671 2475 2 PB
671 2475 2 PB
ABSTRAK
Seseorang yang menderita skizofrenia dan mempunyai gejala halusinasi harus mendapatkan perhatian
dan perawatan dari keluarga. Keluarga merupakan orang terdekat pasien dan dianggap berpengaruh
terhadap kesembuhan pasien serta dianggap paling mengetahui keadaan pasien. Sehingga keluarga
sangat dibutuhkan pasien dalam perawatan dan pengobatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi hubungan beban keluarga dengan koping dalam merawat pasien halusinasi. Desain
penelitian ini deskriptif korelasi menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian
ini adalah keluarga pasien yang datang membawa anggota keluarganya untuk rawat jalan berjumlah 288
orang. Teknik pengambilan sampel ini adalah accidental sampling berjumlah 24 responden. Alat
pengumpulan data menggunakan kuesioner yang sudah valid dan sudah di uji validitas dan reabilitas.
Analisa data menggunakan uji statistik Che square. Hasil penelitian menunjukan bahwa beban keluarga
mayoritas beban subyektif sebanyak 62.5% dan koping keluarga mayoritas tidak adaptif sebanyak
62.5% dengan nilai p = 0,022< 0.05. Kesimpulannya ada hubungan yang signifikan antara beban
keluarga dengan koping saat merawat pasien halusinasi.
ABSTRACT
A person suffering from schizophrenia and having symptoms of hallucinations should get attention and
care from the family. The family is the closest person to the patient and is considered to have an effect
on the patient's recovery and is considered to be best aware of the patient's condition. So the family
desperately needs patients in the care and treatment of patients. This study aims to identify the
relationship of family burden with coping in treating hallucination patients. The design of this research
is descriptive correlation using a cross sectional approach. The population in this study was the
families of patients who came to bring their family members for outpatient 288 people. This sampling
technique is accidental sampling of 24 respondents. The data collection tool uses a valid questionnaire
that has been tested for validity and reability. Analyze the data using the Che square statistical test. The
results showed that the majority of family expenses were subjective expenses of 62.5% and the majority
of families were uns adaptive by 62.5% with a value of p = 0.022. In conclusion there is a significant
relationship between the burden of family and coping when treating hallucination patients.
453
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 4, Hal 453 – 460, November 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
454
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 4, Hal 453 – 460, November 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
penelitian Ripangga & Damaiyanti (2018) orang. Peneliti sebelumnya belum ada
di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Atma yang meneliti tentang bebang keluarga
Husada Mahakam Samarinda, hubungan dengan koping yang merawat pasien
signifikan antara beban keluarga dengan halusinasi sehingga permasalahan ini
sikap keluarga dalam merawat pasien penting untuk diteliti. Berdasarkan
skizofrenia dengan nilai r: 0,758 dan p- fenomena ini peneliti tertarik untuk
value 0,00<0,01. meneliti tentang beban dan koping
keluarga saat merawat pasien halusinasi
Beban kasus dalam keluarga merupakan yang bertujuan untuk mengetahui
macam kasus dalam keluarga yang dirawat hubungan beban keluarga dengan koping
dan dibina oleh seorang perawat home saat merawat pasien halusinasi.
care dalam jangka waktu tertentu. Pada
umumnya keluarga yang ditangani oleh METODE
perawat yaitu keluarga yang mempunyai Desain penelitian ini adalah deskriptif
masalah gangguan jiwa dan rata-rata korelasi dengan menggunakan pendekatan
keluarga ini berpenghasilan yang rendah. cross sectional di mana data yang
Kondisi ini yang menjadi permasalahan menyangkut variabel bebas dan variabel
bagi keluarga, dimana beberapa penelitian terikat akan dikumpulkan dalam waktu
menemukan bahwa kondisi pasien yang sama. Populasi dalam penelitian ini
skizofrenia yang mengalami halusinasi adalah keluarga pasien yang berkunjung
bisa menjadi beban bagi keluarga yang membawa anggota keluarganya untuk
merawat namun penelitian sebelumnya rawat jalan di poliklinik RSJ Medan.
juga menemukan bahwa koping keluarga Pasien halusinasi sebanyak 288 orang
memiliki hubungan yang signifikan datang berobat jalan dibawa oleh
terhadap kekambuhan dan keberfungsian keluarganya dengan rata-rata per bulan
sosial pasien halusinasi. berjumlah 24 orang.
Menurut Nurdiana (2007 dalam Pardede, Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
Siregar & Halawa, 2020) bahwa keluarga populasi yang ada. Teknik pengambilan
diharapkan mampu menentukan cara-cara sampel ini secara accidental sampling,
yang diperlukan pasien di rumah sehingga dimana pengambilan sampel ini dilakukan
akan membantu dan mampu menurunkan dengan mengambil kasus atau responden
angka kekambuhan pasien skizofrenia. yang kebetulan ada atau tersedia di suatu
Keluarga memiliki peran strategis dalam tempat sesuai dengan konteks penelitian,
menurunkan angka kekambuhan, sebanyak 24 orang. Alat pengumpulan data
meningkatkan kemampuan taraf hidupnya dengan menggunakan kuisioner, yaitu
serta menggunakan koping dalam merawat pengumpulan data dengan membagikan
pasien sehingga pasien dapat beradaptasi daftar pernyataan dan diajukan secara
kembali di masyarakat dan kehidupan tertulis kepada responden penelitian untuk
sosialnya. mendapatkan tanggapan, informasi serta
jawaban.
Koping keluarga merupakan upaya yang
diarahkan untuk mengatasi stres termasuk Penelitan ini menggunakan alat ukur
upaya penyelesaian masalah secara kuesioner untuk mengukur beban obyektif
langsung dan mekanisme pertahanan yang dan subyektif keluarga yang telah di uji
dugunakan untuk melindungi diri (Stuart, validitas dan reliabilitas sebanyak 12
2014). Dari data yang diperoleh di Rumah pernyataan dengan cronbach alpha sebesar
sakit jiwa Medan, klien yang di rawat jalan 0,926 dan kuesioner mengukur koping
berjumlah 4911 orang, dari data tersebut keluarga sebanyak 14 pernyataan dengan
yang menderita halusinasi sebanyak 288 cronbach alpha sebesar. Untuk
455
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 4, Hal 453 – 460, November 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
Tabel 1.
Karakteristik Responden (n=24)
Karakteristik Responden f %
Umur
21-30 9 37.5
31-40 11 45.8
41-50 3 12.5
≥ 51 1 4.2
Jenis Kelamin
Laki-Laki 11 45.8
Perempuan 13 54.2
Pendidikan
SD 6 25.0
SLTP 9 37.5
SLTA 7 29.2
Perguruan Tinggi 2 8.3
Pekerjaan
Bekerja 20 83.3
Tidak Berkerja 4 16.7
Hubungan Keluarga
Ayah 14 58.3
Ibu 10 41.7
456
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 4, Hal 453 – 460, November 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
Tabel 2.
Beban Keluarga Saat Merawat Pasien Halusinasi (n= 24)
Beban Keluarga f %
Subyektif 15 62.5
Obyektif 9 37.5
Tabel 3.
Koping Saat Merawat Pasien Halusinasi (n=24)
Koping f %
Adaptif 9 37.5
Tidak Adaptif 15 62.5
Tabel 4.
Tabulasi Silang Hubungan Beban Keluarga dengan Koping dalam Merawat Pasien Halusinasi
(n= 24)
Koping Keluarga Total
Beban Keluarga Adaptif Tidak Adaptif P value
f % f % f %
Subyektif 3 12.5 12 50.0 15 62.5
0,022
Obyektif 6 25.0 3 12.5 9 37.5
457
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 4, Hal 453 – 460, November 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
458
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 4, Hal 453 – 460, November 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
bagi keluarga yang merawat. Pengetahuan Social Science & Medicine, 123,
keluarga tentang skizofrenia dan cara 149-159. doi:
perawatannya sangat mempengaruhi 10.1016/j.socscimed.2014.10.035
proses fikir keluarga, keluarga yang
memiliki pengetahuan yang baik akan Mirza, M., Raihan, R., & Kurniawan, H.
meringankan beban keluarga dalam (2015). Hubungan Lamanya
merawat perilaku kekerasan. Perawatan Pasien Skizofrenia
Dengan Stres Keluarga. Jurnal
SIMPULAN Kedokteran Syiah Kuala, 15(3), 179-
Beban keluarga Dalam Merawat Pasien 189.
adalah subyektif, Koping Dalam Merawat http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JKS/
Pasien adalah tidak adaptif dan ada article/view/3669
hubungan beban keluarga dengan koping
dalam merawat pasien halusinasi Nuttall, A. K., Thakkar, K. N., Luo, X.,
(p=0.022). Mueser, K. T., Glynn, S. M.,
Achtyes, E. D., & Kane, J. M.
DAFTAR PUSTAKA (2019). Longitudinal associations of
Amin, M. K., Pinilih, S. S., & Yulaikah, A. family burden and patient quality of
(2017). Pengalaman Keluarga Dalam life in the context of first-episode
Merawat Anggota Keluarga Yang schizophrenia in the RAISE-ETP
Mengalami Halusinasi di Kabupaten study. Psychiatry research, 276, 60-
Magelang. Journal of Holistic 68.
Nursing Science, 4(2), 45-49. https://doi.org/10.1016/j.psychres.20
19.04.016
Fadli, S. M., & Mitra, M. (2013).
Pengetahuan dan Ekspresi Emosi Pardede, J. A. (2019). The Effects
Keluarga serta Frekuensi Acceptance and Aommitment
Kekambuhan Penderita Skizofrenia. Therapy and Health Education
Kesmas: National Public Health Adherence to Symptoms, Ability to
Journal, 7(10), 466-470. doi: Accept and Commit to Treatment
http://dx.doi.org/10.21109/kesmas.v and Compliance in Hallucinations
7i10.6 Clients Mental Hospital of Medan,
North Sumatra. J Psychol Psychiatry
Fontaine, K. L. (2009). Mental health Stud, 1, 30-35.
nursing. New Jersey: Pearson
Education Inc. Pardede, J. A. (2020). Ekspresi Emosi
Keluarga Yang Merawat Pasien
Harkomah, I. (2019). Analisis Pengalaman Skizofrenia. Jurnal Ilmiah
Keluarga Merawat Pasien Keperawatan Imelda, 6(2), 117-
Skizofrenia dengan Masalah 122.https://doi.org/10.2411/jikepera
Halusinasi Pendengaran Pasca watan.v6i2.403
Hospitalisasi. Jurnal Endurance,
4(2), 282-292. Pardede, J. A., Sirait, D., Riandi, R.,
http://doi.org/10.22216/jen.v4i2.384 Emanuel, P., & Laia, R. (2016).
4 Ekspresi Emosi Keluarga Dengan
Frekuensi Kekambuhan Pasien
Koschorke, M., Padmavati, R., Kumar, S., Skizofrenia. Idea Nursing Journal,
Cohen, A., Weiss, H. A., Chatterjee, 7(3), 53-61.
S., & Balaji, M. (2014). Experiences
of stigma and discrimination of Pardede, J. A., Siregar, L. M., & Halawa,
people with schizophrenia in India. M. (2020). Beban dengan Koping
459
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 3 No 4, Hal 453 – 460, November 2020
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
460