Anda di halaman 1dari 21

KULIAH 2

MEKANIKA TANAH I
SIFAT-SIFAT UMUM TANAH
&
MINERAL LEMPUNG

LAILY ENDAH FATMAWATI,ST.,MT


NIDN : 0701109002

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS SURABAYA
I. TANAH
• Istilah “Tanah” dalam bidang mekanika tanah dan ilmu teknik sipil
mencakup semua tanah baik itu adalah tanah lempung (clay)
hingga tanah berangkal (kerikil), namun bukan batuan, karena
batuan memiliki ilmu tersendiri.

• Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat


(butiran) mineral-mineral padat, dan dari bahan-bahan organic yang
telah melapuk.

• Tanah berfungsi sebagai bahan bangunan pada berbagai pekerjaan


teknik sipil dan sebagai pendukung pondasi pada bangunan.

• Rekayasa geoteknik, merupakan ilmu pengetahuan dan


pelaksanaan dari bagian teknik sipil yang menyangkut material-
material alam yang dekat dengan permukaan bumi.

• Oleh karena tanah terbentuk oleh butiran-butiran mineral yang


merupakan hasil pelapukan dari batuan, maka perlu diketahui asal-
usul batuan tersebut.
II. ASAL-USUL PEMBENTUKAN TANAH

• Berdasarkan asal usulnya, batuan dibagi menjadi tiga tipe dasar


yakni:
1. Batuan beku
2. Batuan sedimen
3. Batuan metamorf

• Tanah merupakan hasil pelapukan batuan (Gambar 1.1).


Dikelompokkan dalam 2 group besar (Gambar 1.2.),yaitu:
1. Tanah yang terjadi oleh penumpukan produk pelapukan batuan
ditempat asalnya : tanah residu = residual soils
2. Tanah yang terjadi oleh produk pelapukan yang kemudian
terbawa ke tempat lain : tanah sedimen/endapan = transported soils
TANAH
menumpuk
Pelapukan
dan erosi
Sediments

Penimbunan terus
menerus dan Batuan beku (Igneous
pengerasan rocks)

membeku
Sedimentary rocks
Peristiwa vulkanik (gunung
berapi)

Batuan yang cair, biasanya


bergerak keatas (sebagai
Metamorphic rocks lava)

Magma (panas, pijar)

Gambar 1.1. Siklus batuan dan proses terjadinya Tanah


Gambar 1.2. Cara pembentukan tanah Residual dan Tanah Sedimen/Endapan
• Pelapukan merupakan suatu proses terurainya batuan menjadi
partikel-partikel yang lebih kecil akibat proses mekanis dan kimia.

• Pelapukan mekanis merupakan pelapukan yang terjadi akibat


perubahan panas dan dingin yang berulang-ulang sehingga
mengakibatkan hancurnya batuan tersebut menjadi butiran-
butiran

• Pelapukan kimia merupakan pelapukan yang terjadi pada


mineral-mineral yang terkandung dalam batuan itu sendiri, yang
bereaksi secara kimia dan membentuk mineral-mineral baru yang
sama sekali berbeda sifatnya.
III. JENIS TANAH

A. TANAH RESIDU
(RESIDUAL SOILS)
Tanah yang terjadi oleh
penumpukan produk pelapukan
batuan ditempat asalnya

Gambar 1.3. Tanah Residu (Residual Soils)


B. TANAH ENDAPAN
(SEDIMENTARY SOILS)

1. Tanah Glacial
Terbentuk karena produk
pelapukan terangkut dan
terdeposisi oleh es atau
oleh gletser (sungai es).

Gambar 1.4. Tanah Glacial


B. TANAH ENDAPAN
(SEDIMENTARY SOILS)

2. Tanah Aeolian
Terbentuk karena produk
pelapukan terangkut
dan terdeposisi oleh
angin

Gambar 1.5. Tanah Aeolian


B. TANAH ENDAPAN
(SEDIMENTARY SOILS)

3. Tanah Alluvial
Terbentuk karena produk
pelapukan terangkut
oleh air dan terdeposisi
sepanjang sungai

Gambar 1.6. Tanah Alluvial


IV. PARTIKEL TANAH

• Tanah dapat disebut sebagai kerikil (gravel), pasir (sand), Lanau (silt)
dan lempung (clay) tergantung dari prosentase susunan yang dominan.
• Pengelompokan tanah :
1. Tanah berbutir kasar (kerikil dan pasir)
2. Tanah berbutir halus (lanau dan lempung)

Gambar 1.7. Tabel Rentang batas Ukuran Butiran tanah


Gambar 1.8. Contoh Butiran Tanah
V. MINERAL LEMPUNG
• Mineral lempung merupakan suatu jenis butir tertentu yang
menghasilkan sifat khusus pada tanah lempung
• Jenis mineral yang paling terkenal adalah kaolinite, illite, dan
montmorillonite.
• Pada butir pasir dan kerikil, terdiri atas bahan yang tetap keras dan
“mati” yaitu selalu kaku dengan sifat yang tidak berubah (inert)
• Pada butir lempung, sifat mineralnya adalah “aktif”, butir ini dapat
mengembang dan menyusut akibat masuk atau keluarnya air.
• Mineral lempung dari sifat tekniknya, dibedakan berdasarkan
aktivitasmya, semakin besar aktivitasnya, maka sifatnya juga semakin
buruk.
• Aktivitas ketiga mineral lempung tersebut adalah sebagai berikut:
Montmorillonite Tinggi
Kaolinite Sedang
Illite Rendah
Berikut merupakan senyawa yang dimiliki oleh mineral lempung

• Merupakan koloid dengan ukuran sangat kecil (kurang dari 1


mikron)

• Masing-masing koloid terlihat seperti lempengan-lempengan kecil


yang terdiri dari lembaran-lembaran kristal yang memiliki struktur
atom yang berulang.

• Lembaran-lembaran kristal tersebut :


> Tetrahedron / Silica sheet, dan
> Octahedron / Alumina sheet.

• Tetrahedron / Silica sheet, merupakan gabungan dari Silica


Tetrahedron (Gambar 1.9)

• Octahedron / Alumina sheet. merupakan gabungan dari Alumina


Octahedron (Gambar 1.10).
Gambar 1.9 : a.Tetrahedron ; b. Silica Sheet

Gambar 1.10 : c. Octahedron; d. Alumina Sheet


Gambar 1.12 : Electron photomicrograph of well-crystallized
Gambar 1.11 : Diagram of kaolinite from St Austell, Cornwall, England. Picture width is
structure (a. Kaolinite) 17m ( Tovey,1971).

Gambar 1.14 : Scanning electron photomicrograph of illite-


smectite clay in a tight gas reservoir pore space. Clays in the
Gambar 1.13 : Diagram of
tight rocks complicate interpretation of reservoir quality and can
structure (b. Illite) impede gas recovery. Bar is 10 micrometers long.
Gambar 1.15.
Diagram of the structure of (c)
monmorillonite
Gambar 1.16.
Scanning Electron photomicrograph of
monmorillonite (bentonite)
Gambar 1.17.
Gambar 1.18.
Electron photomicrograph of well-crystallized
kaolinite from St Austell, Cornwall, England. Electron photomicrograph of halloysite from
Picture width is 17m (Tovey,1971) Bedford,Indiana. Picture width is 2m
(Tovey,1971)
Gambar 1.19.
Electron photomicrograph of ilite from Morris, llinois. (Tovey,1971)
 Permukaan butiran lempung bermuatan negatif.
 Pada tanah lempung kering muatan negatif tersebut diimbangi cation bermuatan positif :
Ca++, Mg++, Na+, K+ dengan gaya tarik elektrostatik.
 Apabila air ditambahkan :
cation dengan sedikit anion  mengapung sekeliling butiran lempung  Lapisan cation
tersebut dinamakan “diffuse double layer”
 Partikel air yang melekat pada permukaan partikel lempung disebut “double layer water”
 Bagian yang paling dekat dengan permukaan partikel lempung disebut “adsorbed water”
Lihat Gambar 1.20
Clay surface

Concentration of ions
Cation

Anion
Distance from the clay particle

Gambar 1.20. Diffuse double layer


PERTEMUAN 2
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai