A. Karakteristik Pertandingan
Cabang olahraga dragon boat merupakan olahraga air yang berasal dari Tiongkok,
dan sampai sekarang menjadi populer di seluruh dunia. Berikut adalah beberapa
karakteristik pertandingan pada cabang olahraga dayung dragon boat:
1) Tim: Olahraga dayung dragon boat dimainkan oleh tim yang terdiri dari 20
orang. Ada 18 orang yang mendayung perahu, satu orang yang mengarahkan
perahu (steersman), dan satu orang yang memukul gong atau drum untuk
memberikan tempo kepada para pendayung.
2) Jarak: Jarak yang ditempuh dalam pertandingan dragon boat bervariasi
tergantung pada kategori lomba. Biasanya, pertandingan antara tim
berlangsung dalam jarak 200 meter, 500 meter, atau 1000 meter.
3) Kecepatan: Pertandingan dragon boat menuntut kecepatan tinggi dan kekuatan
fisik yang besar dari setiap pemain, sehingga setiap pemain harus terlatih
dengan baik dan siap mengeluarkan tenaga terbaik mereka.
4) Teknik dayung: Teknik dayung yang benar dan efektif sangat penting dalam
pertandingan dragon boat. Pemain harus dapat mengkoordinasikan gerakan
mereka agar sejalan dengan gerakan yang dilakukan pemain lain dalam tim.
Teknik dayung yang efektif juga membantu meningkatkan kecepatan perahu.
5) Konsistensi: Penting untuk menjaga konsistensi dalam pertandingan dragon
boat, baik dari segi kecepatan dayung maupun kekuatan fisik. Konsistensi yang
baik dapat membantu meningkatkan kecepatan dan mengurangi waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai garis finis.
6) Kerja tim: Dragon boat adalah olahraga yang sangat menuntut kerja sama tim
yang baik. Setiap pemain harus dapat berkomunikasi dengan baik dan bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang sama. Kerja sama tim yang baik dapat
membantu meningkatkan kecepatan dan memaksimalkan kinerja tim secara
keseluruhan.
7) Semangat juang: Semangat juang yang tinggi juga sangat penting dalam
pertandingan dragon boat. Para pemain harus dapat mempertahankan
semangat juang yang tinggi selama seluruh pertandingan, bahkan ketika
mereka kelelahan atau mengalami kesulitan. Semangat juang yang tinggi dapat
membantu meningkatkan motivasi dan performa tim secara keseluruhan.
B. Komponen Biomotor
C. Benchmark Test
1) Bench Press Test
Tujuan dari tes ini adalah untuk mengevaluasi kekuatan tubuh bagian atas
seorang atlet. Sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan tes ini
membutuhkan Bel bar dan pemberat, Bangku, dan Asisten. Untuk melakukan
bench press test dapat dilakukan dengan cara berikut:
- Muatkan bel bar dengan beban yang mendekati beban maksimum.
- Lakukan bench press sebanyak mungkin.
- Asisten bertindak sebagai pengintai bagi atlet dan menghitung jumlah
repetisi bench press yang didapatkan.
- Jika jumlah bench press yang didapatkan melebihi 12 repetisi maka
istirahatlah selama 15 menit dan kemudian ulangi kembali.
Peringkat Usia
20-29 30-29 40-49 50-59
Laki-laki
Luar biasa >1.26 >1.08 >0.97 >0.86
Baik 1.17-1.26 1.01-1.08 0.91-0.97 0.81-0.86
Rata-rata 0.97-1.16 0.86-1.00 0.78-0.90 0.70-0.80
Cukup 0.88-0.96 0.79-0.85 0.72-0.77 0.65-0.69
Buruk <0.87 <0.78 <0.71 <0.60
Perempuan
Luar biasa >0.78 >0.66 >0.61 >0.54
Baik 0.72-0.77 0.62-0.65 0.57-0.60 0.51-0.53
Rata-rata 0.59-0.71 0.53-0.61 0.48-0.56 0.43-0.50
Cukup 0.53-0.58 0.49-0.52 0.44-0.47 0.40-0.42
Buruk <0.52 <0.48 <0.43 <0.39
2) Pull Up
Pull up adalah latihan kekuatan tubuh atas yang melibatkan mengangkat badan
dengan menggunakan daya tarik lengan. Berikut adalah cara melakukan tes pull
up:
- Mulailah dengan menggantungkan diri pada bar dengan posisi tangan sedikit
lebih lebar dari lebar bahu dan jari-jari menghadap ke depan.
- Pastikan tubuh dalam posisi lurus dan tegak dengan kedua kaki
digantungkan.
- Angkat tubuh Anda dengan menggunakan kekuatan lengan dan punggung
hingga dagu melewati garis batang.
- Turunkan tubuh Anda secara perlahan hingga kembali ke posisi awal.
- Ulangi proses tersebut sebanyak mungkin.
Benchmark Pull Up Test (repetisi)
Laki-laki Perempuan
Baik sekali >37 >26
Baik 25-36 15-25
Cukup 14-24 6-14
Kurang 5-13 <1-5
Kurang sekali <1-4 <1
Penilaian:
Jumlah total tarikan bangku yang diselesaikan dengan benar dicatat (bilangan
bulat). Satu pengulangan sama dengan tarikan penuh ke atas dan lepaskan ke
posisi awal menggantung.
Laki-laki Perempuan
Luar biasa >200 >140
Sangat baik 160-199 110-139
Baik 120-159 80-109
Rata-rata 80-119 50-79
Lemah <80 <50
Laki-laki Perempuan
Luar biasa >60 >55
Sangat baik 50-60 45-55
Baik 40-50 35-45
Rata-rata 30-40 25-35
Buruk 20-30 15-25
Sangat buruk <20 <15
Laki-laki Perempuan
Sangat baik >52 >45
Baik 46-51 39-44
Rata-rata 41-45 34-38
Kurang 35-40 29-33
Sangat kurang <34 <28
6) Bleep Test
Bleep test adalah tes kebugaran fisik yang sering digunakan untuk mengukur
kemampuan aerobik seseorang. Tes ini melibatkan pengulangan jarak pendek
(shuttle run) yang dijalankan dalam waktu yang semakin cepat seiring
berjalannya waktu, dengan interval waktu yang semakin singkat antar jarak.
Peserta tes diminta untuk berlari antar dua titik sejauh 20 meter sambil
mencoba mencapai garis waktu sebelum sinyal bunyi (bleep) terdengar. Setiap
ronde biasanya mencakup 7-8 shuttle run dan interval waktu diantara setiap
ronde biasanya semakin pendek.
Laki-laki Perempuan
Sangat baik X > 11/1 X > 8/2
Baik 9/4 ≤ X ≤ 11/1 6/8 ≤ X ≤ 8/2
Sedang 7/7 ≤ X < 9/4 5/3 ≤ X < 6/7
Kurang 5/8 ≤ X < 7/7 3/6 ≤ X < 5/2
Sangat kurang X < 5/8 X < 3/6
7) Lari Up Hill
Lari uphill, juga dikenal sebagai hill running, adalah jenis latihan lari di mana
peserta latihan berlari naik ke atas bukit atau lereng gunung. Latihan ini
biasanya dilakukan oleh atlet yang ingin meningkatkan kekuatan kaki, daya
tahan aerobik, dan kemampuan koordinasi tubuh.
Tidak ada benckmark resmi untuk lari uphill, namun ada beberapa cara untuk
memantau kemajuan dan kemampuan dalam latihan ini. Salah satunya adalah
dengan menggunakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan rute yang
telah ditentukan dengan jarak dan kemiringan tertentu. Atlet dapat mencatat
waktu lari mereka dari waktu ke waktu dan mencoba meningkatkan waktu
tersebut.
Selain itu, atlet juga dapat menggunakan detak jantung mereka sebagai
parameter untuk memantau intensitas latihan. Pada umumnya, detak jantung
selama latihan harus berada di kisaran 70-85% dari detak jantung maksimal
(220 minus usia). Dalam hal ini, atlet dapat menggunakan alat monitor detak
jantung atau merasakan denyut nadi di pergelangan tangan atau leher mereka.
Prosedur:
Tandai garis vertikal di dinding. Berdirilah dengan punggung menghadap
dinding tepat di depan garis, dengan kaki selebar bahu. Jarak Anda harus
sekitar lengan dari dinding, meskipun Anda mungkin perlu menyesuaikan jarak
dari dinding setelah Anda memulai pengujian. Rentangkan tangan Anda tepat di
depan Anda sehingga sejajar dengan lantai. Putar bagasi Anda ke kanan dan
sentuh dinding di belakang Anda dengan ujung jari Anda, jaga agar lengan
Anda tetap lurus dan sejajar dengan lantai. Anda diperbolehkan memutar bahu,
pinggul, dan lutut selama kaki Anda tidak bergerak. Tandai posisi ujung jari
Anda menyentuh dinding, dan ukur jarak dari garis. Titik sebelum garis adalah
skor negatif dan titik setelah garis adalah skor positif. Ulangi untuk sisi kiri
dengan kaki di posisi yang sama.
Penilaian:
Ambil rata-rata dari dua skor (sisi kiri dan kanan)
Benchmark Trunk Rotation Test (cm)
Peringkat Skor
Bagus sekali 20 cm
Bagus 15 cm
Cukup 10 cm
Kurang 5 cm
Sangat kurang 0 cm
D. System Energy
Cabang olahraga dayung dragon boat mengandalkan tiga sistem energi utama
yang berbeda, yaitu:
1. Sistem Energi Aerobik: Dayung dragon boat membutuhkan tenaga dan
kekuatan otot untuk menggerakkan perahu dalam jarak yang panjang. Oleh
karena itu, sistem energi aerobik menjadi sangat penting untuk mendukung
aktivitas tersebut. Sistem energi ini memanfaatkan oksigen dalam tubuh untuk
menghasilkan energi yang dibutuhkan selama aktivitas berlangsung.
2. Sistem Energi Anaerobik: Selain sistem energi aerobik, dayung dragon boat
juga memerlukan sistem energi anaerobik. Sistem ini berfungsi untuk
memberikan tenaga eksplosif dan cepat pada saat awal start atau saat
melakukan sprint untuk menyalip perahu lawan. Sistem energi anaerobik
memanfaatkan sumber energi yang tidak memerlukan oksigen, sehingga
prosesnya lebih cepat dan efektif.
3. Sistem Energi Fosfat: Sistem energi fosfat berfungsi memberikan tenaga
eksplosif dan cepat pada saat awal start atau saat melakukan sprint untuk
menyalip perahu lawan. Sistem energi ini memanfaatkan cadangan energi yang
tersimpan dalam bentuk fosfat kreatin di dalam otot, sehingga prosesnya sangat
cepat dan efektif. Namun, sumber energi ini sangat terbatas dan cepat habis,
sehingga hanya bisa digunakan dalam waktu yang singkat.
Sistem Energi
E. Cedera
Cabang olahraga dayung dragon boat memiliki beberapa risiko cedera yang perlu
diperhatikan oleh atlet dan pelatih. Beberapa jenis cedera yang mungkin terjadi
pada cabang olahraga ini antara lain:
1. Cedera pada bahu: Cedera pada bahu merupakan cedera yang sering terjadi
pada atlet dayung dragon boat. Hal ini disebabkan karena gerakan dayung yang
repetitif dan keras dapat menyebabkan cedera pada ligamen dan tendon di
sekitar bahu.
2. Cedera pada punggung: Cedera pada punggung dapat terjadi akibat postur
tubuh yang tidak benar saat berlatih atau saat berkompetisi. Hal ini dapat
menyebabkan cedera pada otot dan ligamen di sekitar punggung.
3. Cedera pada pergelangan kaki: Cedera pada pergelangan kaki dapat terjadi
akibat gerakan kaki yang salah saat dayung atau saat melakukan pendaratan di
atas perahu.
4. Cedera pada lutut: Cedera pada lutut dapat terjadi akibat gerakan kaki yang
tidak benar saat dayung atau saat mendarat di atas perahu.
5. Cedera pada jari: Cedera pada jari sering terjadi pada atlet dayung dragon boat
yang tidak menggunakan sarung tangan saat berlatih atau saat berkompetisi.
Hal ini dapat menyebabkan lecet atau luka pada jari-jari.
Faktor Cedera
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan cedera pada cabang olahraga dayung
dragon boat antara lain:
1. Ketidakseimbangan otot - Ketidakseimbangan antara otot-otot tertentu dapat
menyebabkan tekanan berlebih pada sendi dan meningkatkan risiko cedera.
3. Peralatan yang buruk - Penggunaan peralatan yang buruk, seperti dayung yang
terlalu berat atau terlalu pendek, dapat meningkatkan risiko cedera.
6. Gangguan pada teknik - Teknik dayung yang salah atau buruk dapat
menyebabkan tekanan berlebih pada otot dan sendi, sehingga meningkatkan
risiko cedera.
7. Kondisi cuaca - Cuaca buruk seperti angin kencang atau gelombang yang tinggi
dapat menyebabkan cedera pada atlet yang melakukan olahraga dayung
dragon boat.
F. Biomekanika
Biomekanika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerakan manusia, kinerja fisik,
dan interaksi antara tubuh dengan lingkungannya. Penerapan biomekanika pada
olahraga dayung dragon boat sangat penting untuk memaksimalkan kinerja atlet
dan mencegah cedera. Beberapa aspek biomekanika yang dapat diperhatikan
pada dayung dragon boat adalah:
1. Posisi tubuh: Posisi tubuh yang baik saat dayung dragon boat adalah dengan
punggung lurus dan bahu rileks. Posisi ini akan memungkinkan dayung dengan
efektif dan efisien.
2. Gerakan tangan dan kaki: Gerakan tangan dan kaki saat dayung dragon boat
harus sinkron dan terkoordinasi dengan baik. Gerakan tangan dan kaki juga
harus terjadi secara bersamaan, sehingga dapat menghasilkan dorongan yang
kuat pada air.
3. Tekanan pada pergelangan tangan: Tekanan pada pergelangan tangan harus
diperhatikan agar tidak terjadi cedera pada area tersebut.
4. Penggunaan gaya dorong tubuh bagian bawah: Penggunaan gaya dorong
tubuh bagian bawah juga penting untuk menghasilkan dayung yang kuat dan
efektif.
References
Chang, S. Y. (2019). Analysis of Injuries in Elite and Amateur Athletes Participating in
Dragon Boat Racing. Journal of healthcare engineering.
Haff, G. G. (2016). Essentials of Strength Training and Conditioning (4th ed.). Human
Kinetics.
Ho, J. T. (2017). Injury profiles of competitive Hong Kong dragon boat paddlers. Hong
Kong Journal of Sports Medicine and Sports Science, 6-11.
Hrysomallis, C. (2011). Injury incidence and risk factors in Australian competitive amateur
and professional dragon boat racing. Journal of sports science & medicine, 262.
Shu, Y. L. (2019). Kinematic analysis of the dragon boat paddling technique during the
start phase. Journal of Human Kinetics, 25-37.
Wells, K. F. (1952). The sit and reach: A test of back and leg flexibility. Research
Quarterly. American Association for Health, Physical Education and Recreation,
115-118.
Running Competitor. (2013). Hill training: A comprehensive guide for all runners. Diakses
pada 28 April 2023, dari https://running.competitor.com/training/hill-training-a-
comprehensive-guide-for-all-runners_35279
The Run Experience. (2022). Hill running workouts: How to run uphill faster. Diakses pada
28 April 2023, dari https://therunexperience.com/hill-running-workouts-how-to-run-uphill-
faster/
American Council on Exercise (ACE). (n.d.). Flexibility: A joint position statement of the
American College of Sports Medicine and the National Strength and Conditioning
Association. Retrieved from
https://www.acefitness.org/education-and-resources/professional/certified/july-2019/7739/
flexibility-a-joint-position-statement-of-the-american-college-of-sports-medicine-and-the-
national-strength-and-conditioning-association/
https://strengthlevel.com/strength-standards/pull-ups/lb
https://www.topendsports.com/testing/tests/trunk-rotation.htm