Anda di halaman 1dari 23

EKONOMI MANAJERIAL

ANALISIS OPTIMASI EKONOMI

Dosen Pengampu : I Gede Nandya Oktora, P., SE., M.B.A.

Oleh :

I Wayan Mahesa Putra 1907521143

Made Bagus Satrya Yudistira 1907521168

I Kadek Darmana Yasa 1907521192

Made Wijaya Kusuma Putra 1907521195

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya makalah dengan judul “Analisis Optimasi Ekonomis” dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Ekonomi
Manajerial. Dalam penyusunan makalah ini, Penulis mendapatkan banyak bantuan,
masukan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, Untuk itu penulis
menyapaikan rasa terimakasi yang tulus iklas kepada bapak I Gede Nandya Oktora
P., S.E., M.B.A. selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Manajerial yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun makalah ini. Selain
itu, penulis memberikan rasa terimakasi kepada rekan – rekan yang telah
memberikan banyak bantuan, masukan, dan dukungan terkait penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Denpasar, 22 Februari 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2

DAFTAR ISI........................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6

2.1 Metode Optimasi ( Grafik, tabel, dan Kalkus Differensial ) ................................. 6

2.2 Menghitung Laba dengan Pendekatan Total dan Pendeketan Marginal .......... 14

2.3. Optimasi Multivariate dengan Kendala dan Tanpa Kendala................................ 17

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 22

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 23

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya, optimasi didefinisikan sebagai proses menentukan nilai minumum
dan maksimum yang bergantung pada fungsi tujuannya. Dalam kehidupan sehari-
hari,banyak ditemukan permasalahan yang menyangkut permasalahan optimasi.
Contohnya yaitu mengenai masalah perekonomian. Masalah Ekonomi adalah masalah
yang sering terjadi dalam kehidupan sehari hari baik masalah dalam jual beli, tawar
menawar ataupun ekspor impor. Dalam kehidupan sekarang terutama di Indonesia
terdapat beberapa masalah ekonomi yang terjadi diantaranya pengangguran, kemiskinan,
harga, profit, inflasi, hutang, sistem ekonomi, ekonomi politik, kesejahteraan dan
pertumbuhan ekonomi. Dengan banyaknya masalah ekonomi yang terjadi tentunya
menjadikan sebuah optimisasi sangat diperlukan. Sebagai contoh apabila sebuah
perusahaan mampu mengoptimisasi segala hal yang berkaitan dengan proses produksi
sampai distribusi maka angka maksimum nilai perusahaan akan didapatkan.

Analisis optimasi dapat mudah dijelaskan dengan mempelajari proses perusahaan


dalam menentukan tingkat output. yang mana memaksimalkan laba total, dengan
mempergunakan kurva penerimaan total dan biaya total dari bab yang menentukan tahap
analisis marjinal. Optimasi Dengan Analisis Marijinal Sementara perusahaan
memaksimalkan laba yang ditentukan dengan kurva penerimaan total dan biaya total.
analisis marjinal, perusahaan memaksimumkan keuntungan bila penerimaan marjinal
sama dengan biaya marjinal. Analisis Marjinal merupakan salah satu konsep terpenting
pada ekonomi manajerial secara umum dan dalam analisa optimasi khususnya. Menurut
Menurut analisis marjinal, perusahaan memaksimumkan keuntungan bila penerimaan
marjinal sama dengan biaya marjinal.

4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan kajian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat
diungkap dalam makalah ini antara lain :

1. Bagaimana metode optimasi ( grafik, tabel, dan kalkus differensial )?


2. Bagaimana cara menghitung laba dengan pendekatan total dan pendekatan
marginal ?
3. Bagaimana optimasi multivariate dengan kendala dan tanpa kendala?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan kajian latar belakang di atas, maka tujuan penulisan yang dapat
diungkap dalam makalah ini antara lain :

1. Untuk mengetahui metode optimasi ( grafik, tabel dan kalkus differensial )


2. Untuk mengetahui cara menghitung laba dengan pendekatan total dan
pendekatan marginal
3. Untuk mengetahui cara optimasi multivariate dengan kendala dan tanpa
kendala

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Metode Optimasi ( Grafik, tabel, dan Kalkus Differensial )


Analisis optimasi dapat mudah dijelaskan dengan mempelajari proses perusahaan
dalam menentukan tingkat output yang memaksimumkan laba total. Ada 2 pendekatan
optimasi :
1. Maksimasi laba dengan pendekatan total
Yaitu TR = TC
2. Optimasi dengan pendekatan analisis marjinal
Yaitu MR = MC

A. Hubungan Nilai Total, Rata – rata dan Marginal


Hubungan antara nilai total, rata-rata dan marginal merupakan konsep serta ukuran
yang sangat penting dalam optimasi. Pada dasarnya hubungan antara nilai total, rata-
rata dan marginal adalah sama, baik untuk biaya, penerimaan, produksi maupun laba.
Hubungan nilai Total, Rata-rata dan biaya Marginal Perusahaan :

Q TC AC=TC/Q MC=dTC/dQ

0 20 - -

1 140 140 120

2 160 80 20

3 180 60 20

4 240 60 60

5 480 96 240

6
TC = FC + VC

AC = AFC + AVC; MC =
DTC/DQ

1. Hubungan antara nilai rata-rata dengan marginal

Hubungan antara nilai rata-rata dengan marginal juga penting dalam pembuatan
keputusan manajerial. Karena nilai marginal menunjukkan perubahan dari nilai total,
maka jika nilai marginal tersebut lebih besar dari nilai rata-rata, pasti nilai rata-rata
tersebut sedang menaik. Misalnya, jika 10 pekerja rata-rata menghasilkan 200 unit output
perhari, dan pekerja ke 11 (tambahan) menghasilkan 250 unit, maka output rata-rata dari
npekerja meningkat.

1. Penggambaran hubungan antara nilai total, marginal dan rata-rata

Slope adalah suatu ukuran kemiringan sebuah garis, dan didefinisikan sebagai
tingginya kenaikan (penurunan) per unit sepanjang sumbu horisontal. Slope dari sebuah
garis lurus yang melalui titik asal ditentukan dengan pembagian koordinat Y pada setiap
titik pada garis tersebut dengan koordinat X yang cocok.

Hubungan geometris antara nilai total, marginal dan rata-rata terlihat pada kurva
2.2b laba total naik dari titik asal menuju titik C. karena garis yang digambarkan
bersinggungan dengan kurva laba total menjadi lebih curam jika titik singgung tersebut
mendekati titik C, maka laba menaik sampai titik singgung tersebut.

Selain hubungan nilai total rata-rata dan total marginal, hubungan antara nilai
marginal dengan rata-rata juga ditunjukan pada gambar 2.2 b. Pada tingkat output yang
rendah dimana kurva laba marginal terletak di atas kurva laba rata- rata, maka kurva laba
rata-rata sedang menaik. Walaupun laba marginal mencapai titik maksimum pada output
Q1 dan kemudian menurun, tapi kurva laba rata-rata terus meningkat sepanjang kurva
laba marginal masih di atasnya.

7
2. Penurunan kurva total dari kurva marginal atau rata-rata

Penurunan laba total dari kurva laba rata-rata (b). Laba total adalah laba rata-rata
dikalikan jumlah output. Laba total yang sesuai dengan output Q1, misalnya adalah laba
rata-rata (A) dikalaikan output (Q1). Laba total tersebut sama dengan luas bidang segi
empat OABQ1.

Hubungan yang sama terjadi antara laba marginal dengan laba total. Secara
geometris, laba total tersebut ditunjukan oleh daerah Y sampai kuantitas output yang
ditentukan. Tingkat output Q1 laba total sama dengan bidang bawah kurva laba marginal
yaitu bidang OCQ1

A. Kalkulus Differensial : Turnan dan Aturan Differensial

Analisis optimisasi dapat dilakukan lebih efisien dan tepat, dengan kalkulus
diferensiasi yang didasarkan pada konsep turunan.

1. Konsep Turunan

Sangat berhubungan erat dengan konsep marjinal. Sebagai contoh, bila keluaran
naik dari 2 menjadi 3 unit, penerimaan total meningkat dari $ 160 menjadi $210.

Rumus : MR = TR

Nilai ini merupakan kemiringan dari busur BC pada kurva penerimaan total.

8
Namun demikian, bila jumlahnya sangat kecil (bila ΔQ diasumsikan memiliki nilai yang
lebih kecil dan bahkan mendekati nol).

2. Aturan aturan Diferensiasi

Diferensiasi adalah proses menentukan turunan suatu fungsi, yang menentukan


perubahan y untuk perubahan X, pada saat perubahan X mendekati nol.

Y = F(X) = a

• Aturan untuk fungsi konstan: turunan atas sebuah fungsi konstan, Y


= f (x) = a, adalah nol untuk semua nilai a konstan. Fungsinya adalah
sebagai berikut:

Y = F(X) = a

• Aturan untuk fungsi pangkat: turunan dari fungsi pangkat :

dimana a dan b konstan, sama dengan eksponen b di kali dengan


koefisien a di kali variabel X pangkat b-1. Fungsinya adalah sebagai
berikut:

• Aturan untuk penjumlahan dan pengurangan: turunan dari


penjumlahan (pengurangan) adalah sama dengan penjumlahan
(pengurangan) dari setiap turunan individu. Fungsinya adalah
sebagai berikut:

9
• Aturan untuk perkalian: turunan dari perkalian dua fungsi adalah
sama dengan fungsi pertama dikalikan dengan turunan fungsi ke
dua, di tambah fungsi kedua di kali dengan turunan yang pertama.
Jadi untuk fungsi Y=U.V, di mana U=g (x) dan V=h(x) adalah

• Aturan untuk pembagian: turunan dari pembagian dua fungsi adalah


sama dengan penyebut di kali dengan turunan dari pembilang,
dikurangi pembilang di kali dengan turunan penyebut, semua
kemudian di bagi dengan penyebut kuadrat. Jadi untuk fungsi di
mana di mana U=g(x) dan V=h(x) adalah :

• Aturan untuk fungsi dari fungsi rantai: jika Y=f(u) dan U=g(x),
maka turunan dari Y terhadap X adalah sama dengan turunan dari Y
terhadap U di kali dengan turunan U terhadap X. Jadi bila:

OPTIMISASI DENGAN KALKULUS

Menentukan Maksimum atau Minimum dengan Kalkulus Optimisasi sering


diperlukan untuk menemukan nilai maksimal atau nilai minimal suatu fungsi. Sebagai
contoh, suatu perusahaan mungkin ingin memaksimumkan penerimaannya,
meminimumkan biaya produksi sejumlah output, atau lebih mungkin memaksimumkan
laba.

Untuk suatu fungsi agar mencapai maksimum atau minimum, turunan dari fungsi
tersebut harus nol. Secara geometris, hal ini berhubungan dengan titik di mana kurvanya
mempunyai kemiringan nol. Sebagai contoh, untuk fungsi penerimaan total (Persamaan
2-1),
10
TR = 1000-100𝑄2

𝑑( 𝑇𝑅 ) = 100 − 20𝑄
𝑑𝑄

Dengan menetapkan d(TR)/dQ=0, kita mendapatkan

100 - 20Q = 0

Oleh karena itu, Q=5

Jadi, untuk fungsi penerimaan total (2-1), d(TR)/dQ = O (kemiringannya adalah


nol) dan penerimaan total mencapai maksimum pada tingkat output 5 unit (ihat Figur 2-
1). Dengan cara serupa, turunan atau kemiringan dari fungsi biaya marginal dan biaya
rata-rata pada Figur 2-2 secara berturut-turut adalah nol pada Q
= 2 dan Q = 3,5, di mana fungsi-fungsi (kurva-kurva) ini adalah minimum.

Membedakan antara Maksimum dan Minimum: Turunan Kedua

Kita telah melihat pada subbab sebelumnya bahwa turunan (kemiringan) dari fungsi
(kurva) adalah nol baik pada titik minimum maupun maksimum. Untuk membedakan
antara titik maksimum dengan minimum, kita mempergunakan turunan kedua (second
derivative). ntuk fungsi umum Y = fX), turunan kedua ditulis sebagai 𝑑2Y/𝑑𝑋2. Turunan
kedua adalah turunan dari turunan dan diperoleh dengan menerapkan kembali aturan
turunan (pertama) dari diferensiasi yang disajikan pada Subbab 2-4 yang dirangkum dalam
Tabel 2-4. Sebagai contoh, untuk

Y = 𝑋3

𝑑𝑌
𝑑𝑋 = 32 𝑋

11
Dan,
𝑑2 𝑌
= 6𝑋
𝑑𝑋2
Dengan cara yang sama, untuk TR = 100Q – 10𝑄2

𝑑(𝑇𝑅)
= 100 − 20𝑄
𝑑𝑄

𝑑2 (𝑇𝑅)
Dan = -20
𝑑𝑄 2

Secara geometris, turunan mengacu kepada kemiringan dari suatu fungsi, sedang turunan
kedua mengacu kepada perubahan dari kemiringan fungsi tersebut. Sehingga nilai dari
turunan kedua dapat dipergunakan untuk menentukan apakah kita mempunyai maksimum
atau minimum pada titik dimana turunan pertamanya (kemiringan) adalah nol. Aturannya
adalah bila turunan kedua positif, kita mempunyai minimun, dan jika turunan kedua
negarif, kita menpunyai maksimum. Kita telah menemui aturan geonetris yang serupa
dengan aturan ini pada saat kita membicarakan fungsi laba total (T) pada gambar bagian
bawah Figur 2-4. Fungsi tersebut mempunyai kemiringan nol (yaitu, drldQ= 0) pada saat
e = I dan Q = 3. Tetapi di sekitar Q = 1, kemiringan fungsi s meningkat (yaitu, dsuldg >
0) dari negatif pada Q 1, nol pada Q = 1, dan positif pada QI, jadi fungsi n menghadap ke
atas dan kita mempunyai minimum. Sebaliknya, di sekitar Q= 3, kemiringan fungsi n
menurun (yaitu,

𝑑2𝜋/𝑑𝑄2 < 0) dari mula-mula positif, kemudian nol, dan kemudian negatif, jadi, fungsi π
menghadap ke bawah dan kita mempunyai maksimum. Beberapa penerapannya sebagai
berikut:

Pertama, terdapat fungsi penerimaan total,

TR= 45Q - 0,5𝑄2

𝑑(𝑇𝑅)
45 − 𝑄
𝑑𝑄

12
Dengan menetapkan turunan pertama sama dengan nol, kita menemukan bahwa
fungsi TR mempunyai kemiringan nol pada Q = 45. Karena 𝑑2(TR)/𝑑𝑄2 = -1, fungsi TR
ini mencapai maksimum pada Q =455

ini penting bahwa untuk fungsi TR = 100Q - 10𝑄2 yang dipelajari sebelumnya, kita
peroleh bahwa d(TR)/dQ = 100 – 20Q Oleh karena itu, d(TR)/dQ
= O pada Q = 5 dan 𝑑2(TR)𝑑𝑄2 20, jadi, fungsi TR ini mencapai maksimum pada Q = 5
(lihat Figur 2-1). Bila digambarkan, kurva TR diatas akan terihat pada Figur 2-1, tetapi
kurva tersebut mencapai maksimum pada Q= 45.

Contoh lain, dengan melihat fungsi biaya marginal berikut ini:

Maka,

Dengan menetapkan turunan pertama sama dengan nol, kita menemukan bahwa
kurva MC mempunyai kemiringan nol pada O = 22. Karena 𝑑2(MC)/𝑑𝑄2=
3

6, kurva MC ini mencapai minimum pada saat = 22 sehingga kurva MC terlihat


3

serupa dengan kurva MC pada Figur 2-2.


Terakhir, contoh yang lebih komprehensif dan penting diberikan oleh
maksimisasi
laba perusahaan. Misalkan fungsi penerimaan total dan biaya total perusahaan
berturut-turut
adalah

maka,

13
Untuk menentukan tingkat keluaran di mana perusahaan memaksimumkan n, kita
lanjutkan
sebagai berikut:

oleh karena itu,

Pada Q = 1( 𝑑2𝜋/𝑑𝑄2)dan n minimum. Pada Q = 4, ( 𝑑2𝜋/𝑑𝑄2)= -6(4) + 15 =


-9, dan 𝜋 maksimum. Oleh karena itu, s maksimum pada Q= 4, dan fungsi 𝜋 mula-
mula kita dapat menentukan bahwa

Ekuivalen geometris atas analisis di atas sama dengan Figur 2-4.6


6 Harap dicatat bahwa bila kita menetapkan d(TR)/dQ atau MR sama dengan
d(TC)/dQ atau MC, kita akan peroleh bahwa MR = MCpadaQ - I dan Q = 4. Namun
demikian, hanya pada saat Q = 4 k memotong kurva MR dari bawah sehingga n
maksimum.

2.2 Menghitung Laba dengan Pendekatan Total dan Pendeketan Marginal


A. Pendekatan Totalitas (Totality Approach)
Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya total (TC).
Pendapatan total adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual (Q) dikalikan harga
output per unit. Jika harga jual per unit output (P) dan jumlah unit output yang terjual (Q),
maka TR = P.Q. Biaya total adalah jumlah biaya tetap (FC) ditambah biaya variable per
unit(v) dikali jumlah unit output, sehingga:

14
π = P.Q – (FC + v.Q)

Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh strategi penjualan


maksimum (maximum selling). Sebab semakin besar penjualan makin besar laba yang
diperoleh. Hanya saja sebelum mengambil keputusan, perusahaan harus menghitung
berapa unit output yang harus diproduksi untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya
output tadi dibandingkan dengan potensi permintaan efektif. Jika persentasenya 80%,
maka untuk mencapai BEP perusahaan harus menjangkau 80% potensi permintaan
efektif. Makin kecil Q* dan atau makin kecil persentase Q* terhadap potensi permintaan
efektif dianggap makin baik, sebab resiko yang ditanggung perusahaan makin kecil.

Cara menghitung Q* dapat diturunkan dari persamaan di atas:

Π = P. Q* – (FC + v. Q*)

0 = P. Q* – v. Q* – FC

= (P-v). Q* - FC

Q*=FC / (P-V)

A. Pendekatan Marginal (Marginal Approach)

Dalam pendekatan marginal, perhitungan laba dilakukan dengan


membandingkan Biaya Marginal (MC) dan Pendapatan Marginal (MR). Laba
maksimum akan tercapai pada saat MR=MC. Suatu perusahaan akan menambah
keuntungannya apabila menambah produksinya saat MR>MC. Sebaliknya, jika
MR<MC mengurangi produksi dan penjualan akan menambah keuntungan. Maka
keuntungan maksimum akan diperoleh dengan keadaan dimana MR=MC,
sehingga:
Laba maksimum = TR-TC

Misal,

Fungsi Permintaan Seorang Pengusaha adalah 2Q=1000-P, Fungsi biaya rata-


ratanya adalah 2000 + 10 = Q Berapa harga pada saat mencapai keuntungan
𝑄

15
maksimum?

Persamaan dasar : MR=MC

MR=TR' TR=P.Q

MC=TC' TC = AC.Q

• Langka pertama (1):

2Q = 1000 – P
P = 1000-2Q
• Langaka Ke Kedua (2) Mengubah fungsi P ke TR MR
TR= P.Q
TR= (1000-2Q).Q
=1000Q-2𝑄2
=1000-4Q

MR=TR MR=1000-40Q

• Langka ke Tiga (3) Menguba Fungsi AC Ke TC MC


TC = AC x Q
= (2000 +10+ Q) x Q
𝑄

= 2000+10Q+ 𝑄2
= 10+2Q
MC = TC MC = 10+2Q

• Langka ke 4 cari laba maksimum dengan rumus


MR = MC
1000-4Q = 10+2Q
-2Q-4Q = 10-1000
-6Q = - 990
Q =165

Harga = P
P =1000-2Q
16
=1000-(2x165)
=1000-330 = Rp 670 (Rp 670 adalah harga untuk mencapai
laba maksimum)

2.3. Optimasi Multivariate dengan Kendala dan Tanpa Kendala


Optimisasi multivariat ialah proses menentukan titik maksimum atau minimum suatu
fungsi yang mempunyai lebih dari dua variable. Langkah yang perlu ditempuh adalah
terlebih dahulu melakukan derivasi secara partial dan kemudian mengujinya dengan
melalui proses maksimisasi fungsi multivariable yang sering disebut dengan partial
derivative. Contoh, total revenue mungkin saja dipengaruhi (atau fungsi dari) output dan
advertising secara sekaligus. Total cost dapat saja dipengaruhi oleh pengeluaran atas
biaya tenaga kerja dan juga kapital. atau, total profit mungkin dipengaruhi oleh penjualan
barang X dan Y sekaligus.

• Optimisasi tanpa kendala

a) Turunan parsial

Sampai saat ini kita telah mempelajari hubungan antara dua variabel saja. Sebagai contoh
variabel Y (misalkan, penerimaan total, biaya total, atau laba total) yang diasumsikan
merupakan fungsi dari atau tergantung hanya pada nilai variabel X (output atau kuantitas
total). Sebagian besar hubungan ekonomi berkaitan dengan Sebagian besar hubungan
ekonomi berkaitan dengan lebih dari dua variabel. Penerimaan total dapat saja merupakan
fungsi dari atau tergantung baik pada output maupun iklan, biaya total boleh terjadi
tergantung pada pengeluaran baik untuk tenaga kerja maupun modal, dan laba total
tergantung pada penjualan komoditas X dan Y. jadi penting untuk menentukan dampak
marginal pada variabel terikat, misalkan, laba total, yang diakibatkan karena perubahan
kuantitas setiap variabel secara individu, seperti jumlah komoditas X dan Y yang dijual,
yang dianalisis secara terpisah. Dampak marginal ini di ukur dengan turunan parsial
(partial derivative) yang ditunjukan dengan symbol 𝜕 (bandingkan dengan d untuk
turunan). Turunan parsial dari variabel terikat atau variabel disisi sebelah kiri tanda sama
dengan setiap variabel bebas atau variabel disebelah kanan tanda sama dengan diperoleh
dengan aturan difrensiasi yang sama yang telah disajikan sebelumnya, kecuali bahwa
semua variabel bebas selain variabel yang kita mau cari turunanya parsial dianggap tetap.

17
Sebagai contoh, misalkan bahwa fungsi laba total (𝜋) suatu perusahaan tergantung
kepada penjualan komoditas X dan Y sebagai berikut:

𝜋 = f(X.Y)=80X-2X2-XY-3Y2+100Y

Untuk mencari turunan parsial dari 𝜋 terhadap X, 𝜋 / 𝜕X, kita membuat Y tetap dan
memperoleh

𝜕𝜋
= 80 – 4X – Y
𝜕𝑋

Hal ini mengisolasi dampak marginal terhadap karena adanya perubahan jumlah
komoditas X saja (sedangkan jumlah komoditas Y dianggap tetap). Bahwa turunan dari
suku ketiga fungsi 𝜋 adalah –Y (karena eksponen implisit dari X adalah 1) dan Y dianggap
tetap. Suku keempat dan kelima dari fungsi dibuang dari turunan parsial karena suku-
suku tersebut tidak mengandung variabel X. Dengan cara yang sama, untuk mengisolasi
dampak perubahan Y terhadap 𝜋, kita menganggap X tetap dan memperoleh:

𝜕𝜋
= -X – 6Y+100
𝜕𝑌

Dapat digambarkan secara geometris konsep turunan parsial dengan suatu gambar tiga
dimensi, dengan 𝜋 di sumbu vertical dengan sumbu X dan sumbu Y membentuk
(permukaan suatu bidang, dan bukan garis) dasar dari gambar. Maka, 𝜕𝜋/𝜕𝑋 mengukur
dampak marginal X terhadap 𝜋, pada perpotongan gambar tiga dimensi tersebut
sepanjang sumbu X. Dengan cara yang sama, 𝜕𝜋/𝜕𝑌 Mengukur dampak marginal Y
terhadap 𝜋 pada perpotongan tiga dimensi sepanjangan sumbu Y. dapat dilihat bahwa
nilai 𝜕𝜋/𝜕𝑋 tergantung pula pada tingkat dimana Y dianggap tetap. Dengan cara yang
sama pula dimana nilai 𝜕𝜋/𝜕𝑌 tergantung juga kepada tingkat mana X dianggap tetap.
Hal ini merupakan alasan mengapa hasil 𝜕𝜋/𝜕𝑋 yang diperoleh di atas juga mengandung
variable Y, sedangkan 𝜕𝜋/𝜕𝑌 juga mengandung variable X.

b) Memaksimumkan fungsi dengan banyak variable

Untuk memaksimumkan atau meminimumkan suatu fungsi dengan banyak variabel harus
membuat setiap turunan parsial sama dengan 0 dan memecahkan beberapa persamaan
tersebut secara bersama untuk memperoleh nilai optimum dari variabel bebas atau
variabel di sisi sebelah kanan. Contoh untuk memaksimumkan fungsi laba total:

𝜋 = 80x-2X2- XY – 3Y2 + 100Y


18
kita menetapkan 𝜕𝜋/𝜕𝑋 dan 𝜕𝜋/𝜕𝑌 (diperoleh sebelumnya) sama dengan nol dan
mencari nilai X dan Y. Sepesifik,

𝜕𝜋
= 80 − 4𝑥 − 𝑦 = 0
𝜕𝑋

𝜕𝜋
= −𝑋 − 6𝑌 + 100 = 0
𝜕𝑌

Kalikan persamaan pertama di atas dengan -6, atur kembali persamaan kedua, dan
kemudian jumlahkan kedua persamaan tersebut,

-480 + 24X + 6Y = 0

100 - X – 6Y = 0

-380 + 23X =0 Sehingga, X = 380/23 = 16,52

Subsitusikan X = 16,52 ke dalam persamaan pertama dari turunan parsial yang ditetapkan
sama dengan nol dan cari Y,

80 – 4(16,52) – Y = 0

Maka, Y= 80 – 66,08 = 13,92.

Jadi, perusahaan memaksimumkan 𝜋 pada saat menjual16,52 unit komoditas X dan 13,92
unit komoditas Y. Substitusikan nilai-nilai ini ke dalam fungsi 𝜋, kita memperoleh laba
total maksimum perusahaan sebesar

𝜋 = 8016,52-2(16,52)2- (16,52)(13,92) – 3(13,92)2 + 100(13,92)

= $ 1.356,52.

• Optimisasi Terkendala

Dalam proses pengambilan keputusan yang dihadapi oleh para manager, ada berbagai
kendala yang membatasi pilihan - pilihan yang tersedia bagi para manager. Kendala-
kendala tersebut dapat berupa terbatasnya kapasitas produksi, tidak tersedianya tenaga
terampil, kelangkaan bahan baku, adanya masalah legal, konflik dengan lingkungan, dan

19
sebagainya. Pada kasus-kasus tersebut termasuk dalam optimisasi terkendala. Optimisasi
terkendala (constrained optimization) adalah maksimisasi atau minimisasi fungsi tujuan
dengan berbagai kendala. Masalah optimisasi terkendala dapat dipecahkan dengan
substitusi atau dengan metode Langrange.

a) Optimisasi Terkendala dengan Substitusi

Masalah optimisasi terkendala dapat dipecahkan mula-mula dengan memecahkan


persamaan kendala untuk satu dari variabel keputusan,dan kemudian mensubstitusikan
nilai variabel ini ke dalam fungsi tujuan yang dicari perusahaan untuk dimaksimumkan
atau diminimumkan. Contohnya, perusahaan ingin berusahan memaksimumkan fungsi
laba totalnya seperti contoh di atas

𝜋= 80x−2X2− XY – 3Y2 + 100Y

Tetapi, dalam menghadapi kendala yang terjadi output komoditas X ditambah Y harus
sama dengan 12.

X+Y=12

Jadi, untuk memecahkan masalah optimisasi ini dengan subtitusi, terlebih dahulu
memecahkan fungsi kendala X,lalu mensubstitusikan nilai X ke dalam fungsi tujuan (𝜋)
yang ingin dimaksimumkan perusahaan, dan kemudian menerapkan langkah-langkah
untuk memkasimumkan fungsi tujuan.

Menyelesaikan fungsi kendala X diperoleh :

X= 12 – Y

Mensubstitusikan persamaan kendala X ke dalam fungsi tujuan laba

𝜋 = 80(12 − 𝑌) − 2(12 − 𝑌)2 −(12 − 𝑌)𝑌 − 3𝑌2 +100Y

= 960 − 80𝑌 − 2(144 − 24𝑌 + 𝑌2) −12Y+Y2 −3𝑌2+100Y

= 960 − 80𝑌 − 288 + 48𝑌 − 2𝑌2 −12𝑌 + 𝑌2 −3𝑌2+100Y

= −4𝑌2 +56𝑌 + 672

20
Untuk memaksimumkan fungsi laba (tanpa kendala), diperoleh turunan pertama 𝜋
terhadap Y, yang dibuat sama dengan nol,dan dipecahkan mendapatkan nilai Y. Jadi,

𝑑𝜋
= −8𝑌 + 56 = 0
𝑑𝑌

Didapatkan,Y=7

Substitusikan Y=7 ke dalam fungsi kendala,memperoleh X =


12−𝑌 = 12 − 7=5

Jadi, perusahaan memaksimumkan laba total bila memproduksi 5 unit komoditas X dan 7
unit komoditas Y(bandingkan dengan X= 16,52 dan Y=13,92 bila perusahaan tidak
menghadapi kendala output. Dengan X = 5 dan Y=7 maka,

𝜋 = 80(5) − 2(5)2−(5)(7) − 3(7)2+100(7)

= $868

Bila dibandingkan dengan kondisi tanpa kendala yang besarnya $1.356,52, maka dengan
kendala hasilnya menjadi lebih kecil.

b) Optimisasi Terkendala dengan Metode Pengali Langrange

Bila persamaan kendala sangat rumit atau tidak dapat dipecahkan dengan
mempergunakan variabel keputusan sebagai fungsi variabel lain,teknik substitusi untuk
memecahkan masalah optimisasi terkendala tidak mungkin dapat dilakukan. Dalam kasus
tersebut, dapat mempergunakan metode pengali Langrange (Langrangian Multiplier
Method). Metode ini mempunyai ciri khas yaitu: pengunaan simbol λ (lambda) yang
digunakan sebagai representasi kendala yang sekaligus digabungkan ke dalam persamaan
fungsi langrange, penggunaan persamaan fungsi langrange yang disimbolkan dengan 𝐿𝜋
mewakili variabel dependen, serta fungsi kendalanya dipersamakan dengan nol terlebih
dahul

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Analisis optimasi dapat mudah dijelaskan dengan mempelajari proses perusahaan
dalam menentukan tingkat output yang memaksimumkan laba total. Ada 2 pendekatan
optimasi :

1. Maksimasi laba dengan pendekatan total

Yaitu TR = TC

2. Optimasi dengan pendekatan analisis marjinal

Yaitu MR = MC
Hubungan antara konsep dan ukuran total, rata – rata dan marginal sangat penting dalam
analisis optimasi. Hubungan tersebut pada dasarnya sama apakah untuk pendapatan, produksi,
biaya, atau laba. Nilai rata – rata sama dengan nilai total dibagi dengan kuantitas. Nilai
marginal sama dengan perubahan total per unit perubahan kuantitas.
Analisis optimisasi dapat dilakukan lebih efisien dan tepat, dengan kalkulus diferensiasi
yang didasarkan pada konsep turunan, aturan differensiasi, Optimisasi multivariate
merupakan proses penentuan nilai maksimum atau minimum atas suatu fungsi yang memiliki
dua atau lebih variabel.
Analisis optimasi dapat dengan baik dijelaskan dengan mempelajari proses maksimisasi
laba oleh perusahaan. Perusahanan memaksimumkan laba total pada tingkat output dimana
perbedaan positif antara penerimaan total dan pengeluaran total terbesar, dan pendapatan
marginal sama dengan marginalnya. Lebih umum, menurut analisis marginal, optimasi terjadi
di mana keuntungan marginal suatu aktivitas sama dengan biaya marginal.

22
DAFTAR PUSTAKA

Rohmana. Y, “Chapter 2 Berbagai Teknik Optimisasi dan Manajemen Baru”.


Diaskes pada 13 Februari 2020. Youtube Video : https://youtu.be/dpXkcNgkf84.
Bugis. Iswan, “Materi Laba Maksimum”.Diakses pada 22 Februari 2020. Youtube Video :
https://www.youtube.com/watch?v=s8dfJu6p5c0&t=450s
Andra, Gerry. (2013. November 03). “Optimasi Ekonomi”. Gerry Andra. Diakses pada 22
Februari 2020 melalui http://gerryndr.blogspot.com/2013/11/optimasi- ekonomi.html
Salvatore, Dominick. 2011. Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global,
Edisi kelima, buku 1 ( terjemahan ). Jakarta: Salemba Empat

23

Anda mungkin juga menyukai