Anda di halaman 1dari 4

Nama : Marcello Steven Simatupang

Kelas : VIII – 1
Mapel : Agama Katolik (H.H)
PERUMPAMAAN TENTANG DOMBA YANG HILANG
Lukas 15 : 3-7

Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: 15:4 "Siapakah diantara


15:3

kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya,
tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari
yang sesat itu sampai ia menemukannya? 15:5 Dan kalau ia telah menemukannya, ia

meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, 15:6 dan setibanya di rumah ia memanggil
sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah
bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan . 15:7 Aku
berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa
yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang
tidak memerlukan pertobatan."

Perumpamaan tentang domba yang hilang adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan
oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 18:12-14 dan
Lukas 15:3-7.
Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang gembala domba yang memiliki seratus ekor
domba. Pada suatu hari salah seekor dombanya hilang, dan ia meninggalkan domba yang
lainnya di pegunungan dan mencari seekor yang tersesat. Diceritakan bahwa ketika gembala
tersebut menemukan domba yang hilang, maka kegembiraannya atas seekor domba itu lebih
dari 99 ekor domba yang tidak sesat.

Domba merupakan lambang yang sangat sering dijumpai di dalam Alkitab sejak
zaman sebelum Daud, gembala domba yang menjadi raja Israel (lihat Mazmur 23). Domba
adalah binatang yang sangat bodoh yang tidak mampu mencari makan/minum sendiri tanpa
tuntunan gembalanya, apalagi melindungi dirinya. Domba merupakan perlambangan dari
manusia. Domba yang sesat/hilang melambangkan manusia yang berdosa/kehilangan
kemuliaan Allah, sedangkan domba yang tidak sesat melambangkan orang yang benar, yaitu
mereka yang telah percaya kepada Yesus, bertobat dari dosanya, dan kembali ke jalan yang
benar. Setiap orang Kristen dilambangkan dengan seekor domba.

Gembala domba, di sisi lain, adalah orang yang mencukupi kebutuhan domba-
dombanya, melindungi mereka dari serangan binatang buas, mengobati mereka yang terluka,
dan menuntun mereka ke mana-mana. Sang Gembala Agung menunjuk pada sosok Yesus,
dan titel 'gembala manusia' diteruskan hingga kini untuk menyebut seorang pendeta Kristen,
yaitu gembala sidang.
YESUS MENYEMBUHKAN 2 ORANG YANG KERASUKAN SETAN
Matius 8 : 28 - 34

8:28Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan


dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak
seorangpun yang berani melalui jalan itu. 8:29 Dan mereka itupun berteriak, katanya: "Apa
urusan-Mu dengan kami, h hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami
sebelum waktunya? " 8:30 Tidak jauh dari mereka itu sejumlah besar babi sedang mencari
makan. 8:31 Maka setan-setan itu meminta kepada-Nya, katanya: "Jika Engkau mengusir
kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu." 8:32 Yesus berkata kepada mereka:
"Pergilah!" Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah
seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau dan mati di dalam air. 8:33 Maka
larilah penjaga-penjaga babi itu dan setibanya di kota, diceriterakannyalah segala sesuatu,
juga tentang orang-orang yang kerasukan setan itu. 8:34 Maka keluarlah seluruh kota
mendapatkan Yesus dan setelah mereka berjumpa dengan Dia, merekapun mendesak,
supaya Ia meninggalkan daerah mereka.

Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa adalah suatu peristiwa mukjizat yang
diperbuat oleh Yesus Kristus yang dicatat dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.
Peristiwa ini secara khusus dicatat dalam tiga kitab Injil Sinoptik, yaitu pada Injil Matius
pasal 8, Injil Markus pasal 5, dan Injil Lukas pasal 8.

Lokasi terjadinya peristiwa ini adalah di daerah orang Gadaraatau di tanah orang
Gerasadi tepi timur Danau Galilea, dimana kapal yang membawa rombongan Yesus
mendarat setelah berlayar menyeberang dari Kapernaum. Setelah membuat mukjizat itu,
Yesus diminta oleh penduduk setempat untuk meninggalkan mereka, maka Ia dan murid-
murid berlayar kembali ke "kota-Nya sendiri", yaitu Kapernaum

Sesuai catatan kitab-kitab Injil, di lokasi mukjizat ini ada dermaga, kuburan tempat
orang itu tinggal, tanah lapang tempat babi-babi merumput, sebuah kampung/kota di
dekatnya tempat orang berasal, dan yang terpenting, ada satu tebing curam tempat babi-babi
itu terjun ke danau. Sejumlah pakar menduga reruntuhan "Umm Qais" sebagai lokasi kota
Gadara. tetapi desa ini terletak 10 km di tenggara danau Galilea.

Pada tahun 1985, karena turunnya permukaan air danau, bekas-bekas dermaga
ditemukan di selatan Tel Samra. Dermaga ini merupakan pelabuhan terbesar di sisi timur
danau, lebih besar dari Hippos (Susita), kota Dekapolis lain di tepi danau yang sama.
Panjang dermaganya sekitar 250 meter dengan 5 meter lebar landasan. Tempat kapal
berlabuh, sekitar 200 meter panjangnya. Juga ada jalanan pantai sepanjang 500 meter.
Mendel Nun, seorang nelayan dari Kibbutz Ein Gev dan pakar terkenal mengenai Danau
Galilea menyimpulkan: "Orang dapat menduga bahwa pelabuhan bagus semacam ini bukan
hanya untuk populasi yang sedikit. Mungkin sekali inilah dermaga utama kota besar Gadara,
yang terletak di atas pengunungan Gilead di hulu sungai Yarmuk, kota Yunani terbesar dan
paling megah di antara kota-kota yang mengelilingi Danau Galilea. Di tempat ini, di dekat
dermaga, ada bukit-bukit di mana salah satunya menjorok ke danau. Tepian ini sekarang
menjadi tempat dinamai Tell es S’alib, dekat daerah es-Samrah, sedangkan Nun mencatat
nama tempat itu Kursi atau Khersa (mirip dengan "Gerasa" atau "Gergsa"/"Gergesa").
Gambaran visual lokasi ini dapat dilihat di karya Mendel Nun The Land of the Gadarenes.
Penggalian oleh B. De Vries yang diselesaikan tahun 1973 menemukan kuburan Romawi
dari zaman Yesus, di lembah dekat es-Samrah. Di sinilah orang itu mungkin pernah tinggal
saat masih kerasukan roh jahat. Juga di dekat sana ada lembah luas yang memadai untuk
menampung ribuan babi dengan pohon-pohon ek yang menyediakan biji-bijian makanan
babi. Dengan demikian tampaknya lokasi pendaratan di daerah Gerasa atau Gadara ini telah
dapat dipastikan.

Dalam tiga kitab Injil pada bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen, peristiwa ini
dicatat terpisah dan merupakan kejadian yang berbeda dengan mukjizat pengusiran roh-roh
jahat yang terjadi di waktu-waktu dan tempat-tempat lain, karena secara khusus peristiwa
mukjizat ini hanya terjadi sekali di tempat tersebut. Dalam ketiga narasi Injil, episode ini
mengikuti mukjizat Yesus meredakan angin ribut. Kemudian setelah Yesus kembali ke
Kapernaum, diikuti oleh mukjizat penyembuhan putri Yairus (Injil Matius menyisipkan
kisah penyembuhan seorang lumpuh, sebelum pertemuan antara Yesus dengan Yairus).

Injil Matius melaporkan yang kerasukan setan itu "dua orang" (bahasa Yunani: δύο,
dyo; duo), sedangkan hanya disebut "seorang" pada Injil Markus (ἄνθρωπος, anthrōpos) dan
Injil Lukas (ἀνήρ, anēr). Namun, ketiga sumber itu sama-sama menyatakan bahwa yang
merasuki adalah banyak setan sekaligus, yang menamakan diri "Legion". Injil Markus dan
Injil Lukas tidak menyebut "hanya satu orang", sehingga tidak bertentangan dengan Injil
Matius yang lebih detail menyebutkan ada lagi orang lain yang kerasukan setan di dekatnya,
tetapi tidak ikut berbicara dengan Yesus. Perlu diingat bahwa Matius sebagai salah satu dari
keduabelas Rasul merupakan saksi mata peristiwa itu, sedangkan Markus dan Lukas bukan
saksi mata, melainkan mendapat informasi itu dari saksi-saksi mata atau sumber-sumber
tidak langsung.

Anda mungkin juga menyukai