengawasan Resiko Proyek
Management)
Tabel 3.8
Contoh : Risk Breakdown Structure
Project
Complexity
& Interface Market Founding Controlling
Performance
& Reliability Customer Prioritization Communication
Quality Weather
The Risk Breakdown Structure (RBS) lists the categories and sub -categories within which risks
may arise for a typical project. Different RBSs will be appropriate for different types of projects
and different types of organizations. One benefit of this appr oach is to remind participants in a
risk identification exercise of the many sources from which proj ect risk may arise.
Indikasi dari prioritas meliputi pengaruh waktu penanganan resiko, gejala, tanda
bahaya dan risk rating.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 6
MODUL CMB-11 BAB III
Sistem Manajemen Resiko Proyek (Project Risk Pengawasan Resiko Proyek
Management)
Menganalisis secara angka dampak pada keseluruhan sasaran hasil proyek dari
resiko yang di identifikasi.
Suatu proses dengan analisis numeric terhadap pengaruh sasaran proyek yang
resikonya teridentifikasi.
Dilaksanakan pada resiko yang telah dibuat prioritas dari proses Qualitative Risk
Analysis. Proses menggunakan teknik Monte Carlo simulation dan Decision tree
analysis.
3.3.1 INPUT/MASUKAN UNTUK MENGEMBANGKAN ANALISIS KUANTITATIF
Informasi dari proyek serupa yang telah selesai. Resiko proyek dipelajari dengan
bantuan Risk specialists dan data base yang tersedia dari industri atau sumber
yang sesuai.
Memuat secara detail dari deliverable proyek dan persyaratan pekerjaan untuk
menciptakan deliverable tersebut.
Elemen kunci dari risk management plan untuk quantitative risk analysis meliputi
aturan dan tanggungjawab dalam pelaksanaan manajemen resiko, anggaran,
schedule kegiatan manajemen resiko, kategori resiko (RBS) dan stakeholder s’
risk tolerance yang telah direvisi.
Item kunci dari risk register untuk Quantitative Risk Analysis meliputi daftar
identifikasi resiko, ranking, prioritas dan risk categories.
Meliputi :
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 7
MODUL CMB-11 BAB III
Sistem Manajemen Resiko Proyek (Project Risk Pengawasan Resiko Proyek
Management)
Tabel 3.9
Contoh : Ukuran Kuantitatif untuk akibat,
Consequences – 5 rating
1. Tidak s/d 5% deviasi s/d 3% deviasi s/d 1% deviasi s/d 0.2 % deviasi
Signifikan target target target target
2. Minor > 5% s/d 10% > 3% s/d 6% > 1% s/d 2% > 0.2% s/d 0.4%
deviasi target deviasi target deviasi target deviasi target
3. Medium > 10% s/d 15% > 6% s/d 9% > 2% s/d 3% > 0.4% s/d 0.6%
deviasi target deviasi target deviasi target deviasi target
4. Major > 15% s/d 20% > 9% s/d 12% > 3% s/d 4% > 0.6% s/d 0.8%
deviasi target deviasi target deviasi target deviasi target
5. Malapetaka diatas 20% deviasi > 12% s/d 15% > 4% deviasi > 0.8% deviasi
(Catastrophic) target deviasi target target target
RANGKUMAN
Setelah di Identifikasi dan mengeluarkan Daftar Resiko yang menetapkan prioritas resiko,
maka perlu di analisis dengan Kualitatif yang akan mengeluarkan Daftar Resiko baru yang
memperbaharui Daftar Resiko hasil Identifikasi.
Organisasi dapat meningkatkan kinerja proyek secara efektif dengan fokus pada resiko
prioritas-tinggi dengan menggunakan probabilitas kejadiannya, dan dampak terhadap
tujuan proyek jika resiko benar terjadi.
Setelah terdapat daftar resiko yang didapat dari hasil identifikasi maka langkah
selanjutnya adalah menganalisis dengan kualitatif dengan proses masukan (a) Proses
yang dimiliki Perusahaan/instansi, (b) Pernyataan Cakupan Proyek, (c) Rencana
Manajemen Proyek , (d) Daftar Resiko yang diproses dengan teknik dan cara sebagai
berikut : (a) Probabilitas resiko dan penilaian dampak, (b) Matrik Probabilitas dan
dampak , (c) Kualitas Penilaian Data Resiko, (d) Kategori Resiko, (e) Penilaian
Pentingnya Resiko yang kemudian akan menghasilkan keluaran : (a) Daftar Resiko
(diperbaharui) Berikutnya adalah menganalisis dengan kuantitatif dengan masukan : (a)
Proses yang dimiliki Organisasi/ Instansi ,(b) Pernyataan Cakupan Proyek , (c) Rencana
Manajemen Resiko, (d) Daftar Resiko ,(e) Rencana Manajemen Proyek
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 9
MODUL CMB-11 BAB III
Sistem Manajemen Resiko Proyek (Project Risk Pengawasan Resiko Proyek
Management)
LATIHAN/PENILAIAN MANDIRI
Latihan atau penilaian mandiri menjadi sangat penting untuk mengukur diri atas
tercapainya tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh para pengajar/ instruktur, maka
pertanyaan dibawah ini perlu dijawab secara cermat, tepat dan terukur.
Kode/Judul Unit Kompetensi :
INA.56303.13.09.11.07 : Menerapkan sistim Manajemen Resiko Proyek (Project
Resiko Management)
Soal :
2. Melakukan kegiatan
pengawasan resiko
2.1 Daftar resiko hasil identifikasi 2.1.1 Apa manfaat daftar resiko?
di kembangkan dengan
2.1.2 Dari mana Daftar Resiko didapat?
analisis kualitatif dan
diketahuinya peristiwa resiko, 2.1.3 Apakah daftar resiko sudah bisa
2.2 Daftar resiko hasil analisis 2.2.1. Apa maksud dari analisis kualitatif?
kualitatif di kembangkan
2.2.2. Apa maksud dari analisis
dengan analisis kuantitatif dan
kuantitatif?
diketahuinya peristiwa resiko,
akibat kemungkinan 2.2.3. Apa arti prioritas resiko yang
resiko,
resiko, faktor positif, rating terdapat pada Daftar Resiko?
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 10
MODUL CMB-11 BAB IV
Sistem Manajemen Resiko Proyek (Project Risk Pencapaian Hasil-Hasil Pengelolaan Resiko
Management)
BAB IV
PENCAPAIAN HASIL-HASIL PENGELOLAAN RESIKO
4.1. UMUM
Hal ini meliputi identifikasi dan memberikan tugas kepada individu atau kelompok
untuk mengambil tanggung jawab terhadap masing-masing tanggapan resiko yang
telah disetujui. Proses ini memastikan bahwa resiko yang diidentifikasi adalah
dengan baik dan tepat. Efektivitas dari perencanaan tanggapan akan secara
langsung menentukan apakah ada peningkatan atau pengurangan resiko proyek.
Elemen kunci dari risk management plan meliputi: aturan dan tanggungjawab ,
mendefinisikan analisis resiko, batasan resiko, low, moderate, high dan
anggaran, schedule untuk melaksanakan manajemen resiko.
Ada 3 (tiga) strategi pada umumnya berhubungan dengan ancaman atau resiko
yang berdampak negatif pada sasaran proyek jika resiko tersebut terjadi.antara
lain :
Dihindari
Ditransfer
Dikurangi
Ada 3 (tiga) tanggapan yaitu saran yang berhubungan dengan dampak positif
dari sasaran proyek antara lain:
Dikembangkan
Dibagi
Ditingkatkan
Diterima
Fallback plans..
Resiko sisa
Resiko kedua
Contingency reserves.
Tabel 4.1
Suggested Risk Sharing Principles
Meliputi penugasan orang, termasuk risk owners, time, dan sumberdaya lain
pada project risk management.
Jika resiko yang timbul tidak diantisipasi pada risk register atau watchlist atau
jika dampak dari sasaran berbeda dengan yang diperkirakan, Perencanaan
Informasi yang dihasilkan oleh 6 (enam) proses manajemen resiko proyek dapat
digunakan untuk proyek berikutnya dan organizational process assets
RANGKUMAN
Rencana tanggapan resiko di laksanakan dan dimonitor dan diaudit sepanjang umur
proyek. Penanggung jawab dan cara memonitor ditetapkan pada rencana tanggapan
resiko.
Suatu proses mengembangkan suatu pilihan dan menentukan suatu tindakan dalam
meningkatkan peluang dan mengurangi ancaman terhadap sasaran proyek. Namun baik
resiko yang negatif maupun yang positif dapat diatasi dengan beberapa strategi untuk itu
diperlukan masukan didalam penanganan resiko yaitu : (a) Rencana Manajemen Resiko,
(b) Daftar Resiko kemudian diproses dengan menggunakan teknik dan cara: (a) Stategi
untuk resiko negative atau encaman,(b) Strategi untuk resiko positif atau peluang,(c)
Strategi untuk gabungan ancaman dan peluang, (d) Strategi cadangan penanganan
sehingga output/ keluarannya sebagai berikut: (a) Daftar Resiko (diperbaharui),(b)
Rencana Manajemen Proyek,(c) Resiko Terkait dengan perjanjian kontrak selanjutnya
dilakukan monitoring dan audit agar dapat mengetahui apakah sesuai rencana atau
memiliki ketaatan didalam melaksanakannya sedangkan masukan untuk monitoring dan
audit, Sebagai berikut : (a) Rencana Manajemen Resiko,(b) Daftar Resiko, (c)
Persetujuan permintaan Perubahan ,(d) Informasi Kinerja Pekerjaan,(e) Laporan Kinerja
dan diproses dengan menggunakan teknik dan cara untuk monitoring dan audit yaitu: (a)
Penilaian Resiko, (b) Audit Resiko ,(c) Variance dan analisis trend,(d) Teknik Pengukuran
Kinerja (e) Analisis Cadangan, (f) Status Rapat rapat , yang menghasilkan output/keluaran
sebagai berikut : (a) Daftar Resiko (diperbaharui) ,(b) Permintaan Perubahan ,(c)
Rekomendasi tindakan koreksi ,(d) Rekomendasi tindakan pencegahan ,(e) Proses yang
ada di Organisasi/ Instansi (diperbaharui),(f) Rencana Manajemen Proyek (diperbaharui)
LATIHAN/PENILAIAN MANDIRI
Latihan atau penilaian mandiri menjadi sangat penting untuk mengukur diri atas
tercapainya tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh para pengajar/instruktur, maka
pertanyaan dibawah ini perlu dijawab secara cermat, tepat dan terukur.
Soal :
Elemen Kompetensi/KUK Daftar Pertanyaan Untuk Latihan/
No.
(Kriteria Unjuk Kerja) Penilaian Mandiri
cadangan)
DAFTAR PUSTAKA
A Guide to the Project Management Body of Knowledge Third Edition 2004 (PMI®
US Standard)
Project & Program Risk Management a Guide to Managing Project Risks and
Opportunities (Wideman, R.Max)PMI
Guidelines for managing Risk in the Australian and New Zealand Public Sector HB
436 : 2004
Risk Management AS/NZS 4360 : 2004 Standard Australia & New Zealand, Risk
Management.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) DP-1