PEMBAHASAN HASIL
Pasien Bell’s Palsy pada awalnya merasakan ada kelainan pada mulut
yang tampak mencong ke satu sisi, salah satu kelopak mata tidak dapat
dipejamkan, mulut tidak dapat mecucu, apabila berkumur atau minum maka air
akan tumpah melalui salah satu sisi mulut yang lesi dan terdapat nyeri di belakang
wajah pada sisi yang sakit. Kondisi ini merupakan permasalahan yang dialami
Pada bab ini yang akan dibahas mengenai hasil evaluasi terapi dari awal
terapi (T0) hingga terapi keenam (T6) yaitu tanggal 14, 16, 19, 21, 23, 24
Desember 2009 yang dilakukan pada pasien Bell’s Palsy sinistra karena pengaruh
udara dingin. Pada Karya Tulis Ilmiah ini terapis menggunakan modalitas Infra
dkk, 1993), sehingga dimungkinkan oedema yang menekan nervus facialis pada
51
52
berkurang.
Bell’s Palsy ini rangsangan gerak dari otak tidak dapat disampaikan kepada otot-
otot wajah yang disarafi. Akibatnya kontraksi otot secara volunter hilang sehingga
dapat dicegah, selain itu memberikan efek rileksasi dan mengurangi rasa kaku
pada wajah. Stroking memiliki efek penenangan dan dapat mengurangi nyeri,
dengan ujung jari dapat merangsang jaringan otot untuk berkontraksi. Dengan
massage tersebut maka efek relaksasi dapat dicapai dan elastisitas otot tetap
terjaga dan potensial timbulnya perlengketan jaringan pada kondisi Bell’s Palsy
Dari uraian tersebut diatas diketahui akan adanya kemajuan yang sangat
fisioterapi, yaitu pada T0. Kemajuan tersebut selain dari keinginan dan semangat
pasien untuk sembuh serta didukung oleh modalitas fisioterapi yang diberikan
yaitu berupa Infra Merah, Faradik, Massage serta didukung dengan latihan-latihan
untuk home program. Diperoleh hasil: 1) adanya penurunan rasa nyeri baik nyeri
diam, nyeri gerak aktif maupun aktif, dan nyeri tekan pada foramen
makan, makanan tidak lagi terkumpul pada sisi kiri, 4) minum/berkumur tidak
lagi bocor, 5) mata kiri mulai bisa menutup rapat, 6) kerutan didahi mulai tampak
adanya peningkatan dari T0 sampai dengan T6 dan dengan hasil sebagai berikut:
Fisch
Fisch pada pasien Bell’s Palsy dapat diamati pada diagram di bawah ini:
54
Diagram 1
Dari grafik di atas tampak peningkatan nilai skala Ugo Fisch selama 6 kali
terapi. Terapi awal (T0) sampai terapi (T2) mendapatkan hasil 24 poin
kemudian terapi ketiga (T3) meningkat menjadi 36 poin. Pada terapi keempat
(T4) nilainya meningkat yaitu 42 point. Pada terapi kelima (T5) nilainya
bertambah menjadi 58 poin dan hasil terapi keenam (T6) meningkat lagi
menjadi 66 poin.
peningkatan kekuatan otot wajah dapat diamati dalam diagram berikut ini:
a. Otot Frontalis
4
3
2
Nilai
1
0
T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
Waktu Terapi
Diagram 2
terapi (T0) nilai ototnya 1 (trace) sampai terapi ketiga (T3) masih bernilai 1
(trace) kemudian pada terapi keempat (T4) sampai terapi keenam (T6) nilai
kekuatan otot orbicularis oculi yang berfungsi untuk gerakan menutup mata
menuju ke arah perbaikan. Pada awal terapi (T 0) sampai terapi ketiga (T3)
nilai ototnya 3 (fair), kemudian pada terapi keempat (T4) sampai terapi
6
5
4
3
Nilai
2
1
0
T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
Waktu Terapi
Diagram 3
Otot Orbiculari Oris yang berfungsi untuk gerakan mecucu atau bersiul
memiliki nilai 1 (trace) pada awal terapi (T0) hingga terapi ketiga (T3). Lalu
terjadi peningkatan pada terapi keempat (T4) sampai terapi keenam (T6)
berikut:
56
3.5
3
2.5
2
Nilai
1.5
1
0.5
0
T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
Waktu Terapi
Diagram 4
awal terapi (T0) sampai terapi ketiga (T3) nilai ototnya 1 (trace) kemudian
meningkat menjadi 3 (fair) pada terapi keempat (T4) sampai keenam (T6).
3.5
3
2.5
2
Nilai
1.5
1
0.5
0
T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
Waktu Terapi
Diagram 5
e. Otot Bucinator
bibir kepala pada diagram 6 dibawah ini menjelaskan bahwa pada awal
57
terapi (T0) sampai terapi ketiga (T3) nilai ototnya 1 (trace) kemudian
meningkat menjadi 3 (fair) pada terapi keempat (T4) sampai keenam (T6).
3.5
3
2.5
2
Nilai
1.5
1
0.5
0
T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
Waktu Terapi
Diagram 6
f. Otot Procerus
lateral hidung pada diagram 7 di bawah ini menjelaskan bahwa pada awal
terapi (T0) sampai terapi ketiga (T3) nilai ototnya 1 (trace) kemudian
meningkat menjadi 3 (fair) pada terapi keempat (T4) sampai keenam (T6).
3.5
3
2.5
2
Nilai
1.5
1
0.5
0
T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
Waktu Terapi
Diagram 7
memiliki nilai 1 (trace) pada awal terapi (T0) hingga terapi ketiga (T3). Lalu
terjadi peningkatan pada terapi keempat (T4) sampai terapi keenam (T6)
3.5
3
2.5
2
Nilai
1.5
1
0.5
0
T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
Waktu Terapi
Diagram 8
memiliki nilai 1 (trace) pada awal terapi (T0) hingga terapi ketiga (T3). Lalu
terjadi peningkatan pada terapi keempat (T4) sampai terapi keenam (T6)
3.5
3
2.5
2
Nilai
1.5
1
0.5
0
T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
Waktu Terapi
Diagram 9
i. Otot Nasalis
memiliki nilai 1 (trace) pada awal terapi (T0) hingga terapi ketiga (T3). Lalu
terjadi peningkatan pada terapi keempat (T4) sampai terapi keenam (T6)
3.5
3
2.5
2
Nilai
1.5
1
0.5
0
T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
Waktu Terapi
Diagram 10
memiliki nilai 1 (trace) pada awal terapi (T0) hingga terapi ketiga (T3). Lalu
terjadi peningkatan pada terapi keempat (T4) sampai terapi keenam (T6)
3.5
3
2.5
2
Nilai
1.5
1
0.5
0
T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
Waktu Terapi
Diagram 11
k. Otot Risorius
awal terapi (T0) hingga terapi ketiga (T3). Lalu terjadi peningkatan pada
3.5
3
2.5
2
Nilai
1.5
1
0.5
0
T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
Waktu Terapi
Diagram 12
3. Penurunan Nyeri
Scale (VDS) yang memiliki 7 derajat nyeri. Penurunan nyeri setelah dilakukan
2
1.5 Nyeri tekan
1
0.5
0
T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
Waktu Terapi
Diagram 13
61
Perubahan derajat nyeri, pada nyeri diam T0 sampai T3 derajat nilai bernilai 4