Heat Treatment
Heat Treatment
Heat Treatment ( perlakuan panas ) adalah salah satu proses untuk
mengubah struktur logam dengan jalan memanaskan specimen pada elektrik
terance ( tungku ) pada temperature rekristalisasi selama periode waktu
tertentu kemudian didinginkan pada media pendingin seperti udara, air, air
faram, oli dan solar yang masing-masing mempunyai kerapatan pendinginan
yang berbeda-beda.
a. Quenching ( pengerasan )
Pada waktu pendinginan yang cepat pada fase austenit tidak sempat
berubah menjadi ferit atau perlit karena tidak ada kesempatan bagi atom-
atom karbon yang telah larut dalam austenit untuk mengadakan pergerakan
difusi dan bentuk sementitoleh karena itu terjadi fase lalu yang mertensit,
imi berupa fase yang sangat keras dan bergantung pada keadaan karbon.
b. Anneling
Proses anneling atau melunakkan baja adalah prose pemanasan baja
di atas temperature kritis ( 723 °C )selanjutnya dibiarkan bebrapa lama
sampai temperature merata disusul dengan pendinginan secara perlahan-
lahan sambil dijaga agar temperature bagian luar dan dalam kira-kira
samahingga diperoleh struktur yang diinginkan dengan menggunakan media
pendingin udara.
c. Normalizing
d. Tempering
1. karburasi
Cara ini sudah lama dikenaloleh orang sejak dulu. Dalam cara ini, besi
dipanaskan di atas suhu dalam lingkungan yang mengandung karbon,
baik dalan bentuk padat, cair ataupun gas. Beberapa bagian dari cara
kaburasi yaitu kaburasi padat, kaburasi cair dan karburasi gas.
2. karbonitiding
Adalah suatu proses pengerasan permukaan dimana baja dipanaskan
di atas suhu kritis di dalam lingkungan gas dan terjadi penyerapan karbon
dan nitrogen. Keuntungan karbonitiding adalah kemampuan pengerasan
lapisan luar meningkat bila ditambahkan nitrogen sehingga dapat
diamfaatkan baja yang relative murah ketebalan lapisan yang tahan antara
0,80 sampai 0,75 mm.
3. cyaniding
Adalah proses dimana terjadi absobsi karbon dan nitrogen untuk
memperoleh specimen yang keras pada baja karbon rendah yang sulit
dikeraskan.
4. Nitriding
Pengelompokan Baja
Menurut kadar unsur paduan, baja paduan dapat dibagi ke dalam dua
golongan yaitu baja paduan rendah dan baja paduan tinggi. Baja rendah
unsur paduannya di bawah 10% sedangkan baja paduan tinggi di atas
10%.
Unsur utama dari baja tahan karat adalah Khrom sebagai unsure
terpenting untuk memperoleh sifat tahan terhadap korosi. Baja tahan
karat ada tiga macam menurut strukturnya yaitu baja tahan karat feritis,
baja tahan karat martensitas dan austenitis.
Baja tahan panas, tahan terhadap korosi. Baja ini harus tahan
korosi pada suhu lingkungan lebih tinggi atau oksidasi.
Standarisasi Baja
o Low and Intermediate tensile Strength carbon silicon, steel plate
for machine pane and general construction (A 284M-38)
o High Steel Strength. Quenhead and Temporal alloy steel plate
euatable for andirum (A 514-94m)
o Structural Steel mide 290 MPa minimum Yield point (BMM)
maximum
o High Strength Low alloy Structural Steel 345 MPa minimum
yield point 100 mm thickness (AS 88M-94a)
o Hot road stuktural steel high Strength Low alloy plate with
improved in ability (A 610 M-93a)
b) AISI (Americal Iron and Steel Institute) and SAE (Society of
Automotive Engineers)
o Hot Yield Strength Steel plate for walled structural (G 3128-87)
Proses perlakuan panas untuk mendapatkan atau memperbaiki sifat-sifat mekanis seperti
kekerasan dan ketangguhan umumnya dilakukan dengan cara menaikkan temperatur
logam diatas temperatur kritis (garis A1 pada diagram Fe-Fe3C) yaitu temperatur dimana
mulai terjadinya transformasi struktur dari ferit menjadi austenit. Selanjutnya logam
ditahan pada temperatur tersebut untuk waktu tertentu dan dilanjutkan dengan
pendinginan dengan kecepatan dan media tertentu pula.
Pembentukan struktur martensit terjadi melalui proses pendinginan cepat (quench) dari
fasa austenit (struktur FCC – Face Centered Cubic) hingga temperatur ruang, yang
berakibat pada terperangkapnya atom karbon (tidak sempat berdifusi) sehingga terjadi
peregangan kisi dari struktur BCC (Body Centered Cubic) yang seharusnya terbentuk
(ferrite) menjadi martensit yang berstruktur BCT (Body Centered Tetragonal). Gambar
dibawah ini menunjukan ilustrasi perubahan struktur FCC menjadi struktur BCT pada
mekanisme pembentukan maternsit.
Gambar 1. Ilustrasi perubahan struktur FCC menjadi struktur BCT pada mekanisme
pembentukan martensit
Kekerasan martensit akan bertambah seiring dengan naiknya kadar karbon. Selain itu,
kekerasan martensit ini juga dipengaruhi oleh temperatur austenisasi, waktu tahan, dan
kecepatan pendinginan. Namun, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, peningkatan
kekerasan ini tetap akan berakibat menurunnya ketangguhan material. Karena itulah
proses tempering perlu dilakukan untuk meningkatkan ketangguhan material, terlebih lagi
material yang telah mengalami proses hardening (untuk mengurangi brittleness).
Baja yang mengandung martensit akibat mekanisme quench akan mempunyai sifat yang
sangat getas. Hal ini karena proses pembentukan martensit tersebut akan meningkatkan
tegangan sisa di dalam baja. Proses temper untuk menghilangkan tegangan sisa sekaligus
meningkatkan ketangguhan pada baja dilakukan dengan pemanasan baja pada suatu
temperatur di bawah garis A1 atau lower critical temperature (7230C). Peningkatan
ketangguhan dan keuletan baja ini biasanya dilakukan dengan mengorbankan sedikit
kekerasan.