Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AUDIT

Tentang :

“PENGENDALIAN INTERNAL MENURUT COSO“

Disusun oleh :

Nella Zamriati (1816040012)

Dosen pembimbing : Tony Iswandi,MM.SE.Ak

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN IMAM BONJOL PADANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Awalnya di Amerika Serikat (AS) untuk membangun dan mengukur control
internal berada dibawah Saebanes Oxley act(Sox). Pada tahun 1985
didirikan The Committe Of Sponsoring Organization(COSO) yang merupakan
organisasi swasta yang t e r d i r i d a r i American Acounting Association, AICPA,
Institute of Internal Auditor,Institute of Management Accountant,danFinancial
Executives Institute.Dan pada tahun1992 COSO mengeluarkan kerangka
pengendalian internal COSO yang akhirnya dijadikan standar yang
dipakai oleh seluruh dunia. Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan
fungsi-fungsi yang terdapat dalam perusahaan memerlukan pengawasan dan
pengendalian dalam melaksanakan semua kegiatan perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan
agar pelaksanaan kegiatan dari perusahaan tersebut bisa mencapai tujuan yang diinginkan
perusahaan, dan bisa terhindar dari kecurangan/penyelewengan yang dilakukan pihak-
pihak tertentu. Dengan adanya struktur pengendalian intern yang dapat menjaga
kekayaan perusahaan maupun kekayaan investor dan kreditur yang ditanamkan dalam
perusahaan. Suatu kegiatan perusahaan menghasilkan informasi yang akan memberikan
manfaat kepada para pemakainya apabila kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai dengan
prosedur yang ditentukan. Pengendalian Intern Kas akan menghasilkan informasi yang
berguna bagi para pemakainya apabila pengendalian intern tersebut sudah efektif.Untuk
menjaga aktiva, memastikan akurasi, kejujuran dan efisiensi penanganan sumber-sumber
daya dan pencatatan transaksi-transaksinya setiap perusahaan harus mempunyai sistem
pengendalian intern. Pengendalian intern tidak menghilangkan kekeliruan, kesalahan dan
kecurangan-kecurangan yang terjadi pada perusahaan, tapi pengendalian intern
dimaksudkan untuk dapat mengetahui kesalahan dengan cepat dan segera menanganinya,
menekan serendah mungkin masalah-masalah tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk membuat makalah ini,ada beberapa rumusan masalah yang akan dibahas yaitu :
1. Apa itu COSO ?
2. Bagaimana sejarah dari COSO ?
3. Apa itu pengendalian internal menurut COSO ?
4. Apa tujuan dari pengendalian internal menurut COSO ?
5. Apa saja unsur-unsur pengendalian internal menurut COSO ?
6. Bagaimana pelaporan masalah pengendalian internal oleh COSO ?
7. Apa kelebihan dan kelemahan pengendalian internal menurut COSO ?

C. TUJUAN

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui apa itu COSO


2. Untuk mengetahui sejarah dari COSO
3. Untuk mengetahui apa itu pengendalian internal menurut COSO
4. Untuk mengetahui tujuan dari pengendalian internal menurut COSO
5. Untuk mengetahui unsur-unsur pengendalian internal menurut COSO
6. Untuk mengetahui bagaimana pelaporan masalah pengendalian internal oleh
COSO
7. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kelemahan pengendalian internal
menurut COSO
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian COSO

COSO adalah singkatan dari Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway


Commission, dimana merupakan suatu inisiatif dari sektor swasta yang dibentuk pada tahun
1985. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan
penggelapan laporan keuangan dan membuat rekomendasi untuk mengurangi kejadian tersebut.

2. Sejarah COSO

Sehubungan dengan maraknya kecurangan (fraud) keuangan dan praktik penyuapan perusahaan
Amerika Serikat kepada pejabat/pegawai asing pada tahun 1970-an, SEC dan Kongres Amerika
Serikat menerbitkan undang-undang yang dikenal dengan nama Foreign Corrupt Practices
Act (FCPA) pada tahun 1977. Tujuan undang-undang tersebut adalah untuk memastikan (1)
perilaku bisnis yang wajar; (2) akuntabilitas dan integritas di pemerintahan; (3) distribusi sumber
daya ekonomi berbasis efisiensi dan kesetaraan. Perusahaan/warga negara Amerika Serikat yang
melakukan penyuapan kepada pejabat/pegawai asing dapat dikenakan sanksi berdasarkan FCPA
tersebut. Sampai dengan pertengahan tahun 1980-an, FCPA tersebut dirasakan belum
berpengaruh signifikan karena praktik kecurangan masih saja terjadi. Sebagai respon hal
tersebut, pada tahun 1985 dibentuk komisi nasional yang disebut National Commission on
Fraudulent Financial Reporting oleh lima asosiasi profesi yang berpusat di Amerika Serikat
(yaitu AICPA, AAA, FEI, IMA dan IIA). Komisi tersebut selanjutnya lebih dikenal dengan
nama The Treadway Comission. Treadway sebenarnya adalah nama ketua pertama dari komisi
tersebut, lengkapnya James C. Treadway. Tujuan pembentukan komisi adalah untuk melakukan
penelitian mengenai kecurangan dalam pelaporan keuangan (fraudulent on financial reporting)
dan merumuskan rekomendasinya. Komisi tersebut mempelajari pelaporan informasi keuangan
dari tahun 1985 dan menghasilkan laporan pertama pada bulan Oktober 1987 dengan
judul Report of the National Commission on Fraudulent Financial Reporting. Dalam laporan
tersebut terdapat rekomendasi berupa perlunya pengembangan pedoman pengendalian intern
yang terintegrasi (integrated guidance on internal control). Sebagai tindak lanjut atas
rekomendasi itu, dibentuklah Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway
Commission (COSO).  COSO selanjutnya menggandeng kantor akuntan besar Coopers &
Lybrand untuk melakukan studi dan menerbitkan kerangka kerja pengendalian intern. Pada tahun
1992 COSO mempublikasikan sebuah kerangka kerja pengendalian intern yang akhirnya banyak
menjadi acuan bagi para dewan direksi, eksekutif, regulator, penyusun standar, organisasi profesi
untuk mengukur efektivitas pengendalian intern. Kerangka kerja itu dikenal dengan
sebutan Internal Control-Integrated Framework. Pada tahun 1994 kerangka kerja tersebut
mengalami perubahan minor dengan tambahan ruang lingkup terkait management report on
internal control. Kerangka kerja pengendalian intern COSO 1992 memberikan definisi umum
tentang pengendalian intern dan memberikan kerangka kerja untuk menilai dan memperbaiki
sistem pengendalian intern. Kerangka tersebut menyatakan bahwa pengendalian intern dirancang
untuk memberi keyakinan memadai terhadap pencapaian tiga tujuan organisasi yaitu: (1)
efektivitas dan efisiensi operasi; (2) keandalan pelaporan keuangan; dan (3) kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan. Komponennya terdiri dari lima unsur yaitu: (1) control
environment;  (2) risk assessment; (3) control activities; (4) information and communication;
dan (5) monitoring.
Studi COSO terkait kecurangan pasca laporan tahun 1987 masih terus berlanjut. COSO merilis
hasil penelitian pada tahun 1999 berjudul Fraudulent Financial Reporting: 1987-1997 - An
Analysis of U.S. Public Companies. Studi tersebut diikuti dengan studi lanjutan yang hasilnya
dirilis pada tahun 2010 dengan judul Fraudulent Financial Reporting: 1998-2007 —  An
Analysis of U.S. Public Companies. Terjadinya kegagalan dan skandal bisnis besar seperti Enron,
Tyco International, Adelphia, Peregrine Systems dan WorldCom telah menyadarkan perlunya
penguatan tata kelola dan manajemen risiko organisasi. Merespon hal itu, pada tahun 2001
COSO menggandeng kantor akuntan PricewaterhouseCoopers (PwC) untuk mengembangkan
kerangka kerja yang dapat dipakai untuk menilai dan memperbaiki manajemen risiko organisasi.
Hasilnya, pada tahun 2004 COSO mempublikasikan Enterprise Risk Management-Integrated
Framework. Kerangka tersebut pada dasarnya merupakan kerangka pengendalian intern yang
diperluas dengan perhatian yang lebih kuat pada aspek manajemen risiko. Tujuan organisasi
yang hendak dicapai melalui kerangka kerja manajemen risiko meliputi empat hal yaitu: (1)
tujuan strategis yang sejalan dengan misi organisasi; (2) efektivitas dan efisiensi operasi; (3)
keandalan pelaporan; dan (4) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan. Komponen kerangka
kerja manajemen risiko lebih banyak dibanding pengendalian intern, yaitu dari delapan unsur:
(1) internal environment; (2)  objective setting; (3) event identification; (4) risk
assessment; (5) risk response; (6) control activities; (7) information and communication; dan
(8) monitoring. Meskipun kerangka kerja tersebut merupakan perluasan dari kerangka kerja
pengendalian intern namun COSO menyatakan bahwa kerangka itu tidak dimaksudkan untuk
menggantikan kerangka kerja pengendalian intern.  Untuk mendukung penerapan manajemen
risiko, COSO juga mengeluarkan beberapa pedoman di antaranya: Developing Key Risk
Indicators to Strengthen Enterprise Risk Management (2011); Embracing Enterprise Risk
Management: Practical Approaches for Getting Started (2011); Enterprise Risk Management-
Understanding and Communicating Risk Appetite (2012); Enterprise Risk Management for
Cloud Computing (2012); ERM Risk Assessment in Practice (2012); Demystifying Sustainability
Risk (2013).
Di sisi lain, proyek penelitian COSO terkait pengendalian intern masih terus berjalan. Pada tahun
2006 COSO menerbitkan Internal Control over Financial Reporting – Guidance for Smaller
Public Companies. Pedoman ini dikeluarkan sebagai acuan terutama bagi perusahaan publik
yang berukuran kecil untuk memenuhi ketentuan Sarbanes Oxley Act Section 404 yang
mengatur perusahaan publik untuk menilai dan melaporkan efektivitas pengendalian intern
dalam pelaporan keuangan setiap tahun. Rupanya ketentuan tersebut mengakibatkan timbulnya
biaya yang memberatkan bagi perusahaan kecil. Oleh karena itu COSO membuat pedoman agar
masalah tersebut dapat diatasi. Pedoman terdiri dari empat paket yaitu (1) Executive Summary;
(2) Guidance; (3) Evaluation Tools; dan (4) Working Tools. 
Pada tahun 2009 COSO menerbitkan pedoman baru berjudul Guidance on Monitoring Internal
Control Systems. COSO menyadari bahwa organisasi dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitasnya dengan mengoptimalkan salah satu komponen pengendalian intern yaitu
pemantauan. Namun kenyataannya banyak organisasi belum mengoptimalkannya. Atas
pertimbangan tersebut COSO mempublikasikan pedoman yang terdiri dari tiga paket yaitu:
(1) Guidance; (2) Application; dan (3) Sample. Dalam Guidance disebutkan bahwa pemantuan
pengendalian intern yang efektif akan menghasilkan perbaikan organisasi dengan cara: (1)
meminimalkan kegagalan pengendalian intern dan kesalahan/kerusakan yang memerlukan
koreksi, dan (2) meningkatkan kualitas dan keandalan informasi yang dipakai dalam
pengambilan keputusan.
Pada akhir tahun 2010, COSO mengumumkan sebuah proyek untuk memperbarui Internal
Control-Integrated Framework yang diterbitkan tahun 1992. Sama dengan proyek manajemen
risiko, proyek ini juga dilaksanakan oleh PwC. Proyek ini membuahkan hasil nyata dengan
terbitnya kerangka kerja pengendalian intern yang baru pada tahun 2013 dengan judul yang sama
dengan kerangka kerja tahun 1992 yaitu Internal Control - Integrated Framework. Pada
kerangka kerja yang baru ini tidak terjadi perubahan definisi dan komponen sistem pengendalian
intern dari kerangka kerja yang lama. Hal yang baru dari kerangka kerja pengendalian intern
2013 di antaranya: 
 Membuat kodifikasi prinsip yang merepresentasikan konsep fundamental terkait dengan
lima komponen pengendalian intern. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman
manajemen atas pelaksanaan pengendalian intern secara efektif. Komponen dan prinsip
yang telah ditetapkan akan menciptakan suatu kriteria dan titik fokus yang akan membantu
manajemen dalam menilai apakah komponen pengendalian intern ada, berfungsi dan
beroperasi secara bersamaan dalam organisasi.
 Memperjelas peran penetapan tujuan dalam pengendalian intern. Pada kerangka yang
lama disebut bahwa penetapan tujuan merupakan proses manajemen yang dilakukan di pra-
kondisi pengendalian intern. Konsep tersebut dipertegas pada kerangka yang baru dengan
menunjukkan bahwa penetapan tujuan bukan merupakan bagian dari pengendalian intern.
 Mencerminkan relevansi peningkatan teknologi dalam mempengaruhi penerapan
komponen pengendalian intern. Hal ini penting karena jumlah organisasi yang
menggunakan atau bergantung pada teknologi telah berkembang secara pesat.
 Memperkuat konsep governance terutama yang terkait dengan dewan direksi, anggota
dewan, termasuk komite audit, kompensasi, nominasi, dan governance. Dewan direksi
memiliki peran yang penting dalam pengawasan untuk menciptakan pengendalian yang
efektif. 
 Memuat lebih banyak pembahasan mengenai kecurangan.
 Memperluas kategori tujuan pelaporan keuangan dengan mempertimbangkan pelaporan
eksternal di luar pelaporan keuangan serta pelaporan internal baik keuangan maupun non-
keuangan.
 Meningkatkan fokus pada tujuan selain pelaporan keuangan. Perluasan fokus tersebut
memberikan panduan yang lebih jelas terkait tujuan operasi, kepatuhan dan tujuan non-
pelaporan keuangan. Dengan itu diharapkan akan lebih banyak pengguna yang menerapkan
kerangka yang baru untuk keperluan selain pelaporan keuangan.
Setelah berhasil menyelesaikan revisi kerangka kerja pengendalian intern, pada Oktober
2014 COSO mengumumkan proyek baru untuk memperbaiki kerangka kerja manajemen risiko.
Tujuan proyek tersebut adalah untuk menyesuaikan kerangka kerja dengan kondisi lingkungan
bisnis yang semakin kompleks saat ini. Diharapkan pemutakhiran kerangka kerja akan
mencerminkan evolusi pemikiran dan praktik manajemen risiko, dan juga memenuhi perubahan
harapan stakeholders. Proyek tersebut juga diharapkan dapat mengembangkan suatu perangkat
yang dapat membantu manajemen untuk melaporkan informasi risiko serta untuk mereviu dan
menilai penerapan enterprise risk management. Sampai dengan tahun 2016 ini, proyek perbaikan
kerangka kerja manajemen risiko masih dalam proses pengerjaan.
3. Pengertian Pengendalian Internal Menurut COSO

Pengendalian intern didefinisikan sebagai suatu proses di dalam organisasi (entitas) yang
dipengaruhi oleh dewan pengawas (board), manajemen, dan personel lainnya, dirancang untuk
memberikan keyakinan memadai bagi pencapaian tujuan organisasi.

4. Tujuan Pengendalian Internal Menurut COSO

Tujuan yang hendak dicapai organisasi menurut COSO IC 2013 terdiri dari tiga kategori yaitu :

Ø  Tujuan tujuan operasi yang berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi operasi.
Bahwa pengendalian internal dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari
semua operasi perusahaan sehingga dapat mengendalikan biaya yang bertujuan untuk mencapai
tujuan organisasi.
Ø  Tujuan-tujuan pelaporan
Bahwa pengendalian internal dimaksudkan untuk meningkatkan keandalan data serta catatan
catatan akuntansi dalam bentuk laporan keuangan dan laporan manajemen sehingga tidak
menyesatkan pemakai laporan tersebut dan dapat diuji kebenarannya.
Ø  Tujuan-tujuan ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Bahwa pengendalian internal dimaksudkan untuk meningkatkan ketaatan entitas terhadap hukum
hukum dan peraturan yang telah ditetapkan pemerintah, pembuat aturan terkait, maupun
kebijakan kebijakan entitas itu sendiri.
5. Unsur-unsur pengendalian internal menurut COSO
COSO menyatakan mengenai unsur-unsur pengendalian internal sebagai berikut:
Control Environment
Risk Assessment
Control Activities
  Information And Communication
Monitoring Activities
Agar lebih jelas berikut ini akan dijelaskan kelima komponen pengendalian internal
tersebut :
Lingkungan Pengendalian (Control Invironment)
Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi
dan mempengaruhi kesadaran personal organisasi tentang pengendalian. Lingkungan
pengendalian merupakan landasan untuk semua komponen pengendalian internal yang
membentuk disiplin dan struktur.
Berdasarkan rumusan COSO, bahwa lingkungan pengendalian didefinisikan sebagai
seperangkat standar, proses, dan struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan
pengendalian internal di seluruh organisasi.
Selanjutnya, COSO menyatakan, bahwa terdapat lima prinsip yang harus ditegakkan
atau dijalankan dalam organisasi untuk mendukung lingkungan pengendalian agar dapat
terwujud dengan baik, yaitu:
ü Organisasi yang terdiri dari dewan direksi, manajemen, dan personil lainnya menunjukkan
komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika.
ü Dewan direksi menunjukkan indenpendensi dari manajemen dan dalam mengawasi
pengembangan dan kinerja pengendalian internal.
ü Manajemen dengan pengawasan dewan direksi menetapkan struktur, jalur pelaporan,
wewenang-wewenang dan tanggung jawab dalam mengejar tujuan.
ü Organisasi menunjukkan komitmen untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan
individu yang kompetensi sejalan dengan tujuan.
ü Organisasi meyakinkan individu bertanggung jawab atas tugas dan tanggung jawab
pengendalian internal mereka dalam mengejar tujuan.
Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Menurut COSO, penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan interaktif untuk
mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap pencapaian tujuan. Risiko itu sendiri dipahami
sebagai suatu kemungkinan bahwa suatu peristiwa akan terjadi dan mempengaruhi
pencapaian tujuan entitas, dan risiko terhadap pencapaian seluruh tujuan dari entitas ini
dianggap relatif terhadap toleransi risiko yang ditetapkan. Oleh karena itu, penilaian risiko
membentuk dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola oleh organisasi
Prinsip-prinsip yang mendukung penilaian risiko menurut COSO sebagai berikut:
ü Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk memungkinkan
identifikasi dan penilaian risiko yang berkaitan dengan tujuan.
ü Organisasi mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian tujuan di seluruh entitas dan analis
risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
ü Organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan dalam menilai risiko terhadap
pencapaian tujuan.
ü Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang signifikan dapat mempengaruhi
sistem pengendalian internal.

Aktivitas Pengendalian (Control Activities)


Menurut COSO, aktivitas pengendalian adalah tindakan-tindakan yang ditetapkan
melalui kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang membantu memastikan bahwa
arahan manajemen untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian tujuan dilakukan. Aktivitas
pengendalian dilakukan pada semua tingkat entitas, pada berbagai tahap dalam proses bisnis,
dan atas lingkungan teknologi.
Aktivitas pengendalian memiliki berbagai macam tujuan dan diterapkan dalam berbagai
tindakan dan fungsi organisasi. Aktivitas pengendalian meliputi kegiatan yang
berbeda,seperti: otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, analisis, prestasi kerja, menjaga keamanan
harta perusahaan dan pemisahan fungsi.
COSO menegaskan mengenai prinsip prinsip dalam organisasi yang mendukung
aktivitas pengendalian yaitu sebagai berikut:
ü Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang berkontribusi
terhadap mitigasi risiko pencapaian sasaran pada tahap yang dapat diterima.
ü Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian umum atas teknologi
untuk mendukung tercapainya tujuan.
ü Organisasi menyebarkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan kebijakan yang
menetapkan apa yang diharapkan, dan prosedur-prosedur yang menempatkan kebijakan
kebijakan ke dalam tindakan.

Informasi Dan Komunikasi (Information And Communication)


COSO menjelaskan bahwa informasi sangat penting bagi setiap entitas untuk
melaksanakan tanggung jawab pengendalian internal guna mendukung pencapaian tujuan-
tujuannya. Informasi yang diperlukan manajemen adalah informasi yang relevan dan
berkualitas baik yang berasal dari sumber internal maupun eksternal dan informasi yang
digunakan untuk mendukung fungsi komponen-komponen lain pengendalian internal.
Informasi diperoleh ataupun dihasilkan melalui proses komunikasi antar pihak internal
maupun eksternal yang dilakukan secara terus- menerus, berulang, dan berbagi. Kebanyakan
organisasi membangun suatu sistem informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi yang
andal, releva,n dan tepat waktu.
Ada 3 prinsip yang mendukung komponen informasi dan komunikasi dalam
pengendalian internal menurut COSO, yaitu:
ü Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan informasi yang berkualitas
dan yang relevan untuk mendukung fungsi pengendalian internal.
ü Organisasi secara internal mengkomunikasikan informasi, termasuk tujuan dan tanggung
jawab untuk pengendalian internal dalam rangka mendukung fungsi pengendalian internal.
ü Organisasi berkomunikasi dengan pihak internal mengenai hal-hal yang mempengaruhi
fungsi pengendalian internal.

Aktivitas Pemantauan (Monitoring Activities)


Aktivitas pemantauan menurut COSO merupakan kegiatan evaluasi dengan beberapa
bentuk apakah yang sifatnya berkelanjutan, terpisah maupun kombinasi keduanya yang
digunakan untuk memastikan apakah masing-masing dari kelima komponen pengendalian
internal mempengaruhi fungsi fungsi dalam setiap komponen, ada dan berfunsi. Evaluasi
berkesinambungan ,(terus menerus) dibangun ke dalam proses bisnis pada tingkat yang
berbeda dari entitamenyajikanyajikan informasi yang tepat waktu. Evaluasi terpisah
dilakukan secara periodik, akan bervariasi dalam lingkup dan frekuensi tergantung pada
penilaian risiko, efektifitas evaluasi yang sedang berlangsung, bahan pertimbangan
manajemen lainnya. Temuan-temuan dievaluasi terhadap kriteria yang ditetapkan oleh
pembuat kebijakan, lembaga-lembaga pembuat standar yang diakui atau manajemen dan
dewan direksi, dan kekurangan kekurangan yang ditemukan dikomunikasikan kepada
manajemen dan dewan direksi.
Kegiatan pemantauan meliputi proses penilaian kualitas kinerja pengendalian internal
sepanjang waktu, dan memastikan apakah semuanya dijalankan seperti yang diinginkan serta
apakah telah disesuaikan dengan perubahan keadaan. Pemantauan seharusnya dilakukan oleh
personal yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik pada tahap desain maupun
pengoperasian pengendalian pada waktu yang tepat, guna menentukan apakah pengendalian
internal beroperasi sebagaimana yang diharapkan dan untuk menentukan apakah
pengendalian internal tersebut telah disesuaikan dengan perubahan keadaan yang selalu
dinamis.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa pemantauan dilakukan untuk memberikan
keyakinan apakah pengendalian internal telah dilakukan secara memadai atau tidak. Dari
hasil pemantauan tersebut dapat ditemukan kelemahan dan kekurangan pengendalian
sehingga dapat diusulkan pengendalian yang lebih baik.

6. Pelaporan Masalah Pengendalian Internal Oleh COSO

COSO mendiskusikan bagaimana manajemen memperoleh dan mengolah informasi jika terjadi
defisiensi Pengendalian Internal. COSO merekomendasikan kepada personil yang
mengidentifikasi terjadinya defisiensi untuk segera melaporkannya kepada atasan langsungnya,
namun jika informasinya sensitive maka perlu adanya jalur khusus penyampaian informasi.

7. Kelebihan dan Kelemahan Pengendalian Internal Menurut COSO

Kelebihan

 Pengendalian internal dapat membantu suatu entitas mencapai kinerja dan profitabilitas
target dan mencegah hilangnya sumber daya.
 Dapat membantu memastikan pelaporan keuangan yang dapat diandalkan.

 Dapat membantu memastikan bahwa perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-


undangan

 Menghindari kerusakan reputasi dan lainnya.

Kekurangan

Pengendalian intern dapat memastikan keberhasilan entitas yaitu, ia akan memastikan


tercapainya dasar tujuan bisnis atau setidaknya menjamin kelangsungan hidup. Pengendalian
yang efektif hanya dapat membantu entitas mencapai tujuan tersebut. Hal ini memberikan
manajemen informasi tentang kemajuan entitas, atau kurang dari itu terhadap prestasi mereka.
Tapi pengendalian intern tidak dapat mengubah manajer inheren buruk menjadi baik. Dan
pergeseran kebijakan atau program pemerintah, tindakan pesaing atau kondisi ekonomi dapat
melampaui control manajemen. Control internal tidak menjamin keberhasilan atau bahkan
bertahan hidup.
KESIMPULAN

Pengendalian intern didefinisikan sebagai suatu proses di dalam organisasi (entitas) yang
dipengaruhi oleh dewan pengawas (board), manajemen, dan personel lainnya, dirancang untuk
memberikan keyakinan memadai bagi pencapaian tujuan organisasi. Tujuan yang hendak dicapai
organisasi menurut COSO IC 2013 terdiri dari tiga kategori yaitu :

Ø  Tujuan tujuan operasi yang berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi operasi.
Ø  Tujuan-tujuan pelaporan
Ø  Tujuan-tujuan ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

COSO menyatakan mengenai unsur-unsur pengendalian internal sebagai berikut:


Control Environment
Risk Assessment
Control Activities
  Information And Communication
Monitoring Activities
DAFTAR PUSTAKA

Suharso, Pengendlian Intern Ala COSO terbaru,


http://www.klikharso.com/2016/07/pengendalian-intern-coso-terbaru.html

COSO Internal Control Intergrated Framework 2013.

Sara Lord(2013). An Overview of COSO’s 2013 Control Intergrated Framework.


McGladreyLPP.

https://accounting.binus.ac.id/2015/09/25/sistem-pengendalian-menurut-coso/ 19:00 21/03/2018

http://wahyunidewi77.blogspot.co.id/2014/11/pengendalian-internal-coso.html 25/03/2018 01:33

https://www.klikharso.com/2016/04/sejarah-lengkap-coso.html

https://arifashkaf.wordpress.com/2015/12/09/3-4-pengertian-coso/

Anda mungkin juga menyukai