Presentasi Kasus Kandidiasis Vulvovaginitis
Presentasi Kasus Kandidiasis Vulvovaginitis
KANDIDIASIS VULVOGAGINITIS
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian
Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
RSUD Panembahan Senopati Bantul
Disusun oleh :
Windi Pertiwi, S. Ked
(200703101128)
Dokter Penguji :
dr. Dwi Rini Marganingsih, Sp. KK
Disusun Oleh:
20070310128
PRESENTASI KASUS
1. IDENTITAS
Usia : 16 tahun
Nomor CM : 98365211
2. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama :
Pasien datang ke dengan kiriman dari poli Kandungan dan Kebidanan dengan
keluhan keputihan sejak 10 hari yang lalu. Keputihan yang dialami berwarna
tidak berbau dan tidak berbusa. Pasien memiliki riwayat memakai sabun
dengan pasien.
3. PEMERIKSAAN FISIK
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital Sign
- Suhu : afebris
- Nadi : 68 x/menit
- Pernafasan : 20 x/menit
d. Status lokalis :
Lokasi : vagina
et sinistra dan pada daerh vulva. Tak tampak adanya fluor albus. Tampak
adanya benjolan di labia mayora dekstra dengan ukuran 3x2x2 cm kenyal,
4. DIAGNOSIS BANDING
a. Kandidasis vulvovaginitis
b. Trichomoniasis
c. Bakterial vaginosis
5. DIAGNOSIS
6. PENATALAKSANAAN
Ketokonazole 2 x 200 mg
Cetirizine 2 x 10 mg
TINAJUAN PUSTAKA
1. PENDAHULUAN
daerah vulva dan vagina yang disebabkan oleh adanya berbagai jenis Candida,
secara sekunder bisa juga terjadi akibat penurunan daya tahan tubuh seseorang,
ditandai oleh adanya secret bewarna putih serta adanya rasa gatal di daerah
vagina.1
kedua pada infeksi vulvovaginal, dimana pada nomor urut satu bacterial
tetap menjadi masalah umum di seluruh dunia, dan bisa menyerang semua
2. ETIOLOGI
glabrata, Candida glabrata ditemukan pada 10-20 % wanita, dari 15-17% dari
yang paling terkait dengan penyakit ini, selain itu juga mempunyai gejala klinis
yang sama dengan Candida albicans, malah spesies ini biasanya lebih resiten
terhadap pengobatan.4
dibandingkan non albicans adalah faktor virulensi dari Candida albicans itu
sendiri, dimana Candida albicans melekat jauh lebih kuat pada epitel-epitel
bertunasnya.4
3. EPIDEMIOLOGI
dari spesies mungkin merupakan terapi anti jamur disingkat (1 - untuk 3-hari
4. PATOFISIOLOGI
melalui area dekat perianal. Mekanisme pertahanan anti kandida yang efektif
tidak semua, membawa kandida pada beberapa daerah di vagina mereka dalam
hidup mereka, meskipun tanpa gejala atau tanda-tanda vaginitis dan biasanya
faktor predisposisi yang diketahui kecuali pada pasien dengan diabetes yang
candida dapat ditemukan dalam jumlah sedikit di vagina, mulur rahim dan
dengan variasi pH yang luas, tetapi pertumbuhannya akan lebih baik pada pH
4,5 - 6,5. Bersama dengan jamur kandida pada keadaan normal di vagina juga
menjadikan vagina sebagi tempat yang sesuai bagi kandida untuk berkembang
basil doderlein atau pada keadaan basil Doderlein mengalami gangguan lalu
diikuti dengan infeksi dari jamur candida. Kenyataannya pada keadaan infeksi
ini dijumpai hanya sedikit koloni doderlein. Infeksi kandida dapat terjadi
secara endogen maupun eksogen atau secara kontak langsung. Infeksi endogen
lebih sering karena sebelumnya memang kandida sudah hidup sebagai saprofit
pada tubuh manusia. Pada keadaaan tertentu dapat terjadi perubahan sifat
jamur tersebut dari saprofit menjadi patogen sehingga oleh karena itu jamur
sehingga jamur kandida pada tubuh manusia mungkin ditemukan dalam bentuk
ke jaringan. Sobel dkk menunjukan secara invivo jamur kandida yang tidak
dan enzim phospholipase dari jamur kandida dapat merusak protein bebas dan
dapat timbul didalam sel dan bentuk intraseluler ini sebagai pertahanan atau
selaput otak, tetapi biasanya tidak dapat menetap di sini dan menyebabkan
abses-abses milier kecuali bila inang lemah. Penyebaran dan sepsis dapat
terjadi pada penderita dengan imunitas seluler yang lemah, misalnya mereka
keadaan-keadaan lain.9
Faktor yang dapat memicu kolonisasi jamur pada vagina dapat berbeda
dan eksogen.9
e. Terapi kortikosteroid
f. Immunodefisiensi
a. Kebersihan diri
b. Kontak dengan penderita, yang punya aktifitas seksual tinggi maupun yang
5. GEJALA KLINIS
a. Rasa gatal / iritasi serta keputihan tidak berbau atau kadang berbamasam
( asam )
maserasi.6
Gambar 2.Kandidiasis vulvovaginitis
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Mikroskopis
bantuan spekulum, cairan vagina diambil dari fornix vagina. Selain dari duh
dijumpai kandida dalam bentuk sel ragi (yeast form) yang berbentuk oval,
fase blastospora berupa sel-sel tunas yang berbentuk germ tubes atau
biakan. 8
b. Pemeriksaan Biakan
tumbuh setelah 24-48 jam, berupa “yeast like colony”, warna putih
pada Candida albicans. Tumbuh dalam 3 hari. Jamur tumbuh pada biakan
dapat menghasilkan karbon dioksida dan alkohol. Produksi gas yang banyak
mengasimilasikan glukosa.8
Gambar 4. Pseudohifa pada tes mikroskopik16
7. DIAGNOSIS
mukosa.10 Pada pemeriksaan mikroskopis ini dapat dijumpai germ tubes atau
budding dan pseudohypa sebagai sel-sel memanjang seperti sosis yang tersusun
8. DIAGNOSIS BANDING
vulvovaginitis:
a. Trichomoniasis
wanita maupun pria, dapat bersifat akut atau kronik. Disebabkan oleh
Trichomonas vaginalis dan penularannya biasanya melalui hubungan
kecil pada dinding vagina dan serviks yang tampak sebagai granulasi
Bila secret banyak yang keluar dapat timbul irirtasi pada lipat paha atau
Bartholistis, skenitis dan sistitis pada umumnya muncul tanpa keluhan. Pada
b. Bakterial Vaginosis:
Merupakan suatu sindrom akibat pergantian Lactobacillus spp yang
tinggi. Gejala klinis yang bisa diperhatikan pada penyakit ini rasa gatal dan
terbakar pada alat kelamin serta secret vagina berbau tidak enak.20,21
klinis yang hampir sama, tetapi berbeda pada hasil pemeriksaan. Berikut
20,21
merupakan tabel perbedaan ketiga penyebab vaginitis.
panas
Vaginosis Secret yang Sekret encer, >4.5 Clue cells
penambahan
KOH pada
sediaan basah
Trikhomoniasis Sekret yang Sekret kuning, >4.5 Trikhomonad
(malodorous) serviks.
Pruritus ,Disuria
sebagai granulasi
berwarna merah dan
dikenal sebagai
strawberry
appereance
gejala klinis yang hampir sama, tetapi berbeda pada hasil pemeriksaan.19,20
9. PENATALAKSANAAN
maupun sistemik. Obat anti jamur tersedia dalam berbagai bentuk yaitu :
1) Sistemik: 19,21,22
2) Topikal: 21,22
b. Pencegahan
mengganti kontrasepsi pil atau AKDR dengan kontrasepsi lain yang sesuai,
mencari dan mengatasi sumber infeksi yang ada, baik dalam tubuhnya
PEMBAHASAN
susu basi. Keputihan tersebut disertai rasa gatal sehingga aktivitas sehari-
hari terganggu. Keputihan tidak berbau dan tidak berbusa. Anamnesis juga
menunjukan adanya faktor resiko yang dimiliki oleh pasien yaitu pasien
sudah 3 bulan ini, dan juga mempunyai kebiasaan memakai celana ketat.
Kemaluan terasa panas disangkal, namun terasa nyeri karena pasien juga
putih kekuningan dan menggumpal seperti susu basi, namun keputihan tidak
berbau dan tidak berbusa, yang sesuai dengan keluhan yang dirasakan oleh
pasien.
et minora dekstra et sinistra dan pada daerh vulva, dengan lesi satelit di
daerah sekitar labia mayora. Tak tampak adanya fluor albus. Tampak
ini sudah sesuai dengan literatur yang ada. Pemberian ketokonazol sendiri
makanan.
BAB IV
KESIMPULAN
berdasarkan dari anamnesis dan gejala klinis yang mengarah pada kandidiasis
sediaan dengan KOH 10% untuk menemukan pseudohifa. Namun jika anamnesis
pemeriksaan KOH 10% tidak didapatkan pseudohifa maka perlu untuk dilakukan
1. Sarzuri BP, Reynold EM, Vaginal thrust. Pacena rev med fam 2007; 4(6):
121-7
2. Spence D. Vulvovaginal Candidiasis. National Center For Biology
Information.2009.p.1.
3. Yan ZE. Vulvovaginal candidiasis. Clinical Prevention Services. 2012
4. Sobel, DJ. Vulvovaginal candidiasis. Lancet, 2007;369:1961-71.
5. Habif T, varicella zoozter. In: A Color Guide to Diagnosis and Therapy4 th
edition. New York: McGraw-Hill;2009.p.440-2
6. Leon EM, Jacober JS, Sobel DJ, Foxman B. Prevalence and risk factors
for vaginal Candida colonization in women with type 1 and type 2
diabetes. Updated: 2002. Available from: URL: www.biomedcentral.com.
Accessed may 30, 2012.
7. Sobel DJ. Vaginitis. The New England Journal of
medicine.1997;337:1896-903.
8. Darmani H.E. Hubungan Antara Pemakaian AKDR Dengan Kandidiasis
Vagina Di RSUP Dr. Prngadi Medan. Updated : 2003. Available from:
URL: repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6376/1/D0300597.pdf.
Accesed May 22,2012.
9. Simatupang M.M. Candida albicans. Updated : 2009. Available from:
URL: repository.usu.ac.id. Accessed May 22,2012.
10. Wolf K, Johnson R.A. Genital Candidiasis. In Fitzpatrick’s Color Atlas &
Synopsis of Clinical Dermatology 6th ed. New York: McGraw-Hill; 2009.
p.727-30.
11. Nabhan A. Vulvovaginal Candidiasis. ASJOG. 2006;3:73-9.
12. Prabha. Vaginal yeast Infection. Updated: 2012. Available from: URL:
http://ehealthadvice.info. Accessed may 30,2012
13. Kaplan LD. Burning and Pruitic Vulvar rash. Updated: 2009. Available
from: URL:www.consultantlive.com. Accessed may 30,2012.
14. Harningsih Dena. Kandidiasis. Updated 2010. Available from:
URL:http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=kandidiasis.
Accessed may 30, 2012.
15. Babic M, Hukic M. Candida Albicans And Non Alcans Species As
Etiological Agent Of Vaginitis In Pregnant And Non Pregnant Women.
Bosnian Journal Of Basic Medical Sciences. 2010;10(1):89-97
16. Faraji R, Rahimi MA, Rezvanmadani F, Hashemi M. Prevalence Of
Vaginal Candidiasis Infection In Diabetic Women. African Journal Of
Microbiology Research. 2012;6(11):2773-8.
17. Rajkumar R, Radhakrishnan S, Seenivasan C, Kannan S. Culture and
Identification of Candida Albicans From Vaginal Ulcer And Separation Of
Enolase on SDS-PAGE. International Journal Of Biology. 2010;2(1):84-
93.
18. Neerja J, Aruna A, Paraamjet G. Significance of candida culture in women
with vulvovaginal symptoms. J Obstet Gynecol India. 2006;56(2):139-41.
19. Djuanda, Adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6 (cetakan
kedua 2011). FK UI. Jakarta p.383-388
20. Thomas P., Md. Habif, Thomas P. Habif By Mosby, Clinical
Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy 4th edition
(October 27, 2003) p. 441-443
21. Linda O. Eckert.2006. Acute Vulvovaginitis. The New England Journal of
medicine.p355:1244-52.
http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMcp053720
22. H. P. Rang, M. M. Dale, J. M. Ritter, P. K. Moore. Antifungal drugs,
Pharmacology Fifth Edition. Elsevier p 666-671