(CCM110)
MODUL 03
LOGIKA MATEMATIKA
DISUSUN OLEH
Dr. BUDI TJAHJONO, S.Kom, M.Kom
Preposisi
• Pernyataan atau proposisi adalah sebuah kalimat tertutup yang
mempunyai nilai kebenaran BENAR saja atau SALAH saja, tapi
tidak keduanya.
• Umumnya digunakan huruf kecil seperti :
p, q, r, s, t …
• Nilai kebenaran suatu pernyataan dinotasikan dengan simbol
Contoh
• p : “ Hasil perkalian 3 dan 6 adalah 18 “ , (p) = B (Benar)
• q : “ Semua bilangan prima adalah bilangan ganjil” , (q) = S (Salah)
• r : “ 12 + 5 > 16 “ , (r) = B
• s : “ Besi adalah benda cair “ , (s) = S
Bukan Preposisi/Pernyataan
• Kalimat yang tidak mempunyai nilai kebenaran yang pasti adalah
bukan pernyataan. Contoh :
• “Cape deh…”
• “ x2 – 5x + 4 > 0 “
• “ 2x + 5 < 18 “
• “Mahasiswa/i Telkom University keren semua”
Kombinasi Preposisi
• Misalkan p dan q adalah proposisi.
1. Konjungsi (conjunction): p dan q p q,
2. Disjungsi (disjunction): p atau q p q
3. Ingkaran (negation) dari p: tidak p p
• p dan q disebut proposisi atomik
• Kombinasi p dengan q menghasilkan proposisi majemuk (compound
proposition
Proposisi Bersyarat
(kondisional atau implikasi)
• Kondisional : pq
• Konvers (kebalikan) : qp
• Invers : ~p~q
• Kontraposisi : ~q~p
Contoh
• Diberikan pernyataan “Perlu memiliki password yang sah agar anda
bisa log on ke server”
• Nyatakan pernyataan di atas dalam bentuk proposisi “jika p, maka q”.
• Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari pernyataan tersebut.
Solusi
Misal:
p : Anda bisa log on ke server
q : Memiliki password yang sah
(a) Jika anda bisa log on ke server maka anda memiliki password yang
sah
(b) Konvers: (q p)
“Jika anda memiliki password yang sah maka anda
Kontraposisi : (~ q ~ p )
“Jika anda tidak memiliki password yang sah maka anda tidak bisa
log on ke server”
Tabel Kebenaran
NEGASI DISJUNGSI
KONJUNGSI IMPLIKASI
TAUTOLOGI :
Pernyataan Majemuk yang nilai kebenarannya BENAR semua
KONTRADIKSI:
Pernyataan Majemuk yang nilai kebenarannya SALAH semua
SATISFY :
Pernyataan Majemuk yang nilai kebenarannya GABUNGAN.
p V ~ ( p q )
KONTRADIKSI
p
A B
pVq
q
A p q B
pq
q ~p
r
p
~q
EKIVALENSI LOGIS
DEFINISI:
P(p,q,r, . . .) Q(p, q, r, . . .)
Contoh
Tunjukkan bahwa ~ ( p V q ) ekivalen dengan ~p ^ ~q
~ (p V q)
~p ^ ~q
S
B B B S S S
S
B B S
S S B
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id
6 / 18
S
S B B B S S
B
S S S B B B
Latihan Soal
Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi jika
diketahui implikasi berikut ini
1. Jika hari ini asessemen matdis maka saya akan berusaha mengerjakan soal
dengan baik
2. Jika saya tidak malas belajar maka kelulusan bukanlah hal yang sulit
3. Buatlah Tabel Kebenaran untuk pernyataan majemuk berikut.
1) [ p q ] ~ p
2) ~ [ p q ] V ~ p
3) [~ p V ~q ] r
4) p [p ( q V r) ]
5) p [(p q) r ]
6) [ (p q) ( ~q V r )] ( p r )
7. Tunjukkan bahwa (p q) ekivalen dengan ~p V q
8. Tunjukkan bahwa p V (p ^ q) p dan
p ^ (p V q) p
9. Gambarkan rangkaian dari pernyataan majemuk berikut
a. (~p ^ [ q V (r ^ ~s) ]) V [~q V p]
b. { [ (p ^ q) V (r ^ ~p)] ^ s } V { ~p ^ [ q V (r ^ ~s) ] ^ ~q }
4
Jadi, nilai kebenaran negasi suatu pernyataaan selalu berlawanan dengan nilai
kebenaran pernyataan semula. Sifat tersebut dapat dituliskan dalam bentuk tabel
berikut ini.
Contoh:
a. p : Semua bilangan prima adalah ganjil.
~p : Tidak benar bahwa semua bilangan prima adalah ganjil.
~p : Ada bilangan prima yang tidak ganjil.
b. q : 2+2=5
~q : Tidak benar 2 +2 =5
~q : 2 + 2 5
B. Konjungsi
Konjungsi adalah pernyataan gabungan dari dua pernyataan dengan menggunakan
kata hubung “dan”. Konjungsi dari pernyataan p dan q dinotasikan oleh “p q”.
Nilai kebenaran konjungsi p q memenuhi sifat berikut ini: jika p benar dan q
benar, maka p q benar; sebaliknya, jika salah satu p atau q salah serta p salah
dan q salah, maka p q salah. Dengan perkataan lain, konjungsi dua pernyataan
akan bernilai benar hanya bila setiap pernyataan bagiannya bernilai benar. Untuk
lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.
Contoh :
a. p : 2 + 3 = 5 (benar)
q : 5 adalah bilangan prima (benar)
pq : 2 + 3 = 5 dan 5 adalah bilangan prima (benar)
b. p : 12 habis dibagi 3 (benar)
q : 15 habis dibagi 2 (salah)
pq : 12 habis dibagi 3 dan 15 habis dibagi 2 (salah)
C. Disjungsi
Disjungsi adalah pernyataan gabungan dari dua pernyataan dengan menggunakan kata
hubung “atau”. Disjungsi dari pernyataan p dan q dinotasikan oleh “p q”.
Nilai kebenaran disjungsi p q memenuhi sifat berikut ini: jika p benar dan q benar
serta salah satu diantara p dan q benar, maka p q benar. Jika p dan q dua-duanya
salah maka p q salah. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.
Contoh :
a. p : 5 + 3 = 8 (benar)
q : 8 adalah bilangan genap (benar)
p q : 5 + 3 = 8 atau 8 adalah bilangan genap (benar)
b. p : 5 + 3 8 (salah)
q : 8 bukan bilangan genap (salah)
p q : 5 + 3 8 atau 8 bukan bilangan genap (salah)
6
D. Implikasi
Implikasi (pernyataan bersyarat/kondisional) adalah pernyataan majemuk yang disusun
dari dua buah pernyataan dengan menggunakan kata hubung logika “jika . . .
maka . . .”. Disjungsi dari pernyataan p dan q dinotasikan oleh “p q”, dapat dibaca
“jika p maka q”.
Nilai kebenaran implikasi p q memenuhi sifat berikut: jika p benar dan q salah, maka
p q dinyatakan salah. Dalam kemungkinan yang lainnya p q dinyatakan benar.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.
p Q pq
B B B
B S S
S B B
S S B
Contoh :
a. p : 5 + 3 = 8 (benar)
q : 8 adalah bilangan genap (benar)
p q : jika 5 + 3 = 8 maka 8 adalah bilangan genap (benar)
b. p : 5 + 3 8 (salah)
q : 8 adalah bilangan genap (benar)
p q : jika 5 + 3 8 maka 8 adalah bilangan genap (benar)
E. Biimplikasi
Jika dua pernyataan p dan q dirangkai dengan menggunakan dengan kata hubung “…
jika dan hanya jika …”, maka diperoleh pernyataan baru yang berbentuk “p jika dan
hanya jika q” yang disebut biimplikasi. Biimplikasi dari pernyataan p dan q dinotasikan
oleh “p q”.
Nilai kebenaran biimplikasi p q memenuhi sifat berikut: p q dinyatakan benar jika
p dan q mempunyai nilai kebenaran yang sama. p q dinyatakan salah jika mempunyai
nilai kebenaran yang tidak sama. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.
Contoh:
a. p : 2 + 6 = 8 (benar)
q : 2 < 8 (benar)
pq : 2 + 6 = 8 jika dan hanya jika 2 < 8 (benar)
b. p : 2 + 6 8 (salah)
q : 2 > 8 (salah)
pq : 2 + 6 8 jika dan hanya jika 2 > 8 (benar)
p q ~p ~q pq qp ~p ~q ~q ~p
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B
Dari tabel kebenaran terlihat bahwa nilai kebenaran p q sama dengan nilai
kebenaran ~q ~p. Begitu pula nilai kebenaran q p sama dengan nilai
kebenaran ~p ~q.
8
2.7. Pernyataan Berkuantor
Kuantor adalah pengukur kuantitas atau jumlah. Pernyataan berkuantor artinya
pernyataan yang mengandung ukuran kuantitas atau jumlah. Biasanya pernyataan
berkuantor mengandung kata semua, setiap, beberapa, ada dan sebagainya. Kata-kata
tersebut merupakan kuantor karena kata-kata tersebut menyatakan ukuran jumlah.
Kuantor dibagi menjadi dua, yaitu kuantor universal dan kuantor eksistensial.
9
A. Kuantor Universal
x, p(x)
dibaca: untuk setiap x berlakulah p(x) atau untuk semua x berlakulah p(x)
B. Kuantor Eksistensial
Pernyataan yang menggunakan kata beberapa atau ada disebut pernyataan berkuantor
eksistensial. Kata beberapa atau ada disebut kuantor eksistensial. Berikut beberapa contoh
pernyataan yang menggunakan kuantor eksistensial.
a. Ada bis kota yang bersih.
b. Beberapa dinding rumah terbuat dari papan kayu.
Seperti halnya pada kuantor universal, kuantor eksistensial juga dapat digunakan untuk
mengubah kalimat terbuka menjadi pernyataan. Misalkan p(x) adalah sebuah kalimat
terbuka, maka untuk menyatakan penyelesaian dari p(x) dituliskan sebagai berikut.
10
x, p(x)
dibaca: beberapa x berlakulah p(x) atau ada x berlakulah p(x)
11
2.8.
Modus ponens, modus tollens dan silogisme adalah metode atau cara yang digunakan
dalam penarikan kesimpulan. Proses penarikan kesimpulan terdiri atas beberapa
pernyataan yang diketahui nilai kebenarannya (disebut premis). Kemudian dengan
menggunakan prinsip-prinsip logika dapat diturunkan pernyataan baru (disebut
kesimpulan/konklusi) yang diturunkan dari premis-premis semula. Penarikan kesimpulan
seperti itu sering juga disebut argumentasi.
Suatu argumentasi disusun dengan cara menuliskan premis-premisnya baris demi baris
dari atas ke bawah, kemudian dibuat garis mendatar sebagai batas antara premis-premis
dengan konklusi. Misalkan pernyataan-pernyataan yang diketahui (premis-premis)
adalah a dan b, konklusinya c, maka argumentasi tersebut dapat disajikan dalam susunan
berikut.
3. Silogisme
Misalkan diketahui premis-premis p q dan q r. Dari premis-premis itu dapat diambil
konklusi p r. Pengambilan kesimpulan dengan cara seperti itu disebut kaidah
silogisme. Silogisme disajikan dalam susunan sebagai berikut.
pq ……. premis 1
qr ……. premis 2
p r ……. kesimpulan/konklusi
Contoh
Diketahui:
Premis 1 : Jika Adi rajin belajar maka Adi lulus ujian
Premis 2 : Jika Adi lulus ujian maka Adi dapat diterima di PTN
Penarikan kesimpulan dari premis–premis tersebut adalah…
Misalkan : p = Adi rajin belajar
14
Premis 1 :pq
Premis 2 :qr
Kesimpulan : p r
Jika Adi rajin belajar maka Adi dapat diterima di PTN
Soal Latihan:
Jawaban :
DAFTAR PUSTAKA
1. Discrete Mathematic for Computer Science, Nowell,David liben, 2017, John
Willey & sons
2. Discrete Mathematic, 3rd edition, Lipschutz,, Seymour, Lipson, Marc, McGraw
Hill, 2007