Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MEMAKSIMUMKAN LABA

DOSEN PENGAJAR

Syamsul Bakhtiar ASS,SE,MM.

DISUSUN OLEH :

Nur Kaya H.U 2061201078

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS M1USLIM MAROS

T/A. 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Hirobbil 'alamin…

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah


melimpahkan nikmat dan karunia-Nya berupa kesehatan dan kesempatan
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“MEMAKSIMUMKAN LABA” dapat menyelesaikan makalah dengan baik
dan tanpa halangan. Tujuan dari penyusunan makalah ini, sebagai salah
satu syarat untuk memenuhi nilai mata kuliah Pengantar Ilmu
Ekonomi Untuk itu mengucapkan terimakasih, kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberi kesempatan untuk penulis
menimba ilmu dan pengalaman yang berharga, selama menyusun
makalah ini
2. Syamsul Bakhtiar ASS,SE,MM. dosen mata kuliah
Pengantar Ilmu Ekonomi yang telah memberikan masukan yang
berharga selama menyelesaikan pembuatan makalah ini

Kritik dan saran sangat membantu dalam menyempurnakan


dan mengembangkan bidang kajian ini. Semoga makalah ini
memberikan manfaat bagi pembaca.

Maros, November 2020

Nur Kaya H.U

2
DAFTAR  ISI

KATAPENGANTAR
DAFTAR  ISI 
BABI 1 PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang…………………………...
……………………………..1
1.2   Rumusan
Masalah……………………………………………………...2
1.3   Tujuan…………………………...………………………......................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1    Memaksimumkan Laba..................................................................3
2.2   Pendekatan Totalitas (Totality Approach).......................................3
2.3   Pendekatan Rata-Rata (Average Approach)..................................5
2.4   Pendekatan Marjinal (Marginal Approach)......................................5
2.5   Pasar Persaingan Sempurna..........................................................5
2.6   Karakteristik Persaingan Sempurna................................................6
2.7   Permintaan dan Penerimaan Dalam Persaingan Sempurna..........8
2.8   Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka
Pendek...................................................8
2.9   Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka
Panjang ................................................9
2.10  Penawaran Perusahaan Dalam Pasar Persaingan
Sempurna..................................9
2.11  Kekuatan dan Kelamahan Pasar Persaingan
Sempurna........................................10
BAB III PENUTUP……13
3.1   Kesimpulan…………………………………………………………........
.............13
3.2   Saran……………………………………………………………………
…...........13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..............
………….14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

3
Dalam teori ekonomi mikro tujuan perusahaan untuk mencari laba
(profit). Teoritis laba adalah kompensasi atas resiko yang ditanggung  oleh
perusahaan. Makin besar resiko, laba yang diperoleh harus semakin
besar. Laba atau keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan
dikurangi biaya total yang dikeluarkan perusahaan. Jika dinotasikan p,
pendapatan total sebagai TR, dan biaya total adalah TC, maka
            p=TR-TC
Perusahaan dikatakan memperoleh laba kalau nilai p positif (p>0)
di mana TR > TC. Laba maksimum (maximum profit) tercapai bila
nilai p mencapai maksimum. Cara perusahaan menghitung laba
maksimum ?
            Ada tiga pendekatan penghitungan laba maksimum yang akan
dibahas dalam dibahas dalam bab ini
 Pendekatan totalitas (totality approach)
 Pendekatan rata-rata (Average approach)
 Pendekatan marjinal (Marginal approach)

Telah dijelaskan bahwa jumlah output yang diproduksi perusahaan


agar mencapai laba maksimum adalah pada saat MR= MC. Namun
demikian, walau dua perusahaan (misalnya perusahaan A dan B) memiliki
struktur biaya  yang identik (kurva-kurva biayanya sama dan  sebangun),
jumlah output yang dihasilkan masing-masing perusahaan pada kondisi
laba maksimum belum tentu sama. Salah satu faktor yang menimbulkan
perbedaan itu adalah posisi perusahaan dalam pasar (struktur pasar)
Dalam pasar persaingan sempurna,jumlah perusahaan sangat banyak
dan kemampuan setiap Perusahaan dianggap sedemikian kecilnya,
sehingga tidak mampu memengaruhi pasar. Tetapi hal itu belum lengkap ,
masih diperlukan beberapa karakteristi Pasar persaingan sempurna
(penerima harga (price-taker). Barang dan jasa yang dijual di pasar ini
bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua produk terlihat
identik. Pembeli tidak dapat membedakan perfect competition) adalah
sebuah jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat
banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. k.
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas pada
berikut :
1. Apa itu Pendekatan Totalitas (Totality Approach )...?
2. Apa itu Pendekatan Rata-Rata (Average Approach)...?
3. Apa itu Pendekatan Marjinal (Marginal Approach)...?
4. Bagaimana Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna...?

4
5. Bagaimana Permintaan dan Penerimaan Dalam Pasar
Persaingan Sempurna...?
6. Bagaimana Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka
Pendek...?
7. Bagaimana Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka
Panjang...?
8. Bagaimana Penawaran Perusahaan Dalam Pasar
Persaingan Sempurna...?
9. Bagaimana Kekuatan  dan Kelemahan Pasar Persainan
Sempurna...?

1.3  Tujuan
1. Makalah ini dibuat untuk mengetahui  dan
memahami Memaksimumkan Laba dan Pasar Persaingan
Sempurna
2.  Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai  tugas mata kuliah
Pengantar Ilmu Ekonomi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Memaksimumkan Laba
Dalam teori ekonomi mikro tujuan perusahaan untuk mencari laba
(profit). Teoritis laba adalah kompensasi atas resiko yang ditanggung  oleh
perusahaan. Makin besar resiko, laba yang diperoleh harus semakin
besar. Laba atau keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan
dikurangi biaya total yang dikeluarkan perusahaan. Jika dinotasikan p,
pendapatan total sebagai TR, dan biaya total adalah TC, maka
            p=TR-TC
Perusahaan dikatakan memperoleh laba kalau nilai p positif (p>0)
di mana TR > TC. Laba maksimum (maximum profit) tercapai bila
nilai p mencapai maksimum. Cara perusahaan menghitung laba
maksimum ?
            Ada tiga pendekatan penghitungan laba maksimum yaitu:
 Pendekatan totalitas (totality approach)
 Pendekatan rata-rata (Average approach)
 Pendekatan marjinal (Marginal approach)

2.2  Pendekatan Totalitas (Totality Approach)

5
            Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan
biaya total (TC). Pendekatan total adalah sama dengan jumlah
unit output yang terjual (Q) dikalikan harga output per unit. Jika harga jual
per unit output  adalah P, maka TR=P.Q. Biaya total (TC) adalah sama
dengan biaya tetap (FC) ditambah biaya variabel per unit output dianggap
konstan, sehingga biaya variabel adalah jumlah unit output (Q) dikalikan
biaya variabel per unit. Jika biaya variabel per unit adalah bv, maka
VC=V.Q.
Dengan demikian,
            p=PQ-(FC+vQ)
            Pada awalnya perusahaan mengalami kerugian, terlihat dari kurva
TR yang masih dibawah kurva TC. Jika ouput ditambah, kerugian makin
kecil, terlihat dari makin mengecilnya jarak kurva TR dengan kurva TC.
Saat jumlah output mencapai Q*, kurva TR berpotongan dengan kurva TC
artinya pendapatan total sama dengan biaya total. Titik berpotongan
disebut titik impas (break event point, disingkat BEP). Setelah titik BEP,
perusahaan terus mengalami laba yang makin membesar, dilihat dari
posisi kurva TR yang diatas kurva TC.
Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh
strategi penjualan maksimum (maximum selling). Makin besar penjualan
maka makin besar laba yang diperoleh. Sebelum mengambil keputusan
perusahaan harus mengitung berapa unit output harus diproduksi (Q*)
untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya Q* dibandingkan dengan
potensi permintaan efektif. Jika persentasenya 80%, maka untuk
mencapai BEP perusahaan harus mencapai 80% potensi permintaan
efektif. Makin kecil Q*atau makin kecil persentase Q* pada potendi
permintaan efektif dianggap makin baik, sebab resiko yang ditanggung
perusahaan makin kecil.
Cara menghitung Q* dapat diturunkan  dari Persamaan :
            p=P.Q*-(FC+v.Q*)
Titik impas tercapai pada saat p sama dengan nol.
0=P.Q*-FC-v.Q*
 =P.Q*-v.Q*-FC
 =(P-v).Q*-FC
Q*=FC

2.3  Pendekatan Rata-Rata (Average Approach)


            Perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan
antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P). Laba
total adalah laba per unit dikalikan denga jumlah output yang terjual.
            p=(P-AC).Q
Dari persamaan ini perusahaan akan mencapai laba bila harga jual
per unit output (P) lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC). Perusahaan hanya

6
mencapai angka impas bila P sama dengan AC. Keputusan untuk
memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P dengan
AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan AC, perusahaan tidak mau
memproduksi. Implikasi pendekatan rata-rata adalah perusahaan atau unit
usaha harus menjual sebanyak-banyaknya (maximum selling) agar laba
(p) makin besar.

2.4  Pendekatan Marjinal (Marginal Approach)


            Dalam pendekatan marjinal, perhitungan laba dilakukan dengan
membandingkan biaya marjinal (MC) dan pendapatan marjinal (MR).
2.5  Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna (penerima harga (price-taker). Barang
dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat
dibedakan. Semua produk terlihat identik. Pembeli tidak dapat
membedakan perfect competition) adalah sebuah jenis pasar dengan
jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual
bersifat homogen. Harga terbentuk melalui mekanisme pasar dan hasil
interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga penjual dan pembeli
di pasar ini tidak dapat memengaruhi harga dan hanya berperan sebagai
peapakah suatu barang berasal dari produsen A, produsen B, atau
produsen C? Oleh karena itu, promosi dengan iklan tidak akan
memberikan pengaruh terhadap penjualan produk.

2.6  Karakteristik Persaingan Sempurna   


Dalam pasar persaingan sempurna,jumlah perusahaan sangat
banyak dan kemampuan setiap Perusahaan dianggap sedemikian
kecilnya, sehingga tidak mampu memengaruhi pasar. Tetapi hal itu belum
lengkap , masih diperlukan beberapa karakteristik. (syarat) agar sebuah
pasar dapat dikatakan persaingan sempurna.
·         Semua perusahaan memproduksi barang yang homogen
(homogeneous product)
·         Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan/informasi sempurna
(perfect know-ledge)
·         Output sebuah perusahaan relatif kecil dibanding output pasar
(small relatively output)
·         Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar (Price taker)
·         Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free entry and
exit)
a.      Homogenitas Produk (Homogeneous Product)

7
Yang dimaksud dengan produk yang homogen adalah
produk yang mampu memberikan kepuasan (utilitas) kepada
konsumen tanpa perlu mengetahui siapa produsennya. Konsumen
tidak membeli merek barang tetapi kegunaan barang. Karena itu
semua perusahaan dianggap mampu memproduksi barang dan
jasa dengan kualitas dan karakteristik yang sama.
b.      Pengetahuan Sempurna (Perpect Knowledge)
Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen )memiliki
pengetahuan sempurna tentang harga produk dan input yang dijual
. Dengan demikian konsumen tidak akan mengalami perlakuan
harga jual yang berbeda dari satu perusahaan dengan perusahaan
lainnya. Dari siapa pun produk dibeli,harga yang berlaku adalah
sama. Demikian halnya dengan perusahaan ,hanya akan
menghadapi satu harga yang sama dari berbagai pemilik faktor
produksi.

c.       Output Perusahaan Relatif (Small Relativelly Output)


Semua perusahaan dalam industri (pasar) dianggap
berproduksi efisien (biaya rata-rata terendah), baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Kendatipun demikian
jumlah output setiap perusahaan secara individu dianggap relatif
kecil dibanding jumlah Output Seluruh perusahaan dalam industri.
d.      Perusahaan Menerima Harga Yang Ditentukan Pasar (Price
Taker)
Konsekuensi dari asumsi ketiga (butir c) adalah bahwa
perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga
yang ditetapkan pasar (Price taker). Karena secara individu
perusahaan tidak mampu memengaruhi harga pasar. Yang dapat
dikatakan perusahaan adalah menyesuaikan jumlah output untuk
mencapai laba maksimum.
e.       Keleluasan Masuk-keluar Pasar (Free Entry and Exit)
Pemikiran yang mendasari asumsi ini adalah dalam pasar
persaingan sempurna faktor produksi mobilitasnya tidak terbatas
dan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan
fakor produksi. Pengertian mobilitas mencakup pengertian
geografis dan antar pekerjaan . Maksudnya, fakor produksi seperti
tenaga kerja mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat
lainnya atau dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya, tanpa biaya.
Hal tersebut menyebabkan perusahaan leluasa untuk masuk-keluar
pasar. Jika perusahaan tertarik di satu industri (dalam industri
masih mem-berikan laba), dengan segera dapat masuk. Bila tidak
tertarik lagi atau gagal, dengan segera dapat keluar.

8
Dalam dunia nyata tidak ada bentuk pasar berstruktur pasar
persaingan sempurna, dimana perusahaan-perusahaan kecil yang
menghasilkan barang homogen dan memenuhi semua karakteristik
sebagaimana diuraikan di atas. Namun demikian, memilik
karakteristiknya, ada beberapa industusri yang mendekati bentuk
pasar persaingan sempurna, seperti industri tempe,tahu,kerupuk
putih,dan jasa fotokopi.
2.7  Permintaan dan Penerimaan Dalam Persaingan Sempurna
a.       Permintaan
Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh
permintaan dan penawaran . Misalkan kita berbicara tentang pasar
pakaian anak-anak, maka harga pakaian anak-anak ditentukkan
oleh kekuatan permintaan dan penawaran pakaian anak-anak.
b.      Penerimaan
Penerimaan total (total revenu) perusahaan sama dengan
jumlah output (Q) dikali harga jual (P). Karena harga telah
ditetapkan, penerimaan rata-rata (avverage revenue) dan
permintaan marjinal (marginal revenue) adalah sama
dengan  harga.

2.8  Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek


Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar perusahaan berada dalam
keseimbangan:

a. Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi,paling tidak, bila


biaya variabel (VC) adalah sama dengan penerimaan total
(TR),atau biaya variabel rata-rata (AVC) sama dengan harga(P).
Dalam kondisi ini perusahaan hanya menanggung kerugian biaya
tetap (FC), di mana biaya ini dengan atau tanpa produksi tetap
harus dikeluarkan , Tetapi jika AVC lebih kecil dari harga maka
perusahaan tidak mampu menutupi lagi beban biaya tetap.
Kegiatan produksi hanya menambah beban, karena itu produksi
sebaiknya dihentikan
b. Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar
perusahaan memperoleh laba  maksimum atau, dalam kondisi
buruk, kerugiannya minimum (minimum lolos)

2.9  Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang


            Agar dapat bertahan dalam pasar, maka dalam jangka panjang
perusahaan harus memenuhi empat persyaratan:

9
a.       Perusahaan harus sebaik mungkin (doing as well as possible) ,agar
perusahaan mencapai keadaan yang paling optimal. Secara matematis
hal  ini berarti perusahaan berproduksi sampai saat MR = MC. Pada
saat itu biaya marjinal jangka pendek sama dengan biaya marjinal
jangka panjang (SMC=LMC).
b.      Tidak mengalami kerugian (not suffering loss ), agar dapat
mengganti barang modal yang digunakan dalam produksi . Karena itu
biaya rata-rata jangka pendek harus sama dengan harga jual (SAC=P)
c.       Tidak ada insentif bagi perusahaan untuk masuk-keluar, karena
laba nol (zero economic profit). Laba nol disebut juga laba normal
(normal profit), yaitu tingkat laba yang memberikan tingkat
pengembalian yang sama, jika uang dan faktor produksi lain
dialokasikan pada kegiatan alternatif. Jika laba lebih besar dari nol
akan ada perusahaan yang tertarik untuk masuk (entry) ke dalam
pasar. Sebaliknya jika laba lebih kecil dari nol (merugi) akan
mendorong perusahaan keluar (exit) dari pasar (adanya
karakteristik free entry and exit ).
d.      Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi, walaupun dengan
memperbesar skala produksi, karena sudah berproduksi pada titik
minimum kurva biaya rata-rata jangka panjang (minimum LAC), pada
saat SAC= LAC

2.10          Penawaran Perusahaan Dalam Pasar Persaingan


Sempurna
      Penawaran industri adalah total penawaran perusahaan-
perusahaan. Jumlah output ditawarkan perusahaan adalah jumlah
yang menghasilkan laba maksimum (MR=MC). Berdasarkan hal
tersebut dapat dikonstruksi kurva penawaran perusahaan , baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang.
a. Kurva Penawaran Jangka Pendek

Kurva penawaran jangka pendek perusahaan dapat dikonstruksi


dari kurva biaya marjinal (MC) jangka pendek

b. Kurva Penawaran Jangka Panjang


Dalam pasar persaingan sempurna, kurva penawaran
jangka panjang merupakan lokus keseimbangan jangka panjang
pada berbagai tingkat produksi.

1.      Industri Skala Biaya Konstan (Constan Cost Industry)


Dalam industri skala biaya konstan (constan cost industry)
penambahan penggunaan faktor produksi karena masuknya

10
perusahaan-perusahaan baru, tidak akan menaikkan harga
faktor produksi.
2.      Industri Skala Biaya Menaik (Increasing Cost Industry)
Pada industri skala biaya menaik (increasing cost
industri),masuknya perusahaan-perusahaan baru menyebabkan
harga faktor produksi naik,sehingga terjadi perubahan struktur
biaya dan pergeseran titik keseimbangan.
3.      Industri Skala Biaya Menurun (Decreasing Cost Industry)
Pada industri skala biaya menurun (decreasing cost industry)
masuknya perusahaan-perusahaan lain ke dalam industri justru
menurunkan harga faktor produksi karena efisiensi skala besar
(large scale economies).
2.11          Kekuatan dan Kelamahan Pasar Persaingan Sempurna
a. Kekuatan
Sebagai sebuah model ekonomi, pasar persaingan
sempurna memberikan penjelasan tentang perilaku perusahaan
dalam dunia ideal , di mana dibuktikan bahwa perusahaan
berproduksi dalam skala yang efesien dengan harga produksi yang
paling murah. Pasar persaingan sempurna juga
memungkinkan output maksimum dibanding pasar lainnya (akan
dijelaskan lebih lanjut dalam bab berikutnya).

Konsekuensi model pasar persaingan sempurna bagi


masyarakat adalah pasar ini memberikan tingkat kemakmuran dan
kenikmatan (utilitas hidup) yang maksimal, karena:
1.      Harga jual barang dan jasa adalah yang termurah.
2.      Jumlah output paling banyak sehingga rasio output per
penduduk maksimal (kemakmuran maksimal)
3.      Masyarakat merasa nyaman dalam mengosumsi karena tidak
perlu membuang waktu untuk memilih barang dan jasa (produk
yang homogen) dan tidak takut ditipu dalam kualitas dan harga
(informasi sempurna).
b. Kelemahan
Namun demikian,model pasar persaingan sempurna memiliki
beberapa kelemahan :
1)      Kelemahan Dalam Hal Asumsi
Asumsi-asumsi yang dipakai dalam pasar persaingan
sempurna mustahil terwujud, karena dalam dunia nyata manusia
(produsen dan konsumen) dibatasi oleh dimensi waktu dan
tempat. Keterbatasan itu menyebabkan perpindahan faktor
produksi dan pengumpulan informasi membutuhkan biaya. Hasil
(output dan informasi) yang diperoleh pun tidak homogen dan
sempurna.

11
2)      Kelemahan Dalam Pengembangan Teknologi
Model pasar persaingan sempurna menyatakan bahwa
keseimbangan dalam jangka panjang akan tercapai dan setiap
perusahaan memperoleh laba normal. Masalahnya apakah
dengan laba normal perusahaan dapat melakukan kegiatan riset
dan pengembangan amat dibutuhkan untuk memperoleh
teknologi produksi yang meningkatkan efisiensi produksi.
3)      Konflik Efesiensi-Keadilan
Pasar persaingan sempurna sangat menekankan efesiensi.
Tetapi hal ini menimbulkan masalah jika diterapkan dalam
kehidupan nyata. Misalnya kasus industrialisasi di negara sedang
berkembang (NSB). Karena industrinya masih amat muda atau
dalam tahap awal perkembangan (infant industry),biaya
produksinya (biaya rata-rata) jelas lebih tinggi dari pada industri di
negara maju. Jika dibiarkan bersaingan dalam pasar global,
industri di NSB akan ambruk karena kalah bersaing.
Kemakmuran dan kesejahteraan rakyat di NSB tidak akan
meningkat di banding di negara maju. Muncul masalah
ketidakpastian! Agar tidak kalah bersaing, industri di NSB butuh
perlindungan (protection) sementara. Tetapi hal ini akan
menimbulkan masalah inefisiensi.

                       

BAB II
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapat dari awal hingga
akhir  pembuatan makalah ini “Memaksimumkan Laba dan Pasar

12
Persaingan Sempurna”. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal
dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari
suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain
yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang
timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik.
Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan
menempuh strategi penjualan maksimum (maximum selling).
Sebab semakin besar penjualan makin besar laba yang diperoleh.
Hanya saja sebelum mengambil keputusan, perusahaan harus
menghitung berapa unit output yang harus diproduksi untuk
mencapai titik impas. Kemudian besarnya output tadi dibandingkan
dengan potensi permintaan efektif.
  Pasaran persaingan sempurna merupakan pasaran barang
yang ideal karena mempunyai ciri-ciri yang memaksimumkan
kesejahteraan masyarakat. Ciri-ciri utama persaingan sempurna
adalah: pembeli harga, mudah ke luar masuk,menghasilkan barang
serupa (identical/homogenous), banyak perusahaan dan pembeli
mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai pasar.

3.2  Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, Penulis menyarankan
setiap Mahasiswa/i dapat memahami makalah Memaksimumkan
Laba dan Pasar Persaingan Sempurna

DAFTAR PUSTAKA
Prathama Raharja,Mandala Manurung,Pengantar Ilmu
Ekonomi(Mikroekonomi & Makroekonomi) ,Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ,Jakarta,2008,hlm 133-
158

13

Anda mungkin juga menyukai