Anda di halaman 1dari 25

materi78.co.

nr MAT 2

Logika Matematika
A. KALIMAT TERBUKA DAN PERNYATAAN (∀.x∈P)(∃.y∈Q)(p(x,y)) : Untuk setiap x pada P, ber-
hubungan dengan beberapa y pada Q,
Kalimat terbuka adalah kalimat yang tidak
sedemikian hingga x adalah kakak dari y.
mempunyai nilai kebenaran yang pasti.
Berarti, setiap anggota P adalah salah satu kakak
Contoh: Biarkan dia pergi!
dari anggota Q (Dita/Rina).
Kapan kau menemuinya?
Negasi (ingkaran) adalah lawan atau kebalikan
x + 1 > 0, x ∈ R
dari suatu pernyataan.
2+x=5
Negasi dilambangkan dengan ~p, dan dibaca
Pernyataan (proposisi) adalah kalimat tertutup
bukan atau tidak.
yang mempunyai nilai kebenaran benar/salah,
tidak keduanya pada saat yang bersamaan. Contoh:

Pernyataan dilambangkan dengan huruf kecil (p, p : Ibukota negara Indonesia adalah Jakarta.
q, r, dst.) dan nilai kebenaran dilambangkan [τ(p) = B]
dengan τ(x), dengan B = benar, S = salah. ~p : Ibukota negara Indonesia bukan Jakarta.
Contoh: p : Hasil kali 5 dengan 6 adalah 30. [τ(~p) = S]
[τ(p) = B] q : 3 > 5 [τ(q) = S]
q : Seluruh bilangan prima adalah ~q : 3 ≤ 5 [τ(~q) = B]
ganjil. [τ(q) = S] r : x² = 25 [τ(r) = B]
r : 20 + 3 > 1 [τ(r) = B] ~r : x² ≠ 25 [τ(~r) = S]
s : x2 – x + 2 < 0. [τ(s) = S] Tabel kebenaran:
B. KUANTOR DAN NEGASI p ~p q ~q r ~r
Kuantor adalah simbol yang melambangkan B S S B B S
kalimat terbuka dalam semesta pembicaraan
C. PERNYATAAN MAJEMUK
pernyataan.
Pernyataan majemuk adalah dua buah
Kuantor terbagi menjadi dua:
pernyataan atau lebih yang dihubungkan dengan
1) Kuantor universal (∀)
operasi logika matematika.
Menyatakan adanya ‘seluruh’ atau ‘setiap’
Operasi logika matematika antara lain:
hal yang terdapat dalam pernyataan.
konjungsi (Λ), disjungsi (V), implikasi (→), dan
∀x.p : semua x bersifat/berlaku bagi p. biimplikasi (↔).
a. Bernilai benar jika tidak ditemukan
Nilai kebenaran pernyataan majemuk biasanya
nilai x yang membuat p salah.
dituliskan dalam tabel kebenaran.
b. Bernilai salah jika ditemukan x
D. KONJUNGSI & DISJUNGSI
yang membuat p salah.
Konjungsi menyatakan hubungan ‘p
2) Kuantor eksistensial (∃)
dan/meskipun/tetapi/walaupun q’, dan
Menyatakan hanya adanya ‘beberapa’ atau
dilambangkan dengan Λ.
‘sebagian’ hal yang terdapat dalam
pernyataan. Nilai konjungsi bernilai benar jika kedua
pernyataan benar (B Λ B).
∃x.p : ada/beberapa x bersifat/berlaku bagi p.
Tabel kebenaran:
a. Bernilai benar jika ditemukan nilai
x yang membuat p benar. p q pΛq

b. Bernilai salah jika tidak ditemukan B B B


x yang membuat p benar. B S S
Contoh: S B S
P = {Adi, Ida, Rani} S S S
Q = {Dita, Rina} Contoh:
p(x,y) = “x adalah kakak y” p : Hari ini hujan. [τ(p) = B]
q : Hari ini berangin. [τ(q) = B]
p Λ q : Hari ini hujan dan berangin. [τ(p Λ q) = B]

LOGIKA MATEMATIKA 1
materi78.co.nr MAT 2
Disjungsi menyatakan hubungan ‘p atau q’, dan p q rangkaian pVq
dilambangkan dengan V. 1 1 tertutup 1
Nilai disjungsi bernilai salah jika kedua 1 0 tertutup 1
pernyataan salah (S V S). 0 1 tertutup 1
Tabel kebenaran: 0 0 terbuka 0
p q pVq Analogi rangkaian listrik dari pernyataan logika
B B B matematika:
B S B Contoh pernyataan:
S B B [p V (q Λ r )] Λ [s V t]
S S S
Contoh: p s
p : 5 + 10 = 20. [τ(p) = S]
q : 20 bukan bilangan genap. [τ(q) = S]
q r t
p V q : 5 + 10 = 20 atau 20 bukan bilangan
genap. [τ(p V q) = S]
Disjungsi terdiri dari dua: E. IMPLIKASI
1) Disjungsi inklusif, yaitu disjungsi yang biasa Implikasi menyatakan hubungan ‘jika p maka q’
digunakan, dimana kemungkinan benar ada atau ‘q jika p’, dan dilambangkan dengan →.
tiga, yaitu hanya p yang benar, hanya q yang Pernyataan jika (p) dari implikasi disebut
benar, atau benar kedua-duanya.
hipotesis/premis, sedangkan pernyataan maka
p q pVq (q) dari implikasi disebut konsekuen/kesimpulan.
B B B Nilai implikasi bernilai salah jika hipotesis
B S B benar namun konsekuennya salah (B → S).
S B B Tabel kebenaran:
S S S
p q p→q
2) Disjungsi eksklusif, yaitu disjungsi yang B B B
bernilai benar jika hanya ada salah satu B S S
pernyataan yang benar, dilambangkan S B B
dengan ⊕ atau ⊻. S S B
p q p⊻q Contoh:
B B S p : Hari ini mendung. [τ(p) = B]
B S B q : Hari ini tidak akan hujan. [τ(q) = S]
S B B p → q : Jika hari ini mendung maka hari
S S S ini tidak akan hujan. [τ(p Λ q) = S]
Macam-macam implikasi:
Konjungsi dan disjungsi dapat dianalogikan ke 1) Konvers, merupakan kebalikan dari implikasi
dalam rangkaian listrik. biasanya.
Rangkaian listrik seri bersifat konjungsi, karena p→q menjadi q→p
jika seluruh elemen terhubung (B Λ B), maka 2) Invers, merupakan implikasi yang kedua
barulah arus listrik akan mengalir (B). pernyataannya dinegasikan.
Rangkaian listrik paralel bersifat disjungsi, p→q menjadi ~p → ~q
karena apabila seluruh elemen tidak terhubung (S 3) Kontraposisi, merupakan kebalikan dari
V S), maka arus listrik akan terputus (S). implikasi biasa yang kedua pernyatannya
p q rangkaian pΛq dinegasikan.
1 1 tertutup 1 p→q menjadi ~q → ~p
1 0 terbuka 0 p q ~p ~q p → q q → p ~p →~q ~q →~p
0 1 terbuka 0 B B S S B B B B
0 0 terbuka 0 B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B

LOGIKA MATEMATIKA 2
materi78.co.nr MAT 2
F. BIIMPLIKASI DE MORGAN
Bimplikasi menyatakan hubungan ‘p jika dan ~(p Λ q) ≡ ~p V ~q
hanya jika q’ atau ‘jika p maka q dan jika q maka ~(p → q) ≡ p Λ ~q
p’, dan dilambangkan dengan ↔.
~(p V q) ≡ ~p Λ ~q
Biimplikasi bernilai benar jika kedua
~(p ↔ q) ≡ ~p ↔ q ≡ p ↔ ~q
pernyataan bernilai sama (X ↔ X).
~(∃.p) ≡ ∀.(~p)
Tabel kebenaran:
~(∀.p) ≡ ∃.(~p)
p q p↔q
B B B IMPLIKASI
B S S p → q ≡ ~p V q
S B S p → q ≡ ~q → ~p
S S B
q → p ≡ ~p → ~q
Contoh:
p : Hari ini tidak hujan. [τ(p) = S] p ↔ q ≡ (p → q) Λ (q → p)
q : Hari ini tidak mendung. [τ(q) = S] Contoh:
p ↔ q : Hari ini tidak hujan jika dan hanya Buktikan bahwa ~(p ↔ q) ekuivalen dengan p ↔
jika hari ini tidak mendung. [τ(p Λ q) = B] q dengan tabel kebenaran dan aljabar logika
G. EKUIVALENSI DAN ALJABAR LOGIKA matematika!
MATEMATIKA Dengan tabel kebenaran
Ekuivalensi dua pernyataan majemuk dapat ~ p ↔ q p ↔ q
dicari menggunakan tabel kebenaran dan aljabar S B B B B B B
logika matematika, dan dilambangkan dengan ≡. B B S S B S S
Jenis-jenis tabel kebenaran dari hasil akhir nilai B S S B S S B
kebenarannya:
S S B S S B S
1) Tautologi, hasil akhirnya benar semua.
(2) (1) (3)
2) Kontradiksi, hasil akhirnya salah semua.
Dengan aljabar logika matematika
3) Kontingensi, hasil akhirnya ada yang benar
= ~(p ↔ q) De Morgan
dan ada yang salah.
= ~[(p → q) Λ (q → p)] sifat implikasi
Aljabar/sifat dalam operasi logika matematika:
= ~[(~p V q) Λ (~q V p)] De Morgan
IDEMPOTEN INVOLUSI
= ~(~p V q) V ~(~q V p) De Morgan
pΛp≡p ~(~p) ≡ p
= (p Λ ~q) V (q Λ ~p) distributif
pVp≡p
IDENTITAS = [(p Λ ~q) V q] Λ [(p Λ ~q) V ~p] distributif
p Λ (B) ≡ p = [(p V q) Λ (~q V q)] Λ [(p V ~p) Λ (~q V ~p)]
KOMPLEMEN
p V (B) ≡ (B) P (B) (B) P
p Λ ~p ≡ (S)
p Λ (S) ≡ (S) komplemen lalu identitas
p V ~p ≡ (B)
p V (S) ≡ p = (p V q) Λ (~q V ~p) sifat implikasi
= (~p → q) Λ (q → ~p) pengertian biimplikasi
ABSORPSI KOMUTATIF
= ~p ↔ q ekuivalen
p Λ (p V q) ≡ p pΛq≡qΛp
p V (p Λ q) ≡ p pVq≡qVp

ASOSIATIF
p Λ (q Λ r) ≡ (p Λ q) Λ r
p V (q V r) ≡ (p V q) V r

DISTRIBUTIF
p Λ (q V r) ≡ (p Λ q) V (p Λ r)
p V (q Λ r) ≡ (p V q) Λ (p V r)

LOGIKA MATEMATIKA 3
materi78.co.nr MAT 2
H. PENARIKAN KESIMPULAN Contoh:
Kesimpulan dikatakan sah apabila: Jika A berteman dengan B, maka A tidak berteman
Premis 1 :a dengan C. C berteman dengan D atau C tidak
berteman dengan A. Jika A berteman dengan D, maka
Premis 2 :b
C tidak berteman dengan D. Diketahui A berteman
∴c
dengan D.
logis bila (a Λ b) → c nilai akhirnya tautologi.
Jawab:
Tiga rumus logis premis-premis:
Analogi:
1) Modus Ponen
p = “A berteman dengan B”
Premis 1 :p→q
q = “A berteman dengan C”
Premis 2 :p
r = “C berteman dengan D”
∴q
s = “A berteman dengan D”
Jika p terjadi maka q terjadi, dan p terjadi
Pernyataan:
lagi, maka dipastikan q terjadi.
1) p → ~q
2) r V q ≡ ~r → q
2) Modus Tollen
3) s → ~r
Premis 1 :p→q
4) s
Premis 2 : ~q
Kesimpulan:
∴ ~p
s → ~r ~r → q p → ~q
Jika p terjadi maka q terjadi, namun q
s ~r q
sebenarnya tidak terjadi, maka dipastikan p
tidak terjadi. ∴ ~r (Ponen) ∴ q (Ponen) ∴ ~p (Tollen)
3) Silogisme Jadi, kesimpulannya adalah, A tidak berteman dengan
B.
Premis 1 :p→q
Premis 2 :q→r
∴p→r
Jika p terjadi maka q terjadi, dan jika q terjadi
maka r terjadi, maka dipastikan jika p terjadi
maka r terjadi juga.

LOGIKA MATEMATIKA 4
materi78.co.nr MAT 2

Program Linear
A. PENDAHULUAN Persamaan 1 dan 2
Program linear adalah suatu program untuk
menyelesaikan permasalahan yang batas- y≥0
batasannya berbentuk sistem pertidaksamaan
linear dua variabel (SPTLDV).
Program linear mempelajari empat hal utama:
1) Menggambar daerah penyelesaian (DP) dari
PTLDV atau SPTLDV.
x≥0
2) Menentukan PTLDV atau SPTLDV dari daerah
penyelesaian.
3) Menentukan nilai optimum (nilai maksimum
Persamaan 3
dan minimum) pada daerah penyelesaian.
2x + 5y = 10
4) Menyelesaikan masalah mengenai optimasi
yang berkaitan dengan program linear. x 0 5
y 2 0
B. MENENTUKAN DAERAH PENYELESAIAN
Daerah penyelesaian merupakan himpunan
penyelesaian (nilai benar) dari PTLDV atau
SPTLDV.
Daerah penyelesaian dapat dibuktikan melalui
pendekatan grafik pada bidang kartesius.
Langkah menentukan DP: 2
1) Tentukan dua buah titik sembarang dari
5
pertidaksamaan.
2) Tarik garis sehingga kedua titik terhubung 2x + 5y ≥ 10
dan membagi bidang kartesius menjadi dua
bagian. Uji nilai untuk koordinat (0, 0)

3) Periksa/uji nilai titik di salah satu bagian 2(0) + 5(0) = 10


yang telah terbagi tadi, dengan memasukkan 0 = 10 pernyataan awal adalah ≥, maka daerah
nilai x dan y titik ke pertidaksamaan. tempat titik yang diuji nilai bernilai salah.
4) Jika daerah yang terdapat titik yang diuji Persamaan 4
nilainya bernilai benar, maka itulah daerah 4x + y = 8
penyelesaian. x 0 2
Jika tidak, maka daerah penyelesaiannya y 8 0
berada di bidang lawannya.
5) Jika pertidaksamaan mempunyai sama
dengan, maka titik-titik pada garis juga
8
merupakan daerah penyelesaian.
Jika pertidaksamaan tidak mempunyai sama
daerah penyelesaian
dengan, maka titik-titik pada garis bukan
daerah penyelesaian.
Contoh:
Tentukan daerah penyelesaian dari SPTLDV
berikut ini: 2
x ≥ 0 …(1)
y ≥ 0 …(2) Uji nilai untuk koordinat (0, 0)

2x + 5y ≥ 10 …(3) 4(0) + (0) = 10

4x + y > 8 … (4) 0 = 10 pernyataan awal adalah >, maka daerah


tempat titik yang diuji nilai bernilai salah.

PROGRAM LINEAR 1
materi78.co.nr MAT 2
C. PERSAMAAN GARIS D. MENENTUKAN SPTLDV DARI DAERAH
Persamaan garis dapat dibentuk dari suatu garis PENYELESAIAN
pada bidang kartesius. Cara menentukan PTLDV dan SPTLDV dari grafik
1) Garis yang melewati satu titik daerah penyelesaian:
1) Jumlah garis pembatas daerah penyelesaian
adalah jumlah SPTLDV.
(a, b) 2) Tentukan semua persamaan garis dengan
y – b = m(x – a)
rumus-rumus pada pembahasan sebelumnya.
3) Uji nilai titik di salah satu bagian yang
dibagi garis untuk menentukan tanda
2) Garis yang memotong sumbu x dan
pertidaksamaan yang tepat.
sumbu y
Contoh:
Tentukan pertidaksamaan-pertidaksamaan yang
(0, b) memenuhi daerah penyelesaian berikut ini!

1
2
(a, 0)

3
2
bx + ay = ab
daerah
3) Garis yang melewati dua titik sembarang penyelesaian
3
(x2, y2) 4 1
y - y1 x - x1
= 4 8 12
y2 - y1 x2 - x1
(x1, y1)
-4
4) Dua garis yang sejajar
Garis 1
-4x + 8y = -4. 8
x – 2y =8
Uji titik koordinat untuk (0, 0) (daerah benar)
(0) – 2(0) = 8
(m, n) 0 = 8, tandanya adalah ≤ dan titik berada di daerah
benar, maka
x – 2y ≤ 8
5) Dua garis yang tegak lurus Garis 2 (tegak lurus dengan garis 1)
Tentukan titik potongnya terlebih dahulu dengan
garis 1 (diketahui x = 12)
x - 2y = 8
12 – 2y = 8
y =2 berpotongan pada (12, 2), maka
2x + y = 2. 12 + 1. 2
(q, r) 2x + y = 26
Uji titik koordinat untuk (0, 0) (daerah benar)
2(0) + (0) = 26
0 = 26, tandanya adalah ≤ dan titik berada di daerah
benar, maka
2x + y ≤ 26

PROGRAM LINEAR 2
materi78.co.nr MAT 2
Garis 3 (berpotongan dengan garis 2)
Tentukan titik potongnya dengan garis 2 (diketahui
y = 12) D
6
2x + y = 26
2x + 12 = 26 5 daerah penyelesaian
C
x = 7 berpotongan pada (7, 12), dan ada
titik pada 0, 0, maka 3
12x + 7y = 0 B
Uji titik koordinat untuk (1, 0) (daerah benar) A
12(1) + 7(0) = 0 3 5 6
12 = 0, tandanya adalah ≥ dan titik berada di daerah (1) (2) (3)
benar, maka Titik yang tidak diketahui koordinatnya adalah titik B
12x + 7y ≥ 0 dan titik C.
Garis 4 Persamaan garis (1): Persamaan garis (2):
3x + 4y = 4. 3 6x + 3y = 3. 6 5x + 5y = 5. 5
3x + 4y = 12 2x + y = 6 x+y=5
Uji titik koordinat untuk (0, 0) (daerah salah) Persamaan garis (3):
3(0) + 4(0) = 12 3x + 6y = 6. 3
0 = 12, tandanya adalah ≤ dan titik berada di daerah x + 2y = 6
salah, maka Titik B (titik potong garis 2 dan 3)
3x + 4y ≥ 12 Eliminasi: x + 2y = 6
E. NILAI OPTIMUM x+ y =5 -
Nilai optimum adalah nilai maksimum dan nilai y =1 x=4 B = (4, 1)
minimum dari fungsi objektif/sasaran [f(x, y)] Titik C (titik potong garis 1 dan 2)
suatu daerah penyelesaian pada program linear. Eliminasi: 2x + y = 6
Letak nilai optimum adalah pada titik-titik x +y=5 -
pojok batas daerah penyelesaian. x =1 y=4 C = (4, 1)
Cara menentukan nilai optimum ada dua, yaitu Uji nilai titik pojok (dari fungsi sasaran):
cara uji titik pojok dan cara garis selidik. A = 500(6) + 400(0) = 3000
Langkah-langkah cara uji titik pojok: B = 500(4) + 400(1) = 2400
1) Buat gambar DP jika belum ada. C = 500(1) + 400(4) = 2100 (nilai minimum)
2) Menentukan koordinat masing-masing titik D = 500(0) + 400(6) = 2400
pojok. Contoh 2: (cara garis selidik)
3) Memasukkan nilai x dan y ke persamaan Tentukan nilai maksimum serta minimum dari 2x –
garis. 6y pada daerah penyelesaian dibawah ini!
Langkah-langkah cara garis selidik: D
1) Menentukan skala garis selidik meng- (4, 8)
gunakan fungsi objektif/sasaran. [f(x, y) = k] E (1, 6)
2) Garis selidik yang tidak memotong daerah C
daerah
penyelesaian saat menyelidiki suatu titik (8, 4)
penyelesaian
pojok adalah nilai optimum.
3) Jika nilai x positif, maka nilai maksimum
(2, 0)
berada di titik yang lebih kanan, dan nilai A
3 B
minimum di titik yang lebih kiri. -1 (6, 0)
4) Jika nilai x negatif, maka nilai maksimum
berada di titik yang lebih kiri, dan nilai Maka, x – 3y = k
minimum di titik yang lebih kanan. Titik optimum yang memenuhi ketentuan garis
Contoh 1: (cara uji titik pojok) selidik adalah titik B dan titik D (tidak memotong).
Tentukan nilai minimum dari 500x + 400y pada Karena nilai x adalah positif, maka titik B adalah nilai
daerah penyelesaian dibawah ini! maksimum, dan titik D adalah nilai minimum.

PROGRAM LINEAR 3
materi78.co.nr MAT 2
B = 2(6) – 6(0) = 12 (nilai maksimum) Uji titik pojok:
D = 2(4) – 6(8) = -40 (nilai minimum) A = 1000(120) + 500(0) = 120 000 (maks)
F. PENYELESAIAN MASALAH DENGAN B = 1000(0) + 500(120) = 60 000 (min)
PROGRAM LINEAR Contoh 2:
Cara menyelesaikan masalah (soal cerita) Perusahaan air minum akan mengangkut galon air
menggunakan metode program linear: seberat 65 ton dari Malang ke Bandung
1) Soal cerita hanya boleh memiliki dua menggunakan dua jenis truk. Truk C berkapasitas 1
peubah (variabel). ton dengan harga sewa Rp300.000,00, sedangkan
truk D berkapasitas 3 ton dengan harga sewa
2) Mengubah soal cerita menjadi model
Rp500.000,00. Jika perusahaan tersebut harus
matematika berupa pertidaksamaan,
menyewa setidaknya 40 truk dari kedua truk,
persamaan, atau fungsi sasaran. Bila perlu,
tentukan:
dapat dibuat grafik daerah penyelesaian.
a. Banyak masing-masing truk agar biaya
3) Suatu pertidaksamaan terdiri dari suatu
pengangkutan sekecil mungkin.
jenis yang sama (misalnya harga).
b. Biaya pengangkutan yang paling murah.
Contoh 1:
Jawab:
Seorang penjual makanan keliling menggunakan
tasnya untuk menjual roti dan kacang goreng. Tas- Banyak Ongkos sewa
Truk Kapasitas
nya hanya dapat memuat 120 bungkus makanan saja. truk per truk
C x 300000x x
Harga pembelian roti Rp5.000,00 per bungkus, dan
D y 500000y 3y
harga pembelian kacang goreng Rp4.000,00 per Total 40 k 65
bungkus. Dalam penjualannya, ia memiliki modal
Rp600.000,00 dan mendapat untung Rp1.000,00 per Maka model matematika yang dapat dibuat:
bungkus roti, Rp500,00 per bungkus kacang goreng. x ≥ 0, x є C …(1) y ≥ 0, x є C …(2)
Jawab: x + y ≥ 40 …(3) x + 3y ≥ 65 …(4)
Banyak Harga beli Keuntungan 300000x + 500000y = k (fungsi sasaran)
Makanan
bungkus per bungkus per bungkus Titik potong: x + 3y = 65
Roti x 5000x 1000x
x + y = 40 -
Kacang
y 4000y 500y 2y = 25
goreng
Total 120 600 000 k y = 12,5 x = 27,5
Maka model matematika yang dapat dibuat: Karena x dan y bukan bilangan cacah, maka titik di
x ≥ 0, x є C y ≥ 0, x є C sekitar titik potong lah yang merupakan nilai
x + y ≤ 120 5x + 4y ≤ 600 minimum (biaya terkecil).
1000x + 500y = k (fungsi sasaran) Uji nilai titik di sekitar titik potong dengan
Grafik daerah penyelesaian pertidaksamaan 3 dan 4:
Titik potong: 5x + 4y = 600 Titik (27, 12) : (27) + (12) ≥ 40 (salah)
4x + 4y = 480 Titik (28, 12) : (28) + (12) ≥ 40 (benar)
x = 120 y=0 (28) + 3(12) ≥ 65 (salah)
Cari titik lain: Titik (27, 13) : (27) + (13) ≥ 40 (benar)
x 120 0 (27) + 3(13) ≥ 65 (benar)
y 0 150 Titik (28, 13) : (28) + (13) ≥ 40 (benar)
(28) + 3(13) ≥ 65 (benar)
Titik (27, 13) adalah nilai terendah benar dari uji titik
di sekitar titik potong.
150
B Jadi, jumlah truk C ada 27 truk, dan jumlah truk D ada
120
13 truk.
Maka biaya terkecil yang dapat digunakan adalah:
D 300000(27) + 500000(13) = Rp14.600.000
P A

120

PROGRAM LINEAR 4
materi78.co.nr MAT 3

Matriks
A. PENDAHULUAN b. Matriks segitiga bawah
Matriks adalah kelompok bilangan yang disusun a 0 0
A = ( d e 0)
dalam suatu jajaran berbentuk persegi atau
g h i
persegi panjang.
c. Matriks diagonal
Contoh:
a 0 0
4 5 6 2 -4 A = ( 0 e 0)
A=( ) B=( )
3 -1 0 9 10 0 0 i
Komponen-komponen matriks: d. Matriks identitas
1) Elemen 1 0 0
1 0
Elemen adalah bilangan-bilangan yang I=( ) I = (0 1 0)
0 1
menyusun suatu matriks, ditulis dalam tanda 0 0 1
kurung. C. KESAMAAN DAN TRANSPOS MATRIKS
2) Baris dan kolom Kesamaan dua buah matriks adalah dimana
Baris adalah susunan elemen yang ditulis kedua matriks berordo sama dan elemen
mendatar/horizontal. seletaknya bernilai sama.
Kolom adalah susunan elemen yang ditulis a=e
menurun/vertikal. a b e f b=f
jika ( ) = ( ) , maka
Contoh: c d g h c=g
4 5 b1 d=h
A=( )
3 -1 b2 Kesamaan dua buah matriks dapat digunakan
k1 k2 untuk menentukan elemen yang tidak diketahui.
3) Ordo Contoh:
Ordo menyatakan banyak baris (m) diikuti 4a-1 2b+6 7 5
A=( ) B=( )
banyak kolom (n). 3 a+3c 3 8
Jika A = B, tentukan nilai a, b, dan c!
Ordo matriks = m x n Jawab:
4a – 1 = 7 2b + 6 = 5 a + 3c = 8
4) Diagonal
4a = 8 2b = -1 3c = 8 – 2
Diagonal matriks terdapat pada matriks
1
persegi, yaitu diagonal utama dan diagonal a=2 b = - /2 c=2
t
samping. Transpos matriks (A’ atau A ) adalah putaran
matriks dari ordo m x n menjadi n x m.
3 -2 9 d. samping
(4 1 0) Transpos matriks mengubah kolom matriks asli
1 5 6 d.utama menjadi barisnya.

B. JENIS-JENIS MATRIKS a b
t
a c
( ) =( )
Matriks berdasarkan ukuran dibagi menjadi: c d b d
1) Matriks baris Contoh:
A = (a b c) 1 7 3
2) Matriks kolom/lajur H = ( 5 8 1), tentukan transposnya!
a -4 2 3
A = ( b) Jawab:
c 1 5 -4
3) Matriks persegi H’ = (7 8 2 )
a b c 2 1 3
a b
A2x2 = ( ) A3x3 = (d e f) Matriks yang matriks asalnya sama dengan
c d g h i transposnya disebut matriks simetris/setangkup.
a. Matriks segitiga atas
D. OPERASI HITUNG MATRIKS
a b c
A = (0 Penjumlahan dan pengurangan matriks dapat
e f)
0 0 i dilakukan pada matriks berordo sama.

MATRIKS 1
materi78.co.nr MAT 3
Penjumlahan dan pengurangan matriks dilakukan Contoh:
dengan menjumlah atau mengurang elemen- 1 2 1 -1 2
A=( ), B = ( ), maka A2.B adalah?
elemen seletak matriks yang dioperasikan. -4 3 3 0 -2
Jawab:
a b e f a±e b±f 1 2 1 2 1-8 2+6 -7 8
( )±( )=( ) A2 = ( ). ( ) =( ) =( )
c d g h c±g d±h -4 3 -4 3 -4-12 -8+9 -16 1
-7 8 1 -1 2
A2.B = ( ). ( )
Sifat penjumlahan dan pengurangan matriks -16 1 3 0 -2
adalah komutatif. -7+24 7+0 16+(-16)
=( )
-16-48 16+0 -32+32
A+B=B+A 17 7 0
A2.B = ( )
-64 16 0
Contoh:
E. MINOR, KOFAKTOR DAN ADJOINT MATRIKS
2y-3 8 z 1 -1 x
Jika ( )+( )=( ) Minor adalah nilai dari elemen lain yang tidak
-1 4z+1 -2 y+5 a 0
sebaris dan tidak sekolom dengan suatu elemen.
Tentukan nilai a, x, y dan z!
Minor elemen pada matriks persegi:
Jawab:
Ordo 2x2
a = -1 + (-2) x=8+1
a b minor a = d minor c = b
a = -3 x=9 ( )
c d minor b = c minor d = a
2y – 3 + z = -1 4z + 1 + y + 5 = 0
Ordo 3x3
4z + y + 6 = 0
e f| minor b = |d f|
2y + z – 3 = -1 a c minor a = |
b g i
h i
8z + 12 + 2y = 0 + 4(-2) + y + 6 = 0 (d f)e
g i minor c = |d e| minor d = |b c|
h
–7z – 15 = -1 y = -6 + 8 g h h i
z = -2 y =2 a c a b
minor e = |g i | minor f = | |
g h
Perkalian matriks dengan suatu bilangan
b c a c
dioperasikan dengan: minor g = | | minor h = | |
e f d f
a b k.a k.b a b
k( )=( ) minor i = | |
c d k.c k.d d e
Kofaktor elemen ditentukan dari minor.
Perkalian matriks dapat dilakukan pada matriks
1) Jika nomor baris + nomor kolom ganjil, maka
berordo m x n dengan ordo n x p (jumlah kolom
kofaktor bernilai negatif.
matriks 1 = jumlah baris matriks 2).
2) Jika nomor baris + nomor kolom genap,
Perkalian matriks berordo m x n dengan ordo n
maka kofaktor bernilai positif.
x p menghasilkan matriks berordo m x p.
Kofaktor elemen pada matriks persegi:
a b e f g ae+bh af+bi ag+bj Ordo 2x2
( )( )=( )
c d h i j ce+dh cf+di cg+dj +d -c
C=( )
mxn nxp mxp -b +a
Ordo 3x3
Sifat-sifat perkalian matriks:
e f d f d e
+|| -| | +| |
Identitas A.I = I.A = A h i g i g h
a c a b
C = - | b c| + |g -|
Tidak
A.B ≠ B.A h i i| g h
|
komutatif b c a c a b
(+ | e f | -|
d f
| +|
d e)
|
A.(B ± C) = A.B ± A.C
Distributif F. DETERMINAN MATRIKS
(B ± C).A = B.A ± C.A
Determinan matriks (|A|) adalah hasil
Pangkat A2 = A.A A3 = A2.A = I penjumlahan elemen matriks yang dikalikan
dengan kofaktornya.
Transpos (A.B)t = Bt.At Determinan matriks hanya berlaku pada matriks
persegi, dan ditulis dalam tanda mutlak.

MATRIKS 2
materi78.co.nr MAT 3
Determinan matriks menurut aturan Sarrus: 4 5 11
det A = 5. |-1 1 0 | (k3 + k2)
Ordo 2x2
1 1 0
a b maka, determinan A adalah,
|A| = | | |A| = a.d – b.c
c d
4 5 11 4 5
Ordo 3x3 det A = 5. |-1 1 0 | -1 1 = 5. (-11-11)
1 1 0 1 1
a b c a b
|A| = |d e f| d e det A = -110
g h i g h Determinan matriks berordo 3x3 atau lebih
dapat dihitung dengan mudah menggunakan
|A| = (aei + bfg + cdh) – (ceg+ afh + bdi) ekspansi matriks.
Determinan matriks menurut ekspansi matriks:
Berdasarkan determinannya, matriks persegi
1) Pilih satu baris atau satu kolom matriks.
dibagi menjadi:
2) Jumlahkan seluruh elemen dalam baris atau
1) Matriks singular, determinannya bernilai
kolom tersebut yang dikalikan kofaktornya
nol, dan tidak mempunyai invers.
masing-masing.
2) Matriks non-singular, determinannya
Contoh:
bernilai bukan nol, dan mempunyai invers.
3 6 2
Sifat-sifat determinan matriks: |Z| = |1 3 1| mempunyai determinan 4. Bukti-
1) Determinan A sama dengan determinan A’. 0 2 2
kan dengan cara ekspansi bahwa determinannya
|A| = |A’| sama!
2) Jika salah satu baris atau kolom matriks dikali Jawab:
dengan k, maka determinannya menjadi: Pertama, sederhanakan matriks dengan operasi
hitung antar baris dan kolom.
det A baru = k.|A|
1 0 0
3) Jika seluruh elemen matriks dikali dengan k, |Z| = |1 1 -1| (b1 – 2b2 dan b2 – b3)
0 2 2
maka determinannya menjadi:
Lalu, pilih baris 1 agar mempermudah hitungan.
det An x n baru = kn.|A| Jumlahkan seluruh elemen dalam baris tersebut
yang dikalikan kofaktornya masing-masing.
4) Jika dua buah baris atau dua buah kolom
1 -1 1 -1 1 1
saling bertukar posisi dalam matriks, maka |Z| = +1. | | – 0. | | + 0. | |
2 2 0 2 0 2
determinannya menjadi: 1 -1
|Z| = | | = 2.1 – (-1).2 = 4
2 2
det A baru = -|A|
G. ADJOINT DAN INVERS MATRIKS
Operasi hitung antar baris atau kolom pada Adjoint (Adj A) adalah transpos matriks dari
matriks tidak mengubah nilai determinan. kofaktor suatu matriks persegi.
Apabila baris ke i ditambah dengan k kali baris Adjoint matriks pada matriks persegi:
ke j atau kolom ke m ditambah dengan k kali Ordo 2x2
kolom n, nilai determinan tidak berubah. t
d -c d -b
Contoh: Adj A = ( ) =( )
-b a -c a
20 25 30 Ordo 3x3
det A = |23 31 35| dapat disederhanakan
t
24 36 41 e f d f d e
+| | -| | +| |
untuk mempermudah perhitungan dengan: h i g i g h
a c a b
4 5 6 Adj A - |b c| + |
det A = 5. |23 31 35| (k = 5 dari baris 1) h i g i | - |g h |
24 36 41 b c a c a b
(+ | e f | - | d f | + | d e | )
4 5 6
det A = 5. |-1 1 -1| (b2 – 6.b1 dan b3 – 7.b1) Transpos dari kofaktor matriks berordo 3x3
1 1 -1 sebaiknya dilakukan setelah kofaktor tiap elemen
agar makin mempermudah hitungan, buat dihitung agar tidak ada kekeliruan.
matriks mengandung banyak bilangan 0.

MATRIKS 3
materi78.co.nr MAT 3
Invers matriks (A-1) adalah kebalikan dari suatu H. SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA
matriks persegi. VARIABEL DAN TIGA VARIABEL
Invers matriks pada matriks persegi: Sistem persamaan linear dapat diselesaikan
Rumus umum menggunakan matriks.
Bentuk sistem persamaan linear dalam matriks
1
A-1 = .Adj A (ordo matriks koefisien variabel mengikuti jumlah
|A|
variabel):
Ordo 2x2 a1x + b1y = c1 a1 b1 x c
( ) ( ) = (c1 )
a2x + b2y = c2 a2 b2 y 2
1 d -b
A-1 = .( )
|A| -c a Penyelesaian sistem persamaan linear
menggunakan matriks dapat dihitung dengan
Ordo 3x3 determinan.

t
Penyelesaian SPLDV dapat ditentukan:
e f d f d e
+| | -| | +| | Determinan matriks
h i g i g h
1 a c a b
A-1 = . - | b c| + |g -| Dx Dy a1 b1
|A| h i i| g h
|
x= y= D=| |
D D a2 b2
b c a c a b
(+ | e f | -|
d f
| +|
d e)
|
c1 b1 a1 c1
Sifat-sifat invers matriks: Dx = | | Dy = |a c2 |
c2 b2 2

Involusi (A-1)-1 = A
D = determinan matriks koefisien variabel
Dx = D dengan mengganti koefisien x menjadi
Identitas A.A-1 = A-1.A = I konstantanya
Dy = D dengan mengganti koefisien y menjadi
Transpos (At)-1 = (A-1)t konstantanya

1 Invers matriks
Determinan |A-1| = |A|
x 1 b2 -b1 c1
(y ) = .( )( )
a1 .b2 -b1 .a2 -a2 a 1 c2
Invers (AB)-1 = B-1A-1
perkalian (ABC)-1 = C-1B-1A-1 Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari 2x – 3y = 1
Jika AB = I, maka: dan x + 2y = 4.
A = B-1 B = A-1 Jawab:
2 -3
Jika AB = C, maka: D=| | = 2.2 – (-3).1 = 7
1 2
Lain-lain A = C.B-1 B = A-1.B 1 -3
Dx = | | = 1.2 – (-3).4 = 14
4 2
Jika ABC = D, maka: 2 1
Dy = | | = 2.4 – 1.1 = 7
A = D(BC)-1 B = A-1DC-1 1 4
14
x= =2
C = (AB) D -1 7
7
y= =1
7
Contoh:
5 2
Tentukan invers dari A = ( )!
4 2
Jawab:
2 -2
|A| = 5.2 – 2.4 = 2 Adj A = ( )
-4 5
2 -2 1 -1
A-1 = 1/2 x ( ) A-1 = ( 5 )
-4 5 -2
2

MATRIKS 4
materi78.co.nr MAT 3

Tranformasi Geometri
A. PENDAHULUAN B. JENIS-JENIS TRANSFORMASI GEOMETRI
Transformasi geometri adalah proses Jenis-jenis transformasi geometri terdiri dari
pemindahan atau pembentukan hasil atau translasi (pergeseran), transformasi bersesuaian
bayangan dari suatu titik atau kurva. matriks, refleksi (pencerminan), rotasi
(perputaran), dan dilatasi (perkalian).
Jenis Keterangan Persamaan Matriks Hasil Bayangan
Translasi (T)
pergeseran searah sumbu x sejauh a dan x' a x a x’ = a + x
( ) = ( )+(y) ( )
searah sumbu y sejauh b. y' b b y’ = b + x
Transformasi bersesuaian matriks (M)
transformasi oleh matriks berordo 2 x 2. x' a b x a b x’ = ax + by
( )=( )( ) ( )
y' c d y c d y’ = cx + dy
Refleksi
a. Sumbu x x' 1 0 x x’ = x
( )=( )( )
(y = 0) y' 0 -1 y 1 0 y’ = –y
( )
b. Garis y = b x' 1 0 x 0 -1 x’ = x
( )=( ) (y-b)
y'-b 0 -1 y’ = 2b – y
c. Sumbu y x' -1 0 x x’ = –x
( )=( )( )
(x = 0) y' 0 1 y -1 0 y’ = y
( )
d. Garis x = a x'-a -1 0 x-a 0 1 x’ = 2a – x
( )=( )( y )
y' 0 1 y’ = y
e. Garis y = x x' 0 1 x 0 1 x’ = y
( )=( )( ) ( )
pencerminan dengan y' 1 0 y 1 0 y’ = x
f. Garis y = –x cermin berupa suatu x' 0 -1 x 0 -1 x’ = –y
( )=( )( ) ( )
sumbu, garis atau titik. y' -1 0 y -1 0 y’ = –x
g. Titik O (0,0) x' -1 0 x x’ = –x
( )=( )( )
y' 0 -1 y -1 0 y’ = –y
( )
h. Titik P (a,b) x'-a -1 0 x-a 0 -1 x’ = 2a – x
( )=( )( )
y'-b 0 -1 y-b y’ = 2b – y
i. Garis y = mx x + 2my – m2 x
x' 1 1-m2 2m x x’ =
1-m2 2m 1+m2
( )= .( )( )
y' 1+m 2
2m -(1-m2 ) y 1+m2 1+m2
-y + 2mx + m2 y
y’ =
1+m2
2m -(1-m2 )
j. Garis x' 1 1-m2 2m x 1+m 2 1+m2 ) …
( )= .( ) (y-n) (
y = mx + n y'-n 1+m2 2m -(1-m2 )
Rotasi (R)
a. Pusat O(0,0) perputaran terhadap x' cosα – sinα x x’ = x.cosα – y.sinα
( )=( )( )
sejauh α suatu pusat dengan y' sinα cosα y y’ = x.sinα + y.cosα
sudut tertentu. cosα – sinα
b. Pusat P(a,b) ( )
x'-a cosα – sinα x-a sinα cosα
sejauh α -α jika searah jarum jam, ( )=( )( ) …
y'-b sinα cosα y-b
+α jika berlawanan.
Dilatasi (D)
a. Pusat O(0,0), perkalian dari suatu x' k 0 x x’ = kx
( )=( )( )
faktor skala k pusat dengan faktor y' 0 k y y’ = ky
b. Pusat P(a,b), skala k. (
k 0
)
faktor skala k k > 0 dilatasi searah, x'-a k 0 x-a 0 k x’ = k(x – a) + a
( )=( )( )
k < 0 dilatasi y'-b 0 k y-b y’ = k(y – b) + b
berlawanan arah.

GEOMETRI 1
materi78.co.nr MAT 3
C. BAYANGAN TITIK, KURVA DAN BANGUN Jawab:
DATAR Gunakan invers matriks,
Bayangan titik dapat ditentukan menggunakan 8 2 0 x-(2)
( )=( )( )
-2 0 2 y-(-1)
persamaan-persamaan transformasi.
x-2 1 -2 0 8
Contoh 1: ( )= ( )( )
y+1 2(2) - 0(0) 0 -2 -2
Tentukan bayangan titik B(2, -1) oleh transformasi: x-2 4
( )=( )
y+1 -1
a. T(4,5)
x–2=4 x=6 Q(6, -2)
x’ = 2 + 4 = 6 B’(6,4)
y + 1 = -1 y = -2
y’ = -1 + 5 = 4
Bayangan kurva dapat ditentukan dengan
b. Transformasi bersesuaian matriks (-12 0
5
)
memasukkan nilai x’ dan y’ ke dalam persamaan
x’ = (2).2 + (0).(-1) = 4 B’(4, -7) kurva y = f(x) sehingga menjadi y’ = f(x’).
y’ = (-1).2 + (5).(-1) = -7 Translasi
c. Refleksi terhadap sumbu x
x' a x
x’ = 2 B’(2, 1) ( ) = ( )+(y)
y' b
y’ = -(-1) = 1
d. Refleksi terhadap sumbu y x x' a
(y ) = ( ) – ( )
x’ = -2 B’(-2, -1) y' b
y’ = -1
Transformasi geometri selain translasi
e. Refleksi terhadap titik P (4,5)
x' = 2(4) – 2 = 6 B’(6, 11) x' a b x
( )=( )( )
y’ = 2(5) –(–1) = 11
y' c d y

f. Refleksi terhadap garis y = 3x


x 1 d -b x'
x' 1 1-(3)2 2.3 2 (y ) = ( )( )
( )= 2 .( )( ) ad-bc -c a y'
y' 1+(3) 2.3 -(1-(3)2 ) -1
x' 1 -8 6 2 Persamaan bayangan kurva tidak perlu diberi
( ) = .( )( )
y' 10 6 8 -1 tanda aksen pada x dan y nya.
(-8).2 + 6.(-1)
x’ = = -2,2 B’(-2,2, 0,4) Contoh 1:
10
(6).2 + 8.(-1) Tentukan y = f(x’) dari parabola y = x2 – 2x + 3 oleh
y’ = = 0,4
10 refleksi terhadap garis x = 2!
g. Refleksi terhadap garis y = 3x + 1 Jawab:
1 2
x' 1-(3) 2.3 2 x’ = 2(2) – x, sehingga x = 4 – x’
( )= .( )( )
y'-1 1+(3)2 2.3 -(1-(3)2 ) -1-1 y’ = y, sehingga y = y’
x' 1 -8 6 2
( ) = .( )( ) (y’) = (4 – x’)2 – 2(4 – x’) + 3
y'-1 10 6 8 -2
(-8).2 + 6.(-2) y’ = 16 – 8x’ + x’2 – 8 + 2x’ + 3 (hilangkan aksen)
x’ = = -2,8
10 y = x2 – 6x + 11
(6).2 + 8.(-2)
y’ – 1= = -0,4 + 1 = 0,6 Contoh 2:
10
Tentukan bayangan dari garis 2x + 4y – 3 = 0 oleh
B’(-2,8, 0,6) 1 -4
transformasi yang bersesuaian dengan (-1 )!
Contoh 2: 6
Jawab:
Tentukan bayangan titik C(2, -4) yang diputar 30o
x 1 6 4 x' 1 6 4 x'
searah jarum terhadap titik O. (y) = .( ) ( ) = .( )( )
(1)(6) - (-4)(-1) 1 1 y' 2 1 1 y'
Jawab:
x = 3x’ + 2y’
x’ = 2.cos(-30) – (-4).sin(-30) = 2. 1/2√3 – 4.1/2 = √3 – 2
y = 1/2 x’ + 1/2 y’
y’ = 2.sin(-30) + (-4).cos(-30) = –2.1/2 – 4.1/2√3 = –1 – 2√3
2(3x’ + 2y’) + 4(1/2 x’ + 1/2 y’) – 3 = 0
C’(√3 – 2, –1 – 2√3)
6x’ + 4y’ + 2x’ + 2y’ – 3 = 0 (hilangkan aksen)
Contoh 3:
8x + 6y – 3 = 0
Tentukan titik Q jika Q’(8, -2) terjadi karena dilatasi
pusat R(2,-1) dan faktor skala 2.

GEOMETRI 2
materi78.co.nr MAT 3
Contoh 3: 2) Transformasi (M2 ∘ M1)
2 2
Tentukan bayangan persamaan 4x + 4y – 3 = 0 oleh Matriks bersesuaian untuk komposisi
dilatasi dengan pusat X(1,2) dan faktor skala 2! transformasi bersesuaian matriks 1 dilanjut-
Jawab: kan transformasi bersesuaian matriks 2:
x’ = 2(x – 1) + 1 y’ = 2(y – 2) + 2 p q a b
M2 ∘ M1 = ( )( )
x’ = 2x – 2 + 1 y’ = 2y – 4 + 2 r s c d
x'+1 y'+2
x= y= 3) Refleksi (Rf2 ∘ Rf1)
2 2
x'+1 y'+2 Komposisi refleksi Hasil bayangan
4( )2 + 4( )2 – 3 = 0
2 2 Terhadap garis x = a
x’2 + 2x’ + 1 + y’2 + 4y’ + 4 – 3 = 0 (hilangkan aksen) x’ = 2(b – a) + x
dilanjutkan
x2 + y2 + 2x + 4y + 2 = 0 y’ = y
garis x = b
Bayangan bangun datar dapat ditentukan
Terhadap garis y = a
dengan mentransformasikan titik-titiknya x’ = x
dilanjutkan
menjadi bayangannya, sehingga terbentuk y’ = 2(b – a) + y
bangun bayangan. garis y = b

Luas bangun datar bayangan berubah jika rotasi pada


Terhadap garis yang
mengalami dilatasi dan transformasi bersesuaian perpotongan garis
tegak lurus
matriks, namun tetap sebangun. sejauh 180o

Luas bangun datar bayangan dapat ditentukan: Terhadap garis yang rotasi pada
berpotongan perpotongan garis
Dilatasi
(m1 = tanα, m2 = tanβ) sejauh 2(β – α)
L’ = k2 + L k = faktor skala
4) Rotasi (R2 ∘ R1)
Transformasi bersesuaian matriks Rotasi 1 pada pusat P sejauh α dilanjutkan
|M| = determinan matriks rotasi 2 pada pusat P sejauh β adalah rotasi
L’ = |M|. L bersesuaian dengan pusat P sejauh (α + β).
Contoh:
D. KOMPOSISI TRANSFORMASI GEOMETRI
Tentukan bayangan garis 10x – 5y + 3 = 0 oleh
Komposisi transformasi (o) adalah kejadian
dimana suatu titik atau kurva P mengalami transformasi yang bersesuaian dengan ( 1 0)
-2 1
transformasi A sehingga menghasilkan P’, dan dilanjutkan ( 1 2)!
-2 1
dilanjutkan oleh transformasi B sehingga
Jawab:
menghasilkan P”.
M2 o M 1 = ( 1 2 1
)(
0
)=(
-3 2
)
A -2 1 -2 1 -4 1
B
P P’ P” x 1 -3 2 x'
(y) = .( )( )
(-3)(1) - (2)(-4) -4 1 y'
1
x= (-3x’ + 2y’)
B∘A 5
1
Penulisan komposisi transformasi: y = (-4x’ + y’)
5
B∘A, dibaca transformasi A dilanjutkan 1 1
10.( (-3x’ + 2y’)) – 5.( (-4x’ + y’)) + 3 = 0
transformasi B. 5 5

Bayangan akhir dicari dengan mentrans- 2(-3x’ + 2y’) –(–4x’ + y’) + 3 = 0


formasikan titik atau kurva secara bertahap, atau -6x’ + 4y’ + 4x’ – y’ + 3 = 0 (hilangkan aksen)
dengan komposisi transformasi istimewa. 3y – 2x + 3 = 0
Komposisi transformasi istimewa:
1) Translasi (T2 ∘ T1)
Matriks bersesuaian untuk komposisi
translasi 1 dilanjutkan translasi 2:

c a c+a
T2 ∘ T1 = ( )+( ) = ( )
d b d+b

GEOMETRI 3
materi78.co.nr MAT 2

Baris dan Deret


A. POLA BILANGAN Deret atau jumlah n suku pertama [Sn]
Pola bilangan adalah suatu susunan/baris 1
bilangan yang memiliki keunikan membentuk Sn =
2
n(2a + (n - 1)b)
suatu pola yang teratur.
Contoh pola bilangan: 1
Sn =
2
n(a + Un)
1) Pola bilangan ganjil
1, 3, 5, 7, 9, …
Sn = n(Ut)
2) Pola bilangan genap
2, 4, 6, 8, 10, … Jika baris aritmetika disisipkan k buah bilangan,
3) Pola persegi/kuadrat akan terbentuk baris aritmetika baru.
1, 4, 9, 16, 25, … BA : U1 b Ut Un
4) Pola persegi panjang b’

2, 6, 12, 20, 30, … BA’ : U1 O O O Ut O O O Un


5) Pola segitiga k bilangan
Perubahan yang terjadi:
1, 3, 6, 10, 15, …
1) Suku pertama, tengah dan akhir sama
6) Bilangan Fibonacci
dengan barisan sebelumnya.
Tambah dua suku sebelumnya.
2) Banyak suku baru menjadi
1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, …
7) Segitiga Pascal n’ = n + (n – 1)k
Tambah dua suku diatasnya.
3) Beda baris baru menjadi
1
1 1
b
1 2 1 b’ =
1 3 3 1 k+1
1 4 6 4 1
Persamaan yang dapat diturunkan:
B. BARIS DAN DERET ARITMETIKA
Sn' n'
Baris aritmetika adalah barisan bilangan yang =
Sn n
mempunyai selisih dua suku yang berurutan
selalu tetap. C. BARIS DAN DERET GEOMETRI
1, 2, 3, 4, 5, 6, … beda 1 tiap suku Baris geometri adalah barisan bilangan yang
3, 7, 11, 15, 19, … beda 4 tiap suku mempunyai perbandingan/rasio dua suku yang
90, 87, 85, 82, 79, … beda -3 tiap suku berurutan dan selalu tetap.
Rumus-rumus baris aritmetika: 2, 4, 6, 8, 10, … rasio 2
Beda [b] 60, 30, 15, 7.5, … rasio ½
dimana a ≠ 0
b = Un – U(n-1)
Rumus-rumus baris geometri:
Rumus suku ke-n [Sn] Rasio [r]
a = U1 = suku pertama Un
Un = a + (n - 1)b n = banyak bilangan r=
U(n - 1)
b = beda suku

Sn = jumlah n suku pertama dimana r ≠ -1 ≠ 0 ≠ 1


Un = Sn – S(n-1) S(n-1) = jumlah n-1 suku Rumus suku ke–n [Un]
pertama
a = U1 = suku pertama
Rumus suku tengah [Ut] (n – 1) n = banyak bilangan
Un = a.r
Berlaku untuk banyak bilangan ganjil. r = rasio suku

1 1 Sn = jumlah n suku pertama


Ut = (a + Un) t= (n + 1) Un = Sn – S(n-1) S(n-1) = jumlah n-1 suku
2 2
pertama

BARIS DAN DERET 1


materi78.co.nr MAT 2
Rumus suku tengah [Ut]
Berlaku untuk banyak bilangan ganjil.

1
Ut = √a.Un t= (n + 1)
2

Deret atau jumlah n suku pertama [Sn]

a.(rn -1) a.(1 - rn )


Sn = Sn =
r-1 1-r

Jika baris geometri disisipkan k buah bilangan,


akan terbentuk baris geometri baru.
BG : U1 r Ut Un
r’

BG’ : U1 O O O Ut O O O Un
k bilangan
Perubahan yang terjadi:
1) Suku pertama, tengah dan akhir sama
dengan barisan sebelumnya.
2) Banyak suku baru menjadi

n’ = n + (n – 1)k

3) Rasio baris baru menjadi


k genap

k+1
r’ = √r

k ganjil

k+1 k+1
r’ = √r atau r’ = - √r

D. BARIS GEOMETRI TAK HINGGA


Baris geometri tak hingga adalah baris
geometri yang sukunya dapat mencapai
mendekati tak hingga.
Baris geometri tak hingga (BGTH) dibagi
menjadi:
1) Baris geometri tak hingga divergen
Nilai sukunya membesar, tidak memiliki limit
jumlah, rasio r < -1 atau r > 1 (bukan
pecahan).
2) Baris geometri tak hingga konvergen
Nilai sukunya mengecil, memiliki limit
jumlah, rasio -1 < r < 1 dan r ≠ 0 (pecahan).
Baris geometri tak hingga yang dapat dihitung
adalah BGTH konvergen, karena memiliki suku
yang nilainya mendekati nol.
Limit jumlah [S∞] BGTH konvergen dapat
dihitung:

a
S∞ =
1-r

BARIS DAN DERET 2


materi78.co.nr MAT 4

Limit
A. PENDAHULUAN (2+2)(2+√6-2) 16
= =
Limit adalah batas nilai suatu fungsi f(x) untuk (2+3) 5
nilai x mendekati a dari kanan (a+) dan kiri (a-), Contoh 2:
dapat dinotasikan: x-√x (x-√x)(x-√x)
lim = lim
lim f(x) x→0 x+ √ x x→0 x2 -x
x→a
x2 -2x√x+x x(x-2√x+1)
= lim = lim
B. LIMIT FUNGSI ALJABAR x→0 x2 -x x→0 x(x-1)
Limit fungsi aljabar dapat dicari dengan (0-2√0+1)
memasukkan nilai x ke dalam fungsi. = = -1
(0-1)
Limit fungsi aljabar tak dapat berupa bentuk tak Contoh pengerjaan dalil L’Hospital:
0 ∞
tentu, yaitu , , dan ∞ – ∞. Contoh 1:
0 ∞

Limit fungsi aljabar x → a dengan bentuk tak 2x3 -5x2 -2x-3 6x2 -10x-2
tentu, dapat diselesaikan dengan cara lim 3 = lim 2
x→3 4x -13x2 +4x-3 x→3 12x -26x+4
menghilangkan pembuat nol, dengan: 2
6(3) -10(3)-2 11
= 2 =
f(x) 0 12(3) -26(3)+4 17
lim =
x→a g(x) 0 Contoh 2:
2x+3
1) Pemfaktoran. 4-
4x-6-√x2 +3x+18 2√x2 +3x+18
2) Perkalian dengan bentuk sekawan. lim = lim
x→3 3-x x→3 -1
3) Dalil L’Hospital dengan turunan, yaitu: 2(3)+3
4-
13
2√(3)2 +3(3)+18
f(x) f'(x) = =-
lim = lim -1 4
x→a g(x) x→a g'(x) Grafik limit fungsi aljabar dapat menggambar-
kan nilai f(x) kontinu dan diskontinu pada limit.
Contoh pengerjaan yang dapat langsung
dimasukkan nilai x nya: Nilai f(x) kontinu adalah nilai dimana grafik
limit di sekitar titik x = a berkelanjutan.
Contoh 1:
lim x2 -5x+4 = (3)2 – 5(3) + 4 = -2
x→3
Contoh 2:
x-1 1 f(x) = lim
lim = =∞
x→2 x-2 0
Contoh pengerjaan dengan pemfaktoran: a

Contoh 1:
Syarat f(x) kontinu di x = a:
x2 -1 (x+1)(x-1)
lim = lim =1+1=2 1) Nilai f(a) dan limit f(x) x → a terdefinisi.
x→1 x-1 x→1 (x-1)
2) Nilai f(x) sama dengan nilai limit f(x) x → a.
Contoh 2:
x2 -4 (x-2)(x+2) (2+2) 4 f(a) = lim f(x)
x→a
lim 2 = lim = =
x→2 x +x-6 x→2 (x-2)(x+3) (2+3) 5
Contoh:
Contoh pengerjaan dengan perkalian sekawan:
x2 +x-2
Contoh 1: , x ≠ -2
f(x)= {√x+6-2
2
x2 -4 (x -4)(x+√6-x) 3a+6, x = -2
lim = lim
x→2 x-√6-x x→2 x2 -(6-x) Jika f(x) kontinu di x = -2, maka nilai a adalah?
(x-2)(x+2)(x+√6-x) Jawab:
= lim
x→2 x2 +x-6 Nilai f(-2) dicari menggunakan persamaan 2,
(x-2)(x+2)(x+√6-x) sedangkan nilai limit f(x) x → -2 dicari
= lim menggunakan persamaan 1.
x→2 (x-2)(x+3)

LIMIT 1
materi78.co.nr MAT 4
x2 +x-2 (x+2)(x-1)(√x+6-2) 3) Jika n < m,
lim = lim
x→-2 √x+6-2 x→-2 x+6-4 f(x)
= (-2-1)(√-2+6-2) = -12 lim =0
x→∞ g(x)
f(-2) = lim f(x)
x→-2
Contoh pengerjaan:
3a + 6 = -12 a = -6
Contoh 1:
Nilai f(x) diskontinu adalah nilai dimana grafik
di sekitar titik x = a tidak terdefinisi dan tidak 2x2 -x+1 2x2 … 2
lim = 2 =-
mempunyai nilai limit. x→∞ (1-3x)(x+2) -3x … 3
Contoh 2:
f(x)
2x2 +x-3 2x2 …
lim lim = =∞
x→∞ x+1 x…
Limit fungsi aljabar x → ∞ dengan bentuk tak
a tentu:

n-1
lim √axn +bx +…–√pxn +qxn-1 +… = ∞ – ∞
x→∞
f(x) f(x)
lim dapat diselesaikan dengan:
lim
1) Jika a = p,

a a b-q
lim f(x) - g(x) = n
x→∞ n √an-1
Contoh:
x2 -9 2) Jika a > p,
Pada interval berapa f(x) = diskontinu?
√x2 -4x-5 lim f(x) - g(x) = +∞
x→∞
Jawab:
a
Agar f(x) tidak terdefinisi (bentuk dan √<0 ), 3) Jika a < p,
0
maka dapat dibuat:
lim f(x) - g(x) = -∞
x→∞
x2 – 4x - 5 ≤ 0
+ – +
(x – 5)(x + 1) Contoh:
x = 5 x = -1 -1 5
lim √4x2 +x+1-2x+3 = lim √4x2 +x+1-√(2x-3)2
x→∞ x→∞
f(x) tak terdefinisi pada interval -1 ≤ x ≤ 5.
= lim √4x2 +x+1-√2x2 -12x+9
Limit fungsi aljabar x → ∞ dengan bentuk tak x→∞

tentu, dapat diselesaikan dengan: 1


=-
12
n-1
axn +bx +… ∞ Sifat-sifat operasi bilangan tak hingga (∞):
lim =
m
x→∞ px +qx
m-1 +… ∞ 1. a ± ∞ = ±∞
2. a.∞ = ∞
n = pangkat x tertinggi (derajat) pembilang
3. ∞.∞ = ∞
m = pangkat x tertinggi (derajat) penyebut
4. k∞ = ∞
1) Jika n = m, a
5. =0

f(x) a a
lim = 6. = ∞, a ≠ 0
x→∞ g(x) p 0

C. LIMIT FUNGSI TRIGONOMETRI


Untuk mempercepat hitungan, hanya hitung
x yang mungkin memiliki pangkat tertinggi. Limit fungsi trigonometri dapat dicari dengan
memasukkan nilai x ke dalam fungsi.
2) Jika n > m,
Limit fungsi trigonometri tak dapat berupa
f(x) bentuk tak tentu, yaitu .
0
lim = ±∞ 0
x→∞ g(x)

LIMIT 2
materi78.co.nr MAT 4
Limit fungsi trigonometri dengan bentuk tak 3) Jika seluruh fungsi pada limit adalah fungsi
tentu, dapat diselesaikan dengan cara sinus dan tangen, keduanya dapat dicoret
menghilangkan pembuat nol, dengan: (dianggap 1), lalu limit dikerjakan seperti
biasa.
f(x) 0
lim = Contoh pengerjaan limit trigonometri:
x→a g(x) 0
Contoh 1:
1) Fungsi trigonometri istimewa (x → a) cos x - sin x cos x- sin x
limπ = limπ 2
x→ cos2x x→ cos x-sin x
2
sin h h 4 4
lim = lim =1
x→a h x→a sin h cos x- sin x
= limπ
x→ ( cos x- sin x)( cos x+ sin x)
4
tan h h
lim = lim =1 1 1
x→a h x→a tan h = limπ = √2
x→ ( cos x+ sin x)
2
4
2) Mengubah fungsi trigonometri lain menjadi Contoh 2:
fungsi trigonometri istimewa dengan meng-
3.sin4x 3.sin4x 3.4x 2
gunakan identitas dan rumus trigonometri. lim = lim = =
x→0 5.tan6x x→0 5.tan6x 5.6x 5
Identitas Contoh 3:
2 2
sin2α + cos2α = 1 1-cos4x 1-(1-2sin 2x) 2sin 2x)
lim = lim = lim
x→0 x.tan3x x→0 x.tan3x x→0 x.tan3x
2
1 + cot2α = cosec2α tan2α + 1 = sec2α 2(2x) 8
= =
x.3x 3
Rumus sudut rangkap Contoh 4:
(2a+x)sin(a-x) (2a+x)sin(a-x)
sin2A = 2.sinA.cosA lim 2 2
= lim
x→a x -a x→a -(-x+a)(x+a)
(2a+a) 3
cos2A = cos2A – sin2A = =−
-(a+a) 2
Contoh 5:
cos2A = 2cos2A – 1 = 1 – 2sin2A
x4 -9x2 -x2 (-x2 +9)
lim 2
= lim 2
= -(3)2 = -9
x→3 sin(9-x ) x→3 sin(9-x )
2tanA
tan2A = Contoh 6:
1−tan2 A
1+cos2x 1+2cos2 x-1
limπ = limπ = limπ 2cosx = 0
Rumus jumlah dan selisih sudut x→ cosx x→ cosx x→
2 2 2

sin(A + B) = sinA.cosB + cosA.sinB D. SIFAT-SIFAT LIMIT


Sifat-sifat operasi hitung limit:
sin(A – B) = sinA.cosB – cosA.sinB
1) Penjumlahan dan pengurangan

cos(A + B) = cosA.cosB – sinA.sinB


lim f(x)±g(x) = lim f(x) ± lim g(x)
x→a x→a x→a
cos(A – B) = cosA.cosB + sinA.sinB
2) Perkalian dan pembagian
Rumus jumlah dan selisih fungsi
1 1 lim f(x).g(x) = lim f(x) .lim g(x)
sinA + sinB = 2. sin (A + B). cos (A – B) x→a x→a x→a
2 2

1 1 lim f(x)
sinA – sinB = 2. cos (A + B). sin (A – B) f(x) x→a
2 2
lim =
x→a g(x) lim g(x)
x→a
1 1
cosA + cosB = 2. cos (A + B). cos (A – B)
2 2
3) Perpangkatan
1 1 2 2
cosA – cosB = –2. sin (A + B). sin (A – B) lim [f(x)] = [ lim f(x)]
2 2 x→a
x→a

LIMIT 3
materi78.co.nr MAT 4

Turunan
A. PENDAHULUAN Contoh pengerjaan bentuk U ± V:
Turunan/differensial adalah laju sesaat Contoh 1: y = x4 – 5x2 – 7, tentukan turunannya!
perubahan fungsi f(x) pada interval x2 dan x1 yang y' = 4.x4-1 – 2.5.x2-1 – 0
mendekati nol. y’ = 4x3 – 10x
Laju rata-rata perubahan fungsi Contoh 2: f(x) = (x – 5)(x + 7), tentukan turunan
Jika x1 = a, x2 = a + b, dan a adalah domain dari pertama dan keduanya!
f(x), maka: f(x) = x2 + 2x – 35
∆y f(x2 ) - f(x1 ) f(a+b) - f(a) f’(x) = 2.x2-1 + 2 – 0
= =
∆x x2 - x1 (a+b) - a f’(x) = 2x + 2
f’’(x) = 2
∆y f(x+b) - f(x)
= Contoh 3: f(x) = 3x√x - 7√x - 5x, tentukan f’(x)!
∆x b
3 1
f(x) = 3x ⁄2 – 7x ⁄2 – 5x
Laju sesaat perubahan fungsi (turunan) 3 1⁄ 1 1⁄
f’(x) = 3. . x 2 – 7. . x– 2 –5
Adalah nilai limit dari laju rata-rata perubahan 2 2

fungsi f(x) pada interval x2 dan x1 mendekati nol. 9 7


f’(x) = √x – –5
2 2√x
Jika x1 = a, x2 = a + b, a adalah domain dari f(x),
dan nilai b mendekati nol, maka: Contoh 4: y = 2a2x2 – 3ax4 + 5x + a + 7, tentukan
turunan y terhadap x!
dy ∆y f(x2 ) - f(x1) f(a+b) - f(a)
= lim = lim = lim dy
= 2.2a2.x2-1 – 4.3a.x4-1 + 5 + 0
dx b→0 ∆x b→0 x2 - x1 b→0 (a+b) - a dx
dy
= 4a2x – 12ax3 + 5
dy d[f(x)] f(x+b) - f(x) dx
= = y’ = f’(x) = lim Contoh pengerjaan bentuk U.V:
dx dx b→0 b
Contoh 1: Turunan pertama dari y = 2x2√2–x
B. RUMUS-RUMUS TURUNAN adalah?
Rumus-rumus turunan fungsi pada beberapa U = 2x2 U’ = 4x
bentuk: 1⁄ 1 1⁄
V = √2–x = (2-x) 2 V’ = . (2-x)– 2 .(-1)
Fungsi (f(x)) Turunan fungsi (f’(x)) 2
-1
U±V U’ ± V’ =
2√2–x
U.V U’.V + U.V’ y’ = U’V + U.V’
U.V.W U’.V.W + U.V’.W + U.V.W’ y’ = 4x√2–x + 2x2.
-1
2√2–x
U U’.V - U.V’
V V2 8x - 4x2 - x2 8x - 5x2
y’ = y’ =
Un n.Un-1.U’ √2–x √2–x
U∘V = U(V(x)) U’(V(x)).V’(x) Contoh 2: f(x) = (3x + 4)(8 – x), tentukan f’(x)!
U = 3x + 4 U’ = 3
U∘V∘W = U(V(W(x)) U’(V(W(x))).(V(W(x))’
V=8–x V’ = -1
y = f(u) dy du dy
. = f’(x) = U’V + U.V’
u = g(x) du dx dx
f’(x) = (3)(8 – x) + (3x + 4)(-1)
y = f(u) v = h(x) dy du dv dy
. . = f’(x) = 24 – 3x – 3x – 4
u = g(v) du dv dx dx
f’(x) = 20 – 6x
C. TURUNAN FUNGSI ALJABAR Contoh 3: f(x) = (x – 2)2(3 – x), tentukan turunan
Aturan-aturan yang digunakan pada turunan kedua dari f(x) dan nilai f’’(1).
fungsi aljabar: U = (x – 2)2 U’ = 2(x– 2)(1) = 2x – 4
f(x) f’(x) V=3–x V’ = -1
k (konstanta) 0 f’(x) = U’V + U.V’
k.x k f’(x) = (2x – 4)(3 – x) + (x – 2)2(-1)
k.xn n.k.xn-1 f’(x) = 6x – 2x2 – 12 + 4x – x2 + 4x – 4

TURUNAN 1
materi78.co.nr MAT 4
f’(x) = –3x2 + 14x – 16 y’ = 3(x – 2)2 = 3(x2 – 4x + 4)
f’’(x) = (2)(-3x2-1) + 14 – 0 y’ = 3x2 – 12x + 12
f’’(x) = -6x + 14 y’’ = 2.3.x2-1 – 12
f’’(1) = -6(1) + 14 f’’(1) = 8 y’’ = 6x – 12
da Contoh 3: g(x) = (√x – 5)2 + 2√x + 2, nilai g’(x)?
Contoh 4: a = (2b – 4)(b – 1)(3 – b), tentukan !
db 1 1 1⁄ 1
U = √x – 5 = x ⁄2 – 5 U’ = . x– 2 =
U = 2b – 4 U’ = 2 2 2√x
V=b–1 V’ = 1 1⁄ 1 1 1
V = 2√x = 2x 2 V’ = 2. .x– ⁄2 =
2 √x
W=3–b W’ = -1
da
W=2 W’ = 0
= U’.V.W + U.V’.W + U.V.W’ n-1
db g’(x) = n.U .U’ + V’ + W’
= 2(b–1)(3–b) + (2b–4)(1)(3–b) + (2b–4)(b–1)(-1) 1 1
g’(x) = 2(√x – 5). + +0
2
= 2(3b – b – 3 + b) + (6b – 2b – 12 + 4b) – 2 2√x √x

(2b2 – 2b – 4b + 4) √x - 5 1 √ x - 4 √ x x - 4√ x
g’(x) = + = . =
2 2
= 8b – 2b – 6 + 10b – 2b – 12 – 2b + b – 4 2 √x √x √x √x x
da
= 19b – 6b2 – 22 4√ x
db g’(x) = 1 –
U
x
Contoh pengerjaan bentuk : Contoh pengerjaan bentuk komposisi fungsi dan
V
3x+2 turunan berantai:
Contoh 1: Tentukan y’ dari y = !
2x+3 Contoh 1: Jika f(x) = x2 + 4, g(x) = 3x + 6, dan h(x)
U = 3x + 2 U’ = 3 = f∘g(x), tentukan h’(x)!
V = 2x + 3 V’ = 2 f’(x) = 2x g’(x) = 3
U’.V - U.V’ h’(x) = f’(g(x)).g’(x)
y’ = 2
V h’(x) = 2(3x + 6)(3) h’(x) = 18x + 36
(3)(2x+3) - (3x+2)(2)
y’ = 2 Contoh 2: y = √x+√5x–1 , tentukan y’.
(2x+3)
6x + 9 - 6x - 4 5 Kita anggap bahwa:
y’ = y’ = 2
4x +12x+9
2
4x +12x+9 y = √u u = x + √5x–1
1 maka,
Contoh 2: Tentukan nilai f’(x) dari f(x) = 1 !
1+x dy dy du
= .
dx du dx
U=1 U’ = 0
1 5 1 5
V = 1 + x-1 V’ = -x-2 = . (1+ )= . (1+ )
2√ u 2√5x+1 2√x+√5x–1 2√5x+1
U’.V - U.V’
f’(x) = 2 1 1 5
V
= + .( )
(0)(1+x-1 ) - (1)(-x-2 ) 2√x+√5x–1 2√x+√5x–1 2√5x+1
f’(x) = 2
(1+x-1 ) dy 2√5x+1+5
1 =
x-2 x2
dx
f’(x) = = 4√(x+√5x–1)(√5x+1)
1+2x-1 +x-2 2 1
1+x +x2
1 D. TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI
f’(x) =
2 Aturan-aturan yang digunakan pada turunan
x +2x+1
Contoh pengerjaan bentuk Un: fungsi trigonometri:
Contoh 1: y = (1 – 5x)6, maka nilai y’? f(x) f’(x)
n-1
y’ = n.U .U’ sin U cos U. U’
6-1
y’ = 6.(1 – 5x) . (-5) cos U -sin U. U’
5
y’ = -30(1 – 5x) tan U sec2 U. U’
Contoh 2: y = (x – 2)3, tentukan turunan pertama sec U sec U. tan U. U’
dan kedua y. cot U -cosec2 U. U’
n-1
y’ = n.U .U’ cosec U cosec U. cot U. U’
y’ = 3.(x – 2)3-1. (1)

TURUNAN 2
materi78.co.nr MAT 4
Contoh pengerjaan bentuk U ± V: U’.V - U.V’
f’(x) = 2
Contoh 1: f(x) = 2.cosx – sin4x + tanx, maka f’( 4 )?
π V
(1 + cosx)(1 + cosx) – (x+sinx)(–sinx)
f’(x) = –2.sinx – 4.cos4x + sec2x f'(x) = 2
(1 + cosx)
π π π π
f’(4 ) = –2.sin( 4 ) – 4.cos4(4 ) + sec2( 4 ) 2
1 + 2.cosx + cos2 x + x.sinx + sin x
π 1 π f’(x) =
f’(4 ) = –2. /2√2 – 4.(–sin(2 )) + (√2)2
2
(1 + cosx)
π π 2 + x.sinx + 2.cosx
f’(4 ) = –√2 + 4(1) + 2 f’(4 ) = 6 – √2 f’(x) = 2
(1 + cosx)
Contoh 2: h(x) = cosx + x.sinx – x3 + 5, maka h’(x)?
Contoh pengerjaan bentuk Un:
2
h’(x) = –sinx + (1)(sinx) + (x)(cosx) – 3x + 0 π
Contoh 1: Tentukan turunan dari y = sin7(5x2 - 2 )!
2
h’(x) = –sinx + sinx + x.cosx – 3x
y’ = n.Un-1.U’
h’(x) = x.cosx – 3x2 π π
y’ = 7.sin7-1(5x2 - 2 ).cos(5x2 - 2 ).(2.5x2-1 – 0)
Contoh pengerjaan bentuk U.V:
π π
Contoh 1: y = (sinx – cosx)(sinx + cosx), tentukan y’ = 70x.sin6(5x2 - 2 ).cos(5x2 - 2 )
turunan pertama dan kedua dari y. Contoh 2: f’(x) dari f(x) = sec10(3 – 5x) adalah?
U = sinx – cosx U’ = cosx + sinx f’(x) = 10.sec10-1(3 – 5x).sec(3 – 5x).tan(3 – 5x).(-5)
V = sinx + cosx V’ = cosx – sinx f’(x) = –50.sec10(3 – 5x).tan(3 – 5x)
1 1
y’ = U’V + UV’ Contoh 3: y = 5.cot5x – 3.cot3x + cotx + x, maka
y’ = (cosx + sinx)(sinx + cosx) + (sinx – cosx)(cosx – sinx) turunan pertama dan kedua y adalah?
2 2 2
y’ = sin x + 2.sinx.cosx + cos x – (sin x 1 1
y’ = 5.5.cot5-1x.(–cosec2x) – 3.3.cot3-1x.(–cosec2x)
– 2.sinx.cosx + cos2x)
+ (–cosec2x) + 1
y’ = 4.sinx.cosx
y' = –cot4x.cosec2x – cot2x.cosec2x – cosec2x + 1
y’ = 2.sin2x y’’ = 4.cos2x
y’ = –cot4x.cosec2x – cot2x.cosec2x + cot2x
Contoh 2: Tentukan y’ dari y = 4.sin2x.cos2x !
y’ = cot2x(–cot2x.cosec2x – cosec2x + 1)
U = 4.sin2x U’ = 2.4.sinx.cosx
y’ = cot2x(–cot2x.cosec2x + cot2x)
U’ = 8.sinx.cosx = 4.sin2x
y’ = cot4x(–cosec2x + 1)
V = cos2x V’ = –2.sin2x
y’ = cot6x
y' = U’V + UV’
y’’ = 6.cot6-1x.(–cosec2x) y = –6.cot5x.cosec2x
y’ = (4.sin2x)(cos2x) + (4.sin2x)(–2.sin2x)
Contoh pengerjaan bentuk komposisi fungsi dan
y’ = 2.sin4x – 8.sin2x.sin2x turunan berantai:
U
Contoh pengerjaan bentuk : Contoh 1: Jika g(x) = x2, dan h(x) = sin4x, maka
V
sinx turunan dari g∘h(x) adalah?
Contoh 1: Jika y = , tentukan nilai y’! g’(x) = 2x h’(x) = 4.cos4x
1 - cosx
U = sinx U’ = cosx (g∘h(x))’ = g’(h(x)).h’(x)
V = 1 – cosx V’ = sinx = 2(sin4x).4.cos4x = 8.sin4x.cos4x
U’.V - U.V’ (g∘h(x))’ = 4.sin8x
y’ = 2
V Contoh 2: y =√sin√cos2x, maka y’?
(cosx)(1 – cosx) – (sinx)(sinx)
y' = 2 y = √u u = sinv v = √w w = cos2x
(1 – cosx)
2 dy dy du dv dw
cosx – cos2 x – sin x = . . .
y’ = dx du dv dw dx
(1 – cosx)(1 – cosx)
2 1 1
–(–cosx+(cos x + sin x)) –(–cosx+1)
2
= . cosv. .(–2.sin2x)
y’ = = 2√ u 2√ w
(1–cosx)(1–cosx) (1–cosx)(1–cosx)
1 1 1
y’ = = .cos√cos2x. .(–2.sin2x)
cosx – 1 2√sin√cos2x 2√cos2x
x + sinx dy –sin2x
Contoh 2: f(x) = , maka f’(x)? =
1 + cosx dx (2√sin√cos2x)(√cos2x)
U = x + sinx U’ = 1 + cosx
V = 1 + cosx V’ = -sinx

TURUNAN 3
materi78.co.nr MAT 4
Contoh pengerjaan dengan menyederhanakan
menggunakan dalil-dalil trigonometri:
2
3 (sin2x+cos2x)
Contoh 1: y = √ , tentukan y’!
sec4x+tan4x

2
2.sin2x.cos2x+sin x+cos x
2
3
y=√ 1 sin4x
+
cos4x cos4x

3 (2.sin2x.cos2x+1)(cos4x)
y=√
1+sin4x

3 (sin4x+1)(cos4x) 1
y=√
3
= √cos4x = cos3 4x
1+sin4x
2 4.sin4x
y’ = 3.cos–3 4x.(-sin4x)(4) y’ = -
1
3
3√cos2 4x
Contoh 2: f(x) = (sin5x – cos5x)2, maka nilai f’’(x)
adalah?
f(x) = sin25x – 2.sin5x.cos5x + cos25x
f(x) = 1 – sin10x f’(x) = –10.cos10x
f’’(x) = 100.sin10x
Contoh 3: Tentukan turunan pertama dari
sin3x – sin2x + sinx
persamaan y = !
cos3x – cos2x + cosx
(sin3x + sinx) – sin2x 2.sin2x.cosx – sin2x
y= =
(cos3x + cosx) – cos2x 2.cosx.cosx – cos2x
(2cosx - 1).sin2x
y= = tan2x
(2cosx - 1).cos2x
y’ = 2.sec22x

TURUNAN 4

Anda mungkin juga menyukai