Anda di halaman 1dari 10

KUIS BIOKIMIA

Nama : Devi Renha Lestari


NPM : 52019050194
Kelas : Progsus S1 Farmasi Kelas Kudus

1. Sebutkan dan jelaskan struktur dasar hormon secara kimiawi beserta contohnya
Jawab :
Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya
 Golongan steroid, yang termasuk golongan ini adalah : turunan dari kolestrerol yaitu
androgen, estrogen dan adrenokortikoid
 Golongan eikosanoid yaitu dari asam arachidonat
 Golongan derivat asam amino dengan molekul yang kecil, yang termasuk golongan ini
adalah thyroid, katekolamin, epinefrin dan tiroksin
 Golongan polipeptida / protein : insulin, glukagon, GH, TSH, oksitosin vasoperin,
hormon yang dikeluarkan oleh mukosa usus dan lain-lainnya.

2. Sebutkan dan jelaskan sistem kerja hormon berdasarkan kelarutannya beserta contoh
hormonnya
Jawab :
Berdasarkan sifat kelarutan, hormon dibagi menjadi 2 :
 Hormon Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak, contohnya :
hormon golongan steroid (estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid,
aldosteron) dan tironin (misalnya tiroksin).
Hormon lipofilik berfungsi dengan pengaktifan gen spesifik di sel target yang akan
menyebabkan pembentukan protein intraseluler yang baru. Protein ini bisa enzimatik
maupun struktural.
 Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air, contohnya insulin,
glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin dan katekolamin (misalnya :
dopamin, norepinefrin, epinefrin).
Hormon hidrofilik yang mengikat di permukaan berfungsi dengan jalur pengaktifan
second messenger (caraka kedua) di dalam sel target. Aktivasi ini secara langsung
mengubah aktifitas protein intraseluler yang telah ada, biasanya enzim, untuk
menghasilkan efek yang diharapkan.

3. Jelaskan kaitan sistem endokrin dalam tubuh manusia


Jawab :
Sistem endokrin merupakan sistem yg mengatur serta menghasilkan hormon yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia. sistem endokrin pada manusia mempunyai hubungan
yang sangat erat dengan sistem saraf pada manusia. sistem ini berperan dalam menjaga
homeostatis dalam tubuh. Fungsi Kelenjar Endokrin :
 Penghasil hormone
 Mengontrol aktivitas
 Merangsang aktivitas
 Pertumbuhan jaringan
 Mengatur metabolism
 Metabolisme zat

4. Sebutkan metabolisme makromolekul di dalam tubuh manusia beserta contohnya


Jawab :
Pembahasan
Metabolisme adalah sebuah proses biokimiawi yang terdapat di dalam tubuh mahkluk
hidup, proses kimia ini dapat berupa penyusunan ataupun penguraian zat tertentu supaya
dapat diserap oleh tubuh. Dilihat sari kata pembentuknya, asal kata metabolisme berasal
dari kata “metabole’ yang mempunyai arti perubahan. Artinya mahkluk hidup mengubah
dan mengolah suatu zat melalui proses kimiawi untuk mempertahankan hidupnya.
 Katabolisme adalah suatu proses penguraian zat yang berubah menjadi partikel-
partikel yang berukuran lebih kecil agar bisa dirubah menjadi energi.
 Anabolisme adalah suatu proses penyusunan senyawa-senyawa organic dari
molekul tertentu supaya dapat diserap tubuh.
Dalam tubuh mahkluk hidup terdapat tiga proses metabolisme antara lain metabolisme
karbohidrat, metabolisme lemak dan juga metabolisme protein.
Metabolisme makromolekul di dalam tubuh manusia :
 Metabolisme KH : asam amino, fruktosa, lactosa
 Metabolisme protein dan asam amino
 Metabolisme lemak : trigliserid dan cholesterol
 Metabolisme purin dan pirimidin

5. Sebutkan dan jelaskan karakteristik sistem endokrin beserta contohnya


Jawab :
 Sekresi Diurnal adalah polah naik turun dalam periode 24 jam. Contohnya : kortisol
kadarnya akan meningkat di pagi hari, dan menurun di malam hari.
 Sekresi hormonal pulsatif & siklik adalah naik tutun sepanjang waktu tertentu
(bulanan) Contoh : Estrogen merupakan non-siklik dengan puncak & lembahnya
menyebabkan siklus menstruasi pada wanita.
 Sekresi hormonal variable adalah berubah dan tergantung pada kadar subtract lainnya.
Contoh : paratiroid disekresi dalam berespon terhadap kadar Ca Serum.
 Hormon bekerja  dalam system umpan balik (memungkinkan tubuh untuk
dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal).
 Hormon mengatur laju aktifitas esluler.
 Hormon tidak mengawali perubahan biokimia  tapi hanya memengaruhi sel-sel yang
mengandung reseptor yang sesuai (yang melakukan fungsi spesifik).
 Hormon punya fungsi dependan & interdependen  suatu pelepasan hormone dari 1
kelenjar sering merangsang pelepasan hormone dari kelenjar lainnya.
 Hormon bekerja  bekerja secara konstan di reactivated oleh hepar / mekanisme lain
dan diekskresi oleh ginjal.
1. Sebutkan dan jelaskan hormone yang dihasilkan kelenjar hipofisis pars media
Jawab :
 Bagian ini menghasilkan melanotrofin atau intermedin (Melanosit Stimulating
Hormone / MSH).
 Hormon ini berperan dalam mengatur perubahan warna kulit.

2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam penyakit yang diakibatkan hormone tiroid


Jawab :
 Hipotiroidisme : Penyakit ini disebabkan oleh kadar hormon tiroksin yang terlalu
sedikit sehingga tubuh mengalami defisiensi. Hormon tiroksin ini diproduksi oleh
kelenjar tiroid. Pada umumnya, hipotiroidisme dialami oleh wanita berusia lebih dari
60 tahun dengan gejala umum seperti konstipasi, kulit kering, sensitif terhadap suhu
lingkungan yang dingin, lemas, mudah lelah, hingga kenaikan berat badan yang tidak
jelas.
 Hipertiroidisme : Sebaliknya dengan hipotiroidisme, hipertiroidisme disebabkan oleh
produksi hormon tiroid yang berlebihan dalam tubuh. Gejala penyakit ini ditandai
oleh detak jantung yang cepat, tidak beraturan, berat badan turun dengan cepat,
berkeringat, gelisah, hingga suasana hati mudah berubah.
 Penyakit Gondok : Penyakit gondok ini pasti sudah sangat diketahui oleh kebanyakan
orang. Penyakit ini terjadi akibat pembengkakan kelenjar tiroid sehingga terlihat
adanya benjolan dibagian leher. Parahnya, jika benjolan tersebut menekan
tenggorokan atau kerongkongan, maka akan memengaruhi perubahan suara, batuk,
hingga kesulitan menelan atau bernapas.
 Nodul Tiroid : Inilah jenis penyakit terparah yang harus diwaspadai. Nodul tiroid
adalah benjolan padat atau berisi air yang terdapat dalam kelenjar tiroid. Benjolan ini
bisa berupa tumor jinak atau kista dan jumlahnya bisa lebih dari satu. Berbahaya,
nodul tiroid ini tidak menunjukkan adanya gejala sehingga sulit untuk dideteksi ketika
pemeriksaan kesehatan umum. Baru, ketika nodul ini tumbuh lebih besar bisa
diketahui dan menyebabkan kesulitan bernapas hingga menelan. Selain itu pada nodul
tiroid terdapat gondok yang terlihat (kelenjar tiroid yang membesar) suara menjadi
serak atau berubah, terasa sakit di leher, dan mengalami kesulitan bernapas terutama
saat berbaring rata. Adanya nodul juga bisa memengaruhi produksi hormon tiroksin
jadi berlebih dan memicu hipertiroidisme.
3. Sebutkan dan jelaskan mekanisme insulin dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah
Jawab :
Insulin adalah hormon yang disekresikan oleh sel β Langerhans dalam pankreas. Saat
glukosa darah meningkat, transporter glukosa (GLUT2) akan memasukkan glukosa ke
dalam sel dan menyebabkan peningkatan ATP intraseluler yang menutup kanal KATP.
Depolarisasi sel β mengakibatkan influks ion Ca2+ melalui kanal Ca2+ yang sensitif
tegangan dan memicu pelepasan insulin. Ikatan insulin pada reseptor sub unit α
mengaktivasi aktivitas tirosin kinase sub unit β dan memulai suatu rantai kompleks
reaksi-reaksi yang menyebabkan efek insulin

Glucose Ca2+ Channel


K+ channel shut Opens Insulin
GLUT-2 Releas
e

Glucose K+
↑↑
Glucose-6-phosphate Insulin + C peptide
Cleavag
Depolarization e
of membrane enzymes
ATP Proinsulin
Glucose signaling
preproinsulin
Preproinsulin
B. cell Insulin Synthesis

Mekanisme sekresi insulin pada sel beta akibat stimulasi


Glukosa (Kramer, 95)
Dinamika sekresi insulin

4. Sebutkan dan jelaskan jenis glucose transporter berdasarkan mekanisme kerjanya


Jawab :
 GLUT-1 (Glucose transporter-1) : GLUT-1  terdapat dimana-mana, merupakan
pengangkut utama di dalam otak. Sel endotel memiliki vesikel pinocytotic. Yang
banyak terdapat pada mitokondria dan specific carriermediated transport
proteins merupakan fitur dari kedua vasculatures. Transportasi ini membentuk
mekanisme yang berperan penting dalam metabolisme komponen dari sawar darah
otak dan sawar darah retina dan terdiri dari GLUT-1 (untuk transportasi glukosa) dan
system transportasi protein asam amino spesifik. Ini merupakan penanda metabolik
sawar endotel yang merupakan specific carriermediated transport proteins beberapa
nutrisi seperti glukosa dan asam amino melintasi tight junctions, serta degradasi
enzimatik molekul-molekul saat melintasi sawar darah otak dan sawar darah retina.
Terdapat postulat bahwa distribusi asimetris membrane plasma protein pada endotel
(luminal vs abluminal) menyebabkan endotelium terpolarisasi, yang menciptakan
resistensi listrik untuk permeabilitas. Aktivitas metabolik normal jaringan neural
dipengaruhi transportasi glukosa secara konstan. Akibat tuntutan metabolik yang
tinggi, transport glukosa dari darah melintasi sawar darah otak ke dalam sel otak
dimediasi oleh transport terfasilitasi cepat. Protein transporter glukosa (GLUT),
terutama GLUT-1  memastikan pasokan glukosa. 
 GLUT-2 (Glucose transporter-2) : GLUT-2 terdapat pada sel hati, pankreas, usus
halus dan ginjal.  terdapat transporter glukosa yang tidak bergantung-natrium, GLUT-
2, yang memfasilitasi transpor gula keluar sel menuju darah kapiler (kontralumen /
tunika serosa). GLUT-2 digunakan untuk glukosa, galakatosa, dan fruktosa yang
selanjutnya diteruskan ke vena porta menuju hati dan sirkulasi sistemik. Ada beberapa
tahapan dalam proses sekresi insulin, setelah adanya rangsangan oleh molekul
glukosa. Tahap pertama adalah proses glukosa melewati membran sel. Glucose
transporter 2 (GLUT-2) yang terdapat dalam sel beta merupakan “kendaraan”
pengangkut glukosa dari dalam darah melewati membrane ke dalam sel. Molekul
glukosa akan mengalami proses glikolisis dan fosforilasi di dalam sel kemudian
membebaskan molekul ATP. Molekul ATP yang terbentuk dibutuhkan untuk proses
pengaktifkan penutupan kanal K+ pada membran sel. Penutupan ini berakibat pada
terhambatnya pengeluaran ion K+ dari dalam sel yang menyebabkan terjadinya tahap
depolarisasi membran sel, yang diikuti oleh tahap pembukaan kanal Ca2+. Keadaan
inilah yang memungkinkan masuknya ion Ca2+ sehingga menyebabkan peningkatan
kadar ion Ca2+ intrasel. Suasana ini dibutuhkan dalam proses sekresi insulin. 
 GLUT-3 (Glucose transporter 3) : GLUT-3 berfungsi pada sel otak, ginjal dan
plasenta. GLUT-3 terutama ditemukan di neuron. GLUT-3 (untuk transportasi
glukosa) dan system transportasi protein asam amino spesifik.
 GLUT-4 ( Glucose transpirter 4) : GLUT-4 terletak di jaringan adiposa, otot jantung
dan otot skeletal. Insulin meningkatkan transpor glukosa dari darah ke dalam sel
target di jaringan perifer (otot, otak, jaringan lemak, hati, dan lain-lain)
melalui transporter glukosa (GLUT-4). Jaringan adiposa berfungsi sebagai organ
endokrin yang memproduksi adipokin, seperti leptin dan adinopektin, yang mengatur
homeostasis lipid dan glukosa. Keduanya mempengaruhi metabolisme energi pada
jaringan lain seperti hepar dan otot, serta perilaku yang berkaitan dengan makan
melalui efek pada jalur neuroendokrin. Pada tahap molekuler, TNF-α meningkatkan
serin fosforilasi dari IRS-1 dan menurunkan regulasi ekspresi dari GLUT-4, sehingga
memberikan kontribusi pada resistensi insulin. Adinopektin memiliki efek insulin
sensitizing, yang berfungsi meningkatkan penghambatan produksi glukosa hepatik
sekaligus penyerapan glukosa dan pemanfaatan lemak dan otot. Ekspresi adinopektin
ini berkurang pada manusia dan mencit yang mengalami obesitas. Produksi
adinopektin distimulasi oleh PPARγ (Peroxisome Proliferator-Actived Receptor-
Gamma).
 GLUT-5 (Glucose transporter-5) : GLUT-5 bertanggung jawab terhadap absorpsi
glukosa dari usus halus. Absorpsi monosokarida dilakukan di dalam jejunum ke
dalam darah sistem vena porta, terutama untuk heksosa (glukosa, galaktosa, manosa,
dan fruktosa) dan sebagai gula pentosa (ribosa). Mekanisme absorpsi monosakarida
yaitu transpor aktif untuk glukosa dan galaktosa serta difusi fasilitasi untuk fruktosa
yang absorpsinya lebih lambat dari glukosa dan galaktosa. Difusi fasilitasi ini
menggunakan bantuan dari transporter fasilitatif bergantung natrium (GLUT-5).
Transporter ini juga dapat digunakan oleh glukosa dan galaktosa jika gradien
konsentrasi mendukung. Normalnya, di dalam darah hanya terdapat sedikit fruktosa di
luar fruktosa yang berasal dari diet.
5. Sebutkan dan jelaskan regulasi sekresi GH beserta bagannya
Jawab :

Produksi GH dikontrol oleh Growth Hormone Releasing Hormone (GHRH) yang


merangsang sekresi GH dan Somatotropin Release Inhibiting Factor (SRIF) atau dikenal
dengan sebutan Somatostatin yang menghambat sekresi GH (Wilson, 2003). Neuron-
neuron dari nukleus arkuatus adalah bagian utama hipotalamus yang memproduksi
GHRH. Kemudian GHRH disekresi ke dalam pembuluh kapiler median dan dibawa oleh
sistem portal hipotalamus menuju kelenjar hipofisis anterior (Behrman, 2011). Pertukaran
regulasi sekresi antara GHRH dan hormon somatostatin tergantung dari irama ritmik GH
(Wilson, 2003). Sekresi GH dominan terjadi pada malam hari ketika pelepasan
somatostatin oleh nukleus periventrikuler hipotalamus berkurang. Somatostatin
menghambat stimulasi GHRH secara non kompetitif pada membran sel reseptor,
mengurangi frekuensi, dan memanjangkan amplitudo sekresi GHRH (Berne, 2000).
Terdapat pula GHRH lain, yaitu hormon Ghrellin yang dihasilkan lambung dan bekerja
langsung pada sel somatotrop sehingga sekresi GH meningkat (Pangkahila, 2007).
Ghrellin adalah asam amino peptida yang mampu mengikat reseptor sekretagogus GH
untuk menginduksi GHRH hipotalamus dan GH hipofisis (Pangkahila, 2007). Sekresi GH
yang tertinggi dalam 24 jam terjadi pada masa pubertas seiring dengan kenaikan sekresi
hormon-hormon steroid seksual terutama testosteron dan estradiol, kemudian menurun
sejalan dengan bertambahnya umur. Hormon-hormon tersebut merupakan modulator
yang kuat bagi sekresi GH. Testosteron serum berkorelasi positif dengan sekresi GH
secara total dan amplitudo, tetapi tidak dengan frekuensi (Berne, 2000).

6. Sebutkan dan jelaskan tahap menstruasi


Jawab :

4 Tahapan Siklus Menstruasi :


 Fase pendarahan / menstruasi : Hari pertama pada fase menstruasi menjadi patokan
hari ke-1 dari siklus menstruasi. Pada umumnya, fase menstruasi rata-rata
berlangsung selama 7 hari, ada yang mengalami kurang dari 7 hari dan ada pula yang
mengalami lebih dari 7 hari (tetapi kurang dari 15 hari). Fase menstruasi terjadi jika
sel ovum tidak dibuahi oleh sel sperma. Keadaan yang terjadi pada fase menstruasi
adalah produksi hormon estrogen dan progesteron terhenti yang menyebabkan
peluruhan dinding endometrium sehingga terjadi pendarahan atau yang kita sering
kita kenal sebagai masa menstruasi. Jadi, darah yang didapati wanita dewasa pada saat
menstruasi terjadi akibat peluruhan dinding endometrium. Saat terjadi peluruhan
dinding endometrium, ada sebuah lapisan dasar di balik lapisan yang terkikis.
Kemudian akan membentuk lagi sebuah lapisan dinding baru di dalam rahim dan
menebalkan dinding tersebut selama bulan berikutnya. Kondisi folikel pada masa
menstruasi berupa folikel primer yang akan berkembang dan masuk ke siklus
selanjutnya. Proses ini akan diulang terus setiap bulannya di dalam rahim hingga
masa menopause dan jika tidak terjadi kehamilan.
 Fase folikuler / pra ovulasi : Pada fase pra ovulasi / folikuler terjadi proses sekresi
hormon FSH oleh kelenjar hipofisis anterior. Pada saat fase folikuler ini, produksi
FSH mengalami proses kenaikan. Di mana peran dari hormon FSH adalah mengubah
folikel primer yang terbentuk pada tahapan sebelumnya menjadi folikel sekunder.
Folikel sekunder yang terbentuk menyebabkan produksi hormon estrogen dan
kemudian akan terjadi penebalan dinding endometrium.
 Fase ovulasi : Fase berikutnya dalam 4 tahapan siklus menstruasi adalah fase ovulasi.
Pada fase ovulasi, hormon estrogen akan mempengaruhi hipofisis anterior untuk
sekresi hormon LH yang berperan dalam memicu ovulasi untuk melepas oosit
sekunder. Fase ovulasi merupakan tahapan di mana ovum (sel telur) siap dibuahi oleh
sel sperma. Kondisi yang terjadi pada fase ovulasi adalah folikel mencapai
kematangan, sekresi hormon estrogen meningkat, sekresi hormon FSH dan LH
meningkat, sel telur keluar dari folikel.
 Fase luteal / pasca ovulasi : Tahapan yang terakhir adalah fase pasca ovulasi, pada
fase ini terjadi pembentukan korpus luteum yang akan menghasilkan hormon
progesteron. Hormon ini berperan dalam penebalan dinding endometrium. Sehingga,
keadaan dinding endometrium akan semakin menebal. Jika terjadi pembuahan,
dinding endometrium akan dipertahankan dan semakin menebal dan fase menstruasi
tidak terjadi. Jika ovum tidak dibuahi maka akan terjadi peluruhan dinding
endometrium dan terjadi menstruasi.

Anda mungkin juga menyukai