“TEKNIK OPTIMISASI”
Disusun oleh :
Kelas E / Kelompok 4
1. Septa Widya Martana K. (2017210473)
2. Nur Lailatul Jennah (2017210559)
3. Suci Aurellia Tiffany (2017210569)
4. Nanda Indria Dyah S. (2017210605)
5. Nur Aisyah (2017210634)
6. Serly Ayu Ningtias (2017210798)
7. Elsa Alfa Rizi (2017210799)
8. Nur Af’idatul Husna (2017210810)
9. Dinda Ria Zafira (2017210812)
10. Justitia Navia L. (2017210816)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “TEKNIK OPTIMISASI”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
Optimisasi ekonomi merupakan suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal
atau optimal dalam perekonomian, khususnya perusahaan (nilai efektif yang dapat
dicapai). Terminologi optimalisasi ekonomi adalah maksimalisasi output dan
minimalisasi input. Pilihan yang optimal merupakan solusi yang efisien (berhasil
guna) dan efektif (berdaya guna) merupakan hasil akhir dari pengambilan
keputusanTahap pertama penyajian teknik optimisasi adalah mempelajari cara untuk
menunjukkan hubungan ekonomi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Model Persamaan
Sebagai contoh, misalkan hubungan antara jumlah produk (quantity–
Q) dengan penerimaan total (total revenue–TR) barang atau jasa yang dijual
perusahaan pada waktu tertentu, misalkan satu tahun, diberikan fungsi :
TR = 100Q – 10Q2
6
Kurva Penerimaan Total Perusahaan
300
250
200
150
100
50
0
0 1 2 3 4 5 6
Dengan menggambarkan skedul TR pada tabel, dapat diperoleh kurva
TR dalam grafik. Dalam grafik tersebut dapat diketahui bahwa kurva naik
sampai Q = 5 dan kemudian turun. Jadi, hubungan antara penerimaan total
perusahaan dan jumlah penjualannya dapat digambarkan dalam bentuk
persamaan, tabel, atau grafik.
7
meningkat dari $20 menjadi $140 bila perusahaan memproduksi unit pertama
output. Jadi, MC $120. Bila output meningkat dari 1 menjadi 2 unit, TC
meningkat dari $140 menjadi $160. Jadi, MC = $20, dan seterusnya. Harap
dicatat bahwa seperti kasus AC, MC juga mula-mula turun kemudian naik
Biaya marginal didefinisikan sebagai perubahan biaya total per unit perubahan
outpur, nilai MC digambarkan (sebagai perkiraan) separuh jalan antara tingkat
output yang berurutan. Jadi, MC sebesar $120, yang dihasilkan dari kenaikan
output dari 0Q menjadi 1Q pada tabel, diplotkan pada 0,5Q; MC sebesar $20,
yang dihasilkan dari kenaikan output dari 1Q menjadi 2Q, diplotkan pada 1,5Q;
dan seterusnya. Kurva MC juga berbentuk huruf U tetapi mencapai titik terendah
pada tingkat output yang lebih rendah daripada kurva AC, dan memotong (yaitu,
melewati) titik terendah kurva AC.
Q TC AC MC
0 20 - -
1 140 140 120
2 160 80 20
3 180 60 20
4 240 60 60
5 480 96 240
8
Dari kurya TC kita juga dapat menurunkan secara geometris kurva MC.
Kurva MC yang kan oleh kemiringan garis singgung HN ke kurva TC pada titik
tersebut. Sebagai contoh, kemiringan garis yang menyinggung titik H di gambar
bagian atas, atau MC, adalah $80 (dari ($180 140)/0,5] dan ik H* pada gambar
bagian bawah. Kemiringan garis yang menyinggung (tidak tampak) TC pada
titik B. C, K, dan D, atau MC, berturut-turut adalah $15, $40, S58 dan $120, dan
digambarkan sebagai titik B, C. K', dan D" pada gambar bagian bawah.
berhubungan dengan setiap titik pada kurva TC ditunjuk digambarkan sebagai
titik B, C, K, dan D, atau MC, berturut-turut adalah $15, $40, $58, $120, dan
digambarkan sebagai titik B*, C*, K’, dan D* pada gambar bagian bawah.
T C ($ )
240
180
120
60
0
0 1 2 3 4
Q
A C , M C ($ ) MC
AC
120
60
0
0 1 2 3 4 Q
9
2.3 ANALISIS OPTIMISASI
Analisis optimisasi dapat lebih mudah dijelaskan dengan mempelajari proses
perusahaan dalam menentukan tingkat ourput yang memaksimumkan laba total.
Maksimisasi Laba dengan Pendekatan Penerimaan Total dan Biaya Total
Laba total (π) adalah selisih antara penerimaan total dan biaya total. Jadi. TR =
TC. Perusahaan mengalami kerugian $20 pada saat output nol. Pada Q = 1, TR
= 0 dan TC = $140. Oleh karena itu, π = $90 - $140 = $50 (kerugian terbesar,
ditunjukkan oleh titik H" pada gambar bagian bawah). Pada Q =2, TR = TC
$160. Olch karena itu, π = 0 (titik B pada gambar bagian bawah), dan perusahaan
mengalami titik impas. Hal yang sama juga berlaku untuk Q = 4, di mana TR =
TC = $240 dan π = 0 (titik pada gambar bagiarn bawah), Antara Q = 2 dan Q =
4, TR melebihi TC, dan perusahaan memperolch laba. Laba total terbesar adalah
pada saat Q = 3, di mana selisih positif antara TR dan TC terbesar. Pada saat Q
= 3, π = $30 (titik C" pada gambar bagian bawah).
Optimisasi dengan Analisis Marginal
Sementara perusahaan memaksimumkan laba yang ditentukan di atas dengan
melihat kurva penerimaan total dan biaya rotal, akan lebih berguna bila untuk
hal yang sama dipergunakan analisis marginal. Memang, analisis marginal
merupakan salah satu konsep terpenting pada ekonomi manajerial secara umum
dalam analisis optimisasi khususnya. Menurut analisis marginal, perusahaan
memaksimumkan labia bila pendapatan marginal sama dengan biaya marginal.
Biaya marginal (marginal cost-MC) telah didefinisikan sebelumnya sebagai
perubahan biaya total per unit perubahan output dan dituajukkan olch
kemiringan kurva TC. Kemiringan kurva TC pada gambar bagian atas turun
sampai ke titik B (titik belok) dan kemudian naik. Jadi, kurva MC turun sampai
B* (pada saat Q = 2) dan kemudian naik. Pendapatan marginal (marginal
revenue-MR) didefinisikan sama, yaitu perubahan penerimaan totat per unit.
perubahan output atau penjualan dan merupakan kemiringan kurva titik A,
kemiringan kurva TR atau MR adalah $80 (titik H* pada kurva MR. Pada titik
B, kemiringan kurva TR atau MR = $60. Pada titik C dan D kemiringan kurva
TR, atau MR, masing-masing adalah $40 dan $20. Pada titik E, kurva TR
mencapai tinik tertinggi atau mempunyai kemiringan nol, jadi MR = 0. Melewati
titik E, TR menurun dan MR negatif. TR.
10
($) 300
TC
240
TR
180
MC
120
60
MR
0 Q
0 1 2 3 4 5
60
30
0
-30 Profit
-60
11
(ketika kerugian perusahaan terbesar) dan pada titik C" (ketika keuntungan total
maksimum). Namun, fungsi π menghadap ke atas (sehingga kemiringan
meningkat, dari negatif sebelah kiri H”, menjadi nol pada titik H", kemudian
menjadi positif di sebelah kanan H") pada saat kerugian maksimum, sementara
kurva tersebut menghadap ke bawah (sehingga kemiringan menurun) di sekitar
titik C", mana perusahaan memaksimumkan laba totalnya.
Konsep Turunan
dY Y
lim
dX X 0 X
Turunan dari Y terhadap X adalah sama dengan limit dari rasio ΔY/ΔX, untuk
ΔX mendekati nol. Secara geometris, hal ini berhubungan dengan kemiringan
kurva pada titik di mana limit ditentukan. Semakin kecil perubahan X, nilai
turunan semakin mendekati kemiringan kurva pada titik tersebut.
Aturan-aturan Diferensial
Diferensial (differentiation) adalah proses menentukan turunan suatu fungsi
(yaitu, menemukan perubahan Y untuk perubahan X, pada saat perubahan X
mendekati nol).
Aturan untuk Fungsi Konstan
Turunan atas sebuah fungsi konstan, Y = f(X) = a, adalah nol untuk
semua nilai a (konstan). Fungsinya adalah sebagai berikut:
Y f (X ) a
dY
0
dX
Karena Y didefinisikan sebagai konstan, nilainya tidak akan berubah
untuk berbagai nilai X, dan dengan demikian dY/dX (kemiringan garis
Y) adal nol.
12
Aturan untuk Fungsi Pangkat
Turunan dari fungsi pangkat, Y = aXb, di mana a dan b konstan, sama
dengan eksponen b dikali dengan koefisien a dikali variable X pangkat
b – 1. Jadi, untuk fungsi berikut:
Y f (X ) aX b
dY
b a X b 1
dX
Kemiringan garis (dY/dX) adalah konstan, berapapun nilai X.
kemiringan kurva (dY/dX) bervariasi untuk setiap nilai X dan negative
untuk X < 0, nol pada X = 0, dan positif untuk X > 0.
Y U V
dY dU dV
dX dX dX
Di mana U adalah fungsi yang tidak spesifik, g dari X, sedangkan V
adalah fungsi lain yang tidak spesifik, h dari X.
Y
U dY V
dU dX U dV dX
2
V dX V
13
Aturan untuk Fungsi dari Fungsi (Rantai)
Jika Y = f(U) dan U = g(X), maka turunan dari Y terhadap X adalah sama
dengan turunan dari Y terhadap U dikali dengan turunan U terhadap X.
U g( X ) Y f (U )
dY dY dU
dX dU dX
14
a. Perbandingan
Perbandingan (benchmarking) berarti menemukan dengan cara terbuka
dan jujur, bagaimana perusahaan lain dapat mengerjakan sesuatu dengan lebih
baik (lebih murah) sehingga perusahaan Anda dapat meniru dan
berkemungkinan memperbaiki cara tersebut. Perbandingan biasanya dilakukan
dengan mengadakan studi lapangan ke perusahaan lain.
Perbandingan membutuhkan (1) memilih suatu proses yang spesifik yang
akan berusaha diperbaiki oleh perusahaan Anda dan mengidentifikasi beberapa
perusahaan yang dapat mengerjakannya dengan lebih baik dan (2) mengirim
utusan pembanding yang terdiri atas orang yang benar-benar akan membuat
perubahan. Perbandingan akan dapat mengurangi biaya secara drastis.
Perbandingan kini telah menjadi peralatan standar untuk meningkatkan
produktivitas dan meminimumkan biaya di banyak perusahaan di Amerika
Serikat dan luar negeri. Besarnya ketertarikan pada perbandingan
menyebabkan timbulnya banyak perbandingan asosiasi, dewan, program
(seperti International Benchmarking Clearinghouse), begitu juga konferensi,
kursus, data, dan konsultan tentang perbandingan. Pada tahun-tahun terakhir
ini perbandingan telah berkembang dari prosedur yang panjang dan tidak
praklis menjadi peralatan yang cepat dan fleksibel yang tidak begitu rumit dan
lebih taktis: inilah yang disebut sebagai siklus-cepat atau perbandingan cepar.
Daripada mencari perbaikan operasional dengan cara coba-coba, perusahaan
mencari "analogi yang berguna" dari perusahaan lain yang dapat membantu
memecahkan masalah tertentu yang dihadapi perusahaan.
15
b. Manajemen Kualitas Total
Satu gerakan yang melanda perusahsan di Amerika Serikat pada tahun
1980-an meliputi maksimisasi kualitas dan minimisasi biaya melalui
manajemen kualitas total (Gotal quality management-TOM). Hal ini berati
sscara konstan memperbaikai kualitas produk dam proses perusalaan slcmikian
nupa sehingga secara konsisten memberikan nilai kepuasan yang semakin
meningkat kepada pelanggan. TQM secara konstan hertanya, "Bagaimana kita
membuat hal imi lebih tmurah, lebih cepat, atau lebih baik?" Hal ini melibatkan
tim pekerja dan perhandingan Dalam bentuk yang lehih luas, TQM
menerapkan metode perbaikan kualitas pada semua proses perusahaan dari
produksi sampai ke pelayanan pelanggan, penjualan dan pemasaran, dan
bahlan keuangan. Dengan memperbaiki kualitas dan mengurangi biaya di
semua area tersebut, Hewlett-Packard mampu mencapai hasil yang
mengagumkan. Berbagai perusahaan lain yang telah secara sukses
mempergunakan TQM adalah Xerox. Motorola, General Electric, Marriot,
Harley-Davidson, dan Ford.
Lima aturan untuk menentukan suksesnya suatu program TQM :
1. Pejabat eksekutif perusahaan (CEO) harus secara tegas dan nyata
mendukung program.
2. Program TOM harus secara jelas menunjukkan bagaimana program tersebut
menguntungkan.
3. Program TQM harus mempunyai beberapa tujuan strategis yang jelas; yaitu,
harus ditanyakan, "Apa yang ingin dicapai perusahaan?"
4. Program TQM harus memberikan hasil keuangan dan kompensusi dalam
waktu singkat- orang-orang perlu melihat hasil awal yang jelas dan nyata
untuk terus mendukung program sersebut.
5. Program TOM seharusntya dibuat khusus untuk perusahaan tertentu: jadi,
suatu perusahaan tidak dapat hanya meniru program TQM perusahaan lain.
Mutu terpadu atau disebut juga Total Quality Management (TQM) dapat
didefinisikan dari tiga kata yang dimilikinya yaitu: Total (keseluruhan),
Quality (kualitas, derajat/tingkat keunggulan barang atau jasa), Management
(tindakan, seni, cara menghendel, pengendalian, pengarahan). Dari ketiga kata
yang dimilikinya, definisi TQM adalah: “sistem manajemen yang berorientasi
pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dengan kegiatan yang
diupayakan benar sekali (right first time), melalui perbaikan
berkesinambungan (continous improvement) dan memotivasi karyawan “ (Kid
Sadgrove, 1995).
16
2) Sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan
berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota
organisasi (Santosa, 1992, p.33).
3) Suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.
Prinsip-prinsip TQM
Ada beberapa tokoh yang mengemukakan prinsip-prinsip TQM. Salah satunya
adalah Bill Crash, 1995, mengatakan bahwa program TQM harus mempunyai
empat prinsip bila ingin sukses dalam penerapannya. Keempat prinsip tersebut
adalah sebagai berikut:
17
Produk adalah titik pusat untuk tujuan dan pencapaian organisasi. Mutu dalam
produk tidak mungkin ada tanpa mutu di dalam proses. Mutu di dalam proses
tidak mungkin ada tanpa organisasi yang tepat. Organisasi yang tepat tidak ada
artinya tanpa pemimpin yang memadai. Komitmen yang kuat dari bawah ke
atas merupakan pilar pendukung bagi semua yang lain. Setiap pilar tergantung
pada keempat pilar yang lain, dan kalau salah satu lemah dengan sendirinya
yang lain juga lemah.
Pendapat lain dikemukakan oleh Hensler dan Brunnell (dalam Scheuing dan
Christopher, 1993: 165-166) yang dikutip oleh Drs. M.N. Nasution, M.S.c.,
A.P.U. dalam bukkunya yang berjudul Manjemen Mutu Terpadu, mengatakan
bahwa TQM merupakan suatu konsep yang berupaya, melaksanakan sistem
manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu, diperlukan perubahan besar dalam
budaya dan sistem nilai suatu organisasi. ada empat prinsip utama dalam TQM,
yaitu :
1) Kepuasan pelanggan.
2) Respek terhadap setiap orang.
3) Manajemen berdasarkan fakta.
4) Perbaikan berkesinambungan.
TQM sangat bermanfaat baik bagi pelanggan, institusi, maupun bagi staf
organisasi.
18
c. Rekayasa Ulang
Rekayasa ulang (reengineering) adałah kecenderungan manajemen yang
paling terkenal pada pertengahan tahun 1990-an. Proses rekayasa ulang
berusaha mengorganisasi perusahaan secara keseluruhan. Proses ini
mempertanyakan, "Bila perusahaan ini merupakan perusahaan yang sama
sekali baru, bagaimana Anda akan mengaturnya? Atau bila Anda mampu untu
memulai segala sesuatunya dari awal lagi, bagaimana Anda akan
melakukannya?" Kemudian akan dibutuhkan restrukturisasi perusahaan untuk
menyesuaikan dengan rencana tersebut Proses rekayasa ulang melibatkan
desain ulang yang radikal dari semua proses perusahaan untuk mencapai
peningkatan yang tinggi dalam hal kecepatan, pelayanan, dan profirabilitas
Bila manajemen kualitas total (TQM) berusaha mencari bagaimana
mengerjakan sesuatu dengan lebih cepat, lebih murah, atau lebih baik, proses
rekayasa ulang menanyakan pertama-tama apakah sesuatu harus benar-benar
dilakukan, dan proses rekayasa ulang lebih mungkin untuk menghasilkan
solusi yang sama sekali baru dibandingkan TQM.
Ada dua alasan utama untuk melakukan rekayasa ulang: (1) takut pesaing
muncul dengan produk, pelayanan, atau cara baru dalam melakukan bisnis
yang akan menghancurkan perusahaan Anda atau (2) ketamakan, bila Anda
percaya bahwa proses rekayasa ulang, perusahaan Anda dapat melenyapkan
persaingan. Kandidat terbaik bagi proses rekayasa ulang adalah beberapa
perusahaan yang menghadapi pergeseran utama dalam bentuk persaingan,
seperti perusahaan keuangan dan telekomunikasi setelah deregulasi. Proses
rekayasa ulang meliputi reorganisasi perusahaan secara horizontal pada
seluruh lintas-fungsional proses inti yang dikelola oleh tim- tim yang berusaha
memaksimumkan kepuasan pelanggan. Terdapat kemungkinan bahwa laba
dapat dimaksimumkan pada tingkat yang lebih tinggi secara dramatis dalam
jangka panjang bila proses rekayasa ulang sukses. Sebagai contoh, bukannya
menyerahkan pengembangan produk kepada berbagai bagian yang berbeda
seperti pada perusahaan tradisional (di mana bagian pemasaran datang dengan
ide produk dan menyerahkannya ke bagian rekayasa, yang kemudian
menyerahkannya ke bagian produksi), dalam perusahaan yang sukses dengan
rekayasa ulang horizontalnya, tim yang terdiri atas orang-orang kunci akan
menangani semua aspek pengembangan produk, mulai dari ide, sampai
produksi, sampai pemasaran produk menghilangkan tahap-tahap manajemen,
birokrasi, dan pemborosan serta menyediakan produk yang lebih murah dan
lebih baik kepada pelanggan. Meskipun rekayasa ulang tampak masuk akal di
atas kertas dan secara prinsip mudalh dimengerti, namun sangat sulit
dilakukan, dan tidak semua perusahaan mampu melakukan rekayasa ulang atau
buruh direkayasa ulang. Memang, lebih dari dua pertiga perusahaan yang
mencobanya hanya mencapai hasil yang sedang-sedang saja atau bahkan tidak
ada hasilnya. Bahkan perusahan yang sudah sukses pun tidak secara
keseluruhan menghilangkan spesialisasi.
19
Fase Rekayasa Ulang
Ada empat tahapan untuk melakukan rekayasa ulang proses bisnis yang berhasil,
yaitu:
20
Empat Area Kritis
1. Ada empat area kritis yang perlu dipertimbangkan, yaitu kepemimpinan,
lingkungan, sistem teknis, dan sistem manusia. Leadership. Kepemipinan
merupakan item kritis untuk melakukan rekayasa ulang. Komunikasi
merupakan hal yang sangat penting dalam kepemimpinan. Pemimpin harus
mendefinisikan dengan jelas outcome yang diharapkan, berhati-hati dalam
membuat pernyataan, dan menetapkan penjadwalan yang selalu dikawal.
2. Environment. Manajemen perlu mengetahui dan melibatkan pelanggan dan
stakeholder, mengaitkan proses bisnis dengan pelanggan, dan mereviu praktek
baik dari pihak yang pernah melakukan rekayasa ulang. Pada situasi ini
manajemen harus mampu membawa dan mendorong para pekerja untuk keluar
dari zona nyaman menuju zona tak nyaman karena akan terjadinya perubahan.
Pembentukan lingkungan ini menjadi penting.
3. Technical Systems. Menajemen perlu mencari dan menemukan sumber daya
dari luar yang akan membantu usaha rekayasa ulang yang berhasil. Bantuan
teknis ini harus mengikuti proses yang memang terbukti baik dan
mengembangkannya menjadi rencana implementasi untuk menggantikan
proses yang berjalan saat ini.
4. People Systems. Rekayasa ulang hanya dapat berjalan dengan baik ketika
orang-orang di semua level dalam organisasi diperhatikan dan dilibatkan.
Team perlu diberdayakan, dan team antar fungsi (cross-functional) perlu
bekerja semua dalam isu rekayasa ulang ini.
d. Organisasi Pembelajar
Organisasi pembelajar boleh jadi merupakan peralatan manajemen yang
paling terkenal dalam dasawarsa ini. Organisasi pembelajar (learning
organization) menghargai pembelajaran yang berkelanjutan, baik secara
individu maupun secara bersama-sama, dan percaya babwa keuntungan
kompetitif diperoleh dari dan membutuhkan pembelajaran yang berkelanjutan
pada era informasi kita.
Organisasi Pembelajar didasarkan atas beberapa ide dan prinsip yang integral
kedalam struktur organisasi. Peter Senge (2006: 21) dalam hal ini
menyebutkan bahwa inti dari Organisasi Pembelajar adalah Kelima
Disiplin (The Fifth Discipline), kelima disiplin itu adalah:
21
untuk memahami akan kelebihan dan kelemahan kompetensi intelektual,
emosional maupun sosial dirinya; serta keterampilan untuk melakukan revisi
atas visi pribadinya, dan kemudian keterampilan untuk membangun kondisi
kerja yang sesuai dengan keadaan organisasinya.
22
5. Berpikir Sistem (System Thinking);
Disiplin berpikir sistemik, yaitu keterampilan untuk memahami stuktur
hubungan antara berbagai faktor internal maupun eksternal yang
mempengaruhi eksistensi organisasi, keterampilan untuk berpikir integrative
dan tuntas, keterampilan untuk berpikir komprehensif, serta keterampilan
untuk membangun organisasi yang adaptif, merupakan disiplin yang
dibutuhkan untuk membangun disiplin belajar sistemik.
23
Perusahaan melakukan broadband karena beberapa alasan yang paling
sering adalah untuk mendukung inisiatif stratejik. Keuntungan dasar
broadbanding adalah bahwa hal ini menghasilkan fleksibilitas yang lebih
besar ke dalam kompensasi karyawan.
Waktu dalam pekerjaan yang levelnya lebih rendah untuk
mengembangkan ketrampilan tertentu dapat menerima penggajian yang
lebih tinggi dari biasanya untuk pekerjaan tersebut, sebuah keadaan yang
dianggap tidak mungkin dengan sistem penggajian tradisonal.
Namun, broadbanding dapat menimbulkan gangguan, khususnya bagi
karyawan baru. Hal ini akan memotivasi saat anda telah terbiasa dengannya.
Rasa permanen tersebut tidaklah sejelas saat karyawan dapat (dan
diharapkan untuk) sering berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya dan
dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya.
24
5. Manajemen proses (process management)
Koordinasi atau integrasi dalam satu payung untuk keseluruhan kinerja
manajemen–inisiatif peningkatan, seperti benchmarking, reengineering, dan
TQM. Manajemen proses bisnis bersifat menganalisis proses yang ada,
merancang proses yang baru serta mengoptimalkan proses yang disediakan
oleh berbagai alat dan metodologi. Terdapat 4 proses manajemen yaitu :
a. Perencanaan (planning)
b. Pengorganisasian (organizing)
c. Pengarahan (leading)
d. Pengendalian (controlling)
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menggambarkan hubungan ekonomi dalam bentuk persamaan juga berguna
karena kita dapat mempergunakan teknik yang kuat dari kalkulus deferensial
dalam menentukan solusi optimum dari suatu masalah (cara yang paling efisien
untuk perusahaan atau organisasi lain untuk mencapai tujuan atau sasarannya).
Hubungan Antara Nilai Total, Rata-Rata, dan Marginal sangat berguna dalam
analisis optimisasi. Hubungan Marginal adalah perubahan variable dependen dari
suatu fungsi yang disebabkan oleh perubahan salah satu variable independen
sebesar satu unit. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan nilai dari
variabel-variabel independen yang bisa mengoptimalkan fungsi tujuan dari para
pembuat keputusan.
Analisis optimisasi dapat lebih mudah dijelaskan dengan mempelajari
proses perusahaan dalam menentukan tingkat ourput yang memaksimumkan laba
total. Analisis optimisasi dapat dilakukan lebih efisien dan tepat dengan kalkulus
diferensial, yang didasarkan pada konsep turunan. Laba total (π) adalah selisih
antara penerimaan total dan biaya total. Jadi. TR = TC. Pendapatan marginal
(marginal revenue-MR) didefinisikan sama, yaitu perubahan penerimaan totat per
unit. Untuk suatu fungsi agar mencapai maksimum atau minimum, turunan dari
fungsi tersebut harus nol.
Alat yang paling penting adalah perbandingan (benchmarking). manajemen
kualitas total (total quality management-TQM), rekayasa ulang (reengineering),
dan organisasi pembelajar (learning organization). Alat atau ide-ide manajemen
baru yang lain adalah Perluasan pembatasan (broadbanding), Model bisnis
langsung (direct business model), Membuat jaringan kerja (networking),
Kekuatan menentukan harga (pricing power), Manajemen proses (process
management), Model dunia kecil (small-world model), Integrasi maya (virtual
integration), Manajemen maya (virtual management).
3.2 Pertanyaan
1. Apa pentingnya peralatan manajemen baru dalam mencapai optimisasi?
2. Apakah bisa tercapai optimisasi apabila ada salah satu peralatan manajemen
yang tidak diterapkan?
3. Apa perbedaan integrasi maya dan manajemen maya?
26
DAFTAR PUSTAKA
Bisnis Jaringan (Networks). (n.d.). Retrieved Maret 17, 2019, from Teori dan Perilaku
Oeganisasi: http://perilakuorganisasi.com/bisnis-jaringan-networks.html
Definisi, Unsur, Prinsip, Manfaat Program Total Quality Management (TQM). (n.d.).
Retrieved Maret 21, 2019, from IPQI: https://ipqi.org/definisi-unsur-prinsip-
manfaat-program-total-quality-management-tqm/
Organisasi Pembelajaran. (n.d.). Retrieved Maret 21, 2019, from
https://huxleyi.wordpress.com/2010/12/18/learning-organization-organisasi-
pembelajaran/
Pengertian Benchmarking (Tolok Ukur) dan Jenis-jenisnya. (n.d.). Retrieved 03 21,
2019, from ilmumanajemenindustri.com:
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-benchmarking-tolok-ukur-
jenisnya/
Rekayasa Proses Bisnis (Reengineering). (n.d.). Retrieved Maret 21, 2019, from
deedee's: https://dinnurillah.wordpress.com/2014/05/27/rekayasa-proses-
bisnis-reengineering/
Salvatore, D. (2005). Berbagai Teknik Optimisasi dan Peralatan Manajemen Baru. In
Managerial Economics (5 ed., pp. 40-75). Jakarta: Salemba Empat. Retrieved
Maret 20, 2019
27