I. MANAJEMEN KEPERAWATAN
Contoh
2. Justice / keadilan
Contoh
3. Beneficience/ berbuat
baik Contoh
menepati janji
Contoh
5. Confidentiality/ kerahasiaan
1
Contoh
7. Veracity /kejujuran
1. Demokratis
Contoh
2. Otoriter
Contoh
Dalam menjalankan tugas para perawat dibangsal bedah
saraf harus sesuai tujuan yang telah ditentukan oleh kepala
ruang, tidak ada sedikit pun bantahan dari perawat untuk
melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang diinginkan
kepala ruang.
2
3. Laisez faire
Contoh
4. Otokratis
5. Karismatik
A. Metode
Fungsional
Contoh
Seorang perawat bernama heyna bekerja di ruang
penyakit dalam, dalam ruangan tersebut pasiennya
sangat banyak tetapi perawat tidak sebanding dengan
jumlah pasien yang ada. Ruangan tersebut kekuarangan
perawat pelaksana, suster heyna sangat ahli dalam
melakukan tugas debridement setiap
3
harinya, disamping itu ada perawat yang lain yang
tugasnya memberikan obat dan ada pula yang memantau
vital sign.
B. Metode
TIM
Definisi
Contoh
C. Metode KASUS
Contoh
Diruang hemodialisa terdapat 15 tempat tidur setiap
harinya 15 tempat tidur tersebut selalu ditempati pasien
yang sudah terjadwal untuk cuci darah demi menjangkau
kualitas mutu pelayanan yang baik pihak rumah sakit
menjadwalka untuk satu pasien satu perawat.
D. Metode Primer
Contoh
4
Diruang asoka terdapat 9 perawat setiap shift pagi
dengan kepala ruang. Dalam pemberian asuhan
keperawatan yang berkualitas, kepala ruang menugaskan
setiap perawat memiliki tanggung – jawab penuh selama
24 jam bagi pasiennya dengan dibantu perawat
pelaksana.
a. Planning (perencanaan)
sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan
organisasi sampai dengan menyusun dan menetapkan
rangkaian kegiatan untuk mencapainya, melalui
perencanaan yang akan dapat ditetapkan tugas - tugas
staf. Dengan tugas ini seorang pemimpin akan
mempunyai pedoman untuk melakukan supervisi dan
evaluasi serta menetapkan sumber daya yang dibutuhkan
oleh staf dalam menjalankan tugas- tugasnya
b. Organizing (pengorganisasian)
adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk
menghimpun semua sumber data yang dimiliki oleh
organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk
mencapai tujuan organisasi.
c. Actuating (directing, commanding, coordinating) atau
penggerakan adalah proses memberikan bimbingan
kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal
dan melakukan tugas- tugasnya sesuai dengan
ketrampilan yang mereka miliki sesuai dengan dukungan
sumber daya yang tersedia.
d. Controlling (pengawasan, monitoring)
adalah proses untuk mengamati secara terus menerus
pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang
terjadi.
v. PERHITUNGAN RUMUS BOR, ALOS,DLL
a) BOR
RUMUS =
5
jumlah perawat x 100% ÷ ( Jumlah tempat tidur x
jumlah 1 periode)
b) ALOS
c) TOI
Rum
us
1. Kehamilan
A. Tanda – tanda
c) Telat haid
e) Sering mengantuk
B. Taksiran BB Janin
Jika kepala sudah
11 ) x 155 gram
12 ) x 155 gram
C. HPHT
6
HPHT bulan Januari sd
Maret Tanggal + 7,
Bulan + 9, Tahun + 0
desember Tanggal + 7,
Bulan – 3, Tahun + 0
D. Usia kehamilan
E. Pemeriksaan Leopold
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
Untuk menentukan presentasi dan “engangement “
2. Persalinan
Kala I, Pembukaan
Rasa sakit adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
i. Fase laten
cm
Kala IV
obat oksitosin.
9
Pada pemeriksaan daam, servik
mendatar c. Moulage
Moulage 0
Moulage 1
Moulage 2
Moulage 3
Power / Tenaga
Passages/jalan lahir
Passanger/ janin
Psikologis/kejiwaan ibu
e. Periode nifas
Immediate Puerperium
1
0
Kepulihan alat-alat genetalia yag lamanya sampai dengan
6-8 minggu
Later Puerperium
f. Rupture perineum
1
1
ini pasien sangat ketergantungan.
h. Lochea
a. Jangka panjang
a) Mantap
MOW (metode operasi wanita ) Tubektomi
1
2
MOP (metode operasi pria ) Vasektomi
b) Tahun
Implant 3 tahun
b. Jangka pendek
a) Suntik
b) Pil KB
c) Kondom
c. Usia subur
Hari
terpendek
Tanggal menstruasi – 18
terpendek =… Hari
terpanjang
Tanggal menstruasi – 11 = ….
terpanjang =….
III. KEPERAWATAN ANAK
1. APGAR SCORE
1
3
Nilai 2 : seluruh tubuh bayi kemerahan
Nil : gerakan
ai 1 sedikit
Nil
ai 0 : tidak ada
RESPIRATORY
1
4
Asfiksia berat (jika nilai score
dalam pemberian O2 .
indikasi perdarahan .
O2 .
bayi .
anak ( 8 + ( 2xn) )
Keterangan
anak Contoh
1
5
Tanggal lahir 25 10 2014
Bulan 12 + 5 – 10 = 7 bulan
5. Imunisasi
CAMPAK
POLIO
1
6
Vaksin DPT diberikan secara Intramuscular pada paha
kanan atau kiri dengan
HEPATITS B
IV. GADAR
2. Penanganan trauma
a. Danger
Aman pasien
b. Respon
1
7
Alert
Verbal
Pain
Unrespon
3. Primary
survey A.
Airway
Soft tip
Rigid tip
c) NEEDLE CRICOTIROIDOTOMI
d) Fraktur fremur
e) JAW THRUST
Dilakukan pada pasien yang curiga trauma servical,
multiple trauma, jejas di atas clavicula, raccoon eye
1
8
f) NECK CHOLAR
1
9
yang cepat ke atas. Setiap hentakan harus terpisah dan
gerakan yang jelas.
B. Breathing
a. Masalah oksigenasi
a) Nasal kanul
b) RM
Saturasi oksigen 90 – 94 %
c) NRM
Saturasi oksigen 85 %
2
0
Ada katub
a) Open pneumothorax
Napas pendek
b) Tension pneumothorax
Dispnea
c) Flail chest
Fraktur iga 2 – 3
d) Hematothorax massif
2
1
Adanya darah dalam rongga pleura
Pekak
Penanganannya WSD
e) Tamponade jantung
Jvp melemah
Penanganannya Perikardiosintesis
C. Circulation
Pasang infuse 2
jalur D. Disability
Pupil
GCS
EYE
6: mengikuti perintah
5: melokalisir nyeri
4: menghindari nyeri
3: fleksi abnormal
2: extensi abnormal
VERBAL
5: orientasi bagus
4 : disorientasi
: hanya bisa mengucapkan kata
3 – kata
2 : mengerang
CKR GCS 15 – 14
CKS GCS 9 – 13
CKB GSC 3 – 8
E. Exposure
Gunting baju
Hipotermi, selimuti
F. Folley catheter
4. Secondary survey
Anamnesa
Alergi
Medication
Post illness
Last meal
Event
Pemeriksaan fisik
Head to toe
vital sign
V. KEPERAWATAN JIWA
2
4
1. PK
a. Tanda gejala
Mengancam
Mengumpat
Meninju
Membanting
Melempar
b. Startegi pelaksanaan
Pasie
n Sp
Mengidentifikasi penyebab PK
Mengidentifikasi akibat PK
Sp II
2
5
Menganjurkan pasien memasukan kedalam jadwal
kegiatan harian
SP III
SP IV
Keluarga
SP I
SP II
2
6
Sp III
2. ISOLASI SOSIAL
a. Tanda gejala
Menyendiri
Mengurung diri
b. Startegi pelaksanaan
Pasien
SP I
kegiatan harian
2
7
SP II
kegiatan harian
SP III
Keluarga
SP I
Sp II
2
8
minum obat
3. HALUSINASI
a. Tanda gejala
Berbicara sendiri
Tertawa sendiri
Melamun
Menyendiri
b. Strategi pelaksanaan
Pasie
n Sp
SP III
SP IV
SP I
3
0
Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung
kepada pasien halusinasi
SP III
4. WAHAM
a. Tanda gejala
Merasa curiga
b. Strategi
pelaksanaan
Pasien
Sp I
SP II
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
3
1
Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki
SP III
SP 1
SP II
SP III
5. DEFISIT PERAWAT
DIRI a. Tanda
gejala
Menyatakan malas mandi
Badan kotor
3
2
Makan berserakan
b. Strategi
pelaksanaan
Pasien
Sp I
Sp II
Sp III
Sp I
Sp II
Sp III
6. HDR
a. Tanda gejala
Merasa jelek
Putus asa
b. Strategi
pelaksanaan
Pasien
Sp I
Mmebina hubungan saling percaya
3
4
Sp II
Sp III
Sp I
Sp II
Sp III
DIRI a. Tanda
gejala
3
5
Mengatakan hidupnya tidak berguna lagi
Ingin mati
b. Startegi
pelaksanaan
Pasien
Sp I
Mengidentifikasi benda – benda yang dapat
Sp II
Mengidentifikasikan aspek positif pasien
Sp III
Mengidentifikasikan pola koping yang biasa
biasa dilakukan
3
6
Sp IV
Keluarga
Sp I
Sp II
Sp III
Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah
termasuk minum
obat
3
7
VI. KEPERAWATAN KELUARGA
a. Tipe keluarga
a) Traditional nuclear
b) Extended family
c) Reconstituted nuclear
d) Dual carrier
e) Commuter merid
f) Communal
g) Single parent
h) Single adult
Tugas
perkembangannya:
4
0
Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
Mempertahankan kesehatan.
a) Fungsi afektif
Saling asuh
Saling menghargai
4
1
Pertalian dan identifikasi
b) Fungsi ekonomi
Menabung
c) Fungsi sosialisasi
Hubungan social
d) Fungsi reproduksi
Kb
e) Health edication
Kesehatan
VII. KMB
a. HT
a) Tanda gejala
Sakit kepala
Epistaksis
Pusing / migraine
4
2
Rasa berat ditengkuk
Sukar tidur
Muka pucat
b) Klasifikasi HT
d) Penatalaksanaan
Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan denganbatasan medis dan sesuai dengan
kemampuan seperti berjalan, jogging,bersepeda atau
berenang.
4
4
e) Diagnose keperawatan
b. DM
a) Tanda gejala
b) Klasifikasi
4
5
Wagner ( 1983 ) membagi gangren kaki diabetik menjadi enam
tingkatan , yaitu :
c) Penatalaksanaan
Diet
Intake kalori
Distribusi kalori
c. ASMA
a) Tanda gejala
Sesak napas
b) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan sputum:
Pemeriksaan darah
(serangan akut)
c) Diagnose keperawatan
4
7
Gangguan pertukaran gas b.d gangguan suplai O2
d. DHF
a) Tanda gejala
Sakit kepala.
b) Faktor penyebab
Virus dengue
Host : pembawa.
c) Penatalaksanaan
Tirah baring
d) Pemeriksaan
HB meningkat lebih 20 %
HT meningkat lebih 20 %
NA dan CL rendah
e) Klasifikasi
e. CHF
a) Tanda gejala
b) Klasifikasi
5
1
kelas 1 Bila pasien dapat melakukan aktifitas berat
tampa keluhan
c) Pemeriksaan penunjang
Oksigenasi
Terapi Farmakologis :
e) Diagnose keperawatan
Nilai normal
Ph 7,35 – 7,45
35 – 45
Pco2 mmhg
22 – 26
Hco3 meq/ L
16 – 22
Cao2 m/o2/dl
Asidosis
1. respiratory
Definisi
Tanda gejala
Koma
4. Asidosis metabolic
5. Alkalosis respiratory
6. Alkalosis respiratory
Hco3 turun
7. Alkalosis metabolic
8. Alkalosis metabolic
terkompensasi HCO3,
PCO2,PH meningkat
IX. Pengkajian kognitif pada lansia
a. Indeks Katz
5
5
C Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi dan salah
satu fungsi tambahan
b. Kekuatan
c. Barthel index
Makan
1 (Feeding) 0 = Tidak mampu
Butuh bantuan memotong,
1 = mengoles
mentega dll.
2 = Mandiri
Mandi
2 (Bathing) 0 = Tergantung orang lain
1 = Mandiri
Membutuhkan bantuan orang
3 Perawatan diri 0 = lain
Mandiri dalam perawatan muka,
1 = rambut,
(Grooming)
gigi, dan bercukur
56
Berpakaian
4 (Dressing) 0 = Tergantung orang lain
Sebagian dibantu (misal
1 = mengancing baju)
2 = Mandiri
Buang air kecil Inkontinensia atau pakai kateter
5 (Bowel) 0 = dan tidak
terkontrol
Kadang Inkontinensia (maks,
1 = 1x24 jam)
Kontinensia (teratur untuk lebih
2 = dari 7 hari)
Buang air besar Inkontinensia (tidak teratur atau
6 (Bladder) 0 = perlu
enema)
Kadang Inkontensia (sekali
1 = seminggu)
2 = Kontinensia (teratur)
7 Penggunaan toilet 0 = Tergantung bantuan orang lain
Membutuhkan bantuan, tapi
1 = dapat
melakukan beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
8 Transfer 0 = Tidak mampu
Butuh bantuan untuk bisa duduk (2
1 = orang)
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = mandiri
9 Mobilitas 0 = Immobile (tidak mampu)
1 = Menggunakan kursi roda
Berjalan dengan bantuan satu
2 = orang
Mandiri (meskipun
3 = menggunakan alat
bantu seperti, tongkat)
10 Naik turun tangga 0 = Tidak mampu
Membutuhkan bantuan (alat
1 = bantu)
2 = Mandiri
Interpretasi hasil :
:
Mandir
20 i
12-
19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5
7
X. Ketrampilan Klinik tindakan
keperawatan A. Pemasangan
infuse
a) Ukuran IV
No. 18 : untuk transfuse
b) Indikasi
c) Kontraindikasi
PROSEDUR
PERSIAPAN ALAT
1. Standar Infus.
2. Set infus.
6. Torniket.
7. Kapas alkohol.
8. Plester.
9. Gunting.
11. Betadine
FASE KERJA
2. Cuci tangan
7. Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga
15. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis
yang diberikan.
19. Catat jenis cairan, letak infus, kecepatan aliran, ukuran dan
tipe jarum infus.
B. Pemasangan Oksigenasi
6
0
PROSEDUR
FASE PERSIAPAN
Persiapan perawat
1. Mengkaji data-data mengenai kekurangan oksigen ( sesak nafas,
nafas cuping hitung, penggunaan otot pernafasan tambahan,
takikardi, gelisah, bimbang dan sianosis)
2. Perawat mencuci tangan
3. Memakai sarung tangan
Persiapan alat
1. Tabung oksigen ( oksigen dinding ) berisi oksigen lengkap dengan
flowmeter dan humidifier yang berisi aquades sampai batas
pengisian
2. Nasal kanul (pemilihan alat sesuai kebutuhan)
3. Plester (jika di butuhkan)
4. Gunting plester (jika di butuhkan)
5. Cotton budd
Persiapan pasien
1. Menyapa pasien (ucapkan salam)
2. Jelaskan maksud dan tujuan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Pasien diatur dalam posisi aman dan nyaman (semi fowler)
FASE KERJA
1. Siapkan nasal kanul 1 set tabung oksigen ( oksigen central )
2. Hubungkan nasal kanul dengan flowmeter pada tabung oksigen
atau oksigen dinding
3. Bila hidung pasien kotor, bersihkan lubang hidung pasien dengan
cotton budd atau tissu
4. Cek fungsi flowmeter dengan memutar pengatur konsetrasi oksigen
dan mengamati adanya gelembung udara dalam humidifier
5. Cek aliran oksigen dengan cara mengalirkan oksigen melalui nasal
kanul kepunggung tangan perawat
6. Pasang nasal kanul kelubang hidung pasien dengan tepat
7. Tanyakan pada pasien, apakah aliran oksigennya terasa atau tidak
8. Atur pengikat nasal kanul dengan benar, jangan terlalu kencang
dan jangan terlalu kendor
9. Pastikkan nasal kanul terpasang dengan aman
10. Atur aliran oksigen sesuai dengan program
11. Alat-alat dikembalikan di tempat semula
12. Perawat mencuci tangan setelah melakukan tindakan
13. Mengakhiri tindakan dengan mengucapkan salam
FASE TERMINASI
1. Respon pasien 15 menit setelah dilakukan tindakan
2. Dokumentasikan:
a. Waktu pelaksanaan
b. Respon pasien
Standar Operasional Prosedur (SOP)
6
1
Tindakan Keperawatan : Pemasangan
Kateter Urine Pengertian
Kateter adalah selang yang digunakan untuk memasukkan atau
mengeluarkan cairan. Kateterisasi urinarius adalah memasukkan
kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih dengan tujuan
mengeluarkan urin. Kateterisasi urine sedapat mungkin tidak
dilakukan kecuali bila sangat diperlukan, karena dapat
menyebablkan infeksi nosokomial Tujuan
1. Untuk mengambil sample urine guna pemeriksaan kultur
mikrobiologi dengan menghindari kontaminasi.
2. Pengukuran residual urine dengan cara, melakukan regular
kateterisasi pada klien segera setelah mengakhiri miksinya dan
kemudian diukur jumlah urine yang keluar.
Hal-hal yang harus diperhatikan
1. Observasi letak meatus uretra
2. Kaji adanya riwayat penyakit
genetalia. Pelaksanaan
Tahap Pra Interaksi
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan
tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4) Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5) Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis
serta tidak mengancam.
6) Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
7) Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8) Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan
tindaka.
9) Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan
dilakukan)
Tahap Orientasi
1. Memperkenalkan diri
˘ ˘ ˘ Mengucapkan
˘ ˘ ˘ salam˘ terapeutik
˘ dan memeprkenalkan diri
˘˘ ˘ ˘Validasi
˘ data˘ : nama
˘ klien
˘ dan data lain terikat
2. Meminta persetujuan tindakan
Menyampaikan/menjelaskan tujuan
˘ ˘ tindakan
˘˘ ˘ ˘ ˘ ˘
˘ ˘ ˘ Menyampaikan/menjelaskan
˘ ˘ ˘ ˘ ˘ langkah-langkah prosedur
3. Membuat kontrak dan kesepakatan untuk pelaksanaan tindakan
Tahap Interaksi
Memberikan sampiran dan menjaga privacy
Mengatur posisi pasien (wanita:posisi dorsal recumbent,
pria:posisi supine dan melepaskan
pakaian bawah
Memasang perlak, penglas di bawah bokong pasien
Menutup area pinggang dengan selimut pasien serta menutup
bagian ekstremitas bawah dengan selimut mandi sehingga
hanya area perineal yang terpajan
6
2
Meletakkan nierbekken di antara paha pasien
Menyiapkan cairan antiseptic ke dalam kom
Gunakan sarung tangan bersih
Membersihkan genetalia dengan cairan antiseptic
Buka sarung tangan dan simpan nierbekken atau buang ke
kantong plastic yang telah disediakan
Buka bungkusan luar set kateter dan urin bag dan kemudian
simpan di alas steril. Jika pemasangan kateter dilakukan
sendiri, maka siapkan KY jelly di dalam bak sterik. Jangan
menyentuh area steril
Gunakan sarung tangan steril
Buka sebagian bungkusan dalam kateter, pegang kateter dan
berikan jelly pada ujung kateter (dengan meminta bantuan
atau dilakukan sendiri) dengan tetap mempertahankan teknik
steril
Pada laki-laki, Posisikan penis tegak lurus 900 dengan tubuh
pasien
Pada wanita, Buka labio minora menggunakan ibu jari dan
telunjuk atau telunjuk dengan jari tengah tangan tidak
dominan
Dengan menggunakan pinset atau tangan dominan, masukkan
kateter perlahan-lahan hingga ujung kateter.
Anjurkan pasien untuk menarik nafas saat kateter
dimasukkan. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada
hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih
ada tahanan kateterisasi dihentikan.
Pastikan nierbekken yang telah disiapkan berasa di ujung
kateter agar urine tidak tumpah. Setelah urin mengalir, ambil
specimen urin bila diperlukan. Lalu segera sambungkan
kateter dengan urine bag
Kembangkan balon kateter dengan aquadest/NaCl steril sesuai
volume yang tertera pada label spesifikasi kateter yang dipakai
Tarik kateter keluar secara perlahan untuk memastikan balon
kateter sudah terfiksasi dengan baik dalam vesika urinaria.
Bersihkan jelly yang tersisa pada kateter dengan kasa
Fiksasi kateter: Pada pasien laki-laki difiksasi dengan plester
pada abdomen, Pada pasien wanita kateter difiksasi dengan
plester pada pangkal paha
Menempatkan urine bag di tempat tidur pada posisi yang lebih
rendah dari kandung kemih
Lepaskan duk dan pengalas serta bereskan alat
Lepaskan sarung tangan
Rapihkan kembali pasien
LUKA BAKAR
6
3
A. PENYEBAB LUKA BAKAR
a) Derajad I
b) Derajad II
Dijumpai bulae.
6
4
Derajat II dalam (deep)
c) Derajad III
Kepala leher 9%
Genetalia 1%
6
5
D. BERAT RINGANNYA LUKA
minor
LB% x BB x 4 ml
6
6
Hasil dari Rumus baxter dibagi dua untuk 8 jam pertama selanjutnya
16 jam
6
7