Anda di halaman 1dari 6

barnas holil

0812 21 6996 1 / 0818 20 4321


e-mail: barnas@chem.itb.ac.id /barnasholil@yahoo.com
Kesetimbangan Asam-Basa
Faktor-faktor yang menentukan tingkat keasaman:
1. jari-jari atom, asam bertambah kuat jika jarak antara atom H dengan atom lain yang berikatan langsung bertambah
besar (dalam satu golongan)
2. asam bertambah kuat jika keelektronegatifan unsur bertambah besar (dalam satu perioda)
3. asam bertambah kuat jika keelekronegatifan unusr bertambah besar (atom H tidak berikatan langsung dengan atom lain)
4. asam bertambah kuat jika bilangan oksidasi unsur bertambah (pada asam okso)

HF << HCl < HBr < HI


Energi ikatan H-A (kJ/mol) 567 431 366 299

CH4 < NH3 << H2O < HF


Keelektronegatifan A 2.5 3.0 3.5 4.0

H‒O‒I < H‒O‒Br < H‒O‒Cl


Tetapan disosiasi, Ka 2.3x10‒11 2.0x10‒9 3.5x10‒8
Keelektronegatifan 2.5 2.8 3.0

HClO < HClO2 < HClO3 < HClO4


Tetapan disosiasi, Ka 3.5x10‒8 1.2x10‒2 ~1 sangat besar
Bilangan oksidasi Cl +1 +3 +5 +7


Ion-ion yang tidak mengalami hidrolisis adalah basa konjugasi lemah, misalnya I (hasil ionisasi asam kuat HIdan

ClO4 hasil ionisasi asam kuat HClO4) dan asam konjugasi lemah yaitu Na+ (hasil ionisasi basa kuat NaOH)

Kesetimbangan Asam-Basa

Ion-ion yang mengalami hidrolisis adalah basa konjugasi kuat, misalnya CH3COO (hasil ionisasi asam lemah
CH3COOH) dan asam konjugasi kuat misalnya NH4+ (hasil ionisasi basa lemah NH3)

Dalam teori asam-basa menurut Brønsted-Lowry: jika asam kuat melepaskan proton maka basa konjugasinya
merupakan basa lemah. Pada asam lemah yang melepaskan proton maka basa konjugasinya merupakan basa kuat. Pada
basa kuat yang menerima proton maka asam konjugasinya merupakan asam lemah dan pada basa lemah yang menerima
proton maka asam konjugasinya merupakan asam kuat.

Suatu reaksi akan berlangsung yaitu transfer proton dari asam lebih kuat kepada basa lebih kuat menghasilkan basa
lebih lemah dan asam lebih lemah.

Stronger acid + Stronger base → Weaker base + Weaker acid



HClO4 + H2O ClO4 + H3O+
asam kuat basa konjugasi lemah

Hidrolisis adalah penguraian suatu zat oleh air. Ada 3 (tiga) jenis garam yang terurai oleh air yaitu:

(1) garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah (hidrolisis parsial), pH = ½ (pKw – pKb − log Cs)
(asam konjugasi bereaksi dengan air)
(2) garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat (hidrolisis parsial), pH = ½ (pKw + pKa + log Cs) s = salt = garam
(basa konjugasi beraksi dengan air)
(3) garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah (hidrolisis sempurna), pH = ½ (pKw + pKa − pKb)
(basa konjugasi dan asam konjugasi bereaksi dengan air)
Buffer adalah campuran asam lemah dengan garamnya/basa konjugasinya atau campuran antara basa lemah dengan
garamnya/asam konjugasinya. Sifat buffer: mempunyai pH tertentu dan pH tidak berubah jika diencerkan atau ditambah
sedikit asam/basa kuat.

Cs [basa.konjugasi]
pH = pKa + log pH = pKa + log asam lemah + garamnya/basa konjugasi
Ca [asam]
Cs [asam.konjugasi]
pOH = pKb + log pOH = pKb + log basa lemah + garamnya/asam konjugasi
Cb [basa]

kimia2_uts’11/22-Feb-21 10:33:25 PM 1
barnas holil
0812 21 6996 1 / 0818 20 4321
e-mail: barnas@chem.itb.ac.id /barnasholil@yahoo.com

Interaksi tetesan air hujan dengan CO2 di udara menyebabkan air hujan bersifat sedikit asam karena CO2 adalah
suatu anhidrida asam. pH air hujan umumnya bernilai 5,7 pada 25 oC. Diketahui Ka1 dan Ka2 dari asam yang
−7 −11
Soal 4 (18 poin)

terbentuk pada reaksi CO2 dengan air berturut-turut adalah 4,5x10 dan 4,7x10 .
a. Tuliskan reaksi antara CO2 dan air membentuk asam tersebut. [2]
b. Tuliskan reaksi pengionan pertama serta ungkapan bagi tetapan pengionan pertama, Ka1, asam yang terbentuk. [3]
c. Tuliskan reaksi pengionan kedua serta ungkapan bagi tetapan pengionan keduanya, Ka2. [3]

d. Tentukan berapa konsentrasi H3O+ dan OH dalam air hujan tersebut. [3]
e. Tentukan konsentrasi asam tersebut di dalam air hujan sebelum terjadi reaksi pengionan. [4]
f. Hitung volume larutan NaOH 0,0010 M yang diperlukan untuk bereaksi sempurna dengan 100 mL air hujan
tersebut. [3]

a. CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq) H2CO3 = asam diprotik [2]

− [HCO3 ][H3 O ] −7
[3]
b. H2CO3(aq) + H2O(l) HCO3 (aq) + H3O+(aq) Ka1 = = 4,5x10
[H 2 CO3 ]

− [CO32  ][H3O ] −11


[3]
c. HCO3 (aq) + H2O(l) CO32−(aq) + H3O+(aq) Ka2 = 
= 4,7x10
[HCO3 ]

−5,7 −6 −6
d. pH = 5,7 [H+] = [H3O+] = 10 = 1,995x10 M ≈ 2x10 M
[3]

Kw = [H+][OH ]
−14 −6 − − 1x1014 −9
1x10 = (2x10 )[OH ] [OH ] = = 5x10 M
2x106

e. Nilai Ka1 jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai Ka2 sehingga [H3O+] dari reaksi ionisasi kedua dapat
diabaikan terhadap nilai [H3O+] dari reaksi ionisasi pertama. [4]
[HCO3 ][H3 O ] −7
Ka1 = = 4,5x10
[H 2 CO3 ]
 2x10  2x10 
6 6

= 4,5x10
−7
x – y = x – 2x10
−6
= 8,89x10 M
−6

 x  y
−6 −6 −5
x = [H2CO3] = [(8,89x10 ) + (2x10 )] = 1,09x10 M

kimia2_uts’11/22-Feb-21 10:33:25 PM 2
barnas holil
0812 21 6996 1 / 0818 20 4321
e-mail: barnas@chem.itb.ac.id /barnasholil@yahoo.com


H2CO3(aq) + H2O(l) HCO3 (aq) + H3O+(aq)
awal: x x = [H2CO3] mula-mula
perubahan −y +y +y y = banyaknya H2CO3 yang terurai
setimbang: x−y y y


HCO3 (aq) + H2O(l) CO32−(aq) + H3O+(aq)
m y - y
rx −z +z +z z = banyaknya HCO3− yang terurai
stb y−z z y+z

H3O+ yang ada dalam larutan berasal dari H3O+ reaksi (1) dan H3O+ reaksi (2) yang sama dengan y+z.
Karena nilai Ka1 jauh lebih besar dibandingkan dengan Ka2, maka jumlah H3O+ pada reaksi (1) jauh lebih
besar dibandingkan dengan jumlah H3O+ pada reaksi (2), sehinggajumlah H3O+ dari reaksi (2) dapat
−6
diabaikan terhadap jumlah H3O+ dari reaksi (1). [H3O+] ≈ 2x10 M

[HCO3 ][H3 O ] −7
Ka1 = = 4,5x10
[H 2 CO3 ]
 2x10  2x10 
6 6

= 4,5x10
−7
x – y = x – 2x10
−6 −6
= 8,89x10 M
 x  y
−6 −6 −5
x = [H2CO3] = [(8,89x10 ) + (2x10 )] = 1,09x10 M

f. H2CO3(aq) + 2NaOH(aq) → Na2CO3(aq) + 2H2O(l)


−5 −3
H2CO3 = (100 mL)( 1,09x10 M) = 1,09x10 mmol
−3
NaOH = (2)(1,09x10 ) mmol

Volume NaOH =

 2  1, 09x103 mmol
= 2,18 mL
 [3]

 0, 001 mol.L1
Cara lain:
−5 −3 −3
H2CO3 = (100 mL)( 1,09x10 M) = 1,09x10 mmol = (2)(1,09x10 ) miliekivalen
NaOH = (x mL)(0,001 M) = 0,001x mmol = 0,001x miliekivalen

Pada titrasi asam-basa:


∑ ekivalen asam = ∑ ekivalen basa
−3
(2)(1,09X10 ) = 0,001 x x = (2)(1,09) = 2,18 mL

Pada titrasi asam-basa : ∑ ekivalen asam = ∑ ekivalen basa


Pada titrasi redoks : ∑ ekivalen oksidator = ∑ ekivalen reduktor

1 ekivalen asam = 1 mol H+



1 ekivalen basa = 1 mol OH

1 ekivalen oksidator = 1 mol e

1 ekivalen reduktor = 1 mol e

Contoh:
HCl 1 M = HCl 1 N M = kemolalan (mol/L)
H2SO4 1 M = H2SO4 2 N N = kenormalan (ekivalen/L)
NaOH 1 M = NaOH 1 N
Fe(OH)3 1 M = Fe(OH)3 N

kimia2_uts’11/22-Feb-21 10:33:25 PM 3
barnas holil
0812 21 6996 1 / 0818 20 4321
e-mail: barnas@chem.itb.ac.id /barnasholil@yahoo.com

Perak kromat, Ag2CrO4, merupakan prekursor kimia yang sangat penting dalam dunia fotografi. Garam ini dibuat
dengan mereaksikan larutan AgNO3 dan K2CrO4. Reaksi ini juga penting dalam ilmu syaraf, karena digunakan
untuk ’mewarnai’ neuron pada metode Golgi. Pada metode ini perak kromat mengendap di dalam neuron sehingga
morfologi neuron dapat terlihat secara spektroskopi. [2]
a. Tuliskan persamaan reaksi ion antara larutan AgNO3(aq) dan K2CrO4(aq).
−12
b. Diketahui nilai Ksp Ag2CrO4 pada 25 oC adalah 1,2 x 10 . Tunjukkan dengan perhitungan, apakah endapan
Soal 5 (21 poin)

−3 −3
Ag2CrO4 akan terbentuk jika 50 mL larutan AgNO3 10 M dicampurkan dengan 50 mL K2CrO4 10 M? [3]
+
c. Berapa konsentrasi ion Ag dalam campuran di atas ketika reaksi pada bagian b telah mencapai
kesetimbangan? [3]
−10
d. Pada 25 oC, nilai Ksp dari AgCl adalah 1,8x10 . Tunjukkan dengan perhitungan, manakah yang lebih larut di
dalam air, AgCl atau Ag2CrO4? [4]
− −2 −4
e. Jika ke dalam 1 L larutan yang mengandung ion Cl 10 M dan ion CrO42− 1,2x10 M ditambahkan sejujmlah

larurtan AgNO3, apakah dapat terjadi pemisahan sempurna antara ion Cl dan ion CrO42−? Buktikan dengan
perhitungan. (Pemisahan dianggap sempurna jika ion yang mengendap terlebih dahulu tersisa , 0,1 % pada saat
ion kedua mulai mengendap)
−6
f. Asam kromat, H2CrO4, diektahui memiliki nila Ka1 = 5,0 dan Ka2 = 1,5x10 . Jelaskan pengaruh penambahan
asam terhadap kelarutan Ag2CrO4 dengan cara menuliskan reaksi-reaksi yang terkait.

a. 2AgNO3(aq) + K2CrO4(aq) → Ag2CrO4(s) + K2NO3(aq)


[2]
− −
2Ag+(aq) + 2NO3 (aq) + 2K+(aq) + CrO42−(aq) → Ag2CrO4(s) + 2K+(aq) + 2NO3 (aq)

atau reaksi ionnya:

2Ag+(aq) + CrO42−(aq) → Ag2CrO4(s)

Suatu reaksi kimia dapat berlangsung spontan, jika:


1. terbentuk endapan
2. terbentuk gas (dihasilkan langsung atau hasil penguraian produk, contohnya H 2CO3 yang dapat terurai
menjadi H2O dan CO2, dan NH4OH yang dapat terurai menjadi NH3 dan H2O.

−4 −4 −12
b. Qsp = [Ag+]2 [CrO42−] = (5x10 )2 ( 5x10 ) = 125x10 [3]
−12 −12
Nilai Qsp (125x10 ) lebih besar dari nilai Ksp (1,2x10 ), sehingga dapat disimpulkan bahwa akan terbentuk
endapan Ag2CrO4.

Untuk mengetahui terbentuknya endapan dapat dihitung dari Qsp (hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan
dengan memperhitungkan volume campuran). Bandingkan nilai Qsp dan Ksp, jika Qsp > Ksp terbentuk endapan,
Qsp = Ksp larutan jenuh, Qsp , Ksp larutan encer.
−3 −2
Ag+ = (50 mL)(10 M) = 5x10 mmol
−3 −2
CrO42− = (50 mL)(10 M) = 5x10 mmol
Volume campuran = (50 + 50) mL = 100 mL
−2 5x102 −4
[Ag+] = 5x10 mmol/100 mL = mol/L = 5x10 mol/L
100
−2 5x102 −4
[CrO42−] = 5x10 mmol/100 mL = mol/L = 5x10 mol/L
100
2Ag+(aq) + CrO42−(aq) → Ag2CrO4(s)
−4 −4 −12
Qsp = [Ag+]2 [CrO42−] = (5x10 )2 ( 5x10 ) = 125x10
−12 −12
Nilai Qsp (125x10 ) lebih besar dari nilai Ksp (1,2x10 ), sehingga dapat disimpulkan bahwa akan terbentuk
endapan Ag2CrO4.

kimia2_uts’11/22-Feb-21 10:33:25 PM 4
barnas holil
0812 21 6996 1 / 0818 20 4321
e-mail: barnas@chem.itb.ac.id /barnasholil@yahoo.com

c. 2Ag+(aq) + CrO42−(aq) → Ag2CrO4(s)


awal: 5x10−4 5x10−4
perubahan: −5x10−4 −2,5x10−4 +2,5x10−4
akhir: 0 2,5x10−4 2,5x10−4

[3]
Ag2CrO4(s) 2Ag+(aq) + CrO42−(aq)
−4 −4
awal: 2,5x10 − 2,5x10
perubahani: −s +2s +s
akhir: 2s (2,5x10−4 + s)

Ksp = [Ag+]2[CrO42−]
−4 −12
(2s)2 (2,5x10 + s) = 1,2x10 s = ………. (persamaan pangkat 3)

d. AgCl Ag+ + Cl−


s s

Ksp = [Ag+][Cl−] 1,8x10 −10 = (s)(s) s = 1,34x10−5 M


[4]
Ag2CrO4 2Ag + +
CrO42−
2s s
−5
Ksp = [Ag+]2 [CrO42−] 1,2x10 −12 = (2s)2 (s) s = 6,69x10 M
−5
Kelarutan Ag2rO4 (6,69x10 M ) lebih besar dari kelarutan AgCl (1,34x10−5 M) sehingga Ag2CrO4 lebih larut
dalam air.

e. AgCl Ag+ + Cl− Ksp = [Ag+][Cl−] = 1,8x10−10


1,8x1010 −8
[Ag+] = 2
= 1,8x10 M
10
− −2
Cl = 10 M

Ag2CrO4 2Ag+ + CrO42− Ksp = [Ag+]2 [CrO42−] = 1,2x10−12


1, 2x1012 −4
[Ag+] = 4
= 10 M
1, 2x10
−4
[CrO42−] = 1,2x10 M

Konsentrasi Ag+ untuk mengendapkan ion Cl jauh lebih kecil dibandingkan dengan konsentrasi Ag+ untuk

mengendapkan ion CrO42−, sehingga terjadi pemisahan secara sempurna antara ion Cl dan ion CrO42−.

Untuk membuktikannya dilakukan perhitungan berikut:


−4 − K sp 1,8x1010 −6
pada saat [Ag+] = 10 M maka [Cl ] yang tersisa = = = 1,8x10 M
[Ag ]
104
 6
− [Cl ]sisa 1,8x10 −6
%-[Cl ]sisa = x 100 % = x 100 % = 1,8x10 %
[Cl ]mula  mula 102
− −
Konsentrasi Cl yang tersisa lebih kecil dari 0,1 % sehingga pemisahan antara ion Cl dan ion CrO42− terjadi
secara sempurna.

kimia2_uts’11/22-Feb-21 10:33:25 PM 5
barnas holil
0812 21 6996 1 / 0818 20 4321
e-mail: barnas@chem.itb.ac.id /barnasholil@yahoo.com

Cara lain:
− −
Asumsi: ion yang mengendap lebih dulu adalah ion Cl dan jika pemisahannya sempurna, maka [Cl ] yang
− −2 −5
tersisa < 0,1 % sehingga [Cl ] = (0,1 %)(10 ) = 10 M.

AgCl Ag+ + Cl− Ksp = [Ag+][Cl−] = 1,8x10−10


1,8x1010 −5
[Ag+] = = 1,8x10 M
105
− −5
Cl = 10 M

Ag2CrO4 2Ag+ + CrO42− Ksp = [Ag+]2 [CrO42−] = 1,2x10−12


1, 2x1012 −4
[Ag+] = = 10 M
1, 2x104
−4
[CrO42−] = 1,2x10 M

[Ag+] yang diperlukan untuk mengendapkan ion Cl agar tersisa 0,1 % lebih kecil dibandingkan dengan
[Ag+] yang diperlukan untuk mengendapkan ion CrO42− sehingga terjadi pemisahan sempurna antara ion

Cl dan ion CrO42−, AgCl mengendap lebih dulu dari Ag2CrO4.

f. Ag2CrO4(s) 2Ag+(aq) + CrO42−(aq) Ksp

H2CrO4 H+ + HCrO42− Ka1


HCrO42− H+ + CrO42− Ka2

Ag2CrO4(s) 2Ag+(aq) + CrO42−(aq) Ksp


[4]
2− +
CrO4 (aq) + H (aq) HCrO42−(aq) 1/Ka2
2− +
HCrO4 (aq) + H (aq) H2CrO4(aq) + 1/Ka1
K sp
Ag2CrO4(s) + 2H+(aq) 2Ag+(aq) + H2CrO4(aq) Kspa =
K a1 .K a 2

=
1, 2x10  12
−9
= 1,6x10
 5, 0  1,5x10  6

Jika ke dalam larutan ditambahkan asam (H +) maka reaksi akan bergerak ke kanan sehingga kelarutan
Ag2CrO4 bertambah besar.
−9
Juga dapat diterangkan dari nilai Kspa Ag2CrO4(s) = 1,6x10 yang lebih besar dibandingkan dengan nilai
−12
Ksp Ag2CrO4(s) = 1,2x10 . Hal ini menunjukkan bahwa kelarutan Ag2CrO4 akan bertambah besar dengan
penambahan asam.

kimia2_uts’11/22-Feb-21 10:33:25 PM 6

Anda mungkin juga menyukai