Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. ANALISIS STRUKTUR DASAR


PRODI S1 TEKNIK SIPIL - FT

Skor Nilai:

MEKANIKA TEKNIK 1 STATIKA&KEGUNAANNYA


(lr. HEINZ FRICK, 1978)

NAMA MAHASISWA : NERISA M SIMAMORA

NIM : : 5203250001

DOSEN PENGAMPU : Drs. Sempurna Perangin-angin,M.Pd


MATA KULIAH : ANALISIS STRUKTUR DASAR

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN
EXECUTIVE SUMMARRY
Pembangunan di Indonesia sudah semakin banyak dan marak. Indonesia merupakan negara
berkembang jadi pembangunan merupakan salah satu yang harus di lakukan. Pembangunan
yang di lakukan pun meliputi berbagai macam bangunanan, seperti jalan raya, gedung
pertokoan, gedung pemerintahan, jembatan, bandara dan masih banyak lagi. Dengan
demikian masih banyak para tenaga ahli yang dibutuhkan oleh negara Indonesia untuk
membangun negara ini.

Salah satu ahli yang sangat berperan yaitu Teknik Sipil. Teknik sipil Teknik sipil adalah salah
satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana merancang, membangun,
merenovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk
kemaslahatan hidup manusia. Teknik sipil mempunyai ruang lingkup yang luas, di dalamnya
pengetahuan matematika, fisika, kimia, biologi, geologi, lingkungan hingga komputer
mempunyai peranannya masing-masing. Teknik sipil dikembangkan sejalan dengan tingkat
kebutuhan manusia dan pergerakannya, hingga bisa dikatakan ilmu ini bisa mengubah sebuah
hutan menjadi kota besar. Untuk menjadi seorang ahli dibidang teknik sipil tentu diperlukan
pembekalan dan pembelajaran sejak awal, oleh karena itu buku Mekanika Teknik 1. Statika dn
Kegunaannya sangat cocok digunakan dalam pembelajaran.buku ini menjelaskan tentang
dasar dasar mekanika dan statika untuk memahami gaya, tumpuan konstruksi dan lain lain
yang berhubungan dengan konstruksi dalam kehidupan sehari hari
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, saya panjatkan puja dan puji syukur
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan critical book review ini.

Critikal booc review ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihakyang telah berkontribusi dalam
pembuatan cbr ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu saya berharap adanya
saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun agar saya dapat memperbaiki cbr ini

Akhir kata saya berharap semoga critical book review ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

DOLOKSANGGUL, OKTOBER 2020

NERISA M SIMAMORA

5203250001
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................................................1
EXECUTIVE SUMMARRY...................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR............................................................................................................................................3
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................4
BAB 1............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................................4
1.1 Rasionalisasi pentingnya CBR.............................................................................................................4
1.2 Tujuan penulisan CBR.........................................................................................................................4
1.3 Manfaat CBR.......................................................................................................................................4
1.4 Identitas buku utama.........................................................................................................................6
1.5 Identitas buku pembanding...............................................................................................................6
BAB 2............................................................................................................................................................6
RINGKASAN ISI BUKU....................................................................................................................................6
1. RINGKASAN BUKU UTAMA...................................................................................................................6
2 ringkasan buku pembanding................................................................................................................13
BAB 3..........................................................................................................................................................17
PEMBAHASAN............................................................................................................................................17
A PEMBAHASAN ISI BUKU ( UTAMA DAN PEMBANDING)......................................................................17
B .KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU................................................................................................18
BAB 4.........................................................................................................................................................19
PENUTUP....................................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................20
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Rasionalisasi pentingnya CBR
melakukan Critical Book Review pada suatu buku dengan membandingkannya dengan buku
lain sangat penting dilakukan, karena dari kegiatan tersebut kita bisamenemukan kekurangan dan
kelebihan dari buku buku yang di bandingkan. Kemudian setelah kita bisa menemukan beberapa
kekurangan tersebut maka dapat memperolehsuatu informasi yang kompeten pada buku tersebut
dengan cara menggabungkan beberapa informasi dari buku pembandingnya. penulis membuat
Critical Book Report ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi, terkhusus
pada pokok bahasan tentang mekanika teknik.

1.2 Tujuan penulisan CBR


a) Penyelesaian tugas mata kuliah analisis struktur dasar
b) Menanambah pengetahuan tentang statika dan kegunaannya
c) Meningkatkan daya analisa dan pengetahuan mengenai mekanika teknik
d) Menguatakn kemampuan melakukan critical book review terhadap suatu buku

1.3 Manfaat CBR


a) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai mekanika teknik
b) Untuk menambah pengetahuan mengenai statika dan kegunaannya
c) Menambah wawasan mengenai critical book review

1.4 Identitas buku utama


1. Judul : MEKANIKA TEKNIK 1 STATIKA & KEGUNAANNYA
2. Edisi : Pertama
3. Pengarang : Ir.Heinz Frick
4. Penerbit : Kanisius
5. tahun terbit : 1978
6. kota terbit : Semarang
7. ISBN :

1.5 Identitas buku pembanding


1. Judul : Mekanika rekayasa
2. Edisi : Pertama
3. Pengarang : Wesli
4. Penerbit : Graha Ilmu
5. Kota terbit : Yogyakarta
6. Tahun terbit : 2010
7. ISBN : 978-979-756-691-3

BAB 2

RINGKASAN ISI BUKU


1. RINGKASAN BUKU UTAMA
Bab 1. Pengetahuan dasar tentang statika
A Pengetahuan dasar

Statika ialah ilmu tentang semua benda yang tetap, yang statis. Ilmu inimerupakan bidang bagian
ilmu mekanika Teknik. Dalam ilmu dinamika diterangkan semua yang bergerak; sedangkan dalam
ilmu statika semua yang tidak bergerak. Oleh sebab itu, ilmu statika juga disebut ilmu
keseimbangan gaya.Ketetapan hasil pada suatu penelitian statis bukan saja tergantung dari
ketelitian perhitungan maupun penggambaran, melainkan juga dari ketetapanmenentukan nilai
kekuatan atau beban serta penempatan beban yang tidakmenguntungkan konstruksinya.
Tumpuan pada konstruksi batang dan rangka batang ada 3 yaitu tumpuan sendi tumpuan rol dan
jepitan
-tumpuan sendi menerima gaya tumpuan yang sembarang dan menentukan titik tumpuan pada
sistim statis
-tumpuan rol menerima gaya tumpuan yang vertikal (R V) saja.
-jepitan menerima gaya tumpuan yang sembarang dan momen.
Beban pada konstruksi rangka batang ada 2 yaitu beban tetap dan beban berjalan. Contoh
beban tetap adalah konstruksi lantai itu sendiri, beban pada turap batu batu, dan batu beton
sedangkan contoh beban bergerak adalah beban lalu lintas, kereta api, mobil dsb.
B Gaya
Suatu gaya pada tungkai pengungkit dengan jarak siku siku pada titik putaran mengakibatkan
suatu momen. Kita boleh mengubah suatu gaya dalam arah garis kerja tanpa mengubahakibatnya.
Dari tiga nilai yang diberi untuk menentukan suatu gaya, dua nilai berasal dari geometri, yaitu nilai
yang diperlukan untuk penentuan garis kerja dansatu nilai berasal dari statika, yaitu ukuran gaya.
C mengumpulkan dan membagi gaya dalam satu bidang
Kita boleh mengubah suatu gaya dalam arah garis kerja tanpa mengubah akibatnya. Dari tiga
nilai yang diberi untuk menentukan suatu gaya, dua nilai berasal dari geometri, yaitu nilai yang
diperlukan untuk penentuan garis kerja dansatu nilai berasal dari statika, yaitu ukuran gaya
D Momen
Hasil kali jarak tegak lurus dengan sumbu batang kita tentuka sebagaimomen. Suatu momen
dikatakan positif apabila momen itu berputar searah jarum jam, dan negative apabila terjadi
kebalikannya.
E Syarat kesetimbangan
Suatu benda yang dibebani oleh suatu kumpulan gaya menjadi seimbang jikalau resultan nya nol
dan tidak berada dalam ketidakterbatasan, yaitu
∑X=0 ∑Y=0 ∑M=0

F Perjanjian tanda
Pada tumpuan suatu konstruksi batang atau rangka batang timbul gaya ataureaksi tumpuan yang
diakibatkan oleh bebanan pada konstruksi itu. Reaksitumpuan harus seimbang dengan beban
konstruksi. Pelaksanaan atau perhitungannya boleh dilakukan dengan menggunakan tiga syarat
keseimbangan
- Rekasi tumpuan menjadi positif jikalau tumpuan itu ditekan, dan menjadinegative apabila
kebalikannya.
- Gaya normal (N) menjadi positif jikalau terjadi gaya Tarik menarik dan negativeapabila
kebalikannya.
- Gaya lintang (D) menjadi positif jikalau batang sebelah kiri dari suatu potongannaik keatas dan
negative apabila kebalikannya.
- Momen (M) menjadi positif apabila momen disebelah kiri akan memutar searah jarum jam dan
negative apabila kebalikannya.

Bab 2 llmu inersia dan ketahanan

A Besaran besaran lintang


 Titik berat bidang
Kita membebani suatu bidang F dengan suatu beban merata q = 1 (m isalnya bidang itu terdiri
dari satu pelat dari bahan bangunan seragam). Kemudian kita bagi bidang F atas sembarang
jumlah bidang kecil f;. Hasil atau ukuran bidang kecil f;ini merupakan suatu gaya oleh beban
merata. Titik berat S kita ketahui sebagai titik tangkap resultante gaya f; dalam arah horisontal
dan vertikal.
 Momen lembem dan momen sentrifugal pada bidang
pada perhitungan titik berat kita bekerja dengan momen yang statis lnear,akan tetapi pada
perhitungan tegangan kta bekerja dengan momen yang statiskwadrat. Oleh karena momen
sentrifugal menjadi nol kita dapat mengatakan, bahwa suatu garis sumbu simetri selalu juga
menjadi suatu garis sumbu utama.
 Lingkaran Mohr
Lingkarang mohr yang ditemukan mohr pada tahun 1868 memungkinkanmenggambar hubugan
hubungan antara momen lembam dan momen sentrifugal, baik pada sistim koordinat beritik
tangkap pada titik berat maupun sistimkoordinat sembarang.
B Tegangan normal
 Ketentuan keseimbangan
Suatu batang yang lurus, berbentuk prisma dan langsing akan mengubah bentuknya sampai gaya
dalamnya menjadi seimbang dengan gaya luarnya. Kejadian keseimbangan akan kita perhatikan
dengan ketentuan agar perubahan bentuknya itu kecil sekali dan pengaruh atas titik tangkap gaya
luar dan jurusannya begitu kecil agar pada perhitungan kita abaikan pengaruhnya. Dengan suatu
potongan siku pada garis sumbu kita membagi batang yang kita perhatikan atas dua potongan
Resultante tegangan normal a dan resultante tegangan T harus seimbang dengan gaya normal N
dan gaya lintang Q.
 Ketentuan perubahan bentuk
Potongan dari suatu batang yang datar harus juga menjadi datar sesudah mengalami perubahan
bentuk. Asas ini dalam praktek hanya bisa diterapkan pada batang dari bahan bangunan yang
seragam, misalnya bahan besi, baja dsb. Pada batang dari bahan bangunan yang tidak seragam,
seperti kayu atau batang dari beberapa bahan yang disambung seperti misalnya bahan beton
bertulang, asas ini hanya cocok pada perhitungan tegangan linear.
 Hubungan antara masing-masing tegangan
Jikalau gaya normal mempunyai titik tangkap pada titik berat kita dapatmengatakan xa=0, ya=0
dan tegangan selanjutnya berbunyi :
O= N/F
Dengan catatan gaya Tarik selalu menjadi positif dan gaya tekan selalu menjadi negative
 Momen lentur
Oleh karena momen lentur yang bekerja pada bagian kiri pada balok yang dipotong, momen
dengan jurusan putaran berlawanan dengan jarum jam menjadi positif ( + ), dan kita menentukan
 Besaran inti
Jikalau garis sumbu nol berputar sekeliling sisi penampang potongan, garis penghubung tiap-tiap
titik tangkap A menggambarkan sisi besaran inti.

C tegangan geser
 Tegangan geser oleh gaya lintang
Tegangan geser T menjadi sejajar pada gaya lintang dan pembagian pada lebarnya potongan z
menjadi merata.
D tegangan tegangan
 Tegangan linear
Tegangan Q ini akan kita bagi atas tegangan normal ou yang siku pada potongan Fu dan atas
tegangan geser Tuv yang sejajar pada potongan Fu.
E penggunaan dan keamanan
 Keamanan
Jikalau kita memperhatikan diagram perubahan panjang e dan tegangan a pada suatu btang Tarik
dari baja, kita melihat 2 tingkat yang berbahaya, yaitu :Batas mengecil dan batas titik
patah.Tegangan yang diperbolehkan selanjutnya harus memenuhi suatu faktorkeamanan n supaya
bahan bangunan yang dibebani tidak mendapat beban sampaiava tau ag.Jikalau suatu bahan
bangunan mendekati bahan bangunan hook, angkakeamanan boleh ditentukan agak kecil
sebaliknya angka keamanan menjadi agak besar. Oleh karena itu, baja mempunyai angka
keamanan yang agak kecil dibandingkan dengan misalnya beton atau kayu.
 Beban yang berulang ulang
Jika kita membebani suatu bahan bangunan tidak dari nol sampai titik patah, melainkan dengan
beban yang berulang sebesar Δa = a max – a min, kita boleh menentukan titik patah dengan nilai a
max.
 Teori teori titik patah
Kekakuan bahan bangunan pada umumnya ditentukan dalam keadaan tegangan linear (gaya
tarik atau gaya tekan). Dengan pertimbangan bahaya oleh tegangan linear atau tegangan dalam
ruang kita memerlukan suatu teori titik patah. Kebenaran teori titik patah itu hanya bisa
dipertimbangkan pada percobaan-percobaan dan oleh pengalaman. Pada umumnya kita
membedakan Iima teori titik patah, yaitu:
1. Teori menurut tegangan utama yang terbesar
2. Teori menurut penguluran terbesar
3. Teori menu rut tegangan geser yang terbesar
4. Teori titik patah menu rut Mohr
5. Teori titik patah menurut pekerjaan perubahan bentuk yang tetap

Bab 3 konstruksi batang


A pengetahuan dasar
Konstruksi batang ialah suatu konstruksi yang terdiri atas satu atau lebih batang yang dapat
menerima gaya normal, gaya lintang dan momen lentur. Sebaliknya konstruksi rangka batang
(vakwerk) terdiri atas suatu sistim yang hanya dapat menerima gaya normal (tekanan atau
tarikan).
Yang kita sebut batang atau balok ialah suatu bagian bangunan yang biasanya menerima beban
siku pada garis sumbunya dan mengalami lendutanoleh momen lentur, dan berbaring horizontal,
walaupun sering kita dapati baloktunggal yang miring atau berdiri vertical dan yang berbentuk
portal atau busur.
B balok tunggal
 Balok tunggal dengan satu gaya
Pada balok tunggal dengan satu gaya kita tentukan, bahwa batang itusendiri tidak mempunyai
bobot sendiri. Pada balok tunggal dengan tiga atau lebihgaya kita pada umumnya menambah
bobot sendiri pada gaya masing masing,maka konstruksinya batang tidak mempunyai bobot
sendiri. Jikalau pada baloktunggal dengan hanya da gaya perlu kita tentukan pengaruh atas bobot
sendiri.
 Balok tunggal dengan beberapa gaya
Pada balok tunggal dengan tiga atau lebih gaya kita pada umumnya menambah bobot sendiri
pada gaya masing-masing, maka konstruksi batang tidak mempunyai bobot sendiri. Jikalau pada
balok tunggal dengan hanya dua gaya perlu kita tentukan pengaruh atas bobot sendiri.
Momen pada suatu titik sembarang menjadi sama dengan luasnya bidang (diagram) gaya lintang
Q dari tumpuan sampai titik sembarang itu. Jikalau dikerjakan dari kiri tanda ( +,-) menjadi sama,
jikalau dikerjakan dari kanan tanda ( +,-) menjadi terbalik (berlawanan).

 Beban tunggal dengan beban merata


Pada balok tunggal dengan beban merata q kita dapat mendapatkan beban total sebesar q .l=p
reaksi tumpuan = RA = RB.q.l/2=p/2
 Balok tunggal dengan beban merata terbatas
Balok tunggal dengan beban merata terbatas kita bagi atas:
a) beban merata terbatas pada satu ujung,
b) beban merata terbatas sembarang dan
c) beban terbatas simetris.
 Balok tunggal dengan beban segitiga
Pada balok tunggal dengan beban segitiga kita bedakan antara a) beban segitiga yang simetris
dan b) beban segitiga yang satu hadap saja.
C konsole
 Konsol dengan satu gaya pada ujung yang bebas
Jikalau kita potong batang (konsole) ini pada tempat sembarang kita melihat, bahwa gaya lintang
Q berjurusan ke bawah, dan oleh perjanjian tanda menjadi positif (+)
 Konsol dengan beberapa gaya
 Konsol dengan beban merata
 Konsol dengan gaya horizontal
Konsole dengan gaya horisontal H di dalam praktek timbul pada konstruksi pelantar/ anjungan
dengan pagar. Menurut Peraturan muatan Indonesia N.l. - 18/1970 muatan horisontal pada pagar
harus sebesar 5 s/d 10% dari muatan lantai tsb.
 Konsol dengan macam macam beban dan gaya
D balok tunggal bersudut
Harus diperhatikan dengan khusus tanda ( + , -) terutama pada reaksi tumpuan masing-masing
oleh karena pada banyak contoh jurusannya pada permulaan belum diketahui. Pada contoh itu
kita memilih suatu jurusan saja, dan jikalau jurusan berlawanan hasil menjadi negatif (-).Karena
penentuan tanda ( +,-) yang benar pada momen lentur menjadi penting sekali, pad a sistim berikut
diberi suatu urat nisbi sebagai garis putus. Momen lentur yang mengakibatkan gaya tarik pad a
urat nisbi menjadi posit if ( +). Tanda ( +,-) pada gaya normal N dan gaya lintang q kita
E balok rusuk gerber
ikalau lebar bentang atau jarak antara dua tumpuan pada konstruksi batangmenjadi terlalu
besar, kita harus mencari konstruksi yang lain. Balok rusuk gerbermenggunakan engsel yang begitu
dikonstruksikan sehingga engsel dapatmenerima gaya lintang dan normal tetapi bukan momen.
Banyak engsel yangdibutuhkan itu sama dengan banyaknya tumpuan dalam.Balok rusuk gerber
terutama digunakan pada konstruksi atap. Harusdiperhtaikan bahwa suatu bagian konstruksi atap
dengan balok rusuk gerber tidak boleh berengsel pada bagian yang bersuai angina. Engsel
biasanyadikonstruksikan dengan satu baut.

Bab 4 konstruksi rangka batang ( vakwerk)


A pembanguan konstruksi rangka batang
 Ketentuan statis
Suatu konstruksi rangka batang menjadi statis tertentu jikalau kita dapat menentukan reaksi
tumpuan dan gaya batang masing-masing dengan syarat keseimbangan. Selanjutnya kita
memperhatikan suatu titik simpul m sembarang pada suatu konstruksi rangka batang.
 Kestabilan konstruksi rangka batang
. Ketentuan rum us hanya menentukan, bahwa suatu konstruksi rangka batang menjadi statis
tertentu, akan tetapi bukan agar konstruksi rangka batang menjadi stabil atau tidak. Misalnya dua
k6nstruksi rangka batang berikut, lihat gambar. memenuhi rumus , akan tetapi hanya contoh
pertama menjadi stabil. Contoh kedua menjadi tidak stabil karena suatu bagian berbentuk
persegi-empat dan pada satu bagian diagonalnya bersilangan dan menjadi statis tidak tertentu.
B penentuan gaya batang
Menurut ketentuan keseimbangan yang bisa dilakukan secara gratis dengan menggambar satu
poligon batang tarik untuk setiap titik simpul, kita dapat menentukan gaya batang pada suatu titik
simpul sembarang, jikalau kita ketahui satu gaya batang dan dapat mencari dua gaya batang.
Dengan memperhatikan ketentuan keseimbangan secara grafis ini kita dapat menutup poligon
batang tarik.

Bab 5 perhitungan alat alat sambungan


A alat alat sambungan baja
Alat-alat sambungan bertugas menyalurkan gaya-gaya pada satu bagian bangunan ke bagian
bangunan atau konstruksi yang lain. Konstruksi satu sambungan dengan alat sambungan kita bagi
atas: sambungan tamping satu dan sambungan tampung dua.
B sambungan las
Bentuk las sambungan dibagi atas : las sudut dan las tumpul, Tegangan-tegangan pada
sambungan las sudut atau tumpul ditentukan terpisah atas pengaruh gaya normal N atau gaya
lintang Q. · Jikalau suatu sambungan las pada profil baja I harus menerima momen M, gaya !intang
Q dan gaya normal N, maka kita menentukan, bahwa: Momen M diterima oleh sambungan sayap,
gaya lintang Q diterima oleh sambungan badan dan gaya normal N diterima oleh semua
sambungan profit. Kemungkinan lain yang lebih mudah dapat kita lakukan dengan suatu tegangan
perbandingan ov.
C Alat alat sambung kayu
1. gigi tunggal , Pemakaian gigi tunggal secara ilmiah pada kuda penopang maupun pada takikan
kayu pelana mempengaruhi dengan sudut yang sama cp/2. Kemiringan bidang gigi tunggal yang
belakang ditentukan oleh dalamnya takikan d.
2. paku , Paku berdiameter kecil lebih baik daripada yang besar. Sebaliknya kepadatan paku
jangan juga terlalu besar untuk menjaga jangan sampai kayu pecah.

D Konstruksi berlapis majemuk dengan perekat


Yang disebut konstruksi berlapis majemuk, ialah konstruksi kayu, yang menggunakan papan-
papan tipis, yang saling direkatkan dengan seratnya sejajar dengan perekat, sehingga merupakan
balok yang berukuran besar.

Bab 6 balok terusan


A Balok terjepit
Jepitan pada suatu balok terjadi kalau sudut putar tumpuan o dan B lebih
kecil daripada balok tunggal garis elastis mengubah lengkungan makin keras penjepitan makin
lebih dekat pada pertengahan balok terjepit.
Jepitan maximal terjadi kalau sudut (α dan β ) = 0 Oleh karena balok terjepit merupakan tiga kali
statis tidak tertentu, maka kita tidak dapat berhasil menggunakan syarat-syarat perseimbangan
Yang sebetulnya harus kita cari ialah: M1; M2 dan H
 Gaya-gaya pada balok terjepit
Kita memilih suatu sistim dasar yang serupa dengan sistim yang kita punyai, kita terapkan
untuk balok terjepit dengan panjang (lebar bentang) / kita memilih satu balok tunggal dengan
lebar bentang
 Macam-macam jepitan

Ukuran dan besarnya ukuran jepitan pada hal ini hanya tergantung pada momenlembam /, modul
elastis E dan macam tumpuan pada ujung bawah. Atas dasar ini maka disebut ukuran jepitan
sendiri. Kebalikan dengan ukuran jepitan pada batang 1 yang hanya tergantung pada momen
lembam /, modul elastis Edan macam tumpuan pada ujung bawah batangbatang 2 sld 4, dan
bukan pada momen lembam / dan modul elastis F sendiri. Atas dasar ini maka disebut ukuran
jepitan asing.
2 ringkasan buku pembanding

Bab 1 gaya, momen, tumpuan dan muatan ( beban)


Sebuah konstruksi dibuat dengan ukuran ukuran fisik tertentu haruslah mampu menahan gaya
gaya yang bekerja dan kondtruksi tersebut harus kokoh sehinnga tidak hancur dan rusak.dalam
ilmu mekanika rekayasa terdapat metode penyelesaian dengan motode statis tak tentu. Pada
metode statis tertentu berlaku prinsip gaya gaya dalam arah vertikal dan horizontal dan
penyesuaian momen pada tumpuan dapat dinyatakan sbb :
Σky = 0 Σkh = 0 Σkm = 0
A gaya
Gaya merupakan kekuatan yang dapat membuat benda yang dalam keaadan diam menjadi
bergerak. Gaya biasanya dilambangkan sebagai besaran yang mempunyai arah dan digambarkan
seperti vektor.
Apabila ada dua gaya atau lebih yang bekerja pada sebuah benda maka dapat dilakukan
penggabungan gaya gaya tersebut yang disebut dengan resultan gaya.
B momen
Momen terjadi apabila sebuah gaya bekerja mempunyai jarak tertentudari titik yang akan
menahan momen tersebut dan besarnya momen tersebut adalah besarnya gaya dikalikan dengan
jaraknya. Satuan momen adalah tm, kgm, kgcm.jarak gaya terhadap titik momen yang ditinjau
sangat besar pengaruhnya terhadap besarnya momen yang timbul.
C tumpuan
Tumpuan merupakan tempat perletakan konstruksi dalam meneruskan gaya gaya yang bekerja
ke pondasi. Dalam ilmu mekanika dikenal 3 tumpuan yaitu ;
 Tumpuan sendi
Tumpuan sendi sering disebutkan dengan engsel karena cara kerjanya mirip engsel. Tumpuan
sendi mampu memberikan reaksi arah vertikal dan reaksi horizontal artinya tumpuan sendi
mampu menahan gaya vertikal dan gaya horizontal atau terdapat dua buah variable yang
diselesaikan ( Rv dan Rh), tumpuan sendi ini tidak dapat menahan momen
 Tumpuan rol
Tumpuan rol adalah tumpuan yang dapat bergeser ke arah horizontal sehingga tumpuan ini tidak
dapat menahan gaya horizontal. Pada tumpuan rol terdapat roda yang dapat bergeser yang
gunanya untuk mengakomodir pemuaian pada konstruksi sehingga konstruksi tidak rusak.
Tumpuan rol hanya mampu memberikan reaksi arah vertikal artinya tumpuan rol hanya dapat
menahan gaya vertikal saja.tumpuan ini tidak dapat menahan momen
 Tumpuan jepit
Tumpuan jepit berupa balok yang terjepit pada tiang (kolom) diamana pada tumpuan ini mampu
memberikan reaksi terhadap putaran momen sehingga pada tegangan jepit terdapat tiga buah
variabel yang harus diselesaikan ( Rv Rh dan momen)
D momen atau beban
Muatan adalah beban luar yang bekerja pada konstruksi. Secara umum muatan terdiri atas 2
jenis yaitu muatan terpusat dan muatan terbagi merata.
Muatan terpusat adalah beban yang bekerja secara terpusat disatu titik asaja sedangkan muatan
terbagi rata adalah beban yang bekerja secara merata disepanjang balok tergantung dari panjang
muatan terbagi rata tersebut.

Bab 2 balok di atas dua tumpuan


A reaksi tumpuan
reaksi tumpuan terjadi akibat adanya aksi. Pada balok sederhana reaksi tumpuan dihitung
dengan prinsip keseimbangan gaya yaitu ΣRh = 0 serta momen = 0
 Reaksi tumpuan beban terpusat
Sebuah balok sederhana sepanjang L dibebani dengan beban terpusat p dengan jarak a dari titik
A
a b

 Reaksi tumpuan beban terbagi rata


Reaksi tumpuan dapat ditentukan dengan cara menentukan berat beban terbagi rata sebesar q
disepanjang balok.pusat berat beban berbagi rata ditentuka berdasarkan diagonalnya maka beban
terbagi rata bekerja ditengah tengah bentang L.
 Reaksi tumpuan kombinasi berat
Pada sebuah konstruksi ada kalanya bekerja kombinasi dua jenis beban yaitu beban terpusat dan
beban terbagi rata. Langkah penyelesaian kondisi seperti ini adalah menyusun seluruh beban yang
bekerja menjadi kearah vertikal dan horizontal
B bidang momen
bidang momen adalah besarnya momen yang bekerja pada segmen balok atau titik yang ditinjau
dan hasil tersebut nantinya akan digambarkan dalam bentuk gambar bidang momen agar dapat
dibaca dengan mudah
momen yang akan digambarkan terbagi dalam 2 jenis yaitu momen positif dan momen negatif.
Momen positif bekerja pada serat bawah balok sedangkan momen negative bekerja pada serat
atas balok. Untuk penentuan besarnya momen perlu dibuat kesepakatan bahwa apabila gaya
bekerja pada titik sumbu yang ditinjau searah dengan jarum jam maka tandanya akan positif (+)
dan gambar bidang momen diarsir secara vertikal dan begitupun sebaliknya.
 Bidang momen beban terpusat
 Bidang momen beban terbagi rata
 Bidang momen kombinasi beban
C bidang gaya lintang
Gaya lintang yang terjadi pada balok adalah gaya gaya tegak lurus terhadap balok. Untuk beban
terpusat maka bidang gaya lintang pada muatan terpusat yang ditinjau pada titik titik yang
mempunyai gaya vertikal terhadap balok, untuk beban gterbagi rata beban merata sesuai debgan
panjang gaya lintang.
Bidang gaya lintang ada yang positif ada pula yang negatif , apabila bidang gaya lintang dibagian
atas gaya horizontal sebagai garis referensi nol maka tanda bidang tersebut adalah positif dan
begitupun sebaliknya.
Arah gaya yang bekerja dimana untuk gaya yang arah kerjanya ke atas maka gaya tersebut
bertanda positif dan begitupun sebaliknya
 Bidang gaya lintang beban terpusat
Untuk balok yang dibebani lebih dari satu muatan terpusat dan terdapat beban miring dengan
sudut tertentu, maka gaya lintang pada tiap titik dapat diselesaikan dengan menguraikan gaya
miring tersebut terhadap sumbu vertikal dan horizontal dan gaya lintang digunakan gaya yang
vertikal
 Bidang gaya lintang terbagi rata
Gaya lintang pada beban gterbagi rata terjadi disepanjang beban tersebut dan pada bagian
tengah beban terbagi rata gaya lintang sama dengan 0
D bidang normal
Gaya normal adalah gaya dalam yang bekerja sejajar dengan serat balok untuk memberikan
reaksi dari gaya luar yang bekerja juga sejajar serat balok. Secara umum gaya normal yang akan
digambarkan dalam bentuk bidang normal dapat dikatakan sebagai reaksi horizontal terhadap
gaya horizontal, apabila gaya normal arahnya ke kanan maka bertanda positif dan begitu
sebaliknya
E konstruksi kentilever (over steak)
Pada konstruksi ini terdapat salah satu ujung baloknya terjepit sementara ujung balok yang lain
bebas atau tanpa tumpuan

Bab 3 garis pengaruh


A garis pengaruh reaksi tumpuan
Beban bergerak bekerja sejarak x dari tumpuan a maka reaksi tumpuan dapat dihitung sebesar
beban dikalikan dengan ordinatnya.
B garis pengaruh momen dan gaya lintang
Untuk melukis garis pengaruh momen dilakukan dengan membuat busur menggunakan jangka
pusat di titik a dengan jari jari ac .
C menghitung momen maksimum dan letak momen maksimummenggunakan garis pengaruh
Pada sebuah balok yang ditumpu oleh 2 buah tumpuan dan dilewati oleh muatan bergerak
dengan sumbu rodamuka P1 . kata kunci penyelesaiannya adalah meletakkan titik tengah antara
resultan gaya P1 dan P2 ditengah tengah batang.
Bab 4 konstruksi bersendi banyak
Apabila suatu balok dibuat dengan cara balok yang menerus yang ditumpu oleh lebihdari 2
tumpuan maka perhitungan pada balok tersebut harus dihitung dengan prinsip konstruksi statis
tak tentu.
A konstruksi dengan beban terpusat
 Konstruksi dengan 3 tumpuan
Jumlah sendi tambahan berjumlah (3-2) adalah 1 buah yang ditempatkan pada titik s.
 Konstruksi dengan 4 tumpuan
Pada konstruksi dengan 4 tumpuan maka dapat dilakukan penempatan tambahan sendi dengan
3 alternatif penempatan dan penempatan tersebut juga sangat tergantung dari letak pembebanan
pada konstruksi tersebut.
 Konstruksi dengan 5 gtumpuan atau lebih
Untuk konstruksi bersendi banyak dengan 5 tumpuan atau lebih maka cara penyelesaian dapat
direplokasi. Perihal yang perlu diperhatikan dalam penempatan sendi tambahan adalah dengan
memperhatikan pembebanan yang bekerja pada suatu konstruksi tersebut.

Bab 5 konstruksi portal


Portal adalah sebuah konstruksi gabungan balok gerber dalam bentuk konstruksi bersendi
banyak dan konstruksi tersebut dikombinasikan dengan tiang penyangga.
Berdasarkan bentuk dan konstruksinya maka portal dapat bervariasi seperti:
- Portal dengan kaki sama tinggi dan tegak lurus
- Portal dengan kaki sama tinggi dan tegak lurus gabungan dengan balok gerber
- Portal dengan kedua kakinya miring dan sama tinggi
- Portal dengan kedua kakinya miring dan sama tinggi dengan gabungan balok gerber
- Portal dengan kedua kakinya miring dan tidak sama tinggi
- Portal dengan kedua kakinya miring dan tidak sama tinggi dengan gabungan balok gerber
- Portal dengan satu kakinya tegak lurus dan kaki lainnya miring dan sama tinggi
- Portal dengan satu kakinya tegak lurus dan kaki lainnya miring dan sama tinggi dengan
gabungan balok gerber.
BAB 3

PEMBAHASAN

A PEMBAHASAN ISI BUKU ( UTAMA DAN PEMBANDING)


A. pembahasan bab 1

Pada buku utama yaitu MEKANIKA TEKNIK 1 STATIKA&KEGUNAANNYA membahas tentang


beban pada pada konstruksi batang dan rangka batang , tumpuan, gaya, momen, syarat syarat
keseimbangan dan penggunaan syarat syarat keseimbangan pada perhitungan konstruksi
batang dan rangka batang. Dimana beban pada konstruksi batang dibedakan atas beban yang
tetap yang selalu berada dan beban yang bergerak atau berubah yang tidak selalu ada atau
berubah bebannya.tumpuan ada 3 yaitu sendi, rol dan jepit.walaupun kita tidak bisa merasa
gaya dalam maupun gaya luar, kita bisa melihat akibatnya. Momen yaitu hasil gaya kali jarak
antara garis kerja dan kutub D kita tentukan sebagai momen satu gaya terhadap titik kutup
D.syarat syarat keseimbangan timbul dalam 3 bentuk.

Pada buku pembanding yaitu mekanika rekayasa menjelaskan tentang gaya, momen,
tumpuan dan muatan. Dimana gaya merupakan kekuatan yang dapat membuat benda yang
dalam keadaan diam menjadi beregerak. Momen terjadi apabila sebuah gaya bekerja
mempunyai jarak tertentu dari titik yang akan menahan momen tersebut. Didalam mekanika
rekayasa terdapat 3 tumpuan yaitu tumpuan sendi rol dan jepit. Muatan adalah beban luar
yang bekerja pada konstruksi.

B .pembahasan bab 2

Dalam buku utama, bab 2 membahas tentang ilmu inersia dan ketahanan dimana disebutkan
bahwa Suatu batang yang lurus, berbentuk prisma dan langsing akan mengubah bentuknya
sampai gaya dalamnya menjadi seimbang dengan gaya luarnya. ubah bentuknya sampai gaya
dalamnya menjadi seimbang dengan gaya luarnya. Kejadian keseimbangan akan kita
perhatikan dengan ketentuan agar perubahan bentuknya itu kecil sekali dan pengaruh atas
titik tangkap gaya.momen yang bekerja akibat gaya luar dan besarnya gaya lintang serta
normal pada inersia
Pada buku pembanding dibahas mengenai balok diatas dua tumpuan dan pengertian beban
terpusat, beban terbagi rata dan cara penyelesaian reaksi tumpuan akibat beban luar juga
dijelskan tentang reaksi tumpuan, bidang momen, bidang gaya lintang, bidang momen dan
bidang normal. Reaksi tumouan yang dimaksud adalah reaksi yang terjadi akibat adanya aksi.

C .pembahasan bab 3

Dalam buku utama bab 3 membahas mengenai konstruksi batang dimana terdapat
pembangunan konstruksi rangka batang dan penentuan gaya gaya batang. Konstruksi batang
ialah suatu konstruksi yang terdiri atas satu atau lebih batang yang dapat menerima gaya
normal, gaya lintang dan momen lentur.

Pada buku pembanding dijelaskan konstruksi bersendi banyak , menjelaskan tentang


konstruksi dengan pokok bahasan tentang konstruksi yang ditumpu oleh tumpuan lebih dari
2. Prinsip utamanya adalah menentukan jumlah sendi tambahan.

B .KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU


 Kelebihan

Buku utama

1. Tampilan luarnya menarik sehingga membuat pembaca berminat untuk membaca


2. Tata letak tata cara menulis sudah rapi dan bagus serta sesuai membuat pembaca
tertarik
3. Isi buku lengkap dan teratur

Buku pembanding

1. sampul nya menarik


2. cara penulisan rapi
3. buku dilengkapi dengan gambar sehingga memudahkan pembaca untuk memahami

kekurangan
buku utama

1. terdapat bahasa bahasa yang sulit untuk dipahami


2. ada beberapa kalimat yang butuh penjelasan namun tidak dijelaskan

buku pembanding

1. Gambar-gambar yang dilampirkan tidak berwarna, sehingga kurang menarik .


2. Tidak adanya di akhir bab mencamtumkan rangkuman
BAB 4

PENUTUP
A kesimpulan

Mekanika Teknik merupakan suatu cabang Teknik sipil yang mempelajaristatika bagaimana
gaya yang terjadi pada bangunan. Dimana cara menghitung gaya bangunan itu juga
merupakan hal yang perlu untuk dipahami para Tekniksipil. Untuk menjadi seorang Teknik
sipil yang berkualitas itu dia harus bisamengetahui berapa besar gaya yang diterima atau
beban yang mampu ditopang bangunan tersebut. Oleh sebab itu, menjadi ahli Teknik sipil itu
adalah tugas yang besar dan penuh tanggung jawab, karena keselamatan orang lain
bergantung pada kita.

B rekomendasi

Diharapkan setelah membaca critical book report ini pembaca lebihmengerti tentang menjadi
seorang Teknik sipil yang berkualitas dan apa sajayang terkandung didalamnya sehingga kita
dapat memahami tentang teori, prinsip dan kegunaan statika dalam Teknik sipil
DAFTAR PUSTAKA
Heiz Frick (1983) Mekanika Teknik 1, Statika dan Kegunaannya, Yogyakarta, Kanisius.

Wesli (2010) Mekanika Rekayasa, Yogyakarta, Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai