Anda di halaman 1dari 111

OLEH

Dr. ALBERT FENANLAMPIR, S.Pd., M.Pd., AIFO


•  Tes adalah alat yg digunakan tuk
memperoleh informasi tentang individu
atau kelompok.
•  Sebagai alat pengumpul informasi/ data,
tes harus dirancang secara khusus.
•  Aspek yg diteskanpun terbatas.
Biasanya meliputi ranah fisik, teknik,
taktik dan psikologis
•  Tes dapat berupa pertanyaan tertulis,
wawancara, pengamatan tentang unjuk
kerja fisik, checklist, dll.
•  Pengukuran adalah proses pengumpulan
data atau informasi yg dilakukan secara
objektif.
•  Melalui kegiatan pengukuran, segala
program yg menyangkut perkembangan
dlm bidang kepelatihan dpt dikontrol dan
dievaluasi.
•  Hasil pengukuran berupa kuantifikasi dari
jarak, waktu, jumlah, ukuran dsb.
•  Hasil dari pengukuran dinyatakan dlm
bentuk angka yg dpt diolah secara
statistik.
Albert Fenanlampir
Albert Fenanlampir
Albert Fenanlampir
Albert Fenanlampir
Albert Fenanlampir
UNSUR
PENUNJANG PERFORMA

DAYA TAHAN KECEPATAN


DAYATAHAN KEKUATAN
KELINCAHAN
POWER
KESEIMBANGAN
KOORDINASI
REAKSI
ANTISIPASI
KETERKAITAN KONDISI FISIK
Strength Endurance Speed Coordination Flexibility

Muscular Speed
Endurance Endurance Agility Mobility

Power

Max Anaerobik Erobik Max Perfect Full Range of


Strength Endurance Endurance Co-ordination Flexibility
Speed

Albert Fenanlampir
Dayatahan
DT adalah kemampuan otot tuk
melakukan suatu kerja secara terus
menerus dlm waktu yg relatif lama dgn
beban tertentu tanpa mengalami
kelelahan yg berarti

Terdapat tiga tipe tes DT otot, yaitu :


1. Tes dayatahan dinamis
2. Tes dayatahan repetisi statis
3. Tes dayatahan berdasar waktu statis
Tes dayatahan dinamis
•  Pada tes ini, testi melakukan gerakan yg sama secara
berulang2 dgn jumlah yg tidak terbatas atau tidak
dibatasi dgn waktu tertentu.
•  Skor yg diperoleh adalah dihitung dari jumlah gerakan yg
dpt dilakukan dgn benar.
Contoh tes tipe ini adalah: push-up, dan sit-up.

Tes dayatahan repetisi statis


•  Testi melakukan gerakan berulang melawan
beban statis pada alat pengukur.
Contoh tes tipe ini adalah: pull up

Tes dayatahan berdasar waktu statis


•  Testi melakukan satu kali gerakan (satu kontraksi) dan
mempertahankannya selama mungkin.
•  Skor yg diperoleh ditunjukkan oleh lamanya waktu dpt
mempertahankan kontraksi otot tersebut.
Contoh tes tipe ini adalah: Flexed-arm hang.
Sit - Ups Test
Tujuan : Mengukur DT otot perut
Perlengkapan : Matras, Tongkat pendek
Pelaksanaan :
•  Testi tidur telentang, tongkat di bawah lutut dan tekuklah lutut agar tongkat
tidak jatuh
•  Perlahan2 tester menggerakan kaki testi, ketika tongkat jatuh di lantai
buatlah tanda garis pada tumit dan pantat.
•  Ketika melakukan sit-up tumit dan pantat jangan pindah dari tanda tersebut.
•  Kaitkan jari tangan di belakang kepala, kaki diletakkan dilantai terpisah
beberapa senti
•  Punggung dan lengan harus menempel lantai. Lakukan gerakan bangun,
sentuhkan siku tangan kanan ke lutut kaki kiri, kemudian kembali ke posisi
semula
•  Bangun kembali, sentuhkan siku tangan kiri ke lutut kaki kanan, kemudian
kembali ke posisi semula.
•  Sebelum bangun punggung dan lengan harus menyentuh lantai.
•  Lakukan sebanyak mungkin gerakan ini tanpa diselingi istirahat.

Penilaian: - Hitung jumlah gerakan benar yg dpt dilakukan.


- Tidak dihitung bila Jari2 lepas dari belakang kepala Pada saat
bangun.
- Siku menekan lantai, Siku tidak menyentuh lutut.
NORMA KETAHANAN OTOT PERUT
PUTERA

NO KATAGORI NILAI
1 Baik Sekali 70 ke atas
2 Baik 54 – 69
3 Sedang 38 – 53
4 Kurang 22 – 37
5 Kurang Sekali < 21

PUTERI

NO KATAGORI NILAI
1 Baik Sekali 38 ke atas
2 Baik 54 – 69
3 Sedang 35 – 53
4 Kurang 22 – 34
5 Kurang Sekali < 21
Albert Fenanlampir
Pull-Up Test

Tujuan : Mengukur DT lengan n bahu


Sasaran : laki2 dan perempuan berusia 10 tahun ke atas
Alat : Palang tunggal yg dpt diatur ketinggiannya sehingga kaki
testi tdk menyentuh lantai ketika menggantung.

Pelaksanaan : •  Testi mengambil posisi menggantung, Pada palang


menghadap ke depan.
•  Tarik tubuh ke atas sampai dagu melewati palang,
turunkan kembali hingga lengan lurus.
•  Lakukan berulang2 sebanyak mungkin.
•  Ketika melakukan gerakan naik/turun lutut tidak boleh
ditekuk, menendang atau melakukan gerakan lain.
Penilaian : •  Hitung jumlah yg dpt dilakukan dgn benar tanpa
diselingi istirahat
NORMA KEKUATAN OTOT LENGAN
PUTERA

NO KATAGORI NILAI
1 Baik Sekali 38 ke atas
2 Baik 29 - 37
3 Sedang 20 - 28
4 Kurang 15 - 19
5 Kurang Sekali < 14

PUTERI

NO KATAGORI NILAI
1 Baik Sekali 21 ke atas
2 Baik 16 - 20
3 Sedang 10 - 15
4 Kurang 5 - 9
5 Kurang Sekali <5
Albert Fenanlampir
Albert Fenanlampir
Pengukuran
Dayatahan Paru-Jantung
DT, pada banyak kegiatan fisik dibatasi oleh
kapasitas sistem sirkulasi ( jantung, pembuluh
darah, dan darah) dan sistem respirasi (paru) tuk
menyampaikan oksigen ke otot yg sedang bekerja
dan mengangkut limbah dari otot2.

giat semacam ini dikategorikan sebagai DT


kardiorespiratori, DT kardiovaskuler, atau DT
erobik.

Albert Fenanlampir
Faktor utama yg membatasi sebagian besar
bentuk latihan yg ber sifat er obik adalah
kapasitas jantung, paru, dan sirkulasi tuk
menyampaikan o2 ke otot yg sedang bekerja.

Oleh karena itu sebagai seorang pelatih yg


bermaksud mengukur kemampuan seseorang dlm
melakukan OR yg bersifat erobik harus menilai
kemampuan maksimal fungsi jantung, paru, dan
sirkulasi atletnya.

Kemampuan maksimal fungsi par u-jantung


merupakan penilaian yg terbaik tuk mengukur
kemampuan konsumsi o2 maksimal.
Konsumsi oksigen maksimal disingkat VO2 max

Artinya VO2 menunjukkan volume oksigen yg


dikonsumsi

Biasanya dinyatakan dlm liter atau mililiter

Jadi kalau ada pernyataan VO 2 max = 3 L/menit,


artinya seseorang dpt mengkonsumsi oksigen
secara maksimal 3 liter per menit.

Albert Fenanlampir
Tuk mengukur konsumsi o2 maks, harus tahu
berapa banyak o2 yg dihir up dan yg
dihembuskan;
Dlm keadaan istirahat, konsumsi o2 maks
sekitar 0,25 L/menit, jumlah ini dpt meningkat
sebanyak 10-20 kali (menjadi 2,5 – 5 L/menit)
apabila melakukan latihan DT yg berat (Lamb,
1984).
Ketika melakukan latihan maks, seorang
perempuan dewasa muda mengkonsumsi
oksigen 2,3 L/menit, sedangkan laki2 dewasa
muda sekitar 3,4 L/menit.
Meningkatnya konsumsi o2 maks bergantung
kepada beberapa faktor, seperti sifat latihan
fisik, umur, dan jenis kelamin.
Faktor2 Yg Menentukan
Konsumsi O2 Maksimal

1. Jantung, paru, dan pembuluh darah hrs berfungsi dgn baik,


sehingga o2 yg dihisap ke dlm paru sampai ke darah.

2. Proses penyampaian o2 ke jaringan2 oleh sel2 darah merah harus


normal; yakni fungsi jantung, konsentrasi hemoglobin, jumlah sel
darah merah, dan konsentrasi hemoglobin harus normal, dan
pembuluh darah harus mampu mengalirkan darah dari jaringan yg
tidak aktif ke otot yg sedang aktif yg membutuhkan o2 lebih
besar.

3. Jaringan terutama otot, harus mampunyai kapasitas yg normal


tuk mempergunakan o2 yg disampaikan kepadanya. Dgn kata lain
harus mempunyai metabolisme yg normal, demikian juga dgn
fungsi mitokhondriannya.

Albert Fenanlampir
Pengukuran
Konsumsi Oksigen Maksimal

Macam tes yg dapat digunakan tuk


mengukur konsumsi oksigen maksimal
adalah:
1.  Tes laboratorium dgn menggunakan treadmill,
ergocycle, atau dgn Vital Capacity.
2. Multistage Fitness Test. Tes
3. Lapangan dgn Tes 15 Menit

Albert Fenanlampir
METODE BALKE
TUJUAN : Mengukur kapasitas aerobik atau Vo2 Max
JARAK TEMPUH : Lari selama 15 menit
Persyaratan :
- Pria n wanita usia diatas 13 thn
- Sebaiknya pagi hari tidak melewati pukul 11.00
- Selama tes tidak boleh istirahat, berhenti, makan/minum
Pelaksanaan :
- Peserta siap di belakang garis start
- ketika start, stopwtch diaktifkan, dan peserta lari secepat mungkin
selama 15 menit
- Jarak yg dpt ditempuh selama 15 mnit dicatat n dimasukan kerumus:

xm
Vo2 Max = − 133) x0'127 + 33,3
(15)
Ket : X adalah jarak dlm meter yg ditempuh selama 15 menit

Albert Fenanlampir
Cntoh :
•  Agus melakukan tes balke selama 15 menit dan waktu yg
dpt ditempuh adalah 3.200 m. Maka :

( xmeter )
Vo 2 max = − 133) x0.172 + 33.3
(15)
(3200)
= − 133) x0.172 + 33,3
(15)
= (213,33 − 133) x0,172 + 33,3
= 13,81 + 33,3
47,11m.l / Kg .BB / menit
Albert Fenanlampir
NORMA TES BALKE
PUTERA

NO KATAGORI NILAI
1 Baik Sekali 61 ke atas
2 Baik 55.10 – 60,90
3 Sedang 49,20 – 55,00
4 Kurang 43,30 – 49,10
5 Kurang Sekali 43,20 ke bawah

PUTERI

NO KATAGORI NILAI
1 Baik Sekali 54,30 ke atas
2 Baik 49,30 – 54,20
3 Sedang 44,20 – 49,20
4 Kurang 39,20 – 44,10
5 Kurang Sekali 39,10 ke bawah
Albert Fenanlampir
HARVARD STEP TEST
Tujuan :Mengukur DT kardiorespiratori
Alat :Stopwatch, metronom, bangku setinggi 20 inci
(50,8 cm)
pelaksanaan : Testi berdiri di belakang bangku.
Hitungan 1, satu kaki naik ke atas bangku
sampai lutut lurus
Hitungan 2 kaki yg lain naik ke atas bangku.
Hitungan 3, kaki yg pertama turun
Hitungan 4 kaki yg lain turun.
Tes dilaksanakan selama 5 menit, dgn
kadens (empat hitungan) 30.
Setelah selesai, testi segera duduk dan hitung
DN nya sesuai rumus yg akan digunakan
Penilaian : Untuk menilai DT kardiovaskuler dapat digunakan dua
rumus, yaitu rumus panjang dan pendek.
Bila rumus panjang yg digunakan, prosedur penilaiannya
adalah:
Hitung DN 1 – 1 ½ menit, 2 – 2½, 3 - 3½, menit setelah tes,
jumlahkan

Kemudian hitunglah dgn rumus:

PEI = Waktu tes (detik) X 100


2 x jumlah ke tiga DN

90 – ke atas baik sekali


80 – 89 baik
65 – 79 sedang tinggi
56 – 64 sedang rendah
Contoh

•  Seorang berhasil menyelesaikan tes


selama 5 menit.
•  Nadi pemulihannya :
1’ - 1,30 = 78
2’ – 2,30 = 68
3’ – 3,30 = 64
300 x100
Indeks = =7
2 x(78 + 68 + 64)
Albert Fenanlampir
Rumus pendek :
Hitung DN 1 x dari 1 – 1.5 (satu menit sesudah tes selama 30
detik)

PEI = Waktu tes (detik) X 100


5.5 DN

Konsultasikan hasil penghitungan dgn kriteria :


80 – ke atas = Baik
51 – 79 = Sedang
50 – ke bawah = Kurang
Perhatian • Awasi agar mengikuti irama dgn baik.
• Apabila tak dpt mengikuti lagi dgn baik, suruhlah
berhenti, catat waktunya dan ambil DN nya.
• Boleh mengganti kaki 3 x selam tes
KLASIFIKASI MENURUT
HARVARD

KATAGORI NILAI
Baik Sekali 90 ke atas
Baik 80 – 89
Cukup 65 – 79
Kurang 55 – 64
Kurang sekali < 55

Albert Fenanlampir
Albert Fenanlampir
KEKUATAN
Kekuatan adalah tenaga kontraksi otot yg
dicapai dalam sekali usaha maksimal
Kekuatan merupakan unsur yg sangat penting
dlm aktivitas OR, karena merupakan daya
penggerak, dan pencegah cedera.
Kekuatan merupakan faktor utama menciptakan
prestasi yg optimal.
TIPE KEKUATAN (Bompa, 1993).

Kekuatan umum
Kekuatan khusus
Kekuatan maksimum
Dayatahan kekuatan
Kekuatan absolut dan
Kekuatan relatif
Kekuatan Umum adalah kekuatan sistem otot secara
keseluruhan. Kekuatan ini mendasari bagi latihan kekuatan
atlet secara menyeluruh, oleh karenanya harus
dikembangkan semaksimal mungkin.

Kekuatan khusus, merupakan kekuatan otot tertentu yg


berkaitan dgn gerakan tertentu pada cabor.

Kekuatan maksimum, adalah daya tertinggi yg dpt


ditampilkan oleh sistem saraf otot selama kontraksi volunter
(secara sadar) yg maksimal.

Dayatahan Kekuatan , ditampilkan dalam serangkaian


gerak yg bersinambung
Kekuatan absolut, merupakan kemampuan atlet tuk
melakukan usaha yg maksimal tanpa memperhitungkan
berat badannya.
Kekuatan ini misalnya ditujukkan pada tolak peluru,
Angkatan pada kelas berat di cabang angkat berat.

Kekuatan relatif, adalah kekuatan dgn perbandingan


antara kekuatan absolut dgn berat badan.
Kekuatan relatif bergantung pada berat badan. Semakin
berat badan seseorang semakin besar peluangnya tuk
menampilkan kekuatannya.
Kekuatan relatif sangat penting pada cabor senam dan
cabang yg dibagi ke dalam kategori berdasar berat badan.

Albert Fenanlampir
GRIP STRENGHT TEST
Tujuan Mengukur kekuatan otot tangan
Pelaksanaan •  Testi berdiri tanpa sepatu
•  Hand dymanometer disetel sesuai ukuran
tangan testi dan dipegang dgn enak, ruas sendi
ke dua mepet di bawah pegangan (posisi
meremas).
•  Sikap testi rilek, lengan menggantung bebas
•  Testi meremas sekuat mungkin dan ditahan
antara 2 – 3 detik
•  Ulangan 2 x setiap tangan dgn istirahat 30
detik
Penilaian Kekuatan terbesar di antara 2 ulangan dari
setiap tangan.
Albert Fenanlampir
NORMA PENILAIAN DAN KLASIFIKASI
KEKUATAN PERAS OTOT TANGAN
KANAN PUTERA

NO KLASIFIKASI PRESTASI (Kg)


1 Baik Sekali 55.50 – Ke atas
2 Baik 46.50 – < 55.50
3 Sedang 36.50 – < 46.50
4 Kurang 27.50 – < 36.50
5 Kurang sekali s/d – < 27.50

Albert Fenanlampir
NORMA PENILAIAN DAN KLASIFIKASI
KEKUATAN PERAS OTOT TANGAN
KIRI PUTERA

NO KLASIFIKASI PRESTASI (Kg)


1 Baik Sekali 54.50 – Ke atas
2 Baik 44.50 – < 54.50
3 Sedang 33.50 – < 44.50
4 Kurang 24.50 – < 33.50
5 Kurang sekali s/d – < 24.50

Albert Fenanlampir
NORMA KEKUATAN PERAS OTOT LENGAN PUTERI
KANAN

NO KATAGORI NILAI
1 Baik Sekali 42 ke atas
2 Baik 32.50 – 41.00
3 Sedang 24.50 - < 32.50
4 Kurang 18.50 - <24.50
5 Kurang Sekali < 28

KIRI

NO KATAGORI NILAI
1 Baik Sekali 37 ke atas
2 Baik 27 - < 37
3 Sedang 19 - < 27
4 Kurang 14.00 - <19
5 Kurang Sekali < 14
Albert Fenanlampir
LEG DYNAMOMETER

Tujuan : Mengukur kekuatan otot punggung


Perlengkapn : -  Back and Leg Dynamometer
Pelaksanaan : -  Testi berdiri di atas alat, tangan memegang handel,
badan membongkok ke depan kaki lurus.
-  Testi menarik handel dngan cara menegakkan
badannya sampai berdiri tegak.
-  Dilakukan 3 kali ulangan
Penilaian : -  Dicatat jumlah berat yang terbanyak dari ketiga
angkatan yang dilakukan
LEG DYNAMOMETER

Tujuan : Mengukur kekuatan statis otot tungkai


Perlengkapan : Back and Leg Dynamometer
Pelaksanaan : •  Testi berdiri di atas alat, tangan memegang
handel, badan tegak, kaki ditekuk membentuk
sudut kurang lebih 1200.
•  Testi menarik handel degan cara meluruskan
lutut sampai sampai berdiri tegak.
Penilaian : •  Dicatat jumlah dorongan terbaik dari ke 3
angkatan.
Albert Fenanlampir
NORMA PENILAIAN DAN KLASIFIKASI
KEKUATAN OTOT PUNGGUNG PRIA

NO KLASIFIKASI PRESTASI (Kg)


1 Baik Sekali 153.00 – Ke atas
2 Baik 112.50 s/d < 153.00
3 Sedang 76.50 s/d < 112.50
4 Kurang 52.50 s/d < 76.50
5 Kurang sekali s/d < 52.50

Albert Fenanlampir
NORMA PENILAIAN DAN KLASIFIKASI
KEKUATAN OTOT PUNGGUNG
WANITA

NO KLASIFIKASI PRESTASI (Kg)


1 Baik Sekali 103.50 – Ke atas
2 Baik 78.50 s/d < 103.50
3 Sedang 57.50 s/d < 78.50
4 Kurang 28.50 s/d < 57.50
5 Kurang sekali s/d < 28.50

Albert Fenanlampir
NORMA PENILAIAN DAN KLASIFIKASI
KEKUATAN OTOT TUNGKAI PRIA

NO KLASIFIKASI PRESTASI (Kg)


1 Baik Sekali 259.50 – Ke atas
2 Baik 187.50 s/d < 159.50
3 Sedang 127.50 s/d < 187.50
4 Kurang 84.50 s/d < 127.50
5 Kurang sekali s/d < 84.50

Albert Fenanlampir
NORMA PENILAIAN DAN KLASIFIKASI
KEKUATAN OTOT TUNGKAI WANITA

NO KLASIFIKASI PRESTASI (Kg)


1 Baik Sekali 219.50 – Ke atas
2 Baik 171.50 s/d < 219.50
3 Sedang 127.50 s/d < 171.50
4 Kurang 81.50 s/d < 127.50
5 Kurang sekali s/d < 81.50

Albert Fenanlampir
KEKUATAN MENARIK
Tujuan : Mengukur kekuatan menarik
Perlengkapan : Expanding Dynamometer
Pelaksanaan ü Testi berdiri tegak, kedua tungkai
membuka selebar bahu
ü Alat dipegang dgn kedua tangan di depan
dada menghadap ke depan
ü Tarik sekuatnya. Kedua lengan tidak boleh
menyentuh dada
ü Tes dilakukan dua kali, diambil hasil
terbaiknya
KEKUATAN MENDORONG

Tujuan : Mengukur kekuatan mendorong


Perlengkapan : Expanding Dynamometer
Pelaksanaan •  Testi berdiri tegak dengan kedua tungkai membuka
selebar bahu
•  Alat dipegang dengan kedua tangan di depan dada
menghadap ke depan
•  Dorong sekuatnya alat ke arah dlm. Kedua lengan
tidak boleh menyentuh dada.
•  Tes dilakukan sebanyak 2 kali, diambil hasil
terbaiknya
Albert Fenanlampir
NORMA PENILAIAN DAN KLASIFIKASI
KEKUATAN MENARIK OTOT BAHU
PRIA

NO KLASIFIKASI PRESTASI (Kg)


1 Baik Sekali 44.00 – Ke atas
2 Baik 35.00 s/d < 44.00
3 Sedang 26.00 s/d < 35.00
4 Kurang 18.00 s/d < 26.00
5 Kurang sekali s/d < 18.00

Albert Fenanlampir
NORMA PENILAIAN DAN
KLASIFIKASI KEKUATAN
MENARIK OTOT BAHU WANITA

NO KLASIFIKASI PRESTASI (Kg)


1 Baik Sekali 43.00 – Ke atas
2 Baik 34.00 s/d < 43.00
3 Sedang 25.00 s/d < 34.00
4 Kurang 17.00 s/d < 25.00
5 Kurang sekali s/d < 17.00

Albert Fenanlampir
NORMA PENILAIAN DAN KLASIFIKASI
KEKUATAN MENDORONG OTOT BAHU
PRIA

NO KLASIFIKASI PRESTASI (Kg)


1 Baik Sekali 44.50 – Ke atas
2 Baik 34.50 s/d < 44.50
3 Sedang 25.50 s/d < 34.50
4 Kurang 18.50 s/d < 25.50
5 Kurang sekali s/d < 18.50

Albert Fenanlampir
NORMA PENILAIAN DAN KLASIFIKASI
KEKUATAN MENDORONG OTOT BAHU
WANITA

NO KLASIFIKASI PRESTASI (Kg)


1 Baik Sekali 44.00 – Ke atas
2 Baik 34.00 s/d < 44.00
3 Sedang 25.00 s/d < 34.00
4 Kurang 18.00 s/d < 25.00
5 Kurang sekali s/d < 18.00

Albert Fenanlampir
Albert Fenanlampir
SIT UPS TEST
Tujuan : Mengukur DTK otot perut
Perlengkapan : Matras, Tongkat pendek
Pelaksanaan :
•  Testi tidur telentang, jepitlah tongkat di bawah lutut
•  Geserlah kaki hingga tongkat jatuh di lantai. Buatlah tanda
garis pada tumit dan pantat.
•  Ketika melakukan gerakan sit-up tumit dan pantat jgn pindah
dari tanda tersebut.
•  Kaitkan jari2 tangan di belakang kepala dgn kaki terpisah
beberapa cm
•  Lakukan gerakan bangun, sentuhkan siku tangan kanan ke
lutut kaki kiri, kemudian kembali ke posisi semula demikian
sebaliknya.
•  Lakukan sebanyak mungkin gerakan ini tanpa istirahat.

Penilaian : Hitung jumlah gerakan benar yg dpt dilakukan.


NORMA KETAHANAN OTOT PERUT
PUTERA

NO KATAGORI NILAI
1 Baik Sekali 70 ke atas
2 Baik 54 – 69
3 Sedang 38 – 53
4 Kurang 22 – 37
5 Kurang Sekali < 21

PUTERI

NO KATAGORI NILAI
1 Baik Sekali 38 ke atas
2 Baik 54 – 69
3 Sedang 35 – 53
4 Kurang 22 – 34
5 Kurang Sekali < 21
Albert Fenanlampir
PULL UP TEST

Tujuan Mengukur DTK otot lengan dan bahu dalam


gerakan menarik tubuh ke atas
Sasaran Laki2 dan perempuan berusia 10 tahun ke atas
Perlengkapan Palang tunggal
Pelaksanaan •  Posisi menggantung, tangan menggenggam
palang menghadap ke depan.
•  Tarik tubuh ke atas sampai dagu melewati
palang, turunkan kembali hingga lengan lurus.
•  Lakukan berulang sebanyak mungkin.
Penilaian • Hitung jumlah gerakan benar tanpa istirahat
FLEXED ARM HANG
Tujuan Mengukur DTK otot lengan dan bahu
Sasaran Perempuan usia 10 thn ke atas
Perlengkapan Palang tunggal, Stopwatch, Bangku
Pelaksanaan •  Testi berdiri di atas bangku mengambil posisi
menggantung siku ditekuk, dagu melewati palang.
Pegangan telapak tangan menghadap ke luar.
•  Pindahkan bangku dari kaki, testi mempertahankan
posisi semula selama mungkin.
Penilaian Hasil yg dicatat adalah waktu mempertahankan sikap
menggantung dgn siku ditekuk. Dicatat dlm satuan
detik
NORMA KEKUATAN OTOT LENGAN
PUTERA

NO KATAGORI NILAI
1 Baik Sekali 38 ke atas
2 Baik 29 - 37
3 Sedang 20 - 28
4 Kurang 15 - 19
5 Kurang Sekali < 14

PUTERI

NO KATAGORI NILAI
1 Baik Sekali 21 ke atas
2 Baik 16 - 20
3 Sedang 10 - 15
4 Kurang 5 - 9
5 Kurang Sekali <5
PUSH UP (Floor and Modified)
Tujuan Mengukur DTK otot lengan dan bahu

Pelaksanaan 1) Floor Push-Up


•  Testi tengkurap kaki lurus ke belakang, tangan terbuka selebar bahu.
•  Turunkan badan sampai dada menyentuh lantai, kemudian dorong
kembali ke atas sampai ke posisi semula (1 hitungan).
•  Lakukan sebanyak mungkin tanpa diselingi istirahat
2) Modified Push-Up
•  Testi mengambil posisi tengkurap lutut di tekuk, tangan lurus terbuka
selebar bahu, berat badan disangga oleh lengan
•  Turunkan badan sampai dada menyentuh lantai, kemudian dorong
kembali ke atas sampai ke posisi semula (1 hitungan).
•  Lakukan sebanyak mungkin tanpa diselingi istirahat.
Penilaian Hitung jumlah gerakan yg dpt dilakukan dgn benar tanpa istirahat.
Gerakan tidak dihitung apabila:
•  Dada tdk menyentuh matras atau lantai.
•  Pada saat mendorong ke atas lengan tidak lurus.
•  Badan tidak lurus (melengkung atau menyudut).
NORMA KEKUATAN OTOT LENGAN (Push Ups)
Putera

NO KATAGORI NILAI
1 Baik Sekali 70 ke atas
2 Baik 54 – 69
3 Sedang 38 – 53
4 Kurang 22 - 37
5 Kurang Sekali < 21

Puteri

NO KATAGORI NILAI
1 Baik Sekali 70 ke atas
2 Baik 54 – 69
3 Sedang 35 – 53
4 Kurang 22- 34
5 Kurang Sekali < 14
Albert Fenanlampir
Albert Fenanlampir
KELENTUKAN
Terdapat dua macam kelentukan, yaitu:
q  kelentukan dinamis (aktif), dan
q  Kelentukan statis (pasif).

Terdapat dua macam tes kelentukan:


Kelentukan relatif (relatif flexibility)
Kelentukan mutlak (absolud flexibility).
Tes kelentukan relatif dirancang tidak hanya tuk mengukur keluasan
gerak tertentu tetapi juga panjang dan lebar bagian tubuh yg
memengaruhinya.

Tes kelentukan mutlak hanya mengukur kelentukan satu gerakan


SIT AND REACH

Tujuan Mengukur kelentukan punggung


Sasaran Laki dan perempuan usia 5 thn ke atas
Pelaksanaan •  Testi duduk selunjur, lutut lurus, telapak
kaki menempel pada box.
•  Kedua tangan diletakkan lurus di atas box
•  Dorong dgn dua tangan sejauh mungkin,
kedua lutut harus tetap lurus, tahan 3
detik,
Penilaian Raihan terjauh dari 3 x ulangan merupakan
nilai kelentukan punggung
NORMA
KELENTUKAN TOGOK
JENIS KELAMIN
LAKI-LAKI PEREMPUAN
KLASIFIKASI
Baik Sekali + 21 + 22
Baik + 17 + 18
Cukup + 11 + 12
Kurang +5 + 8
Kurang Sekali -2 +2

Albert Fenanlampir
BRIDGE UP (Kayang)
Tujuan Mengkur kelentukan (hiperekxtensi) punggung.
Sasaran Laki dan perempuan berusia 6 thn ke atas.
Perlengkapan Kotak flexomeasures, penggaris panjang
Pelaksanaan •  Testi tidur telentang, telapak tangan di sisi telinga (siap tuk
kayang).
•  Dorong ke atas se tinggi mungkin, kaki bergeser mendekati
tangan, (posisi badan melengkung).
•  Pasang fleksometer/penggaris dgn angka nol di lantai
•  Geser bagian fleksometer ke atas sampai pada lengkungan
tertinggi.
•  Bacalah angka di bawah garis C-D.
•  Bila menggunakan penggaris, bacalah angka di lengkungan
terdalam.
Penilaian •  Nilai terbaik dari 3 ulangan dikurangi dgn tinggi berdiri
testi (diukur dari lantai sampai pusar).
FRONT SPLITS
Tujuan Mengukur ekstensi tungkai
Cabor yg memerlukan kelentukan ini misalnya: lari gawang,
senam lantai, balok keseimbangan, balet dll.
Sasaran Laki dan perempuan yg berusia 6 tahun hingga mahasiswa
Perlengkapan Kotak Flexomeasures, jika tidak ada pakailah penggaris panjang
Pelaksanaan • Testi berdiri dengan tungkai terpisah
• Buka tungkai selebar mungkin hingga membentuk posisi
serendah mungkin.
• Putar bahu pelan2 ke arah salah satu sisi, pertahankan. Tangan
boleh berpegang pada lantai tuk menjaga keseimbangan.
• Ukurlah dgn flexomeasures atau penggaris, angka nol pada
lantai.
• Bacalah selisih dari lantai hingga selangkangan
• Lakukan 3 kali ulangan
Penilaian Catat angka terrendah yg dpt dicapai dari ke 3 ulangan
SIDE SPLITS
Tujuan Mengukur ekstensi tungkai
Cabor yg memerlukan kelentukan ini misalnya: kuda2
pelana, senam lantai, balok keseimbangan, balet dll
Sasaran Laki dan perempuan yg berusia 6 thn hingga mahasiswa
Perlengkapan Flexomeasures, atau penggaris panjang
Pelaksanaan • Testi berdiri dgn tungkai terpisah
• Buka tungkai selebar mungkin hingga membentuk posisi
serendah mungkin.
• Tangan boleh berpegangan lantai untuk menjaga
keseimbangan
• Dalam posisi demikian ukurlah dengan flexomeasures
atau penggaris, angka nol pada lantai.
• Bacalah selisih dari lantai hingga selakangan
• Lakukan 3 kali ulangan.
Penilaian • Catat angka terendah yg dpt dicapai dari ke 3 ulangan
Shoulder and Wrist Elevation

Tujuan Mengukur fleksi bahu dan pergelangan tangan.


Sasaran laki dan perempuan yg berusia 6 thn sampai mahasiswa

Perlengkapan Flexomeasures atau penggaris dan tongkat kecil


Pelaksanaan •  Testi dlm posisi tengkurap
•  Tangan lurus di atas kepala, telapak tangan menempel di lantai,
terpisah selebar bahu.
•  Pegang sisi flexomeasures atau tongkat kecil.
•  Angkat tangan ke atas setinggi mungkin, dagu tetap menempel di
lantai, siku lurus.
•  Ukur tinggi raihan yg dpt dicapai.
•  Lakukan 3 kali ulangan
Penilaian •  Raihan tertinggi dari 3 kali ulangan menentukan kelentukan bahu
testi.
•  Raihan tertinggi dikurangi dgn panjang lengan. Panjang lengan
diukur dari acromion (puncak bahu) hingga ujung jari tengah.
Ketika diukur, posisi lengan menggantung lurus ke bawah.
Ankle Extension (plantar flexion)

Tujuan Mengukur ekstensi pergelangan kaki


Cabor yg memerlukan kelentukan ini misalnya, renang, menyelam, senam,
tari, dan no loncat
Sasaran Laki dan perempuan yg berusia 6 thn sampai dgn mahasiswa

Perlengkapan Flexomeasures

Pelaksanaan •  Testi duduk di atas lantai tanpa sepatu, kaki kanan selurus mungkin.

•  Tester menempatkan angka nol flexomeasures dilantai, dorong kotak ke


bawah hingga petunjuk ukuran melintang di atas angka terrendah pada
tulang kering.
•  Testi melakukan gerakan ekstensi sejauh mungkin (punggung kaki
didorong ke depan menjauhi tulang kering), ukur titik tertinggi kaki
(boleh punggung kaki atau jari-jari) ketika melakukan ekstensi
maksimal.
•  Lakukan gerakan seperti di atas pada kaki kiri.

Penilaian Catat selisih antara titik tertinggi kaki dgn titik terrendah tulang kering,
baik kaki kanan maupun kiri. Angka dicatat sampai mendekati 0,5 cm.
♦ Bila tidak ada flexomeasures, pengukuran dpt digunakan: Busur derajat,
kertas, pinsil panjang, paku payung, beberapa kertas kardus (kertas tebal)
berbentuk bujur sangkar ukuran 18 x 18.

Pelaksanaan: •  Testi duduk di atas lantai, lutut lurus, jaga agar tumit tdk bergerak.
•  Testi melakukan gerakan dorso fleksi sejauh mungkin (punggung
kaki didekatkan ke tulang kering).
•  Testi menandai garis kaki (jaga agar posisi pensil tetap datar). Garis
kaki dibuat dari pergelangan kaki hingga ujung ibu jari. Kertas
diletakkan di antara sisi dalam kaki
•  Kemudian testi melakukan gerakan ekstensi (plantar fleksi) sejauh
mungkin. Tester menandai garis kaki.
•  Ukurlah sudut yg terbentuk oleh kedua garis dgn busur
derajat
•  Lakukan dgn kaki yg lain.

Penilaian: •  Nilai rata2 dari ukuran yg dihasilkan kedua kaki


dibandingkan dgn tabel yg tersedia.
POWER

Power atau daya ledak disebut juga sebagai


kekuatan eksplosif
Power merupakan hasil perkalian antara gaya
(force) dan jarak (distance) dibagi dgn waktu
(time)
Power dinyatakan sebagai kerja dibagi waktu
Dgn demikian tes yg bertujuan tuk mengukur
power seharusnya melibatkan komponen gaya,
jarak, dan waktu.
Bompa (1990), membedakan power menjadi
dua, yaitu power siklik dan asiklik.

OR yg lebih dominan power asikliknya


adalah melempar, menolak, dan melompat
pada atletik, unsur-unsur gerakan senam,
beladiri, loncat indah, dan permainan.

Sedangkan OR seperti lari cepat, dayung,


renang, bersepeda, dan yg sejenis lebih
dominan power sikliknya.
VERTICAL JUMP
Tujuan Mengukur power tungkai dalam arah vertikal
Sasaran Laki2 dan perempuan yg berusia 9 thn ke atas
Perlengkapan §  Papan bermeteran yg di pasang di dinding dgn ketinggian dari 150 cm hingga 350
cm. Tingkat ketelitiannya hingga 1 cm.
§  Bubuk kapur
§  Dinding sedikitnya setinggi 365 cm (12 feet)
Pelaksanaan §  Testi berdiri menyamping arah dinding, kedua kaki rapat, telapak kaki menempel
penuh di lantai, ujung jari tangan yg dekat dinding dibubuhi bubuk kapur.
•  Satu tangan testi yg dekat dinding meraih ke atas setinggi mungkin, kaki tetap
menempel di lantai, catat tinggi raihannya pada bekas ujung jari tengah.
•  Testi meloncat ke atas setinggi mungkin dan menyentuh papan. Lakukan 3 x
loncatan. Catat tinggi loncatannya pada bekas ujung jari tengah.
•  Posisi awal ketika meloncat adalah: telapak kaki tetap menempel di lantai, lutut
ditekuk, tangan lurus agak di belakang badan.
•  Tidak boleh melakukan awalan ketika akan meloncat ke atas

Penilaian •  Ukur selisih antara tinggi loncatan dan tinggi raihan.


•  Nilai yg diperoleh testi adalah selisih yg terbanyak antara tinggi loncatan dan
tinggi raihan dari ketiga loncatan yg dilakukan
NORMA VERTICAL JUMP
PUTERA

NO KATAGORI NILAI
1 Baik Sekali 89 ke atas
2 Baik 81 - < 89
3 Sedang 66 - < 81
4 Kurang 49 - < 66
5 Kurang Sekali < 40

PUTERI

NO KATAGORI NILAI
1 Baik Sekali 63 ke atas
2 Baik 56 - < 63
3 Sedang 46 - < 56
4 Kurang 35 - < 46
5 Kurang Sekali < 30
Albert Fenanlampir
Standing Broad atau Long Jump
Tujuan Mengukur power tungkai ke arah depan
Sasaran Laki dan perempuan yg berusia 6 thn ke atas
Perlengkapan •  Lantai yg datar dan rata, Meteran, Isolasi atau bahan lain yg dpt
digunakan tuk membuat garis batas.
•  Bendera kecil bertangkai atau bahan lain yg dpt digunakan tuk
memberi tanda hasil loncatan
Pelaksanaan •  Testi berdiri di belakang garis batas, kaki sejajar, lutut ditekuk, tangan
di belakang badan.
•  Testi berdiri di belakang garis batas, kaki sejajar, lutut ditekuk, tangan
di belakang badan.
•  Ayun tangan dan melompat sejauh mungkin ke depan dan kemudian
mendarat dgn dua kaki bersama2.
•  Beri tanda bekas pendaratan dari bagian tubuh yg terdekat dgn garis
start.
•  Testi melakukan 3 kali loncatan.
•  Sebelum melakukan tes yg sesungguhnya testi boleh mencoba sampai
dpt melakukan gerakan yg benar.
Penilaian •  Hasil loncatan testi diukur dari bekas pendaratan badan atau anggota
badan yg terdekat garis start sampai dgn garis start
•  Nilai yg diperoleh testi adalah jarak loncatan terjauh yg diperoleh dari
ketiga loncatan.
a. Vertical Arm-pull (Distance)

Tujuan : • Menilai potensi dalam lompat galah dan senam


Sasaran : Laki-laki dan perempuan yang berusia 14 tahun ke atas
Perlengkapan : • Tali untuk mendaki atau tali jenis lain yang kuat dan tidak licin
• Isolasi untuk tanda batas, meteran, bangku
• Celana dan pakaian olahraga yang ringan
Pelaksanaan : • Testi duduk bangku/kursi yang dipasang permanen di lantai.
• Tinggi bangku sedikitnya 38,1 cm (15 inci). Kedua tangan
menggenggam tali setinggi mungkin, satu tangan di atas yang lain,
pantat tetap menempel di bangku
• Kemudian testi mengangkat tubuhnya ke atas tanpa bantuan tolakan
kaki di lantai.
• Selanjutnya testi meraih tali ke atas setinggi mungkin. Kemudian
tester memberi tanda raihan tangan yang ter atas.
• Testi diberi kesempatan melakukan tes sebanyak 3 kali ulangan.
• Bila ketika testi mengangkat tubuh ke atas dibantu dengan tolakan
kaki terlebih dahulu, maka tes diulang.
Albert Fenanlampir
•  Tester harus secepat-cepatnya memberi tanda
pada pegangan baik ketika testi siap mengangkat
tubuh maupun ketika mencapai raihan teratas.

•  Diinstruksikan kepada testi agar berpegangan


pada tali sekuat mungkin agar dapat mengangkat
tubuhnya.
•  Testi boleh mengaitkan kakinya ke tali hanya
setelah mencapai raihan ter atas.

Penilaian : •  Jarak raihan antara tanda pertama dan kedua


diukur, dicatat sampai dengan 0,5 cm terdekat
•  Nilai yang diperoleh testi adalah jarak yang
terjauh antara tanda pertama dan ke dua di antara
ketiga ulangan yang dilakukan.

Albert Fenanlampir
Two-Hand Medicine Ball Put
Tujuan : Mengukur power lengan dan bahu

Sasaran : Laki-laki dan perempuan yang berusia 12 tahun sampai mahasiswa


Perlengkapan : • Bola medisin seberat 2,7216 kg (6 pound)
• Kapur atau isolasi berwarna, tali yang lunak untuk menahan
tubuh, bangku, meteran
Pelaksanaan : • Testi duduk di bangku dengan punggung lurus.
• Testi memegang bola medisin dengan dua tangan, di depan dada
dan di bawah dagu.
• Testi mendorong bola ke depan sejauh mungkin, punggung tetap
menempel di sandaran bangku. Agar Punggungnya tetap menempel
di sandaran kursi, ketika mendorong bola, tubuh testi ditahan
dengan menggunakan tali oleh pembantu tester.
• Testi melakukan ulangan sebanyak 3 kali.
• Sebelum melakukan tes, testi boleh mencoba melakukannya 1
kali.
Penilaian : • Jarak diukur dari tempat jatuhnya bola hingga ujung bangku.
• Nilai yang diperoleh adalah jarak yang terjauh dari ketiga ulangan
Albert Fenanlampir
yang dilakukan.
NORMA MEDICINE BALL PUT
PUTERA

NO KATAGORI NILAI
1 Baik Sekali 6.23 ke atas
2 Baik 5.88 - < 6.22
3 Sedang 4.53 - < 5.37
4 Kurang 3.68 - < 4.52
5 Kurang Sekali < 3.67

PUTERI

NO KATAGORI NILAI
1 Baik Sekali 4.04 ke atas
2 Baik 3,52 - < 4.03
3 Sedang 2.95 - < 3.57
4 Kurang 2.38 - < 2.94
5 Kurang Sekali < 2.37
Albert Fenanlampir
Albert Fenanlampir
Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan
posisi tubuh atau bagian-bagiannya secara cepat dan tepat
(Kirkendall, Gruber, dan Johnson, 1987:122).

Selain dikerjakan dengan cepat dan tepat, perubahan-


perubahan tadi harus dikerjakan dengan tanpa kehilangan
keseimbangan.

Kelincahan dibedakan menjadi :


Kelincahan umum, biasanya nampak pada berbagai aktivitas
olahraga dan

Kelincahan khusus berkaitan dengan teknik gerakan


olahraga tertentu.

Jika ditinjau dari sudut anatomis kelincahan umum


melibatkan gerakan seluruh segmen bagian tubuh dan
kelincahan khusus hanya melibatkan segmen tubuh tertentu.
Albert Fenanlampir
Kelincahan bukan merupakan
kemampuan fisik tunggal, akan tetapi
tersusun dari komponen koordinasi,
kekuatan, kelentukan, waktu reaksi,
dan power.
Komponen-komponen tersebut saling
berinteraksi. Keterkaitan di antara
komponen-komponen kelincahan oleh
Bompa (1993: 6)
Gambar: Ilustrasi Keterkaitan di antara Kemampuan Biomotorik(Bompa, 1993:6)
Albert Fenanlampir
LARI BOLAK-BALIK
•  PROSEDUR TES
•  Pada aba-aba bersedia atlet berdiri di belakang
garis lintasan
•  Pada aba-aba siap atlet siap dengan start berdiri
•  Pada aba-aba ya! Atlet segera berlari menuju garis
kedua dan setelah kedua kaki melewati garis kedua,
segera berbalik dan menuju kegaris pertama
dihitung satu kali.
•  Pelaksanaan lari dilakukan sampai empat kali bolak-
balik
•  Setelah melewati finish di garis kedua waktu
diberhentikan
•  Catatan waktu untuk menentukan norma kelincahan
dihitung sampai persepuluh detik(0,1 detik) atau
perseratus detik (0,01 detik)
NORMA LARI BOLAK-BALIK
PUTERA

NO KATAGORI NILAI
1 Baik Sekali 12.10 - ke atas
2 Baik 12.11- < 13.52
3 Sedang 13.53 - < 14.96
4 Kurang 14.97 - < 16.39
5 Kurang Sekali < 16.40

PUTERI

NO KATAGORI NILAI
1 Baik Sekali 12.42 ke atas
2 Baik 12.43 - < 14.09
3 Sedang 14.10 - < 15.74
4 Kurang 15.75 - < 17.39
5 Kurang Sekali < 17.40
Albert Fenanlampir
ILLINOIS AGILITY RUN TEST
Albert Fenanlampir
Squat thrust
Tujuan Tuk mengukur kecepatan perubahan posisi tubuh
Sasaran Laki2 dan perempuan yg berusia 10 thn ke atas
Perlengkapan : Tempat yg rata dan datar, stopwatch
Pelaksanaan Posisi awal testi berdiri tegak
•  Hitungan 1: jongkok dgn menempatkan tangan di
lantai
•  Hitungan 2: lemparkan kaki lurus ke belakang
•  Hitungan 3: Jongkok kembali seperti hitungan 1
•  Hitungan 4 berdiri tegak seperti posisi awal
Penilaian : Dihitung jumlah gerakan yg dapat dikerjakan dgn
benar selama 10 detik. Gerakan yg tidak
dilakukan dgn sempurna tidak dihitung.
b. Dogging Run
Tujuan : Untuk mengukur kemampuan merubah arah berlari.
Sasaran : laki2 dan perempuan yg berusia 10 thn ke atas
Perlengkapan - Stopwatch, pita atau isolasi berwarna tuk membuat garis start
- Cat atau kapur tuk membuat tanda arah lari
-  Lembing atau benda lain yg tidak berbahaya untuk dijadikan
rintangan.
-  Lapangan:
-  Garis start sepanjang 1,83 m (6 feet)
-  Rintangan pertama di depan garis start sejauh 3,66 m (12 feet).
-  Rintangan ke dua di depan rintangan pertama sejauh 1,83 m.
-  Rintangan ke 3 dan 4 masing2 sejauh 1,83 m.
Pelaksanaan - Testi berdiri sedekat mungkin di belakang garis start.
- Kemudian berlari secepat cepatnya menurut arah yang telah
ditentukan.
Penilaian Catat waktu yg ditempuh mulai dari start sampai dgn finish.
c. LSU Agility Obstacle Course
Tujuan Untuk mengukur kemampuan mengubah arah

Sasaran Laki dan perempuan yg berusia 10 thn ke atas


Perlengkapan -  7 buah kerucut untuk rintangan, Stopwatch
-  Lapangan bulutangkis yg dibuat tuk keperluan tes ini
Pelaksanaan •  Testi berbaring telentang di samping garis start.
•  Setelah diberi aba, secepat2nya bangun dan berlari ke arah kerucut pertama,
memutarinya dan kemudian melakukan sekali gerakan Squat thrust. Kemudian
berlari ke arah kiri menuju kerucut ke dua dan selanjutnya mengikuti arah yg
telah ditentukan.
•  Setelah melewati kerucut ke 7 testi melakukan dua kali Squat thrust, di dekat
kerucut, kemudian berlari menyeberang lapangan ke sisi kanan dan
menyentuhkan tangannya ke garis, berlari lagi ke sisi kiri dan menyentuhkan
tangannya ke garis, kembali lagi ke sisi kanan dan menyentuhkan tangannya,
berlari ke sisi kiri menuju garis finish.
•  Bila testi tidak melakukan sesuai dengan petunjuk, tes harus diulang dengan diberi
waktu istirahat lebih dahulu.
•  Testi boleh mencoba sebelum melakukan tes.
Penilaian Waktu yg digunakan tuk menempuh tes ini dari start sampai finish digunakan tuk
menilai kelincahan testi
d. Hexagonal Obstacle
Tujuan : Tuk mengukur lelincahan, keseimbangan, dan koordinasi
Sasaran : Laki2 dan perempuan yg berusia 10 thn ke atas
Perlengkapan : Stopwatch digital, isolasi berwarna, lapangan hexagon
Pelaksanaan : • Testi berdiri di titik tengah lapangan, menghadap sisi F
• Tes dimulai dengan aba2 “Ya” stopwatch dihidupkan
• Begitu aba2 “ya” testi meloncat dgn dua kaki bersama2 ke sisi
A, B, C, D, E, F (satu putaran). Posisi badan tetap menghadap ke
depan (sisi F). Sebelum meloncat dari satu sisi ke sisi yg lain,
harus kembali ke titik tengah lebih dahulu.
• Ketinggian loncatan:
- Dari titik tengah ke sisi A = 33,02 cm
- Dari titik tengah ke sisi B = 20,32 cm
- Dari titik tengah ke sisi C = 25,40 cm
- Dari titik tengah ke sisi D = 20,32 cm
- Dari titik tengah ke sisi E = 35,56 cm
- Dari titik tengah ke sisi F = 20,32 cm
Untuk mengontrol ketinggian loncatan, pada setiap sudut
didirikan tiang. Setiap tiang dihubungkan dgn elastik, sesuai dgn
ketinggian yg telah ditentukan.
•  Tes dilakukan 3 putaran berturut2 tanpa diselingi dengan istirahat.
•  Setiap satu putaran diambil waktunya.
•  Testi dianggap gagal apabila:
§  Tidak dapat melakukan tes tiga putaran berturut2 tanpa istirahat
dianggap gagal.
§  Tidak dapat meloncat ke salah satu sisi dgn ketinggian yg telah
ditentukan.
§  Tes ulangan dikerjakan bila testi telah beristirahat selama 5 menit.
Penilaian : Waktu terbaik di antara ketiga putaran digunakan untuk menilai
kelincahan testi.
Albert Fenanlampir
Koordinasi
Koordinasi didefinisikan sebagai
hubungan yang harmonis dari hubungan
saling pengaruh di antara kelompok-
kelompok otot selama melakukan kerja,
yang ditunjukkan dengan berbagai tingkat
keterampilan.

Koordinasi sangat sulit dipisahkan


secara nyata dengan kelincahan, sehingga
kadang-kadang suatu tes koordinasi juga
bertujuan mengukur kelincahan.
Albert Fenanlampir
Koordinasi
Tujuan : mengukur koordinasi mata - tangan
Sasaran : laki-laki dan perempuan yang berusia 10 tahun ke atas
Perlengkapan : Bola tenis, tembok sasaran
Pelaksanaan : • dengan satu tangan dan ditangkap dengan tangan yang lain.
• sebelum melakukan tes, testi boleh mencoba terlebih dahulu
sampai merasa terbiasa
Penilaian : • Tiap lemparan yang mengenai sasaran dan tertangkap tangan
memperoleh nilai satu.
• Untuk memperoleh 1 nilai:
- bola harus dilemparkan dari arah bawah (undearm).
- bola harus mengenai sasaran.
- bola harus dapat langsung ditangkap tangan tanpa halangan
sebelumnya.
- testi tidak beranjak atau berpindah ke luar garis batas untuk
menagkap bola.
• Jumlahkan nilai hasil 10 lemparan pertama dan 10 lemparan ke
dua. Nilai total yang mungkin dapat dicapai adalah 20.
Albert Fenanlampir
b. Soccer Wall Volley Test
Tujuan : mengukur koordinasi mata-kaki, koordinasi seluruh tubuh dan
kelincahan
Perlengkapan : • Lapangan tes yang terdiri atas:
- daerah sasaran dibuat dengan garis di dinding yang rata dengan
ukuran panjang 2,44 m dan tinggi dari lantai 1,22 m.
- daerah tendangan dibuat di depan daerah sasaran berbentuk segi
empat dengan ukuran 3,65 m dan 4,23 m. Daerah tendangan berjarak
1,83 m dari dinding daerah sasaran.
Pelsaksanaan : • Testi berdiri didaerah tendangan, siap menendang bola.
• Dengan diberi aba-aba “ya”, testi mulai menendang bola sebanyak
mungkin, boleh menggunakan kaki yang manapun. Sebelum
menendang kembali, bola harus di blok atau dikontrol dengan kaki
yang lain.
• Setiap menendang bola harus diawali dengan sikap menendang
yang benar.
• Testi melakukan 3 kali ulangan, masing-masing 20 detik.
• Tidak boleh menghentikan atau mengontrol bola dengan tangan.
• Sebelum melakukan tes, testi boleh mencoba terlebih dahulu sampai
merasa terbiasa.
Albert Fenanlampir
Penilaian : •  Tiap tendangan yang mengenai sasaran
memperoleh nilai satu.
•  Untuk memperoleh 1 nilai:
-  bola harus mengenai sasaran.
-  bola harus dikontrol atau diblok dahulu sebelum
ditendang kembali
-  Pada waktu menendang atau mengontrol bola
testi tidak boleh keluar dari daerah tendangan
-  Bila testi menghentikan atau mengontrol bola
dengan tangan nilainya dikurangi 1
-  Bila bola tidak mengenai sasaran, tidak
mendapatkan nilai
•  Nilai total yang diperoleh adalah jumlah nilai
tendangan yang terbanyak dari ketiga ulangan
yang dilakukan.
Albert Fenanlampir
c. Soccer dribble Test
: mengukur koordinasi mata-kaki, koordinasi seluruh
Tujuan tubuh dan kelincahan
Perlengkapan : Lapangan tes dibuat di atas permukaan yang rata
dan tidak licin, dengan ketentuan seperti pada
gambar 3.12
Pelaksanaan : • Dengan aba-aba “ya” testi mendrible bola kearah
luar dan ke dalam menurut alur yang telah
ditentukan.
Penilaian : • Hitung waktu tempuh, dimulai dari saat aba-aba
“ya” sampai testi kembali lagi di garis finish
• Testi harus masuk garis finish dengan bola
terkontrol
• Ulangan dilakukan tiga kali
• Waktu terbaik dari ketiga ulangan merupakan
koordinasi testi
Albert Fenanlampir
Tinggi dan Berat Badan
•  Bagaimana sebaiknya berat
badan kita?
Paling berat = 1,2 x (TB -100)
Paling ringan = 80% x (TB -100)
BB Ideal = 90% x (TB - 100)
•  Contoh: Sdr Jhon Tahapary, TB
= 170 cm
BBMK = 1,2 x (170 -100) = 84 kg
BBMN = 80% x (170 -100) = 56 kg
BBIDL = 90% x (170 - 100) = 63 kg
Albert Fenanlampir
TES DENYUT NADI
MICHIGAN
•  Untuk mengukur kebugaran jasmani umur
13-16 tahun
•  langkah I, catat denyut nadi
•  langkah II, lari ditempat 3 langkah per
detik selama 15 detik
•  Langkah III, testi berdiri dan dihitung DN
1/2 menit, 1 menit, 2 menit, 3 menit
•  Langkah IV, bila DN tidak teratur nilainya
turunkan 1 tingkat

Albert Fenanlampir
Tes Kelelahan Carlson
•  Menghitung DNI
•  Lari ditempat 10 detik sebanyak 10 kali
dengan istirahat 10 detik
•  Aba-aba stop, catat jumlah kaki kanan
menyentuh lantai dari 10 perlakuan
•  Hitung DNM, segera, 2 menit, 4 menit dan 6
menit
•  Buat grafik sesuai denyut nadi pada sumbu
horisontal
•  Jumlahkan berapa kali kaki kanan
menyentuh lantai pada sumbu vertikal
•  Jumlah sentuhan (vertikal) DN (horisontal)

Albert Fenanlampir
Indeks Persentase

•  Lingkari angka evaluasi dari


jumlah kaki kanan menyentuh
lantai untuk 10 kesempatan
•  Lingkari angka evaluasi dari
jumlah kelima denyut nadi
•  J u m l a h k a n k e d u a a n g k a
evaluasi dan cari jumlah angka
evaluasi tersebut dalam tabel.
Albert Fenanlampir
Albert Fenanlampir
PENILAIAN KONDISI FISIK
•  Kriteria penilaian yang digunakan untuk menilai
kebermaknaan skor tes fisik dasar mengacu
pada pada kriteria internal.

•  Skor yang diperoleh dari setiap butir tes


dilakukan dengan cara menotasikan skor
dengan norma penilaian yang sesuai dengan
jenis kelamin pada cabor yang bersangkutan
sehingga diperoleh kedudukan kategori skor
dan bobot nilainnya.

Albert Fenanlampir
KONVERSI NILAI

KATAGORI KONVERSI NILAI


Baik Sekali 10
Baik 8
Cukup 6
Kurang 4
Kurang Sekali 2

Albert Fenanlampir
MENENTUKAN NILAI KONDISI FISIK

•  Menjumlahkan konversi nilai skor dari setiap


komponen kondisi fisik atlet
•  Hasil jumlah butir di atas dibagi dengan banyaknya
komponen fisik dasar dari cabor ybs.
•  Hasil ini dinotasikan kedalam tabel katagori status
kondisi fisik atlet sbb :

Rentang skor Katagori


kemampuan
9.6 – 10 Baik Sekali
8.0 – 9,5 Baik
6,0 – 7,9 Cukup
4,0 – 5,9 Kurang
2,0 – 3,9 Kurang Selaki
Albert Fenanlampir
Contoh: Agus atlet Anggar, telah mengikuti tes
kemampuan kondisi fisik dan hasil
pengukurannya sbb:

KOMPONEN FISIK HASIL HASIL KATAGORI KONVERSI


PENGUKURAN NILAI
Kekuatan otot Expanding 32 Cukup 4
lengan dan bahu dinamometer
Kekuatan otot Leg dinamometer
tungkai 220 Baik 6
Dayatahan otot Push-Ups 80 Baik Sekali 8
lengan dan bahu
Dayatahan otot Sit-Ups 85 Baik sekali
perut 8

Dayatahan otot Squat-Jumps 48 Baik 8


tungkai
Dayatahan Lari 15 menit 54 Baik 8
Cardiovascular
42

Albert Fenanlampir
•  Nilai Kondisi Fisik = 42/7 = 7

•  Hasil ini kemudian


dinotasikan kedalam tabel
katagori kondisi fisik,
ternyata skor tersebut
termasuk dalam katagori
Cukup
Albert Fenanlampir
Hasil tes Kemampuan kondisi fisik cabor Anggar
NO BIOMOTORIK ALAT UKUR HASIL RENTANG KLSFIKSI NILAI
SKOR

1 Kekuatan:
- Lengan Handgrip D. Meter 38 32,50-41,00 Baik 6
- Bahu dan dada Expanding D.meter
Tarik 10 < 17,50 K. Sekali 2
Dorong 16 10,50-20,00 Kurang 4
-Tungkai Leg Dinamometer 102 65 – 123 Kurang 4
-Punggung Back Dinamometer 102 > 70,5 B. Sekali 10
2 D. T. Kekuatan
-Lengan Push-ups 39 > 21 B. Sekali 10
-Perut Sit-ups 40 29 – 47 Kurang 4
-Tungkai Squqt-jumps 60 > 56 B. Sekali 10
3 Power
-Otot tungkai Vertical jum 14 29 – 32 K. Sekali 2
4 Vo2 Max Lari 15 menit 2225 39 K. Sekali 2

TOTAL KONVERSI NILAI = 54/10 = 5,4 = (KURANG)


Albert Fenanlampir

Anda mungkin juga menyukai