SKRIPSI
OLEH
NAMA : MAHARANI
NIM : 10111001009
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya
OLEH :
NAMA : MAHARANI
NIM : 10111001009
Maharani
ABSTRAK
Peledakan merupakan salah satu proses awal dari suatu kegiatan
pertambangan yang bertujuan untuk menghancurkan batuan dari batuan induknya.
PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk melakukan peledakan untuk menambang batu
kapur sebagai salah satu bahan baku pembuatan semen. Setiap tahapan peledakan
mempunyai risiko keselamatan kerja yang tinggi, oleh karena itu dalam
keselamatan tambang penting dilakukan identifikasi dan penilaian risiko untuk
mengefektifkan penanganan terhadap risiko.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bahaya keselamatan
pada kegiatan peledakan di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif menggunakan kombinasi metode Preliminary
Hazard Analysis (PHA) dan Photovoice dalam identifikasi risiko, analisis risiko,
dan kategori risiko dengan teknik semi kuantitatif berdasarkan teori Marvin
Rausand, selanjutnya evaluasi risiko menggunakan konsep ALARP.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kegiatan peledakan yang terdiri dari
tahap pengeboran lubang ledak, penyimpanan, pengambilan, pencampuran,
pengangkutan, pengisian, dan perakitan bahan peledak hingga saat peledakan dan
pasca peledakan teridentifikasi 36 jenis sumber bahaya yang berisiko
menimbulkan 52 risiko dengan 14 risiko kategori tinggi, 38 risiko dengan kategori
sedang dan tidak terdapat risiko rendah yang dipengaruhi karena masih belum
efektifnya upaya pengendalian risiko di setiap tahapan peledakan.
Secara keseluruhan setiap tahapan kegiatan peledakan di PT. Semen
Baturaja (Persero) Tbk masih terdapat ketidaksesuaian dengan KEPMEN
Pertambangan dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1995 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pertambangan Umum, sehingga perlu dilakukan penilaian risiko
lanjutan untuk mengevaluasi program pengendalian risiko yang sudah berjalan
serta mengintensifkan program pengawasan dan pemantauan pada setiap kegiatan
peledakan.
i Universitas Sriwijaya
OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY, ENVIRONMENTAL HEALTH
FACULTY OF PUBLIC HEALTH UNIVERSITY OF SRIWIJAYA
Thesis, November 6th, 2015
Maharani
Hazard and Safety Analysis in Blasting Activities on Raw Material Supply Unit
at PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk
ABSTRACT
ii Universitas Sriwijaya
iii Universitas Sriwijaya
iv Universitas Sriwijaya
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing :
v Universitas Sriwijaya
RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
Riwayat Organisasi
2011– 2013 :
1. Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa KM
FKM UNSRI
2. Kepala Divisi Komunikasi dan Media Badan
Eksekutif Mahasiswa KM FKM UNSRI
3. Koordinator Divisi Editor Badan Otonom
Pers Publishia FKM Unsri
2014- 2015 :
1. Kepala Divisi LITBANG Badan Otonom
Pers Publishia FKM UNSRI
2. Anggota Sriwijaya Tobacco Control (STC)
Universitas Sriwijaya
vi Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis
Dibuat : di Indralaya
Pada Tanggal : 10 November 2015
Yang Menyatakan,
Maharani
NIM. 10111001009
ix Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
x Universitas Sriwijaya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
xi Universitas Sriwijaya
BAB I II KERANGKA PIKIR
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv Universitas Sriwijaya
DAFTAR TABEL
A
Acceptable Risk : Tingkat risiko yang dapat diterima
Accidental event : Deskripsi dari kejadian bahaya yang terjadi
Air Blast : Bergetarnya udara sebagai akibat dari proses ledakan
Ammonium Nitrate : Bahan peledak campuran sebagai pengoksida senyawa
ANFO : Ammonium Nitrate And Fuel Oil
AS/NZS : Australian Risk Management Standards
B
Bahan Peledak : Semua senyawa kimia, campuran, atau alat yang dibuat,
diproduksi atau digunakan untuk membuat bahan peledak
dengan reaksi kimia yang berkesinambungan di dalam
bahan-bahannya.
Belt Conveyor : Alat transport material yang terbuat dari karet/ban
Blasting : Peledakan
Blasting Machine : Alat pemicu pada peledakan listrik
Bolder : Batu besar sebagai pembatas
Bottom Loading : Alat pengeluaran klinker dari bawah silo
Burden : Jarak antar baris lubang tembak pertama dengan bidang
bebas atau jarak antar baris lubang tembak
BATAN : Badan Tenaga Nuklir Nasional
BPS : Badan Pusat Statistik
BCM : Bank Cubic Metre (volume insitu (di tempat)
BOM : Blasting Ohm Meter
C
Catastrophic : Fatal lebih satu orang, kerugian sangat besar dan dampak
luas yang berdampak panjang, terhentinya seluruh
kegiatan
Cement Grinding : Penggilingan Semen
Cement Packing : Pengemasan Semen
Cf-Silo : Penyimpanan raw meal (hasil penggilingan)
Clinker : Hasil pembakaran raw meal
Clinker Burning : Pembakaran klinker
CoalMeal Preparation: Pengolahan batubara sebelum digiling (pengeringan)
Coal Mill : Penggilingan batubara
Coarse Grinding : Pemecahan bagian yang kasar/besar
Comments : Keterangan/ komentar
Contingencies : Tindakan yang dilakukan untuk mencegah bahaya terjadi
Connecting Wire : Kawat yang mempunyai isolasi, dipakai untuk meng-
hubungkan “legwire” dengan “firing line”
Critical : Cedera berat lebih dari satu orang, kerugian, gangguan
produksi
Crushing : Pemecahan batuan kapur dari ukuran besar hingga ukuran
yang bisa masuk ke penggilingan material
D
Delay : Waktu tunda detonasi sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
Density : Isian berat bahan peledak per unit panjang isian (gr/cc)
Detonator : Alat pemicu ledakan awal
DoubleRoller Crusher: Untuk memecah batubara sampai keukuran yang
diperlukan di coal meal
Drilling : Pengeboran
Drill Pad : Landasan unit drill
F
Fine Coal : Hasil batubara yang sudah halus untuk pembakaran
Flying Rock : Lemparan batu hasil peledakan
Frequent : Dapat terjadi setiap saat
Fuel Oil : Bahan bakar minyak (solar)
FEMA : Failure Event and Effect Analysis
FMEA : Failure Modes And Effect Analysis
G
Grate Cooler : Alat pendinginan klinker secara tiba-tiba
Grit Separator Fan : Pemisah material raw meal yang kasar dengan yang halus
H
Hazard : Sumber bahaya
Heat Stress : Keadaan stress akibat paparan panas
Helper : Asisten pembantu kegiatan peledakan
High Explosive : Bahan peledak reaksi tinggi
Hydraulic Roller Press: Alat pemecahan batubara pada proses pertama
HAZOP : Hazars And Operability Analysis
HMX : High Melting Explosive
I
ILO : International Labour Organization
ISO : International Organization For Standardization
J
JSA : Job Safety Analysis
K
KIM : Kartu Izin Mengemudi
Kiln Feed : Umpan kilen (raw meal yang diumpankan ke kiln)
K3 : Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
L
Legwire : Dua kawat yang menjadi satu dengan detonator listrik,
yang salah satu ujungnya dihubungkan dengan bridge
M
Major : Cedera sedang, perlu penanganan medis, kerugian
finansial besar
Minor : Cedera ringan, kerugian finansial sedang
Misfire : Keadaan gagal ledak
Mollen : Mesin pencampur
Moving : Perpindahan
Multicyclone : Alat pemisah dengan material gabungan beberapa cyclone
MIL-STD : Military Standard
MSDS : Material Safety Data Sheet
N
Nozzle Ring : Pengatur jumlah bahan bakar
NERAM : Network For Environmental Risk Assessment And
Management
NO : Nomor
O
Occasional : Dapat terjadi atau terjadi sekali-sekali
Ohm Meter : Alat pengukur hambatan listrik
Oker : Bahan pewarna
Over Break : Pecahan melebihi batas/ lemparan batu
P
Photovoice : Narasi dari hasil foto
Pfitser : Blower untuk mengumpankan fine coal ke burner gan kiln
Pre-Calsiner : Kalsinasi awal di preheater kalsinasi 60 %
Pre-Grinding : Kalsinasi awal penggilingan
Preheater : Proses tempat terjadinya kalsinasi 40%
Premature Blasting : Peledakan sebelum waktunya
Power Gel : Daya gel
Probable : Sangat mungkin terjadi atau sering
Probable causes : Deskripsi kemungkinan penyebab kejadian bahaya
PAK : Penyakit Akibat Kerja
PBM : Penyedian Bahan Mentah
PETN : Pentaerythritol Tetranitrate
PHA : Preliminary Hazard Analysis
PP : Peraturan Pemerintah
PT : Perusahaan Terbatas
R
Raw Meal Preparation: Persiapan bahan baku
Remote : Jarang terjadi tetapi mungkin terjadi
Rock Drill : Unit pengeboran batuan keras
Roller Mill : Mesin pemutar
xx Universitas Sriwijaya
Rotary Packer : Tempat pengantongan semen
S
Safety Talk : Pembicaraan mengenai keselamatan kerja
Severity : Keparahan / dampak yang ditimbulkan dari
Shelter : Rumah pelindung untuk juru ledak
Spasi : Jarak antar lubang tembak dalam baris yang sama
Staggered : Pola pengeboran
Stemming : Tanah/ Lapisan penutup lubang ledak
Storage Pile : Tempat penyimpanan rawmeal atau material Limestone
SOP : Standart Operating Procedure
T
Tester : Alat pengecek arus listrik/ OHM Meter
Track Drill : Roda pemutar dan penggerak pada unit drill
Tube Mill : Penggilingan material sampai memproduk raw meal
TBK : Terbuka
TNT : Tri Nitro Toluene
TRA : Task Risk Assessment
U
UU : Undang-Undang
V
Very Unlikely : Kemungkinan sangat kecil terjadi
Vertical Raw Mill : Penggilingan material sampai produk raw meal
Vibrating Screen : Penyaring batubara dan packer untuk alat penyaring
bahan-bahan material asing di cement packer
BAB I
PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya
2
Universitas Sriwijaya
3
Universitas Sriwijaya
4
Universitas Sriwijaya
5
Universitas Sriwijaya
6
Universitas Sriwijaya
7
1.5.2 Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2015.
1.5.3 Materi
Lingkup materi penelitian ini adalah mengetahui tahapan kegiatan
blasting, mengidentifikasi risiko, menganalisis risiko, dan menganalisis
tingkatan risiko bahaya keselamatan kerja pada kegiatan peledakan
(blasting) di Unit Kerja PBM PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.
Universitas Sriwijaya
9
Berikut adalah penelitian-penelitian yang terkait Analisis Bahaya Keselamatan Kegiatan Peledakan (Blasting) :
Tabel 1.1
Penelitian yang terkait Analisis Bahaya Keselamatan Kegiatan Peledakan (Blasting)
Universitas Sriwijaya
10
Universitas Sriwijaya
11
Universitas Sriwijaya
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahaya
Universitas Sriwijaya
13
Universitas Sriwijaya
14
Tindakan kendali yang telah ada dan Laporan kecelakaann dan/atau PAK
Peraturan terkait yang mengatur Peraturan perundang-undangan,
standar, dan pedoman wawancara,
inspeksi, audit dan lain-lain
Sumber : Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor :
020/Ka/I/2012
Universitas Sriwijaya
15
Universitas Sriwijaya
16
Menteri Tenaga Kerja No. 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan). Menurut Notoatmodjo (2011), terjadinya
kecelakaan kerja disebabkan oleh kedua faktor utama seperti faktor fisik dan
faktor manusia. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan
tidak diharapkan akibat dari kerja.
Sehingga Suma’mur (2009), membuat batasan bahwa kecelakaan
kerja adalah suatu kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja,
kecelakaan kerja terjadi akibat dari pekerjaan atau pada waktu melaksanakan
pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Oleh sebab itu,
kecelakaan akibat kerja ini mencakup dua permasalahan pokok yaitu
kecelakaan akibat pekerjaan langsung dan kecelakaan terjadi pada saat
pekerjaan sedang dilakukan.
Universitas Sriwijaya
17
Universitas Sriwijaya
18
Universitas Sriwijaya
19
Universitas Sriwijaya
20
D. Insiden
Insiden terjadi oleh karena adanya kontak dengan suatu
sumber energi atau bahan yang melampaui nilai ambang batas
dari bahan atau struktur. Sumber energi ini dapat berupa tenaga
mekanis, tenaga kinetis, kimia, listrik, dsb. Insiden adalah suatu
kondisi yang dapat menyebabkan hampir terjadinya suatu
kerugian meskipun kondisi bahaya belum benar-benar terjadi.
Insiden dapat menyebabkan cidera fisik atau kerusakan benda
digolongkan sesuai dengan tipe-tipe kecelakaan yang terjadi,
seperti: terjatuh, terbentur, terpeleset, terperangkap, terkena
listrik, panas, dingin, kebisingan dan bahaya lainya.
E. Kerugian (Loss)
Apabila keseluruhan urutan di atas terjadi, maka akan
menyebabkan adanya kerugian terhadap manusia, harta benda
dan akan mempengaruhi produktifitas dan kualitas kerja.
Universitas Sriwijaya
21
Universitas Sriwijaya
22
Universitas Sriwijaya
23
Keterangan :
Ref : Nomor
Hazard : Deskripsi dari bahaya yang berpotensi
terjadi
Accidental event : Deskripsi dari kejadian bahaya yang terjadi
Probable causes : Deskripsi kemungkinan penyebab kejadian
bahaya
Contingencies/Preventive actions : Tindakan yang dilakukan untuk mencegah
potensi bahaya terjadi
Probable : Kemungkinan terpajan antara sumber
risiko
terhadap pekerja
Severity : Keparahan / dampak yang ditimbulkan dari
suatu kejadian
Comments : keterangan/ komentar
Universitas Sriwijaya
24
Tabel 2.3
Hazard Checklist
Universitas Sriwijaya
25
Tabel 2.5
Estimasi Konsekuensi
Tabel 2.6
Peringkat Risiko
Universitas Sriwijaya
26
Tabel 2.7
Risk Matriks Peringkat Risiko
Tabel 2.8
Risk Matriks Peringkat Risiko
Universitas Sriwijaya
27
Universitas Sriwijaya
28
b. Substitusi
c. Rekayasa teknik
d. Isolasi
e. Pengendalian Administrasi
Universitas Sriwijaya
29
2.5 Photovoice
Universitas Sriwijaya
30
Mendesain Proyek
Pelatihan Peserta
Mengambil Foto
Memilih Foto
Mendiskusikan Hasil
Foto
Mendeskripsikan
hasil analisis foto
Menyebarkan hasil
analisi foto untuk
tindakan perubahan
atau pengendalian
Gambar 2.2
Urutan Metode Photovoice
Sumber : Wang & Burris, 1997 dalam Foster, 2013
Universitas Sriwijaya
31
Universitas Sriwijaya
32
Universitas Sriwijaya
33
a. Pengeboran
Kegiatan melakukan pengeboran pada lapisan atau titik
pengeboran yang telah ditentukan. Pengeboran bertujuan untuk membantu
tahapan peledakan yaitu membuat lubang-lubang peledakan.
b. Peledakan
Kegiatan peledakan pada lapisan yang memiliki struktur lapisan
yang tebal dan keras, sehingga memudahkan proses penambangan
selanjutnya. Kegiatan peledakan dilakukan dengan membuat lubang-
lubang peledakan dengan standar lubang yang telah dilakukan.
c. Pemuatan
Pemuatan adalah proses pemuatan material dari hasil pengeboran
dan juga peledakan yang dibantu dengan unit alat berat seperti unit
excavator dan juga dumptruck.
d. Pengangkutan
Kegiatan pengangkutan material dari tempat pemuatan menuju
tempat penyimpanan bahan galian (Stock Pile)
e. Dumping
Dumping adalah kegiatan akhir setelah kegiatan pemuatan dan
pengangkutan material, yaitu perjalan dari lokasi pemuatan menuju tempat
penyimpanan yang kemudian dilanjutkan proses penurunan muatan dari
dumptruck ke Stock Pile.
Universitas Sriwijaya
34
Universitas Sriwijaya
35
Universitas Sriwijaya
36
a. Serine
b. Peluit
c. Megaphone
d. Teriakan (Madya dan Suryana).
C. Primer (Pemula)
a. Merupakan unit dari handak peka detonator yang
digunakan untuk menyalakan handak lain atau blasting
agent
b. Merupakan handak yang menerima penggalak dari
detonator atau sumbu ledak
Universitas Sriwijaya
37
D. Pembuatan Primer
a. Detonator listrik dimasukkan ke dalam dodol
damotin/dinamit,
b. Detonator biasa (plain detonator) dimasukkan ke dalam
dodol damotin/dinamit yang sudah disambung dengan
sumbu bakar (safety fuse);
c. Sumbu ledak (detonating cord) dimasukkan ke dalam
dodol damotin/dinamit;
d. Sumbu ledak dimasukkan ke dalam booster
e. Nonel dimasukkan ke dalam booster
Universitas Sriwijaya
38
Universitas Sriwijaya
39
Universitas Sriwijaya
40
b. Sensitivitas
Sensitivitas menurut Suwandhi merupakan ukuran tingkat
kemudahan inisiasi bahan peledak atau ukuran minimal booster
Universitas Sriwijaya
41
e. Karakteristik Gas
Karakteristik gas menurut Suwandhi merupakan detonasi
bahan peledak menghasilkan gas-gas non-toxic (CO2, H2O, N2)
dan toxic (NO, NO2, CO). Gas-gas ini perlu diperhatikan pada
peledakan bawah tanah atau terbuka bila gerakan angin yang
rendah. Faktor-faktor yang menimbulkan gas toxic meliputi :
letak primer yang tidak tepat, kurang tertutup, air, komposisi
Universitas Sriwijaya
42
bahan peledak tidak baik, timing (sistem tunda) tidak tepat, dan
adanya reaksi dengan batuan (sulfida atau karbonat).
Universitas Sriwijaya
43
Universitas Sriwijaya
44
Universitas Sriwijaya
45
F. Perlengkapan Peledakan
Perlengkapan peledakan adalah bahan–bahan yang
membantu peledakan yang habis dipakai yaitu :
a. Detonator. Detonator adalah alat pemicu awal yang
menimbulkan inisiasi dalam bentuk letupan
(ledakan kecil) sebagai bentuk aksi yang
memberikan efek kejut terhadap bahan peledak peka
detonator atau primer. Terdapat dua jenis muatan
bahan peledak dalam detonator yang masing-masing
fungsinya berbeda, yaitu isian utama (Primary
Charge) dan isian dasar (Base Charge). Kekuatan
ledak (strength) detonator ditentukan oleh jumlah
isian dasarnya. Jenis-jenis detonator :
1. Detonator biasa (plain detonator).
2. Detonator listrik (electric detonator).
3. Detonator nonel (nonel detonator).
4. Detonator elektronik (electronic detonator).
Universitas Sriwijaya
46
Universitas Sriwijaya
47
Gambar 2.3
Pola Box Cut
Sumber : Calvin J Konya and Edward J Walter, 1991
Gambar 2.4
Pola Corner Cut
Sumber : Calvin J Konya and Edward J Walter, 1991
Universitas Sriwijaya
48
Gambar 2.5
Pola V-Cut
Sumber : Calvin J Konya and Edward J Walter, 1991
A. Rangkaian seri
Rangkaian seri merupakan ikatan kawat detonator yang
saling bersambung tanpa adanya cabang. Kedua dari ujung
rangkaian ini dihubungkan langsung dengan kabel penghubung
utama ke blasting machine .
B. Rangkaian Paralel
Rangkaian paralel adalah ikatan kawat detonator yang
berwarna sama dijadikan satu dan dihubungkan dengan ujung
kabel utama sedangkan ikatan dengan warna lain dihubungkan
dengan ujung lain dari kabel utama blasting machine .
C. Rangkaian Kombinasi
Rangkaian kombinasi terdiri dari rangkaian seri-paralel dan
rangkaian paralel-seri. Pada rangkaian seri-paralel masing-
Universitas Sriwijaya
49
Gambar 2.6
Rangkaian Seri
Sumber : Herbert L Nichols, JR and David A Day P.E
Gambar 2.7
Rangkaian Paralel
Sumber : Herbert L Nichols, JR and David A Day P.E
Universitas Sriwijaya
50
Gambar 2.8
Rangkaian Paralel-Seri
Sumber : Herbert L Nichols, JR and David A Day P.E
Universitas Sriwijaya
51
Gambar 2.9
Kerangka teori modifikasi dari Benchmark Framework, teori MIL-STD-
882C(1993) dan Marvin Rausand
Universitas Sriwijaya
52
BAB III
KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH
Gambar 3.1
Kerangka Pikir Analisis Bahaya Keselamatan pada Kegiatan Peledakan (Blasting)
di Unit Penyedia Bahan Mentah (PBM) PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
Keterangan :
Variabel yang tidak diteliti :
Variabel yang diteliti :
Universitas Sriwijaya
53
Berikut adalah tabel definisi istilah yang digunakan dalam penelitian ini :
Tabel 3.1
Definisi Istilah
Universitas Sriwijaya
54
BAB IV
METODE PENELITIAN
Universitas Sriwijaya
55
Tabel 4.1
Daftar Informan Penelitian
Cara
Informasi yang ingin
Informan Kriteria Pengumpulan
diperolah
Data
Informan Kunci
Petugas KTT Wawancara Mengetahui kebijakan
yang bertanggung mendalam manajemen K3, tahapan
jawab terhadap Observasi pekerjaan, SOP
kegiatan tambang. Telaah pelaksanaan kegiatan
1 Orang dokumen peledakan , potensi
Wa.KTT bahaya, risiko, dampak
yang ditimbulkan pada
kegiatan peledakan ,
upaya pengendalian yang
dilakukan
Petugas K3 yang Wawancara Mengetahui kebijakan
bertanggung mendalam manajemen K3, tahapan
jawab terhadap Observasi pekerjaan, SOP
K3 kegiatan Telaah pelaksanaan kegiatan
tambang. dokumen peledakan , potensi
Petugas K3
bahaya, risiko, dampak
yang ditimbulkan pada
kegiatan peledakan ,
upaya pengendalian yang
dilakukan
Universitas Sriwijaya
56
Cara
Informasi yang ingin
Informan Kriteria Pengumpulan
diperolah
Data
Informan
Pekerja/operator Wawancara Mengetahui setiap
yang berinteraksi mendalam tahapan kegiatan
langsung pada Observasi peledakan dan tahapan
tahapan pekerjaan, SOP
peledakan. pelaksanaan kegiatan
1 Orang Juru
peledakan, potensi
Ledak
bahaya, risiko, dampak
yang ditimbulkan pada
kegiatan peledakan,
upaya pengendalian yang
dilakukan
Pekerja/operator Wawancara Mengetahui setiap
yang berinteraksi mendalam tahapan kegiatan
langsung pada Observasi peledakan dan tahapan
setiap tahapan pekerjaan, SOP
1 Orang kegiatan pelaksanaan kegiatan
Pengawas peledakan. peledakan, potensi
Peledakan bahaya, risiko, dampak
yang ditimbulkan pada
kegiatan peledakan,
upaya pengendalian yang
dilakukan
Petugas K3 yang Wawancara Mengetahui setiap
bertanggung mendalam tahapan kegiatan
jawab terhadap Observasi peledakan dan tahapan
K3 kegiatan pekerjaan, SOP
1 Orang
tambang. pelaksanaan kegiatan
Petugas Safety
peledakan, potensi
Officer
bahaya, risiko, dampak
Kontraktor
yang ditimbulkan pada
kegiatan peledakan,
upaya pengendalian yang
dilakukan
Total Informan : 5 orang
Universitas Sriwijaya
57
b. Data Sekunder
Universitas Sriwijaya
58
b. Wawancara Mendalam
c. Telaah Dokumen
d. Photovoice
Universitas Sriwijaya
59
atas foto yang ada untuk menguatkan hasil identifikasi bahaya yang
ada.
Interpretasi Data
Universitas Sriwijaya
60
Universitas Sriwijaya
61
Universitas Sriwijaya
62
Tabel 4.2
Estimasi Frekuensi
Universitas Sriwijaya
63
Tabel 4.3
Estimasi Konsekuensi
Tabel 4.4
Peringkat Risiko
Universitas Sriwijaya
64
(kehilangan hari kerja), dan warna merah risiko berat dan menyebabkan
meninggal atau cacat yang menyebabkan tidak mampu bekerja lagi ( Ernawati,
2010 dalam Rafa’I, 2015).
Universitas Sriwijaya
65
Universitas Sriwijaya
66
BAB V
HASIL PENELITIAN
Universitas Sriwijaya
67
Key. Kontrak antara PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk dengan IHI
ditandatangani pada tanggal 13 September 1977.
Pembangunan pabrik di ketiga lokasi dinyatakan selesai pada
tanggal 03 Mei 1981 dan operasi komersilnya dimulai pada tanggal 1 Juni
1981, sebagaimana yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) modal saham PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk diresmikan
seluruhnya menjadi milik negara RI terhitung dari tanggal 4 Januari 1991
berdasarkan PP No.3 tahun 1991.Semen dipasarkan dengan merk Semen
Tiga Gajah bergambar Tiga Kepala Gajah. Berikut ini gambar yang
digunakan :
Gambar 5.1
Logo PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.
Sumber : Arsip PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.
Universitas Sriwijaya
68
b. Baturaja
Pabrik Baturaja berlokasi di Baturaja, Kabupaten Ogan
Komering Ulu Sumatera Selatan. Kegiatan industri yang ada di
lokasi pabrik baturaja meliputi, penambangan bahan mentah
(batu kapur dan tanah liat). Lokasi penambangan batu kapur
dan tanah liat untuk kebutuhan pabrik terletak kurang lebih
1.500 meter dari lokasi pabrik PT. Semen Baturaja (Persero)
Tbk, lokasi Site Baturaja terletak sekitar 2,5 km dari pusat kota
Baturaja dan berjarak 198 km dari ibukota Provinsi Sumatera-
Selatan (Palembang).
Selain penambangan kegiatan lain meliputi penggilingan
dan pembakaran barang dalam proses (raw meal dan clinker)
dan penggilingan dan pengantongan barang jadi (semen curah
dan semen bungkus jenis Portland Type I dan Portland
Composit Cement). Unit pembuatan terak ( Clinker Plant Unit)
Universitas Sriwijaya
69
c. Panjang
Pabrik Panjang Lampung yang berlokasi di Kota Panjang
Bandar Lampung Provinsi Lampung. Di lampung terdapat unit
penggilingan dan pengantongan semen. Lokasi penggilingan
dan penggantongan semen dipilih di Palembang dan Panjang
atas dasar pertimbangan karena dekat dengan daerah pemasaran
dan dekat dengan pusat sarana pengangkutan, baik untuk
pengangkutan hasil produksi maupun untuk mendatangkan
bahan baku berupa terak. Pabrik Penggilingan dan
Pengantongan Semen di Panjang memiliki Kapasitas 350.000
ton/tahun dengan luas areal sebesar 40.000 m2.
Universitas Sriwijaya
70
Universitas Sriwijaya
71
Universitas Sriwijaya
72
Universitas Sriwijaya
73
Universitas Sriwijaya
74
Universitas Sriwijaya
75
Universitas Sriwijaya
76
Clinker Burning
Pemanasan awal dan proses
pengeringan material
Cement Grinding
Pencampuran gypsum lalu
digiling untuk menjadi semen
Cement Packing
Ekstraksi semen dari dalam
silo semen, dibawa ke unit
pengantongan dan dikemas
dalam bentuk zak
Gambar 5.2
Alur pembuatan semen di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk
Universitas Sriwijaya
77
Gambar 5.3
Struktur Organisasi Biro PBM
Sumber : Data Biro PBM PT Semen Baturaja, 2015
Universitas Sriwijaya
78
Massa
Jenis Umur
No Jabatan Inisial Pendidikan Kerja
Kelamin (Tahun)
(Tahun)
1 Wa.KTT Laki-laki S1 32 Thn 3 Thn
2 Bag. K3LH Perempuan D3 23 Thn 2 Thn
b. Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini berjumlah tiga orang, meliputi :
1 orang dari bagian peledakan, 1 orang juru ledak, 1 orang safety
officer kontraktor UTSG.
Tabel 5.2
Karateristik Informan
Universitas Sriwijaya
79
Gambar 5.4
Unit Drill dan Kegiatan Pemboran Lubang Ledak
Universitas Sriwijaya
80
Gambar 5.5
Gudang Penyimpanan Ammonium Nitrate, Power Gel, Detonator
Sumber : Dokumentasi Biro PBM
Universitas Sriwijaya
81
Gambar 5.6
Gudang Penyimpanan Ammonium Nitrate, Power Gel, dan Detonator
Universitas Sriwijaya
82
Gambar 5.7
Pengambilan Ammonium Nitrate, Power Gel, Detonator
Universitas Sriwijaya
83
Gambar 5.8
Pencampuran Ammonium Nitrate dan Fuel Oil (solar)
Universitas Sriwijaya
84
Gambar 5.9
Unit kendaraan pengangkut bahan peledak dan kondisi lintasan menuju lokasi
peledakan
Universitas Sriwijaya
85
Gambar 5.10
Pengisian bahan peledak kedalam lubang ledak
Universitas Sriwijaya
86
Gambar 5.11
Perakitan rangkaian
Universitas Sriwijaya
87
Gambar 5.12
Saat Peledakan
Universitas Sriwijaya
88
Gambar 5.13
Pemeriksaan Pasca Peledakan
Pekerjaan/
Jumlah
No. Tanggung Keterangan
personil
Jawab
a. Juru Ledak Kontraktor (bersertifikasi)
1 Juru Ledak 2 orang
b. Juru Ledak PT.SB (bersertifikasi)
Juru Bor Kontraktor untuk 2 unit mesin
2 Juru Bor 2 orang
Bor
a. Helper Peledakan (crew peledakan)
3 Helper 4 orang
b. Helper Juru Bor
a. Security / Satpam pihak Kontraktor
4 Keamanan 6 orang
b. WASHANDAK Polres OKU
Monitor Monitoring Efek Getaran dan Kebisingan
5 2 orang
Peledakan Peledakan (Personil dari PT.SB)
Total 22 orang
Sumber : Dokumen Unit PBM PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk
Universitas Sriwijaya
89
“Kalo untuk kedalaman kita lihat batuan dilapangan juga karena dari
untuk tambang disini kana da 3 meter, 6 meter , 10 meter apabila kita ingin
pengembangan diluar lokasi misal ABC kita pingin dilokasi misal di A 3
meter B 6 meter dan C 9 meter apabila kita dilokasi B 6 meter bearti kita
harus mengebor 6 meter mungkin disitu juga ada hasil peledakan yang
maksimal sehingga perlu peledakan ulang mungkin biasanya ada yang 3
meteran mungkin sekedar tambahan kayak gitu jadi tergantung lokasi
tersebut”. IH (Pengawas Peledakan).
Universitas Sriwijaya
90
“Disini kita untuk melihat pencampuran kita tambahkan zat pewarna atau
disebut OKER. Jadi kalo semisalnya Ammonium Nitrate warna putih , solar
Universitas Sriwijaya
91
bewarna putih kalo kita campur kita tidak kelihatan sudah tercampur
merata atau belum untuk memastikan merata atau belum kita kasih
pewarna . itu kalo dikasih pewarna kan ketika tercampur berubah warna
apabila butiran-butiran AN nya tadi sudah bewarna bearti sudah merata”.
IH (Pengawas Peledakan).
Universitas Sriwijaya
92
sedalam 3,9 meter, lubang bor ditutup dengan stemming yang berasal dari
cutting bor setinggi 3 meter.
Informasi yang didapat dari hasil wawancara mendalam dengan Juru
Ledak (Bpk. S) adalah sebagai berikut :
Universitas Sriwijaya
93
Universitas Sriwijaya
94
Tabel 5.4
Estimasi Frekuensi
Universitas Sriwijaya
95
Tabel 5.6
Analisis Risiko Pengeboran Lubang Ledak
Penilaian Risiko
Sumber Bahaya Risiko
f k fxk
Tertimpa 3 3 9
Mesin Rock Drill Terjatuh 3 2 6
Gangguan pendengaran 5 3 15
Debu Batuan Terpapar debu 4 3 12
Terbalik 2 3 6
Landasan (Drill Pad)
Terperosok 2 3 6
Terik Matahari Heat Stress 5 1 5
Terjepit 5 2 10
Track drill
Terlindas 5 2 10
Universitas Sriwijaya
96
Tabel 5.7
Analisis Risiko Penyimpanan Ammonium Nitrate, Power Gel, dan Detonator
Penilaian Risiko
Sumber Bahaya Risiko
f k fxk
Ammonium Nitrate Terpapar serbuk AN 5 2 10
Ledakan yang memicu
Power Gel 1 4 4
kebakaran
Ledakan yang memicu
Detonator 1 4 4
kebakaran
Ledakan yang memicu
Petir 1 4 4
kebakaran
Penilaian Risiko
Sumber Bahaya Risiko
f k fxk
Terjatuh 5 1 5
Ammonium Nitrate Tersandung 5 1 5
Terkilir 5 1 5
Ledakan yang memicu
Power Gel 1 4 4
kebakaran
Ledakan yang memicu
Detonator 1 4 4
kebakaran
Pintu Gudang Terbentur 5 1 5
Universitas Sriwijaya
97
Penilaian Risiko
Sumber Bahaya Risiko
f k fxk
Terpapar AN 5 2 10
Terjatuh 4 1 4
Ammonnium Nitrat Terkilir 4 1 4
Tertimpa 4 1 4
Tersayat/Tergores 4 1 4
Ledakan yang memicu
5 3 15
Fuel Oil (solar) kebakaran
Terpeleset 5 2 10
Saklar Tersengat Listrik 4 3 12
Mesin Mollen Terjepit 4 2 8
Penilaian Risiko
Sumber Bahaya Risiko
f k fxk
Lintasan Terbalik 2 3 6
Terperosok 2 3 6
Detonator dan Power Ledakan yang memicu
1 4 4
Gel kebakaran
Kendaraan Tabrakan 2 3 6
Pengangkut Terbalik 2 3 6
Universitas Sriwijaya
98
Tabel 5.11
Analisis Risiko pada tahap Pengisian Bahan Peledak
Penilaian Risiko
Sumber Bahaya Risiko
f k fxk
Bahan Peledak Terpapar serbuk AN
5 2 10
(ANFO)
Terik Matahari Heat Stress 5 1 5
Terkena lemparan batuan
3 3 9
Lubang Ledak kecil
Terperosok 3 3 9
Penilaian Risiko
Sumber Bahaya Risiko
f k fxk
Detonator Ledakan yang memicu
1 4 4
kebakaran
Power Gel Ledakan yang memicu
1 4 4
kebakaran
Kabel Sambungan Ledakan yang memicu
1 4 4
kebakaran
Terik Matahari Heat Stress 5 1 5
Petir Tersambar petir 1 4 4
Lubang Ledak Terperosok 3 3 9
Universitas Sriwijaya
99
Penilaian Risiko
Sumber Bahaya Risiko
f k fxk
Rangkaian peledakan Gangguan pendengaran 3 4 12
Ledakan 1 4 4
Shelter Tertimpa batuan 3 4 12
Debu Batuan Terpapar debu peledakan 3 3 9
Hasil Ledakan Tertimpa batuan 4 4 16
Getaran 3 3 9
Tabel 5.14
Analisis Risiko Pasca Peledakan
Penilaian Risiko
Hazard Risiko
f k fxk
Lubang Peledakan Terperosok 3 3 9
Debu Batuan Terpapar debu 3 3 9
Ledakan yang memicu
Rangkaian Peledakan 3 4 12
kebakaran
Universitas Sriwijaya
100
Tabel 5.15
Peringkat Risiko
Universitas Sriwijaya
101
sedang (medium) meliputi : ledakan yang berasal dari power gel, detonator
dan petir yang dapat menimbulkan risiko kebakaran gudang penyimpanan.
Universitas Sriwijaya
102
Universitas Sriwijaya
103
Gambar 5.14
Konsep ALARP
Sumber : Ramli, 2010
Universitas Sriwijaya
104
Universitas Sriwijaya
105
Universitas Sriwijaya
106
aktivitas dan menyediaan APD bagi pekerja. Hal ini didukung dengan hasil
wawancara mendalam dengan petugas K3 :
Informasi yang didapat dari hasil wawancara mendalam
dengan petugas K3 (Ibu R) adalah sebagai berikut :
“Program rutin sebagai himbauan K3 yaitu ada safety talk harian,
dan juga ada penyegaran K3 yang kita lakukan per satu tahun, yaitu kita
undang narasumber dari luar, pengisi dari Unit SDM atau dari pihak luar
yang terpercaya. Kemudian untuk kegiatan lainnya kita rutin melakukan
safety patrol, pemenuhan kebutuhan APD untuk setiap karyawan, dan juga
kita mengadakan review terhadap instruksi kerja yang ada, pembuatan
JSA, dan lain-lain”.
Universitas Sriwijaya
107
Universitas Sriwijaya
108
Universitas Sriwijaya
109
tersebut jarang dilalui oleh dumptruk dan kendaraan lain, dan juga kita
lihat lagi dari kondisi lapangan, apakah tempat itu akan dilakukan
peledakan, otomatis safety border nya kita ambil dan dipindahkan. Tapi
sejauh ini setiap jalan yang permanen ataupun yang rutin dilalui
dumptruk atau kendaraan yang lain selalu kita lengkapi dengan safety
border. Kita ada jam-jamnya untuk mobil yang bawa bahan peledak itu
lewat, jadinya kita punya aparatur yang kita berdayakan disitu baik
satpam, TNI, merekalah yang bertugas melakukan sterilisasi jalan. Jadi
pada saat tim peledakan lewat jalannya sudah steril dan kita usahakan
agar tidak terhambat di perjalanan. Sebelum mobil pengakut itu lewat,
mobil dumptruk dan kendaraan lainnya di sterilkan dulu agar lalu
lintasnya lancar”.
Universitas Sriwijaya
110
“Didalam shelter itu adalah juru ledak, dan harus ada sterilisasi
sebelum dilakukan peledakan di sekitar area tersebut. Dan juga untuk
beberapa titik-titik untuk lalu lintas disitu kita tempatkan beberapa
security yang bertugas memberitahu dan melarang baik itu dumptruk atau
kendaraan lainnya untuk lewat”.
Universitas Sriwijaya
111
yang tidak meledak dan mengurangi paparan debu hasil peledakan. Namun
di sini masih belum dilakukan pengukuran debu hasil peledakan. Hal ini
didukung dengan hasil wawancara mendalam dengan pengawas
peledakan:
Informasi yang didapat dari hasil wawancara mendalam
dengan pengawas peledakan (Bpk. IH) adalah sebagai berikut :
Universitas Sriwijaya
112
BAB VI
PEMBAHASAN
Universitas Sriwijaya
113
6.2 Pembahasan
Universitas Sriwijaya
114
Universitas Sriwijaya
115
Universitas Sriwijaya
116
Universitas Sriwijaya
117
Universitas Sriwijaya
118
Universitas Sriwijaya
119
g. Perakitan Rangkaian
Menurut Notoatmodjo (2011), bahwa terjadinya risiko
kecelakaan yang menjadi salah satu fakor utama adalah faktor
manusia. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa risiko
yang teridentifikasi pada tahap perakitan ini dapat terjadi
karena dipengaruhi faktor manusianya, yaitu sikap pekerja saat
bekerja dengan masih terdapat tindakan tidak aman seperti
masih menggunakan alat komunikasi seperti handphone dan
juga merokok saat kegiatan perangkaian berlangsung. pendapat
Hal ini merupakan risiko yang berbahaya terutama untuk
rangkaian yang sudah terangkai dengan power gel dan
detonator yang bisa berisiko meledak apabila terpapar sumber
panas seperti api dari rokok.
Selain itu lokasi lubang ledak juga berada dipingir
tebing dapat berisiko menyebabkan pekerja terperosok dan
juga karena kegiatan perakitan dilakukan pada area terbuka
yang jika cuaca buruk dapat berisiko terjadinya petir akan
berisiko menyambar detonator dan power gel yang peka listrik
berakibat timbulnya ledakan dan kebakaran. Selain itu keadaan
detonator, power gel, dan kabel sambungan harus benar-benar
dipastikan dalam keadaan baik dan dilakukan sesuai SOP dan
instruksi kerja.
Universitas Sriwijaya
120
h. Saat Peledakan
Risiko-risiko yang teridentifikasi pada saat peledakan
dapat terjadi karena jarak shelter dengan lubang ledak masih
belum mengikuti KEPMEN Pertambangan dan Energi
No.555.K/26/M.PE/1995, dilapangan jarak shelter dengan
lubang ledak hanya 30-50 meter saja sedangkan menurut
aturan adalah 100-300 meter dari lubang ledak. Selain itu
risiko untuk gangguan pendengaran akibat suara hasil ledakan
masih dapat terjadi karena belum dilengkapinya juru ledak dan
asisten peledakan dengan earmuff/earplug.
Selanjutnya risiko getaran yang ada saat peledakan
berlangsung dapat terjadi jika bahan peledak yang digunakan
tidak sesuai dengan bon nota rencana peledakan sehingga
getaran yang dihasilkan juga cukup besar.
i. Pasca Peledakan
Risiko-risiko yang teridentifikasi pasca peledakan ini
dapat terjadi karena masih kurang lamanya waktu tunggu
untuk memeriksa kondisi dilapangan pasca ledakan dan juga
kondisi batuan disekitar lolasi lubang ledak yang menjadi
rapuh/ tidak kokoh. Hal ini berisiko menyebabkan juru ledak
masih bisa terpapar/terhirup debu hasil peledakan yang masih
mengepul disekitar area peledakan dan terperosok kedalam
lubang ledak yang rapuh pasca peledakan.
Universitas Sriwijaya
121
Universitas Sriwijaya
122
Universitas Sriwijaya
123
tetapi di PT. Semen Baturaja jarak shelter dari lubang ledak hanya berkisar
20-50 meter saja, sehingga sangat perlu dilakukan penyesuaian antara
yang dilaksanakan dilapangan dengan peraturan yang sudah berlaku untuk
ditaati agar dapat meminimalisir kemungkinan risiko yang dapat terjadi.
Universitas Sriwijaya
124
Universitas Sriwijaya
125
Universitas Sriwijaya
126
Universitas Sriwijaya
127
Universitas Sriwijaya
128
g. Perakitan Rangkaian
Hasil analisis risiko pada tahap perakitan rangkaian
meliputi, risiko ledakan yang memicu kebakaran, dan tersambar
petir memiliki frekuensi 1 (Very Unlikely) karena tidak pernah
terjadi atau kemungkinan kecil untuk terjadi disebabkan risiko
meledak dan tersambar petir sebagai pemicu kebakaran sudah
dikendalikan dengan memastikan keadaan kabel dan perlengkapan
lainnya dalam keadaan baik sebelum dibawa ke area peledakan
dan dilakukan perangkaian sesuai SOP dan instruksi kerja yang
ada. dan konsekuensi 4 (Catastrophic) karena apabila terjadi dapat
membatalkan rencana peledakan, kehilangan bahan hingga
membahayakan nyawa operator disekitar area ledakan.
Universitas Sriwijaya
129
h. Saat peledakan
Hasil analisis risiko pada saat peledakan meliputi, risiko
gangguan pendengaran, ledakan yang memicu kebakaran,
tertimpa, dan terpapar debu batuan memiliki frekuensi 1 (Very
Unlikely) hingga 4 (Probable) karena bukan termasuk kejadian
yang sering terjadi karena sudah dikendalikan dengan adanya
shelter sebagai tempat berlindung juru ledak saat mengeksekusi
peledakan dan memastikan membawa tester yang berfungsi
dengan baik. Namun jarak shelter dengan lubang ledak masih
belum mengikuti KEPMEN Pertambangan dan Energi
No.555.K/26/M.PE/1995 sehingga risiko tertimpa batuan masih
bisa terjadi.
Sedangkan konsekuensi 3 (Critical) hingga 4
(Catastrophic) karena apabila terjadi dapat membahayakan nyawa
atau cedera berat yang membutuhkan penanganan medis dan
kehilangan hari kerja bagi juru ledak maupun pekerja disekitar
area ledakan.
Universitas Sriwijaya
130
i. Pasca peledakan
Hasil analisis risiko pasca peledakan meliputi, risiko
terperosok, meledak, dan terpapar debu batuan memiliki estimasi
frekuensi 3 (Occasional) karena merupakan kejadian yang jarang
terjadi tapi mungkin terjadi apabila dalam pelaksanaan
pemeriksaan pasca peledakan juru ledak tidak benar-benar
memastikan waktu tunggu sebelum melakukan pengecekan,
berpijak pada batuan yang kokoh, dan memastikan semua
rangkaian sudah meledak semua.
Sedangkan dengan estimasi konsekuensi 3 (Critical) hingga
4 (Catastrophic) karena apabila terjadi dapat membahayakan tidak
hanya keselamatan tapi juga kesehatan yang membutuhkan
penanganan medis bagi juru ledak maupun pekerja disekitar area
ledakan.
Universitas Sriwijaya
131
Universitas Sriwijaya
132
Universitas Sriwijaya
133
Universitas Sriwijaya
134
Universitas Sriwijaya
135
Universitas Sriwijaya
136
kepada pekerja tentang cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan
pekerjaan.
Berdasarkan hasil penelitian peneliti, sistem pengendalian risiko
yang dijalankan di Unit PBM PT. Semen Baturaja masih kurang efektif,
hal tersebut ditunjukkan dengan masih terdapat risiko yang tidak dapat
diterima dan juga dominannya risiko dalam kategori sedang (medium), hal
ini dapat disebabkan terutama dipengaruhi karena masih tidak secara
menyeluruh memenuhi persyaratan seperti pelaksanaan kegiatan sesuai
KEPMEN Pertambangan dan Energi No.555.K/26/M.PE/1995, melakukan
pekerjaan sesuai Standart Operation Procedure (SOP) dan Instruksi Kerja,
Safety Talk sebelum memulai aktivitas dan menyediakan APD bagi
pekerja. Berikut pembahasan terkait pengendalian risiko di masing-masing
tahapan kegiatan peledakan di Unit PBM PT.Semen Baturaja :
a. Pengeboran Lubang Ledak
Pengendalian risiko yang sudah dilakukan pada tahap
pengeboran lubang ledak beberapa sudah efektif dan ada juga
masih kurang efektif, hal tersebut ditunjukkan dengan semua risiko
pada tahap ini dalam kategori medium (dapat diterima) namun
perlu dilakukan analisis lebih lanjut.
Pengendalian untuk paparan debu dan gangguan
pendengaran masih kurang efektif karena masker yang digunakan
para pekerja bukan merupakan masker yang sesuai untuk jenis
risiko paparan debu yang ada dan drill belum dilengkapi dust
collector sehingga risiko paparan debu hasil pengeboran masih bisa
memapari pekerja terutama karena jenis drill yang digunakan tipe
terbuka/tidak berkabin. Selanjutnya pemakaian earmuff/earplug
hanya digunakan oleh operator drill dan tidak digunakan oleh para
asisten operator drill sehingga pengendalian risiko kurang efektif
untuk mengurangi dampak risiko terutama risiko gangguan
pendengaran akibat kebisingan drill saat dioperasikan.
Sedangkan pengendalian untuk mengurangi risiko terjatuh,
terjepit, terlindas, tertimpa ataupun terperosok sudah cukup efektif
Universitas Sriwijaya
137
Universitas Sriwijaya
138
Universitas Sriwijaya
139
Universitas Sriwijaya
140
g. Perakitan Rangkaian
Pengendalian risiko yang sudah dilakukan pada tahap
perakitan sudah cukup efektif terutama untuk menghindari
terjadinya risiko ledakan, kebakaran, tersambar petir dan heat
stress. Para pekerja sebelum melakukan perakitan terlebih dahulu
Universitas Sriwijaya
141
h. Saat Peledakan
Pengendalian risiko yang sudah dilakukan pada saat
peledakan berlangsung masih terdapat pengendalian yang efektif
dan masih belum efektif. Untuk mengurangi risiko tertimpa
lemparan batu hasil peledakan dan gangguan pendengaran masih
kurang efektif disebabkan jarak/ posisi shelter masih belum sesuai
KEPMEN Pertambangan dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1995
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum
yaitu mengatur jarak shelter monimal 500 meter sedangkan jarak
shelter di PT. Semen baturaja berkisar 30 sampai 50 meter saja.
Hal itu dibuktikan dengan kondisi shelter yang penyok akibat
terkena lemparan batuan hasil peledakan.
Selain itu pada saat melakukan peledakan juru ledak dan
para asisten juru ledak didalam shelter masih tidak memakai
pelindung telinga seperti earmuff/ earplug karena memang tidak
disediakan oleh pihak perusahaan namun untuk penyediaan APD
lain seperti helm, masker, sarung tangan dan sepatu safety sudah
disediakan.
Sedangkan pengendalian untuk risiko terpapar debu,
getaran dan juga ledakan tiba-tiba sudah cukup efektif. Hal ini
disebabkan saat memeriksa jika ada sambungan/ rangkaian yang
putus juru ledak sudah mengatur waktu agar debu atau asap hasil
peledakan sebelumnya sudah berkurang dan selalu memastikan
Universitas Sriwijaya
142
membawa tester agar rangkain tidak bisa meledak sendiri saat juru
ledak berada di dekat lubang ledak dan sudah mengatur geometri
peledakan untuk mengurangi efek lemparan batu (flyrock), getaran
dan debu hasil peledakan yaitu burden 3 meter, spasi 5 meter,
posisi kemiringan lubang 90 derajat, dan kedalaman lubang bor
yang bervariasi antara 3 meter hingga 9 meter, mengatur waktu
delay dan mengunakan bahan peledak sesuai bon rencana
peledakan.
Pengendalian tersebut dilakukan karena menurut
Sudarmono dan Kadir (2009) dalam Simbolon dkk. (2015) dua
faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran saat peledakan
adalah komposisi bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik
ledakan. Selain itu menurut Nicholls dkk. (1971) dalam
Kartodharmo (1990) dalam Simbolon dkk. (2015) tingkat getaran
peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan bahan
peledak dan juga jarak serta nomor delay pada detonator.
i. Pasca Peledakan
Pengendalian risiko yang sudah dilakukan pada pasca
peledakan sudah efektif karena pada saat pengecekan hasil ledakan
juru ledak sudah mengatur waktu tunggu sebelum keluar dari
shelter untuk memeriksa rangkaian dimasing-masing lubang ledak
dan saat keluarpun juru ledak memperhatikan posisi kaki tempat
berpijak pada batuan atau area yang kokoh dan sudah tertib
memakai APD seperti helm, kacamata, masker, sarung tangan, dan
sepatu safety.
Universitas Sriwijaya
143
Universitas Sriwijaya
144
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Universitas Sriwijaya
145
7.2 Saran
Universitas Sriwijaya
146
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
International Journal Of Digital Content Technology And Its Applications.
Dari : http://www.aicit.org [ 21 April 2015].
Ramdani, A. R. 2015. Analisis Tingkat Risiko Keselamatan Kerja pada Kegiatan
Penambangan Batubara di Bagian Mining Operation PT. Thiess
Contractors Indonesia Sangatta Mine Project, Kalimantan Timur Tahun
2013. Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Islam Negeri
Jakarta. Dari : http://repository.uinjkt.ac.id [15April 2015].
Ramli, Soehatman. 2009. Manajemen Risiko Dalam Perspektif K3 OHS Risk
Management. Jakarta : PT. Dian Rakyat.
_______________. 2010. Manajemen Risiko Dalam Perspektif K3 OHS Risk
Management. Jakarta : PT. Dian Rakyat.
_____________________. Pedoman Praktis Manajemen Risiko Dalam Perspektif
K3. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Rafa'i, 2015. ‘Analisis Risiko Pada Kecelakaan Kerja Menggunakan Metode Risk
Nomogram (StudiKasus: PT. BANGKINANG)’. [Doctoral dissertation].
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau). Dari : http://repository.uin-suska.ac.id [Juli 2015].
Rausand, M. 2004. ‘Preliminary Hazard Analysis’. Norwegian University Of
Science And Technology. Dari : http://frigg.ivt.ntnu [21 Juli 2015].
Sari, N.D,.2014. Analisis Upaya Pengendalian Potensi Bahaya Di Lokasi
Penambangan PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pertambangan
Tanjung Enim Tahun 2014. Fakultas Kesehatan Msyarakat, Universitas
Sriwijaya.
Shortreed, J., Hicks, J., dan Craig, L. 2003. ‘Basic Frameworks For Risk
Management. Final Report Prepared For The Ontario Ministry Of The
Environment’. Neram: Network For Environmental Risk Assessment And
Management. Dari : http://www.irr-neram.ca. [ 21April 2015].
Sugiono. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif .Bandung: Alfa Beta
Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja (HIPERKES).
Jakarta: CV Sagung Seto.
Suma’mur. 1996. Hygiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung.
Suwandhi. Pengetahuan Dasar Bahan Peledak SNI No. 13-6979.4-2003. Sekolah
Tinggi Teknologi Mineral Indonesia.
Stout, Koehler S.1980.Mining Methods & Equipment. New York, N.Y. : Mining
Informational Services, McGraw-Hill.
Wahuhadi, dkk. 2013. Melalui Teknik Photovoice. Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan. Unversitas Negeri Yogyakarta. Dari
:http://staff.uny.ac.id/ [23 Juli 2015].
Wulandari, S. 2011. ‘Identifikasi Bahaya, Penilaian, Dan Pengendalian Risiko
Area Produksi Line 3 Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di
PT. Coca Cola Amatil Indonesia Central Java’. [Doctoral Dissertation].
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Dari :
http://eprints.uns.ac.id/. [ 21 Juli 2015].
Yovita, S. 2009. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Pada Pertambangan
Batubara Di PT. Marunda Grahamineral, Job Site Laung Tuhup
Kalimantan Tengah. [Disertasi]. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret, Surakarta. Dari : http://core.ac.uk [ 21 Juli 2015].
Universitas Sriwijaya
Yunanda, M. A. 2013. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
dan Kinerja Karyawan (Studi Pada Perum Jasa Tirta I Malang Bagian
Laboratorium Kualitas Air). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya. Dari : http://www.jimfeb.ub.ac.id. [ 26 Juli 2015].
Universitas Sriwijaya
Lampiran 1. PHA Worksheet
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Pengeboran Lubang Ledak
Risk Assessment
Probability
Risk Level
Ranking
Severity
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Coments
Risk
Safety talk, Pemeriksaan rutin sebelum
peralatan dioperasikan ( Kepmen No.
555.K/26/M.PE/1995) terutama
Kunci/ baut
pengunci batang bor, memeriksa
Batang bor lepas dan pada menara
onderdil mesin dalam keadaan baik,
menimpa operator (batang) bor
Tertimpa batang bor berada pada posisi yang benar ,
menyebabkan operator 3 3 9 M rentan lepas
saat drill dioperasikan memakai APD (helm, kacamata,
cedera kepala atau apabila tidak
sarung tangan, masker, sepatu),
badan terluka benar-benar di
perawatan berkala pada mesin dan
cek
onderdil, melakukan P2H pada mesin
setiap sebelum mengoperasikan mesin/
peralatan
Tidak adanya
1 Unit Drill
pengaman seperti
Safety talk, Posisi tangan memegang Dikarenakan
safety belt sehingga
holder dengan benar dan kuat, Posisi desain alat yang
Terjatuh dari unit saat ketika operator terjatuh
kaki bertumpu dengan benar, 3 2 6 M dimiliki/
drill dioperasikan menyebabkan luka
Memakai APD (helm, kacamata, digunakan tidak
ringan hingga berat
sarung tangan, masker, sepatu) berkabin
yang membutuhkan
penanganan medis
Suara bising yang
Gangguan Jarak operator
dihasilkan saat drill
Pendengaran akibat Safety talk, Memodifikasi drill dengan dan sumber
mulai beroperasi dapat
suara bising dari unit peredam suara, Memakai APD 5 3 15 H suara dari
menyebabkan
drill yang sedang Earmuff/Earplug mesin sangat
gangguan pendengaran
beroperasi dekat
yang bersifat permanen
Universitas Sriwijaya
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Pengeboran Lubang Ledak
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Risk Assessment Coments
karena sering terpapar
bising setiap bekerja
Debu yang dihasilkan
Dilapangan,
saat drill mulai
operator
beroperasi dapat Safety talk, Berada pada posisi yang
memakai
menyebabkan benar, memperhatikan arah angin,
Terpapar/ terhirup masker yang
2 Debu Batuan penumpukan partikel Memodifikasi drill dengan dust 4 3 12 H
debu hasil pengeboran tidak standar
debu yang berbahaya collector, Memakai APD (helm,
(memakai
bagi sistem pernafasan kacamata, masker, sepatu)
bahan kain/
apabila terus terpapar/
kaos)
terhirup
Posisi drill hilang
keseimbangan/ oleng
karena permukaan
Terbalik saat proses landasan tidak rata Safety talk, Operator berada pada
moving/ bergerak yang apabila terbalik posisi yang benar, Mengatur laju
2 3 6 M
pindah ke titik menyebabkan kecepatan, Memakai APD (helm,
pengeboran lain kerusakan unit yang kacamata, masker, sepatu)
Kondisi lokasi
mengganggu produksi
pengeboran
dan operator dapat
dengan
Landasan ( cedera cukup berat
3 permukaan
Drill Pad) Tidak ada border jalan/
yang tidak rata,
line disekitar area
bergelombang,
pemboran lubang ledak Safety talk, Pemasangan border line di
dan miring
Terperosok ke tebing menyebabkan unit area sekitar titik pengeboran, Mengatur
saat proses moving/ dapat terperosok ke laju kecepatan, menempatkan unit
2 3 6 M
bergerak pindah ke dalam tebing sehingga pada permukaan jalan yang rata (tidak
titik pengeboran lain menyebabkan bergelombang/ bertebing), Memakai
kerusakan unit dan APD (helm, kacamata, masker, sepatu)
cedera berat pada
operator
Terjepit saat proses Kaki/tangan operator Safety talk, Mengatur posisi dan jarak Jarak operator
4 Track Drill moving/ bergerak dapat terjepit dan aman antara posisi pijakan kaki 5 1 5 M dengan track
pindah ke titik terlindas karena posisi operator dengan track , Memakai drill sangat
Universitas Sriwijaya
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Pengeboran Lubang Ledak
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Risk Assessment Coments
pengeboran lain kaki/ tangan dan jarak APD (helm, kacamata, masker, sepatu) dekat
operator yang terlalu
dekat dengan track
Terlindas saat proses
pada saat moving
moving/ bergerak
sehingga menyebabkan 5 2 10 H
pindah ke titik
cedera serius dan
pengeboran lain
membutuhkan
perawatan medis
Bekerja di area terbuka
Heat Stress saat Safety talk, Pemasangan kabin/ atap
menyebabkan operator
5 Terik Matahari bekerja di area diatas operator, Memakai APD 5 2 10 H
dehidrasi dan gangguan
pengeboran (Helm, Masker, Kacamata, sepatu )
heat stress lainnya
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Penyimpanan Ammonnium Nitrat, Power Gel, dan Detonator
Risk Assessment
Probability
Risk Level
Ranking
Severity
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Coments
Risk
Safety Talk, Memeriksa suhu sesuai
persyaratan gudang ( Max. 55
Terhirup bau derajat celcius), Pengecekan rutin
Terpapar serbuk menyengat suhu ruangan, Pemasangan Persyaratan gudang
Ammonnium Ammonium Nitrat Ammonium Nitrat springkle air apabila suhu naik, penyimpanan sesuai
1 5 2 10 H
Nitrat saat didalam gudang yang dapat Membuat ventilasi atas dan bawah, Kepmen No.
penyimpanan menyebabkan iritasi Memenuhi persyaratan gudang 555.K/26/M.PE/1995
dan pusing sesuai peraturan yang berlaku,
Memakai APD (helm, kacamata,
Sepatu tidak beralas besi, masker)
2 Power Gel Kebakaran gudang Terpapar sumber api Safety Talk, Memeriksa suhu sesuai 1 4 4 M Persyaratan gudang
Universitas Sriwijaya
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Penyimpanan Ammonnium Nitrat, Power Gel, dan Detonator
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Risk Assessment Coments
penyimpanan saat dari alat-alat persyaratan gudang ( Max. 55 penyimpanan sesuai
terjadi ledakan dari listrik/besi/ kesalahan derajat celcius), Pengecekan rutin Kepmen No.
power gel tata letak sebagai suhu ruangan, Memenuhi 555.K/26/M.PE/1995
pemicu terjadinya persyaratan gudang dan mengatur
percikan api yang tata letak sesuai peraturan yang
dapat menyebabkan berlaku, Terdapat tulisan peringatan
ledakan power gel dilarang menyalakan api, membawa
sehingga terjadi sumber listrik dan alat komunikasi,
kebakaran gudang dan jauh dari kegiatan yang bergetar,
bisa membahayakan Memakai APD ( Sepatu tidak
nyawa petugas beralas besi, masker)
keamanan di sekitar
gudang
Terpapar sumber api
dari alat-alat Safety Talk, Memeriksa suhu sesuai
listrik/besi/ kesalahan persyaratan gudang ( Max. 35
tata letak sebagai derajat celcius), Pengecekan rutin
pemicu terjadinya suhu ruangan, Memenuhi
Kebakaran gudang percikan api yang persyaratan gudang dan mengatur Persyaratan gudang
penyimpanan saat dapat menyebabkan tata letak sesuai peraturan yang penyimpanan sesuai
3 Detonator 1 4 4 M
terjadi ledakan dari ledakan detonator berlaku, Terdapat tulisan peringatan Kepmen No.
detonator sehingga terjadi dilarang menyalakan api, membawa 555.K/26/M.PE/1995
kebakaran gudang dan sumber listrik dan alat komunikasi,
bisa membahayakan jauh dari kegiatan yang bergetar,
nyawa petugas Memakai APD ( Sepatu tidak
keamanan di sekitar beralas berbesi, masker)
gudang
Kebakaran gudang Sambaran petir yang Safety Talk, Memasang penangkal
penyimpanan saat menimbulkan arus petir dengan resistans pembumian
Persyaratan gudang
gudang tersambar listrik yang memicu lebih kecil dari 5 ohm di masing-
penyimpanan sesuai
4 Petir petir yang memicu ledakan power gel atau masing gudang penyimpanan, 1 4 4 M
Kepmen No.
ledakan power gel detonator dan membuat tanggul disekitar area
555.K/26/M.PE/1995
atau detonator menyebabkan gudang, Pengecekan/ kalibrasi
didalam gudang kebakaran gudang bisa penangkal petir secara berkala
Universitas Sriwijaya
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Penyimpanan Ammonnium Nitrat, Power Gel, dan Detonator
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Risk Assessment Coments
membahayakan nyawa
petugas keamanan di
sekitar gudang
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Pengambilan Ammonnium Nitrat, Power Gel, dan Detonator
Risk Assessment
Probability
Risk Level
Ranking
Severity
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Coments
Risk
Kelebihan/ sikap Safety Talk, Memenuhi persyaratan
membawa tumpukan gudang dan mengatur jarak antar
Persyaratan gudang
Petugas terjatuh saat karung Ammonium rak/bangku (80cm) sesuai peraturan
penyimpanan sesuai
mengangkat karung Nitrat menyebabkan yang berlaku, Memakai APD ( 5 1 5 M
Kepmen No.
Ammonium Nitrat petugas terjatuh dan Sepatu, helm safety), mengangkat
555.K/26/M.PE/1995
mengalami cedera beban maksimal 3 karung AN (1
ringan hingga sedang karung 25kg)
Kesalahan pengaturan
jarak antar rak/ bangku
Ammonium yang terlalu Safety Talk, Memenuhi persyaratan
1
Nitrat berdekatan dan gudang dan mengatur jarak antar
Petugas tersandung Persyaratan gudang
pencahayaan yang rak/bangku (80cm) sesuai peraturan
saat mengangkat penyimpanan sesuai
kurang dari dalam yang berlaku, Memakai APD ( 5 1 5 M
karung Ammonium Kepmen No.
gudang menyebabkan Sepatu, helm safety), mengangkat
Nitrat 555.K/26/M.PE/1995
petugas bisa beban maksimal 3 karung AN (1
tersandung dan karung 25kg)
mengalami cedera
ringan hingga sedang
Petugas terkilir saat Kelebihan beban yang Safety Talk, mengangkat beban
5 1 5 M
mengangkat karung diangkat menyebabkan maksimal 3 karung AN (1 karung
Universitas Sriwijaya
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Pengambilan Ammonnium Nitrat, Power Gel, dan Detonator
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Risk Assessment Coments
Ammonium Nitrat tangan petugas terkilir 25kg), memakai APD (helm, sarung
yang menimbulkan tangan, masker, sepatu safety)
cedera pada otot
tangan
Petugas terjatuh
sehingga power gel Safety Talk, Memenuhi persyaratan
yang dibawa terbentur gudang dan mengatur jarak dan
dan bergesekan tinggi antar rak/bangku (80cm)
dengan lantai yang sesuai peraturan yang berlaku,
Kebakaran gudang memicu terjadinya membuat ventilasi sebagai sumber Persyaratan gudang
penyimpanan saat sumber api bisa cahaya alami, Tidak membawa alat- penyimpanan sesuai
2 Power Gel 1 4 4 M
terjadi ledakan dari mengakibatkan alat sumber api/listrik/ komunikasi, Kepmen No.
power gel ledakan power gel dan Memakai APD ( Sepatu, masker), 555.K/26/M.PE/1995
menyebabkan penyediaan kotak khusus
kebakaran gudang bisa penyimpanan sementara ketika
membahayakan nyawa membawa power gel keluar gudang
petugas keamanan di penyimpanan
sekitar gudang
Petugas terjatuh
sehingga detonator Safety Talk, Memenuhi persyaratan
yang dibawa terbentur gudang dan mengatur jarak dan
dan bergesekan tinggi antar rak/bangku sesuai
dengan lantai yang peraturan yang berlaku, membuat
Kebakaran gudang memicu terjadinya ventilasi sebagai sumber cahaya Persyaratan gudang
penyimpanan saat sumber api bisa alami, Tidak membawa alat-alat penyimpanan sesuai
3 Detonator 1 4 4 M
terjadi ledakan dari mengakibatkan sumber api/listrik/ komunikasi, Kepmen No.
detonator ledakan detonator dan Memakai APD ( Sepatu, masker), 555.K/26/M.PE/1995
menyebabkan penyediaan kotak khusus
kebakaran gudang bisa penyimpanan sementara ketika
membahayakan nyawa membawa detonator keluar gudang
petugas keamanan di penyimpanan
sekitar gudang
Petugas terbentur saat Kelebihan beban yang Safety Talk, mengangkat beban
4 Pintu Gudang 5 1 5 M
mengangkat karung diangkat menyebabkan maksimal 3 karung AN (1 karung
Universitas Sriwijaya
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Pengambilan Ammonnium Nitrat, Power Gel, dan Detonator
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Risk Assessment Coments
Ammonium Nitrat saat melewati pintu 25kg), memakai APD (helm, sarung
gudang petugas dapat tangan, masker, sepatu safety)
terbentur pintu yang
bisa menimbulkan
cedera ringan pada
petugas
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Pencampuran Ammonium Nitrat dan Fuel Oil (solar)
Risk Assessment
Probability
Risk Level
Ranking
Severity
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Coments
Risk
Bisa terpapar/terhirup
Terpapar AN saat serbuk AN apabila
Safety talk, Memakai masker dan
mengangkat, saat bekerja tidak
kacamata untuk mengurangi Jenis sarung tangan
membuka karung memakai masker
paparan langsung, mengatur jarak disesuaikan dengan
AN, dan sehingga serbuk yang 5 2 10 H
antara kepala/muka petugas dengan jenis bahan kimia
memasukkan berterbangan diudara
karung AN saat membuka dan yang digunakan
kedalam mesin bisa terhirup sehingga
measukkan kedalam mesin mollen
mollen dapat menyebabkan
Ammonnium iritasi dan pusing
1
Nitrat
Kelebihan/ sikap
membawa tumpukan
Terjatuh saat Safety Talk, mengangkat beban
karung Ammonium
mengangkat karung maksimal 3 karung AN (1 karung
Nitrat menyebabkan 4 1 4 M
dari mobil ke tempat 25kg), memakai APD (helm, sarung
petugas terjatuh dan
pencampuran tangan, masker, sepatu safety)
mengalami cedera
ringan
Terkilir saat Kelebihan beban yang Safety Talk, mengangkat beban 4 1 4 M
Universitas Sriwijaya
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Pencampuran Ammonium Nitrat dan Fuel Oil (solar)
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Risk Assessment Coments
mengangkat karung diangkat menyebabkan maksimal 3 karung AN (1 karung
AN tangan petugas terkilir 25kg), memakai APD (helm, sarung
yang menimbulkan tangan, masker, sepatu safety)
cedera pada otot
tangan
Kelebihan/ sikap
membawa tumpukan
karung Ammonium
Tertimpa saat Safety Talk, mengangkat beban
Nitrat menyebabkan
mengangkat karung maksimal 3 karung AN (1 karung
petugas tertimpa 4 1 4 M
AN dari mobil ke 25kg), memakai APD (helm, sarung
karung yang dibawa
tempat pengangkutan tangan, masker, sepatu safety)
ynag menyebabkan
mengalami cedera
ringan
Saat membuka karung
AN tidak memakai
sarung tangan Safety Talk, konsentrasi saat
Tersayat/Tergores
sehingga saat cutter membuka karung AN (1 karung
cutter saat membuka 4 1 4 M
mengenai tangan 25kg), memakai APD seperti sarung
karung AN
petugas dapat tersayat/ tangan
tergores cutter yang
digunakan
Safety talk, Memposisikan corong
Terpapar sumber api
dengan benar dan menuangkan solar
di area sekitar
dengan perlahan dan hati-hati,
Ledakan yang pencampuran fuel oil
Melengkapi APAR sesuai jenis 5 3 15 H
memicu kebakaran (solar) dan parker
sumber api, Memakai APD ( Helm,
kendaraan yang
kacamata, masker, sarung tangan,
2 Fuel Oil (solar) membawa power gel
sepatu )
Adanya ceceran solar Safety talk, Memposisikan corong
Terpeleset saat dilantai sehingga dengan benar dan menuangkan solar
membersihkan tempat membuat lantai licin dengan perlahan dan hati-hati, 5 2 10 H
pencampuran dan berisiko membersihkan/ menyiram tumoahan
menyebabkan petugas solar dengan air mengalir, Memakai
Universitas Sriwijaya
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Pencampuran Ammonium Nitrat dan Fuel Oil (solar)
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Risk Assessment Coments
terpeleset dan APD ( Helm, kacamata, masker,
mengalami cedera sarung tangan, sepatu )
ringan seperti kaki
terkilir atau luka
ringan
Petugas yang saat
menyalakan saklar
dengan kondisi tangan
Tersengat listrik saat Safety talk, menyalakan saklar
yang basah dan tidak
menyalakan saklar dengan tangan dalam keadaan tidak
3 Saklar memakai sarung 4 3 12 H
untuk menghidupkan basah (kering) dan memakai APD
tangan dan jika terjadi
mesin mollen seperti sarung tangan
dapat mengakibatkan
cedera yang serius
pada operator
Petugas yang tidak
konsentrasi saat
bekerja dan ditambah Safety Talk, konsentrasi saat
Terjepit saat
tidak memakai sarung memasukkan karung AN (1 karung
memasukkan AN
tangan saat bekerja 25kg), tangan tidak terlalu dekat
4 Mesin Mollen atau solar kedalam 4 2 8 M
dan jika terjadi dengan mesin mollen yang sedang
mesin mollen yang
kejadian terjepit dapat berputar, memakai APD seperti
sedang berputar
menyebabkan luka sarung tangan
ringan pada tangan
petugas
Universitas Sriwijaya
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Pengangkutan Bahan Peledak
Risk Assessment
Probability
Risk Level
Ranking
Severity
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Coments
Risk
Permukaan jalan yang
tidak rata dapat
menyebabkan unit
kendaraan oleng/
Safety talk, Membawa kendaraan
Terbalik saat hilang keseimbangan
yang dalan keadaan yang baik,
melintasi lintasan sehingga dapat
Perawatan onderdil kendaraan
yang permukaan nya terbalik dan 2 3 6 M
secara berkala, Mengatur laju
tidak rata dan menyebabkan
kecepatan, Membawa muatan sesuai
bertebing (miring) kerusakan kendaraan
kapasitas kendaraan
dan cedera pada sopir
dan petugas
pengangkutan bahan
peledak
1 Lintasan Tidak ada border jalan
dipinggir lintasan
bertebing dan rambu
lintasan yang memadai
Safety talk, Mengatur laju
Terperosok saat memicu kendaraan
kecepatan, Membawa muatan sesuai
melintasi lintasan dapat terperosok ke
kapasitas kendaraan, Memasang
bertebing dan arah tebing
border jalan/ border line dan 2 3 6 M
permukaan nya tidak menyebabkan
memasang rambu lintasan di
rata dan bertebing kerusakan kendaraan,
sepanjang lintasan kendaraan
(miring) cedera petugas bahkan
pengangkut bahan peledak
kebakaran yang
berasal dari power gel
dan detonator yang
dibawa
Detonator dan Ledakan yang Terhempas dan Safety talk, Membawa detonator dan
2 1 4 4 M
Power Gel memicu kebakaran bergesekan pada power gel tidak dalam keadaan
Universitas Sriwijaya
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Pengangkutan Bahan Peledak
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Risk Assessment Coments
saat terjatuh dari permukaan jalan yang terbuka, Mengatur laju kecepatan,
kendaraan (kendaraan tidak rata sehingga Membawa muatan sesuai kapasitas
terbalik/terperosok) memicu percikan api kendaraan, Memasang border jalan/
menyebabkan border line dan memasang rambu
detonator, power gel lintasan di sepanjang lintasan
meledak dan kendaraan pengangkut bahan
menyebabkan peledak
kendaraan ikut
terbakar dan cedera
sedang hingga berat
pada sopir dan petugas
Tidak ada border
jalan/line dan rambu
lintasan yang
memadai, arah/jalan Safety talk, Mengatur laju
masuk dan keluar kecepatan, Membawa muatan sesuai
kendaraan lapangan kapasitas kendaraan, Memasang
Tabrakan dengan unit masih satu arah dan border jalan/ border line dan
kendaraan lain masih melintas memasang rambu penunjuk arah
(dumptruck) saat dumptruck saat lintasan, menghentikan sementara 2 3 6 M
menuju lokasi kendaraan angkutan operasi dumptruck dan kendaraan
peledakan bahan peledak lapangan lainnya hingga proses
Kendaraan
3 melintas memicu peledakan selesai, Diiringi dan
Pengangkut tabrakan kendaraan dijaga. dipantau oleh petugas
menyebabkan keamanan
kerusakan kendaraan
dan cedera sedang
hingga berat
Terbalik saat Sopir mengendarai Safety talk, Memastikan kendaraan
melintasi lintasan dengan kecepatan dalan keadaan yang baik, Perawatan
yang permukaan nya melebihi maksimum onderdil kendaraan secara berkala,
2 3 6 M
tidak rata dan yang diperbolehkan Mengatur laju kecepatan, Membawa
bertebing (miring) dan isi muatan yang muatan sesuai kapasitas kendaraan,
dengan kecepatan berlebihan ditambah Memperhatikan kondisi dan arah,
Universitas Sriwijaya
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Pengangkutan Bahan Peledak
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Risk Assessment Coments
diatas maksimum permukaan jalan tidak border lintasan, Setiap sopir
diperbolehkan rata memicu mobil kendaraan angkutan lapangan harus
oleng dan terbalik memiliki SIMPER ( Surat izin
menyebabkan mengoperasikan peralatan
kerusakan pada perusahaan )
kendaraan dan cedera
ringan hingga sedang
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Pengisian Bahan Peledak
Risk Assessment
Probability
Risk Level
Ranking
Severity
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Coments
Risk
Serbuk ANFO yang
berterbangan diudara
Safety talk, memakai plastik yang
terhirup/ masuk ke
keadaannya baik/ tidak bocor, Pekerjaan pengisian
Terpapar serbuk organ mata saat
memperhatikan tinggi corong saat ANFO masih manual
Bahan Peledak ANFO saat mengeluarkan ANFO
1 memasukan ANFO kedalam plastik, 5 2 10 H dengan
(ANFO) memasukkan ANFO dari karung, posisi
Memakai APD (helm, menggunakan
kedalam plastik corong yang terlalu
kacamata,masker, sarung tangan, corong
tinggi menyebabkan
sepatu)
keluhan ringan hingga
sedang pada petugas
Bekerja di area Safety talk, Sarapan pagi sebelum
Heat Stress /
terbuka menyebabkan bekerja dan minum air putih
Kepanasan saat
petugas dehidrasi, minimal 8 gelas dalam sehari,
2 Terik Matahari bekerja di area 5 1 5 M
pusing/ pingsan dan menggunakan pakaian yang
pengisian bahan
gejala heat stress menyerap keringat, Memakai APD
peledak
lainnya (helm, kacamata,masker, sepatu)
Universitas Sriwijaya
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Pengisian Bahan Peledak
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Risk Assessment Coments
Jarak peletakan
karung/Plastik berisi
ANFO terlalu dekat Keadaan lubang
dengan posisi drill ledak yang masih
Terkena lemparan
yang memicu percikan Safety talk, memperhatikan posisi berisi air
batuan kecil saat
api dari gesekan alat operator dan jarak dari drill pada mengharuskan
penyedotan air 3 3 9 M
bor dengan batuan lubang ledak, Memakai APD (helm, penyedotan air
(blowup) dalam
lubang ledak kacamata,masker, sepatu) sebelum dimasukan
lubang ledak
menyebabkan plastik bahan
kerusakan unit dan peledak
3 Lubang Ledak cedera sedang hingga
berat pada petugas
Lokasi lubang ledak
yang berada pada
permukaan bertebing Safety talk, memperhatikan posisi
Terperosok saat berisiko menyebabkan operator dan jarak tidak terlalu
memasukkan ANFO petugas terperosok dekat dengan lubang ledak, 3 3 9 M
kedalam plastik sehingga mengalami Memakai APD (helm, kacamata,
cedera yang sarung tangan, masker, sepatu)
mengbutuhkan
penanganan medis
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Perakitan Rangkaian
Risk Assessment
Probability
Risk Level
Ranking
Severity
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Coments
Risk
Meledak saat Terpapar percikan api Safety talk, mengikuti instruksi
1 Detonator 1 4 4 M
perakitan dengan (listrik/alat kerja, menjauhkan dari sumber
Universitas Sriwijaya
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Perakitan Rangkaian
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Risk Assessment Coments
kabel komunikasi) dan ujung api/listrik, tidak
sambungan/sumbu detonator terbuka membawa/menyalakan alat
ledak memicu detonator komunikasi, pemeriksaan keadaan
dapat meledak sendiri detonator sebelum digunakan ,
dan dapat Memakai APD
membahayakan nyawa (Sepatu,helm,masker,kacamata)
petugas disekitar area
perakitan
Terpapar percikan api
(listrik/alat Safety talk, mengikuti instruksi
komunikasi) dan kerja, menjauhkan dari sumber
Meledak saat
Power Gel terbuka api/listrik, tidak
perakitan dengan
memicu Power Gel membawa/menyalakan alat
2 Power Gel kabel 1 4 4 M
dapat meledak sendiri komunikasi, pemeriksaan keadaan
sambungan/sumbu
dan dapat power gel sebelum digunakan ,
ledak
membahayakan nyawa Memakai APD (Sepatu, helm,
petugas disekitar area masker, kacamata)
perakitan
Terpapar percikan api
(listrik/alat Safety talk, mengikuti instruksi
komunikasi) dan kerja, menjauhkan dari sumber
Meledak saat
detonator serta Power api/listrik, tidak
perakitan dengan
Kabel Gel terbuka memicu membawa/menyalakan alat
3 kabel 1 4 4 M
Sambungan dapat meledak sendiri komunikasi, pemeriksaan keadaan
sambungan/sumbu
yang dapat kabel sambungan sebelum
ledak
membahayakan nyawa digunakan, Memakai APD (Sepatu,
petugas disekitar area helm, masker, kacamata)
perakitan
Bekerja di area Safety talk, Sarapan sebelum
Heat Stress / terbuka menyebabkan bekerja dan minum air putih min. 8
Kepanasan saat petugas dehidrasi, gelas per hari, memakai pakaian
4 Terik Matahari 5 1 5 M
bekerja di area pusing/ pingsan dan yang menyerap keringat, Memakai
perakitan rangkaian gejala heat stress APD (Sepatu, helm, masker,
lainnya kacamata)
Universitas Sriwijaya
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Perakitan Rangkaian
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Risk Assessment Coments
Sambaran petir yang
menimbulkan arus
Diperlukan
listrik yang memicu
keputusan yang cepat
ledakan pada Membatalkan/ menunda rencana
Tersambar petir saat dan tepat saat
rangkaian sambungan peledakan, meledakan rangkaian
5 Petir proses perakitan 1 4 4 M keadaan cuaca
dan detonator yang ada, Meninggalkan area
berlangsung mendung dan
menyebabkan juru peledakan hingga jarak aman
berpeluang terjadi
ledak dan petugas lain
petir
mengalamai cedera
berat
Lokasi lubang ledak
yang berada pada
permukaan bertebing Safety talk, memperhatikan posisi
Terperosok saat berisiko menyebabkan operator dan jarak tidak terlalu
6 Lubang Ledak melakukan perakitan petugas terperosok dekat dengan lubang ledak, 3 3 9 M
rangkaian sehingga mengalami Memakai APD (helm, kacamata,
cedera yang sarung tangan, masker, sepatu)
mengbutuhkan
penanganan medis
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Saat Peledakan
Risk Assessment
Probability
Risk Level
Ranking
Severity
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Coments
Risk
Gangguan Suara bising yang Safety talk, Mengatur jarak shelter
Rangkaian pendengaran berasal dihasilkan saat ke jarak sesuai persyaratan/aman,
1 3 4 12 H
peledakan dari suara hasil peledakan berlangsung Memakai APD (helm,
ledakan dapat menyebabkan kacamata,masker, sepatu,
Universitas Sriwijaya
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Saat Peledakan
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Risk Assessment Coments
gangguan pendengaran earplug/earmuff)
yang bersifat
permanen karena
sering terpapar bising
setiap bekerja
Rangkaian putus/
terbuka akibat hasil
ledakan sebelumnya, Safety talk, Memmbawa tester yang
juru ledak tidak dalam keadaan baik/ berfungsi,
membawa tester/ Mengatur jarak shelter ke jarak
tester tidak berfungsi, sesuai persyaratan/aman, Mengunci/
Meledak sendiri
terkena percikan api membawa tester saat pengecekan ke
sebelum blasting 1 4 4 M
hasil gesekan batuan lubang ledak, keluar shelter jika
machine ditekan
ledakan sebelumnya keadaan aman dan baru mengecek
menyebabkan kembali sambungan yang putus,
rangkaian meledak Memakai APD (helm,
sebelum diledakan kacamata,masker, sepatu)
dengan blasting
machine
Posisi shelter yang
terlalu dekat dengan
lokasi lubang dan
tidak sesuai arah Safety talk, Memposisikan shelter
geometri peledakan dalam keadaan layak, Mengatur
Shelter tertimpa memicu terlemparnya jarak shelter ke jarak sesuai
2 Shelter 3 4 12 H
batuan hasil ledakan batuan besar hasil persyaratan/aman, Memakai APD
peledakan mengenai (earplug/earmuff, helm, sepatu,
shelter dan kacamata)
membahayakan juru
ledak dan petugas
didalamnya
Terpapar debu hasil Terpapar debu hasil Safety talk, Menunggu hingga debu
3 Debu Batuan peledakan saat peledakan saat hasil peledakan berkurang sebelum 3 3 9 M
pengecekan pengecekan mengecek sambungan, Memakai
Universitas Sriwijaya
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Saat Peledakan
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Risk Assessment Coments
sambungan yang sambungan yang putus APD (helm, kacamata,masker,
putus sepatu)
Posisi shelter yang
terlalu dekat dengan
lokasi lubang dan
tidak sesuai arah Safety talk, Memposisikan shelter
Tertimpa batuan yang geometri peledakan dalam keadaan layak, Mengatur
terbang saat memicu terlemparnya jarak shelter ke jarak sesuai
4 4 16 H
peledakan batuan besar hasil persyaratan/aman, Memakai APD
berlangsung peledakan mengenai (earplug/earmuff, helm, sepatu,
shelter dan kacamata)
membahayakan juru
ledak dan petugas
4 Hasil Ledakan
didalamnya
Timbulnya getaran
Safety talk, menggunakan bahan PT. Semen Baturaja
yang cukup besar
peledak sesuai bon rencana sudah tidak lagi
akibat komposisi
peledakan, mengatur waktu delay menerapkan
bahan ramuan yang
pada detonator dimasing-masing peledakan pada
Getaran hasil tidak sesuai dengan
lubang ledak, merencanakan 3 3 9 M sekali peledakan,
peledakan bon rencana peledakan
peledakan dengan membuat namun dibagi
dan jika tidak diatur
beberapa lubang ledak, mengatur beberapa lubang
waktu delay pada
jarak shelter pada jarak aman ledak untuk
masing-masing lubang
(sesuai persyaratan). mengurangi getaran
ledak
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Pasca Peledakan
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Risk Assessment Coments
Universitas Sriwijaya
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Pasca Peledakan
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Risk Assessment Coments
Probability
Risk Level
Ranking
Severity
Risk
Kondisi pijakan kaki
juru ledak yang tidak
kokoh akibat hasil
peledakan rentan
Terperosok kedalam Safety talk, Mengatur jarak juru
membuat juru ledak
lubang hasil ledak dengan posisi lubang ledak,
Lubang terperosok ke lubang
1 peledakan ketika memilih berpijak pada permukaan 3 3 9 M
Peledakan saat pengecekan hasil
memeriksa pasca yang tidak rapuh, Memakai APD
ledakan sehingga
ledakan (helm, kacamata,masker, sepatu)
petugas mengalami
cedera yang
mengharuskan
perawatan medis
Terhirup Debu/ Asap
hasil peledakan yang
berterbangan diudara Safety talk, Mengatur jarak juru
Terpapar debu/asap
dipengaruhi juga arah ledak dengan posisi lubang ledak,
hasil peledakan saat
2 Debu Batuan angin menyebabkan Menunggu hingga debu/ asap 3 3 9 M
memeriksa pasca
juru ledak yang berkurang, Memakai APD (helm,
peledakan
memeriksa terpapar kacamata,masker, sepatu)
debu/asap yang
berbahaya
Ada rangkaian di
Safety talk, Menunggu sampai
lubang ledak yang
Rangkaian meledak semua rangkaian sudah meledak
tidak ikut meledak
tiba-tiba saat juru semua, mengatur waktu tunggu
Rangkaian yang membahayakan
3 ledak memeriksa ke sebelum pengecekan ke lubang 3 4 12 H
Peledakan juru ledak atau
lubang ledak pasca ledak, saat pengecekan Memakai
kematian saat
peledakan APD (helm, kacamata,masker,
melakukan
sepatu)
pengecekan dan tiba-
Universitas Sriwijaya
PHA WORKSHEET
TAHAPAN : Pasca Peledakan
No. Hazard Accidental Event Probable Causes Preventive Actions Risk Assessment Coments
tiba rangkaian
meledak
Keterangan :
Probability Severity
Peringkat Uraian Probabilitas Level Peringkat Uraian
1 > 0,1 kejadian ( 1 Fatal lebih satu orang, kerugian sangat besar dan
Very Unlikely Kemungkinan sangat kecil dalam 10 4 Catastrophic dampak luas yang berdampak panjang, terhentinya
kemungkinan ) seluruh kegiatan
2 Jarang terjadi tetapi mungkin terjadi Cedera berat lebih dari satu orang, kerugian besar,
0,1 – 0,01 3 Critical
Remote serupa gangguan produksi
3 Cedera sedang, perlu penanganan medis, kerugian
Dapat terjadi atau terjadi sekali-sekali 0,01 - 0,001 2 Major
Occasional finansial besar
4
Sangat mungkin terjadi atau sering 0,001 – 0,000001 1 Minor Cedera ringan, kerugian finansial sedang
Probable
5
Dapat terjadi setiap saat < 0,000001
Frequent
Sumber : Rausand, 2005
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN 2. DAFTAR CHECKLIST
Daftar Checklist
Sebagai Panduan Dalam Observasi
6.
Print berita acara permintaan &
pengeluaran
Ada persetujuan pengeluaran bahan
7. peledak (KTT, Ka. Gudang Handak,
Ka OPT)
Pembukaan Gudang Handak
8. disaksikan oleh KTT, Ka Gudang
Handak, Kepolisian (Polres)
Pengawalan dilakukan oleh pihak
9.
securiti dan Anggota kepolisian
Pemisahaan armada angkut antara
10.
Detonator dengan ANFO & Dinamit
Pemberian aba-aba pada saat
11.
memulai proses peledakan
Membuat berita acara selesai
12.
peledakan
Universitas Sriwijaya
Tahap Pengambilan dan Pengangkutan Bahan Peledak
No. Uraian Ya Tidak Keterangan
Ada salah seorang
pekerja masih tidak
memekai APD
1. Helper memakai APD
yang lengkap
seperti helmet atau
sarung tangan
Pembukaan Gudang Handak
2. disaksikan petugas K3 dan Pihak
Kepolisian
Menggunakan lampu senter kedap
3. gas sebagai penerangan didalam
gudang handak
Tercecer di area
4. Bahan peledak tidak tercecer peramuan bahan
peledak
Disamping tempat
peramuan bahan
peledak terdapat
5. Tidak ada sumber api sumber api ) api
pembakaran
sampah yang
jaraknya 1 meter
dari area peramuan
Di area
pencampuran
bahan peledak
masih ada helper
6. Helper tidak merokok yang merokok (
terkesan bahaya
karena ada bahan
solar di area
peramuan)
Tidak memakai sepatu yang
7.
mempunyai alas besi,
Universitas Sriwijaya
Tahap Pelaksanaan Blasting (Peledakan)
Universitas Sriwijaya
Gudang Bahan Peledak
No. Uraian Ya Tidak Keterangan
1. Ada izin gudang bahan peledak
Detonator tidak disimpan dalam
2. gudang yang sama dengan bahan
peledak lain
3.
Gudang bahan peledak memenuhi
jarak aman terhadap lingkungan
Thermometer ditempatkan di dalam
4.
ruang penimbunan
Terdapat tanda “dilarang merokok”
5. dan “dilarang masuk bagi yang tidak
berkepentingan
6. Hanya satu jalan masuk
Alat pemadam api yang diletakkan
7. ditempat yang mudah dijangkau
diluar bangunan gudang
8.
Sekitar gudang bahan peledak
dilengkapi lampu penerangan
9. Gudang bahan peledak dijaga 24 jam
10. Rumah jaga dibangun diluar gudang
Sekeliling lokasi gudang bahan
11.
peledak dipasang pagar pengaman
yang dilengkapi dengan pintu yang
dapat dikunci
Sekeliling gudang bahan peledak
peka detonator dilengkapi tanggul
12. pengaman yang tingginya 2 (dua)
meter dan lebar bagian atasnya 1
(satu) meter
Apabila pintu masuk berhadapan
langsung dengan pintu gudang,
13. dilengkapi dengan tanggul sehingga
jalan masuk hanya dapat dilakukan
dari samping
Bangunan untuk menyimpan bahan
peledak peka detonator terdiri dari
dua ruangan, yaitu:
a. Ruangan belakang untuk
14. tempat penyimpanan bahan
peledak dan
b. Ruangan depan untuk
penerimaan dan pengeluaran
Universitas Sriwijaya
No. Uraian Ya Tidak Keterangan
bahan peledak.
Pintu ruangan belakang tidak
berhadapan langsung dengan pintu
15.
ruangan depan dan kedua pintu
tersebut dilengkapi kunci yang kuat
16.
Terdapat lubang ventilasi pada
bagian atas dan bawah
Terdapat alat penangkal petir dengan
17. resistans pembumian lebih kecil dari
5 ohm
Lantai gudang terbuat dari bahan
18. yang tidak menimbulkan percikan
bunga api
Tidak ada besi yang tersingkap
19.
sampai 3 meter dari lantai
20.
Bahan ramuan tidak melebihi 55
derajat celcius
Peka detonator tidak melebihi 35
21.
derajat celcius
22.
Bahan peledak tetap dalam kemasan
aslinya
Bahan peledak diletakkan di atas
bangku dengan tinggi sekurang-
23.
kurangnya 30 sentimeter dari lantai
gudang
Tinggi tumpukan maksimum 5 peti,
24. lebar tumpukan sebanyak-banyaknya
4 peti
Diantara tiap lapisan peti ada papan
25. penyekat yang tebalnya paling sedikit
1,5 sentimeter
26.
Jarak antara tumpukan berikutnya
sekurang-kurangnya 80 sentimeter
Tersedia ruang bebas antara
27. tumpukan dengan dinding gudang
sekurang-kurangnya 30 Sentimeter
Universitas Sriwijaya
Pemakaian APD
No. Uraian Ya Tidak Keterangan
Salah seorang
helper masih ada
yang tidak
1. Safety helmet
memakai helmet
saat peramuan
bahan peledak
2. Safety shoes
3. Pelindung telinga
Salah seorang
helper masih ada
yang tidak
4. Sarung tangan safety memakai sarung
tangan saat
meramu bahan
peledak dan
mencampur solar
5. Masker / alat pelindungan pernafasan
Housekeeping
No. Uraian Ya Tidak Keterangan
1. Lantai tidak licin dan rata
2. Pencahayaan cukup
Kerapian Penempatan material dan
3.
peralatan
4. Kebersihan gudang bahan peledak
Tetapi masih
banyak sampah
Kebersihan akses jalan dari sampah, yang berserakan di
5.
material dan peralatan dekat area
peramuan bahan
peledak
Universitas Sriwijaya
No. Uraian Ya Tidak Keterangan
6. Penyimpanan oli,bbm, bahan kimia
Disekitar area
peramuan bahan
Tidak ada tumpahan oli,bbm,bahan peledak masih
7.
kimia banyak tercecer
bekas solar dan
bahan peledak
Langsung diantar
8. Terdapat penampungan limbah B3 di TPS limbah b3
pabrik
Lain-Lain
No. Uraian Ya Tidak Keterangan
Tapi di area jalan
1. Terdapat Rambu – Rambu K3 menuju lapangan
masih kurang
rambu lalu lintas
2.
Juru Ledak Kontraktor
(bersertifikasi)
3. Juru Ledak PT.SB (bersertifikasi)
Juru Bor Kontraktor untuk 2 unit
4.
mesin Bor
5. Security / Satpam pihak Kontraktor
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN 3. Matriks Wawancara Mendalam dengan Informan Kunci
Informan Kunci
Topik Wawancara
R HM
Universitas Sriwijaya
Informan Kunci
Topik Wawancara
R HM
Program rutin sebagai himbauan K3 yaitu ada safety talk harian, dan
juga ada penyegaran K3 yang kita lakukan per satu tahun, yaitu kita
undang narasumber dari luar, pengisi dari Unit SDM atau dari pihak
luar yang terpercaya. Kemudian untuk kegiatan lainnya kita rutin -
melakukan safety patrol, pemenuhan kebutuhan APD untuk setiap
karyawan, dan juga kita mengadakan review terhadap instruksi kerja
yang ada, pembuatan JSA, dan lain-lain.
Selain itu kita juga melakukan komunikasi rutin dalam artian kita
melakukan rapat internal dan juga rapat eksternal. Rapat eksternal ini
kita mengajak pihak kontraktor. Jadinya keluhan yang ada dari
operator diwakili oleh si pengawas dan juga mereka salurkan ke kita
-
melalui rapat eksternal. Dan juga kita rutin melakukan rapat
internal, jadi untuk dalam PBM itu sendiri apa kendala dari kegiatan
peledakan, apa kendala dari kegiatan K3, itu bisa dikomunikasikan
dengan baik.
Identifikasi Bahaya Kalo mulai dari gudang resikonya cukup kecil, tidak seperti pada Cuaca berpengaruh terhadap ledakan ... hmm sebenernyo tergantung
Universitas Sriwijaya
Informan Kunci
Topik Wawancara
R HM
saat peledakan. Misalnya saja pada saat digudang kecil detonator yang digunoke jugo kalo masalah cuaca, karno disini gunoke
kemungkinan, karena jarak antara satu gudang dan tempat mixing itu detonator listrik. Detonator listrik ini mempengaruhi terhadap detonator
lumayan jauh, tapi juga mereka dari gudang lalu mereka angkut itu.. yo karena itu sifatnyo listrik dan petir ini kan yo biso terkoneksi
bahan ke tempat mixing itu paling tidak orang-orangnya beresiko dengan adonyo arus ini tadi, nah itu yang bisa menyebabkan
terjatuh dan tertimpa ANFO yang mereka bawa tapi sejauh ini tidak berbahayanya, jadi ado arus liar yg kadang bisa masuk ke detonator.
ada laporan mengnai itu, soalnya resikonya cukup kecil.
Kalo pas kito merangkai dio kan ado kabel di detonator itu, namonyo
connecting wire kabelnyo jadi ado positif negatif lah kabel itu. Nah ini
Terus kalo misalnya pengangkutan dari gudang ke tambang
harus kito kunci kabel itu tadi maksudnyo kito satuke arus jangan kalo
resikonya itu cukup kecil juga karena sudah ada pengawalan dan
dibiarke terbuka kadang ado arus liar, itu yang kadang biso
juga resiko Ammonnium nya tertumpah dari mobil ke jalan juga
menyebabkan namonyo ado gelombang, gelombang inikan biso
kecil, karena sudah disesuaikan dengan kapasitas pengangkutannya.
meledak karno konektivitas detonator listrik itu terhadap cuaca itu salah
satunyo terhadap kondisional petir.
Jadi resiko pada saat pengisian tadi untuk diameter lubangnya cukup
kecil, cuma beberapa sentimeter, kurang lebih 10cm. Jadinya Makonyo si detonator itu paling sensitif karena ado arus disitu. Dio
kalopun pada saat pengisian, tim-tim peledakan pada saat mengisi selain pemicu tadi, jadi dio biso memicu timbulnya ledakkan, jadi
ANFO tadi tidak di sisi yang mengarah ke jurang, namun ke arah detonator sendiri pun bisa meledak.
lubang selanjutnya. Jadi resiko untuk mereka terperosok itu minim.
Dan juga antara lubang satu dan lobang lainnya jaraknya cukup jauh
dan pada saat mereka melakukan pengeboran jika tidak ada retakan
mereka aman. Namun jika ada retakan dapat menyebabkan mereka
terperosok.
Nah, itu yang beresiko dalam artian sudah peledakan bukan berarti
selesai kegiatan yang dilakukan, tapi ada kemungkinan-
kemungkinan bahan peledak yang sudah kita rakit yang sudah kita -
ledakan itu tidak meledak. Kalo tidak dilakukan pengecekan itu kita
bisa lalai, tapi kalo disini setelah dilakukan peledakan, juru ledak itu
akan melakukan pengecekan di setiap lubang yang diledakkan tadi,
Universitas Sriwijaya
Informan Kunci
Topik Wawancara
R HM
Untuk JSA, kita punya sendiri form K3 Tambang. Dan JSA itu kita
review, kalo dalam program kerja itu dalam 1 tahun sekali. Dan juga
untuk identifikasi dan penilaian resiko kita mempunyai form -
tersendiri yang dilakukan satu tahun sekali menginduk ke K3 PTSB.
Kita mempunyai form-form yang tergabung dalam ARD K3 PTSB.
Kita punya form nya seperti ini, form penilaian. Disini ada
Penilaian Risiko identifikasi sumber bahaya jadinya disitu di identifikasi sumber
bahaya kita melakukann identifikasi pekerjaan dilihat dari faktor
fisika dan kimia. Sedangkan dari faktor penilaian resiko itu kita ada
-
kategorinya, dari kategori tingkat keparahan yang memiliki bebarapa
point-point dan juga tingkat pemaparan yang mempunyai poin-poin.
Nantinya kita akan mendapatkan scoring yang ada kategori resiko
tinggi, sedang ataupun rendah.
Kalo sejauh ini dari kita ada tim peledakan ya, tim peledakan itu Makonyo untuk di daerah-daerah yang rawan terhadap apo tadi, petir
bukan dari karyawan PTSB dari pihak kontraktor, kalo setiap mereka tadi, cuaca yang tidak bisa diprediksi, itu tidak diwajibkan
menggunakan alat molen tersebut, mereka akan melakukan menggunakan detonator listrik. Tapi menggunakan detonator nonel.
pembersihan setelah penggunaanya. Sejauh ini pemeliharaan yang
digunakan ya seperti itu.
Pengendalian Bahaya
Kalo disini ado namonyo, bentar gek dulu ado gambarnyo dibuku
Nah makanya tadi saya jelaskan resiko menjadi kecil karena sudah peledakan, ado namonyo peledakan tidur. Peledakan itu tadi, kalo
ditanggulangi dan dikendalikan dengan kapasitas mobil pengangkut prosesnyo segalo macam cuaca atau segala macam peledakan itu ditutup
dan jumlah barang yang diangkut, jadi untuk jalan yang tidak rata dulu. Ditahan untuk sementara, jadi di close lah, peledakkan itu tidak
kemungkinan kecil ada tumpahan dari bahan peledak itu sendiri. dilakukan kareno ado segala sesuatu hal. Misalnyo bisa jd apo...e.. tadi
pengaruh cuaca kito takut meledakkan tapi bahan peledak itu ado di
Universitas Sriwijaya
Informan Kunci
Topik Wawancara
R HM
situ, langsung kito koneksikan kito tutup langsung kito tinggalkan area
itu tapi harus melapor.
Kita ada jam-jamnya untuk mobil yang bawa bahan peledak itu
lewat, jadinya kita punya aparatur yang kita berdayakan disitu baik
satpam, TNI, merekalah yang bertugas melakukan sterilisasi jalan.
Jadi pada saat tim peledakan lewat jalannya sudah steril dan kita -
usahakan agar tidak terhambat di perjalanan. Sebelum mobil
pengakut itu lewat, mobil dumptruk dan kendaraan lainnya di
sterilkan dulu agar lalu lintasnya lancar.
Universitas Sriwijaya
Informan Kunci
Topik Wawancara
R HM
Iya benar. Ini contohnya ada KIM (Kartu Izin Meledakkan), ini
dikeluarkan oleh dinas pertambangan, ini contohnya. Jadi mereka
yang akan melakukan peledakan wajib memilik ini sedangkan untuk
-
tim peledakan itu hanya 1 juru ledaknya, anggota yang lain hanya
membantu pengisan dan lain-lain. Untuk penarikan kabel sampai
peledakan itu tugas juru ledak
Didalam shelter itu adalah juru ledak, dan untuk tim peledakkan
yang lain sudah menjauh dari tempat peledakan. Terus jika ada alat-
alat berat di sekitar area peledakan itu harus menjauh, lebih kurang
300meter dari tempat peledakan. Sedangkan operator/orangnya
harus 500meter. Harus ada sterilisasi sebelum dilakukan peledakan -
di sekitar area tersebut. Dan juga untuk beberapa titik-titik untuk lalu
lintas disitu kita tempatkan beberapa security yang bertugas
memberitahu dan melarang baik itu dumptruk atau kendaraan
lainnya untuk lewat
Universitas Sriwijaya
Informan Kunci
Topik Wawancara
R HM
Informan
Topik Wawancara
IH S Y
1. Untuk kegiatan blasting SOP nya kita 1. Disini pake Gel itu, produksi dari dahana,
mulai dari perencanaan untuk lokasi 1. Kalo belum dirangkai atau disatukan
Detonator sama juga, dari dahana juga.
blasting, terus proses administrasi, setelah itu namanya bukan bahan peledak, tapi
proses administrasi kita ke gudang. 2. Disini yang digunakan adalah detonator kalo bahan-bahannya sudah disatukan
jenis listrik. antara bahan primer dan apa itu ya lain-
2. Setelah digudang kita konsentrasi dengan lain baru disebut bahan peledak.,
kru peledakan, kan untuk absen dan 3. Kalo Ammonium Nitrat dicampur dengan
jumlah personil apakah sudah cukup atau power gel dan dirangkai dengan detonator 2. Yang dimaksud komposisi tadi itu
belum, setelah cukup administrasi selesai itu baru disebut bahan peledak, kalo belum maksudnya pencampurannya harus
kita masuk kedalam gudang. dicampur itu masih belum dikatakan bahan bagaimana, jadi pak surip tadi bilang
peledak. kita harus melihat konstruksi batuan
3. Disini gudang kita ada terbagi 2 gudang, yang harus diledakkan, jika sekiranya
yang satu gudang, gudang amonitrat dan 4. Pertama kita jarak pengukuran dengan nanti batuan yang akan diledakkan
SOP/ Tahapan Peledakan gudang dinamit yang satu lagi gudang lokasi peledakan, kita cari batuan lembek membutuhkan bahan peledak yang
detonator. Nah untuk proses SOP nya nah atau keras biar kita bisa ngukurnya, paling banyak, kita ada takaran tersendiri. Jadi
disitu ada tiga kunci didalam tiap-tiap kita buat sampai 4 hingga 5 lubang. itu ada takarannya, jika kita mau
gudang itu , untuk tiga kunci tersebut meledakkan 3 meter, 4 meter atau 5
5. Gini lho, itu rangkaian primer, Cuma
yang satu dipegang oleh kepala teknik meter itu komposisinya lain-lain.
diletakkan bershaf, urutannya Detonator -
tambang, kepala gudang handak, dan dari Bahan pencampurnya sama namun
power gel di tengah lubang detonator –
pihak kepolisian. Disini udah tiap hari kuantitinya disesuaikan.
power juga, jadi kita dobel. Misalnya kalo
juga dari pihak kepolisian untuk proses
9 meter cuma 1, ini dikasih 2, untuk yang 3. Booster itu seandainya kedalaman 12
pembukaan gudang. Karena disaat salah
diatas dan dibawah. meter kalo kita pake gelnya yang 2,5,
satu tidak ada baik itu kepala teknik
tambang tidak ada kita tidak bisa otomatis kita kurang, kita memakai
6. Itu antara jarak delay ke millisecond,
membuka kunci gudang tersebut. Nah booster yang diatas, namun memakai
antara 1 ke, 2, ke 3, ada jaraknya, supaya
setelah kita buka didalam, kita masuk dua rangkaian.
meledaknya tidak bersamaan.
nanit kita lakukan proses pengeluaran kan
Universitas Sriwijaya
Informan
Topik Wawancara
IH S Y
kalo kita mulai proses pengeluaran 7. Yang pastinya 3 millisecond, jadi jaraknya
ammonium nitratnya. 1 ke 2 jaraknya 3 millisecond, kalo kita
bagi kan gak 1 ke 2 gini, biasanya 1 ke 4, 4
4. Setelah itu nanti ada kru peledakan yang sampai ke 6, nanti ada jarak delaynya, jadi
akan mengeluarkan bahan peledak dari 3 ke 4 ada lah 6 millisecond. Jadi dari
tersebut. Nah setelah selesai kita tutup 1 ke 2 delaynya 3 millisecond, dari 2 ke 3
kembali gudang tersebut kita lanjut di adalah 6 millisecond, dari 3 ke 4 delaynya
gudang detonator. 9 millisecond, terus begitu dikalkulasikan.
5. Untuk gudang detonator hampir sama Tujuannya adalah untuk mengurangi
kayak di gudang ammonium nitrat tadi vibrasi atau getaran.
hanya proses bahan peledaknya beda 8. Kalo polanya kita disini selalu buat pola
terus untuk standar-standar yang tidak pusat, dan rangkaian kita buat seri. Kalo
boleh sebelum masuk gudang tadi disini kan paling banyak 6 sampai 8
seharusnya kita tidak boleh membawa lubang, paling banyak disini 100 lubang,
kamera, handphone, handytalky, terus kadang2 50 lubang gak sampe. Kalo 50
benda-benda yang dapat mengakibatkan lubang, kita buat pararel, kita buatkan
percikan bunga api kalo seandainya separuh separuh. Fungsi dari shelter dan
sepatu besi tidak boleh. kenapa harus ditaruh dibelakang rangkaian
6. Setelah proses pengeluaran nanti ada ? Kenapa tidak ditaruh di depan atau
proses pencampuran, proses pencampuran disamping rangkaian ? Dan caranya
antara Ammonium Nitrat dengan solar gimana ? Kalo lemparan kita tinggal atur
atau Fuel Oil. delaynya aja, kalo kita mau lempar ke arah
depan atau samping, otomatis kita atur
7. Setelah selesai pencampuran, kita delaynya tadi. Untuk shelter, jarak antara
langsung proses pengangkutan bahan shelter dan rangkaian itu maksimal 100
peledak. Bahan peledak kita bawa ke meter. Disini ada juga yang 50 meter.
lapangan lokasi peledakan nanti disaat
pengawalan nanti dikawal minimal 2 9. Jaraknya dihitung dari lubang yang
orang anggota. Satu didepan dan satu terakhir. Minimal 50 meter lebih. 6 meter,
dibelakang. Untuk bahan peledaknya paling dangkal 3 meter.
sendiri disitu harus ditutup kalo bak 10. Untuk bahan peledak pemicu
terbuka harus kita tutup untuk menjaga komposisinya sama, namun untuk bahan
agar bahan peledak tersebut tidak terjatuh AN berbeda. Kalo 3 meter kita isi 5 KG,
atau nanti hilang atau saat dalam kalo 6 meter kita isi maksimal 18 KG.
perjalanan kedalam lokasi peledakan.
11. Otomatis yang besar 3 meter untuk daya
8. Setelah peledakan, kita pastiin setelah ledaknya, namun vibrasinya beda. Kalo
peledakan terakhir nunggu kondisi sudah lebih dalam lebih teredam. Kalo yang 3
Universitas Sriwijaya
Informan
Topik Wawancara
IH S Y
Universitas Sriwijaya
Informan
Topik Wawancara
IH S Y
Disini factor dari peledakan juga sih terkadang Itu untuk melakukan perbaikan atau repair
kayak dibilang tadi peledakan ke tiga ternyata terhadap lubang, seharusnya tidak dianjurkan
ada yang putus inilah efek kita lakukan dikarenakan berpotensi terjadinya ledakan
perubahan tadi untuk mengurangi getaran dan -
dikarenakan getarak, arus listrik dan panas
suara sehingga dibagi beberapa kali sehingga yang terjadi akibat kegiatan pengeboran ulang
ada saja peledakan untuk ada yang putus kan tersebut.
rangkaian yang putus. Rangkaian putus
Universitas Sriwijaya
Informan
Topik Wawancara
IH S Y
Kita tetap menggunakan mesin tapi mesin Untuk pertama saat memasuki gudang handak
yang digunakan masih memakai batre tapi kita dilarang membawa alat pemicu percikan
sebelum mesin tersebut dibawa ke lokasi api seperti benda elektronik, benda bersisi Peramuan bahan peledakan di mix
peledakan kita pastikan dulu untuk rangkain tajam dan sepatu yang ber sol besi untuk menggunakan molen dilakukan secara
tersebut sudah benar-benar tertutup nanti meminimalisir percikan api. Saat pengeluaran manual. Dilakukan di tempat yang berlantai
setelah selesai baru kita bawa mesin tersebut harus dipastikan jumlah barang yang diambil. beton agar tumpahan material tidak
Pengendalian Bahaya ke lokasi yang aman mungkin kalo kita disini merusak tanah secara langsung.
Benda yang diambil harus sesuai dengan memo
kan jarak dari lubang ke ada shelter / rumah yang telah dibuat sebelumnya. Untuk amonium
pengaman disini nah baru dibawa kesitu baru nitrat (AN), mengandung bahan kimia
dari mulai pengukuran tapi kondisi pada saat berbahaya, maka kita diharuskan memakai
pengukuran atau blasting machine itu tidak APD dalam proses pengambilan untuk
ada personil yang dilokasi lagi dilapangan jadi melindungi tubuh dari kontaminasi.
benar-benar sudah ready dilapangan jadi
Universitas Sriwijaya
Informan
Topik Wawancara
IH S Y
Gak untuk posisi shelter untuk juru ledak kita Pertama kita harus cek lobang, harus sesuai
selalu membelakangi arah peledakan sehingga dengan rencana. Lalu kita gambar, misalkan 50
semisal arah peledakan mengarah kedepan lubang. Kita gambar lalu kita data. Lalu kita -
bearti posisi shelter kita harus dibelakang persiapakan semua perlengkapannya. Setibanya
karena kemungkinan flyrock pasti diarah di lokasi kita harus memasangkan bendera
Universitas Sriwijaya
Informan
Topik Wawancara
IH S Y
peledakan kedepan jadi posisi shelter kita antar lubang. Setelah itu kita melakukan
tarok kebelakang . Untuk jarak aman tidak ada pembagian tugas. Kalo diisi terkadang
ketentuan berapa meter atau ada berapa merangkai sambil berjalan ke lokasi. Yang
jaraknya tapi kita lihat kondisi aja kondisi terpenting bahan peledak sudah di masuk
aman tapi kalo untuk di PT Semen Baturaja lubang masing-masing, jangan sampai ada yang
kalo untuk membelakangi sekitar kisaran 15 ketinggalan.
meter dari lubang ledak terdekat sampe 30
meter itu kondisi aman untuk kita.
Disaat peledakan apabila kita peledakan lokasi Belum pernah, namun apabila terjadi demikian,
yang dekat penduduk bisa kita antisipasi juga kita akan melakukan pengecakan ulang. Entah
untuk kita selalu cek isian bahan peledak dan itu kabel atau hal lain. Apabila ditemukan
arah peledakan tersebut nanti setelah kejanggalan, maka kita perbaiki. Itu bisa kita
peledakan kita juga ada tim pengamanan nanti cek menggunakan tester.
kita sebar pengaman ditiap-tiap sudut dekat
-
penduduk mungkin 4 penjuru kiat siapkan tim
keamanan nanti apabila ada penduduk yang
masuk jadi kita tetap safety untuk lokasi Pernah. Sering malah. Maka dari itu kita harus
peledakan tiap peledakan harus steril tidak ada memastikan kesiapan peledakan itu. Jangan
orang yang berada dekat di area peledakan ragu-ragu, karena berpengaruh juga terhadap
tersebut. jauhnya batu itu terbang dan kuatnya ledakan.
Universitas Sriwijaya
Informan
Topik Wawancara
IH S Y
Universitas Sriwijaya
Informan
Topik Wawancara
IH S Y
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN 4.
DOKUMEN TERKAIT
KEGIATAN PELEDAKAN
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN 5. PEDOMAN WAWANCARA
PEDOMAN WAWANCARA
Tanggal Wawancara :
Waktu Wawancara :
Pewawancara :
Identitas Informan :
c) Jenis kelamin :
d) Usia :
e) Masa kerja :
Tertanda bersedia menjadi informan
:
Signature informan,
(………………………………………)
NIK.
Universitas Sriwijaya
1. Bagaimana kebijakan manajemen K3 di Unit Penyedia Bahan Mentah (PBM)
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk?
Probe :
a. Bagaimana penetapan kebijakan
b. Bagaimana bentuk kebijakan
c. Siapa yang terlibat dalam pembentukan kebijakan
d. Program K3 apa saja yang ada
e. Bagaimana pelaksanaan dan aplikasinya
f. Apa terdapat hambatan
2. Bagaimana SOP pelaksanaan kegiatan peledakan (blasting) di Unit Penyedia
Bahan Mentah (PBM) PT Semen Baturaja (Persero) Tbk?
Probe :
a. Apa saja tahapan kegiatan peledakan (blasting)
b. Mesin/alat dan bahan apa saja yang digunakan
c. Apakah ada pemeliharaan terhadap mesin/alat yang digunakan
d. Dalam pelaksanaannya apakah kegiatan blasting sudah sesuai SOP
3. Bahaya apa saja yang mungkin ada pada setiap tahapan kegiatan peledakan
(blasting) ?
Probe :
a. Apakah diadakan identifikasi bahaya
b. Bagaimana hasil penilaian risiko
c. Form apa yang dipakai untuk identifikasi dan penilaian risiko
d. Apakah dilakukan pengendalian bahaya
e. Bagaimana tindakan pengawasan dan pemantauan terhadap bahaya
dan pengendalian
4. Apakah ada pelatihan untuk operator peledakan?
Probe :
a. Jenis pelatihan yang diberikan bagaimana
b. Siapa saja yang diberikan pelatihan
c. Apakah dilakukan secara berkala
Universitas Sriwijaya
PEDOMAN WAWANCARA
Tanggal Wawancara :
Waktu Wawancara :
Pewawancara :
Identitas Informan :
c) Jenis kelamin :
d) Usia :
e) Masa kerja :
(………………………………………)
Nik.
Universitas Sriwijaya
Panduan Wawancara
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN 6. SURAT IZIN PENELITIAN
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN 8. DOKUMENTASI
Universitas Sriwijaya