Anda di halaman 1dari 30

Matakuliah Ilmu Ukur Tanah

15 PEMATOKAN
L M Sabri

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS DIPONEGORO
PENDAHULUAN

Pematokan atau stake out atau


setting out adalah pemindahan
titik-titik rencana di atas peta ke
lapangan dan menandainya dengan
patok.

1
• Gambar rencana yang baik tidak akan
berguna jika tidak dapat di stake out
dengan baik.
• Stake Out yang buruk berakibat
bangunan tidak akan sesuai dengan
gambar rencana

2
• Gambar rencana yang baik tidak
akan berguna jika tidak dapat di
stake out dengan baik.
• Stake Out yang buruk berakibat
bangunan tidak akan sesuai dengan
gambar rencana

3
Ajax Amsterdam vs
Persebaya tahun 1975

4
PERSIAPAN PEMATOKAN

1. Pelajari gambar rencana


2. Komunikasi dengan pihak terkait:
a. surveyor pengukuran,
b. arsitek perencana,
c. Manajer proyek
3. Pelajari kondisi lapangan
4. Rencanakan titik-titik kontrol sekunder
5. Kalibrasi peralatan ukur
6. Buat jadwal pematokan berdasarkan jadwal konstruksi
5
Metode Pematokan

1. Baseline dan offset


– Pita ukur
2. Intersection
– theodolite
3. Radial
– Theodolite dan meteran
– Electronic Total Station
4. RTK GNSS (Real Time Kinematic Global Navigation
Satelite System)

6
Pematokan titik tunggal

• Pekerjaan survey maupun pematokan diperlukan


koordinat awal dan azimut awal.
• Secara praktis, survey dan pematokan memerlukan
minimal 2 titik referensi yang diketahui koordinat
horizontalnya atau obyek-obyek yang “tajam” yang
diketahui koordinatnya pada saat pengukuran

7
METODE BASELINE DAN OFFSET

• Pematokan dengan pita


ukur adalah pematokan
yang menggunakan jarak
dalam penentuan posisi di
lapangan
• Posisi obyek di lapangan
diidentifikasi berdasarkan
posisi relatifnya terhadap
baseline, yaitu jarak pada
baseline dan jarak offset
terhadap baseline

8
• Peralatan:
– 3 jalon
– 1 pita ukur
2
3
• Personil:
– 4 kru

1 B
4

4’ 3’
A
2’
1’

9
Prosedur Pematokan dengan pita
ukur
• Tempatkan tongkat atau target di
A dan di B
• Surveyor 1 bergerak menuju titik
proyeksi target pada baseline
2
3 • Surveyor 2 bergerak menuju
target pada jarak offset tertentu.
• Lakukan pematokan di target
B • Pastikan jalon target tegak lurus
1 dengan jalon di ujung-ujung
4
baseline
4’ 3’
A
2’
1’

10
Cara memperoleh garis tegak lurus menggunakan prisma

11
Cara memperoleh garis tegak lurus menggunakan rumus 3 : 4 : 5 dan kelipatannya

3:4:5
6 : 8 : 10
9 : 12 : 15
15 : 20 : 25
30 : 40 : 50

12
METODE PEMOTONGAN KE MUKA

• Metode intersection
atau pemotongan ke
muka adalah metode
2 pematokan dengan
3
mengandalkan sudut
atau jarak dari dua arah.
1
4
B • Intersection dengan
jarak memiliki ketelitian
yang lebih rendah
A
daripada dengan sudut
13
• Peralatan:
– 2 theodolite
2
– 1 jalon
3
• Personil:
– 2 surveyor theodolite
1 B
4 – 1 pemegang jalon
– 1 pemasang patok
A

14
METODE PEMOTONGAN KE MUKA

Prosedur
• Dirikan theodolite di titik A
dan B
2 • Tentukan besarnya sudut
3
ke obyek terhadap
baseline
1 B • Arahkan jalon ke titik yang
4
terlihat dari A dan B
• Lakukan pematokan di
A
target

15
METODE RADIAL

• Peralatan:
– 1 ETS
– 1 jalon dengan reflektor
• Personil:
2
3 – 1 surveyor TS
– 1 pemegang reflektor
– 1 pematok
1 B
4
• Data:
daftar koordinat target
A yang telah disimpan pada
ETS atau dimasukkan manual

16
Prosedur:
• Dirikan ETS pada salah satu
titik referensi
• Arahkan ke titik referensi lain
2 sebagai backsight
3
• Buka menu STAKEOUT (S-O)
• Cari titik target pada ETS
1 B • Arahkan teropong ke target
4 • Ketika jalon reflektor telah
berada di atas target, lakukan
A pematokan.

17
METODE RTK GNSS

• Metode RTK GNSS


adalah metode
pematokan dengan
mencari koordinat titik
2
3 di lapangan
menggunakan receiver
RTK GNSS.
1 B • Pada wilayah terbuka,
4
pematokan dapat
dilakukan secara cepat
A dan akurat.
18
METODE RTK GNSS

• Peralatan:
– 1 receiver RTK GNSS
sebagai base
2
3 – 1 receiver RTK GNSS
sebagai rover
1 B • Personil:
4
– 3 kru
A

19
Prosedur
• Atur dan aktifkan
receiver base di A, dan
2 receiver rover di B.
3
• Masukkan koordinat di A
dan di B
1 B • Lakukan inisialisasi
4 selama 10 menit di B.
• Pindahkan receiver rover
A ke titik target

20
LATIHAN 2 (Metode Baseline dan offset)

Diketahui:
A (100,00; 100,00)
P2
B (102,121; 102,121)

Lakukan pematokan dengan


metode offset titik-titik
P3
berikut:
P1 • P1 (98,00; 102,00)
• P2 (96,00; 104,00)
A B • P3 (99,00; 107,00)

21
APLIKASI MENU DISTANCE

22
LATIHAN 3 (Metode Radial)

Diketahui:
A (100,00; 100,00)
P2
B (102,121; 102,121)

Lakukan pematokan dengan


metode radial titik-titik
P3
berikut:
P1 • P1 (98,00; 102,00)
• P2 (96,00; 104,00)
A B • P3 (99,00; 107,00)

23
PILIH MENU LAYOUT

24
PILIH KOORDINAT INSTRUMEN

25
PILIH KOORDINAT BACKSIGHT
PILIH KOORDINAT LAYOUT

27
TEMUKAN!

28
SELESAI

29

Anda mungkin juga menyukai