MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengantar Ekonomi Mikro
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dengan judul
”PASAR PERSAINGAN SEMPURNA“.Makalahin kami
buatuntukmemenuhitugasmatakuliahPendidikanKewarganegaraan. Dan tidaklupa pula kami
mengucapkanterimakasihkepada :
1. Ibu Sri Handayani,selakudosenmatakuliahPengantarEkonomiMikro
2. Semuapihak yang tidaksempat kami sebutkansatu per satu yang
turutmembantukelancarandalampenyusunanmakalahini.
Kami menyadaribahwamakalahinimasihbanyakkekurangandankelemahannya,
baikdalamisimaupunpenyusunannya.Olehsebabitu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangununtukmenyempurnakanmakalahini.
Akhir kata, kami mengucapkanterimakasihkepadasemuapihak yang
telahberperansertadalampenyusunanmakalahinidariawalsampaiakhir.Semogamakalahinidapatme
mberikanmanfaatkepadakitasemua.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar..............................................................................................i
Daftarisi.......................................................................................................ii
Bab I :Pendahuluan
1.1 Latarbelakangmasalah.............................................................................1
1.2 Rumusanmasalah......................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................... .....................3
Bab II :Pembahasan
2.1 Pengertian pasar persaingan sempurna.......................................................
2.2 Karakteristik pasar persaingan sempurna..................................................
2.3 Permintaan dan penerimaan pasar persaingan sempurna.......................
2.4 Keseimbangan Perusahaan..........................................................................
2.5 Penawaran Perusahaan dalam Pasar persaingan sempurna.........................
2.6 Kelebihan dan kekurangan pasar persaingan sempurna..............................
Bab III :Penutup
3.1 Kesimpulan........................................................................................... ......................
3.2 Saran...........................................................................................................
Daftarrujukan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar persaingan sempurna adalah pasar dimana terdapat banyak penjual dan
pembeli. Adapun harga di tentukan oleh permintaan dan penawaran dalam pasar. Dalam makalah
ini akan membahas pengertian dari pasar persaingan sempurna,konsep keseimbanga pasar
persaingan sempurna dan kelebihan/kekurangan pasar persaingan sempurna. Keuntungan pasar
persaingan sempurna adalah harga dalam pasar ini adalah yang terendah. Dan kekurangan dalam
pasar ini adalah dalam keseimbangan jangka panjang pasar hanya akan memperoleh laba normal.
Dalam makalah ini juga akan di jelaskan konsep yang ada dalam pasar persaingan sempurna
serta bentuk kurva permintaan dan penerimaan dalam pasar persaingan sempurna
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini dipaparkan tujuan
penulisan makalah
1. Memaparkan Konsep tentang pasar persaingan sempurna.
2. Memaparkan kurva permintaan dan penerimaan dalam pasar persaingan sempurna.
3. Memaparkan konsep keseimbangan perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
4. Memaparkan kelebihan dan kekurangan dalam pasar persaingan sempurna.
BAB II
PEMBAHASAN
Pasarpersaingansempurnamemilikikarakteristikkhusus, di antaranyasebagaiberikut...
Homogenitas produk,yang dimaksud dengan produk yang homogen adalah produk yang mampu
memberikan kepuasan(utilitas)kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa produsennya.
Konsumen tidak membeli merek barang tapi kegunaan barang. Karena itu semua semua
perusahaan dianggap mampu memproduksi barang dan jasa dengan kualitas dan karakteristik
yang sama.
Pengetahuan sempurna,para pelaku ekonomi(konsumen dan produsen)memiliki pengetahuan
sempurna tentang harga produk yang di jual. Dengan demikian konsumen tidak akan mengalami
perlakuan harga jual yang berbeda dari suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Dari
siapapun produk dibeli, harga yang berlaku adalah sama. Demikian halna dengan perusahaan
hanya akan menghadapi satu harga yang sama dari berbagai pemilik faktor produksi.
Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar, perusahaan menjual produknya dengan
berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar. Karena secara individu perusahaan tidak mampu
mempengaruhi harga pasar yang dapat dilakukan perusahaan adalah menyesuaikan jumah output
untuk mencapai harga maksimum.
Bebas keluar-masuk pasar, dalam pasar persaingan sempurna faktor produksi mobilitasnya tidak
terbatas dan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan faktor produksi.
Pengertian mobilitas mencakup pengertian geografis dan antarpekerja. Maksudnya, faktor
produksi seperti tenaga kerja mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya atau dari
satu pekerjaan ke pekerjaan lainny, tanpa biaya. Hal tersebut menyebabkan perusahaan leluasa
untuk keluar-masuk pasar. Jika perusahaan tertarik di satu industri(dalam industri masih
memberikan laba), dengan segera dapat masuk. Bila tak tertarik lagi atau gagal, dengan seger
dapat keluar.
(2) Penerimaan
Penerimaan total atau(TR/total revenue)perusahaan sama dengan jumlah output(Q) dikali
harga jual (P). Karena harga telah di tetapkan,penerimaan rata-rata(average revenue)dan
penerimaan marginal(marginal revenue)adalah sama dengan harga. Dengan demikian kurva
permintaan(D)sama dengan kurva penerimaan rata-rata (AR)sama dengan kurva permintaan
marginal(MR) dan sama dengan harga (P) seperti pada diagram 8.2.a. kurva penerimaan total
berbentuk garis lurus dengan sudut kemiringan positif bergerak mulai dari titik(0,0)seperti di
tunjukan oleh diagram 8.2.b
2.4Keseimbangan perusahaan
(1) Keseimbangan perusahaan dalam jangka pendek
Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar perusahaan berada dalam keseimbangan :
a. Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi, paling tidak, bila biaya variabel atau VC adalah sama
dengan penerimaan total (TR), atau biaya variabel rata-rata (AVC) sama dengan harga (P).
Dalam kondisi ini prusahaan hanya menanggung kerugian biaya tetap (FC), dimana biaya ini
dengan atau tanpa produksi tetap harus dikeluarkan. Tetapi jika AVC lebih kecil dari harga maka
perusahaan tidak mampu menutupi lagi beban biaya tetap. Kegiatan produksi hanya menambah
beban, karena itu produksi sebaiknya dihentikan.
b. Perusahaan produksi pada saat MR=MC agar perusahaan memperoleh laba maksimum atau,
dalam kondisi terpuruk, kerugiannya minimum.
Diagram 8.3 menunjukkan bahwa kondisi MR=MC (titik E) tercapai pada saat output
sejumlah Q’. Karena biaya rata-rata lebih kecil dari harga, dari setiap unit output perusahaan
memperoleh laba sebesar BE per unit. Jik output lebih kecil dri Q’, misalnya Q 1, penerimaan
marginal (MR=P) lebih besar dari biaya marginal (MC), sebaiknya lebih menguntungkan bagi
perusahaan menambah output. Bila output lebih besar dari Q’, MC sudah lebih besar dari MR.
Penambahan output akan mengurangi laba karena itu laba maksimum tercapai hanya bila
MR=MC, pada saat jumlah output adalah Q’
Karena biaya rata-rata (AC) lebih besar dari pada harga (P), untuk setiap unit output yang
terjual diperoleh laba sebesar BE. Laba total diperoleh sama dengan Q’ dikali BE atau sama
dengan luas bidang APEB. Laba ini disebut laba super normal.
Diagram 8.3 hanya memperoleh satu kemungkinan yaitu laba maksimum. Masih ada dua
kemungkinan yang dialami perusahaan yaitu impas dan rugi. Kondisi impas terjadi bila biaya
rata-rata sama dengan harga, dimana laba per uni sama dengan nol, seperti digambarkan dalam
diagram 8.4 keadaan seperti ini dinamakan sebagai laba normal.
Diagram 8.5 menunjukkan bahwa pada saat MR=MC perusahaan mengalami kerugian
sebesar BE per unit. Sehingga kerugian total adalah seluas bidang PAEB. Kerugian ini adalah
kerugian minimum. Bila perusahaan meproduksi kurang dari Q’ (misal Q1), kerugian per unit
menjadi lebih besar ( CD>BE). Demikian halnya kerugian total, yang secara grafis terlihat dari
luas PKDC>luas PAEB. Bila output lebih besar dari Q’, kerugian per unit bisa menjadi lebih
kecil (bila memproduksi Q2) atau lebih besar (bila memproduksi Q3), tetapi kerugian total lebih
besar dibanding jika memproduksi sebanyak Q’.
Agar dapat bertahan dalam pasar, maka dalam jangka panjang perusahaan harus memenuhi 4
persyaratan:
a. Perusahaan harus bekerja sebaik mungkin, agar perusahaan mencapai keadaan yang paling
optimal. Secara matematis hal ini berarti perusahaan berproduksi saat MR=MC. Pada saat ini
biaya marginal jangka pendek sama dengan biaya marginal jangka panjang (SMC=LMC) .
b. Tidak mengalami kerugian, agar dapat mengganti barang modal yng digunakan dalam produksi.
Karena itu biaya rata-rata jangka pendek harus sama dengan harga jual (SAC=P).
c. Tidak ada inisiatif bagi perusahaan untuk masuk keluar, karena laba 0. Laba 0 disebut juga laba
normal, yaitu tingkat laba yang memberikan tingkat pengembalian yang sama,jika uang dan
faktor produksi lain dialokasikan pada kgiatan alternatif. Jika laba lebih besar dari 0 akan ada
perusahaan yang tertarik untuk masuk kedalam pasar. Sebaliknya, jika laba lebih kecil dari 0
(merugi) akan mendorong perusahaan keluar dari pasar.
d. Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi, walaupun dengan memperbsar skala produksi,
karena sudah berproduksi pada titik minimum kurva biaya rata rata jangka panjang, pada saat
SAC=LAC (short average cost=long average cost) diagram.
Diagram 8.6.a menunjukan keseimbangan industri jangka panjang terjadi di titik E0
dimana tingkat harga p0dan jumpat output Q0 . Pada saat itu keseimbangan perusahaan
digambarkan pada diagram 8.6.b (Perhatikan kurva SMC,LMC,SAC, dan LAC berpotongan di
satu titik, yaitu titik E) dengan ouput Q 1 . Jika ada perusahaan yang masuk, akan terjadi
penambahan penawaran. Diagram 8.6.a menunjukan kurva penawaran bergeser ke kanan (S0
S1 ) . Keseimbangan baru terjadi di titik E1 , dimana harga keseimbangan p1 dan output sebanyak
Q1 . Sebelum ada perusahaan yang masuk, pada tingkat harga P1 jumlah output yang ditawarkan
hanya Q2 . Selisih Q1 –Q2 adalah akibat penambahan kapasitas produksi yang berasal dari
perusahaan yang bertahan, karena harga jual lebih besar dari biaya produksi per unit (P 1 < AC) .
Lagipula jika output ditambah, kerugian bertambah besar (jarak SMC –P1 makin besar).
Keluarnya perusahaan menyebabkan penawaran tingkat industri berkurang, misalnya sampai ke
kurva S2 (digagram 8.6.a) yang menaikan harga menjadi P 2 . Bagi perusahaan secara individu,
keadaan ini sangat menguntungkan, karena perusahaan memperoleh laba super normal (P2> dari
AC). Hal ini menarik perusahaan lain untuk masuk ke daam industri. Gerakan masuk keluar akan
berhenti bila keseimbangan kembali ke titik E, sehingga perusahaan dalam industri hanya
menikmati laba normal. Hal ini dikarenakan adanya asumsi kebebasan masuk dan keluar.
Penawaran industri adalah total penawaran perusahaan perusahaan. Jumlah output yang
ditawarkan perusahaan adalah jumlah yang menghasilkan laba maksimum (MR=MC).
Berdasarkan hal tersebu dalam dikonstruksi kurva penawaran perusahaan dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.
Diagram 8.7.a menunjukan jika harga dibawah P 0, perusahaan tidak mau berproduksi
(tidak ada penawaran) karena harga masih lebih kecil dari biaya variabel per unit yang paling
rendah (AVC berpotongan dengan MC). Jika harga naik ke P 1 agar mencapai laba maksimum
perusahaan berproduksi pada saat MR=MC atau MR=P, sehingga jumlahouput adalah Q 1 jika
harga jual terus meningkat, misalnya ke P 2, P3, dan P4 , maka perusahaan harus memproduksi Q 2,
Q3, Q4 agar mencapai laba maksimum. Kurva MC menunjukan hubugan antara kurva harga
dengan jumlah output yang diproduksi (ditawarkan). Dengan demikian dalam pasar persaingan
sempurna, Kurva MC setela melewati titik potong dengan minimum kurva AVC adalah juga
kurva penawaran perusahaan jangka pendek( diagram 8.7.b). Dapat disimpulkan bahwa dalam
pasar persaingan sempurna meskipun perusahaan menderita rugi selama P masih diatas AVC
sebaiknya perusahaan tetap berproduksi karena kerugian yang diderita masih lebih kecil daripada
FC yang harus dikeluarkan apabila perushaan tidak berproduksi. Kalau berproduksi berarti
sebagian FC masih dapat tertutup. Namun bila P dibawah AVC maka sebaiknya perushaaan
tidak berproduksi karena kalau tetap berproduksi kerugian lebih besar dari FC.
maksimal)
Masyarakat merasa nyaman dalam mengkonsumsi karena tidak perlu membuang waktu
untuk memilih barang dan jasa (produk yang homogen) dan tidak takut ditipu dlam kualitas dan
harga (informasi sempurna)
Asumsi yang dipakai dalam pasarpersaingan sempurna mustahil terwujud, karena dalam dunia
nyata manusia (produsen dan konsumen) dibatasi oleh dimensi waktu dan tempat. Keterbatasan
itu menyebabkan perpisahan faktor produksi dan pengumpulan informasi membutuhkan biaya.
Hasilnya (output dan informasi yang diperoleh pun tidak homogen dan sempurna).
Kelemahan dalam pengembangan teknologi
Model pasar persaingan sempurna menyatakan bahwa keseimbangan dalam jangka panjang akan
tercapai dalam setiap perusahaan memperoleh laba normal. Masalahnya apakah dengan laba
normal perusahaan dapat melakukan kegiatan reset dan pengembangan. Padahal kegiatan riset
dan pengembangan amat dibutuhkan untuk memperoleh teknologi produksi yang meningkatkan
efisiensi produksi.
Konflik efisiensi keadilan
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pasar persaingan sempurna ialah dimana jumlah perusahaan sangat banyak dan
kemampuan setiap perusahaan dianggap sedemikian kecilnya, sehingga tidak mampu
memengaruhi pasar.
a) Syarat yang harus ada adalah homogeneous product, perfect knowledge, small relatively output,
price taker, free entry and exit.
b) Kelebihan dalam pasar persaingan sempurna adalah harga barang dan jasa paling murah, Jumlah
output paling banyak, Masyarakat tidak takut ditipu dalam kualitas dan harga.
c) Kelemahan dalam pasar persaingan sempurna adalah kelemahan dalam hal asumsi, kelemahan
dalam pengembangan teknologi, konflik efisiensi-keadilan.
3.2 Saran
3.3 Studi kasus
KOTA BATU - Harga kentang di Dusun Jurang Kuali Desa Sumber Brantas,
Kecamatan Bumiaji Kota Batu beranjak naik. Dari sebelumnya hanya Rp 6 ribu setiap satu
kilogramnya, kini menjadi Rp 7 ribu setiap satu kilogramnya. Petani pun berupaya untuk
mempertahankan jumlah produksi kentang.
Menurut Suraji petani kentang Dusun Jurang Kuali, harga kentang mengalami kenaikan sejak
dua minggu terakhir. Kenaikan harga kentang dipicu minimnya petani luar Kota Batu yang
menanam kentang. Sedangkan permintaan terus meningkat.
Karena itu Suraji pun terus memacu produksi kentang dilahan pertaniannya. Memanfaatkan
peluang naiknya harga kentang yang ada di pasaran. ”Ada kenaikan seribu rupiah. Dan petani
pun terus menanam kentang untuk memenuhi permintaan,” terang Suraji.
Dengan cuaca seperti sekarang ini sangat mendukung produksi kentang. Mengingat
tanaman kentang membutuhkan matahari yang cukup. Selain itu tidak perlu banyak air yang
menggenangi tanaman tersebut. ”Hanya butuh penyiraman tiga hari sekali untuk tanaman
kentang,” ungkap Suraji.
Sementara itu Ari Handayani Pejabat Sementara (Pjs) Desa Sumber Brantas mengatakan
sekarang ini petani kentang berusaha memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.
Sebagian besar mereka konsentrasi di tanaman kentang. ”Sekarang ini waktu yang tepat untuk
tanaman kentang,” urai Ari.
Terpisah, Lendy Agus Susilo, Kasi Hortikultura dari Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut)
Pemkot Batu mengatakan, untuk kebutuhan kentang pada umunya di Kota Batu mencapai 8 ribu
hingga 10 ribu ton setiap tahunnya. ”Sekarang petani kentang sudah mulai mengurangi pupuk
kimia. Mereka ingin mengembangkan pertanian organik,” beber Lendy. (muk/bb)