MEMAKSIMUMKAN LABA
DOSEN PENGAJAR
DISUSUN OLEH :
JURUSAN MANAJEMEN
T/A. 2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Hirobbil 'alamin…
2
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR
DAFTAR ISI
BABI 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………...
……………………………..1
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………………...2
1.3 Tujuan…………………………...………………………......................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Memaksimumkan Laba..................................................................3
2.2 Pendekatan Totalitas (Totality Approach).......................................3
2.3 Pendekatan Rata-Rata (Average Approach)..................................5
2.4 Pendekatan Marjinal (Marginal Approach)......................................5
2.5 Pasar Persaingan Sempurna..........................................................5
2.6 Karakteristik Persaingan Sempurna................................................6
2.7 Permintaan dan Penerimaan Dalam Persaingan Sempurna..........8
2.8 Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka
Pendek...................................................8
2.9 Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka
Panjang ................................................9
2.10 Penawaran Perusahaan Dalam Pasar Persaingan
Sempurna..................................9
2.11 Kekuatan dan Kelamahan Pasar Persaingan
Sempurna........................................10
BAB III PENUTUP……13
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………........
.............13
3.2 Saran……………………………………………………………………
…...........13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..............
………….14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
3
Dalam teori ekonomi mikro tujuan perusahaan untuk mencari laba
(profit). Teoritis laba adalah kompensasi atas resiko yang ditanggung oleh
perusahaan. Makin besar resiko, laba yang diperoleh harus semakin
besar. Laba atau keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan
dikurangi biaya total yang dikeluarkan perusahaan. Jika dinotasikan p,
pendapatan total sebagai TR, dan biaya total adalah TC, maka
p=TR-TC
Perusahaan dikatakan memperoleh laba kalau nilai p positif (p>0)
di mana TR > TC. Laba maksimum (maximum profit) tercapai bila
nilai p mencapai maksimum. Cara perusahaan menghitung laba
maksimum ?
Ada tiga pendekatan penghitungan laba maksimum yang akan
dibahas dalam dibahas dalam bab ini
Pendekatan totalitas (totality approach)
Pendekatan rata-rata (Average approach)
Pendekatan marjinal (Marginal approach)
4
5. Bagaimana Permintaan dan Penerimaan Dalam Pasar
Persaingan Sempurna...?
6. Bagaimana Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka
Pendek...?
7. Bagaimana Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka
Panjang...?
8. Bagaimana Penawaran Perusahaan Dalam Pasar
Persaingan Sempurna...?
9. Bagaimana Kekuatan dan Kelemahan Pasar Persainan
Sempurna...?
1.3 Tujuan
1. Makalah ini dibuat untuk mengetahui dan
memahami Memaksimumkan Laba dan Pasar Persaingan
Sempurna
2. Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah
Pengantar Ilmu Ekonomi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Memaksimumkan Laba
Dalam teori ekonomi mikro tujuan perusahaan untuk mencari laba
(profit). Teoritis laba adalah kompensasi atas resiko yang ditanggung oleh
perusahaan. Makin besar resiko, laba yang diperoleh harus semakin
besar. Laba atau keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan
dikurangi biaya total yang dikeluarkan perusahaan. Jika dinotasikan p,
pendapatan total sebagai TR, dan biaya total adalah TC, maka
p=TR-TC
Perusahaan dikatakan memperoleh laba kalau nilai p positif (p>0)
di mana TR > TC. Laba maksimum (maximum profit) tercapai bila
nilai p mencapai maksimum. Cara perusahaan menghitung laba
maksimum ?
Ada tiga pendekatan penghitungan laba maksimum yaitu:
Pendekatan totalitas (totality approach)
Pendekatan rata-rata (Average approach)
Pendekatan marjinal (Marginal approach)
5
Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan
biaya total (TC). Pendekatan total adalah sama dengan jumlah
unit output yang terjual (Q) dikalikan harga output per unit. Jika harga jual
per unit output adalah P, maka TR=P.Q. Biaya total (TC) adalah sama
dengan biaya tetap (FC) ditambah biaya variabel per unit output dianggap
konstan, sehingga biaya variabel adalah jumlah unit output (Q) dikalikan
biaya variabel per unit. Jika biaya variabel per unit adalah bv, maka
VC=V.Q.
Dengan demikian,
p=PQ-(FC+vQ)
Pada awalnya perusahaan mengalami kerugian, terlihat dari kurva
TR yang masih dibawah kurva TC. Jika ouput ditambah, kerugian makin
kecil, terlihat dari makin mengecilnya jarak kurva TR dengan kurva TC.
Saat jumlah output mencapai Q*, kurva TR berpotongan dengan kurva TC
artinya pendapatan total sama dengan biaya total. Titik berpotongan
disebut titik impas (break event point, disingkat BEP). Setelah titik BEP,
perusahaan terus mengalami laba yang makin membesar, dilihat dari
posisi kurva TR yang diatas kurva TC.
Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh
strategi penjualan maksimum (maximum selling). Makin besar penjualan
maka makin besar laba yang diperoleh. Sebelum mengambil keputusan
perusahaan harus mengitung berapa unit output harus diproduksi (Q*)
untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya Q* dibandingkan dengan
potensi permintaan efektif. Jika persentasenya 80%, maka untuk
mencapai BEP perusahaan harus mencapai 80% potensi permintaan
efektif. Makin kecil Q*atau makin kecil persentase Q* pada potendi
permintaan efektif dianggap makin baik, sebab resiko yang ditanggung
perusahaan makin kecil.
Cara menghitung Q* dapat diturunkan dari Persamaan :
p=P.Q*-(FC+v.Q*)
Titik impas tercapai pada saat p sama dengan nol.
0=P.Q*-FC-v.Q*
=P.Q*-v.Q*-FC
=(P-v).Q*-FC
Q*=FC
6
mencapai angka impas bila P sama dengan AC. Keputusan untuk
memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P dengan
AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan AC, perusahaan tidak mau
memproduksi. Implikasi pendekatan rata-rata adalah perusahaan atau unit
usaha harus menjual sebanyak-banyaknya (maximum selling) agar laba
(p) makin besar.
7
Yang dimaksud dengan produk yang homogen adalah
produk yang mampu memberikan kepuasan (utilitas) kepada
konsumen tanpa perlu mengetahui siapa produsennya. Konsumen
tidak membeli merek barang tetapi kegunaan barang. Karena itu
semua perusahaan dianggap mampu memproduksi barang dan
jasa dengan kualitas dan karakteristik yang sama.
b. Pengetahuan Sempurna (Perpect Knowledge)
Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen )memiliki
pengetahuan sempurna tentang harga produk dan input yang dijual
. Dengan demikian konsumen tidak akan mengalami perlakuan
harga jual yang berbeda dari satu perusahaan dengan perusahaan
lainnya. Dari siapa pun produk dibeli,harga yang berlaku adalah
sama. Demikian halnya dengan perusahaan ,hanya akan
menghadapi satu harga yang sama dari berbagai pemilik faktor
produksi.
8
Dalam dunia nyata tidak ada bentuk pasar berstruktur pasar
persaingan sempurna, dimana perusahaan-perusahaan kecil yang
menghasilkan barang homogen dan memenuhi semua karakteristik
sebagaimana diuraikan di atas. Namun demikian, memilik
karakteristiknya, ada beberapa industusri yang mendekati bentuk
pasar persaingan sempurna, seperti industri tempe,tahu,kerupuk
putih,dan jasa fotokopi.
2.7 Permintaan dan Penerimaan Dalam Persaingan Sempurna
a. Permintaan
Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh
permintaan dan penawaran . Misalkan kita berbicara tentang pasar
pakaian anak-anak, maka harga pakaian anak-anak ditentukkan
oleh kekuatan permintaan dan penawaran pakaian anak-anak.
b. Penerimaan
Penerimaan total (total revenu) perusahaan sama dengan
jumlah output (Q) dikali harga jual (P). Karena harga telah
ditetapkan, penerimaan rata-rata (avverage revenue) dan
permintaan marjinal (marginal revenue) adalah sama
dengan harga.
9
a. Perusahaan harus sebaik mungkin (doing as well as possible) ,agar
perusahaan mencapai keadaan yang paling optimal. Secara matematis
hal ini berarti perusahaan berproduksi sampai saat MR = MC. Pada
saat itu biaya marjinal jangka pendek sama dengan biaya marjinal
jangka panjang (SMC=LMC).
b. Tidak mengalami kerugian (not suffering loss ), agar dapat
mengganti barang modal yang digunakan dalam produksi . Karena itu
biaya rata-rata jangka pendek harus sama dengan harga jual (SAC=P)
c. Tidak ada insentif bagi perusahaan untuk masuk-keluar, karena
laba nol (zero economic profit). Laba nol disebut juga laba normal
(normal profit), yaitu tingkat laba yang memberikan tingkat
pengembalian yang sama, jika uang dan faktor produksi lain
dialokasikan pada kegiatan alternatif. Jika laba lebih besar dari nol
akan ada perusahaan yang tertarik untuk masuk (entry) ke dalam
pasar. Sebaliknya jika laba lebih kecil dari nol (merugi) akan
mendorong perusahaan keluar (exit) dari pasar (adanya
karakteristik free entry and exit ).
d. Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi, walaupun dengan
memperbesar skala produksi, karena sudah berproduksi pada titik
minimum kurva biaya rata-rata jangka panjang (minimum LAC), pada
saat SAC= LAC
10
perusahaan-perusahaan baru, tidak akan menaikkan harga
faktor produksi.
2. Industri Skala Biaya Menaik (Increasing Cost Industry)
Pada industri skala biaya menaik (increasing cost
industri),masuknya perusahaan-perusahaan baru menyebabkan
harga faktor produksi naik,sehingga terjadi perubahan struktur
biaya dan pergeseran titik keseimbangan.
3. Industri Skala Biaya Menurun (Decreasing Cost Industry)
Pada industri skala biaya menurun (decreasing cost industry)
masuknya perusahaan-perusahaan lain ke dalam industri justru
menurunkan harga faktor produksi karena efisiensi skala besar
(large scale economies).
2.11 Kekuatan dan Kelamahan Pasar Persaingan Sempurna
a. Kekuatan
Sebagai sebuah model ekonomi, pasar persaingan
sempurna memberikan penjelasan tentang perilaku perusahaan
dalam dunia ideal , di mana dibuktikan bahwa perusahaan
berproduksi dalam skala yang efesien dengan harga produksi yang
paling murah. Pasar persaingan sempurna juga
memungkinkan output maksimum dibanding pasar lainnya (akan
dijelaskan lebih lanjut dalam bab berikutnya).
11
2) Kelemahan Dalam Pengembangan Teknologi
Model pasar persaingan sempurna menyatakan bahwa
keseimbangan dalam jangka panjang akan tercapai dan setiap
perusahaan memperoleh laba normal. Masalahnya apakah
dengan laba normal perusahaan dapat melakukan kegiatan riset
dan pengembangan amat dibutuhkan untuk memperoleh
teknologi produksi yang meningkatkan efisiensi produksi.
3) Konflik Efesiensi-Keadilan
Pasar persaingan sempurna sangat menekankan efesiensi.
Tetapi hal ini menimbulkan masalah jika diterapkan dalam
kehidupan nyata. Misalnya kasus industrialisasi di negara sedang
berkembang (NSB). Karena industrinya masih amat muda atau
dalam tahap awal perkembangan (infant industry),biaya
produksinya (biaya rata-rata) jelas lebih tinggi dari pada industri di
negara maju. Jika dibiarkan bersaingan dalam pasar global,
industri di NSB akan ambruk karena kalah bersaing.
Kemakmuran dan kesejahteraan rakyat di NSB tidak akan
meningkat di banding di negara maju. Muncul masalah
ketidakpastian! Agar tidak kalah bersaing, industri di NSB butuh
perlindungan (protection) sementara. Tetapi hal ini akan
menimbulkan masalah inefisiensi.
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapat dari awal hingga
akhir pembuatan makalah ini “Memaksimumkan Laba dan Pasar
12
Persaingan Sempurna”. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal
dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari
suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain
yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang
timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik.
Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan
menempuh strategi penjualan maksimum (maximum selling).
Sebab semakin besar penjualan makin besar laba yang diperoleh.
Hanya saja sebelum mengambil keputusan, perusahaan harus
menghitung berapa unit output yang harus diproduksi untuk
mencapai titik impas. Kemudian besarnya output tadi dibandingkan
dengan potensi permintaan efektif.
Pasaran persaingan sempurna merupakan pasaran barang
yang ideal karena mempunyai ciri-ciri yang memaksimumkan
kesejahteraan masyarakat. Ciri-ciri utama persaingan sempurna
adalah: pembeli harga, mudah ke luar masuk,menghasilkan barang
serupa (identical/homogenous), banyak perusahaan dan pembeli
mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai pasar.
3.2 Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, Penulis menyarankan
setiap Mahasiswa/i dapat memahami makalah Memaksimumkan
Laba dan Pasar Persaingan Sempurna
DAFTAR PUSTAKA
Prathama Raharja,Mandala Manurung,Pengantar Ilmu
Ekonomi(Mikroekonomi & Makroekonomi) ,Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ,Jakarta,2008,hlm 133-
158
13