OLEH:
Khairun Nisa
P3E119016
c. Operasi implikasi ( )
Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan
dua pernyataan tunggal dengan memakai kata perangkai “jika maka”.
Misalnya dari pernyataan tunggal p dan pernyataan tunggal q, dibentuk
kalimat baru yang merupakan pernyataan majemuk dalam bentuk “jika p maka
q”.
Nilai kebenaran implikasi:
p q p q
B B B
B S S
S B B
S S B
Contoh:
p : Riska lulus ujian.
q : Riska melanjutkan pendidikan di Universitas Halu Oleo.
p q : Jika Riska lulus ujian maka Riska melanjutkan pendidikan di
Universitas Halu Oleo; (p s)= B
p : 2 + 5 = 7; (p)= B
q : 7 bukan bilangan prima; (q)= S
p s : Jika 2 + 5 = 7, maka 7 bukan bilangan prima; ( p s)= S
d. Operasi Biimplikasi ( )
Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan
dua pernyataan tunggal dengan memakai kata perangkai “jika dan hanya
jika”.
Nilai kebenaran biimplikasi:
p q p q
B B B
B S S
S B S
S S B
Contoh:
p : 2+2=5; (p)= S
q : 5 adalah bilangan prima; (q)= B
p q: 2+2 =5 jika dan hanya jika 5 adalah bilangan prima; (p q)= S
p : Indonesia angota Asean; (p)= B
q : Pilifina anggota Asean; (q)= B
p q : Indonesia anggota Asean jika dan hanya jika Pilifina anggota
Asean;
(p q)= B
Contoh:
Jika p : Kendari adalah Ibukota Sulawesi Tenggara; (p)= B
Maka ~p : Kendari bukan Ibukota Sulawesi Tenggara; (~p)= S
Atau : Tidaklah benar Kendari Ibukota Sulawesi Tenggara.
Jika q : 10 > 20; (q)= S
Maka ~q : 10 20; (q)= B
Atau : tidak benar 10 > 20.
Jika p : Semua bilangan prima adalah bilangan ganjil; (p)= S
Maka ~p : Beberapa bilangan prima bukan bilangan ganjil; (~p)= B
Atau : Tidaklah benar semua bilangan prima adalah bilangan ganjil.
Biimplikasi
Negasi dari p q ekuivalen dengan (p ~q) (q ~p).
p q: 2+2 =5 jika dan hanya jika 5 adalah bilangan prima; (p
q)= S
~(p q): 2+2=5 dan 5 bukan bilangan prima atau 5 adalah bilangan
prima dan 2+2 5.
p q:Indonesia anggota Asean jika dan hanya jika Pilifina anggota
Asean;
~(p q) : Indonesia anggota asean dan pilifina bukan anggota asean
atau pilifina anggota asean dan indonesia bukan anggota asean.
B B S S B
B S B B B
S B S S B
S S B S B
Modus Tollens
Jika diketahui premis-premis a => b dan ̴ b, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu
̴ a, yang artinya jika a maka b dan ingkaran b, maka ingkaran a. Modus Tollens
disebut juga kaidah penolakan akibat.
Contoh:
Tentukan kesimpulan dari premis berikut :
Jika hari tidak hujan, maka kami akan pergi ketaman
Kami tidak akan pergi ke taman.
kesimpulannya adalah: hari hujan.
Modus Silogisme
Silogisme ditandai dengan adanya dua pernyataan majemuk yang
dihubungkan dengan kata logika berupa implikasi misalnya a => b ( jika a maka
b) dan b => c (jika b maka c). Berdasarkan metode silogisme, maka dari kedua
premis tersebut dapat ditarik kesimpulan yaitu a => c (jika a maka c).
Aturan silogisme menggunakan sifat transitif (menghantar) dari pernyataan
implikasi. Kaidah silogisme terbilang mudah dipahami jika premis-premisnya
sudah tersedia dalam bentuk yang umum seperti dua premis yang sebelumnya
dibahas. Ada kalahnya kita harus mencari bentuk yang ekuvalen terlebih dahulu
sebelum dapat menarik kesimpulan.
Contoh:
Tentukan kesimpulan dari premis berikut ini:
Jika x bilangan real,maka X² ≥ 0
Jika X² ≥ 0, 𝑚𝑎𝑘𝑎 (𝑋 2 + 2) > 0
kesimpulan dari premis di atas adalah: Jika x bilangan real, maka (x² + 2) > 0