Anda di halaman 1dari 2

SPO

MONITORING ANESTESIA DURANTE OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01 1/2
RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Prosedur Tetap
Ditetapkan, tgl.
Tanggal terbit Direktur
INSTALASI ANESTESI
& RAWAT INTENSIF

Dr. BUDI RAHAJU MPH


NIP. 1962140 059 211

Pengertian Adalah kegiatan memperhatikan, mengawasi, dan memeriksa


untuk mengetahui keadaan dan reaksi fisiologis pasien selama
tindakan Anestesi dan Operasi

Tujuan 1. Sebagai acuan dalam kegiatan memperhatikan, mengawasi,


dan memeriksa untuk mengetahui keadaan dan reaksi
fisiologis pasien terhadap tindakan Anestesi dan operasi
2. Agar kegiatan terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten,
seragam dan aman
3. Untuk mengkaji dan mengatasi adanya penyulit dalam
tindakan operasi dan Anestesia yang mungkin mengarah pada
kegawatan
4. Mengevaluasi hasil suatu tindakan pengobatan.
5. Mengevaluasi dan memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh
pasien selama periode intra operasi

1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


Kebijakan 519/MENKES/Per/III/2011 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Anestesi dan Terapi Intensif di
Rumah Sakit
2. Keputusan Direktur RSU Dr. Saiful Anwar Malang Nomor
441/443/308/2008 tentang Pemberlakuan Kebijakan
Pelayanan Intensif di RSU dr. Saiful Anwar Malang

3. Keputusan Direktur RSU Dr. Saiful Anwar Malang Nomor


…./…./…./2014 tentang pemberlakuan Kebijakan Pelayanan
Anestesi dan Rawat Intensif yaitu tentang monitoring
Anestesi yang dilakukan oleh dokter ahli Anestesi, dokter
umum yang terlatih (PPDS Anestesi) dibantu oleh perawat
Anestesi.

1. Persiapan alat dan obat :


Prosedur 1.1 Alat monitor anestesi : Saturasi oksigen, ECG, NIBP,
alat pengukur End Tidal CO2 dan suhu
1.2 Mesin Anestesi
1.3 Mesin suction.
1.4 Sarung tangan
1.5 Obat-obatan anestesi dan emergensi (SA, Ephineprine,
Epedrine, Aminophilin, Lidocain)
2. PersiapanPasien.
2.1 Cuci tangan
SPO
MONITORING ANESTESIA DURANTE OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01 2/2
RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

2.2 Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan


dilakukan.
2.3 Atur posisi pasien tidur terlentang
3. Persiapan Petugas
3.1 Lepas Perhiasan
3.2 Pakai Masker & Tutup Kepala
4. Pelaksanaan
4.1 Cuci tangan
4.2 Pakai sarung tangan.
4.3 Berikan penjelasan pasien bahwa akan dilakukan
tindakan Anestesi.
4.4 Pasang Monitor Saturasi Oksigen, Nadi dan tekanan
darah
4.5 Lakukan pre-oksigenasi selama minimal 3 menit
dengan oksigen masker 8-10 liter per menit.
4.6 Berikan obat induksi Anestesi sesuai dengan instruksi
dokter ahli Anestesi.
4.7 Perhatikan reaksi obat dan reaksi alergi jika ada.
4.8 Lanjutkan dengan teknik manajemen airway sesuai
yang direncanakan (Face mask, Laryngeal Mask
Airway, Intubasi).
4.9 Catatlah jam pemberian dan jenis obat yang diberikan.
4.10 Perhatikan tanda tahapan Anestesia dan respon
hemodinamik pasien
4.11 Pertahankan tahapan Anestesi dengan mengatur
vaporizer gas Anestesi inhalasi atau mengatur tetesan
infus intra vena.
4.12 Pertahankan saturasi oksigen lebih dari 95%
4.13 Pertahankan tekanan darah agar tidak berfluktuasi
lebih dari 25% atau 15-20 mmHg dari nilai awal.
4.14 Pertahankan perfusi tetap hangat, kering dan merah.
4.15 Pertahankan ventilasi terjaga dengan baik.
4.16 Cek manipulasi bedah dan perdarahan yang terjadi.
4.17 Hitung kebutuhan cairan rumatan dan pengganti
perdarahan.
4.18 Awasi produksi urine (0,5-1 cc per kilogram berat
badan per jam
4.19 Monitor tanda vital berjalan tiap 3-5 menit sesuai
kebutuhan.
4.20 Hentikan obat Anestesia tepat waktu pengakhiran
Anestesia, cek ulang tanda vital, Oksigenasi diberikan
sampai pasien bangun
4.21 Cuci tangan
1. Kamar Operasi Bedah Sentral
Unit terkait 2. Kamar Operasi Griya Puspa Husada
3. Kamar Operasi IGD
4. Kamar Operasi Bedah Combustio
1. Morgan, TextBook of Anestesiologi, third ed, 2007
Referensi 2. Peter F Dunn, Guideline of Practical Anestesiologi
Massachusette Hospital, third ed, 2007
3. Jeremy Cashman, Recent Advances in Anaesthesia and
Intensive Care,2007

Anda mungkin juga menyukai