NIM : 20340238
NIM : 20340238
ASPEK UU 36/2009
JUDUL KESEHATAN
ALASAN ATAU LATAR 1. kesehatan merupakan hak asasi manusia
BELAKANG DI BUAT 2. kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya
3. setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan
kesehatan pada masyarakat Indonesia akan
menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi
Negara
4. setiap upaya pembangunan harus dilandasi dengan
wawasan kesehatan dalam arti pembangunan
nasional harus memperhatikan kesehatan
masyarakat dan merupakan tanggung jawab semua
pihak baik Pemerintah maupun masyarakat
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan
DASAR HUKUM Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
KETENTUAN UMUM DEFINISI : Kesehatan, Sumber daya di bidang kesehatan,
Sumber daya di bidang kesehatan, Sediaan farmasi, Alat
kesehatan, Tenaga kesehatan, Fasilitas pelayanan
kesehatan, Obat, Obat tradisional, Teknologi kesehatan dsb
TUJUAN Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2009
TENTANG KESEHATAN
MEMUTUSKAN
BAB 1
KETENTUAN UMUM
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan :
1. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinka setiap orang untuk hidup produktif secara social ekonomis.
2. Sumber daya dibidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, pebekalan
kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan
dan teknologi yang dimanfaatkan unuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Pasal 98
1. Sediaan farmasi dan alat kesehatan harus aman, berkhasiat/bermanfaat, bermutu
dan terjangkau.
2. Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan dilarang mengadakan,
menyimpan, mengelola, mempromosikan, dan mengedarka obat dan bahan yang
berkhasiat obat.
3. Ketentua mengenai pegadaan, penyimpanan, pengolahan, promosi, pengedaran
sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi standar mutu peayanan farasi
yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Pasal 102
1. Penggunaan sedian farmasi yang berupa narkotik dan psikotropik hanya dapat
dilakukan berdasarkan resep dokter atau dokter gigi dan dilarang untuk
disalahgunakan.
Pasal 106
1. Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah mendapatkan izin
edar.
Pasal 108
1. Praktek kefarmasian yang meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan
farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan
obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai degan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
ASPEK PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 51 TAHUN 2009
JUDUL PEKERJAAN KEFARMASIAN
ALASAN ATAU LATAR untuk melaksanakan ketentuan Pasal 63 Undang-Undang
BELAKANG DI BUAT Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, perlu
menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pekerjaan
Kefarmasian
DASAR HUKUM 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor
100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);
KETENTUAN UMUM Definisi : Pekerjaan Kefarmasian, Sediaan Farmasi, Tenaga
Kefarmasian, Pelayanan Kefarmasian, Apoteker, Tenaga
Teknis Kefarmasian, Fasilitas Kesehatan, Fasilitas
Kefarmasian, dsb
TUJUAN a. memberikan perlindungan kepada pasien dan
masyarakat dalam memperoleh dan/atau
menetapkan sediaan farmasi dan jasa kefarmasian;
b. mempertahankan dan meningkatkan mutu
penyelenggaraan Pekerjaan Kefarmasian sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta peraturan perundangan-undangan;
dan
c. memberikan kepastian hukum bagi pasien,
masyarakat dan Tenaga Kefarmasian.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 51 TAHUN 2009
TENTANG
PEKERJAAN KEFARMASIAN
BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan pemerintah ini yang dimaksud dengan :