Lap - Mesin Atwood (Pulley)
Lap - Mesin Atwood (Pulley)
FISIKA DASAR
MESIN ATWOOD (PULLEY)
BAB II
DASAR TEORI
2.1 HUKUM- HUKUM NEWTON YANG TERJADI PADA ATWOOD
Hukum-hukum yang terjadi pada pesawat Atwood diantaranya:
Hukum I Newton berbunyi “jika sebuah benda atau system tibak dipengaruhi oleh
gaya luar, maka benda atau system benda itu akan selalu dalam keadaan setimbang”.
[1] Jika semula benda diam, maka selamanya benda itu akan diam. Dan jika benda semula
bergerak maka benda akan bergerak lurus beraturan. Secara matematis hukum I Newton
dirumuskan sebagai
∑F = O ... (1)
Hokum III Newton menyatakan bahwa “gaya-gaya selalu terjadi dalam pasangan
aksi-reaksi, dan bahwa gaya reaksi adalah sama besar dan berlawanan arah dengan gaya
aksi”.[3]
Faksi = -Freaksi ... (3)
Suatupasangangayadisebutaksi-reaksiapabilamemenuhisyarat
sebagaiberikut:
1. samabesar
2. berlawananarah
3. bekerjapadasatugariskerjagaya yang sama
4. tidaksalingmeniadakan
5. bekerjapadabenda yang berbeda
2.2 GERAK ROTASI PADA KATROL
Gerak rotasi (melingkar) adalah gerakan pada bidang datar yang lintasannya berupa
lingkaran. kita akan mempelajari bagaimana suatu benda dapat berotasi dan apa yang
menyebabkan. Oleh karena itu, kita akan mengawali dengan pembahasan tentang pengertian
momen gaya, momen inersia, dan momentum sudut pada gerak rotasi.
Benda dapat melakukan gerak rotasi karena adanya momen gaya. Momen gaya timbul
akibat gaya yang bekerja pada benda tidak tepat pada pusat massa.
... (1)
Karena v = R ω , maka
... (2)
Momen inersia dilambangkan dengan I, satuannya dalam SI adalah kgm 2. Nilai
momen inersia sebuah partikel yang berotasi dapat ditentukan dari hasil kali massa partikel
dengan kuadrat jarak partikel tersebut dari titik pusat rotasi. Faktor m × R2 merupakan
momen inersia titik terhadap sumbu putarnya. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
I = m · R2 ... (3)
Keterangan:
I : momen inersia (kgm2)
R : jari-jari (m)
m : massa partikel atau titik (kg)
2.4 MESIN ATWOOD
Mesin Atwood merupakan alat eksperimen yang digunakan untuk mengamati hukum
mekanika gerak yang berubah beraturan. Alat ini mulai dikembangkan sekitar abad ke
delapan belas untuk mengukur percepatan gravitasi g. Dalam kehiduapan sehari-hari kita bias
menemui penerapan pesawat Atwood pada cara kerja lift. Sederhananya alat ini tersusun atas
seutas tali yang dihubungkan dengan sebuah katrol, dimana pada ujung tali dikaitkan massa
beban m1 dan m2. Jika massa benda m1 dan m2 sama (m1 = m2), maka keduanya akan diam.
Akan tetapi jika massa benda m2 lebih besar dari pada massa benda m1 (m2 > m1), maka
massa m1 akan tertarik oleh massa benda m2.
Adapun gerak yang terjadi pada pesawat Atwood diantaranya:
1. Gerak Lurus Beraturan
Merupakan gerak lurus yang kelajuannya konstan, artinya benda bergerak lurus tanpa
ada percepatan atau a = 0 m/s2. Secara matematis gerak lurus beraturan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
v
S=
t
Mesin atwood disebut juga dengan suatu system mekanis yang paling sederhana yang
dapat digunakan dalam berbagai bidang salah satunya di bidang tekstil yang mempergunakan
mesin atwood sebagai motor mesin.
∑ F=M 2 a … ( 3 )
T 2−M 2 g=M 2 a … ( 4 )
Ditinjau dari pergerakan massa katrol dengan jejari r = R dan massa Mkatrol= (70,0 ± 0,5) gram
dengan massa M1 dan M2 masing-masing adalah (79,0 ± 0,5) gram
Ia
∑ r= r … (5)
Ia
T 2−T 2 = … ( 6)
r2
Substitusi persamaan (6), (4) kepersamaan (2) maka didapatkan bahwa
m
a= g … ( 7)
Ia
M 1 +m+ M 2+
r2
Untuk menentukan momen inersia silinder pejal, maka dapat digunakan rumusan berikut
1
I= ∫ r 2 dm= ∬ r 2 r dr dθ= mr 2 … ( 8 )
2
Untuk menentukan percepatan secara eksperimen dapat digunakan persamaan gerak jatuh
bebas yaitu ;
1
h= at 2 … ( 9 )
2
2h
a= … ( 10 )
t2
Dengan ralat percepatan adalah
4. Alat tulis
5.Menentukan waktu dengan stopwatch saat ketinggian h dan ketinggian divariasi dan
Menentukan waktu
BAB IV
DATA HASIL EKSPERIMEN DAN PEMBAHASAN
Tabel-1 Data Katrol
No. Data Hasil
1. M1 (67 ± 0,005) gr
2. M2 (67,25 ± 0,00) gr
3. m1 (4,25 ± 0,005) gr
4. m2 (4,2 ± 0,005) gr
5. Massa katrol (70,15 ± 0,005) gr
6. Diameter katrol (11,53 ± 0,005)cm
Tabel-2Data Bandul
PanjangTali N t T T2
(l ± ∆l ¿
( 21,4 ± 0,05 ) cm 10 10 s 1s 1 s2
09,39 s 0,939 s 0,8817 s2
09,56 s 0,956 s 0,9139 s 2
Σ 28,95 s 2,895 s 2,7956 s2
Rata-rata 9,65 s 0,965 s 0,9318 s2
1 1
∆T= n ( ∑ T 2 ) −¿ ¿ ¿∆ T = √ 3 ( 2,7956 )−¿ ¿¿
√
n 3
1 (8,3868)−(8,381)
∆T=
3√ 2
1 0,0058
∆T=
3 √ 2
1
∆T= √0,0029
3
0,0538
∆T=
3
∆ T =0,0179 s
2
1
n ( ∑ t 2 ) −¿ ¿ ¿∆ t= 1 5 ( 8,7954 )−( 6,56 ) ∆ t= 1 43,977−43,0336 ∆ t= 1 0,9434
∆ t=
1
n√
1
√5 5−1 5√ 4 5 √
4
l g= 21,4 cm g= 0,214 m
g= 2 g=9,1452m/ s2
¿¿ ( 0,965 /6,3 ) 0,0234
1 2 1 2
|( ) | | | |( ) || |
2 2
∆ g= 2
∆ l + l (2 π ) 3
∆ T ∆ g= 2
.0,05 + 21,4. ( 6,3 ) . 0,0179
T T 0,965 ( 0,965 )3
2π 6,3
1 2
.0,0179 ∆ g= 1 .0,05 + 30,407
∆ g=
| ( 0,153 ) 2 ||
.0,05 + 849,366.
0,898 0,023 | |
0,898 || |
cm
∆ g=|2,173|+|33,86|∆ g=36,033
s2
∆ g=0,36033 cm/s 2
Δa 2 4
eksperimen=¿
| || |
t2
∆h + 3 ∆t ¿
t
Δa 2 4
eksperimen=¿|1,75908 0,05|+
|(1,312) |
.0,097 ¿
3
Δa 0,1 0,388
eksperimen=¿|1,75908|+|2,2584 |¿
Δ aeksperimen=¿|0,0568|+|0,1718|¿
Δ aeksperimen=¿0,2286 m/ s ¿ 2
m1
g
ateori = M +m+ M + 1 M
1 2 katrol
2
4,25
= 67+4,25+ 67,25+ 1 70,15 .9,1452
2
4,25
= 173,575 9,1452
= 0,2239 m/s2
4,25
Δaterori= 173,575 .0,36033
= 0,02448 .0,36033
= 0,00882 m/s2
2
=a
Mgrad
2
=Mgradien
a
y 2− y 1
Mgradien=
x 2−x 1
2,6569−1,0404
¿
0,2−0,12
1,6165
¿ =20,20625m/ s2
0,08
( y 2+ ∆ y )−( y 1−∆ y)
Mgradien 1=
X 2−X 1
( 2,6569+ 0,5 )−(1,0404−0,5)
¿
0,2−0,12
3,1569−0,5404
¿
0,08
2,6165
¿
0,08
¿ 32,70625 m/s 2
( y 2−∆ y )−( y 1+ ∆ y)
Mgradien2 =
X 2−X 1
¿ ( 2,6569−0,5 )−(1,0404 ∓ 0,5)¿ ¿
0,2−0,12
2,1569−1,5404
¿
0,08
0,6165
¿
0,08
¿ 7,70625 m/s 2
¿|32,70625−20,20625|+¿ 7,70625−20,20625∨ ¿ ¿
2
¿|12,5|+ ¿−12,5∨ ¿ ¿
2
25
¿
2
¿ 12,5
Sehingga
2
a eksperimen=
Mgrad
2
= =0,0989 m/s2
20,20625
2
Δa eksperimen= . ∆ Mgrad
Mgrad ²
2
¿ 2
.12,5
(20,20625)
¿ 0,0612 m/s 2
∴ ( a ± ∆ a ) eksperimen=( 0,0989 ± 0,0612 ) m/ s 2
4,25
= 173,525 9,1452
= 0,221 m/s2
4,2
Δaterori= 173,525 .0,36033
= 0,0242 .0,36033
= 0,00871 m/s2
∴ ( a ± ∆ a )=( 0,221± 0,00871 ) m/ s2
2
=a
Mgrad
2
=Mgradien
a
y 2− y 1
Mgradien=
x 2−x 1
2,6569−1,0404
¿
0,2−0,12
1,6165
¿ =20,20625m/ s2
0,08
( y 2+ ∆ y )−( y 1−∆ y)
Mgradien 1=
X 2−X 1
( 2,6569+ 0,5 )−(1,0404−0,5)
¿
0,2−0,12
3,1569−0,5404
¿
0,08
2,6165
¿
0,08
¿ 32,70625 m/s 2
( y 2−∆ y )−( y 1+ ∆ y)
Mgradien2 =
X 2−X 1
¿ ( 2,6569−0,5 )−(1,0404 ∓ 0,5)¿ ¿
0,2−0,12
2,1569−1,5404
¿
0,08
0,6165
¿
0,08
¿ 7,70625 m/s 2
¿|32,70625−20,20625|+¿ 7,70625−20,20625∨ ¿ ¿
2
¿|12,5|+ ¿−12,5∨ ¿ ¿
2
25
¿
2
¿ 12,5
Sehingga
2
a eksperimen=
Mgrad
2
= =0,0989 m/s2
20,20625
2
Δa eksperimen= . ∆ Mgrad
Mgrad ²
2
¿ .12,5
(20,20625)2
¿ 0,0612 m/s 2
∴ ( a ± ∆ a ) eksperimen=( 0,0989 ± 0,0612 ) m/ s 2
BAB V
KESIMPULAN
Hasil dari eksperimen ini, kita telah mempelajari teori ralat dan penulisan secara
ilmiah. Kita juga telah membuktikan persamaan gerak yang dapat ditentukan dari nilai hasil
percepatan teori dan percepatan eksperimen dan dapat menentukan percepatan sistem.
Nilai hasil eksperimen bandul
( T ± ∆ T )=( 0,965 ± 0,0179 ) sekon
Nilai hasil percepatan gravitasi
( g ± ∆ g )=( 9,1452 ± 0,36033 ) m/ s2
Nilai hasil percepatan eksperimen
( a ± ∆ a )=( 0,1819 ±0,2286 ) m/ s2
Nilai hasil percepatan dengan massa 1
Secara teori
( a ± ∆ a )=( 0,2239 ±0,00882 ) m/ s 2
Secara metode grafik
( a ± ∆ a ) eksperimen= ( 0,0989± 0,0612 ) m/s 2