Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KANKER PANKREAS
RUANG HCU

Disusun Oleh
Deden Farizal Nur, S.Kep. 4006200008

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
KANKER PANKREAS

I. PENGERTIAN
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama,
yaitu: menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin.
Insulin berfungsi membuka jalan agar glukosa dapat masuk ke dalam sel untuk
menghasilkan energi, menekan produksi gula di hati dan otot, mencegah pemecahan
lemak sebagai sumber energi. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan
berhubungan erat dengan duodenum (Sylvia, 2006).

Kanker pankreas adalah tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang melapisi
saluran pankreas (Brunner & Suddarth, 2011). Kanker pankreas menduduki peringkat ke-
12 yang paling sering di dunia dan termasuk dalam peringkat keempat di Amerika Serikat
. Kanker ini lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita (1,5 : 1) dan juga lebih
sering pada kulit hitam dibandingkan berkulit putih. Berisiko dua atau tiga kali jika
memiliki saudara yang menderita kanker pankreas (Brunicardi, 2015) .

II. ETIOLOGI
Penyebab sebenarnya kanker pankreas masih belum jelas. Penelitian epidemiologi
menunjukan adanya hubungan kanker pankreas dengan beberapa faktor eksogen dengan
dan faktor endogen pasien. Etiologi kanker pankreas merupakan interaksi kompleks
antara faktor endogen pasien dengan faktor eksogen.
1. Faktor Endogen
a. Usia
Risiko berkembangnya kanker pankreas meningkat sesuai dengan
penambahan usia. Kanker pankreas cenderung terjadi pada orang-orang dengan
usia 40-60 tahun.
b. Jenis kelamin
Kanker pankreas lebih sering terdiagnosa pada laki-laki dibandingkan
perempuan. Insidensi pada laki-laki di negara berkembang 8,5/100.000 dan
negara belum berkembang 3,3/100.000 dan pada wanita di negara berkembang
5,6/100.000 dan negara belum berkembang 2,4/100.000.
c. Ras/Etnis Lebih sering mengenai ras yang berkulit hitam. Orang Africa-Amerika
memiliki insidensi yang tinggi (17,6/100.000 untuk pria berkulit hitam dan
14,3/100.000 untuk wanita berkulit hitam). Risiko yang tinggi pada orang
Amerika yang berkulit hitam mungkin dikarenakan perbedaan ras dalam
metabolisme asap rokok, tingkat merokok yang tinggi, obesitas, asupan tinggi
kalori, konsumsi alkohol, diabetes dalam waktu yang lama,tingkat pendapatan
yang rendah (Yeo, 2015).
2. Faktor Eksogen
a. Merokok
Merokok mengakibatkan kanker pankreas sekitar 25-35%, berisiko 2-3
kali menderita kanker pankreas. Meta analisis 83 penelitian epidemiologi
mengenai merokok dan kanker pankreas seluruhnya dengan Resiko Relatif (RR)
adalah 1,74
b. Obesitas dan Diet
Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak berisko terhadap terjadinya
kanker pankreas. Dari 38 penelitian mengenai berat badan dan risiko kanker oleh
World Cancer Research Fund menyimpulkan bahwa obesitas dan abdominal
yang gemuk merupakan faktor risiko kanker pankreas. Tumorigenesis
ditingkatkan oleh jaringan adipose yang berlebih melalui metabolism glukosa
abnormal, hiperinsulinemia, dan perubahan inflamasi. Obesitas juga berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup setelah didiagnosis kanker pankreas. Faktor diet
juga berkontribusi terhadap kanker pankreas, yaitu makanan tinggi lemak dan
kalori , mentega, daging merah, dan konsumsi buah dan sayur sebagai protektif.
c. Konsumsi Alkohol
Konsumsi alkohol berkontribusi terhadap terjadinya pankreatitis akut dan
berkembang menjadi pankreatitis kronik. Mengonsumsi alkohol menyebabkan
kerusakan parenkim pankreas melalui beberapa mekanisme:
(1) Peningkatan acetaldehyde merupakan oksidatif dari metabolism alkohol.
(2) Regulasi imunosupresif dan inflammatory.
(3) Berkurangnya kadar folat pada konsumen alkohol berat.
(4) Merangsang biotransformasi enzim Cytochrome P450 (Yeo, 2015).
III.KLASIFIKASI
Klasifikasi Ca Pankreas terdiri dari :
TX : Tumor primer tidak ditemukan
T1 : Tidak ada bukti tumor primer
Tis : Karsinoma in situ
T1 : Diameter terbesar tumor < 2 cm, terbatas dalam pancreas.
T2 : Diameter terbesar tumor > 2 cm, terbatas dalam pancreas.
T3 : Tumor langsung menginvasi duodenum, duktus biliaris, gaster, limpa, kolon,
dan jaringan sekitar lainnya, tapi belum mengenai trunkus seliak atau vena
mesenterium superior.
T4 : Tumor mengenai trunkus seliak atau vena mesentrium superior.

Kelenjar limfe regional (N)


NX : Kelenjar limfe regional tidak dapat ditemukan.
N0 : Tidak ada metastasis kelenjar limfe regional.
N1 : Terdapat metastasis ke kelenjar limfe regional
Pn1a : Terdapat metastasis satu kelenjar limfe regional
Pn1b : Terdapat metastasis multiple kelenjar limfe regional.

Metastasis jauh (M)


MX : Metastasis jauh tidak dapat ditemukan.
M0 : Tidak ada metastasis jauh.
M1 : Terdapat metastasis jauh.

Klasifikasi stadium
Stadium 0 : Tis, N0, M0
Stadium IA : T1,N0, M0
Stadium I : T2, N0, M0
Stadium IIA : T3, N0, M0
Stadium IIB : T1-3, N1, M0
Stadium III : T4, N apapun, M0
Stadium IV : T apapun, N apapun, M1 (Desen, 2013)
IV. MANIFESTASI KLINIS
1. Berat badan menurun drastis akibat kehilangan nafsu makan.
2. Anoreksia dan kembung.
3. Diare dengan kandungan lemak dalam feses (steatorrhea).
4. Diabetes (pada penderita ini disertai berat badan yang menurun drastis, mual, serta
kulit, mata, atau selaput lendir menguning).
5. Warna urin lebih gelap, biasanya berwarna kehitaman menyerupai warna tanah.
6. Mengalami kelelahan berkepanjangan
7. Terjadi pembekuan darah
8. Gangguan sistem pencernaan yang mengarah pada menurunnya metabolisme tubuh.
9. Depresi berkepanjangan.
10. Gangguan pada organ hati atau liver.

V. PATOFISIOLOGI
Pada umumnya tumor meluas ke Retroperitoneal ke belakang pankreas, melapisi
dan melekat pada pembuluh darah. Secara mikroskopik terdapat infiltrasi di jaringan
lemak peripankreas, saluran limfe, dan perineural. Pada stadium lanjut, kanker kaput
pancreas sering bermetastasis ke duodenum, lambung, peritoneum, hati dan kandung
empedu.
Kanker pancreas pada bagian badan dan ekor pancreas dapat metastasis ke hati,
peritoneum, limpa, lambung dan kelenjar adrenal kiri. Karsinoma di kaput pancreas
sering menimbulkan sumbatan pada saluran empedu sehingga terjadi kolestasis ekstra-
hepatal. Disamping itu akan mendesak dan menginfiltrasi duodenum, sehingga dapat
menimbulkan peradangan di duodenum. Karsinoma yang letaknya di korpus dan kaudal,
lebih sering mengalami metastasis ke hati dan ke limpa.
Konsumsi alcohol, infeksi bakteri/virus akan serta faktor-faktor yang beresiko
mengakibatkan edema pada pancreas (terutama daerah ampula vater). Edema pada
ampulla akan berakibat aliran balik getah empedu dari duktus koledokus ke dalam duktus
pankreatikus. Dengan demikian didalam pancreas akan terjadi peningkatan kadar enzim
yang mengakibatkan peradangan pada pancreas. Proses peradangan ini kalau ditumpangi
mikroorganisme maka akan berakibat terbawanya toksik kedalam darah yang
merangsang hipotalamus untuk meningkatkan ambang suhu tubuh (muncul panas).
Adanya refluks enzim akan meningkatkan volume enzim dan distensi pada
pancreas yang merangsang reseptor nyeri yang dapat dijalarkan ke daerah abdomen dan
punggung. Kondisi ini memunculkan adanya keluhan nyeri hebat pada abdomen yang
menjalar sampai punggung.
Distensi pada pancreas yang melampaui beban akan berdampak pada penekanan
dinding duktus dan pancreas serta pembuluh darah pancreas. Pembuluh darah dapat
mengalami cidera bahkan sampai rusak sehingga darah dapat keluar dan menumpuk pada
pancreas atau jaringan sekitar yang berakibat pada ekimosis pinggang dan umbilicus.
Kerusakan yang terjadi pada pancreas secara sistemik dapat meningkatkan respon
asam lambung sehingga salah satu pertahanan untuk mengurangi tingkat kerusakan. Akan
tetapi kelebihan ini justru akan merangsang respon gaster untuk meningkatkan ritmik
kontraksinya yang dapat meningkatkan rasa mual dan muntah.
Mual akan berdampak pada penurunan intake cairan sedangkan muntah akan
berdampak peningkatkan pengeluaran cairan tubuh. Dua kondisi ini menurunkan volume
dan komposisi cairan tubuh yang secara otomatis akan menurunkan volume darah.
Penurunan volume darah inilah yang secara klinis akan berakibat hipotensi pada
penderita.
Penurunan volume darah berkontribusi pada penurunan pengikatan oksigen dan
penyediaan nutrisi bagi sel sehingga terjadi penurunan perfusi sel termasuk otak. Kondisi
seperti inilah yang dapat menimbulkan agitasi pada penderita. Ditambah lagi mual akan
menurunkan komposisi kalsium darah yang berdampak pada penurunan eksitasi system
persarafan. (Sujono Riyadi, 2013).

VI. GAMBAR

Faktor endogen dan eksogen

Konsumsi alcohol, infeksi virus Kanker pankreas

Edema pankreas Sumbatan aliran empedu Kadar empedu berlebih

Aliran balik getah empedu ikterik

Refluks enzim Gatal-gatal

Masuk organisme
pembawa toksik Peningkatan kadar enzim Gangguan
integritas kulit

Peradangan pankreas Kerusakan pancreas distensi pankreas


secara sistemik

Merangsang hipotalamus Merangsang


Respon asam lambung reseptor nyeri
meningkat
Peningkatan suhu tubuh
Menjalar ke abdomen
Ritmik kontraksi dan punggung
hipertermi gaster meningkat

Nyeri akut
Kehilangan Mual muntah Deficit
hipovolemia cairan aktif nutrisi
VII. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi adalah :
1. Masalah Metabolisme Glukosa
Tumor dapat mempengaruhi kemampuan pankreas untuk memproduksi insulin
sehingga dapat mendorong permasalahan di metabolisme glukosa, termasuk diabetes.
2. Ikterus atau Jaundice
Terkadang diikuti dengan rasa gatal yang hebat. Menguningnya kulit dan bagian
putih mata dapat terjadi jika tumor pankreas menyumbat saluran empedu, yaitu
semacam pipa tipis yang membawa empedu dari liver ke usus dua belas jari. Warna
kuning berasal dari kelebihan bilirubin. Asam empedu dapat menyebabkan rasa gatal
jika kelebihan bilirubin tersebut mengendap di kulit.
3. Nyeri
Tumor pankreas yang besar akan menekan lingkungan sekitar saraf, menimbulkan
rasa sakit di punggung atau perut yang terkadang bisa menjadi hebat.
4. Metastasis.
Metastasis adalah komplikasi paling serius dari kanker atau tumor ganas pankreas.
Pankreas dikelilingi oleh sejumlah organ vital, termasuk juga perut, limpa kecil,
liver, paru-paru dan usus. Karena kanker pankreas jarang terdeteksi pada stadium
awal, kanker ini seringkali menyebar ke organ-organ tersebut atau ke dekat ujung
limpa.

VIII. PENATALAKSANAAN
Meskipun tumor pankreas mungkin resisten terhadap terapi radiasi standar, pasien
dapat diterapi dengan radioterapi dan kemoterapi (Fluorourasil, 5-FU). jika pasien
menjalani pembedahan, terapi radiasi introperatif (IORT = Intraoperatif Radiation
Theraphy) dapat dilakukan untuk memberikan radiasi dosis tinggi pada jaringan tumor
dengan cedera yang minimal pada jaringan lain serta dapat mengurangi nyeri pada terapi
radiasi tersebut.

IX. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG


1. USG
USG abdomen merupakan pilihan metode survei dan diagnosis kanker pancreas
yang ditandai dengan sederhana, non-invasif, non-radioaktif, dapat multi-sumbu
pengamatan permukaan, dan lebih jelas melihat struktur pancreas dengan internal
saluran empedu atau tanpa obstruksi dan lokasi obstruksi.
2. CT
CT saat ini menjadi metode alat pemeriksa yang terbaik untuk pankreas dengan
pemeriksaan noninvasif, terutama digunakan untuk diagnosis kanker pankreas dan
pementasan. Dapat melihat ukuran dan lokasi lesi secara luas, tetapi diagnosis
kualitatif tidak akurat, tidak kondusif untuk menampilkan hubungan antara tumor
dan struktur sekitarnya. CT dapat dengan akurat menentukan apakah sudah ada
metastasis pada hati dan kelenjar getah bening.
3. Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan resonansi magnetik
Kolangiopankreatografi (MRCP)
Bukan sebagai metode pilihan untuk diagnosis kanker pankreas, tetapi ketika
pasien alergi dengan kontras ketingkatkan CT maka dapat dilakukan pemeriksaan
scan MRI,tetapi tidak untuk mendeteksi tingkatan stadiumnya. Selain itu, beberapa
lesi sulit untuk dikarakterisasi, berdasarkan pemeriksaan CT dapat digantikan dengan
melakukan MRI, untuk melengkapi kekurangan dari gambar CT. MRCP dilakukan
untuk menentukan perbandingan tanpa obstruksi bilier dan tempat obstruksi,
penyebab obstruktif memiliki keuntungan jelas, dan Endoscopic Retrograde
Cholangiopancreatography (ERCP), empedu transhepatik saluran pencitraan alat
invasif, dan lebih aman.
4. Laboratorium
Pada pasien kanker pankreas terdapat kenaikan serum lipase, amylase, dan
glukosa. Anemia dan hipoalbuminemia yang timbul sering disebabkan karena
penyakit kankernya dan nutrisi yang kurang. Pasien dengan ikterus obstruktif
terdapat kenaikan bilirubin serum terutama bilirubin terkonjugasi (direk), alkali
fosfatase, waktu protrombin memanjang, bilirubinuria positif. Kelainan laboratorium
lain adalah berhubungan dengan komplikasi kanker pankreas, antara lain : kelainan
transaminase akibat metastasis hati yang luas, tinja berwarna hitam akibat perdarahan
saluran cerna atas, steatorea akibat malabsorbsi lemak, dan sebagainya (McIntyre dan
Winter, 2015).

X. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Data Fokus Pengkajian
1. Data Subjektif
a) Nyeri midepigastrium bervariasi keparahannya, dapat menyebar kepunggung
bagian bawah dan berkurang dengan duduk condong ke depan
b) Kehilangan selera makan
c) Mual
d) Keletihan
e) Kulit gatal
2. Data Objektif
a) Tanda obstruktsi biliaris
b) Ikhterus
c) Penurunan berat badan yang cepat
3. Faktor resiko
a) Merokok
b) Diet tinggi protein dan lemak
c) Zat pengawet makanan, nitrat
d) Riwayat keluarga dengan kanker pancreas
e) Penyalahgunaan alcohol
B. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi: abdomen terlihat buncit namun badannya kurus
2. Palpasi: teraba masa pada abdomen
3. Auskultasi: bising usus meningkat
4. Perkusi: tympani

C. Diagnosa Keperawatan
1. D.0077 Nyeri akut
2. D.0023 Hipovolemia
3. D.0130 Hipertermi
4. D.0019 Deficit nutrisi
5. D.0129 Gangguan integritas kulit

D. Intervensi Keperawatan
DX.
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
D.0077 Nyeri akut Setelah dilakukan I.08238 Manajemen Mengidentifikasi dan
intervensi keperawatan Nyeri mengelola
selama 2x24 jam pengalaman sensorik
diharapkan Tingkat Tindakan Observasi atau emosional
Nyeri menurun dengan  Identifikasi tentang nyeri
kriteria hasil skala nyeri
 Identifikasi
L.08066 lokasi,
1. keluhan nyeri karakteristik,
menurun dengan nilai frequensi,
5 kualitas, dan
intensitas nyeri
Tindakan Terapeutik
 Ajarkan terapi
relaksasi nafas
dalam
Tindakan edukasi
 Jelaskan
penyebab nyeri
Tindakan Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian
analgetik
D.0023 Setelah dilakukan I.03116 Manajemen Mengidentifikasi dan
Hipovolemia intervensi keperawatan Hipovolemia mengelola
selama 2x24 jam penurunan volume
diharapkan cairan tubuh Tindakan Observasi cairan
meningkat dengan  Periksa tanda
kriteria hasil dan gejala
1. CRT <2 detik hypovolemia
2. Turgor kulit baik Tindakan terapeutik
 Hitung
kebutuhan
cairan
 Berikan asupan
cairan oral
Tindakan edukasi
 Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan
oral
Tindakan kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian
cairan IV
Isotonis (NaCl,
RL)
D.0130 Hipertermi Setelah dilakukan I.15506 Manajemen Mengidentifikasi dan
intervensi keperawatan Hipertermi mengelola
selama 2x24 jam peningkatan suhu
diharapkan suhu tubuh Tindakan Observasi tubuh
berkurang dengan  Identifikasi
kriteria hasil penyebab
1. Suhu kisaran normal  Monitor suhu
 Monitor kadar
elektrolit
Tindakan Terapeutik
 Longgarkan atau
lepaskan pakaian
Tindakan kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian obat
D.0019 Deficit Setelah dilakukan I.03119 Manajemen Mengidentifikasi dan
nutrisi intervensi keperawatan Nutrisi mengelola
selama 2x24 jam kebutuhan nutrisi
diharapkan kebutuhan Tindakan Observasi tubuh
nutrisi terpenuhi dengan  Identifikasi status
kriteria hasil nutrisi
1. kalori dan terpenuhi  Identifikasi
2. mual muntah kebutuhan kalori
berkurang dan nutrient
 Monitor asupan
makanan
 Monitor berat
badan
Tindakan terapeutik
 Berikan makanan
tinggi kalori dan
protein
Tindakan kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian obat
mengurasi mual
muntah
 Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk pemenuhan
kalori dan jenis
nutrien
D.0129 Gangguan Setelah dilakukan I.11353 Perawatan Mengidentifikasi dan
integritas kulit intervensi keperawatan Integritas Kulit merawat kulit untuk
selama 2x24 jam menjaga keutuhan,
diharapkan kondisi kulit Tindakan Observasi kelembaban, dan
baik dengan kriteria  Indentifikasi mencegah
hasil penyebab perkembangan
1. tidak kering gangguan mikroorganisme
2. tidak ada gatal integritas kulit
 Tindakan
terapeutik
 Hindari
pemakaian
berbahan dasar
alcohol pada
kulit
 Tindakan edukasi
 Anjurkan untuk
mandi dan
menggunakan
sabun
secukupnya

Anda mungkin juga menyukai