Anda di halaman 1dari 4

Wasailut Tarbiyah ‘inda Ikhwanil Muslimin

(PERANGKAT PERANGKAT TARBIYYAH IKHWANUL MUSLIMIN)

Gerakan Ikhwanul Musimin adalah sebuah gerakan pemikiran Islam yang lahir di Mesir pada tahun
1928. Berbicara mengenai gerakan yang telah menjadi inspirasi bagi tumbuhnya berbagai gerakan
kebangkitan Islam-akhir abad XX menjelang XXI-di berbagai belahan bumi ini berarti bicara tentang
tarbiyah. Tarbiyah dalam hal ini adalah: “Cara ideal dalam berinteraksi dengan fitrah manusia, baik
secara langsung melalui kata-kata maupun secara tidak langsung dalam bentuk keteladanan, sesuai
dengan sistem dan perangkat khusus yang diyakini, untuk memproses perubahan dalam diri manusia
menuju kondisi yang lebih baik.”
Tarbiyah dalam manhaj Ikhwan memiliki urgensi yang sangat penting karena langkah yang paling
efektif untuk proses perbaikan adalah pembinaan pribadi sesuai dengan nilai-nilai Islam dan
sistemnya untuk mengantarkannya kepada suatu tujuan, yaitu masyarakat muslim, lalu umat muslim,
kemudian negara Islam yang menegakkan syariat Allah. Tahapan aktivitas dalam Jamaah ini ada tiga,
yaitu: ta’rif (pengenalan), takwin (pembinaan), serta tanfizh (pelaksanaan), dan setiap tahapan itu
akan tegak hanya dengan tarbiyah. Dalam buku ini berisi dua pokok bahasan yaitu tujuan-tujuan
tarbiyah dan sarana-sarana tarbiyahnyaTarbiyah Islamiyah adalah proses penyiapan manusia yang
shalih agar tercipta suatu keseimbangan dalam potensi,tujuan,ucapan,dan tindakan secara
keseluruhan.
Tujuan tarbiyah islamiyah secara umum adalah menciptakan kondisi yang kondusif bagi manusia
untuk dapat hidup di dunia secara lurus dan baik, serta hidup di akhirat dengan naungan dan ridha dari
Allah SWT.
Poin-poin tujuan tarbiyah itu:
1. Ibadah (QS.Adz-dzariat 56)
2. Tegaknya Khilafah Allah di muka bumi (Qs. Al-Baqarah 30)
3. Saling mengenal sesama manusia (Qs Al-hujurat 13)
4. Kepemimpinan dunia (Qs. An-nur 55)
5. Menghukum dengan syariat (Qs. Al-Jatsiyah 18 dan Qs. Al-maidah 49)
Perangkat tarbiyah yang digunakan beragam dan secara bertahap. Beragam berarti ada yang umum
dan ada yang khusus. Bertahap dari keterikatan secara umum, lalu keterikatan dalam persaudaraan,
kerterikatan dalam aktivitas, hingga keterikatan dalam jihad.
Dimensi fundamental dalam tarbiyah adalah manhaj yang jelas, perangkat yang komprehensif, dan
adanya pemimpin yang tegas,terpercaya.
Manhaj yang jelas adalah manhaj yang sesuai dengan Kitabullah, sunah rasul-Nya, hokum-hukum
islam yang bersih dari bid’ah dan segala bentuk penyimpangannya
Perangkat-perangkat tatbiyah yang digunakan dan yang komprehensif itu diantaranya:
1. Usrah
Bagi ikhwanul muslimin usrah merupakan bata-bata pertama dalam bangunan jamaah. Pondasi dalam
tarbiyah yang terpenting. Merupakan bentuk tarbiyah terkecil namun paling penting dalam
membangun karakter anggotanya / ikhwah.
Usrah dapat dikatakan sebagai kumpulan orang yang terikat dengan kepentingan bersama, anggotanya
seperti sebuah keluarga dan kerabatnya, menjadi perisai perlindungan yang kokoh bagi anggotanya.
Tujuan usrah secara umum adalah membentuk kepribadian islami secara integral pada setiap individu
muslim, mentarbiyah, dan mengembangkannya sesuai etika dan nilai islam.
Aspek kepribadian yang penting adalah aqidah, ibadah, moral,dan wawasan pengetahuan.
Usrah yang baik adalah usrah yang produktif yang banyak melahirkan kader calon naqib ( murobi
atau pemimpin usrah).
Rukun-rukun usrah:
– Ta aruf (saling mengenal)
– Tafahum (saling memahami)
– Takaful (saling menanggung beban)
2. Katibah
Merupakan pola spesifik dalam mentarbiyah sekolompok anggota yang bertumpu pada tarbiyah
ruhani, pelembutan hati, penyucian jiwa, dan membiasakan fisik beserta seluruh anggota badan untuk
melaksannkan ibadah secara umum, juga tahajud, dzikir, tadabur, dan berpikir kritis.
Dalam jamaah ikhwah, katibah berarti kumpulan beberapa usrah. Setiap katibah harus selesai
programnya dalam 40 pekan atau 40 kali pertemuan.
Secara ringkas pengertian aturan main katibah:
1. Katibah bermalam sekali dalam sepekan dimarkas umum dan Ustadz Mursyid juga bermalam
bersama mereka dan isya bersama Ustadz Mursyid
2. Mereka mengerjakan sholat maghrib isya bersama Ustadz Mursyid
3. Mereka makan malam bersama ala kadarnya
4. Mereka Dzikir bersama dan saling berbincang di malam hari
5. Tidak berapa lama setelah shalat isya dan dalam waktu yang terbatas, mereka tidur dilantai dalam
satu kamar yang luas. Masing – masing mereka menjadikan sepatu sepatunya sebagai bantal. Ustadz
Mursyid tidur bersama mereka dengan cara yang sama.
6. Mereka bangun tidur dua jam sebelum subuh, lalu mereka berwudhu dan melakukan shalat tahajjud
beberapa rakaan sendiri sendiri.
7. Lampu lampu dimatikan dan mereka duduk mendengarkan bacaan Al – Qur’an secara khusyuk
sekitar satu juz, yang dibaca oleh juru tilwah katibah saat itu, yakni Dr. Muhammad Ahmad Sulaiman.
8. Lampu dinyalakan kembali dan mereka mendengarkan taklim dari Ustadz Al – Mursyid yang
membahas tentang pembinaan kejiwaan dan keilmuan bagi para da’i disertai pemaparan mengenai
sejarah dakwah dan para da’inya, penjelasan tentang titik titik kelemahan pada setiap dakwah dan
da’inya. Serta akibat dari hal tersebut terhadap dalam dakwah islam. Dilanjutkan dengan penjelasan
bagaimana para da’i menghindari titik titik kelemahan yang telah menimpa orang – orang
sebelumnya.
9. Menyediakan sedikit waktu sebelum shubuh untuk beristighfar.
10. Adzan shubuh, kemudian melakukan shalat secara jama’ah dibelakang Ustadz Al – Mursyid.
11. Membagi wirid – wirid Al – Qur’an kepada Anggota katibah dan Ustadz Al – Mursyid
menafsirkannya sebagai pembuka untuk menghafalkannya. Semisal wirid Al Ma’tsurat.
12. Apabila matahari telah terbit, kami secara bersama sama membaca wadzifah (do’a do’a Ma’tsurat)
dengan suara lirih.
13. Sarapan ringan, kemudian masing masing berangkat ke tempat kerjanya.
Tujuan katibah secara umum adalah menciptakan keharmoniann bangunan kepribadian islam yang
utuh pada seseorang, dekat dengan Allah, taat kepada-Nya.
3. Rihlah
Katibah dan rihlah merupakan tarbiyah kolektif. Rihlah lebih tercurah pada aspek fisik. Umumnya
dilakukan setiap sekali sebulan, biasanya dimulai setelah shalat subuh dan berakhir pada saat maghrib.
Di dalam rihlah para peserta diberi kebebasan bergerak, berolah raga, berlatih, bersabar untuk bekerja
secara sungguh-sungguh, serta menahan rasa haus dan lapar dengan kadar yang tidak mungkin
diperoleh dalam pertemuan usrah, tidak juga katibah.
Dilihat dari tipe peserta, ada beberapa macam rihlah:
1. Rihlah para aktivis
2. Rihlah keluarga ikhwah
3. Rihlah putra ikhwah
4. Rihlh putri ikhwah
5. Rihlah da’i ikhwah
4. Mukhayam / Mu’asykar
Mukhayam / Mu’asyakar dalam sejarah jamaah ikhwah merupakan penerapan dan pengembangan
dari sistem jawalah. System jawalah adalah pengembangan dari kelompok rihlah.
Tujuan Mukhayam secara umum ada tiga pokok:
Pengumpulan . meliputi pengumpulan tingkat kaum muslim secara umum,tingkat aktivis ikhwah dari
berbagai usrah, tingkat para pemimpin ikhwah, hingga tingkat internasional.
Tarbiyah. Memeberi celupan kehidupan pribadi peserta dengan celupan islam.
Latihan. Melatih interaksi, fisik, tanggung jawab, manajemen mukhayam melatih menjaga
kerahasiaan, dan sebagainya.
5. Daurah
Merupakan aktivitas berkala, dilaksanakan pada setiap waktu tertentu secara rutin.
Aktivitasnya mengumpulkan sejumlah ikhwah yang relatif banyak di suatu tempat untuk
mendengarkan ceramah, kajian, dan pelatihan tentang suatu masalah dengan tema tertentu yang dirasa
penting bagi keberhalangsungan amalan islami.
Daurah adalah forum untuk studi intensif suatu tema, baik berupa kajian ilmiah maupun pelatihan
yang dimaksudkan agar peserta memiliki pengetahuan mendalam dan seoptimal yang mungkin
diperoleh melalui asuhan para ulama dan spesialis.
Daurah merupakan salah satu unsur yang memiliki spesifikasi yang tidak dijumpai pada perangkat
lainnya, antara lain:
1. Merupakan forum untuk study intensif suatu tema, baik berupa kajian ilmiah maupun pelatihan.
2. Para ustadz yang menjadi tutor ataupun fasilitator harus benar – benar pakar dalam disiplin ilmu
pengetahuan maupun pengalaman yang akan dibahas atau dilatihkan.
3. Para peserta daurah yang mendapatkan materi itu, para pembimbingnya dan tema tema yang
dibahas sebagai suatu moment yang tepat untuk usaha pendalaman pengetahuan, selain sebagai forum
diskusi yang produktif dan tukar pikiran. Yang demikian itu dapat memperluas wawasan, menambah
pengalaman, selain itu juga mempertajam pandangan melalui diskusi terarak dengan para ulama dan
pakar.
4. Daurah termasuk metode tarbiyah yang baik untuk membangun opini ilmiyah dan obyektif.
5. Daurah termasuk moment untuk menambah kesadaran terhadap berbagai persoalan dan problem
etika penting yang membutuhkan studi mendalam yang tidak terakomodasi di forum usrah, katibah,
rihlah maupun mukhayam.
6. Daurah merupakan aktifitas inti yang menjadi pelengkap bagi perangkat tarbiyah lainnya.
7. Daurah juga spesifik karena ia menghimpun berbagai tokoh dan pakar dalam berbagai disiplin ilmu
disuatu tempat secra bersama – sama.
Contohnya daurah manajemen, daurah dakwah fardiyah, dan daurah fikih dakwah
Setiap daurah harus mampu mewujudkan tujuan umumnya, kemudian mewujudkan target khusus
sesuai dengan tema daurah yang diselenggarakan
6. Nadwah
Nadwah secara umum artinya sekumpulan orang.
Nadwah merupakan pertemuan yang menghimpun sejumlah pakar dan para spesialis untuk mengkaji
suatu tema ilmiah atau persoalan. Di mana setiap mereka memberikan pendapatnya dengan
argumentasi dan bukti-bukti.
Yang diundang tidak harus dari kalangan ikhwah, bisa praktisi, ulama, pakar, dan spesialis untuk
mengkaji suatu persoalan.
Sasaran nadwah adalah pengetahuan dan wawasan pemikiran.
6. Muktamar
Muktamar secara bahasa adalah tempat musyawarah.
Muktamar secara umum ada dua:
1. Muktamar resmi. Forum resmi dengan peserta tertentu untuk kepentingan tertentu. Contohnya
muktamar yang membahas persoalan Palestina
2. Muktamar umum. Pesertanya umum. Mengkaji suatu tema dan saling bertukar pendapat untuk
membuat suatu rekomendasi yang perlu disebarluaskan.
Selain itu ada muktamar khusus jamaah khusus bagi anggota ikhwah yang diselenggarakan oleh
jamaah ikhwah.
Kelebihan muktamar adalah mampu menampung sejumlah besar pakar, terlibat dalam pembahasan
dan kajian. Peserta yang ikut, terlibat dalam diskusi dan dialog dengan seluruh anggota muktamar.
Ketujuh perangkat tarbiyah diatas memiliki tujuan-tujuan umum dan khusus serta dilaksanakan
dengan manajemen yang berbeda. Ada syarat- syarat menjadi pelaksana dalam setiap kegiatannya
serta syarat pemimpin yang bertanggung jawab pada setiap perangkat tarbiyah

Anda mungkin juga menyukai