Referat Hipertensi Pulmonal
Referat Hipertensi Pulmonal
Hipertensi Pulmonal
Oleh:
Pembimbing:
Juni, 2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 4
A. Definisi............................................................................................... 4
B. Epidemiologi...................................................................................... 5
C. Klasifikasi........................................................................................... 6
D. Etiologi dan Fakto Resiko.................................................................. 8
E. Patofisiologi........................................................................................ 9
F. Gejala Klinis....................................................................................... 13
G. Diagnosis............................................................................................ 14
H. Tatalaksana......................................................................................... 17
I. Prognosis............................................................................................ 21
BAB III PENUTUP....................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 23
2
BAB I
PENDAHULUAN
penyakit yang jarang didapat namun progresif oleh karena peningkatan resistensi
penyakit jaringan ikat, penyakit jantung kongenital, hipertensi portal, infeksi HIV,
karakteristik peningkatan tekanan arteri pulmonal dan pada kasus yang progresif
akan disertai dengan gagal jantung kanan dan dapat menyebabkan kematian.
harapan hidup 1 tahun, 3 tahun, dan 5 tahun sebesar 68%, 48%, dan 34%. Kualitas
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hipertensi pulmonal adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah arteri paru-paru yang yang
pulmonal diatas 25 mmHg pada saat kondisi istirahat yang dievaluasi melalui
peningkatan tekanan rerata arteri pulmonal diatas 30 mmHg pada saat kondisi
California di tahun 2008 telah merevisi hal tersebut dan menggunakan angka
tekanan rerata pulmonal >25 mmHg saat istirahat sebagai definisi hipertensi
pulmonal. 4
yang disebabkan oleh kondisi medis lain. Istilah ini saat ini menjadi kurang
istilah hipertensi pulmonal primer saat ini diganti menjadi Hipertensi Arteri
Pulmonal Idiopatik.4
4
Hipertensi pulmonal primer yang sekarang dikenal dengan hipertensi arteri
pulmonal idiopatik (IPAH) adalah hipertensi arteri pulmonal (HAP) yang secara
tunika media yang menyebabkan proliferasi sel-sel otot polos vaskuler. Sehingga
tahanan vaskuler dari aliran darah di paru. Beratnya hipertensi pulmonal dibagi
dalam 3 tingkatan; ringan bila PAP 25-45 mmHg, sedang PAP 46-64 mmHg dan
B. Epidemiologi
Pada tahun 1981 di Amerika dilakukan pendataan pasien hipertensi
didapatkan angka kejadian PAH primer sebesar 1–2 : 1.000.000 kasus. Dalam
angka insiden sebesar 5–52: 1.000.000 kasus. Lebih lanjut juga diketahui bahwa
PAH idiopatik, bisa terjadi baik pada jenis kelamin laki-laki maupun wanita di
tetapi setelah menginjak masa pubertas diketahui bahwa frekuensinya lebih sering
5
C. Klasifikasi
Hipertensi Pulmonal diklasifikasikan menjadi 5 kategori berdasarkan
1.1 Idiopathic
1.2 Heritable
1.4.5 Schistosomiasis
haemangiomatosis
6
2.1 Left ventricular systolic dysfungtion
congenital cardiomyopathies
2.5 Other
3.3 Other pulmonary disease with mixedr estrictive and obstructive pattern
artery obstruction
5.4 Other
7
D. Etiologi dan Faktor Resiko
Penyebab tersering dari hipertensi pulmonal adalah gagal jantung kiri. Hal ini
disebabkan karena gangguan pada bilik kiri jantung akibat gangguan katup
jantung seperti regurgitasi (aliran balik) dan stenosis (penyempitan) katup mitral.
Manifestasi dari keadaan ini biasanya adalah terjadinya edema paru (penumpukan
autoimun, sirosis hati, anemia sel sabit, penyakit bawaan dan penyakit tiroid.
Penyakit pada paru yang dapat menurunkan kadar oksigen juga dapat menjadi
penyakit paru interstitial dan sleep apnea, yaitu henti nafas sesaat pada saat tidur.2
E. Patofisiologi
8
Arteri pulmonalis normal merupakan suatu struktur “complaint” dengan
sedikit serat otot, yang memungkinkan fungsi “pulmonary vaskuler bed” sebagai
sirkuit yang low pressure dan high flow. Kelainan vaskuler hipertensi pulmonal
mengenai arteri pulmonalis kecil dengan diameter 4-10 mm dan arteriol, berupa
tahanan pulmonal yang pada akhirnya menyebabkan strain dan gagal ventrikel
kanan.6
ini adalah trombosis insitu pada muskularis arteri pulmonalis. Pada stadium
lanjut, dimana tekanan pulmonal meningkat secara terus menerus dan progresif,
familial.
9
2. Tromboemboli arteriopati (45-50% dari HPP) Secara patologi subtipe ini
sekunder dan berisi gumpalan besar ditengah lumen, dan kedua bentuk
utama selsel endotel dan sel-sel otot polos. Prostasiklin merupakan vasodilator
b. Endotelin-1
aktifitas mitogenik pada sel-sel otot polos arteri. Peningkatan kadar ET-1
10
plasma dan dinding vaskuler pada pasien IPAH. Endothelin-1 (ET-1) adalah
suatu asam amino peptide yang dihasilkan oleh enzim konverting endothelium
pada sel-sel endotel. Kadar endotelin meningkat pada pasien PAH dan
yang berbeda. Reseptor ETA pada sel otot polos vaskuler dan Reseptor ETB
pada sel otot polos vaskuler dan sel endotel vaskuler paru. Kedua reseptor
c. Nitrik Oksida
platelet dan penghambat proliferasi sel otot vaskuler. NO dihasilkan sel endotel
d. Serotonin
11
plasma telah dilaporkan pada pasien HPP, yang menyebabkan vasokonstriksi.
oleh platelet.
e. Adrenomedulin
darah paru dan disintesa sel-sel paru normal. Kadar dalam plasma meningkat
rata-rata atrium kanan, tahanan vaskuler paru, dan tekanan arteri paru rata-rata.
pada rabbit dan manusia, juga menghambat aktifasi platelet, dan proliferasi sel
otot polos. Studi baru baru ini melaporkan penurunan kadar VIP pada pasien
HP.
paru. Hal ini memperberat kerja jantung dalam memompa darah ke paru. Lama-
kelamaan pembuluh darah yang terkena akan menjadi kaku dan menebal hal ini
akan menyebabkan tekanan dalam pembuluh darah meningkat dan aliran darah
12
darah dari jantung ke paru berkurang, keadaan yang disebut dengan gagal jantung
kanan. Sejalan dengan hal tersebut maka aliran darah ke jantung kiri juga
menurun sehingga darah membawa kandungan oksigen yang kurang dari normal
F. Gejala Klinis
dari paru atau dari jantung (primer atau sekunder), kesulitan utama adalah gejala
umumnya berkembang secara gradual. Gejala yang paling sering adalah dispnea
saat aktifitas 60%, fatique 19% dan sinkop 13%, yang merefleksikan
dapat terjadi meskipun arteri koroner normal tetapi disebabkan oleh karena
Selain itu hemoptisis akibat pecahnya pembuluh darah paru juga bisa terjadi,
ventrikel kanan. Temuan pada pemeriksaan paru-paru yang tidak spesifik tetapi
13
contoh, mengi dapat didiagnosis PPOK, dan basilar crackles mungkin
G. Diagnosis
atau lebih tes untuk mengevaluasi kerja jantung dan paru-paru pasien. Hal ini
1. Ekokardiografi
untuk konfirmasi definitif ada atau tidaknya hipertensi pulmonal. Untuk itu
2. EKG
14
Gambaran tipikal EKG pada pasien hipertensi pulmonal sering
dan pergeseran aksis ke kanan, yang juga memiliki nilai prognostik. Kelainan
EKG saja bukanlah indikator yang sensitif untuk penyakit vaskuler paru.7
3. Radiologi
Karena radiografi thorak adalah noninvasif dan tidak mahal, pasien dengan
thorak sama pentingnya sebagai first-line tes skrining pada pasien IPAH untuk
karbon monoksida, volume alveolar efektif, dan kapasitas paru total adalah
sebagai faktor kontribusi hipertensi pulmonal. Tes fungsi paru juga secara
5. CT Scan
15
CT scan dilakukan hanyalah untuk membedakan apakah primer atau
6. Kateterisasi Jantung
pulmonal adalah tekanan PAP lebih 25 mHg pada saat istrahat, atau lebih 30
7. Tes Vasodilator
Tujuan primer tes vasodilator adalah untuk menentukan apakah pasien bisa
16
8. Tes Berjalan 6 Menit
9. Biopsi paru
biopsi paru di indikasikan bila pasien yang diduga IPAH, dengan pemeriksaan
10. Laboratorium
analisa gas darah, pemeriksaan kimia dan darah lengkap. Pemeriksaan HIV
hipertensi pulmonal sehubungan dengan infeksi HIV 100 kali lebih sering
dibandingkan dengan IPAH. Tes fungsi hati juga harus dilakukan untuk eklusi
H. Tatalaksana
Tahanan vaskuler paru secara dramatis meningkat pada saat latihan atau
17
memperhatikan dan membatasi aktifitas yang berlebihan. Pemberian oksigen
untuk mengatasi sesak nafas dan hipoksia, saturasi oksigen dipertahankan diatas
90%. Penggunaan digoksin saat ini masih kontroversial, karena belum ada data
primer. Penggunaan diuretik untuk mengurangi sesak dan edema perifer, dapat
trikuspid. Timbulnya trombosis in situ, gagal jantung kanan dan stasis vena
dilaporkan dengan antikoagulan oral, warfarin 1,5-2,5 mg dengan target INR 1,8.
pasien yang tes vasodilator akut positif. Nifedipine (120-240 mg/hari) atau
yang bermakna seperti hipotensi yang mengancam hidup pasien dengan fungsi
2. Prostanoid
18
Telah terbukti bahwa defisiensi prostasiklin berkontribusi dalam
dan Beraprost.7
vasokonstriktor yang poten, dan mitogen pada otot polos yang menyebabkan
PAP and PVR, berkorelasi juga dengan kapasitas latihan. Obat yang masuk
4. Phosphodiesterase Inhibitor
19
kemudian mengaktifasi cGMP kinase, membuka kanal potassium, dan
respon vaskuler paru pada NO inhalasi dan endogen pada hipertensi pulmonal.
5. NO dan Arginine
terus menerus memodulasi tonus dan struktur vaskuler paru sepanjang hidup.
(NOS), yang muncul dalam sel multiple dan terus menerus aktif (type I dan
III) dalam endotelium atau “inducible” (type II) pada sel lainnya seperti
makrofag, epitel bronkus dan otot polos vaskuler. Regulasi NOS komplek dan
tekanan oksigen, hemodinamik, dan faktor lainnya. Sudah jelas bahwa amino
acid, L-arginine, adalah substansi NOS, maka itu penting untuk produksi NO.
20
sel dangan transport aktif dan defek pada mekanisme transpor berkontribusi
dengan NOS, bila ikatan ini rusak oleh karena injuri endotel maka kadar
arginine (500 mg/kg selama 30 menit pada bayi hipertensi pulmonal terjadi
6. Terapi bedah
Paru. Untuk terapi bedah saat ini sangat jarang dilakukan karena
mulai ditinggalkan.7
I. Prognosis
primer adalah lebih kurang 3tahun, tapi angka ini sangat bervariasi. Sebagai hasil
dari pengobatan baru, pasien tanpa bukti hemodinamik disfungsi ventrikel kanan
penyakit yang mendasari, serta fungsi ventrikel kanan. Sebagai contoh, pasien
dengan PPOK dan obstruksi aliran udara moderat memiliki tiga tahun angka
21
kematian 50 persen setelah onset kegagalan ventrikuler kanan. Survival juga
pulmonal. 8
22
BAB III
PENUTUP
pulmonal dapat didefinisikan sebagai suatu tekanan sistolik arteri paru-paru yang
lebih besar dari 30 mm Hg atau tekanan rerata arteri paru-paru lebih besar dari 20
mm Hg.
primer adalah lebih kurang 3tahun, tapi angka ini sangat bervariasi dan banyak
angka harapan hidup penderita HPP. Prognosis untuk pasien dengan hipertensi
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Hadinata, Yudi, Parmana, I Made Adi. 2016. Terapi Inhalasi Pada Tatalaksana
Hipertensi Pulmonal. Jakarta: Jurnal Anesthesia & Critical Care; 34(3): 185-
186.
2. Jean LV, Edward A, Frederick AM, Patrick MK, Mitchell PF. 2011 Textbook
24