Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 3 MANAJEMEN PEMASARAN

TASIA VERONICA 2018031091

Contoh dampak dari factor-faktor lingkungan makro:

a) Lingkungan demografis

Banyak pandangan yang menyebutkan bahwa etnisitas merupakan penghambat untuk kesatuan
dan persatuan. Selain itu pula, dari berbagai pengalaman sejarah Indonesia yang tercatat, bahwa
etnis merupakan perkara yang kerapkali memicu konflik yang mengancam keutuhan negara. Ini
dikarenakan minimnya sikap tenggang rasa masyarakat terhadap antar etnis. Akan tetapi,
keanekaragaman etnik tersebut dapat menjadi sebuah kekayaan bagi Negara yang
multikulturisme karena menjadikan-nya sebuah tantangan dan pemacu/peluang dalam persatuan
negara.

Melalui masyarakat multikultural yang saling menghargai perbedaan kebudayaan, akan dapat
tercipta masyarakat yang memiliki pandangan, jiwa, dan tujuan yang sama, hal ini akan
mengakibatkan segala bidang kehidupan bermasyarakat sebagai warga Negara yang akan tetap
seimbang, tentram, dan damai., dan menciptakan keutuhan NKRI yang ditunjukkan melalui hal-
hal berikut:
1. Indonesia yang utuh dan tidak mudah terpecah belah.
2. Hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya baik.
3. Tidak ada pergolakan, peperangan, pemberontakan ataupun perpecahan di
antara rakyat.
4. Situasi negara yang aman, nyaman, dan damai.
perdamaian abadi, dan keadilan sosial
b) Lingkungan ekonomi
inflasi adalah naiknya harga-harga barang dan jasa di suatu negara dalam jangka waktu panjang
atau berkelanjutan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara ketersediaan barang dan
uang. Sebagai contoh, ketika meningkatnya harga cabai yang sangat tinggi. Inflasi biasanya
hanya terjadi pada momen-momen tertentu seperti Hari Raya Idul Fitri, Natal, Tahun Baru,
maupun momen pesta demokrasi.

Dampak-dampak inflasi ialah sebagai berikut:


 Dampak inflasi bagi pendapatan
Dampak positif inflasi dirasakan oleh pelaku ekonomi yang mendapat untung antara lain para
pengusaha yang mempunyai pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan biaya
produksinya. Jika harga barang naik (saat inflasi), produsen akan terdorong untuk meningkatkan
jumlah barangnya. peningkatan jumlah barang ini tentu akan meningkatkan penghasilan
produsen. Apalagi kalau barang yang dijual merupakan kebutuhan pokok yang akan tetap dibeli
orang banyak meskipun harganya naik.

Sementara dampak negatif akan dirasakan oleh para pekerja yang berpenghasilan tetap. Karena
nilai uang yang mereka dapatkan tetap, sementara harga barang atau jasa naik

 Dampak inflasi di Bidang Ekspor

Dampak yang kurang menguntungkan akan dirasakan oleh para pegiat ekspor. Karena biaya
ekspor akan melambung tinggi saat terjadinya inflasi. Tidak hanya itu barang-barang ekspor
tersebut akan kalah saing dengan barang ekspor dari negara lain. Akibatnya turunlah pendapatan
devisa dari hasil ekspor.

 Dampak inflasi untuk Minat Menabung

Saat terjadinya inflasi minat seseorang untuk menabung menjadi berkurang. Karena bunga yang
didapatkan akan menjadi lebih kecil, sementara mereka harus tetap membayar uang administrasi
tabungannya.

 Dampak inflasi bagi pendapatan


Inflasi yang terjadi menyebabkan sulitnya untuk menetapkan harga suatu bahan pokok. Karena
harga yang ditetapkan bisa saja terlalu besar ataupun terlalu kecil. Prediksi yang dilakukan untuk
memprediksi inflasi di masa mendatang seringkali tidak tepat.
Hal inilah yang menjadi penyebab penetapan untuk harga jual dan harga pokok menjadi tidak
tepat. Sehingga membuat produsen menjadi kesulitan dan ekonomi menjadi kacau.

c) Lingkungan sosial budaya


Interaksi social virtual telah menjadi gaya hidup masyarakat sejak pandemic ini berlangsung,
termasuk kegiatan pembelajaran. Menurut Glossary of e-Learning Terms (dalam Anonim, 2008)
e-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung
belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.
kemudian dampak apa saja dengan adanya proses elearning ini, antara lain :

Menurut Sander Tamm (2019), ada 10 keuntungan yang bisa dipetik, yaitu (1) e-learning itu
bekerja sendiri, (2) e-learning itu berpusat pada siswa/mahasiswa, (3) e-learning menghemat
biaya, (4) menfasilitasi gaya belajar masing-masing siswa/mahasiswa, (5) lingkungan belajar
bisa disesuaikan dengan kondisi, (6) e-learning sepenuhnya menggunakan pola pikir analitik, (7)
online learning dapat memecahkan kelangkaan guru, (8) e-learning itu ramah dengan
lingkungan, tidak timbulkan polusi, (9) tidak memerlukan buku teks, (10) online learning itu
hemat waktu.

Online learning yang memiliki semua keuntungan ini akan dapat memetik hasil yang optimal,
jika kita bisa siapkan infrastruktur dan hardware yang memadai. Di samping itu juga supporting
staf yang terampil mengelola hardware, baik dalam hal mengoperasikan maupun trouble
shouting terhadap gangguan yang muncul. Demikian juga ketersediaan hardware untuk
guru/dosen dan siswa/mahasiswa, dan kecakapan guru/dosen dan guru/mahasiswa dalam
menggunakan hardware dan software-nya.

Selanjutnya, Sander Tamm (2019) juga mengidentifikasi sejumlah kelemaha e-learning, yaitu :
(1) Umpan balik ke siswa itu terbatas, (2) e-learning dapat menyebabkan isolasi sosial, (3) e-
learning menuntut motivasi diri yang kuat dan keterampilan mengelola waktu, (4) kurangnya
pengembangan keterampilan komunikasi pada siswa, (5) pencegahan kecurangan selama
penilaian dengan online itu sangat ruwet, (6) instruktur dalam pembelajaran online cenderung
bersifat teori daripada praktek, (7) e-learning itu kekurangan komunikasi tatap muka, (8) e-
learning terbatas pada disiplin (mata pelajaran/kuliah) tertentu, (9) online learning tidak dapat
diakses oleh populasi yang tidak memiliki komputer, (10) terbatasnya akreditasi dan jaminan
mutu untuk pendidikan dengan online.

d) Lingkungan alam
Dampak Industri terhadap Pembangunan Daerah. Perkembangan industri sering dikaitkan
dengan perkembangan suatu wilayah. Hal ini disebabkan oleh adanya efek multiplier dan inovasi
yang ditimbulkan oleh kegiatan industri berinteraksi dengan potensi dan kendala. Pertumbuhan
industri di suatu wilayah, dalam kenyataannya belum tentu dapat dirasakan dampak positifnya
oleh masyarakat di daerah tersebut, bila dalam kenyataannya pertumbuhan industri tersebut tidak
memiliki keterkaitan dengan sektor ekonomi lokal, seperti yang dinyatakan oleh Irawan dan
Suparmoko (1992) di dalam Utama (2002) yang terjadi di Pakanbaru dan Dumai dimana terdapat
kegiatan yang padat modal seperti tambang minyak.

Apa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut hanya semata-mata untuk ekspor dan
hubungannya dengan dalam negeri hanya dalam bentuk pembayaran upah-upah buruh. Tidak
adanya keterkaitan dengan kegiatan ekonomi lokal, sehingga menyebabkan daerah tersebut
merupakan daerah kantong cacing (the foreign enclave).

1) Dampak positif pembangunan industri:

a. menambah penhasilan penduduk

b. menghasilkan aneka barang

c. memperluas lapangan pekerjaan

d. mengurangi ketergantungan dengan Negara lain

e. memperbesar kegunaan bahan mentah

f. bertambahnya devisa Negara

2) Dampak negatif pembangunan industri:

a. terjadinya arus urbanisasi


b. terjadinya pencemaran lingkungan

c. adanya sifat konsumerisme

d. lahan pertanian semakin kurang

e. cara hidup masyarakat berubah

f. limbah industri menyebabkan polusi tanah

g. terjadinya peralihan mata pencaharian

e) Lingkungan teknologi

Alat pembayaran non tunai sering digunakan oleh individu yang tidak mau membawa banyak
uang cash karena dianggap tidak aman dan tidak praktis. Jumlah banyak atau sedikitnya uang
yang dibawa oleh individu dapat dipertimbangkan sebagai kendala bagi individu tersebut untuk
bisa melakukan kegiatan konsumsi. Kehadiran alat pembayaran non tunai menghilangkan
kendala tersebut dan berpotensi untuk mendongkrak tingkat konsumsi masyarakat. Dengan
kecanggihannya, pembayaran non tunai memanfaatkan teknologi seperti Integrated Circuit (IC),
cryptography, dan jaringan komunikasi. Sehingga dapat memberikan kemudahan dalam
bertransaksi kepada pengguna yang akan mendorong kenaikan konsumsi dan dapat menigkatkan
perputaran uang (velocity of money).

Dari sisi produsen, peningkatan konsumsi yang diikuti efisiensi biaya transaksi akan
meningkatkan profit bagi produsen yang kemudian berpotensi untuk mendorong aktivitas usaha
dan ekspansi usaha. Semakin efisien biaya transaksi yang diperoleh dari penggunaan alat
pembayaran non tunai, maka semakin besar potensi peningkatan output. Hal ini akan
mendongkrak kegiatan produksi di sektor riil, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Inovasi bank maupun non-bank untuk menciptakan alat pembayaran non tunai tidak semata-mata
hanya disebabkan oleh perkembangan teknologi, namun juga didorong oleh kebutuhan
masyarakat akan adanya alat pembayaran yang praktis sehingga mampu memberikan kemudahan
dalam bertransaksi. Kemudahan dalam bertransaksi dapat menekan biaya (cost), memberikan
manfaat peningkatan efisiensi dan produktifitas keuangan yang mendorong aktivitas sektor riil,
dan pada akhirnya dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Namun disamping memberikan berbagai kemudahan, penggunaan alat pembayaran
non tunai secara luas, dapat juga menimbulkan dampak negatif.

Yang pertama, risiko keamanan dari IT yang digunakan. Hal ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti menciptakan produk palsu dan mencuri data pengguna. Jika data dari alat
pembayaran non tunai telah diakses secara ilegal, kemudian dapat digunakan untuk transaksi
oleh pihak yang tidak bertanggung jawab atau ditransfer dalam bentuk uang atau aset lain oleh
pihak tersebut, maka hal ini tentunya dapat menyebabkan kerugian bagi penerbit dan pengguna
alat pembayaran non tunai. Peningkatan risiko default dan resiko IT dapat mendorong kegagalan
dalam sistem pembayaran. Kegagalan ini pada akhirnya akan menyebabkan ketidakstabilan
dalam sistem keuangan.

Kedua, penggunaan alat pembayaran non tunai secara luas berkemungkinan menimbulkan
implikasi terhadap kebijakan moneter. Bagi kebijakan moneter, inovasi dalam alat pembayaran
non tunai dapat menimbulkan komplikasi dalam penggunaan target kuantitas dalam
pengendalian moneter. Namun, komplikasi ini tidak akan mempengaruhi efektifitas kebijakan
moneter dengan menggunakan jalur suku bunga. Sepanjang besaran moneter telah
memperhitungkan perkembangan alat pembayaran non tunai, khususnya e-money, efektivitas
pelaksanaan kebijakan moneter tetap dapat dipertahankan.

Ketiga, terjadi pergeseran simpanan masyarakat. Penerbitan e-money secara luas oleh bank akan
menyebabkan pergeseran simpanan masyarakat dari tabungan dan deposito atau giro ke dalam
bentuk float yang masih dalam sisi kewajiban neraca bank. Dalam hal issuer adalah lembaga
non-bank, penerbitan e-money berpotensi untuk mengurangi simpanan masyarakat pada
perbankan jika dana float e-money tidak (atau hanya sebagian) ditempatkan kembali pada bank
umum.

Keempat, penerbitan e-money oleh bank maupun non-bank berpotensi mengurangi komponen
currency dalam base money, yang artinya akan mengurangi sisi pasiva pada neraca bank sentral.
Dalam hal penerbitnya adalah bank, masih terdapat kemungkinan adanya shifting dari currency
kedalam bentuk giro atau reserve di bank sentral. Namun untuk kasus penerbit e-money adalah
non-bank, maka kenaikan e-money berdampak pada penurunan komponen neraca bank sentral
berupa currency tanpa diikuti dengan kenaikan giro kecuali dana yang diperoleh dari penerbitan
e-money ditempatkan kembali di perbankan.

Kelima, perkembangan alat pembayaran non tunai berhubungan positif dengan velocity of
money. Hal ini yang mengindikasikan peningkatan peranan alat pembayaran non tunai dalam
menggantikan uang tunai pada kegiatan ekonomi. Perkembangan ini dapat mempersulit
kebijakan moneter jika mengandalkan besaran moneter sebagai target. Dan untuk kebijakan
moneter yang menggunakan suku bunga sebagai target akan menimbulkan biaya pengendalian
moneter yang lebih besar. Namun, sisi positifnya alat pembayaran non tunai menurunkan
permintaan terhadap uang kartal sehingga menurunkan biaya pencetakan uang kartal.

f) Lingkungan politik dan hukum

Dampak positif dari peraturan perusahaan mengenai jam kerja:

 Kegiatan produksi berjalan efisien dan efektif


 Perusahaan dapat mencapai tujuan&target kerja yang diinginkan
 Hasil produksi akan memenuhi target

Dampak negatifnya:

 Penyimpangan dari peraturan tsb, sebagai contoh, yakni bolos di Jam Kerja

Nah, banyak karyawan melakukan pelanggaran ini. Karyawan biasanya membolos agar bisa
keluar atau dengan alasan mencari udara segar. Padahal apapun alsasannya tentu hal ini
merupakan sebuah bentuk pelanggaran terhadap peraturan.

Terlebih lagi, mengingat bahwa dalam aturan kerja sudah tertera jelas bahwa kapan jam kerja
dimulai ataupun berakhir. Bagaimanapun juga perusahaan telah membayar karyawan dalam
bentu gaji yang diberikan setiap bulan, sehingga diharapkan karyawan dapat lebih disiplin dalam
waktu kerja kedepannya

Anda mungkin juga menyukai