Anda di halaman 1dari 19

PEMANFAATAN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

SEBAGAI BAHAN DAUR ULANG KERTAS

PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


KATEGORI:
KESEHATAN-LINGKUNGAN

OLEH:
TIM 07 KELAS XI MIPA 1:
M. FAIZ FADLYAN PUTRA (18)
AYDIN S. RAMDHANI (04)
M. ZAKI DWI PUTRA (20)

SMA AL HIKMAH SURABAYA


JALAN KEBONSARI ELVEKA V KEC. JAMBANGAN
KOTA SURABAYA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kertas adalah bahan tipis yang dikenal sebagai media utama untuk menulis,
mencetak serta melukis. Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia
tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum
ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan loh dari lempung yang
dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu,
kayu,bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai.
Kertas dibuat menggunakan batang pohon yang diambil dari hutan industri.
Batang pohon yang diambil tersebut kemudian diolah dan dihilangkan kulit
pohon yang ada. Kemudian batang pohon yang sudah tidak memiliki kulit
tersebut dimasukkan ke mesin dan dipotong hingga menjadi serpihan kecil atau
woodchips. Setelah itu serpihan kayu tersebut dimasak dalam tangki yang
bertekanan tinggi. Kemudian hasilnya akan menjadi pulp kertas yang akhirnya
akan diproduksi menjadi kertas. Kertas adalah bahan yang dihasilkan dengan
kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah
alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Pembuatan kertas
membutuhkan untuk menebang pohon, hal ini dapat mengurangi jumlah pohon
yang ada, dan dapat memberikan dampak buruk pada lingkungan.

Kertas sudah sangat umum di kehidupan kita seperti kertas lembaran, buku
tulis, buku bacaan, buku pelajaran, dan lain-lain. Global Forest Watch mencatat,
pada tahun 2018 Indonesia mengalami 40 persen penurunan besar rata-rata
hilangnya hutan primer per tahun. Meski begitu, Indonesia masih mengalami
kehilangan hutan primer yang besar pada tahun 2018, yakni seluas 333.888

hektar. Menurut laporan, 2019 akan menjadi tahun El Nino. Ini akan membuat
adanya kondisi kering dan bisa menyebabkan kebakaran hutan di Indonesia. Di
samping itu, pada 2019 kebakaran hutan telah menghanguskan lebih dari 1.000
hektare di Provinsi Riau. Ini artinya, ada kemungkinan terjadi peningkatan

1
jumlah hutan primer yang hilang sepanjang tahun 2019 ini (Mulik, 2019).

Kertas dihasilkan dari serat yang berasal dari pulp, serat yang digunakan biasanya
mengandung selulosa dan hemiselulosa. Hal ini membuat adanya potensi untuk
tumbuhan lain selain pohon, untuk menjadi bahan baku alternatif kertas
pembuatan. Batang pisang merupakan salah satu komponen penting pada pohon
pisang. Batang pisang atau yang sering disebut gedebog sebenarnya bukan batang
melainkan batang semu yang terdiri dari pelepah yang berlapis menjulang
menguat dari bawah ke atas sehingga dapat menopang daun dan buah pisang.
Batang pisang mengandung kandungan selulosanya sebesar 63-64%,
hemiselulosa (20%), kandungan lignin 5%, kekuatan tarik rata-rata 600 Mpa,
modulus tarik rata-rata 17,85 Gpa dan pertambahan panjang 3,36 % (Lokantara,
2007)

Eceng gondok (Eichhornia crassipes) adalah tanaman yang hidup mengapung di


air dan kadang-kadang berakar dalam tanah.Eceng gondok (Eichornia crassipes)
berkembang biak dengan sangat cepat, baik secara vegetatif maupun generatif.
Pada umumnya eceng gondok tumbuh dengan cara vegetatif yaitu, dengan
menggunakan stolon. Kondisi optimum bagi perkembangannya memerlukan
kisaran waktu antara 11 – 18 hari. Eceng gondok (Eichhornia crassipes)memiliki
kandungan 48% hemiselulosa, 18% selulosa (Wilda dan Ellina, 2015)

Eceng gondok yang memiliki fungsi untuk menyerap zat pencemar dalam air dan
dapat dimanfaatkan untuk mengurangi beban pencemaran lingkungan Namun,
karena cepatnya pertumbuhan Eceng gondok. Eceng gondok dapat menimbulkan
kerugian jika tidak terkendali. Kerugian yang ditimbulkan diantaranya adalah
menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga
menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air, dan mengganggu
lalu lintas (transportasi) air, khususnya bagi masyarakat yang kehidupannya
masih tergantung dari sungai seperti di pedalaman Kalimantan dan beberapa
daerah lainnya. (Muhtar, 2008)

Oleh karena itu diperlukan cara alternatif untuk mengontrol populasi Eceng
Gondok, yaitu dengan memanfaatkannya sebagai bahan yang memberikan nilai
tambah eceng gondok bagi masyarakat. Dengan bertambahnya cara pemanfaatan

2
eceng gondok maka populasinya diharapkan dapat dikontrol, sehingga
permasalahan yang timbul sebagaimana yang dipaparkan sebelumnya dapat
diatasi (Saputra dan Prasetyo, 2005)

Eceng gondok (Eichhornia crassipes) memiliki kandungan 48% hemiselulosa,


18% selulosa (Wilda dan Ellina, 2015), hal ini menjadikan tumbuhan eceng
gondok sebagai potensi untuk bahan pembuatan kertas. Dengan memanfaatkan
pertumbuhan eceng gondok yang cepat dan kandungan selulosa dan hemiselulosa
yang tinggi kita dapat menggunakan eceng gondok sebagai salah satu bahan
alternatif untuk memproduksi kertas.

Indonesia sebagai negara agraris yang sedang berkembang menuju era


industrialisasi perlu mencari bentuk yang sesuai untuk perkembangan industri,
serta diperlukan sebuah penghubung yang menghubungkan pola hidup
masyarakat agraris dan pola hidup masyarakat industri.Dengan memanfaatkan
Eceng gondok masyarakat akan dapat mendapatkan peluang baru untuk membuat
kertas dengan menggunakan eceng gondok. Membuat kertas dari eceng gondok
adalah salah satu alternatif untuk menghubungkan pola hidup masyarakat agraris
yaitu dengan cara memanfaatkan tanaman eceng gondok menjadi bentuk yang
dapat dimanfaatkan sebagai nilai tambah bagi perekonomian masyarakat tersebut,
salah satunya dengan cara membuat kertas dari tanaman eceng gondok. Dengan
demikian, penelitian yang dilakukan oleh peneliti berjudul “ Pemanfaatan Eceng
gondok (Eichhornia crassipes) Sebagai Bahan Alternatif pembuatan Kertas.”

1.2 Rumusan Masalah


Identifikasi masalah dan batasan masalah diatas dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana efektivitas Eceng Gondok sebagai bahan pembuat kertas?
2. Bagaimana proses pembuatan kertas dari tanaman Eceng Gondok?

3
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian yang telah dirumuskan, tujuan penelitian ini
yaitu sebagai berikut.
1. Mengetahui efektivitas Eceng Gondok sebagai bahan pembuat kertas
2. Mengetahui proses pembuatan kertas dari tanaman Eceng Gondok

1.4 Manfaat Penelitian


● Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat memanfaatkan eceng gondok (Eichhornia crassipes) sebagai
bahan alternatif pembuatan kertas, membuka kemungkinan untuk masyarakat
agar bisa menggunakan penelitian ini untuk membuka peluang bisnis.
● Bagi Sekolah
Menjadi sumbangan pemikiran dan dapat dipakai sebagai bahan masukan apabila
melakukan penelitian sejenis, Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi
bagi peneliti selanjutnya.
● Bagi Peneliti
Dapat mengetahui kandungan Eceng gondok (Eichhornia crassipes), dapat
mengetahui proses pembuatan pulp, dan dapat mengetahui proses pembuatan
Eceng gondok (Eichhornia crassipes), sebagai bahan alternatif untuk mendaur
ulang kertas

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Isi Teori
2.1 Eceng Gondok
2.1.1 Selulosa
2.1.2 Hemiselulosa
2.1.3 Pulp
2.2 Kertas
2.3 Proses Pembuatan Kertas

2.1 Eceng Gondok


Eceng gondok (Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air
mengapung. Selain dikenal dengan nama eceng gondok, di beberapa daerah di
Indonesia, eceng gondok mempunyai nama lain seperti di daerah Palembang
dikenal dengan nama Kelipuk, di Lampung dikenal dengan nama Ringgak, di
Dayak dikenal dengan nama Ilung-ilung, di Manado dikenal dengan nama
Tumpe. Eceng gondok pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang
ilmuwan bernama Carl Friedrich Philipp von Martius seorang ahli botani
berkebangsaan Jerman pada tahun 1824 ketika sedang melakukan ekspedisi di
Sungai Amazon Brazil.
Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini
dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok
dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya.
Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah.
Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung
dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan
daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk,
berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan
berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya
merupakan akar serabut.

5
Eceng gondok berkembang biak dengan sangat cepat, baik secara vegetatif
maupun generatif. Perkembangbiakan dengan cara vegetatif dapat melipat
ganda dalam waktu 7-10 hari. Eceng gondok merupakan tanaman asli
Brazil yang didatangkan ke indonesia tahun 1894 untuk melengkapi koleksi
tanaman di Kebun Raya Bogor. Tanaman ini telah menyebar ke seluruh
perairan yang ada, baik waduk, rawa, maupun sungai di perairan Jawa,
sumatera, Kalimantan dan daerah lainnya (Suprapti, 2008).

Klasifikasi eceng gondok menurut VAN Steenis,(1978) adalah sebagai berikut:


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Alismatales
Famili : Butomaceae
Genus : Eichornia
Spesies : Eichornia crassipes solms

Gambar 1, Eceng Gondok

6
2.1.1 Selulosa
Selulosa merupakan komponen utama penyusun dinding sel tanaman. Kandungan
selulosa pada dinding sel tanaman tingkat tinggi sekitar 35-50% dari berat kering
tanaman (Lynd et al, 2002). Selulosa adalah zat penyusun tanaman yang terdapat
pada struktur sel. Kadar selulosa dan hemiselulosa pada tanaman pakan yang
muda mencapai 40% dari bahan kering. Bila hijauan makin tua proporsi selulosa
dan hemiselulosa makin bertambah (Tillman dkk, 1989)

Gambar 2.1 Struktur Selulosa Anselme

Sumber: Payen (1795-1871)

`2.1.2 Hemiselulosa

Hemiselulosa merupakan heteropolisakarida yang mengandung berbagai gula,


terutama pentose. Hemiselulosa umumnya terdiri dari dua atau lebih residu
pentose yang berbeda. Komposisi polimer hemiselulosa sering mengandung asam
uronat sehingga mempunyai sifat asam. Hemiselulosa memiliki derajat
polimerisasi yang lebih rendah, lebih mudah dibandingkan selulosa dan tidak
berbentuk serat-serat yang panjang (Kusnandar, 2010). Hemiselulosa merupakan
kelompok polisakarida heterogen dengan berat molekul rendah. Jumlah
hemiselulosa biasanya antara 15 dan 30 persen dari berat kering bahan
lignoselulosa. Hemiselulosa relatif lebih mudah dihidrolisis dengan asam menjadi
monomer yang mengandung glukosa, manosa, galaktosa, xilosa dan arabinosa.
Hemiselulosa mengikat lembaran serat selulosa membentuk mikrofibril yang
meningkatkan stabilitas dinding sel. Hemiselulosa juga berikatan silang dengan

7
lignin membentuk jaringan kompleks dan memberikan struktur yang kuat
(Suparjo, 2008).

Gambar 2.2 Struktur Hemiselulosa

Sumber: Lankinen, 2004

2.1.3 Pulp

Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun non
kayu) melalui berbagai proses pembuatannya (mekanis, semikimia, kimia). Pulp
adalah bahan berupa serat berwarna putih yang diperoleh melalui proses
penyisihan lignin dari biomassa ( delignifikasi). Pulp digunakan sebagai bahan
baku untuk pembuatan kertas dan dapat juga dikonversi menjadi senyawa turunan
selulosa termasuk selulosa asetat. Penyisihan lignin dari biomassa dapat
dilakukan dengan berbagai proses yaitu mekanis, semikimia dan kimia
(Johanson, 1987).

Pulp merupakan hasil pemisahan serat kayu atau bahkan berserat lain yang
mengandung lignoselulosa. Pembuatan pulp didefinisikan sebagai proses
mengubah bahan baku berselulosa menjadi berserat. Pulp atau yang disebut
dengan bubur kertas merupakan bahan pembuatan kertas. Kertas adalah bahan

8
yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp,
yang mengandung selulosa dan hemiselulosa. (Casey, 1980).

Gambar 2, Pulp

2.2 Kertas

Kertas dalam bahasa Inggris disebut paper dan dalam bahasa Belanda disebut
papier. Kertas adalah barang baru ciptaan manusia berwujud lembaran - lembaran
tipis yang dapat dirobek, digulung, dilipat, direkat, dicoret dan mempunyai sifat
yang berbeda dari bahan bakunya yaitu tumbuh-tumbuhan. Kertas merupakan
bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal
dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa
dan hemiselulosa. Kertas dibuat untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat
beragam (Sudaryatno, 2010).

Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan
banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas
pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.
Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang
menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas,
bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal
ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu,
bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai
seperti dijumpai pada naskah-naskah Nusantara beberapa abad lampau
(Sudaryatno, 2010).

9
Seiring dengan perkembangan zaman, kertas sudah berubah bentuk berdasarkan
fungsinya seperti buku bacaan, buku tulis, majalah, dan lain-lain. Semuanya
memiliki ciri permukaan kertas yang berbeda-beda berdasarkan fungsinya. Jenis-
jenis kertas berdasarkan kegunaanya yang pertama adalah HVS, Kertas ini
bertekstur halus, putih, serta tipis dengan ketebalan mulai 60 gsm, 70 gsm, 80
gsm dan 100 gsm. kertas ini termasuk kertas yang umum digunakan perkantoran
dan sekolah sebagai laporan kerja, tugas sekolah, makalah, serta digunakan juga
untuk media kertas untuk buku. Kedua, kertas Buffalo, kertas ini halus, licin, dan
memiliki guratan seperti kayu. Kertas ini biasa tebal digunakan untuk cover jilid,
dan beberapa untuk map. Kertas ini memiliki banyak warna. Selanjutnya, Book
paper, Kertas ini bertekstur sedikit kasar cenderung halus, kekuningan, ringan
dan tipis. Ketebalan kertas mulai 55 gsm,70, dan 90 gsm. Kertas ini kegunaannya
khusus untuk Buku yang sifat teks saja,karena untuk gambar kurang
menghasilkan warna yang tajam karena warna kertasnya sendiri cenderung
kekuningan. Kertas ini diciptakan agar membuat mata anda selalu nyaman
berlama-lama dalam membaca buku. Yang terakhir, Art paper, Kertas ini
bertekstur halus, putih, licin, serta mengkilap dengan ketebalan sedikit tipis yaitu
120 gsm dan 150 gsm. Kertas ini sering digunakan untuk brosur, poster, bagian
isi majalah, bagian isi company profile, dan bagian isi buku yang membutuhkan
gambar lebih detail. Kertas ini memang terkesan lebih mewah apalagi ditambah
laminasi glossy ataupun dov.

Gambar 3, Kertas

10
2.3 Proses Pembuatan Kertas

Proses pembuatan kertas dapat dilakukan dengan mengubah bahan baku serat
menjadi pulp, dan kertas. Urutan proses pembuatannya adalah : Persiapan bahan
baku, pembuatan pulp (secara kimia, semi kimia, dan mekanik), pemutihan
(bleaching), pengambilan kembali bahan kimia, pengeringan pulp dan pembuatan
kertas. Proses yang membutuhkan energi paling tinggi adalah proses pembuatan
pulp dan proses pengeringan kertas (Kasdim, 2008).

Proses pembuatan kertas melalui dua tahap pengolahan. Tahap pertama yaitu
pengolahan barang setengah jadi, yakni proses sejak dari penghancuran kayu
hingga menjadi bubur kayu (pulp). Tahap kedua adalah pembuatan barang jadi
yakni proses pengolahan bubur kayu (pulp) menjadi kertas siap pakai
(Kasdim,2008).

B. Asumsi Dasar

Agar penelitian dapat dilakukan dengan benar dan tepat, ada beberapa hal yang
perlu kita yakini, yaitu:

1. Eceng Gondok merupakan tanaman gulma yang mengandung serat


selulosa dan hemiselulosa.
2. Batang Eceng Gondok merupakan bahan terpenting dalam penelitian ini.
3. Kertas dibuat dari Pulp yang telah diolah.

C. Hipotesis

Berikut merupakan hipotesis yang dapat disimpulkan:

1. H0= Eceng Gondok merupakan bahan yang efektif sebagai pembuat


kertas.
2. H1= Eceng Gondok merupakan bahan yang kurang efektif sebagai
pembuat kertas

11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen yang
dilakukan merupakan pre eksperimental, dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap mulai fase awal hingga fase akhir
yaitu pada 1 September 2020 s.d. 30 November 2020.

2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jln. Dukuh Kupang Gang 11 No 2A

3.3 Alat dan Bahan


Alat:
● Blender (1 buah)
● Screen kayu sablon (20x30 cm)
● Panci (1 buah)
● Ember (1 buah)
Bahan:
● Koran bekas (20 Lembar)
● Air (4 liter)
● NaOH (100 gr)
● Perekat PVAc (1 buah)
● NaOCl (2 liter)
● Eceng Gondok (1 kg)
● Lem kanji (1 kg)

12
3.3 Variabel Penelitian
Variabel merupakan sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian, sering
juga disebut sebagai faktor yang berperan dalam penelitian atau gejala yang akan
diteliti. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Variabel bebas,
kontrol, dan terikat
1. Variabel Bebas
Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini yaitu kadar Eceng
Gondok, Kadar Eceng gondok yang digunakan adalah (25, 50%,75%, dan 90%)
2. Variabel Terikat
Variabel ikat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kekuatan tarik, warna, dan
tekstur kertas.
3. Variabel Kontrol
Variabel Kontrol yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis Eceng
Gondok dan Jenis Koran Bekas

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Untuk mengumpulkan data penelitian, penulis menggunakan teknik observasi
dengan pendekatan kuantitatif. Berikut ini adalah alat dan bahan yang diperlukan.
langkah langkah yang dilakukan:
1. Persiapan Batang Eceng Gondok
Batang Eceng Gondok dipotong ± 3 cm, kemudian direbus 100 ० C selama 3 jam.
Setelah itu batang Eceng Gondok dicuci dengan air.
2. Persiapan Koran Bekas
Koran bekas disobek menjadi serpihan kertas yang kecil kemudian direndam
dengan air dan tepung kanji selama 24 jam.
3. Pembuatan Pulp dari Batang Eceng Gondok
Batang Eceng Gondok yang sudah kering, dicampurkan oleh NaOH sebanyak
100 gram. Kemudian Batang Eceng Gondok diblender dengan koran bekas dan
perekat PVAc.

13
4. Pencetakkan Kertas Dengan Pulp
Pulp yang telah dibuat kemudian dicampur dengan NaOCl sebanyak 5,5% untuk
di-bleaching. Setelah itu pulp dicetak menjadi kertas menggunakan Screen kayu
sablon (20x30 cm). Kemudian kertas dijemur di bawah matahari.

Setelah eksperimen telah dilakukan, akan dilakukan sebuah pengumpulan data


menggunakan mesin yang berbasis dengan tabel berikut.

Variabel Kadar Eceng ketahanan Ketahanan Tekstur kertas


Gondok (%) tarik kertas sobek kertas
(N) (N)

A 25%

B 50%

C 75%

D 90%

3.6 Analisis Data


Dibuatkan tabel seperti di atas dengan kadar eceng gondok yang bervariasi, itu
menghitung ketahanan tarik kertas, ketahanan sobek kertas, dan merasakan
tekstur kertas tersebut. Dari data tersebut, bisa dibuat menjadi grafik garis yang
berbeda. Grafik tersebut, nanti akan ada daya tarik sendiri mengikuti kadar Eceng
Gondok yang sudah ditentukan, begitu juga dengan daya sobek kertas. Syarat
keefektifan kertas tersebut membutuhkan ketahanan tarik kertas yang tinggi dan
ketahanan sobek yang tinggi juga, karena dengan tingginya ketahanan sobek
kertas dan ketahanan tarik kertas, kertas tersebut tidak mudah sobek dan mampu
menahan beban yang tinggi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Budiono, Rahmat. 2012. Eceng Gondok (Eichornia crassipes) Sebagai Penetralisir Air.

15
Kutowinangun: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga SMA Negeri 1.
Ratnani, Rina D. 2011. Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) Untuk
Menurunkan Kandungan COD (Chemical Oxygen Demand). Semarang: Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim.
Jayanudin. 2007. Pemanfaatan Pulp Eceng Gondok Sebagai Alternatif Bahan Baku
Kertas Dengan Proses Soda. lampung: Universitas Lampung
H, Andra. 2007. Proses Pemutihan Pulp Serat Eceng Gondok Dengan Menggunakan
Hidrogen Peroksida. Cilegon: Jurusan Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
Morlina, Anadiya. 2016. Pembuatan Pulp Dengan Metode Acetosolv (Pengaruh Rasio
Ampas Tebu - Pelepah Pisang Terhadap Waktu Delignifikasi). Palembang:
Politeknik Negeri Sriwijaya
Pertiwi, Nopi. 2016. Kandungan Lignin, Selulosa, Hemiselulosa Dan Tanin Limbah
Kulit Kopi Yang Difermentasi Menggunakan Jamur Aspergillus niger Dan
Trichoderma viride. Makassar: Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.
Nata, Iryanti Fatyasari. 2013. Pemanfaatan Serat Selulosa Eceng Gondok (Eichhornia
Crassipes) Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kertas: Isolasi Dan Karakterisasi.
Banjarmasin: Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Lambung Mangkurat
Suprapti, S. 2008. Adaptasi Morfologi Fisiologi dan Anatomi Eceng Gondok
(Eichhornia crassipes (Mart Solm) di Berbagai Perairan Tercemar. Universitas
Diponegoro, Semarang
Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan
S.Lebdosoekojo.. 1989. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.
Suparjo. 2008. Degradasi Komponen Lignoselulosa oleh Kapang Pelapuk Putih.Jajo
66.Wordpress.com. 2000. Analisis Secara Kimiawi. Fakultas
Peternakan. Jambi.
Kasdim, Lumbanbatu. 2008. Pembuatan dan Karakteristik Kertas Eceng Gondok Skripsi.
Universitas Sumatera Utara : Medan.

Sudaryatno, Ari. 2010. Pengertian Kertas

16
http://arisudaryatno.blogspot.com/2010/03/pengertiankertas.html
Rahman, Fadhlur. 2014. Laporan Membuat Daur Ulang Kertas SMA Persatuan Guru
Islam Indonesia, Bandung.
Casey, J. P. 1980. Pulp and Paper, Chemistry and Chemical Technology, Volume I. New
York: Interscience Publisher Inc
Johansson, A.; Aaltonen, O. y Ylinen, P. 1987. Organosolv pulping: methods and pulp
properties. Biomass, 13, 1, 45-65
Naufala, Wilda A., Pandebesie, Ellina S. 2015. Hidrolisis Eceng Gondok dan Sekam
Padi untuk Menghasilkan Gula Reduksi sebagai Tahap Awal Produksi Bioetanol.
Surabaya: Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
ITS.
Mulki. 2019. 2018, Indonesia Kehilangan Lebih dari 300.000 Hektar Hutan Primer.
http://kumparan.com/2019/05/2018, Indonesia Kehilangan Lebih dari 300.000
Hektare Hutan Primer.html

Tsien, Tsuen-Hsuin (1985). "Paper and Printing". Joseph Needham, Science and
Civilisation in China, Chemistry and Chemical Technology. 5 part 1. Cambridge
University Press
Lokantara, P. 2012. Analisis Kekuatan Impact Komposit Polyester-Serat Tapis Kelapa
Dengan Variasi Panjang Dan Fraksi Volume Serat Yang Diberi Perlakuan
NaOH. Bali: Universitas Udayana Teknik Kimia.
Saputra, A.H; Hapsari, M.; Pitaloka, A.B. 2009. Synthesis and Characterization of
Carboxymethyl Cellulose (CMC) From Water Hyacinth (Eichornia crassipes)
Cellulose Using Isobutyl-Isopropyl Alcohol Mixture As Reaction Medium.
Jakarta: 3rd International Conference on Advance Material and Practical
Nanotechnology.
Muhtar, A. 2008. Penggunaan Tanaman Eceng Gondok Sebagai Pre-Treatment.
Mataram: Teknik Lingkungan, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

17
18

Anda mungkin juga menyukai