Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANALISA SISTEM TENAGA


TRANSFORMATOR

Oleh :

Erika Nureza Novianti (1831120011)

Fanny Alhamda Maularasyid (1831120063)

Gigih Shandy Nugroho (1831120024)

Moch Yani Setyawan (1831120029)

Muhammad Rifqi Jodi F (1831120069)

Raden Fariz Satrio (1831120008)

Viqri Suryansyah (1831120080)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia –Nya
kepada penulis, sehingga makalah yang berjudul   TRANSFORMATOR ini dapat diselesaikan
tepat waktu.Penulisan makalah ini untuk memenuh tugas matakuliah ANALISIS SISTEM
TENAGA.

Penulis mengakui dalam penulisan masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu,
diharapkan saran dan kritikan dari pembaca demi tercapainya kesempurnaan tugas ini.Atas
perhatiannya, penulis ucapkan terimakasih.

                             

   Malang,17 Februari 2020

                                          

 Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar

Daftar Isi
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Trafo

2.2 Prinsip Kerja Trafo

2.3 Tipe – tipe Trafo

2.4 Komponen – komponen Trafo

2.5 Pemelihraan Trafo

2.6 Rangkaian Ekuivalen

2.7 Spesifikasi Trafo DIstribusi


Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULAN

1.1 LATAR BELAKANG

Transformator merupakan suatu alat listrik yang termasuk ke dalam klasifikasi mesin
listrik static yang berfungsi menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan
rendah dan sebaliknya. Atau dapat juga diartikan mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu
tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip
induksi-elektromagnet. Transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan
dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.

Transformator Arus Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data masukan
berupa besaran arus dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau sekunder. Trafo
ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsung beban arus yang mengalir ke pelanggan
kemudian membatasinya. Selain itu bisa juga besaran arusnya diambil sebagai input data
masukan peralatan pengaman jaringan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan pengertian trafo ?

2. Bagaimana cara kerja trafo ?

3. Apa saja tipe-tipe trafo ?

4. Apa yang dimaksud dengan rangkaian ekuivalen trafo ?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa itu trafo

2. Untuk mengetahui cara kerja trafo

3. Untuk mengetahui tipe-tipe trafo

4. Untuk mengetahui rangkaian ekuivalen


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Transformator

Suatu alat listrik yang dapat mentransformasikan energi listrik dari satu atau lebih
rangkaian listrik ke rangkaian lain melalui suatu gandengan magnet dan beroperasi secara
induksi – elektromagnet.

2.2 Prinsip Kerja Transformator

Bila kumparan pada sisi primer pada suatu trafo di hubungkan dengan sumber tegangan
V0 maka akan mengalirkan arus primer I0. Arus primer menghasilkan fluks yang berubah-ubah
karena di supply tegangan ac. Fluks magnet berinteraksi dengan kumparan primer N1 yang
menghasilkan ggl E1, setelah E1 yang menginduksi kumparan sekunder N2 menghasilkan E2
dan outputan dari E2 menghasilkan tegangan V1 jika berbeban akan menghasilkan I1.

2.3 Tipe-tipe trafo.

2.3.1. Jenis-jenis Transformator berdasarkan Level Tegangan

Trafo yang diklasifikasikan berdasarkan level tegangan ini merupakan trafo yang paling
umum dan sering kita gunakan. Pengklasfikasian ini pada dasarnya tergantung pada rasio jumlah
gulungan di kumparan Primer dengan jumlah kumparan Sekundernya. Jenis Trafo berdasarkan
Level tegangan ini diantaranya adalah Trafo Step Up dan Trafo Step Down.

2.3.1.1. Trafo Step Up

Trafo Step Up adalah Trafo yang berfungsi untuk menaikan taraf atau level tegangan AC
dari rendah ke taraf yang lebih tinggi. Tegangan Sekunder sebagai tegangan Output yang lebih
tinggi dapat ditingkatkan dengan cara memperbanyak jumlah lilitan di kumparan sekundernya
daripada jumlah lilitan di kumparan primernya. Contoh penggunaanya Pada pembangkit listrik,

2.3.1.2. Trafo Step Down

Trafo Step Down adalah Trafo yang digunakan untuk menurunkan taraf level tegangan
AC dari taraf yang tinggi ke taraf yang lebih rendah. Pada Trafo Step Down ini, Rasio jumlah
lilitan pada kumparan primer lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah lilitan pada
kumparan sekundernya. Di jaringan Distribusi, kita sering menggunakannya untuk menurunkan
taraf tegangan listrik yang berasal dari PLN (220V) menjadi taraf tegangan yang sesuai dengan
peralatan elektronik kita.
2.3.2 Jenis-jenis Transformator berdasarkan bahan Inti (core)

Berdasarkan media atau bahan Inti yang digunakan untuk lilitan primer dan lilitan
sekunder, Trafo dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu Trafo berinti Udara (Air Core) dan Trafo
berinti Besi (Iron Core).

2.3.2.1. Trafo berinti Udara (Air Core Transformer)

Pada Trafo yang berinti Udara, Gulungan Primer dan Gulungan Sekunder dililitkan pada
inti berbahan non-magnetik yang biasanya berbentuk tabung yang berongga. Bahan non-
magnetik yang dimaksud tersebut dapat berupa bahan kertas ataupun karton. Ini artinya,
hubungan hubungan fluks antara gulungan primer dan gulungan sekunder adalah melalui udara.
Tingkat kopling atau induktansi mutual diantara lilitan-lilitan tersebut lebih kecil dibandingkan
dengan Trafo yang berinti besi. Kerugian Histerisis dan kerugian arus eddy yang biasanya terjadi
pada trafo inti besi dapat dikurangi atau bahkan dapat dihilangkan pada trafo yang yang berinti
udara ini. Trafo inti udara ini biasanya digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi.

2.3.2.2. Trafo berinti Besi (Iron Core Transformer)

Pada Trafo berinti Besi, gulungan primer dan gulungan sekunder dililitkan pada inti
lempengan-lempengan besi tipis yang dilaminasi. Trafo inti besi memiliki efisiensi yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan trafo yang berinti udara. Hal ini dikarenakan bahan besi
mengandung sifat magnetik dan juga konduktif sehingga  mempermudah jalannya fluks magnet
yang ditimbulkan oleh arus listrik kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang
ditimbulkan. Trafo yang berinti besi biasanya digunakan pada aplikasi frekuensi rendah.

2.3.3. Jenis-jenis Transformator berdasarkan Pengaturan Lilitannya


2.3.3.1. Trafo Otomatis (Auto Transformer)

Auto Transformer atau Trafo Otomatis adalah Trafo listrik yang hanya memiliki satu
kumparan dimana kumparan primer dan kumparan sekundernya digabung dalam 1 rangkaian
yang terhubung secara fisik dan magnetis. Pengaturan lilitan ini sangat berbeda dengan Trafo
standar pada umumnya yang terdiri dari dua kumparan atau gulungan yang ditempatkan pada
dua sisi berbeda yaitu  kumparan Primer dan kumparan sekunder.

Trafo Otomatis ini sering digunakan sebagai trafo step up dan step down yang berfungsi untuk
menaikan tegangan maupun menurun tegangan pada kisaran 100V-110V-120V dan kisaran
220V-230V-240V bahkan pada kisaran 110V hingga 220V.

2.3.4. Jenis-jenis Transformator berdasarkan Penggunaannya

Trafo dapat digunakan untuk melakukan berbagai fungsi sesuai dengan kebutuhannya.
Trafo jenis ini dapat diklasifikasikan menjadi Trafo daya, trafo distribusi, trafo pengukuran dan
trafo proteksi

2.3.4.1. Trafo Daya (Power Transformer)

Transformator Daya adalah jenis trafo yang berukuran besar dan digunakan untuk
aplikasi transfer daya tinggi yang mencapai hingga 33 Kilo Volt. Trafo daya ini sering digunakan
di stasiun pembangkit listrik dan gardu transmisi. Trafo Daya biasanya memiliki tingkat insulasi
yang tinggi.
2.3.4.2. Trafo Distribusi (Distribution Transformer)

Trafo Distribusi atau Distribution Transformer digunakan untuk mendistribusikan energi


listrik dari pembangkit listrik ke daerah perumahan ataupun lokasi industri. Pada dasarnya, Trafo
Distribusi ini mendistribusikan energi listrik pada tegangan rendah yang kurang dari 33 kilo Volt
untuk keperluan rumah tangga ataupun industri yang berada dalam kisaran tegangan 220V
hingga 440V.

2.3.4.3. Trafo Pengukuran (Measurement Transformer)

Trafo Pengukuran atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Measurement Transformer
atau Instrument Transformer ini digunakan untuk mengukur kuantitas tegangan, arus listrik dan
daya yang biasanya diklasifikasikan menjadi trafo tegangan dan trafo arus listrik dan lain-
lainnya.

2.3.4.4. Trafo Proteksi (Protection Transformer)

Trafo Proteksi ini digunakan untuk melindungi komponen listrik. Perbedaan utama antara
trafo proteksi dan trafo pengukuran adalah pada akurasinya. Dimana trafo proteksi harus lebih
akurat jika dibandingkan dengan trafo pengukuran.
2.3.4.5 Trafo tegangan (potensial trafo)
Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data masukan berupa besaran tegangan
dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau sekunder. Trafo ini biasa digunakan
untuk pengukuran tak langsung beban yang mengalir ke pelanggan kemudian membatasinya.
Selain itu bisa juga besaran tegangannya diambil sebagai input data masukan peralatan
pengaman jaringan.

2.3.4.6 Trafo arus


Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data masukan berupa besaran arus dengan
cara perbandingan belitan pada belitan primer atau sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk
pengukuran tak langsung beban arus yang mengalir ke pelanggan kemudian membatasinya.
Selain itu bisa juga besaran arusnya diambil sebagai input data masukan peralatan pengaman
jaringan.

2.3.5. Jenis-jenis Transformator berdasarkan Tempat Penggunaanya

Penggolongan Trafo berdasarkan tempat penggunaannya ini biasanya terdiri dari trafo
indoor (dalam ruangan) trafo outdoor (luar ruangan). Trafo Indoor adalah trafo yang harus
diletakan di dalam ruangan yang ditutupi dengan atap seperti trafo-trafo yang digunakan pada
industri-industri sedangkan trafo outdoor adalah trafo yang dapat ditempatkan diluar ruangan
seperti trafo distribusi yang ditempatkan di gardu induk dan lain-lainnya.

2.4. Komponen-Komponen Utama Transformator

Komponen utama trafo, yaitu:


• On-load tap changer (OLTC)
• Bushing (sebagai penghubung Antara trafo dan kabel)
• Insulator / penyekat
• Gasket (sebagai pencegah kebocoran pada trafo dalam jangka waktu tertentu)
• Sistem saringan / filter minyak isolasi

• Peralatan proteksi:
– Valves atau katup-katup
– Relay
– Alat-alat ukur dan indikator-indikator

2.5. Pemeliharaan Trafo Distribusi

1. Pemeriksaan Nameplate Trafo
Sebelum pekerjaan pemeliharaan trafo dilaksanakan, prosedur pelaksanaan pekerjaan
yang pertama dilakukan adalah mendata spesifikasi teknis dari trafo tersebut dengan mengamati
(nameplate).

2. Pemeriksaan Secara Visual

Pemeriksaan fisik trafo secara visual meliputi pemeriksaan sebagai berikut :


1. Pemeriksaan kondisi tangki dari kebocoran atau akibat dari benturan.
2. Pemeriksaan kondisi baut-baut pengikat di bushing.
3. Pemeriksaan kondisi bushing primer atau sekunder.
4. Pemeriksaan valve  tekanan udara.
5. Pemeriksaan thermometer.
6. Pemeriksaan kondisi tap charger/sadapan.

3. Pengukuran Nilai Tahanan Isolasi

            Setelah pemeriksaan secara visual dilakukan, maka selanjutnya dilakukan


pemeriksaan/pengukuran nilai tahanan isolasi trafo dengan menggunakan megger (primer-body,
sekunder-body dan primer-sekunder), sehingga dapat dipastikan jenis kerusakan dan bagian
mana dari trafo yang mengalami kerusakan.

Dengan melakukan perawatan secara berkala dan pemantauan kondisi transformator pada saat
beroperasi akan banyak keuntungan yang didapat, antara lain:
• Meningkatkan keandalan dari transformator tersebut.
• Memperpanjang masa pakai.
• Jika masa pakai lebih panjang, maka secara otomatis akan dapat menghemat biaya penggantian
   Unit trafo.

Adapun langkah-langkah perawatan dari transformator, antara lain adalah:


• Pemeriksaan berkala kualitas minyak isolasi.
• Pemeriksaan/pengamatan berkala secara langsung (Visual Inspection)
• Pemeriksaan-pemeriksaan secara teliti (overhauls) yang terjadwal.

2.6. Rangkaian Ekuivalen Transformator


Pada umumnya, trafo yang digunakan di dunia ketenagalistrikan bukanlah trafo-trafo
ideal, karena sangatlah sulit untuk memperoleh bahan pada inti dan belitan trafo yang dapat
menghasilkan persamaan-persamaan sesuai dengan keadaan saat trafo pada keadaan ideal. Hal
ini disebabkan oleh resistansi pada belitan, rugi-rugi fluksi, dan permeabilitas inti trafo. Agar
dapat memperoleh gambaran terhadap trafo yang digunakan, maka digunakanlah pemodelan
trafo dengan cara membuat rangkaian pengganti pada trafo. Rangkaian pengganti trafo dapat
dilihat seperti gambar di bawah ini.

Untuk memudahkan analisis (perhitungan),rangkaian tersebut dapat diubah menjadi seperti


dapat dilihat pada gambar

V1=E1+I1R1+I1X1

E2=V2+I1R1+I2X2

Anda mungkin juga menyukai