Jurnal Keputusan Pembelian
Jurnal Keputusan Pembelian
Abstraksi
Penelitian mengenai keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk sepeda motor cukup
banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kembali mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap produk sepeda motor Mio.
Faktor-faktor yang digunakan adalah Kualitas produk, Harga kompetitif, dan Citra merek yang
dihipotesiskan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Yamaha Mio. Metode analisis
yang digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel kualitas produk, harga kompetitif, citra
merek terhadap keputusan pembelian adalah dengan mengguanakan analisis regresi berganda
dengan bantuan program statistik SPSS for window versi 14 dan uji hipotesis yang berpedoman
pada apabila P value < 0,05 maka kesimpulannya Ha diterima dan apabila P value > 0,05 maka
Ha ditolak.Hasil penelitian mendapatkan bahwa persamaan regresi yang terbentuk adalah Y:
0,303 X1 + 0,255 X2 + 0,334 X3 .
Secara simultan variabel kualitas produk (X1), harga kompetitif (X2), citra merek (X3) dapat
mempengaruhi keputusan pembelian karena nilai koefisien uj F hitung sebesar 34,339, sedangkan
secara parsial tidak dapat tidak dapat mempengaruhi keputusan pembelian adalah kualitas
produk, harga kompetitif, citra merek. Variabel penjual secara parsial tidak dapat mempengaruhi
keputusan pembelian. Saran penelitian yang diperoleh adalah perlunya pemasar untuk
meningkatkan image Yamaha Mio untuk memberikan kesan bahwa Yamaha Mio bukan motor
murahan, sehingga dapat disimpulkan adanya kesesuaian harga dengan kualitas produk. Di sisi
lain juga diperlukannya saling kerja sama untuk dapat saling menyediakan produk dengan Kualitas
produk yang tinggi, Harga yang kompetitif, dan Citra merek yang baik.
Kata Kunci : Kualitas Produk, Harga Kompetitif, Citra Merek, Keputusan Pembelian
P
lembaga keuangan pun tidak segan untuk
erkembangan dunia usaha yang mengucurkan kredit penjualan sepeda motor.
semakin pesat dewasa ini menye- Untuk dapat memiliki sepeda motor,
babkan perusahaan harus meng- konsumen tidak perlu mengeluarkan dana
hadapi persaingan yang ketat. Dalam era besar, cukup membayar DP kira-kira di
perkembangan zaman yang semakin cepat bawah Rp. 1.000.000,00 dan cicilan kira-kira
dan batas yang semakin tipis membuat Rp. 400.000,00 maka dalam waktu tiga tahun
manusia menuntut untuk diperhatikan lebih sepeda motor sudah menjadi milik sendiri.
customized (Cespedes, 1995). Terlebih lagi Persaingan pasar sepeda motor
dalam hal pemenuhan terhadap kebutuhan, otomatik semakin ramai. Dan saat ini pasar
konsumen sekarang ini cenderung lebih sepeda motor otomatik diramaikan oleh tiga
individualis dan menuntut sesuatu hal yang merek yaitu Yamaha Mio, Honda Vario dan
lebih bersifat pribadi atau personal. Untuk Suzuki Spin. Pertumbuhan sepeda motor
memenuhi kebutuhan tersebut perusahaan jenis skuter otomatik (matik) terus meningkat
dituntut mampu memahami keinginan dan di dalam negeri, bahkan pertumbuhan dalam
kebutuhan konsumen agar tetap survive. empat tahun terakhir mencapai sekitar 680
Diterima tidaknya produk yang dijual sangat %, sehingga banyak produsen sepeda motor
tergantung pada persepsi konsumen atas mulai melirik pasar tersebut (http://
produk tersebut. Jika konsumen merasa paketsukses.com/blog/index). Mulai copywrite
produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan “ Mio Sporty, Otomatis Duluan “ Yamaha
dan keinginannya pasti konsumen akan berusaha keras menancapkan persepsi
membeli produk tersebut. sebagai merek pertama di kategori motor
Seperti sekarang ini persaingan di matik meski sebetulnya Kymco lah yang lebih
dunia otomotif semakin ketat, khususnya dahulu masuk ke pasar motor matik
persaingan sepeda motor. Fakta memper- Indonesia pada tahun 2000.
lihatkan penjualan sepeda motor terus Sekarang ini Yamaha Mio dihadang
meningkat. Kondisi ini membuat produsen oleh dua kompetitor utama seperti Honda
semakin meningkatkan inovasi dengan Vario dan Suzuki Spin. Honda Vario tidak
meluncurkan produk-produk baru untuk masuk dalam kategori bebek seperti Mio tetapi
meningkatkan penguasaan pasar. Sepeda masuk dalam bentuk Scooter seperti Kymco.
motor adalah sarana transportasi roda dua Namun sebagai motor matik, Honda Vario
yang menjadi primadona para pengguna tetap merupakan kompetitor yang meng-
jalan khususnya di kota Semarang. Hal ini ancam Yamaha Mio. Dengan kehadiran kom-
bukan karena sepeda motor irit bahan bakar, petitor seperti Honda Vario dan Suzuki Spin,
tetapi juga cocok untuk kondisi jalanan yang bagi Yamaha tidak menjadi masalah karena
relatif tidak bertambah. Dengan sepeda Yamaha adalah pemain pertama di Indonesia
motor, mobilitas masyarakatpun tinggi. yang khusus membidik pangsa pasar
Mereka bisa pergi ke mana saja tanpa Yamaha Mio dan Yamaha Nouvo untuk
khawatir terjebak kemacetan dan tanpa perlu segmen wanita yang saat ini belum digarap
mengeluarkan uang untuk tarif angkutan pasar sepeda motor.
yang positif antara harga dan kualitas suatu pada berbagai jenis barang dan jasa.
produk, maka mereka akan membandingkan Pembeli membandingkan harga dari
antara produk yang satu dengan yang lainnya beberapa alternatif yang tersedia,
dan barulah konsumen mengambil keputusan kemudian memutuskan alokasi dana
untuk membeli suatu produk. yang dikehendaki.
Menurut William J. Stanton (1994), 2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi
harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan harga dalam mendidik konsumen
konsumen dengan manfaat dari memiliki atau mengenai faktor-faktor produk, seperti
menggunakan produk atau jasa yang lainnya kualitas. Hal ini terutama bermanfaat
ditetapkan oleh pembeli atau penjual untuk satu dalam situasi di mana pembeli mengalami
harga yang sama terhadap semua pembeli. kesulitan untuk menilai faktor produk atau
Sedangkan definisi harga oleh Stanton seperti manfaatnya secara obyektif.
yang dikutip oleh Basu Swastha dan Irawan Harga (price) dari sudut pandang
(1990) adalah sejumlah uang (ditambah pemasaran merupakan satuan moneter atau
beberapa produk kalau mungkin) yang ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa
dibutuhkan untuk mendapat-kan sejumlah lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh
kombinasi dari produk dan pelayanan. hak kepemilikan atau penggunaan suatu
Monroe (1990), dalam Lilik Wahyudi barang dan jasa. Dari sudut pandang
(2004) menjadikan harga sebagai indikator konsumen, harga seringkali digunakan
berapa besar pengorbanan (sacrifice) sebagai indikator value bilamana harga
yang diperlukan untuk membeli suatu tersebut dihubungkan dengan manfaat yang
p r o du k se k a l ig us d ij ad i k a n se ba g a i dirasakan atas suatu barang dan jasa. Value
indikator level of quality. dapat didefinisikan antara manfaat yang
Harga juga merupakan salah satu dirasakan terhadap harga (Dodds et al, 1991;
elemen bauran pemasaran yang paling Grewal et al, 1998a; Grewal et al, 1998b;
fleksibel; harga dapat diubah dengan cepat, Agarwal dan Teas, 2001; Verma dan Gupta,
tidak seperti fitur produk dan perjanjian 2004) dalam (Lilik Wahyudi, 2004).
distribusi (Zeithaml, 1988), dalam (Lilik Kesan konsumen terhadap harga baik
Wahyudi, 2004) itu mahal, murah ataupun standar akan
Lebih lanjut, Fandy Tjiptono menga- berpengaruh terhadap aktivitas pembelian
takan bahwa, harga memiliki dua peranan selanjutnya dan kepuasan konsumen setelah
utama dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Kesan ini akan menciptakan nilai
beli, yaitu : persepsian konsumen terhadap suatu
1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi barang. Manakala konsumen kecewa setelah
harga dalam membantu para pembeli membeli suatu barang ternyata terlalu mahal
untuk memutuskan cara memperoleh menurut dia, maka kemungkinan selanjutnya
manfaat atau utilitas tertinggi yang dia akan enggan untuk membeli barang itu
diharapkan berdasarkan daya belinya. lagi dan bisa jadi beralih ke barang lain. Kesan
Dengan demikian, adanya harga dapat konsumen terhadap harga dipengaruhi oleh
membantu para pembeli untuk memutus- harga barang lain yang dijadikan referensi
kan cara mengalokasikan daya belinya (reference price). Reference price menurut
Shiffman dan Kanuk (2000), dalam (Lilik Dikemukakan bahwa citra merek akan
Wahyudi, 2004) diterjemahkan sebagai berpengaruh langsung terhadap tingginya
apapun bentuk harga yang dijadikan minat beli terhadap suatu perkembangan
konsumen sebagai dasar perbandingan untuk produk. Hal tersebut didukung oleh pendapat
menilai harga barang lain. Gaeff (1996) yang menyatakan bahwa
Beberapa penelitian menunjukkan perkembangan pasar yang demikian pesat
bahwa konsumen akan menjadi loyal pada mendorong konsumen untuk lebih
merek-merek berkualitas tinggi jika produk- memperhatikan citra merek dibandingkan
produk ditawarkan dengan harga yang wajar karakteristik fisik suatu produk dalam
(Dharmmestha, 1999). Dalam hal ini dapat memutuskan pembelian.
diambil kesimpulan bahwa konsumen akan “Brand equity is a set of assets (and
tetap loyal pada merek-merek yang Liabilities) linked to a brand’s name and
berkualitas, bergengsi dan eksklusif apabila symbol that adds to (or substract from ) the
ditawarkan dengan harga yang wajar. Selain value provide by a product or service to a firm
itu terdapat tipe konsumen yang loyal pada and that firm customers. The major asset
produk dengan harga yang murah. Namun categories are : brand awareness ; perceived
setelah ada merek lain dengan harga yang quality ; brand associations ;and brand
lebih murah ia akan melakukan perpindahan loyality” (Aaker 1991 :51 ). Ekuitas merek
ke merek tersebut. berhubungan dengan nama merek yang
Menurut William J. Stanton (1994) ada dikenal, kesan kualitas, asosiasi merek yang
tiga ukuran yang menentukan harga, yaitu : kuat, dan asset-aset lainnya seperti paten,
1. Harga yang sesuai dengan kualitas suatu dan merek dagang. Jika pelanggan tidak
produk tertarik pada satu merek dan membeli karena
2. Harga yang sesuai dengan manfaat suatu karakteristik produk, harga, kenyamanan, dan
produk dengan sedikit memperdulikan merek,
3. Perbandingan harga dengan produk lain kemungkinan ekuitas merek rendah.
Dengan demikian, dapat ditarik suatu Sedangkan jika para pelanggan cenderung
hipotesis sebagai berikut : membeli suatu merek walaupun dihadapkan
H2 : Harga Kompetitif berpengaruh positif dengan pesaing yang menawarkan produk
terhadap keputusan konsumen dalam yang lebih unggul, misalnya dalam hal harga
membeli sepeda motor Yamaha Mio. dan kepraktisan, maka merek tersebut
memiliki nilai ekuitas yang tinggi.
Citra Merek Menurut Aaker (1996 : 10) brand
Merek merupakan atribut yang awareness adalah kekuatan keberadaan
memberikan manfaat non materiil, yaitu sebuah merek dalam pikiran pelanggan.
kepuasan emosional, terdiri dari variabel : Kekuatan tersebut ditunjukan oleh kemam-
mempertimbangkan merek sebelum puan pelanggan mengenal dan mengingat
membeli motor, memilih merk motor tertentu, sebuah merek. Kesadaran merek dapat
memilih merk motor yang terkenal. membantu mengkaitkan merek dengan
Kaitan antara citra merek dengan asosiasi yang diharapkan oleh perusahaan,
minat beli dikemukakan Habul (1991). menciptakan Familiarity pelanggan pada
Sangat Setuju (SS) = Diberi bobot / skor 5 Suatu konstruk atau variabel dikatakan
Setuju (S) = Diberi bobot / skor 4 reliable jika memberikan nilai Cronbach
Netral (N) = Diberi bobot / skor 3 Alpha > 0,60 (Ghozali, 2005 : 41-42).
Tidak Setuju (TS) = Diberi bobot / skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) = Diberi bobot 2. Uji Validitas
/ skor 1 Uji Validitas digunakan untuk
mengukur sah (valid) atau tidaknya suatu
4. Tabulating kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
Pengelompokan data atas jawaban valid jika pertanyaan pada kuesioner
dengan benar dan teliti, kemudian dihitung mampu untuk mengungkap sesuatu yang
dan dijumlahkan sampai berwujud dalam akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji
bentuk yang berguna. Berdasarkan hasil Validitas dihitung dengan membandingkan
tabel tersebut akan disepakati untuk nilai r hitung (correlated item-total
membuat data tabel agar mendapatkan correlation) dengan nilai r tabel. Jika r
hubungan atau pengaruh antara variabel- hitung > r tabel dan nilai positif maka butir
variabel yang ada. atau pertanyaan tersebut dinyatakan valid
(Ghozali, 2005 : 45)
B. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif adalah bentuk 3. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
analisa yang menggunakan angka-angka dan a. Uji Multikolinieritas
perhitungan dengan metode statistik, maka Uji Multikolinieritas bertujuan
data tersebut harus diklasifikasikan dalam untuk menguji apakah dalam model
kategori tertentu dengan menggunakan tabel- regresi ditemukan adanya korelasi
tabel tertentu untuk mempermudah dalam antar variabel bebas. Dalam model
menganalisis dengan menggunakan program regresi yang baik seharusnya tidak
SPSS for Windows versi 13.0 terjadi korelasi di antara variabel
Adapun alat analisis yang digunakan, bebas. Jika variabel bebas saling
antara lain : berkorelasi, maka variabel-variabel ini
1. Uji Reliabilitas tidak orthogonal. Variabel orthogonal
Uji Reliabilitas adalah data untuk adalah variabel bebas yang nilai
mengukur suatu kuesioner yang korelasi antar sesamanya sama
merupakan indikator dari variabel atau dengan nol (Ghozali, 2005 : 91).
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan Multikolinieritas dapat dilihat
reliabel atau handal jika jawaban dari nilai tolerance dan lawannya, yaitu
seseorang terhadap pernyataan adalah Variance Inflation Factor (VIF).
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Tolerance mengukur variabilitas
Kehandalan yang menyangkut kekonsis- variabel bebas terpilih yang tidak
tenan jawaban jika diujikan berulang pada dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.
sampel yang berbeda. SPSS memberi- Jadi, nilai tolerance yang rendah sama
kan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF
dengan uji statistik Cronbach Alpha (). = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum
dipakai untuk menjelas-kan adanya - Jika tidak ada pola yang jelas, serta
multikolinieritas adalah nilai tolerance titik-titik yang menyebar di atas dan
< 0,10 atau sama dengan nilai VIF > di bawah angka 0 pada sumbu Y,
10 (Ghozali, 2005 : 92). maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2005 : 105).
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas ber- c. Uji Normalitas
tujuan untuk menguji apakah dalam Uji Normalitas bertujuan untuk
model regresi terjadi ketidaksamaan menguji apakah dalam model regresi,
variance dari residual satu variabel pengganggu atau residual
pengamatan ke pengamatan yang memiliki distribusi normal. Seperti
lain. Jika variance dari residual satu diketahui bahwa uji t dan uji F meng-
pengamatan ke pengamatan yang asumsikan bahwa nilai residual meng-
lain tutup, maka disebut homo- ikuti distribusi normal. Kalau asumsi
skedastisitas dan jika berbeda, maka ini dilanggar maka uji statistik menjadi
disebut heteroskedastisitas. Model tidak valid (Ghozali, 2005 : 110).
regresi yang baik adalah yang Cara untuk mengetahui nor-
terdapat homoskedastisitas atau malitas adalah dengan melihat
tidak terjadi heteroskedastisitas normal probability plot yang mem-
(Ghozali, 2005 : 105). bandingkan distribusi kumulatif dari
Cara untuk mengetahui ada distribusi normal. Distribusi normal
atau tidaknya heteroskedastisitas akan membentuk suatu garis lurus
adalah dengan melihat grafik plot diagonal, dan plotting data akan
antara nilai prediksi variabel terikat dibandingkan dengan garis diagonal.
(ZPRED) dan residulanya (SRESID). Jika distribusi data residual adalah
Deteksi terhadap heteroskedastisitas normal, maka garis yang meng-
dapat dilakukan dengan melihat ada gambarkan data sesungguhnya akan
tidaknya pola tertentu pada grafik mengikuti garis diagonalnya (Ghozali,
Scatterplot antara SRESID dan 2005 : 110).
ZPRED di mana sumbu Y adalah X
yang telah diprediksi, sumbu X adalah 4. Analisis Regresi Linier Berganda
residual (Y prediksi – Y sesungguh- Dalam analisis ini dapat dilihat
nya) yang telah di- studentized. Dasar bagaimana variabel bebas, yaitu Kualitas
analisis : Produk (X1), Harga Kompetitif (X2), dan
- Jika ada pola tertentu, seperti titik- Citra Merek (X3), mempengaruhi (secara
titik yang ada membentuk pola positif atau negatif ) variabel terikat, yaitu
tertentu yang teratur (bergelombang, keputusan pembelian sepeda motor
melebar kemudian menyempit), maka Yamaha Mio (Y). Bentuk matematisnya
mengindikasikan telah terjadi heteros- secara umum adalah sebagai berikut
kedastisitas. (Supranto,2001 : 236) :
wanita dan juga yang berkunjung hingga larut Setelah diuji validitas, langkah
malam pada I-cos Coffee shop adalah pria. selanjutnya adalah uji reliabilitas yaitu
berhubungan dengan masalah ketepatan dari
Responden Menurut Usia suatu data, sedangkan untuk pengujian
Karakteristik responden berdasarkan reliabilitas melalui nilai koefisien alpha dengan
usia dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut : dibandingkan nilai 0,60. Konstruk atau variabel
dikatakan reliabel apabila mempunyai nilai
alpha di atas 0,60 dan sebaliknya (Imam
Ghozali, 2005). Berdasarkan hasil per-
hitungan dengan program SPSS dapat
disajikan pengujian validitas dan reliabilitas
pada Tabel 4.3.
Berdasarkan pada Tabel 4.3 dapat
ditunjukkan bahwa semua indikator (observed)
adalah valid, hal ini ditandai dengan nilai
Corrected Item - Total Correlation > r tabel
(0,159). Pembuktian ini menunjukkan bahwa
semua indikator (observed) layak digunakan
sebagai indikator dari konstruk (laten variabel).
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan Koefisien alpha (cronbach alpha) memiliki nilai
bahwa dari 162 responden yang tertinggi di atas 0,60 sehingga dapat dijelaskan bahwa
adalah responden yang berusia antara 21 variabel – variabel penelitian (konstruk) yang
sampai dengan 25 tahun yaitu sebesar 34,56 berupa keputusan pembelian, minat beli, sikap
persen sedangkan yang terendah adalah konsumen, pengalaman membeli, kualitas
berusia 36 sampai dengan 40 tahun yaitu hubungan, dan reputasi toko adalah reliabel
sebanyak 5,55 persen. Hal ini dikarenakan atau memiliki reliabilitas yang tinggi, sehingga
konsep dan target marketnya dari coffee shop mempunyai ketepatan yang tinggi untuk
tersebut ditujukan pada kaum muda yaitu dijadikan variabel (konstruk) pada suatu
mahasiswa pada umumnya. penelitian.
menjadi kesatuan langkah dalam pengujian Proses Analisis Data dan Pengujian Model
hipotesis. Responden dalam penelitian ini Penelitian
adalah adalah konsumen I-Cos coffee shop Proses analisis data dan pengujian
Semarang yang berjumlah 162 responden. model penelitian akan menjelaskan tentang
langkah-langkah analisis yang digunakan
dalam penelitian ini. Langkah-langkah
tersebut mengacu pada proses analisis SEM bahwa dalam menguji hubungan kausalitas
sebagaimana dikemukakan oleh Ferdinand maka matriks kovarianlah yang diambil
(2005). Adapun urutan langkah-langkah sebagai input untuk operasi SEM.
analisis tersebut meliputi: Langkah selanjutnya setelah
menyusun sampel kovarian sebagaimana
Pengembangan Model Berdasarkan Teori
tampak pada Tabel 4.16 adalah menentukan
Pengembangan model dalam
teknik estimasi. Setelah mengkonversi data
penelitian ini didasarkan atas telaah pustaka
menjadi matrik kovarian maka langkah
dan kerangka pemikiran sebagai mana telah
selanjutnya yang dilakukan adalah
dijelaskan dalam Bab II. Secara umum model
menentukan teknik estimasi. Teknik estimasi
tersebut terdiri atas 3 variabel independen
yang akan digunakan adalah maximum
(Eksogen) dan 3 variabel dependen
likehood estimation method karena jumlah
(Endogen). Tiga variabel independen adalah
sampel yang digunakan berkisar antara 100
pengalaman membeli, kualitas hubungan, dan
- 200. Teknik ini dilakukan secara bertahap
reputasi toko. Sedangkan variabel dependen
yakni estimasi measurement model dengan
terdiri dari sikap konsumen, minat beli, dan
teknik confirmatory factor analysis dan
keputusan pembelian.
structural equation model, yang dimaksudkan
untuk melihat kesesuaian model dan
Menyusun Diagram Alur (Path Diagram)
hubungan kausalitas yang dibangun.
Setelah pengembangan model
berbasis teori dilakukan maka langkah
Analisis Structural Equation Model
selanjutnya adalah menyusun model tersebut
Analisis selanjutnya adalah analisis
dalam bentuk diagram. Langkah ini telah
Structural Equation Model (SEM) secara Full
dilakukan dan penggambarannya dapat dilihat
Model yang dimaksudkan untuk menguji
pada Bab III.
model dan hipotesis yang dikembangkan
dalam penelitian ini. Pengujian model dalam
Konversi Diagram Alur Ke Dalam
Structural Equation Model dilakukan dengan
Persamaan
dua pengujian, yaitu uji kesesuaian model
Model yang telah dinyatakan dalam
dan uji signifikansi kausalitas melalui uji
diagram alur tersebut, selanjutnya dinyatakan
koefisien regresi. Hasil pengolahan data
ke dalam persamaan struktural. Persamaan
untuk analisis SEM terlihat pada Gambar 4.6,
struktural ini juga telah dijelaskan pada Bab
Tabel 4.27 dan Tabel 4.28
III sebelumnya.
terlihat sangat berbeda jauh dari observasi- terdapat Outlier pada pengolahan data ini.
observasi yang lain dan muncul dalam Data mahalanobis distance dapat dilihat
bentuk nilai ekstrim, baik untuk sebuah dalam Tabel 4.29.
variabel tunggal maupun variabel-variabel Terjadinya atau munculnya outlier data
kombinasi (Hair et.al., 1995). Adapun outliers tidak perlu dihilangkan dari analisis karena
dapat dievaluasi dengan dua cara, yaitu data tersebut menggambarkan keadaan yang
analisis terhadap univariate outliers dan sesungguhnya dan tidak ada alasan khusus
analisis terhadap multivariate outliers (Hair dari profil responden yang menyebabkan
et.al., 1995). harus dikeluarkan dari analisis tersebut
Outlier pada tingkat multivariate dapat (Ferdinand, 2005).
dilihat dari jarak Mahalanobis (Mahalanobis
Distance). Perhitungan jarak mahalanobis Uji Normalitas Data
bisa dilakukan dengan menggunakan Pengujian data selanjutnya adalah
program Komputer AMOS 16. Berdasarkan dengan menganalisis tingkat normalitas data
hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa yang digunakan dalam penelitian ini. Asumsi
jarak mahalanobis minimal adalah 19,211 dan normalitas data harus dipenuhi agar data
maksimal adalah 38,730. Berdasarkan nilai dapat diolah lebih lanjut untuk pemodelan
chi-square dengan derajat bebas 21 (jumlah SEM. Normalitas univariate dan multivariate
indikator variabel) pada tingkat signifikansi data yang digunakan dalam analisis ini dapat
0,001 yaitu 46,797 maka nilai mahalanobis diuji normalitasnya, seperti yang disajikan
yang melebihi 46,797 pada Tabel mahalanobis dalam Tabel 4.29.
(Ferdinand, 2005) terdapat Outlier. Sehingga Pengujian normalitas secara univa-
dapat disimpulkan bahwa model tidak riate ini adalah dengan mengamati nilai
skewness data yang digunakan, apabila nilai terdapat nilai CR yang berada diluar + 2,58.
CR pada skewness data berada diantara jadi dapat disimpulkan secara univariate
rentang antara + 2,58 pada tingkat signifikansi sudah baik.
0.01, maka data penelitian yang digunakan Uji normalitas dilakukan dengan
dapat dikatakan normal. Hasil pengujian menggunakan kriteria critical ratio sebesar ±
normalitas data ditampilkan pada Tabel 4.30. 2,58 pada tingkat signifikansi 0,01 (1%)
Pengujian normalitas dilakukan dengan (Ghozali, 2004, p.105), sehingga dapat
mengamati nilai skewness data yang disimpulkan bahwa tidak ada data yang
digunakan apakah terdapat nilai CR yang menyimpang. Uji normalitas data untuk setiap
melebihi + 2,58 pada tingkat signifikansi 0,01. indikator terbukti normal.
Berdasarkan Tabel 4.23 terlihat bahwa tidak
sebesar 0,116 dan pengaruh total - Terdapat pengaruh langsung dari variabel
sebesar 0,463. kualiatas hubungan terhadap sikap
- Terdapat pengaruh langsung dari variabel konsumen sebesar 0,350 dan pengaruh
sikap konsumen terhadap minat beli total sebesar 0,350.
sebesar 0,863 dan pengaruh total - Terdapat pengaruh tidak langsung dari
sebesar 0,863. variabel reputasi took sikap konsumen
- Terdapat pengaruh tidak langsung dari sebesar 0,330 dan pengaruh total
variabel pengalaman membeli terhadap sebesar 0,330.
minat beli sebesar 0,287 dan pengaruh
total sebesar 0,287 KESIMPULAN
- Terdapat pengaruh tidak langsung dari
variabel kualitas hubungan terhadap Seperti yang telah diuraikan dalam Bab
minat beli sebesar 0,302 dan pengaruh 1 bahwa permasalahan yang akan dikaji dalam
total sebesar 0,302. penelitian ini adalah bagaimana sikap
- Terdapat pengaruh tidak langsung dari konsumen terhadap toko untuk dapat
variabel reputasi toko terhadap minat beli meningkatkan minat beli dan melakukan
sebesar 0,285 dan pengaruh total keputusan pembelian. Hasil penelitian ini
sebesar 0,285. berhasil menemukan bahwa ada tiga faktor yang
- Terdapat pengaruh langsung dari variabel dapat mempengaruhi secara signifikan sikap
pengalaman membeli terhadap sikap konsumen yaitu pengalaman membeli, kualitas
konsumen sebesar 0,322 dan pengaruh hubungan, dan reputasi toko. Dari ketiga faktor
total sebesar 0,322.
tersebut, faktor reputasi toko ternyata memilki beli dan diakhiri dengan keputusan pembelian
pengaruh paling kuat terhadap sikap konsumen yang dilakukan konsumen.
dibandingkan dengan pengalaman membeli Selain itu penelitian ini juga
dan kualitas hubungan. menemukan adanya hubungan antara sikap
Temuan ini menunjukkan bahwa konsumen terhadap minat beli dan keputusan
bisnis yang bergerak dalam bisnis kedai kopi pembelian. Hasil penelitian membuktikan
atau coffee shop sebaiknya memberikan adanya pengaruh positif dan signifikan antara
perhatian lebih pada pemberian jaminan mutu keputusan pembelian terhadap minat beli dan
produk dan peningkatan kualitas pelayanan keputusan pembelian. Hal ini berarti bisnis
yang baik dan profesional sesuai dengan coffee shop jadi perlu menggali, mengenali,
keinginan konsumen, memberikan fasilitas dan mampu menentukan dengan tepat apa
pendukung yang memberi kenyamanan lebih yang sebenarnya menjadi sumber keunggulan
bagi pengunjung serta menjalin komunikasi mereka dibanding coffee shop lain dalam
yang baik terhadap pelanggan pada coffee menarik konsumen. Dengan terus menjaga
shop agar mereka dapat merasa betah dan dan mengembangkan kualitas pelayanan serta
memberikan kesan yang baik terhadap mutu produk yang dimiliki coffee shop terhadap
pelanggan. Pelanggan ternyata lebih konsumen maka kelangsungan bisnis coffee
menyukai coffee shop yang bergaya modern, shop akan tetap terjaga.
pelayanan profesional dan dengan desain Hasil pengujian terhadap masalah
konsep penataan coffee shop yang penelitian seperti apa yang telah dilakukan pada
minimalis, konsumen juga lebih menyukai Bab IV membuktikan dan memberi kesimpulan
coffee shop yang rame dikunjungi orang dan untuk menjawab soal tersebut secara singkat
menjadi tempat gaul anak muda. Kemudian menghasilkan beberapa proses dasar untuk
mereka kurang berminat untuk datang ke meningkatkan keputusan pembelian.
coffee shop kecuali ada event-event tertentu, Pertama, faktor yang diduga
serta banyaknya pesaing baik coffee shop mempengaruhi sikap konsumen adalah
local maupun coffee shop asing sehingga pengalaman membeli. Hasil penelitian ini
konsumen bisa lebih memilih dimanapun membuktikan bahwa sikap konsumen
mereka hendak minum kopi atau dipengaruhi oleh pengalaman membeli
menghabiskan waktu berbincang dengan merupakan sebuah tahapan penting dalam
teman. Namun demikian ketiga faktor tersebut mempengaruhi minat beli untuk meningkatkan
tetap menjadi faktor penting untuk keputusan pembelian. Proses peningkatan
menciptakan sikap konsumen terhadap minat keputusan pembelian tersaji dalam gambar 5.1.
Ini dapat diartikan mudah dikenali secara tidak pula keputusan pembelian. Artinya pengaruh
langsung berpengaruh terhadap minat beli pengalaman membeli terhadap keputusan
dan pada akhirnya tercapainya keputusan pembelian adalah positif dan signifikan.
pembelian. Kelima, hasil dari terwujudnya
Keempat, feel adalah faktor dominan reputasi toko adalah meningkatkan keputusan
dalam mencerminkan pengalaman membeli. pembelian. Berikut ini tersaji proses kelima
Berikut tersaji proses keempat dalam dalam meningkatkan keputusan pembelian.
Ferdinand, Augusty, 2000, Manajemen Granbois, Donald, 1981. “An Integrated View
Pemasaran: Sebuah Pendekatan of the Store Choice/Patronage Pro-
Strategik, Research Paper Series, cess.” Advances in Consumer Re-
BP. UNDIP search, Vol. 8, pp. 693-695
Ferdinand, Augusty, 2002, Structural Equa- Hair, J. F., Anderson, R. E. Tatham, R. L., &
tion Modeling Dalam Penelitian Mana- Black, W. C. (1998) Multivariate Data
jemen Aplikasi Model-modelRumit Analysis (Fifth ed.). New Jersey:
Dalam Penelitian Untuk Tesis Magis- Pretince Hall
ter dan Desertasi Doktor, BP UNDI
Hair, J., Anderson, R., Tatham, R., Black, W.
Ferdinand, Augusty, 2006, Structural Equa- (2006), Multivariate Data Analysis,
tion Modeling Dalam Penelitian 6th ed., Prentice-Hall, Englewood
Manajemen Aplikasi Model- Cliffs, New Jersey. Prentice Hall.
modelRumit Dalam Penelitian Untuk
Hatane Semuel, 2007, Perilaku dan
Tesis Magister dan Desertasi Doktor,
BP UNDIP keputusan pembelian konsumen
restoran melalui stimulus 50% Dis-
Fransisca Andreani, 2007, Experential Mar- count di Surabaya, Jurnal Manajemen
keting (Sebuah Pendekatan Pemasaran, Vol.2, No.
Pemasaran) Jurnal Manajemen
Pemasaran, Vol. 2, No. 1 Hawkins, D., Roger J. Best, & Keneth A. Co-
ney, (1980), Consumer Behavior:
Ganesan, S. (1994), “Determinants of long- Building Marketing Strategy, 7th ed.,
term orientation in buyer-seller rela- Mc-Graw Hill Company.
tionships”, Journal of Marketing, Vol.
58, April, pp. 1-19 Herbig, P., J. Milewicz and J. Golden (1994).
A model of reputation building and
Garbarino dan Johnson, 1999, The Different destruction. Journal of Business Re-
roles of satisfaction, trust and Commit- search, 31(1), 23-31.
ment in Costumer Relationship, Jour-
nal of Marketing, Vol.63,P. 70-87 Hennig-Thurau,Thorsten and Klee, Alexander,
1997, “The Impact of Customer Sat-
Ghozali, Imam, 2005, “Aplikasi Analisis Mul- isfaction and Relationship Quality on
tivariate dengan Program SPSS”, Customer Retention: A Critical Reas-
Badan Penerbit Universitas Dipo- sessment and Model Development”,
negoro, Semaran Psychology & Marketing Vol.
14(8):737–764
Ghozali, Imam, 2005, “Aplikasi dengan Pro-
gram AMOS 16.0”, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang
Howard, J.A. and Shay, R.P. (1988) Measur- M Yani Syafei, 2000, Pengaruh Citra Merek
ing The effect of Marketing Informa- dan Penyampaian Jasa Bengkel
tion on Buying Intention. The Journal Resmi terhadap Nilai Pelanggan
of Service Marketing, Vol.2, No.4 Fall, serta dampaknya pada keputusan
P.27-36. Pembelian Pelanggan, Bandung, Pro-
gram Doktor, universitas Padjajaran
Javenpaa, 1999, consumer trust in an
internet store acroos cultural valida- Mar’at, 1982, Sikap manusia perubahan
tion, Journal of computer mediate serta pengukurannya, Jakarta,
communication Ghalia, Indonesia
Jung-Chae Suh and Youjae Yi, 2006, When McKenna, 1995, Relationship Marketing ;
Brand Attitudes Affect the Customer Succsesfull Strategies for the age of
Satisfaction-Loyalty Relation The costumer (6th edition) Addison, Wesley
Moderating Role of Product Involve- publishing Company
ment Journal Of Consumer Psychol-
Morgan, R.M. and Hunt, S.D. (1994), The
ogy, 16(2), 145–155
commitment trust theory of relation-
Kamus Marketing, 1995, Jakarta, Bumi ship marketing, Journal of Marketing,
Aksara Vol. 58, July, pp. 20-38.
Kinnear dan Taylor, 1995, Riset Pemasaran, Mowen et. al., 1990 in Pan, Yue, and Zinkhan,
Alih Bahasa Yohanes Lamaseto, George M., 2006. “Determinants of
Penerbit Erlangga, Cetakan ke 3. Retail Patronage: a Meta-Analytical
Perspective.” Journal of Retailing, 82,
Kotler, Philip, 1998, Manajemen Pemasaran,
pp. 229-243
Analisis Perencanaan, Implementasi
dan Kontrol, Edisi Kesembilan (Edisi Oliver, Richard L, 1997, Satisfaction: A. Be-
Indonesia), Alih Bahasa Hendra Teguh havioral Perspective on The Con-
dan Ronny A. Rusli, Penerbit sumer, McGraw-Hill: New York
Prenhalindo, Jakarta
Rizal Edy halim, 2007, The Financial Impact
Kotler. P (2001), Marketing, Planning, Imple- and Shareholder Wealth Effect of
menting and Analizing, Milennium The Role Relationship Bounding Tac-
tics, Relationship Quality, and Cos-
Edition, Prentice Hall.
tumer Asset Management : a Re-
Loudon, David L. and Dela Bitta, Albert J, search Agenda, Departemen of Man-
1993, Consumer Behavior, Concepts agement, Facultas of Economics,
and Aplications, 4th ed. McGraw-Hill, University of Indonesia
Inc: New York
Remiasa Marcus, 2007, Analisis Persepsi
Pelanggan Terhadap Kualitas
Layanan Coffee Shop Asing Dan Cof-
fee Shop Lokal, Jurnal Manajemen
Perhotelan, Vol.3, No.2,
Ronald L. Hess, 2008, The impact of firm Tjiptono, Fandy. 2005. Manajemen Jasa. Andi
reputation and failure severity on cus- Offset. Yogyakarta.
tomers’ responses to service failures,
Yoestini dan Rahma, Eva. S, 2007. “Analisis
Journal of Services Marketing 22/5
Pengaruh Kualitas Layanan dan Citra
385–398
Merek terhadap Minat Beli dan
Schmitt (1999), Experential Marketing : How Dampaknya pada Keputusan
to get Costumer to Sense, Feel, think, Pembelian”. Jurnal Sains Pemasaran
Act, Relate to your Company Brand, Indonesia: 261-276
The Free Press, New York
Wan Zawiyah Wan Halim dan Abu Bakar
Selnes, Fred (1993), “An Examination of the Ahmed (2005) Consumer Purchase
Effect of Product Performance on Intention at Traditional Restaurant and
Brand Reputation, Satisfaction and Fast Food Restaurant, ANZMAC Con-
Loyalty,” European Journal of Market- ference: Consumer Behaviour
ing, 27 (9), 19-35.
Whidya Utami, 2003, “Analisis efektivitas sa-
Shani D., Chalasani S., 1992. Exploiting fari layanan informasi UKSWMS
Niches Using Relationship Marketing, dengan menggunakan consumer de-
Journal of Consumer Marketing, May cision model, jurnal W idya
Vol. 9, No. 3, pp. 33-42 Manajemen Vol.3 No.1 1-18
Shwu-Ing Wu and Chen-Lien Lo, 2008, The Widjaja Maya, 2007, Analisis Penilaian
influence of core-brand attitude and Konsumen Terhadap Ekuitas Merek
consumer perception on purchase Coffee Shops di Surabaya, Jurnal
intention towards extended product Manajemen Perhotelan, Vol.3, No.2
Asia Pacific Journal of Marketing and
Zeithaml, V. A., & Bitner, M. J. (2000). Ser-
Logistics Vol. 21 No. 1, pp. 174-194
vices marketing integrating customer
Singh, Jagdip, and Deepak Sirdeshmukh. 2000. focus across the firm. New York:
Agency and Trust Mecanism in con- McGraw-Hill Companies
sumer satisfaction and loyalty Judge-
Zeithaml, V. A., Berry, L. L., & Parasuraman,
ment.Journal of the Academy of Mar-
A. (1996). The behavioral conse-
keting Science. Vol 28No.1. pp150-167
quences of service quality.Journal of
Soeratno dan Arsyad, 1999, Metodologi Marketing Research,60, 31–46.
Penelitian untuk ekonomi dan bisnis,
Zeithaml V.A., (1988), Consumer Perception
Yogyakarta, UPP AMP YKPN
of Price, Quality and Value : A Means-
Sugiyono, 1999, Statistik untuk Penelitian, End Model and Synthesis of Evi-
Alfabeta, Bandung dence, Journal of Marketing, vol. 52.
Tjiptono, Fandy, 1998, Strategi Pemasaran,
Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. 2000,
Prinsip dan Dinamika Pemasaran, J
& J Learning, Yogyakarta.