Anda di halaman 1dari 26

WAWASAN IPTEK

(ILMU PENGETAHUAN
DAN TEKNOLOGI)
Dr. Saparuddin Latu, S.Si.,M. Kes., M.H., Apt
PENDAHULUAN

Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni dan ilmu penyediaan bahan obat,
dari sumber alam atau sintetik yang sesuai, untuk disalurkan dan digunakan pada pengobatan dan
pencegahan penyakit. Farmasi mencakup pengetahuan mengenai identifikasi, pemilahan
(selection), aksi farmakologis, pengawetan, penggabungan, analisis, dan pembakuan bahan obat
(drugs) dan sediaan obat (medicine). Pengetahuan kefarmasian mencakup pula penyaluran dan
penggunaan obat yang sesuai dan aman, baik melalui resep (prsecription) dokter berizin, dokter
gigi, dan dokter hewan, maupun melalui cara lain yang sah, misalnya dengan cara menyalurkan
atau menjual langsung kepada pemakai
PERUBAHAN ORIENTASI
FARMASI
Pada awalnya profesi farmasi itu dikatakan merupakan seni (arts) dan pengetahuan
(science). Hal ini dapat dilihat pada buku teks yang digunakan di perguruan tinggi
farmasi pada awal pertengahan abad ke-20, yang antara lain berjudul “Scoville’s The
Art of Compounding “ (Seni Meracik Obat), dan “Recepteerkunde” (Ilmu Resep)
karangan van Duin, dan van der Wielen.
Definisi obat menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1960 tentang Farmasi :
obat yang dibuat dari bahan yang berasal dari binatang, tumbuh-tumbuhan, mineral,
dan obat sintetis. Definisi ini lebih menekankan sumber atau asal
diperolehnya obat.

Perkembangan farmasi setelah itu berorientasi pada teknologi seperti tergambar oleh
buku teks yang populer pada saat itu, dan masih digunakan sampai sekarang : “
Pharmaceutical Technology” oleh Lachman. Dalam Kebijaksanaan Obat Nasional
(KONAS, 1980) : Obat ialah bahan atau paduan bahan yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan
dan kontrasepsi. Definisi obat ini lebih ditekankan pada tujuan
penggunaannya
Lanjutan

Perkembangan farmasi sangat dipengaruhi pula oleh perkembangan orientasi di bidang kesehatan.
“World Health Organization” (WHO) yang beranggotakan negara-negara di dunia, termasuk Indonesia,
pada tahun 80-an mencanangkan semboyan “Health for All by the year 2000”, yang merupakan tujuan
sekaligus proses yang melibatkan seluruh negara untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakatnya. Yang dirumuskan melalui suatu konsep bernama “Primary Health Care” dalam
konperensi internasional di Alma Atta 1978, sehingga konsep itu dikenal dengan nama Deklarasi Alma
Atta. Deklarasi ini merupakan kunci dalam pencapaian tujuan pengembangan sosio-
ekonomi masyarakat dengan semangat persamaan hal dan keadilan sosial.

Perkembangan terakhir pengembangan di bidang kesehatan pada milenium baru ini


ialah konsep “Paradigma Sehat”. Paradigma sehat, bukan paradigma sakit,
berorientasi pada bagaimana mempertahankan keadaan sehat, bukan menekankan
pada manusia sakit yang sudah menjadi tugas rutin bidang kesehatan. Jadi jelas
perkembangan farmasi yang menjadi bagian dari bidang
kesehatan, juga harus mengikuti perkembangan yang terjadi di
bidang kesehatan.
Lanjutan

The American Society of Colleges of Pharmacy (AACP) mendefinisikan farmasi sebagai ”suatu sistem
pengetahuan (knowledge system) yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan (health
service)”.

. Pada Ekspose Perkembangan Ilmu Kesehatan oleh ISFI/IDI di Jakarta bulan Maret 1986
oleh suatu Tim dari Institut Teknologi Bandung telah dikemukakan definisi Farmasi sebagai
berikut : Farmasi pada dasarnya merupakan sistem pengetahaun (ilmu, teknologi
dan sosial budaya) yang mengupayakan dan menyelenggarakan jasa kesehatan
dengan melibatkan dirinya dalam mendalami, memperluas, menghasilkan dan
mengembangkan pengetahuan tentang obat dalam arti dan dampak obat yang
seluas-luasnya serta efek dan pengaruh obat pada manusia dan hewan.
PENGETAHUAN,
ILMU DAN
PROFESI
“Semua ilmu adalah pengetahuan,
tetapi tidak semua pengetahuan dapat
disebut ilmu.”
Farmasi Sebagai Sains

▰ Di satu pihak Farmasi tergolong seni teknis (technical arts) apabila


ditinjau dari segi pelayanan dalam penggunaan obat (medicine); di
lain pihak Farmasi dapat pula digolongkan dalam ilmu-ilmu
pengetahuan alam (natural science).
▰ Sebagai ilmu, Farmasi menelaah obat sebagai ”materi”, baik yang
berasal dari alam maupun sintesis (sama dengan bidang Kimia dan
Fisika) dan menggunakan metode logiko-hipotetiko-verifikatif sebagai
metode telaah yang sama seperti digunakan pada bidang Ilmu
Pengetahuan Alam. Oleh karena itu, Farmasi merupakan ilmu yang
dapat dikelompokkan dalam bidang Sains.
Farmasi Sebagai Profesi

Istilah Profesi dan Profesional saat ini semakin dikaburkan karena banyak digunakan secara salah kaprah. Semua
pekerjaan (job, vacation, occupation) dan keahlian (skill) dikategorikan sebagai profesi.
Karakterisasi sikap dan sifat profesi sebagai berikut :
▰ Profesi itu sendiri yang menentukan standar pendidikan dan pelatihannya.
▰ Mahasiswa yang mengikuti pendidikan profesi tertentu harus memperoleh pengalaman sosialisasi menuju
kedewasaan yang lebih intensif
▰ Praktek profesional secara legal (menurut hukum) diakui dengan pemberian lisensi.
▰ Pemberian lisensi dan dewan penilai dikendalikan oleh anggota profesi.
▰ Umumnya peraturan yang berkaitan dengan profesi dibentuk dan dirumuskan oleh profesi itu sendiri.
▰ Praktisi profesi secara relatif tidak dievaluasi dan dikontrol oleh orang awam.
▰ Norma-norma praktek yang dikeluarkan profesi itu lebih mengikat dibanding kontrol legal.
▰ Anggota profesi sangat erat terikat dan terafiliasi dengan profesinya dibanding dengan anggota okupasi lain.
▰ Profesi ini biasanya merupakan terminal, dalam arti tidak ada yang akan beralih ke profesi lain.
VOKASI DAN KARIR DALAM
BIDANG FARMASI
▰ MANUSIA SEBAGAI SUBYEK DAN OBYEK IPTEKS
Dalam bidang kedokteran dan kesehatan Farmasi
▰ Dengan hasilnya manusia menciptakan alat-alat operasi mutakhir bermacam-
macam obat penggunaan benda radio aktif untuk pengobatan dan mendiagnosis
berbagai penyakit
▰ Dalam bidang telekomunikasi Manusia telah menbuat alat komunikasi yang dapat
digunakan untuk berkomunikasi dengan cepat dalam waktu yang singkat manusia
dapat memperoleh informasi dari daerah yang sangat jauh sehingga
pengguanaan waktu sangat efisien.
▰ Dalam bidang pertahanan dan keamanan Manusia telah mampu menciptakan alat
atau persenjataan yang sangat canggih sehingga dapat mempertahankan
keamanan wilayahnya dengan baik. 11
▰ PEMBANGUNAN DAN PERKEMBANGAN IPTEK PADA MASYARAKAT YANG
BERADAB
Bagi sebagin masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion
Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada.
Sebagian orang bahkan memuja iptek sarana yang akan membebaskan mereka
dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia
kesehatan dan kebahagiaan. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan
kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula
menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan
kesengsaraan bagi manusia. Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir
rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab
iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi
haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula
unsur moral.
12
▰ DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI BIDANG INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
Dampak positifnya : Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi
yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet .Kita dapat
berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan
melalui handphone Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah,
dll. Dampak Negatif : Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris
Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang
bisa disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu Kecemasan teknologi
Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan
komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam
komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi.
13
▰ DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI BIDANG EKONOMI DAN INDUSTRI
Dampak positifnya antara lain: Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
Terjadinya industrialisasi, Produktifitas dunia industri semakin meningkat
Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu
menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki. Di bidang kedokteran dan
kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk kedokteran menjadi
komoditi .
▰ Dampak Negative: Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak
mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan, Sifat
konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan
juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan:
konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental “instant”.
14
▰ DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI Bidang Pendidikan
Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan
antara lain: Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai
sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru
bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan. Munculnya metode-
metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam
proses pembelajaran. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka
Dampak negatif: Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu
untuk melakukan tindak kriminal.Kita tahu bahwa kemajuan di badang
pendidikan juga mencetak generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi
mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi
maka orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan dan lain-lain.
15
▰ DAMPAK POSITIF PENYALAHGUNAAN IPTEKS PADA KEHIDUPAN SOSIAL
BUDAYA
Gender: Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi
wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia
pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah
perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol.
▰ Meningkatnya rasa percaya diri. Perkembangan dan kemajuan teknologi dan
ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai
suatu bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat
melecehkan bangsa-bangsa Asia.
▰ Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan . Sebagai
konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan
16
pekerja keras.
▰ DAMPAK NEGATIF PENYALAHGUNAAN IPTEKS PADA KEHIDUPAN SOSIAL
BUDAYA
Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan
remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan
pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan
sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam
rohani”. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja. Semakin
meningkat semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di
masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan
kekuatan-kekuatan yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan
sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang
di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya,
seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak
17
kejahatan.
▰ DAMPAK NEGATIF PENYALAHGUNAAN IPTEKS PADA KEHIDUPAN SOSIAL
BUDAYA
Pola interaksi antar manusia yang berubah. Kehadiran komputer pada
kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola
interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka
peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet
chatting, facebook, dan telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri.
Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang
kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri
untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak
orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui
program internet chatting anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan
orang asing kapan saja.
18
Perhatian utama para dokter, dokter gigi dan dokter hewan yang menulis
resep ialah pada efek obat pada penderita, nilai terapetika, dan toksiologinya.
Para farmasi bertugas untuk memberikan obat, tanggap terhadap bentuk
sediaan obat, dan terhadap manifestasi toksisnya. Maka ahli Farmasi
(Farmasis) itulah satu-satunya ahli mengenai obat. Ia diberikan
tanggung jawab legal untuk menangani obat dan pengetahuan segala
sesuatu mengenai obat itu adalah tanggung jawab profesinya. Tidak ada
program studi lain selain Farmasi yang memberikan dasar-dasar
pengetahuan lengkap mengenai segala sesuatu yang perlu diketahui tentang
obat. Jadi hanya seorang Farmasis yang mempunya kompetensi keahlian
obat secara lengkap.
Farmasis atau Apoteker memberikan kesan umum bahwa tempat kerja
seorang farmasi hanyalah di Apotek, yaitu salah satu tempat pengabdian
profesi seorang Apoteker. Seorang Farmasis di Apotek langsung Farmasis
berhadapan dengan masyarakat sehingga fungsi tersebut Komunitas
dikelompokkan dalam Farmasi Masyarakat (Community Pharmacy). (Community
Pharmacist)
Fungsi Farmasis Masyarakat di Apotek merupakan kombinasi seorang
profesional dan wiraswastawan. Dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah No. 25/80 tentang Apotek, bahwa Apotek adalah tempat
pengabdian profesi seorang Apoteker, maka makin besar harapan yang
diberikan pemerintah kepada para Farmasis, baik dari segi jumlah tenaga
farmasi maupun dari segi kemampuan profesionalnya.
Farmasi Rumah Sakit ialah pekerjaan kefarmasiaan yang dilakukan di
rumah sakit pemerintah maupun swasta. Fungsi kefarmasian ini yang
sudah sangat berkembang di negara maju, juga sudah mulai dirintis di
Indonesia dengan pembukaan program spesialisasi Farmasi Rumah
Sakit. Jumlah kebutuhan Farmasis di rumah sakit di masa depan akan
Farmasi semakin meningkat karena 3 hal :
Rumah Sakit •Faktor pertambahan penduduk.
(Hospital •Meningkatnya kebutuhan untuk perawatan yang lebih baik di rumah
Pharmacy) sakit.
•Fungsi dan peranan Farmasis Rumah Sakit akan lebih meningkat
dalam berbagai aspek mengenai penggunaan dan pemantauan obat.
Perantara industri farmasi dan masyarakat dalam hal penyaluran
obat ialah Pedagang Besar Farmasi (PBF). Di luar negeri PBF ini
mempunyai tenaga Farmasis terdaftar sebagai supervisor
disebabkan oleh sifat khas produk yang ditanganinya itu sehubungan
dengan peraturan perundang-undangan. Di Indonesia hanya
dipersyaratkan tenaga menengah farmasi (Asisten Apoteker = AA)
sebagai penanggungjawab, mengingat belum cukup tersedianya
Pedagang tenaga ahli berpendidikan tinggi.
Besar ▰ PBF sangat berperanan sebagai sumber penyalur obat dari
Farmasi berbagai industri farmasi yang secara cepat dapat melayani
(PBF) kebutuhan Farmasis Komunitas (Apoteker) untuk secara cepat
pula melayani kebutuhan penderita akan obat. PBF juga
mengurangi beban finansial Apoteker dalam hal menyimpan
stok obat dalam jumlah besar dan menjembatani kerumitan
negosiasi dengan ratusan industri farmasi sebagai produsen
obat.
▰ Farmasis di industri farmasi terlibat pula dalam fungsi
pemasaran produk, riset dan pengembangan produk,
pengendalian kualitas, produksi dan administrasi atau
manajemen. Fungsi perwakilan pelayanan medis (medical
service representative) atau ”detailman” yang bertugas dan
langsung berhubungan dengan Dokter dan Apoteker untuk
memperkenalkan produk yang dihasilkan industri farmasi
mungkin juga dijabat seorang Farmasis atau tenaga ahli lain.
Namun paling ideal apabila fungsi itu dipegang seorang
Industri Farmasis atau tenaga ahli lain. Namun paling ideal apabila
Farmasi fungsi itu dipegang seorang Farmasis karena latar belakang
pengetahuannya. Saat ini memang tidak banyak Farmasis yang
mengisi jabatan ini karena jumlahnya belum mencukupi, dan
lebih dibutuhkan di tempat pengabdian profesi yang lain.
Peningkatan karir jabatan ini dapat mencapai tingkat
supervisor dalam pemasaran produk, dan direktur pemasaran
produk dalam organisasi industri farmasi.
Instansi Pemerintah

Departemen Kesehatan adalah instansi pemerintah yang


paling banyak menyerap tenaga Farmasis, terutama Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Minuman (DitJen POM) dan
jajaran Pusat Pemeriksaan Obat (PPOM) dan Balai
Pemeriksaan Obat dan Makanan (Balai POM) di daerah.
Demikian pula Bidang Pengendalian Farmasi dan Makanan
pada setiap Kantor Wilayah Dep.Kes dan jajaran Dinas
Kesehatan sampai ke Daerah Tingkat II dan Gudang Farmasi.
Fungsi utama Farmasis pada instansi pemerintah ialah
administrastif, pemeriksaan, bimbingan dan pengendalian.
Profesi ini mulai berkembang di luar negeri bagi Farmasis yang
Wartawan
memperoleh latihan khusus dalam kewartawanan dan mempunyai bakat Farmasi
menulis dan mengedit. Pekerjaan ini diperlukan oleh instansi pemerintah (Pharmaceutical
Journalism)
atau industri farmasi untuk publikasi, mengedit atau menulis tulisan yang
berlatar belakang kefarmasian.

Khususnya instansi swasta banyak memerlukan tenaga ahli berlatar


Manajemen belakang kefarmasian dengan berkembangnya organisasi pelayanan
Perusahaan
kesehatan kepada masyarakat. Untuk ini diperlukan pendidikan tambahan,
misalnya Magister Manajemen (MBA = Master of Business Administration).
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai