Proposal Arum
Proposal Arum
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Nim : 2017.1203
Telah diperiksa dan disetujui layak untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Sidang Laporan Tugas Akhir Studi Literatur pada Program Studi DIII
Kesehatan Palembang.
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Tugas Akhir Studi Literatur oleh Arum Triwulandari NIM. 2017.1203
dengan judul “Implementasi Support Keluarga Untuk Meningkatkan Cara
Perawatan Diri Pada Pasien Harga Diri Rendah “
Dewan Penguji
Penguji Ketua Penguji Anggota I Penguji Anggota II
Mengetahui
Ketua Prodi DIII Keperawatan Lahat
H.A.Gani,S.Pd.,SKM.,S.Kep.,M.Kes
NIP. 196609041989011003
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Arum Triwulandari
NIM : 2017.1203
Mengetahui
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
v
PERSETUJUAN PUBLIKASI
LAPORAN TUGAS AKHIR STUDI LITERATUR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Arum Triwulandari
NIM. 2017.1203
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada tuhan Yang Maha Esa, karena atas
diselesaikan. Penulisan Laporan Tugas Akhir Studi Literatur ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
pada penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada :
Keperawatan Lahat
mengarahkan saya dalam peyusunan Laporan Tugas Akhir Studi Literatur ini.
yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya
vii
6. Bapak Sumitro Adi Putra,S.Kep,Ns,M.Kes selaku Penguji I dalam Laporan
Studi Literatur.
9. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
10. Sahabat yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir Studi Literatur ini.
Semoga bantuan serta budi baik yang telah diberikan kepada penulis,
mendapatkan balasan dari ALLAH SWT. Besar harapan penulis agar Laporan
Saya menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir Studi Literatur ini jauh dari
kesempurnaan maka kiranya mohon saran dan masukkan demi perbaikan. Semoga
Laporan Tugas Akhir Studi Literatur ini berguna bagi diri saya dan
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………….ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI…………………………………....iv
HALAMAN PERYATAAN ORISINALITAS…………………………..….v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI……………………………..……vi
KATAPENGANTAR…………………………………………………………vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………………..xi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….xii
ABSTRAK…………………………………………………………………….xii
ABSRTACT…………………………………………………………………..xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang. ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah. .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian. ........................................................................... 2
1.3.1 Tujuan umum. ......................................................................2
1.3.2 Tujuan khusus. ......................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian. ......................................................................... 3
1.4.1 bagi klien/keluarga. ............................................................... 3
1.4.2 bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. ............ 3
1.4.3 bagi puskesmas bandar jaya lahat .......................................... 3
ix
2.1.5 Pohon Masalah. ....................................................................7
2.1.6 Diagnosa Keperawatan. ......................................................... 7
2.1.7 Data yang perlu dikaji. .......................................................... 7
2.2. Asuhan Keperawatan
2.2.1. Pengkajian. .......................................................................... 8
2.2.2 Faktor Predisposisi……………………………………………9
2.2.3 Faktor Prespitasi……………………………………………...10
2.2.4. Strategi Pelaksanaan tindakan Keperawatan…………………11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN LAHAT
ABSTRAK
Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri
negatif tentang kemampuan dirinya. Pemberian TAK stimulasi persepsi yang
efektif didukung dengan lingkungan tempat terapi diberikan,dan kemauan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan, maka diharapkan dapat mengatasi harga diri rendah
juga dapat mempersepsikan yang di paparkan dengan baik dan tepat. Tujuan
penelitian yaitu untuk menerapkan asuhan keperawatan jiwa pada Tn.Y dengan
harga diri rendah dalam upaya meningkatkan harga diri dengan terapi aktivitas
kelompok. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif
dengan studi kasus.Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebelum dilakukan
intervensi skor HDR Pasien 19 meningkat menjadi 24 yang diukur menggunakan
kuisioner Rosenberg Self Esteem Scale. Kesimpulan penelitian yaitu terapi
Aktivitas Kelompok (Stimulasi Persepsi) dapat meningkatkan harga diri klien.
xiii
POLYTECHNIC OF HEALTH PALEMBANG
MAINTENANCE PRODUCTION
ABSTRACT
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1. Tujuan Khusus
2. Mengidentifikasi penelitian/artikel Implementasi Support Keluarga Untuk
Meningkatkan Cara Perawatan Diri Pada Pasien Harga Diri Rendah.
3. Menganalisis hasil penelitian cara perawatan diri pada pasien harga diri
rendah.
4. Dirumuskannya rekomendasi hasil penelitian tentang implementasi support
keluarga untuk meningkatkan cara perawatan diri pada pasien harga diri
rendah.
5
5
Keperawatan
jati dirinya.
yang perduli.
apa-apa.
berguna.
Objektif :
(Kusnadi Jaya,2015)
2.2 Asuhan Keperawatan
2.2.1.Pengkajian
NANDA (2016) menyatakan batasan karakteristik harga diri rendah, yaitu :
a.Bergantung pada pendapat oranglain.
b.Ekspresi rasa bersalah.
c.Ekspresi rasa malu.
d.Enggan mencoba hal baru.
e.Kegagalan hidup berulang.
f.Kontak mata berkurang.
g.Melebih-lebihkan umpan balik negative tentang diri sendiri.
h.Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri.
i.Meremehkan kemampuan mengatasi situasi.
j.Pasif
k.Perilaku bimbang.
l.Perilaku tidak asertif.
m. Secara berlebihan klien mencari penguatan.
n.Seringkali mencari penegasan.
2.2.2 Faktor Predisposisi
Gangguan konsep diri harga diri rendah dipengaruhi olehbeberapa factor
predis poisisi ,seperti factor biologis, psikologis ,social,dancultural.M (Sutejo,2019)
8
A. Faktor biologis
Dari faktor biologis,gangguan harga diri rendah biasanya terjadi karena
adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormone secara
umum.Hal ini juga berdampak pada keseimbangan neurotransmitter diotak,
seperti menurunnya kadar serotonin yang dapat mengakibatkan klien mengalami
depresi.Pada klien depresi,kecenderungan harga diri rendah kronis semakin besar
karena klien lebih dikuasai oleh pikiran-pikiran negative dan tidak berdaya.
Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada kasus harga diri rendah
adalah system limbic (pusat emosi);thalamus sebagai system pengatur arus
informasi sensori yang berhubungan dengan perasaan;dan amigdala yang
berhubungan dengan emosi.
B.Faktor psikologis
Berdasarkan faktor psikologis,harga diri rendah berhubungan dengan pola
asuh dan kemampuan individu dalam menjalankan peran dan fungsi.Dari segi
psikologis, hal-hal yang dapat mengakibatkan individu mengalami harga diri
rendah dapat meliputi penolakan orang tua, harapan orangtua yang tidak
realistis,orang tua yang tidak percaya pada anak, tekanan teman sebaya, peran
yang tidak sesuai dengan jenis kelamin,serta peran dalam pekerjaan.
C. Faktor social
Faktor social yang sangat mempengaruhi proses terjadinya harga diri
rendah adalah status ekonomi,lingkungan,kultur social yang berubah.Faktor
cultural dapat terlihat dari tuntunan peran sesuai kebudayaan yang sering menjadi
pemicu meningkatnya kejadian harga diri rendah.
2.2.3 Faktor Prespitasi
Hilangnya sebagian anggota tubuh,berubahnya penampilan atau bentuk
tubuh,kegagalan,serta menurunnya produktivitas menjadi faktor prespitasi
gangguan harga diri rendah.
2.2.4 Rencana Intervensi
Perawatan Diri adalah (Personal hygiene) mencakup aktivitas yang di
butuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,yang biasa dikenal dengan
aktivitas kehudupan sehari-hari(ADLs).Aktivitas ini dipelajari dari waktu dan
9
4. Tindakan keperawatan
Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
dirumah,menjelaskan tentang pengertian,
1 tanda dan gejala harga diri rendah, menjelaskan cara merawat pasien,
memperagakan cara merawat pasien dan memberi kesempatan kepada
keluarga memperagakan cara merawat.
2 Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien dengan masalah
harga diri rendah,
3 Membantu perencanaan pulang bersama
5. Evaluasi
Harga diri rendah adalah salah satu aspek penting dalam psikolog.
Berdasarkan definisi ini maka perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal,
diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.(Muhith,2015)
Evaluasi yang dilakukan pada pasien yang harga diri rendah untuk
mengetahui kemampuan klien dalam melakukan pemenuhan defisit perawatan
diri.
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri,beri pujian
2. Jelaskan alat untuk berdandan
3. Latih cara berdandan setelah kebersihan diri : sisir rambut,rias muka untuk
perempuan, cukur untuk pria
4. Masukan dalam jadwal kegiatan.
Ini adalah kemampuan pasien dan keluarga setelah dilakukan tindakan
keperawatan :
A.Pasien mampu ;
1. Mengidentifikasi penyebab harga diri rendah
2. Mengidentifikasi tanda-tanda harga diri rendah
3. Mengebutkan jenis harga diri rendah yang pernah dilakukan
4. Menyebutkan akibat dari harga diri rendah yang dilakukannya.
B.Sosial Support Keluarga mampu :
1) Keluarga dapat mengajarkan pasien mengenai kegiatan sehari-hari.
12
nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh
seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dengan menyarankan tentang
dokter, terapi yang baik bagi dirinya dan tindakan spesifik bagi individu untuk
melawan stresor. Individu yang mengalami depresi dapat keluar dari masalahnya
dan memecahkan masalahnya dengan dukungan dari keluarga dengan
menyediakan feed back. Pada dukungan informasi ini keluarga sebagai
penghimpun informasi dan pemberi informasi.
d. Dukungan Emosional
Selama depresi berlangsung, individu sering menderita secara emosional,
sedih, cemas dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi perasaan
seseorang akan hal yang dimiliki dan dicintai. Dukungan emosional memberikan
individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami depresi, bantuan
dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang
menerimanya merasa berharga. Pada dukungan emosional ini keluarga
menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat.
perawatan diri dan mempunyai hak untuk melakukan perawatan diri secara
mandiri, kecuali bila orang itu tidak mampu melakukan perawatan diri ( self care)
merawat kebersihan diri tampak dari makan secara mandiri, berhias secara
mandiri dan eliminasi/ toileting ( buang air besar/buang air kecil) secara mandiri.
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
diri. Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
mandi dan berpakaian, berdandan, makan dan BAK/BAB hal itu ditunjukkan
adanya perubahan nilai katagori buruk kebaik sesudah diajarkan aktivitas mandiri:
manfaat yang nyata dan dapat membantu dalam proses penyembuhan dan bisa
17
18
infeksi keluarga
pada menyakinkan
mata dan pasien untuk
telinga sembuh,
dan keluarga
gangguan menjaga
fisik pada perasaan
kuku. pasien saat
berbicara
sama pasien
sedangkan
dukungan
penghargaan
meliputi
keluarga
mengigatkan
pasien untuk
minum obat
secara teratur,
keluarga
mengigatkan
pasien untuk
kontrol ke
poli tepat
waktu,
keluarga
menanyakan
masasalah
yang sedang
dihadapi
pasien
20
sedangkan
dukungan
materi
meliputi
keluarga
menyediakan
uang untuk
pasien
melakukan
pengobatan,
keluarga
meluangkan
waktu untuk
menemani
pasien,
keluarga mau
membantu
pasien selama
di rumah dan
dukungan
informasi
meliputi
keluarga
memberikan
informasi cara
mandi
menggunakan
sabun,
keluarga
menyarankan
pasien untuk
21
memakai baju
setelah mandi,
keluarga
memberikan
informasi
kepada pasien
cara
mengeringkan
badan setelah
mandi
sehingga
dengan
dukungan
yang baik
maka pasien
akan
melakukan
perawatan diri
dengan baik.
2. Sulastri,kemam Penelitia Cross 40 Dari hasil Berdasarkan
puan dalam n ini sectiona respond penelitian data yang
merawat orang bertujuan l en diperoleh diperoleh pada
dengan mengide bahwa penelitian ini
ganngguan ntifikasi kemampuan dapat
jiwa,jurnal kemamp merawat disimpulkan
kesehatan uan pasien bahwa
Vol.9, No.1, keluarga gangguan Kemampuan
April 2018. dalam jiwa keluarga
merawat Pemberian merawat
anggota edukasi pasien
keluarga memberikan gangguan jiwa
22
n lebih yang
lanjut. diperoleh
masyarakat
relatif minim.
Keterbatasan
sumber daya
manusia yang
memiliki
pengalaman
dan
kemampuan
khusus pasien
berkomunikas
i dan
membatasi
aktivitas
pasien dalam
pergaulan
(Marfuah, D.,
Noviyanti,
RD., 2017).
3 SriMaryatun,pe Penelitia Deskrip 61 Hasil penelitian Kesimpulan
ningkatan n ini tip respond ini sejalan dari penelitian
kemandirian untuk korelati en dengan adalah separuh
perawatan diri mengetah f penelitian 50 % dari
pasien ui sebelumnya seluruh
skizofrenia hubunga yang responden
melalui n menunjukkan yang
rehabilitasi rehabilita bahwa 21 mempunyai
terapi gerak, si terapi (71,4%) dari 35 kemandirian
Junal gerak pasien prilaku perawatan diri
24
penyakit
Skizofrenia
4 FauziahSefrina Tujuan Cross 100 Hasil penelitian Berdasarkan
menunjukkan
,Latipun, penelitian sectiona respond hasil penelitian
bahwa keluarga
Hubunganduku ini yaitu l en dalam ini diperoleh
memberikan
ngan keluarga untuk hasil bahwa
perlindungan
dan mengetahui dan dukungan hipotesa
psikososial bagi
keberfungsian hubungan penelitian
anggota
social pada dari keluarga, diterima yang
keluarga
pasien dukungan berarti bahwa
bertindak
skizofrenia sosial yang sebagai ada hubungan
sumber utama
rawat diberikan positif yang
dari cinta, kasih
jalan,jurnal keluarga sayang, dan signifikan antara
pengasuhan.
ilmiah dan dukungan
Salah satu nilai
psikologi keberfungsi keluarga yang keluarga dengan
penting ialah
terapan.Vol.04, an sosial keberfungsian
menganggap
No,02,Agustus pasien keluarga sebagai sosial (r = 0.508,
tempat
2016. skizofrenia p = 0.000 ). Nilai
memperoleh
rawat jalan kehangatan, signifikansi
dukungan, dan
di Poli Jiwa (0.000 < 0.01)
penerimaan.
RSJ Dr. Loveland, lebih kecil
Cherry
Radjiman dari taraf
mengutarakan
Wediodinin bahwa signifikasi yang
kasih sayang
grat digunakan 1%.
dikalangan
Lawang, anggota keluarga Implikasi dari
menghasilkan
selain itu peneltian ini
susasana
peneliti juga emosional adalah untuk
pengasuhan
ingin pasien
yang
menguraika skizofrenia rawat
mempengaruh
n jalan khususnya
i
bagaimana pada responden
26
Lawang.
Sehingga
pasien
menjadi
lebih
mampu
menyesuaik
an diri dan
dapat
mencapai
taraf
kesembu
han yang
lebih
baik.
5 Hasmila Sari,Fira Untuk Deskrip 60 Berdasarkan Dalam
Fina. melihat tif respond hasil melaksanakan
Dukungan Populasi korelati en penelitian asuhan
keluarga dalam semua f bahwa Dalam keperawatan,
mencegah keluarga melaksanakan perawat harus
kekambuhan yang asuhan melibatkan
pasien mempunyai keperawatan, peran serta
perawat harus
skizofrenia di anggota keluarga
melibatkan
poliklinik keluarga misalnya
peran serta
rawat jalan rsj dengan dalam
keluarga
aceh,Idea skizofrenia memberikan
misalnya dalam
nursing yang sedang penyuluhan
memberikan
jurnal,Vol.2, berobat penyuluhan tentang
No.3. jalan di tentang penyakit
Poliklinik penyakit skizofrenia
Rawat Jalan skizofrenia kepada
28
sejumlah artikel secara objektif, jujur, dan tanpa kebohongan serta peneliti akan
melampirkan artikel yang digunakan sebagai data hasil studi kasus.
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN
Artikel Livana, Hermanto dan Nanda Putra Pratama (2018) dalam
artikelnya yang berjudul Dukungan keluarga dengan perawatan diri pada pasien
gangguan jiwa di poli jiwa.
Artikel Sulastri,Kemampuan dalam merawat orang dengan ganngguan
jiwa,jurnal kesehatan Vol.9, No.1, April 2018.
Artikel Sri Maryatun, Peningkatan kemandirian perawatan diri pasien
skizofrenia melalui rehabilitasi terapi gerak, Junal keperawatan
sriwijaya,Vol.2.No.2,Juli 2015.
Artikel FauziahSefrina,Latipun,Hubungan dukungan keluarga dan
keberfungsian social pada pasien skizofrenia rawat jalan,jurnal ilmiah psikologi
terapan.Vol.04, No,02,Agustus 2016.
Artikel Hasmila Sari,Fira Fina.Dukungan keluarga dalam mencegah
kekambuhan pasien skizofrenia di poliklinik rawat jalan rsj aceh, Idea nursing
jurnal,Vol.2, No.3.
minum obat
secara teratur,
keluarga
mengigatkan
pasien untuk
kontrol ke
poli tepat
waktu,
keluarga
menanyakan
masasalah
yang sedang
dihadapi
pasien
sedangkan
dukungan
materi
meliputi
keluarga
menyediakan
uang untuk
pasien
melakukan
pengobatan,
keluarga
meluangkan
waktu untuk
menemani
pasien,
keluarga mau
membantu
30
pasien selama
di rumah dan
dukungan
informasi
meliputi
keluarga
memberikan
informasi cara
mandi
menggunakan
sabun,
keluarga
menyarankan
pasien untuk
memakai baju
setelah mandi,
keluarga
memberikan
informasi
kepada pasien
cara
mengeringkan
badan setelah
mandi
sehingga
dengan
dukungan
yang baik
maka pasien
akan
melakukan
31
perawatan diri
dengan baik.
2. Sulastri,kemam Penelitia Cross 40 Dari hasil Berdasarkan
puan dalam n ini sectiona respond penelitian data yang
merawat orang bertujuan l en diperoleh diperoleh pada
dengan mengide bahwa penelitian ini
ganngguan ntifikasi kemampuan dapat
jiwa,jurnal kemamp merawat disimpulkan
kesehatan uan pasien bahwa
Vol.9, No.1, keluarga gangguan Kemampuan
April 2018. dalam jiwa keluarga
merawat Pemberian merawat
anggota edukasi pasien
keluarga memberikan gangguan jiwa
nya. informasi masih relatif
Berdasar pada keluarga rendah.
kan data tentang cara Sebagian
yang perawatan besar
diperoleh pasien responden
diharapk gangguan adalah kepala
an dapat jiwa. Melalui keluarga yang
bermanfa aktivitas ini bertugas
at terjadi proses mencari
sebagai pembelajaran nafkah,
data yangg tingkat
dasar dilakukan pendidikan
untuk oleh keluarga sebagian besar
penelitia dengan adalah
n lebih menyerap pendidikan
lanjut informasi Sekolah dasar
untuk yang dan Sekolah
32
pergaulan
(Marfuah, D.,
Noviyanti,
RD., 2017).
3 SriMaryatun,pe Penelitia Deskrip 61 Hasil penelitian Kesimpulan
ningkatan n ini tip respond ini sejalan dari penelitian
kemandirian untuk korelati en dengan adalah separuh
perawatan diri mengetah f penelitian 50 % dari
pasien ui sebelumnya seluruh
skizofrenia hubunga yang responden
melalui n menunjukkan yang
rehabilitasi rehabilita bahwa 21 mempunyai
terapi gerak, si terapi (71,4%) dari 35 kemandirian
Junal gerak pasien prilaku perawatan diri
keperawatan dengan kekerasan yang yang baik
sriwijaya,Vol.2 kemandir mengikuti terapi telah
.No.2,Juli ian self rehabilitasi melakukan
2015. care pada penyaluran rehabilitasi
pasien energi gerak terapi gerak
skizofren mampu yang baik
ia meningkatkan pula.Rekomen
diruang kemandirian. dasi penelitian
nusa Didukung pula ini adalah
indah oleh penelitian perlu
rumah lainnya yaitu ditingkatkan
sakit didapatkan rehabilitasi
Dr.Ernal bahwa sebanyak terapi gerak
di Bahar. 30 dengan
pasien yang kombinasi
melakukan gerakan
terapi gerak perawatan diri
34
berupa didalamnya
senam dan
mengalami peningkatan
penurunan
tingkat depresi
dari pada yang
tidak diberi
senam.Perilaku
kekerasan dan
depresi
merupakan
masalah
keperawatan
jiwa dari
penyakit
Skizofrenia
4 FauziahSefrina Tujuan Cross 100 Hasil penelitian Berdasarkan
menunjukkan
,Latipun, penelitian sectiona respond hasil penelitian
bahwa keluarga
Hubunganduku ini yaitu l en dalam ini diperoleh
memberikan
ngan keluarga untuk hasil bahwa
perlindungan
dan mengetahui dan dukungan hipotesa
psikososial bagi
keberfungsian hubungan penelitian
anggota
social pada dari keluarga, diterima yang
keluarga
pasien dukungan berarti bahwa
bertindak
skizofrenia sosial yang sebagai ada hubungan
sumber utama
rawat diberikan positif yang
dari cinta, kasih
jalan,jurnal keluarga sayang, dan signifikan antara
pengasuhan.
ilmiah dan dukungan
Salah satu nilai
psikologi keberfungsi keluarga yang keluarga dengan
penting ialah
terapan.Vol.04, an sosial keberfungsian
menganggap
No,02,Agustus pasien keluarga sebagai sosial (r = 0.508,
35
sebagai
penunjang
pemberian
dukungan
sosial oleh
keluarga
pada pasien
skizofrenia
rawat jalan
di Poli Jiwa
RSJ Dr.
Radjiman
Wediodinin
grat
Lawang.
Sehingga
pasien
menjadi
lebih
mampu
menyesuaik
an diri dan
dapat
mencapai
taraf
kesembu
han yang
lebih
baik.
5 Hasmila Sari,Fira Untuk Deskrip 60 Berdasarkan Dalam
Fina. melihat tif respond hasil melaksanakan
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Terdapat 5 artikel yang memiliki relevansi dengan implementasi support keluarga untuk
meningkatkan cara perawatan diri pada pasien harga diri rendah
5.1.2 Support Keluarga dapat meningkatkan pasien harga diri rendah dalam melakukan aktivitas
sehari-hari dengan cara perawatan diri pada aktivitas sehari-hari.
5.1.3 Perawatan diri pada pasien harga diri rendah dapat meningkatkan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan pasien dirumah atau sekitar lingkungan.
5.2 Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian ini di tujukkan kepada :
5.2.1 Bagi Pasien
Agar pasien dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman cara perawatan diri
dalam kehidupan sehari-hari dan bisa melakukannya sendiri .
5.2.2 Bagi Keluarga Pasien
Untuk dapat memberi dukungan bagi pasien selama menjalani proses pelaksanaan
keperawatan dan perkembangan pasien dalam melakukan perawatan diri pada kehidupan sehari-
hari.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
DinasKesehatan.Kota Palembang.(2018).Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun
(2018)http://dinkes.palembang.go.id/tampung/dokumen/dokumen122-166.pdf
12
13
LAMPIRAN
13
14
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
Jl.Srikaton No. 81 Lk. Pagar Agung Lahat Provinsi Sumatera Selatan. Telepon (0731)324257 Faximile 321654
H.Abdul Gani,SPd,SKM,S.Kep,M.Kes
NIP. 196609041989011003
14
15
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
Jl.Srikaton No. 81 Lk. Pagar Agung Lahat Provinsi Sumatera Selatan. Telepon (0731)324257 Faximile 321654
H.Abdul Gani,SPd,SKM,S.Kep,M.Kes
NIP. 196609041989011003
15
16
Lampiran 1
Volume 4, Nomor 1,Manarang
Jurnal Kesehatan Juli 2018 Dukungan Keluarga dengan Perawatan Diri....
Volume 4, Nomor 1, Juli 2018, pp. 11 – 17
ISSN 2528-5602 (Online), ISSN 2443-3861 (Print)
Journal homepage: http://jurnal.poltekkesmamuju.ac.id/index.php/m
Livana PH
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Kendal
Telp. 081350771983
Email: livana.ph@gmail.com
PENDAHULUAN penderita dan keluarganya (Stuart &
Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom Sundeen, 2008).
atau pola perilaku yang secara klinis Berdasarkan data dari World Health
bermakna yang berhubungan dengan distres Organisasi (WHO) dalam Yosep (2013), ada
atau penderitaan dan menimbulkan sekitar 450 juta orang di dunia yang
gangguan pada satu atau lebih fungsi mengalami gangguan jiwa. Penderita
kehidupan manusia (Keliat, 2011). gangguan jiwa berat
Gangguan jiwa adalah adalah gangguan dengan usia di atas 15 tahun di Indonesia
yang mengenai satu atau lebih fungsi mencapai 0,46%. Hal ini berarti terdapat
jiwa.Gangguan jiwa adalah gangguan otak lebih dari 1 juta jiwa di Indonesia yang
yang ditandai oleh terganggunya emosi, menderita gangguan jiwa berat.
proses berpikir, perilaku, dan persepsi Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa
(penangkapan panca indera). Gangguan jiwa 11,6% penduduk Indonesia pada tahun
ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi 2013
16
Sebanyak 70 % klien dengan gangguan jiwa dalam mempertahankan
gangguan jiwa yang datang ke RSJ dengan kesehatannya. Peranan keluarga dalam
kondisi tidak terawat atau mengalami merawat pasien gangguan jiwa yaitu
gangguan perawatan diri.Kondisi klien menjaga atau merawat, mempertahankan
datang dengan pakaian yang kumal, tubuh dan meningkatkan status mental,
yang bau, rambut kumal dan adanya mengantisipasi perubahan sosial ekonomi
kerusakan kulit (Riskesdas, 2010). serta memberikan motivasi dan
Dampak yang sering timbul pada memfasilitasi kebutuhan spritual bagi
masalah personal hygiene yaitu dampak pasien (Maryam, 2008). Adanya dukungan
fiisk dan psikososial. Dampak fisik seperti keluarga akan memberikan kekuatan dan
gangguan integritas kulit, gangguan menciptakan suasana saling memiliki.
membran mukosa mulut, infeksi pada mata Dukungan keluarga adalah suatu bentuk
dan telinga dan gangguan fisik pada kuku. perilaku melayani yang dilakukan oleh
Dampak psikososial yaitu gangguan keluarga baik dalam bentuk dukungan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan emosional, penghargaan atau penilaian,
dicintai dan mencintai, kebutuhan harga informasional dan instrumental (Friedman,
diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi 2010).
sosial. Personal hygiene adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan METODE PENELITIAN
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan Jenis penelitian
phisik dan psikis, kurang perawatan diri Jenis Penelitian yang digunakan adalah
adalah kondisi dimana seseorang tidak study descriptif korelasion menggunakan
mampu pendekatan Cross-Sectional.
melakukan perawatan kebersihan
untuk dirinya (Tarwoto & Wartonah 2010). Populasi dan Sampel
Perawatan diri merupakan Sampel keluarga pasien yang mengantar
perawatan diri sendiri yang dilakukan pasien di poli jiwa RSUD Dr. H. Soewondo
untuk mempertahankan kesehatan, baik Kendal rata-rata 1 bulan sebanyak 227
secara fisik maupun psikologis (Hidayat, jiwa.
2009). Keluarga sangat berperan dalam
fase pemulihan sehingga keluarga Analisis data
diharapkan terlibat dalam penanganan Uji validitas di K.M.R.T Wongso Negoro,
penderita sejak awal perawatan (Mulyatsih, menggunakan uji rank spearman. Penelitian
2008). Friedman (2010) menyatakan bahwa ini telah lolos uji etik sesuai peraturan dan
keluarga sangat mendukung masa kebijakan komite etik penelitian dalam
penyembuhan dan pemulihan pasien naungan LPPM STIKES Kendal.
dengan gangguan jiwa. David Reiss (1981)
dalam Friedman (2010) berpendapat bahwa HASIL PENELITIAN
keluarga memiliki struktur nilai, norma dan Karakteristik responden
budaya yang mempengaruhi segala Adapun karakteristik responden
tindakan yang akan dilakukan oleh meliputi umur, usia, jenis kelamin dan
keluarga. Nilai dari keluarga dan sistem pendidikan yang dapat dilihat pada tabel
keyakinan membentuk tingkah laku dalam berikut:
menghadapi masalah-masalah yang ada
dalam keluarga. Keyakinan dan nilai
keluarga menentukan bagaimana sebuah
keluarga akan mengatasi masalah
kesehatan. Dukungan keluarga adalah suatu
bentuk hubungan interpersonal yang
melindungi seseorang dari efek stres yang
buruk (Kaplan&Sadock, 2008).
Keluarga merupakan support sistem
utama bagi pasien yang mengalami
17
Tabel 1. Karakteristik responden usia (n =145)
Perawatan diri
Dukungan Baik Kurang baik Tota Perse P value
Keluarga l n
Frekuensi Perse Frekuens Perse
n i n
Baik 71 49,0 1 0,7 72 49,7
Cukup 28 19,3 25 17,2 53 36,6
0,003
Kurang 3 2,1 17 11,7 20 13,8
Total 102 70,3 43 29,7 145 100
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto. (2012). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Asmadi. (2008). Konsep Dasar
Keperawatan, Jakarta : EGC.
Bangun. (2012). Manajemen Sumber Daya
Manusia. Penerbit: Erlangga.
Jakarta.
Dadang. (2010). Al-Qur’an Ilmu
Kedokteran Jiwa dan Kesehatan
Jiwa. Yogyakarta: PT. Dhana Bakti
Prima Yasa.
Dahlan. (2010). Besar Sampel dan Cara
Pengambilan Sampel dalam.
Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan. Edisi 3. Jakarta:
Salemba Medika.
Depkes. (2010). Keperawatan Jiwa
Teori dan Tindakan Keperawatan, Jakarta:
22
Jurnal Kesehatan
LAMPIRAN 2 Volume 9, Nomor 1, April 2018
ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK
Abstrak: Kemampuan Keluarga dalam Merawat Orang dengan Gangguan Jiwa. Tingkat
ketergantungan pasien terhadap pemenuhan kebutuhan dasarnya pada keluarga cukup tinggi.
Hal ini tentunya akan mengganggu pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota keluarga
dalam menjalankan fungsinya masing-masing. Apabila keluarga dipandang sebagai suatu sistem,
maka akan terganggulah pencapaian tujuan keluarga.Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis kemampuan keluarga dalam merawat ODGJ. Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif, dengan rancangan cross sectional. Pada analisis dilakukan menggunakan distribusi
frekuensi untuk mengukur kemampuan keluarga dalam merawat ODGJ. Hasil uji statistik
diketahui sebagian besar kemampuan keluarga pada kelompok kurang memadai. Disarankan
pada puskesmas untuk mengembangan program keperawatan kesehatan jiwa komunitas dan
menjadikan pendidikan kesehatan atau psikoedukasi keluarga sebagai salah satu intervensi bagi
keluarga untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam merawat ODGJ.
23
Jurnal Kesehatan
jiwa atau ODGJ sebanyak 40 orang dari 45 Alat pengumpulan data pada penelitian
25
keluarga dengan anggota keluarga ODGJ. ini menggunakan dua
Jurnal Kesehatan
yang dialami pasien adalah hal yang wajar pasien menjadi tinggi. Dapat disimpulkan
karena pasien adalah penderita gangguan bahwa jika pengetahuan keluarga tinggi
jiwa. Hampir semua keluarga menganggap maka akan meningkatkan kemampuan
bahwa pasien hanya menjadi beban keluarga keluarga dalam memberikan perawatan
karena ketidakmampuan dalam merawat diri pada pasien yang hasilnya pun akan
sendiri. Sikap negatif keluarga terhadap menjadi optimal.
pasien juga terlihat dari persepsi keluarga Menurut Stuart dan Sundeen
bahwa perubahan perilaku yang ditunjukkan (2015), informasi pada keluarga
pasien sebagai bentuk gangguan jin atau merupakan salah satu faktor penting.
makhluk halus. Sehingga keluarga meyakini Pendidikan kesehatan merupakan strategi
bahwa pengobatan perlu dilakukan apabila dalam perawatan kesehatan jiwa pada
timbul perilaku yang tidak wajar terjadi pada keluarga dengan cara pemberian
pasien, akan tetapi pilihan pertama yang informasi dan edukasi melalui
dilakukan adalah pengobatan ke paranormal. komunikasi yang terapeutik. Pendidikan
Peneliti juga menemukan sebagian keluarga kesehatan merupakan pendekatan yang
yang merasa bahwa gangguan jiwa sebagai bersifat edukasi dan pragmatis. Melalui
aib, sehinnga keluarga enggan menceritakan pendidikan kesehatan memungkinkan
permasalahan yang timbul dalam merawat keluarga saling bertukar informasi tentang
pasien kepada anggota keluarga lain maupun perawatan kesehatan mental dan
dengan orang lain. Sikap keluarga yang pengobatan yang dibutuhkan untuk
demikian dapat memicu kekambuhan pasien menurunkan gejala dan lainnya. Menurut
karena dapat memperburuk kondisi pasien. Widati, R (2010) keluarga yang
Sikap negatif keluarga terhadap pasien, mendapatkan informasi yang memadai
berakibat timbulnya perilaku merawat yang menunjukkan kemampuan yang lebih
tidak tepat.pemberian informasi yang baik dalam perawatan anggota keluarga,
memadai. Banyak momen yang disamping kecemasan yang dialami oleh
memungkinkan keluarga bias berinteraksi keluarga juga mengalai penurunan,
dengan petugas kesehata, seperti saat control sebagai dampak dari terpenuhinya
ulang, mengambil obat, bahkan ODGJ yang informasi yang ingin diperoleh oleh
pernah menjalani perawatan. Menurut keluarga untuk merawat anggota
Notoatmojo (2010) informasi yang diperoleh keluarganya yang sakit.
baik dari pendidikan formal maupun non Peningkatan kemampuan merawat
formal dapat memberikan pengaruh jangka pasien gangguan jiwa dapat diperoleh
pendek sehingga menghasilkan perubahan melalui intervensi untuk meningkatkan
atau peningkatan pengetahuan. Pendidikan pengetahuan keluarga, kekhawatiran yang
non formal tersebut dapat mempengaruhi muncul karena ketidaktahuan dapat
27
pengetahuan keluarga tentang cara merawat teratasi. Berdasarkan kondisi ini peneliti
Jurnal Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 3
Sri Maryatun
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya E-mail: tunce79@yahoo.com
Abstrak
Tujuan: Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan rehabilitasi terapi gerak dengan
kemandirian self care pada pasien skizofrenia di Ruang Nusa Indah Rumah Sakit Dr. Ernaldi
Bahar Palembang.
Metode: Penelitian ini menggunakan survey analitik dengan pendekatan Cross sectional.
Sampel terdiri dari
32 pasien skizofrenia yang dirawat di ruang Nusa Indah, Rumah Sakit Dr.Ernaldi Bahar pada
bulan Desember tahun 2013 dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 2, Juli 2015, ISSN No 2355 5459 108
Artikel Penelitian
Abstract
Aim:.Rehabilitation in patients with schizophrenia aims to improve the ability of the patient to
be able to live independently in the community. The purpose of this study was to determine
the relationships between the independence movement therapy rehabilitation self-care in
patients with schizophrenia in room’s Nusa Indah at Ernaldi Bahar Hospital,Palembang in
2013.
Method:.This study used an analytic survey with cross sectional approach. A total sample of
32 patients with schizophrenia who were treated in the room of Nusa Indah, Dr.Ernaldi Bahar
Hospital in December of 2013 involved in this study.
Result: The results showed that there is a significant relationship between rehabilitation
therapy independence movement with self-care in patients with schizophrenia (p value =
0.006).
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 2, Juli 2015, ISSN No 2355 5459 109
Artikel Penelitian
Perubahan sosial ekonomi yang cepat skizofrenia.4 Menurut catatan medical record
dan situasi sosial politik yang tidak menentu Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar Palembang
gangguan jiwa dalam kehidupan manusia1. rawat inap pada tahun 2010 berjumlah 1.625
Penduduk yang mengalami berbagai orang dan pada tahun 2011 berjumlah 1.623
menjadi stress berat dan lama-kelamaan pada tahun 2012 berjumlah 1.806 orang.
menjadi sakit jiwanya. Sebagai akibatnya, Sedangkan menurut data nasional Riskesdas
muncul gejala skizofrenia dimana jiwa dari 2012 jumlah pasien skizofrenia berjumlah 1,5
individu menjadi terpecah dan terjadi juta jiwa. Terapi yang dapat diberikan pada
disharmoni antara pikiran dan kemauan.1 pasien Skizofrenia adalah program rehabilitas
merupakan upaya meningkatkan kemampuan
Penderita skizofrenia akan mengalami pasien agar dapat hidup mandiridi
gangguan dalam kognitif, emosional, masyarakat. Pada klien gangguan jiwa sering
2
persepsi serta gangguan dalam tingkah laku. terlihat adanya kemunduran yang ditandai
Pasien skizofrenia kronis pada umumnya dengan hilangnya motivasi dan tanggung
tidak mampu melaksanakan fungsi dasar jawab, apatis, menghindar dari kegiatan, dan
secara mandiri, misalnya kebersihan diri, hubungan sosial. Kemampuan dasar
penampilan, dan sosialisasi3. Pasien sering terganggu, seperti Activities Of Daily
skizofrenia mengalami kemunduran dalam Living (ADL).6
fungsi psikososialnya. Mereka mengalami Hasil penelitian Trihardani mengenai
penurunan kemampuan untuk bergerak dan perawatan diri yang terdiri dari makan,
berkomunikasi dengan orang lain, serta tidak mandi, toiletting dan kebersihan pribadi
mampu menghadapi realitas. pasien skizofrenia di rumah sakit
Skizofrenia menduduki peringkat 4 menunjukkan bahwa 38% penderita
dari 10 besar penyakit yang membebankan di skizofrenia berada dalam kategori
seluruh dunia. Jumlah penduduk Indonesia ketergantungan ringan, 28% dalam kategori
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 2, Juli 2015, ISSN No 2355 5459 110
Artikel Penelitian
ketergantungan menengah, 13 masalah keperawatan isolasi sosial.
% berada dalam kategori ketergantungan METODE PENELITIAN
tinggi, 13% berada pada kategori Jenis penelitian yang dilakukan adalah
ketergantungan total dan 3% berada dalam kuantitatif dengan menggunakan survey
7
kategori mandiri. Penelitian yang dilakukan analitik dengan pendekatan cross sectional.
oleh Barton menunjukkan bahwa 50% dari Populasi dalam penelitian ini adalah semua
penderita. Skizofrenia kronis yang pasien skizofrenia di ruang Nusa Indah
menjalani program rehabilitasi dapat Rumah Sakit Dr.Ernaldi Bahar pada bulan
kembali produktif dan mampu Desember tahun 2013 yaitu berjumlah 32
menyesuaikan diri kembali di keluarga dan orang. Sampel yang diambil yaitu 32 orang
masyarakat. 5 dengan menggunakan teknik purposive
sampling dengan kriteria pasien kooperatif,
Program rehabilitasi khususnya
berjenis kelamin perempuan, masalah
terapi gerak merupakan upaya
keperawatan pada awal masuk adalah isolasi
meningkatkan kemampuan pasien agar
sosial, telah mengikuti terapi rehabilitasi
dapat hidup mandiri di masyarakat
minimal 3 kali setiap bulan. Pengumpulan
danmelatih pasien untuk terbiasa
data primer didapatkan melalui wawancara
menjalankan aktivitasnya sehari- hari.8
menggunakan lembar kuesioner kemandirian
Salah satu terapi gerak yang diterapkan di
dan observasi langsung menggunakan lembar
Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang saat
observasi mengenai pelaksanaan rehabilitasi
ini adalah berolahraga dimana kegiatan
pada pasien skizofrenia yang telah memenuhi
tersebut dapat merangsang pertumbuhan
minimal 3 kali setiap bulan.
neuron di daerah tertentu yang rusak
Pengumpulan data primer didapatkan
selama depresi dan menghilangkan
melalui wawancara menggunakan lembar
kekakuan pada otot sehingga pasien tidak
kuesioner kemandirian dan observasi
malas untuk beraktivitas.8 Tujuan penelitian
langsung menggunakan lembar observasi
ini adalah untuk mengetahui ada tidak
mengenai pelaksanaan rehabilitasi pada
hubungan dari terapi gerak yang sudah
pasien skizofrenia yang telah memenuhi
dilaksanakan di Rumah sakit Ernaldi Bahar
kriteria inklusi sampel. Data sekunder
terhadap kemandirian pasien
diperoleh dari keterangan perawat ruangan
skizofrenia khususnya dengan
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 2, Juli 2015, ISSN No 2355 5459 111
Artikel Penelitian
sebagai data pendukung untuk memperjelas Palembang telah memenuhi prosedur yang
data primer. Pengolahan data kuesioner berlaku, seperti pasien yang telah dirawat
dilakukan dengan analisa univariat dan minimal 3 hari perawatan, mendapat surat
bivariat dari variabel independen dan keterangan dokter bahwa telah mengikuti
dependen dengan program komputer. seleksi rehabilitasi, pasien dalam kondisi
Berdasarkan hasil penelitian tentang kooperatif. Pada pelaksanaannya, terlebih
rehabilitasi terapi gerak pada pasien dahulu pasien melakukan pendataan atau
skizofrenia di Ruang Nusa Indah Rumah absensi dan selanjutnya melaksanakan terapi.
Sakit Dr. Ernaldi Bahar, diperoleh data dari Terapi dilaksanakan tetap dalam pengawasan
32 responden yang melakukan rehabilitasi perawat di ruang rehabilitasi dengan pasien
dengan baik sebanyak 18 (56,2%) dari berbagai ruangan. melaksanakan terapi.
responden dan yang melakukan rehabilitasi Terapi dilaksanakan tetap dalam pengawasan
kurang baik sebanyak 14 (43,8%) perawat di ruang rehabilitasi dengan pasien
rehabilitasi baik. Rehabilitasi baik artinya dari berbagai ruangan. Berdasarkan hasil
sebanyak 14 pasien skizofrenia mengikuti kuesioner yang diajukan peneliti kepada
kegiatan rehabilitasi dengan frekuensi responden dapat dilihat bahwa responden
minimal 2x/minggu secara teratur, mampu melaksanakan rehabilitasi dengan
mengikuti tahapan rehabilitasi dari awal baik. Umumnya responden melaksanakan
pemanasan, gerak inti sampai pendinginan, rehabilitasi terapi gerak 2 kali dalam
melakukan setiap gerakan rehabilitasi seminggu.
dengan benar dan mampu meningkatkan
Hasil univariat tentang kemandirian
semangat dan motivasi diri sendiri dan
pada pasien skizofrenia diperoleh data dari 32
orang lain untuk mengikuti kegiatan
responden didapatkan jumlah pasien mandiri
rehabilitasi.
yaitu sebanyak 20 (62,5%) responden dan
Tahapan rehabilitasi terdiri dari didapatkan pasien yang tidak mandiri
tahapan persiapan, tahap pelaksanaan dan sebanyak 12 (37,5%) responden.
9
tahapan pengawasan. Tahapan rehabilitasi
di Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar
.
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 2, Juli 2015, ISSN No 2355 5459 112
Artikel Penelitian
seseorang yang dapat berdiri sendiri tanpa misalnya kebersihan diri, penampilan, dan
bergantung pada orang lain.10 Teori self care sosialisasi. Kemampuan dasar sering
berfungsi secara optimal. Faktor - faktor dari proses koordinasi yang baik dan kebugaran.
kemandirian yaitu bertanggung jawab, Latihan dapat memberi keuntungan dan
mandiri, pengalaman praktis dan akal sehat berpengaruh terhadap kesehatan dan
yang relevan, otonomi, kemampuan kebahagiaan secara umum. Latihan juga
rehabilitasi terapi gerak dengan baik dapat memberi energi positif dan dapat
merupakan pasien mandiri. Adapun meningkatkan sikap dan motivasi.16
responden yang melakukan rehabilitasi terapi Pasien skizofrenia dapat disembuhkan
gerak kurang baik sebanyak 5 dari 14 dengan berbagai macam terapi. Salah satu
(35,7%) responden merupakan pasien terapi yang tersedia adalah terapi gerak.
mandiri. Hasil uji statistic dengan uji Chi Terapi gerak merupakan terapi aktivitas fisik
Square diperoleh nilai pvalue = 0,006 < α yang dapat dilakukan dengan cara
(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada berolahraga atau senam untuk melatih tubuh
hubungan yang bermakna antara rehabilitasi seseorang agar sehat secara jasmani dan
terapi gerak dengan kemandirian perawatan rohani.17 Olahraga merupakan salah satu
Diri pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit bentuk terapi gerak, sehingga kelebihan dari
Dr. Ernaldi Bahar Palembang Tahun 2013. terapi ini diantaranya adalah dapat
Skizofrenia merupakan melakukannya dengan senang tanpa merasa
gangguan jiwa atau gangguan otak kronis terbebani. Terapi gerak apabila dilaksanakan
yang mempengaruhi individu sepanjang secara teratur dapat mengurangi kegelisahan,
kehidupannya yang salah satunya ditandai menurunkan tingkat kecemasan, menurunkan
dengan kesulitan melakukan aktifitas sehari- ketegangan, menurunkan tingkat depresi
hari.11 Klien gangguan jiwa sering terlihat mencegah stress serta mengurangi
adanya kemunduran yang ketergantungan terhadap obat-obatan.4
ditandaidenganketidakmampuan
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 2, Juli 2015, ISSN No 2355 5459 113
Artikel Penelitian
Terapi gerak merangsang pengeluaran 2. Kaplan & Sadock. (2007). Sinopsis
hormon dopamine adrenalin untuk Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Psikiatri
meningkatkan energi bergerak melakukan Klinis. (Jilid 1). Jakarta: Bina Rupa
aktivitas. Pada pasien skizofrenia yang Aksara.
mempunyai masalah isolasi sosial 3. Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan
mengalami penurunan energi untuk bergerak
Klien Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC.
karena energinya terfokus pada pemikiran
4. Maramis, W F. (2004). Ilmu Kedokteran
sedangkan energy untuk psikomotor menjadi
Jiwa. Edisi 8. Airlangga University Press:
berkurang. Dengan terapi gerak, maka
Surabaya
hormone dopamine, epineprin yang
5. Hawari, D. (2007). Pendekatan Holistik
dikeluarkan akan merangsang peredaran
pada Gangguan Jiwa, Skizofrenia.
darah, meningkatkan metanolisme tubuhn
Jakarta: FKUI
dan energy untuk melakukan aktivitas
termasuk aktivitas perawatan diri. 5 6. Lilis, (2009). Tingkat Pemenuhan
Aktivitas Sehari – Hari Pasien
SIMPULAN
Skizofrenia Di Lingkup Kerja Puskesmas
Kesimpulan dari penelitian adalah separoh
Gombong II
(50%) dari seluruh responden yang
7. Trihardani, (2009). Gambaran Tingkat
mempunyai kemandirian perawatan diri
Kemandiriaan Perawatan Diri Pasien
yang
Skizofrenia di Ruang Tenang Rumah
baik telah melakukan rehabilitasi terapi
Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat
gerak yang baik pula. Rekomendasi
8. Akhmad, (2011). Peningkatan Kualitas
penelitian ini adalah perlu ditingkatkan
Hidup Melalui Pembinaan Kebugaran
rehabilitasi terapi gerak dengan kombinasi
gerakan perawatan diri didalamnya dan Fisik dan Kesehatan Pikiran
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 2, Juli 2015, ISSN No 2355 5459 114
ISSN: 2301-8267
Vol. 04, No.02, Agustus 2016
LAMPIRAN 4
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEBERFUNGSIAN SOSIAL PADA
PASIEN SKIZOFRENIA RAWAT JALAN
140
ISSN: 2301-8267
Vol. 04, No.02, Agustus 2016
154
Idea Nursing Journal Hasmilas Sari, dkk
LAMPIRAN 5
ISSN : 2087 – 2879
ABSTRAK
Dukungan keluarga merupakan pendukung utama yang berperan sangat penting dalam proses penyembuhan
pasien skizofrenia terutama untuk mencegah terjadinya kekambuhan. Sikap keluarga yang tidak menerima
pasien skizofrenia atau bersikap bermusuhan dengan pasien akan membuat kekambuhan lebih cepat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga (dukungan emosional,
dukungan informasional, dukungan instrumental dan dukungan penilaian) dengan pencegahan kekambuhan
pasien skizofrenia di Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh tahun 2011. Desain
penelitian adalah deskriptif korelatif, teknik pengambilan sampel nonprobability sampling dengan metode
purposive sampling dan diperoleh jumlah responden sebanyak 95 orang. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara mengedarkan kuesioner. Metode analisa data menggunakan uji statistik chi-square. Uji
hipotesis dilakukan jika p-value>ɑ (0,05) maka Ho diterima dan bila p-value<ɑ (0,05) Ho ditolak. Hasil
penelitian diketahui terdapat hubungan signifikan antara dukungan keluarga dengan pencegahan
kekambuhan pasien skizofrenia (p-value 0,000) yang meliputi hubungan antara dukungan emosional
keluarga dengan pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia (p-value 0,005), hubungan antara dukungan
informasional keluarga dengan pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia (p-value 0,002), hubungan
antara dukungan instrumental keluarga dengan pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia (p-value
0,000), serta hubungan antara dukungan penilaian keluarga dengan pencegahan kekambuhan pasien
skizofrenia (p-value 0,014). Diharapkan kepada perawat agar lebih melibatkan peran serta keluarga dalam
perawatan pasien skizofrenia sehingga keluarga mampu merawat pasien di rumah dan akhirnya dapat
memandirikan pasien.
ABSTRACT
Family support is one of major which has crucial role in schizophrenia recovery mainly to prevent relaps of
schizophrenia. Family behaviour which not accept patient with schizophrenia or hostile behaviour with
patient will occur relaps more quickly. The research aims to identify correlation of family support (emotional
support, informational support, instrumental support and evaluating support) with relaps prevention for
patient with schizophrenia in polyclinic of Aceh government mental hospital in 2011. The research design
was descriptive correlative by using nonprobability sampling as sampling techniques with purposive
sampling method which resulting 95 respondents. Data collection was conducted by distributing
questionnaire. Data analytical method used chi square statistics test. Hypothesis test was implemented if p-
value>ɑ (0,05) therefore Ho accepted and if p-value<ɑ (0,05) Ho rejected. The result of the study showed
that there is a significant correlation between family support and relaps prevention for patient with
schizophrenia (p-value 0,000) involving correlation between family emotional support and relaps prevention
for patient with schizophrenia (p-value 0,005), correlation between family infomational support and relaps
prevention for patient with schizophrenia (p-value 0,002), correlation between family instrumental support
and relaps prevention for patient with schizophrenia (p-value 0,000), and correlation between family
evaluation support and relaps prevention for patient with schizophrenia (p-value 0,014). It is recommended
for nurses to get involved the role of family in caring patient with schizophrenia so that family is able to take
care patient at home and also empower patient.
176
Idea Nursing Journal Hasmilas Sari, dkk
LATAR BELAKANG
Skizofrenia merupakan suatu 24 juta orang di seluruh dunia
gangguan psikotik yang bersifat kronis, mengidap skizofrenia (Olson, 2001).
sering mereda, namun sering kambuh Menurut hasil penelitian WHO, jumlah
dengan manifestasi klinis yang sangat rata-rata penderita skizofrenia tampak
luas variasinya (Kaplan dan & Sadock, serupa pada budaya maju maupun
1998). Skizofrenia juga merupakan sedang berkembang (Jablensky, 1992
salah satu gangguan jiwa berat yang dalam Nevid, Rathus & Greene, 2003).
ditandai dengan disorganisasi pikiran, Prevalensi penderita skizofrenia di
perasaan dan perilaku. Gangguan ini Indonesia adalah 0,3 sampai 1% dan
ditandai dengan gejala-gejala positif biasanya timbul pada usia sekitar 18
seperti pembicaraan yang kacau, delusi, tahun sampai 45 tahun, namun ada juga
halusinasi, gangguan kognitif dan yang baru berusia 11 sampai
persepsi, sedangkan gejala negatif 12 tahun sudah menderita skizofrenia.
seperti menurunnya minat dan Apabila penduduk Indonesia sekitar
dorongan, berkurangnya keinginan 200 jiwa, maka diperkirakan sekitar 2
bicara dan miskinnya isi pembicaraan, juta jiwa menderita skizofrenia.
afek yang datar serta terganggunya Menurut hasil penelitian penderita
relasi personal. Gangguan ini kadang- kesehatan jiwa di Indonesia sebesar
kadang berawal pada masa kanak- 18,5% artinya dari 1000 penduduk
kanak tapi biasanya muncul pada akhir terdapat 185 penduduk dengan
masa remaja atau awal masa dewasa. gangguan kesehatan jiwa (Arif &
Angka kejadian pada laki-laki terjadi Bahar, 2006 dalam Wulansih, 2008).
lebih awal dibandingkan pada wanita. Di Aceh, sebagai provinsi yang
Namun, sampai saat ini skizofrenia pernah mengalami konflik selama
belum diketahui secara pasti kurang lebih 30 tahun, ditambah lagi
penyebabnya, disebutkan keturunan bencana tsunami pada tahun 2004 telah
merupakan salah satu faktor menimbulkan banyak respon
penyebabnya (Yosep, 2010). psikologis ringan sampai dengan berat.
Skizofrenia mempunyai Menurut data Tim Health Messenger
prevalensi sebesar 1% dari populasi di (2005), tercatat sebanyak 9.751 pasien
dunia (rata-rata 0,85%). Angka insiden dengan gangguan jiwa dan dari angka
skizofrenia adalah 1 per 10.000 orang tersebut sebanyak 5.000 orang
per tahun. World Health Organization mengidap skizofrenia. Kabupaten
(WHO) memperkirakan sekitar dengan jumlah kasus terbanyak adalah
177
Idea Nursing Journal Hasmilas Sari, dkk
2009 berjumlah 9.229 orang dimana skizofrenia yang tinggal bersama dengan
7.768 orang adalah penderita keluarga yang ekspresi emosinya tinggi
skizofrenia. Pada tahun 2010, jumlah akan sukar untuk sembuh walaupun obat-
pasien meningkat menjadi 12.034 orang, obatan diberikan dengan cukup. Terapi
dimana 10.090 orang dengan keluarga dapat diberikan untuk
skizofrenia sedangkan jumlah pasien menurunkan ekspresi emosi (Wulansih,
yang dirawat inap berjumlah 422 orang. 2008).
Jumlah kunjungan keluarga yang Beberapa intervensi yang dapat
menemani pasien setiap hari ke dilakukan pada keluarga untuk mencegah
poliklinik + 20 orang dan menurut hasil terjadinya kekambuhan (Davison, 2006)
observasi,hampir setiap hari ada berupa: (1) Edukasi tentang skizofrenia,
keluarga yang mengantarkan anggota terutama kerentanan biologis yang
keluarganya yang mengalami gangguan mempredisposisi seseorang terhadap
jiwa termasuk skizofrenia ke Rumah penyakit tersebut, berbagai masalah
Sakit Jiwa Pemerintah Aceh. kognitif yang melekat dengan
Pencegahan kekambuhan atau skizofrenia, simptom- simptomnya, dan
mempertahankan pasien di lingkungan tanda-tanda akan terjadinya
keluarga dapat terlaksana dengan kekambuhan, (2) Informasi dan
persiapan pulang yang adekuat serta pemantauan berbagai efek pengobatan
mobilisasi fasilitas pelayanan kesehatan antipsikotik dimana keluarga perlu
yang ada di masyarakat khususnya mengetahui pentingnya pasien minum
peran serta dan dukungan keluarga. obat yang diresepkan, informasi tentang
Keluarga dengan ekspresi emosi yang berbagai efek samping, dan inisiatif serta
tinggi akan menimbulkan kekambuhan tanggung jawab untuk melakukan
pada anggota keluarga yang mengalami konsultasi medis daripada menghentikan
skizofrenia. Kassim (1998) konsumsi obat, (3) Menghindari saling
mengemukakan tingkah laku menyalahkan, mendorong keluarga untuk
menunjukkan emosi diyakini tidak menyalahkan diri sendiri maupun
mempengaruhi masa depan pasien pasien atas penyakit tersebut dan atas
skizofrenia. Keluarga yang semua kesulitan yang dialami seluruh
menunjukkan emosi seperti sikap keluarga, (4) Memperbaiki komunikasi
penolakan, pengasingan, sikap tidak dan ketrampilan penyelesaian masalah
peduli dan sering mengkritik dikatakan dalam
sebagai keluarga yang mempunyai (Friedman, 2010). Dari data yang
ekspresi emosi yang tinggi. Penderita didapatkan dalam penelitian untuk item
185
Idea Nursing Journal Hasmilas Sari, dkk
semacam ini tidak ada, maka keberhasilan hubungan bermakna antara dukungan
dalam meningkatkan dukungan psikis antara Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa
anggota keluarga dan terutama meningkatkan Pemerintah Aceh periode Mei-Juni 2011.
adekuat dari keluarga, akan memungkinkan peran serta keluarga misalnya dalam
(Varcarolis, Carson & Shoemaker, 2006). informasi tentang cara minum obat yang
Dari data yang didapatkan dalam penelitian baik dan benar kepada keluarga,
185