Anda di halaman 1dari 5

IDE CERITA FARRAH

IDE

Menghadapi kenyataan dengan saling menguatkan adalah cara terbaik untuk mengikhlaskan
kepergian orang yang dicintai.

TEMA

Tentang Fika (12) yang mempersiapkan kejutan untuk hari ibu karena ia merindukan
kehadiran ibunya yang sibuk bekerja semenjak ayahnya meninggal.

BASIC STORY

Fika (12) mendapat tugas dari sekolah onlinenya saat pandemi, membuat sebuah prakarya
kemudian didokumentasikan untuk memperingati hari ibu. Fika mendapat ide, ia akan
membuat kue bolu cokelat untuk ibu (38), karena almarhum ayahnya sering membuatkan kue
tersebut. Fika berniat untuk membuat ibunya senang dan menghabiskan waktu bersamanya
melalui kue tersebut. Fika dan Nenek (60) membuat kue itu, namun rasa kuenya ternyata
berbeda dari buatan ayahnya. Nenek berkata, Fika harus mencari buku resep ayahnya untuk
mendapatkan rasa yang sama persis. Pada malam harinya, Fika ke kamar ibu untuk mencari
buku resep. Namun, Fika melihat ibunya sedang memandangi foto-foto keluarga mereka
yang dikeluarkan dari sebuah kotak. Fika sedih melihat ibunya dan tidak jadi bertanya perihal
buku resep. Pagi harinya saat sarapan bersama, Fika meminta ibu untuk libur kerja untuk
merayakan hari ibu namun ibu malah memarahi Fika karena ia sedang sibuk di kantornya.
Terjadi perdebatan antara nenek dan ibu karena nenek tidak tega melihat Fika yang rindu
akan kehadiran ibunya. Ibunya luluh dan memutuskan untuk pulang lebih cepat saat hari ibu.
Setelah ibunya pergi, Fika pergi ke kamar ibu untuk membuka kotak yang berisi barang
ayahnya. Ia menemukan buku resep dan kamera mirrorless. Fika membuka salah video saat
ayah membuat kue untuk keluarga kecil mereka. Pada saat hari ibu, Fika menyambut ibu
dengan kue bolu cokelat khas ayah dan memutar video mereka saat mencoba kue itu untuk
yang pertama kalinya. Ibu terharu dan berjanji akan meluangkan waktu lebih banyak bersama
Fika walaupun hal tersebut membuatnya sedih karena teringat kenangan bersama suaminya.

Latar belakang : Kematian seseorang tentu menjadi saat yang berat bagi keluarga yang
ditinggalkan. Apalagi jika hal itu terjadi secara tiba-tiba. Secara psikologis, ada lima fase
yang dilalui seseorang saat kehilangan orang yang dicintai. Ada fase terkejut, penyangkalan,
marah, berkabung dan pemulihan. Pada fase marah seringkali kemarahan ditujukan kepada
orang-orang terdekat dan diri sendiri lalu dapat diikuti dengan fase berkabung yaitu adanya
perasaan kecewa dan depresi. Di fase ini, justru dibutuhkan kehadiran orang terdekat untuk
saling menguatkan bukan malah menghindari atau pun lari dari perasaan yang ada.

Spesifikasi Penonton : Film ini ditujukan untuk penonton kelas ekonomi sosial A, B, C dan
usia penonton untuk semua umur. Kami menargetkan spesifikasi penonton tersebut agar
seluruh lapisan masyarakat dapat memahami isu dari tidak menghadapi kenyataan dan
mengabaikan anggota keluarga yang juga ditinggalkan hanya akan menciptkan luka yang
baru.

IDE

Untuk membuat orang yang kita sayang bahagia, terkadang harus mengorbankan
kepentingan pribadi.

TEMA

Tentang Putri (15) yang ingin kabur dari rumah karena ia akan dijodohkan dengan lelaki tua
untuk menyelamatkan perekonomian keluarga mereka saat pandemi.

BASIC STORY

Di suatu pagi, PUTRI (15 tahun) berada di ruang tamu rumahnya bersama IBU (35 tahun),
PAKDE (40 tahun) dan JAKA (40 tahun). Putri akan dijodohkan dengan Jaka. Jaka membawa
seserahan emas yang mewah. Ibu dan Pakde membujuk Putri untuk mengiyakan tawaran
Jaka karena itu akan sangat membantu pereknonomian keluarga. Putri izin ke dapur untuk
menelepon pacarnya, RIZAL (17 tahun) meminta menjemputnya untuk kabur dari rumah.
Tidak lama kemudian, terdengar suara motor berhenti di depan rumahnya. Putri kira itu
Rizal tapi ternyata itu adalah pegawai pegadaian. Ibu menggadaikan satu-satunya motor
mereka sebagai upaya untuk menyambung hidup.

Putri kembali ke ruang tamu lalu DODI (11 tahun) dan RIZKY (9 tahun) adik-adik Putri keluar
dari kamar dan menghampiri Putri untuk meminta membantu mereka mengerjakan PR.
Putri tidak tega melihat adik-adiknya yang masih sekolah dan memikirkan bagaimana nasib
mereka kalau Putri kabur. Lalu terdengar suara gelas terjatuh dari kamar Ibu Putri. Ibu dan
Putri bergegas menuju kamar dan melihat BAPAK (45 tahun) sudah tergeletak di lantai. Ayah
Putri sudah terkena stroke parah sehingga ia kesusahan bergerak. Ibu dan Putri membantu
bapak kembali ke tempat tidur sambil ibu mengomelinya karena kenapa tidak memanggil
mereka jika butuh bantuan.
Putri dan Ibu kembali duduk di ruang tamu bersama Pakde dan Jaka. Suara motor Rizal
terdengar di teras rumah dan Putri melihat Rizal sudah tiba di depan rumahnya. Karena
Putri tidak ingin menelantarkan keluarganya, Putri tidak menghiraukan Rizal dan berkata
pada Jaka kalau ia bersedia menikahinya.

IDE

Jika lingkaran dendam sudah tercipta tidak akan ada habisnya.

TEMA

Tentang Markoni (50) seorang pemilik usaha warung makan padang, yang iri kepada Rizal
(47) kompetitor barunya dan memutuskan untuk menyantetnya agar dagangannya tidak
laku.

BASIC STORY

Pada suatu pagi, Markoni (50 tahun) dan Saidah (45 tahun) istrinya, sedang berbicang
mengenai Bastian (18 tahun) anak bungsu mereka yang sebentar lagi akan kuliah. Mereka
membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk membiayai kuliah Bastian. Tetapi kondisi
keuangan mereka saat ini sedang tidak bagus karena warung makan mereka yang sepi
akibat pandemi. Terlihat di seberang warung makan mereka, Rizal (47 tahun) sedang
mempersiapkan warung makan padang barunya. Markoni dan Saidah hanya bisa tertawa
karena membuka usaha makanan di waktu pandemi seperti ini tidak ada gunanya karena
akan sepi juga seperti warung mereka.

Keesokan harinya, warung makan Rizal terlihat sangat ramai pengunjung dari kalangan anak
kosan, pekerja dan bos kantoran hingga layanan pesan antar makanan. Markoni melihatnya
bingung karena kondisi ini berbanding terbalik pada warung makannya yang sepi. Markoni
penasaran dan akhirnya berkunjung ke warung makan Rizal. Ia mencicipi makanannya dan ia
merasakan makanannya sangat enak sampai ia menambah makanannya. Pada malam
harinya saat ia mau menutup warung, Heri (40 tahun) pelanggan setia warung mereka
datang untuk membeli makan malam. Markonah bercerita pada Heri tentang kesulitannya
dan meminta saran. Heri menyarankan untuk melakukan santet pada Rizal agar
dagangannya tidak laku, ia memberikan alamat seorang dukun untuk praktik tersebut.
Markoni tergoda.

Markoni pun bertemu dengan sang Dukun (50 tahun) di alamat yang Heri berikan. Markoni
meminta agar warung Rizal menjadi sepi pengunjung dan semua pelanggan Rizal menjadi
pelanggan tetapnya serta mendatangkan banyak pelanggan baru juga. Dukun menyanggupi
hal itu namun sebagai bayarannya hasil dari keuntungan warung tersebut harus dibagi ke
dukun setiap bulannya dan Markoni menyetujui hal itu. Alhasil, warung Rizal menjadi sepi
dan warung Markoni ramai. Namun beberapa minggu setelahnya, Markoni sering mencium
bau busuk serta muncul ular di rumahnya, istrinya menjadi sakit-sakitan dan banyak
belatung di makanan dagangannya. Pelanggan Markoni pun enggan datang ke warungnya
lagi. Markoni yakin ini adalah perbuatan Rizal. Markoni datang mengunjungi sang dukun lagi
dan berani membayar lebih untuk membalaskan dendamnya menggunakan metode santet
lain. Setelah Markoni pergi, terlihat Heri dan Dukun sedang tertawa dan mengejek mereka
yang sangat mudah diadu domba.

IDE

TEMA

BASIC STORY

{"A?":"B","a":5,"d":"B","h":"www.canva.com","c":"DAEYr8MVoYs","i":"5gyRxJM7DC0oucDe
CVyt7g","b":1615776471065,"A":
[{"A?":"K","A":206.51425622077852,"B":58.15670163379559,"D":1267.892863180366,"C":
905.7256029810012,"N":"paragraph1","a":{"A":[{"A?":"A","A":"\n\nDi sebuah rumah
pinggiran kota, Deva (10) terbaring lemas karena panas tinggi dari hari sebelumnya. Deva
sebenarnya terkena demam berdarah namun orang tuanya tidak menyadarai itu. Sarni (35)
ibunya membawa teh hangat dan mengeroki Deva dengan minyak tawon sebagai upaya
untuk menyembuhkan Deva. Tejo (38) ayahnya masuk kamar dan malah memberikan obat
penurun panas atau paracetamol. Akhirnya Deva tertidur. Setelah itu Sarni bertanya kepada
Tejo apa tidak sebaiknya Deva dibawa ke rumah sakit karena ia sudah demam naik turun
sejak kemarin. Namun, Tejo berasumsi penyakit Deva tidak separah itu dan ia takut jika
membawanya ke rumah sakit, malah akan tertular oleh pasien Covid disana. \n\nKeesokan
harinya, Deva terbangun dan merasa sudah sehat, ia lalu beranjak untuk menonton
pertandingan bola di tv. Perlahan keringat dingin mengucur di sekujur tubuhnya. Deva
mengira ini adalah pertanda bahwa ia sudah turun panasnya. Deva kemudian memberi tahu
Tejo dan Sarni bahwa ia sudah sehat. Mereka lega melihat Deva sudah sehat. Tiba-tiba,
Deva merasakan kelelahan berat dan pergi ke kamar tidur. Badan Deva kembali panas dan
berkeringat. Tidak lama kemudian Deva meninggal. Sarni memanggil Deva untuk
menemaninya memasak makanan kesukaan Deva di dapur. Sarni terus memanggil tetapi
tidak ada jawaban, Sarni masuk ke dalam kamar Deva dan terkejut melihat anaknya sudah
terbujur kaku. Sarni berteriak memanggil Tejo yang langsung berlari ke kamar. Sarni dan
Tejo menangis memeluk Deva, mereka menyesal telah salah menerka penyakit dan tidak
bisa menyelamatkan nyawa anak semata wayangnya. \n\n\n\n\n"}],"B":[{"A?":"A","A":
{"font-size":{"B":"16.160901257948282"},"color":{"B":"#994c38"},"font-family":
{"B":"YACkoJtKJ38,0"},"text-align":{"B":"justify"}}},{"A?":"B","A":1},{"A?":"A","A":{"font-
size":{"A":"16.160901257948282","B":"18.446824303657042"}}},{"A?":"B","A":1},
{"A?":"A","A":{"font-size":{"A":"18.446824303657042","B":"29.333333333333332"}}},
{"A?":"B","A":1583},{"A?":"A","A":{"font-size":
{"A":"29.333333333333332","B":"28.597060265731436"}}},{"A?":"B","A":2},{"A?":"A","A":
{"font-size":{"A":"28.597060265731436","B":"16.160901257948282"}}},{"A?":"B","A":1},
{"A?":"A","A":{"spacing":{"B":"0.0"}}},{"A?":"B","A":1},{"A?":"A","A":{"font-size":
{"A":"16.160901257948282"},"color":{"A":"#994c38"},"font-family":
{"A":"YACkoJtKJ38,0"},"text-align":{"A":"justify"},"spacing":{"A":"0.0"}}}]},"b":
{},"d":"A","e":1298.7489737243216,"f":927.7678197484104,"g":false,"h":"A"}],"B":1920,"C"
:1080}

Di sebuah rumah pinggiran kota, Deva (10) terbaring lemas karena panas tinggi dari hari
sebelumnya. Deva sebenarnya terkena demam berdarah namun orang tuanya tidak
menyadarai itu. Sarni (35) ibunya membawa teh hangat dan mengeroki Deva dengan minyak
tawon sebagai upaya untuk menyembuhkan Deva. Tejo (38) ayahnya masuk kamar dan
malah memberikan obat penurun panas atau paracetamol. Akhirnya Deva tertidur. Setelah itu
Sarni bertanya kepada Tejo apa tidak sebaiknya Deva dibawa ke rumah sakit karena ia sudah
demam naik turun sejak kemarin. Namun, Tejo berasumsi penyakit Deva tidak separah itu
dan ia takut jika membawanya ke rumah sakit, malah akan tertular oleh pasien Covid disana.

Keesokan harinya, Deva terbangun dan merasa sudah sehat, ia lalu beranjak untuk menonton
pertandingan bola di tv. Perlahan keringat dingin mengucur di sekujur tubuhnya. Deva
mengira ini adalah pertanda bahwa ia sudah turun panasnya. Deva kemudian memberi tahu
Tejo dan Sarni bahwa ia sudah sehat. Mereka lega melihat Deva sudah sehat. Tiba-tiba, Deva
merasakan kelelahan berat dan pergi ke kamar tidur. Badan Deva kembali panas dan
berkeringat. Tidak lama kemudian Deva meninggal. Sarni memanggil Deva untuk
menemaninya memasak makanan kesukaan Deva di dapur. Sarni terus memanggil tetapi
tidak ada jawaban, Sarni masuk ke dalam kamar Deva dan terkejut melihat anaknya sudah
terbujur kaku. Sarni berteriak memanggil Tejo yang langsung berlari ke kamar. Sarni dan
Tejo menangis memeluk Deva, mereka menyesal telah salah menerka penyakit dan tidak bisa
menyelamatkan nyawa anak semata wayangnya.

Anda mungkin juga menyukai