Anda di halaman 1dari 54

No Daftar: 254/AP/S/2013

HUBUNGAN SARANA PENDIDIKAN DENGAN KINERJA MENGAJAR


INSTRUKTUR DI SENTRA PENDIDIKAN BRI BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari


Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Administrasi Pendidikan

Oleh

IMAS MASRUROH
0900355

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Daftar: 254/AP/S/2013

LEMBAR PENGESAHAN

IMAS MASRUROH
0900355

HUBUNGAN SARANA PENDIDIKAN DENGAN KINERJA MENGAJAR


INSTRUKTUR DI SENTRA PENDIDIKAN BRI BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Johar Permana, M.A


NIP. 19590814 198503 1 004

Pembimbing II

Dr. Asep Suryana, M.Pd


NIP. 19720321 199903 1 002

Mengetahui,
Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan

Dr. H. Endang Herawan, M.Pd


NIP. 19600810 198603 1 001

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Daftar: 254/AP/S/2013

Hubungan Sarana Pendidikan


Dengan Kinerja Mengajar Instruktur
Di Sentra Pendidikan BRI Bandung

Oleh
Imas Masruroh
0900355

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Imas Masruroh 2013


Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
Imas Masruroh, 2013
Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja


Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI Bandung”. Latar belakang
penelitian ini yaitu bahwa pencapaian kinerja pegawai tidak terlepas dari
dukungan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai sehingga
keberadaanya menjadi penting disetiap tingkatan kelembagaanya. Masalah-
masalah yang dibahas dalam penelitian ini mencakup: a) bagaimana kondisi
sarana pendidikan di Sentra Pendidikan BRI Bandung, b) Bagaimana Kinerja
Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI Bandung, c) Bagaimana Hubungan
Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan
BRI Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kuantutatif yang ditunjang dengan studi kepustakaan.
Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran angket tertutup. Sumber data
dalam penelitian ini adalah 13 orang instruktur yang ada di Sentra Pendidikan BRI
Bandung.
Berdasarkan hasil penelitian melalui uji kecenderungan rata-rata nilai
dengan menggunakan Weight Mean Score (WMS), variabel Sarana Pendidikan di
SENDIK BRI Bandung diperoleh nilai rata-rata sebesar 3.85, nilai tersebut
menunjukkan sarana pendidikan dalam kategori baik. Variabel Kinerja Mengajar
Instruktur di SENDIK BRI Bandung diperoleh nilai rata-rata 4.01, nilai tersebut
menunjukkan bahwa Kinerja Mengajar Instruktur dalam kategori sangat baik.
analisi data dilakukan dengan tekhnik statistika non parametrik, dikarenakan
distribusi data kedua variabel tidak normal dan menggunakan total sampling
dimana sampelnya merupakan sampel kecil <30 maka menggunakan rumus
Spearman Rank. Kemudian dilanjutkan dengan uji signifikansi. Berdasarkan hasil
penghitungan, sarana pendidikan mempunyai hubungan yang kuat dengan kinerja
mengajar instruktur dengan koefeisn korelasi sebesar 0.67. Kemudian dari hasil
uji signifikansi nilai sebesar 0.67 dan nilai Rho tabel untuk n= 13 taraf
kesalahan 5% = 0.567 sebesar 0.567 artinya > yang berarti
signifikan. Dengan demikian terbukti hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti
sebelumnya bahwa terdapa hubungan yang signifikan antara Sarana Pendidikan
dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI Bandung.
Adapun saran dari penelitian ini yaitu bagi para instruktur dari sisi kinerja
mengajar diharapkan dapat selalu meningkatkan kualitas dalam menjalankan
tugas, pokok dan fungsinya untuk mendidik, mengajar dan melatih peserta diklat.

i
Imas Masruroh, 2013
Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT

The study is titled " Relationships With Performance Means Education


Teaching Instructor at Education Centers BRI Bandung " . The background of this
research is that the achievement of the performance of employees can not be
separated from the support of the availability of adequate facilities and
infrastructure so that every level of existence becomes important kelembagaanya .
The issues discussed in this study include : a) how the condition of educational
facilities in the Center for Education BRI Bandung , b ) How to Teach
Performance Instructor at Education Centers BRI Bandung , c ) how Means
Education Relationships With Performance Teaching Instructor at Education
Centers BRI Bandung .
The method used in this research is descriptive method kuantutatif
approach is supported by the literature study . The data was collected by
distributing questionnaires covered . Sources of data in this study is that there are
13 instructors at BRI Education Center Bandung .
Based on the test results through the average propensity score using
Weight Mean Score ( WMS ) , the variable Education Facility in SENDIK BRI
Bandung obtained an average value of 3.85 , the values indicate the means of
education in both categories . Variable Performance Teaching Instructor at BRI
Bandung SENDIK obtained average value 4.01, the value indicates that the
instructors teaching performance in the excellent category . Data analysis is done
by non-parametric statistical techniques , data distribution because the two
variables are not normal and use the total sampling where the sample is a small
sample of < 30 then using the Spearman Rank formula . Then proceed with the
test of significance . Based on the results of a calculation , educational facilities
have strong relationships with instructors teaching performance by koefeisn
correlation of 0.67 . Then the significance of test results r_ value ( s ) of 0.67 and
Rho value table for n = 13, standard error of 5% of 0567 = 0567 means t_ ( count
) > t_ ( table ) which means significantly . Thus proved the hypothesis suggested
by previous researchers that there exist significant relationship between Means
Education with Teaching Performance Center Education Instructor at BRI
Bandung .
The suggestion of this research is to trainers from the teaching
performance is expected to always improve the quality of the running duties ,
responsibilities and functions to educate , teach and train the participants of the
training .

i
Imas Masruroh, 2013
Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Mengacu pada Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, konsep Pendidikan diberi batasan sebagai berikut:
“Pendidikan adalah upaya sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran/latihan bagi peranannya di masa mendatang”. Dalam UU
tersebut, tersirat adanya suatu makna yang memberikan penegasan bahwa
kegiatan pendidikan didalamnya termasuk pengajaran/pelatihan. Dengan
demikian latihan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan. Serta
dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan merupakan tanggung jawab
bersama bukan hanya perseorangan, dengan artian pendidikan harus didukung
oleh seluruh stakeholder pendidikan seperti siswa, guru, orang tua, masyarakat,
serta pemerintah sehingga terjalin sebuah sistem yang baik untuk mencapai tujuan
pendidikan yang berkualitas. Hal ini senada dengan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Indonesia No 11/MPR/1988/ Tentang Garis-garis Besar
Haluan Negara yang menyatakan bahwa :
Pendidikan adalah proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat
manusia. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan
merupakan tanggung jawab bersama antar keluarga, masyarakat dan
pemerintah

Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa pendidikan memiliki suatu


misi dalam menciptakan manusia yang berkualitas dan memiliki watak yang
bermartabat dalam rangka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta memiliki
kemampuan dan keterampilan untuk dirinya kelak.
Seiring perkembangan zaman, pola fikir manusia tentang pendidikan ikut
mengalami perkembangan, pendidikan mulai dianggap sebagai sesuatu yang

1
Imas Masruroh, 2013
Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2

sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan pendidikan mulai dianggap


sebagai suatu kebutuhan dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu perlu ada
upaya sistematik dan terancana untuk menciptakan suatu pendidikan yang
bermutu.
Pendidikan dapat diselenggarakan dalam jalur pendidikan formal, non
formal dan informal, ketiga jalur ini dalam pelaksanaanya memiliki tujuan yang
sama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber
daya manusianya, sebagaimana telah di ungkapkan dalam Undang Undang
Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab
1 Pasal 1, yaitu :
1. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang berstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah
dan pendidikan tinggi.
2. Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan
formal yang dilaksanakan secara berstruktur dan berjenjang
3. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan

Salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan nonformal adalah lembaga


diklat. Lembaga diklat pada dasarnya, secara keorganisasian merupakan lembaga
yang mengelola proses pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu, sistem lembaga
tersebut perlu menerapkan manajemen pendidikan secara tepat dan bermutu agar
hasil dan kegiatannya dapat memberi kontribusi yang signifikan bagi upaya
membangun pendidikan dan pelatihan yang lebih bermutu. Sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 Tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional yang menyebutkan bahwa :
Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas,
disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian
tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.

Sentra Pendidikan Bank Rakyat Indonesia berfungsi sebagai tempat


pendidikan dan pelatian bagi seluruh pegawai BRI Unit, setiap tahunnya pegawai
BRI Unit secara terus menerus dididik di Sentra Pendidikan BRI yang terdapat
diberbagai wilayah di Indonesia guna meningkatkann kemampuan dan wawasan

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3

pegawai. Hal ini dimaksudkan agar para pegawai BRI Unit menjadi berkualitas
dan potensial.
Sebagai tempat penyelenggaraan diklat, Sentra Pendidikan BRI,
mempunyai tugas utama yaitu:
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia BRI yang meliputi
upaya-upaya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap para pekerja melalui pengembangan, pembinaan dan
pelaksanaan program-program pendidikan dan pelatihan.
2. Membangun hubungan kerjasama yang utuh, terintegrasi dan
terencana, baik dengan pihak dalam maupun luar negeri dalam
bidang pendidikan.
Dalam mewujudkan tugas utamanya, akan sangat ditentukan oleh unsur
kinerja sumber daya manusia yang ada, dimana sumber daya manusia mempunyai
peranan yang sangat vital dalam proses pencapaian tujuan. Seperti yang
dikemukakan oleh Riva‟i (2004: 35) yang menjelaskan bahwa:
Tanpa didukung pegawai yang bekerja dengan baik dai segi kuantitatif,
kualitatif, strategi dan oprasionalnya, maka lembaga itu tidak akan mampu
mempertahankan keberadaanya, mengembangkan dan mewujudkan
lembaga tersebut ke masa yang akan datang.

Dengan demikian sumber daya manusia ini merupaka faktor yang sangat
penting karena paling menentukan dalam setiap organisasi, disamping itu sumber
daya manusia sebagai salah satu unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya
manusia bahkan sebagai penentu utama. Oleh sebab itu sumber daya manusia
harus memiliki kompetensi dan kinerja yang tinggi demi kemajuan organisasi.
Adapaun bentuk kinerja dalam penyelenggaraan diklat yaitu bermuara
pada kinerja mengajar yang dilakukan oleh instruktur yang merupakan pemegang
peran utama (the mayor job) dalam pelatihan. Instruktur mempunyai tugas
memfasilitasi peserta pelatihan untuk melakukan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan kurikulum yang ditetapkan.
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa: “Instruktur merupakan salah satu kualifikasi tenaga
pendidik selain guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor dan
Imas Masruroh, 2013
Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4

sebutan pendidik lainnya yang sesuai dengan kekhususannya.” Pendidik


merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian pada masyarakat, terutama
pada pendidik di tingkat perguruan tinggi.” Sementara itu, Dalam Peraturan
Direktur Jendral Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas tentang pedomen
pelaksanaan diklat berbasis kompetensi menyebutkan bahwa : “Instruktur adalah
seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang serta hak secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan pelatihan dan
pembelajaran kepada peserta pelatihan dibidang atau kejuruan tertentu”. Adapun
instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung merupakan pegawai PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang diberi wewenang khusus oleh pimpinan
untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai tenaga pengajar di Sentra
Pendidikan BRI Bandung.
Sebagai tenaga pendidik, Instruktur memiliki tugas dan tanggung jawab
yang selayaknya di laksanakan oleh tenaga pendidik lainnya, terutama dalam hal
mengajar sebagai salah satu tugas instruktur.
Mengajar pada hakikatnya merupakan suatu proses, yakni proses
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat
menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Mengajar adalah
proses memberikan bimbingan/bantuan kepada siswa dalam melakukan proses
belajar.
Zainal Aqib (2002: 78) mengemukakan bahwa :
Mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan oleh guru dalam
menyampaikan pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar.
Aktivitas komplek yang dimaskud antara lain: a. Mengatur kegiatan belajar
siswa, b. memanfaatkan lingkungan, baik dikelas maupun diluar kelas, dan c.
Memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa.

Kinerja Mengajar menurut menurut Gaffar dalam Musfah (2011: 44)


mengemukakan bahwa performance based teacher, yaitu:
Memerlukan penguasaan content knowladge, behavior skill and human
relation skil. Content knowladge merupakan penguasaan materi pengetahuan
yang akan diajarkan pada peserta didik. Behavioral Skills merupakan
Imas Masruroh, 2013
Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5

keterampilan perilaku yang berkaitan dengan panguasaan metodologis yang


bersifat pedagogis maupun andragogis. Human Relation Skills merupakan
keterampilan untuk melakukan hubungan baik dengan unsur manusia dalam
proses pendidikan
Untuk memainkan perannya dalam proses belajar mengajar, ada 4 (empat)
tugas pengajar menurut Gintings, 2009: 14-15, menyatakan:
1) Merencanakan pembelajaran, yaitu dengan menyusun RPP atau
Rencana Penyelenggaraan Pembelajaran yang berisi skenario kegiatan
belajar dan pembelajaran untuk setiap topik yang akan disajikan
2) Menyiapkan pembelajaran, yaitu meliputi penyiapan ruangan,
peralatan dan perangkat administrasi yang diperlukan
3) Menyelenggarakan pembelajaran, yang meliputi ketiga tahap yaitu
pembukaan, pengembangan dan penutup.
4) Mengevaluasi hasil pembelajaran, untuk mengetahui tingkat
pemahaman atau penguasaan peserta tentang topik atau materi yang
dibahas. Evaluasi berjalan ini dimanfaatkan sarana umpan balik yang
diikuti dengan tindakan yang perlu dilakukan guna melakukan
kegiatan remidial baik ketika pembelajaran berlangsung atau sebagai
tugas lanjut.

Membicarakan kinerja mengajar instruktur, tidak terlepas dari faktor-faktor


pendukung dan pemecah masalah yang menyebabkan terhambatnya pembelajaran
secara baik dan benar dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan instruktur
dalam mengajar. Salah satu faktor pendukung yang kedudukannya tidak boleh
dianggap remeh yaitu unsur sarana pendidikan. Dimana sarana pendidikan
memberikan kontribusi yang langsung dengan kinerja instruktur terutama dalam
hal mengajar di dalam kelas.
Mulyasa (Bachri,2011:19) menyatakan bahwa:
Sarana pendidikan adalah perlatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar
mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media
pengajaran.
Sarana pendidikan merupakan bagian dari Sarana Prasarana dan salah satu
komponen penting dalam pendidikan, karena sarana pendidikan diartikan sebagai
fasilitas-fasilitas yang digunakan oleh guru dalam rangka melaksanakan proses
pembelajaran dikelas. Fasilitas dalam pembelajaran merupakan peralatan
berbentuk material yang digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6

mampu mewujudkan dan mendukung terhadap pelaksanaan dan tujuan pendidikan


secara efektif dan efisien.
Bafadal (2008: 8) mengelompokkan sarana dan prasarana pendidikan
ditinjau dari jenisnya, yaitu :
Ditinjau dari jenisnya, fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi
fasilitas fisik dan non fisik . Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang
berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk
memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan, mesin
tulis, komputer, dll. fasilitas non fisik yakni sesuatu yang bukan benda mati
dan kurang dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan
untuk memudahkan, misalnya kesempatan, kepercayaan, kenyamanan,
keamanan dll

Dalam fungsinya, sarana pendidikan merupakan faktor penunjang bagi


tenaga pengajar dalam mempermudah penyampaian materi secara langsung.
Seperti halnya yang di ungkapkan Bafadal (2008: 2) bahwa : “Sarana pendidikan
adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung
digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.
Keberhasilan tingkat pencapaian kinerja lembaga tidak terlepas dari
dukungan ketersediaan sarana pendidikan yang memadai sehingga keberadaaanya
menjadi penting disetiap tingkatan kelembagaan. Dalam pendidikan, sarana
pendidikan sangat penting karena dibutuhkan untuk menunjang
penyelenggaraan proses belajar mengajar, dalam suatu lembaga dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan. Sarana pendidikan adalah salah satu sumber
daya yang menjadi tolok ukur mutu lembaga dan perlu peningkatan terus
menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
cukup canggih
Sebagaimana yang diungkakan oleh Kartono, Kartini (1985: 54)
mengemukakan bahwa : „Adanya sarana dan prasarana membantu guru dalam
meningkatkan kinerjanya terutama kinerja dalam proses belajar mengajar.‟
Hal ini diperkuat dengan pendapat Mahmudi (2007 : 20) menyatakan
bahwa :”Kinerja merupakan suatu konstruk multidemensional yang mencakup
banyak faktor yang mempengaruhinya”, yaitu :

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7

1. Faktor personal/ individual, meliputi pengetahuan, ketrampilan


(skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen
yang dimiliki oleh setiap individu.
2. Faktor kepemimpinan, meliputi : kualitas dalam memberikan
dorongan, semangat, arahan dan dukungan yang diberikan manajer
dan team leader
3. Faktor tim, meliputi : kualitas dukungan dan semangat yang
diberikan oleh oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap
sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim.
4. Faktor sistem, meliputi : sistem kerja, fasilitas kerja atau
infrastruktur yang diberikan oleh rekan dalam satu tim,
kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan
keeratan anggota tim.
5. Faktor konstektual (situasional), meliputi : tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal”.

Penjelasan diatas menegaskan bahwa unsur sarana dan prasarana sangat


penting dan menunjang dengan kinerja mengajar instruktur terutama sarana
pendidikan yang secara langsung keberadaanya di butuhkan dalam kegiatan
pembelajaran didalam kelas.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan oleh peneliti selama
mengikuti kegiatan Internship Manajemen Pendidikan dan Program Latihan
Profesi terdapat permasalahan yang menyangkut fasilitas belajar, dimana
pemanfaatan Sarana Pendidikan belum optimal, terbukti dengan kurang
berfungsinya ruang perpustakaan sebagai mana mestinya, selain itu daya dukung
dan kelengkapan sarana masih kurang, terbukti dengan adanya keluhan dari
instruktur mengenai sulitnya mendapatkan media pembelajaran (Agus Luthfi,
Instruktur SENDIK BRI Bandung). Namun terlepas dari permasalahan diatas,
peneliti juga tertarik membahas kinerja mengajar instruktur, karena mengingat
jabatan Instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung merupakan pegawai BRI
yang diberi wewenang untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai
tenaga pengajar yang tidak jarang instruktur baru mengalami kesulitan
mengemban amanahnya, karena tidak berpengalaman dalam hal mengajar. Hasil
FPK (Forum Peningkatan Kinerja) yang dilakukan secara rutin oleh Sentra
Pendidikan BRI Bandung terdapat beberapa permasalahan yang merupakan
rangkuman hasil evaluasi diklat, diantaranya :

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8

1. Keluhan peserta mengenai modul/materi Pendidikan dan Pelatihan


sebagian masih ada yang menggunakan modul lama, sehingga tidak
relevan dengan pendidikan saat ini
2. Keluhan peserta mengenai kinerja mengajar instruktur baru yang
masih belum kompeten dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga
pendidik.
Guna memperkuat penelitian yang penulis lakukan dan sebagai bahan
referensi untuk perbandingan, maka dibawah ini penulis akan memaparkan
beberapa jurnal yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan antara lain
yang dilakukan oleh Muhammad Yuri Gagarin, Saleh Pallu, Baharuddin ST
dengan judul (Pengaruh Sarana Dan Prasarana Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di
Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan Sarana dan Prasarana sekolah dengan kinerja guru di Kabupaten Alor
Nusa tenggara Timur. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Deskriptif kuantitatif Khi kuadrat ( Chi-square test ( X² ) ), Metode ini digunakan
bertujuan untuk menggambarkan sifat keadaan sesuatu yang tengah berlangsung
pada saat penelitian dilakukan dan mencari sebabsebab dari suatu gejala kondisi.
Metode ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan
variabel-variabel yang lain dan bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala
atau lebih dan dianalisis dengan Crosstab, Metode penelitian ini diharapkan dapat
menemukan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti yaitu pengaruh sarana
dan prasarana sekolah terhadap Kinerja guru di kabupaten Alor. Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa dalam penggunaan atau pemanfaatan Sarana dan
Prasarana Sekolah yang dilakukan oleh Guru cukup berhubungan dengan Kinerja
Guru yang ada pada setiap tingkat pendidikan yaitu SD, SMP, SMAdan SMK
yang artinya semakin baik Sarana dan Prasarana Sekolah maka akan
menghasilkan Kinerja Guru yang tinggi. Hal ini dapat ditunjukkan 81.2 % atau
13 responden yang menyatakan sering dan selalu 12.5 % atau 4 responden
menggunakan sarana disekolah dalam mewujudkan kinerja guru yang optimal
sementara hanya 6.2 % atau 1 responden yang menyatakan sarana kadang-kadang
digunakan sebagai penunjang kineja guru yang optimal.Muhammad Yuri Gagarin,

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9

Saleh Pallu, Baharuddin ST, (2001) Pengaruh Sarana Dan Prasarana Sekolah
Terhadap Kinerja Guru Di Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur.terdapat di
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/6ac336932b3ec1a415c4767d5cc0684f.pdf di
unggah [06-09-2013][10.31]
Hasil penelitian Eko Djatmiko dengan judul : Hubungan Kepemimpinan
Kepala Sekolah Dan Sarana Prasarana Dengan Kinerja Guru Smp Negeri Kota
Semarang. Penelitian ini menggunakan dua model analisis regresi yaitu regresi
sederhana dan regresi ganda. Regresi sederhana digunakan untuk variabel
kepemimpinan kepala sekolah sebagai variabel independen dengan kinerja guru
sebagai variabel dependen dan variabel sarana prasarana sebagai variabel
independen dengan kinerja guru sebagai variabel dependen. Regresi ganda
digunakan untuk mengetahui hubungan variabel kepemimpinan kepala sekolah
dan sarana prasarana sebagai variabel independen dengan kinerja guru sebagai
variabel dependen. Jumlah sampel yang diambil 35 responden (sekolah) dengan
teknik proporsional stratified random sampling dan menggunakan kuesioner untuk
memperoleh data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala
sekolah berhubungan terhadap kinerja guru SMP Negeri Kota Semarang sebesar
58,4 %. Sarana Prasarana berhubungan terhadap kinerja guru sebesar 36,9%.
Sedangkan hasil variabel kepemimpinan kepala sekolah dan sarana prasarana
memiliki hubungan dengan kinerja guru sebesar 65,1 %. Eko Djatmiko, (2006)
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sarana Prasarana Terhadap
Kinerja Guru SMP Negeri Kota Semarang. Terdapat di :
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php/search.html?act=tampil&id=9278&idc=28 di
unggah [06-09-2013][10-33]
Persamaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian yang
sebelumnya adalah masalah utama yang diteliti yaitu mengenai Sarana Pendidikan
Sedangkan perbedaan penelitian yang penulis lakukan yakni terutama pada tema,
perbedaan lokasi, tahun penelitian, dan alat analisis yang digunakan. Oleh karena
itu penulis menetapkan judul penelitian yaitu : “Hubungan Sarana Pendidikan
Dengan Kinerja Mengajar Instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung”

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10

B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah


1. Batasan Masalah
Bertolak dari identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, dan
untuk menjaga agar permasalahan tidak terlalu meluas karena mengingat
keterbatasan yang ada pada penulis, maka dalam penelitian ini membatasi
ruang lingkup permasalahan
a. Secara Konseptual
Perlu kiranya menulis membatasi masalah dan ruang lingkup
agar penelitiannya lebih terarah. Penulis memberikan pembatasan
yakni sebagai berikut : masalah penelitian ini berkisar pada
Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar sebagai
variabel terikat

b. Secara Konstekstual
Sedangkan secara konstekstual penulis akan melakukan
penelitian dengan instruktur yang ada di Sentra Pendidikan BRI
Bandung

2. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan
diatas, untuk memperoleh kejelasan dengan masalah yang diteliti, agar
tidak menimbulkan perbedaan penafsiran, maka perlu adanya perumusan
masalah.
Sugiyono (2011: 55) berpendapat bahwa: “Rumusan masalah
merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data”.
Dengan demikian rumusan masalah membatasi, menspesifikasi dan
memperjelas masalah yang diteliti. Maka ruang lingkup masalah penelitian
ini dibatasi pada Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar
Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI Bandung

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11

Bentuk rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini


adalah rumusan masalah deskriptif. Sebagaimana yang dikemukakan
Sugiyono (2011: 56) bahwa : “Rumusan masalah deskriptif berkenaan
dengan pertanyaan dengan keberadaan variabel mandiri baik hanya pada
satu variabel atau lebih.”
Adapun permasalahan pokok yang ditetapkan dalam penelitian ini
adalahs ebagai berikut:
a. Bagaimana kondisi Sarana Pendidikan di Sentra Pendidikan
BRI Bandung?
b. Bagaimana kinerja mengajar instruktur di Sentra Pendidikan
BRI Bandung ?
c. Bagaimana hubungan Sarana Pendidikan dengan kinerja
mengajar instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung?

C. Tujuan Penelitian
Sebuah penelitian tentunya memiliki tujuan tinggi yang ingin dicapai.
Sejalan dengan perumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan yang ingin
dicapai dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dna tujuan khusus.
Berikut secara lebih terperinci, penelitina ini bertujuan :

1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi yang
jelas dan akurat mengenai seberapa besar hubungan Sarana Pendidikan
dengan kinerja mengajar instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung

2. Tujuan Khusus
a. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kondisi Sarana
Pendidikan di Sentra Pendidikan BRI Bandung
b. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kinerja
mengajar instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12

c. Untuk memperoleh gambaran mengenai seberapa besar hubungan


Sarana Pendidikan dengan kinerja mengajar instruktur di Sentra
Pendidikan BRI Bandung

D. Manfaat Dan Signifikansi Penelitian


Beberapa manfaat yang dapat peneliti kemukakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Secara Teoritis


a. Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan mengenai Sarana
pendidikan yang tersedia dan kinerja mengajar instruktur di Sentra
Pendidikan BRI Bandung
b. Penelitin ini diharapkan menambah wawasan mengenai seberapa
besar hubungan sarana pendidikan dengan kinerja mengajar
instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung
2. Manfaat Secara Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan atau
input yang berarti bagi instruktur dalam memanfaatkan seluruh
sarana pendidikan sebagai penunjang dalam tugasnya sebagai
pendidik di Sentra Pendidikan BRI Bandung
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi dorongan kepada
instruktur untuk meningkatkan kinerja mengajarnya melalui
kebergunaan Sarana Pendidikan yang tersedia
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
mengembangkan disiplin ilmu Administrasi Pendidikan, khususnya
dalam menambah wawasan mengenai Sarana Pendidikan dengan
dan kinerja mengajar instruktur di lembaga diklat bagi seluruh
civitas akademik jurusan Administrasi Pendidikan

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
13

E. Struktur Organisasi Skripsi


Dalam struktur organisasi skripsi, berisi tentang penulisan dari setiap bab dan
bagian bab dalam penelitian. Adapun struktur organisasi dalam penulisan skripsi
ini adalah:

1. Judul
Judul yang diambil dalam penelitian ini adalah : “Hubungan
Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur di Sentra
Pendidikan BRI Bandung”
2. Halaman Pengesahan
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing:
a) Pembimbing 1: Prof. Dr. H. Johar Permana, M.A
b) Pembimbing 2: Dr. Asep Suryana, M.Pd
3. Pernyataan Tentang Keaslian Karya Ilmiah
Penulis telah menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi
in merupakan karya tulis ilmiah asli karya penulis dan tidak plagiarisme,
ataupun mengutip dengan cara yang tidak dianjurkan dalam tata cara
penulisan karya ilmiah, dan merupakan hasil pemikiran penulis dengan di
bimbing oleh dosen pembimbing
4. Abstrak
Uraian singkat yang termuat dalam abstrak adalah: judul, hakikat
penelitian, tujuan dilakukannya penelitian, metode penelitian yang dipakai,
dan tekhnik pengumpulan data, serta hasil temuan rekomendasi
5. Kata Pengantar
Berupa kalimat-kalimat pengantar dalam skripsi
6. Ucapan Terima Kasih
Berisikan ucapan dan kalimat yang mengungkapkan bentuk
penghargaan dan apresiasi, serta rasa syukur yang sedalam-dalamnya
kepada semua pihak yang telah berusaha membantu dalam penyelesaiana
skripsi

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
14

7. Daftar Isi
Memuat penyajian sistematika isi secara rinci, yang berfungsi
untuk mempermudah pembaca mencari judul atau sub judul bagian yang
ingin dibacanya
8. Daftar Tabel
Menyajikan tabel secara berurutan mulai dari tabel pertama sampai
dengan tabel terakhir yang tercantum dalam penelitian
9. Daftar Gambar
Menyajikan gambar secara berurutan mulai dari gambar pertama
sampai dengan gambar terakhir yang tercantum dalam penelitian
10. Daftar Lampiran
Menyajikan lampiran secara berurutan mulai dari lampiran
pertama sampai dengan lampiran terakhir yang tercantum dalam penelitian
11. BAB I. Pendahuluan
Dalam Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian,
batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan
manfaat atau signifikasi penelitian, dan struktur organisasi penelitian
12. BAB II. Kajian Pustaka, Kerangka Fikir Penelitian
Meliputi tinjauan teori tentang sarana pendidikan, tinjauan teori
mengenai kinerja mengajar Instruktur dan tinjauan teori mengenai
hubungan Sarana Pendidikan dengan kinerja mengajar instruktur,serta
kerangka fikir penelitian
13. BAB III. Metode Penelitian
Bab ini mengemukakan mengenai metodologi penelitian yang
dilakukan oleh penulis yang meliputi: Definisi operasional, metode
penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, pengolahan data, dan
analisis data.

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
15

14. BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Bab ini mengemukakan mengenai deskripsi dari hasil penelitian
yang meliputi gambaran umum objek penelitian, gambaran variabel yang
diamati, analisis data, dan pembahasannya.
15. BAB V. Kesimpulan, Implikasi, Dan Rekomendasi
Bab ini mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian yang
dilakukan dan mengemukakan implikasi, dan rekomendasi yang
berhubungan dengan objek penelitian untuk dijadikan referensi bagi pihak
yang berkepentingan.
16. Daftar Pustaka
Memuat semua sumber tertulis, seperti buku, artikel, jurnal,
dokumen resmi, dan sumber-sumber lain sebagai referensi dalam
penyelesaian skripsi
17. Lampiran
Berisi tentang semua dokumen yang digunakan dalam penelitian

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi /Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat peneliti melaksanakan penelitian yang
berjudul hubungan sarana pendidikan dengan kinerja mengajar instruktur
yang dilaksanakan di Sentra Pendidikan Bank BRI Sentra Pendidikan BRI
Bandung yang terletak di jalan Lembang No 436-438 Lembang, Kabupaten
Bandung Barat 40391.

2. Populasi Dan Sampel Penelitian

a. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek/subyek penelitian yang
dijadikan sumber data dalam penelitian. Sugiyono (2011: 117) menyatakan
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Definisi ini menerangkan
bahwa populasi bukan sekedar jumlah dari obyek/subyek yang dipelajari,
tetapi meliputi keseluruhan karakteristik dari obyek/subyek tersebut.
Adapun yag menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah
Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur di Sentra
Pendidikan Bank Rakyat Indonesia (Sendik BRI) Bandung.
Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah
instruktur Sentra Pendidikan BRI Bandung yang berjumlah 13 orang karena
merupakan bagian tidak terpisahkan dan harus saling mendukung dalam
pencapaian tujuan perusahaan.

53
Imas Masruroh, 2013
Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54

b. Sampel
Pengambilan sampel penelitian dalam suatu penelitian harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi
sebagai contoh dan bersifat representatif, artinya dapat mewakili karakteristik
dari populasi penelitian secara keseluruhan, atau dapat menggambarkan
keadaan sebenarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Arikunto (2006: 109), bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil dari
populasi yang diteliti”
Karena jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100, maka
sampel dalam penelitian ini merupakan penelitian populasi. Hal ini
didasarkan pada pendapat Arikunto (2006: 112), bahwa :
Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100,
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara
10%-15% atau 20%-25% atau lebih

Berdasarkan pernyataan –pernyataan diatas, dalam penelitian ini penulis


mengambil sampel dengan menggunakan Total Sampling. Hal ini dilakukan
dengan alasan bahwa populasi kurang dari 100 orang. Dengan demikian
jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 13 orang.
Tabel 3.1
Sample Penelitian

No Nama Pegawai Jabatan Pend.Terahir


1 Jamhuri Instruktur S1 Ekonomi Akutansi
2 Maman Hermawan Instruktur S2 Akuntansi
3 M. Nasrul Instruktur S2 Manajemen Strategi
4 Gatu Yunawan Instruktur S1 Ekonomi Manajemen
5 Agus Luthfi Mansyur Instruktur S1 Hukum
6 Denny Syarif Instruktur S1 Tekhnologi Industri
7 Faizal F Sinaga Instruktur S1 Ekonomi Manajemen
8 Pepen Efendi Instruktur S1 Hukum Perdata
9 Freddy Lusdjana Instruktur S1 Ekonomi
20 Alimi Nuribat Instruktur S1 Akuntansi
11 Ahmad Kusnadi Instruktur S1 Akuntansi
12 Aning Windayu Instruktur S1 Akuntansi
13 Indra Susendra Instruktur S1 Akuntansi
Sumber : Sentra Pendidikan BRI Bandung

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55

B. Desain Penelitian
Dalam melakukan penelitian salah satu hal yang penting ialah membuat
desain penelitian. Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang
menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar
dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa desain yang benar
seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang
bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas. Pengertian desain
penelitian Sukmadinata (2007: 287) merupakan “Rancangan bagaimana penelitian
tersebut dilaksanakan”. Desain penelitian lebih mengarah pada langkah-langkah
pengumpulan data.
Dari pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa desain penelitian
merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk menuntut dalam
proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam
melakukan penelitian sebagai berikut:
1. Peneliti melakukan study pendahuluan (Maret 2013), untuk
merumuskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, apa yang akan diteliti menjadi sebuah
judul penelitian
2. Peneliti mengumpulkan data-data dilapangan yang menunjang dalam
proses penelitian
3. Peneliti mencari teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk
menjelaskan mengenai variabel penelitian
4. Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan, maka selanjutnya peneliti
membuat kerangkan berfikir, dengan kerangka fikir tersebut
selanjutnya peneliti dapat menyusun hipotesis. Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah.
5. Setelah hipotesis diajukan, maka langkah berikutnya adalah
menentukan bagaimana agar hipotesis tersebut dapat diuji secara
empiric. Untuk itu diperlukan tahapan-tahapan seperti menentukan
populasi dan sampel, menyusun instrumen penelitian, tekhnik

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56

pengumpulan data, pengolahan data, dan menentukan tekhnik analisis


data.
Dengan mengacu pada pendapat ahli di atas, maka penulis mencoba
memaparkan desain dari penelitian ini, sebagai berikut :

Landasan
Teori

Gambar 3.1
Desain Penelitian

C. Metode Penelitian
Sugiyono (2011:2) menjelaskan “ Metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu”. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu
diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif, untuk mendukung serta mempertajam teori yang relevan ditunjang
oleh studi kepustakaan.

1. Metode Deskriptif
Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode
penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang
ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57

tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variable-variabel bebas,


tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. (Sukmadinata,2007:54)
Pendapat lainnya menurut Arikunto (2006: 35) yang menyatakan bahwa:
Apabila peneliti bermaksud mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa
dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana, dan sebagainya, maka
penelitiannya bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan atau menerangkan
peristiwa

Metode penelitian deskriptif pada umunya dilakukan dengan tujuan


utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek
atau subjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini,
metode penelitian deskriptif juga banyak dilakukan oleh para peneliti karena
dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar
laporan penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode
deskriptif sanagat berguna untuk mendapatkan variasai permasalahan yang
berkaitan dengan bidang pendidikan mauapun tingkah laku manusia.

2. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang dilakukan dengann cara
pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian secara eksak dengan
menggunakan penghitungan statistik. Menurut izaak Latanussa dalam
Sudjana (2004: 40) bahwa : “Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang
menggunakan metode bilangan untuk mendeskripsikan observasi suatu objek
atau dimana variabel bilangan menjadi bagian dari pengukuran”
Sementara itu, Sugiyono (2011:14) mengemukakan mengenai pengertian
metode penelitian kuantitatif yaitu:
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrument penelitian analisis dara bersifat kuantitatif/statistic dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Pendekatan kuantitatif ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar


pengaruh variable X (Sarana Pendidikan) terhadap variable Y (Kinerja

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58

Mengajar Instruktur) dengan mengukur indikator dari masing-masing variabel


tersebut sehingga diperoleh deskripsi mengenai variabel-variabel tersebut.

3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh katajaman berfikir
dalam rangka menganalisa permasalahan melalui penelaahan terhadap
berbagai sumber tertulis melalui pendapat-pandapat para ahli yang
dituangkan dalam buku dan sebagainya, juga untuk menunjang instrumen
pengumpulan data dan memperdalam kajian terhadap permasalahan
penelitian. Hal ini merujuk pada pendapat Surakhmad (1992: 63)
mengemukakan bahwa :
Penyelidikan bibliografis tidak dapat diabaikan sebab disinilah
penyelidik berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu
yang relevan dengan masalahnya, yakni teori yang dipakainya, pendapat
para ahli, penyelidikan yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang
disarankan para ahli

Melalui studi kepustakaan ini, dapat menunjang terhadap pemecahan


permasalahan dan dijadikan acuan dalam bentuk teori dan landasan berfikir
yang berisi tentang fasilitas belajar dan kinerja mengajar instruktur
Disimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh studi kepustakaan
sehingga hasilnya bisa sesuai dengan pokok permasalahan dan tujuan
penelitian yang diharapkan.

D. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang terdapat dalam
judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba menjelaskan pengertian serta
maksud yang terkandung dalam judul tersebut, sehingga diharapkan akan terdapat
keseragaman landasan berfikir antara peneliti dengan pembaca.

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
59

Sudjana (2004: 52) mengemukakan bahwa: “Definisi operasional adalah


suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti
dan menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional”.
Sesuai dengan judul yang sama. Maka pengertian dari masing-masing
bagiannya adalah sebagai berikut:
1. Hubungan
Hubungan menurut Muhammad Ali (1999:39) dirumuskan kedalam
dua pengertian yaitu:
a. Hubungan yang komunikatif dua variabel atau lebih yang
independen tetapi tidak ada ketergantungan antara variabel yang
satu dengan yang lainnya.
b. Hubungan determinatif yaitu hubungan saling mempengaruhi
antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya.
Hubungan dalam penelitian ini yaitu hubungan saling mempengaruhi
antara variabel X yaitu sarana pendidikan dengan variabel Y yaitu kinerja
mengajar instruktur.

2. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan merupakan salah satu aspek yang seyogyanya
mendapat perhatian utama oleh setiap administrator pendidikan. Sarana
dan prasarana pendidikan pada umumnya mencakup semua peralatan,
perlengkapan, dan perabotan dipergunakan dan menunjang dalam proses
pendidikan secara langsung, seperti :, ruangan belajar/kelas, alat-
alat/media, meja, kursi, alat pelajaran, alat peraga, media pendidikan dan
sebagainya.
Mulyasa (Bachri,2011:19) menyatakan bahwa:
Sarana pendidikan adalah perlatan dan perlengkapan yang secara
langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya
proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kuris, serta
alat-alat dan media pengajaran.

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60

Sarana pendidikan merupakan bagian dari sarana prasarana dan salah


satu komponen penting dalam pendidikan, karena sarana pendidikan
diartikan sebagai fasilitas-fasilitas yang digunakan oleh guru secara
langsung dalam rangka melaksanakan proses pembelajaran dikelas.
Fasilitas dalam pembelajaran merupakan peralatan berbentuk material
yang digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga mampu
mewujudkan dan mendukung terhadap pelaksanaan dan tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien.
Bafadal (2008: 8) mengelompokkan jenis-jenis sarana dan prasarana
pendidikan dapat ditinjau dari jenis dan sifatnya, yaitu :
1) Di tinjau dari fungsinya dengan Proses Belajar Mengajar, sarana
pendidikan berfungsi langsung (kehadirannya sangat
menentukan) dengan PBM. Sedangkan prasarana berfungsi tidak
langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan) dengan PBM.
2) Ditinjau dari jenisnya, fasilitas pendidikan dapat dibedakan
menjadi fasilitas fisik dan non fisik . Fasilitas fisik adalah segala
sesuatu yang berwujud benda mati atau dibendakan yang
mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu
usaha, seperti kendaraan, mesin tulis, komputer, dll. fasilitas non
fisik yakni sesuatu yang bukan benda mati dan kurang dpat
disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan untuk
memudahkan, misalnya kesempatan, kepercayaan, kenyamanan,
keamanan dll
3) Di tinjau dari sifat barangnya, benda-benda pendidikan dapat
dibedakan menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak,
yang semuanya dapat mendukung pelaksanaan PBM.
Berdasarkan pendapat diatas, peneliti membuat definisi operasional
untuk penelitian ini pada variabel sarana pendidikan yaitu yang terdiri dari
fasilitas fisik segala sesuatu yang berwujud benda mati atau dibendakan
yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu dan

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
61

non fisik sesuatu yang bukan benda mati dan kurang dapat disebut benda
atau dibendakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan

3. Kinerja Mengajar Instruktur


Hasibuan (2001: 34) mengemukakan bahwa : Kinerja (prestasi kerja)
adalah “Suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas-tugasnya yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan”.
Dalam hal ini kinerja yang dimaksud adalah kinerja mengajar
instruktur. Pengertian mengajar menurut Sudjana (2004: 3)
mengemukakan bahwa: mengajar adalah : “ Membimbing kegiatan siswa
belajar, mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar
siswa, sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan
kegiatan belajar”.
Untuk memainkan perannya dalam proses belajar mengajar, ada 4
(empat) tugas pengajar menurut Gintings, 2009: 14-15), menyatakan:
1) Merencanakan pembelajaran, yaitu dengan menyusun RPP atau
Rencana Penyelenggaraan Pembelajaran yang berisi skenario
kegiatan belajar dan pembelajaran untuk setiap topik yang akan
disajikan
2) Menyiapkan pembelajaran, yaitu meliputi penyiapan ruangan,
peralatan dan perangkat administrasi yang diperlukan
3) Menyelenggarakan pembelajaran, yang meliputi ketiga tahap
yaitu pembukaan, pengembangan dan penutup.
4) Mengevaluasi hasil pembelajaran, untuk mengetahui tingkat
pemahaman atau penguasaan peserta tentang topik atau materi
yang dibahas. Evaluasi berjalan ini dimanfaatkan sarana umpan
balik yang diikuti dengan tindakan yang perlu dilakukan guna
melakukan kegiatan remidial baik ketika pembelajaran
berlangsung atau sebagai tugas lanjut.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja mengajar


instruktur yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kemampuan
merencanakan pembelajaran, menyiapkan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran dan melaksanakan penilaian hasil belajar.

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
62

E. Instrumen Penelitian
Arikunto (2002: 134) berpendapat bahwa : “Instrumen
penelitian/pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya” Jumlah instrumen dalam penelitian ini ada
dua inetrumen sesuai dengan jumlah variabel penelitian, yaitu :
1. Instrumen untuk mengukur kondisi sarana pendidikan
2. Instrumen untuk mengukur kinerja mengajar instruktur
Adapun cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat
instrumen dalam penelitian ini adalah:
1. Menentukan variabel yang diteliti, yaitu variabel X (Sarana Pendidikan)
dan Variabel Y (Kinerja Mengajar Instruktur)
2. Menentukan indikator dan sub indikator dari setiap variabel penelitan
3. Menyusun kisi-kisi interumen dari setiap variabel penelitian
4. Membuat daftar pernyataan dari setiap variebal disertai altenatif
jawabannya dan petunjuk cara menjawabnya untuk membantu
responden dalam menjawab pernyataan yang telah disediakan
5. Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban, yaitu
dengan menggunakan Skala Likert
Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan
mengahasilkan data akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala.
Seperti kita ketahui instrumen penelitian merupakan sebuah alat yang digunakan
untuk melakukan sebuah pengukuran dengan tujuan agar dapat menghasilkan data
yang akurat. Sebagaimana yang diungkapkan Sugiyono (2009: 134) bahwa:
“Dengan skala pengukuran ini, maka variabel yang diukur dengan instrumen
tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efesien
dan komunikatif.”
Dari beberapa jenisnya, skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Skala Likert. Sugiyono (2009: 134) menjelaskan bahwa: “Skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial.” Adapun kriteria skor untuk setiap alternatif jawaban

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
63

item instrumen menurut Sugiyono (2009: 135) dengan menggakan Skala Likert
yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.2
Kriteria Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor


Selalu (SL) 5
Sering (SR) 4
Kadang-Kadang (KD) 3
Hampir Tidak Pernah (HTP) 2
Tidak Pernah (TP) 1

Instrumen penelitian yang menggunakan Skala Likert dapat dibuat dalam


bentuk checklist () atau pilihan ganda dimana responden dapat memberikan
tanda checklist () pada alternatif jawaban yang telah disediakan dalam bentuk
angket dalam penelitian. Angket penelitian iti sendiri menurut Arikunto (2006:
102) yaitu : “Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang
lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respons
sesuai dengan permintaan pengguna”
Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti menyusun kisi-kisi instrumen
yang kemudian dibuat dalam sebuah instrumen angket berupa pernyataan
(Instrumen Penelitian Terlampir)

F. Proses Pengembangan Instrumen


Uji coba instrumen penelitian (angket) dilakukan untuk mengetahui
kekurangan dan kelemahan dari angket yang telah disusun. Tujuan dari uji coba
angket ini adalah untuk mengetahui kelayakan (tingkat validitas; dapat mengukur
apa yang hendak diukur/ketepatan, dan reabilitas; bila digunakan berkali-kali
menghasilkan data yang sama/konsisten) angket yang akan digunakan dalam
penelitian tersebut. Seperti yang diungkapkan Sugiyono (2009: 97): “Instrumen
yang tidak diuji validitas dan reliabilitasnya bila digunakan untuk penelitian akan
menghasilkan data yang sulit dipercaya kebenarannya”.

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
64

Tahap uji ciba angket, peneliti melakukannya terhadap 10 orang instruktur


di Balai Pelatihan Manajerial PT KAI yang terletak di Jln Laswi no 23 Bandung
Setelah uji coba angket terkumpul, kemudian dilakukan analisis statistik
dengan tujuan untuk mengkaji validitas dan reabilitas sebagai syarat utama
keshahihan dan keajegan instrumen atau alat pengumpul data tersebut .
Angket dianggap valid apabila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.
Sedangkan angket dianggap reliabel apabila terdapat kesamaan dalam waktu
yang berbeda.

1. Uji Validitas Instrumen


Uji Validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu
pertanyaan pada suatu angket mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh angket tersebut. Uji validitas ini memastikan bahwa
masing-masing pertanyaan akan terklasifikasikan pada variabel-variabel
yang telah ditetapkan (construct validity). Apabila suatu pertanyaan mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut maka data
tersebut disebut valid.
Lebih lanjut Sugiyono (2011: 173) menyatakan bahwa: “ Instrumen
yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.”
Sejalan dengan pendapat Ridwan dan Sunarto (2011: 348), “Validitas
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu
instrumen”.
Adapun rumus yang dipergunakan dalam pengujian validitas
instrumen ini adalah rumus yang ditetapkan oleh Person yang dikenal
dengan korelasi Product Moment. Berikut merupakan langkah-langkah uji
validitas dalam penelitian ini:

( ) ( )( )
√* ( ) +* ( ) +

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
65

(Akdon, 2008: 144)


Keterangan:

= Koefisien Korelasi
= Jumlah responden
= Jumlah skor item
= Jumlah skor total (seluruh item)
= Jumlah perkalian X dan Y

Selanjutnya hasil koefisien korelasi tersebut dihitung dengan Uji


Signifikansi, dengan rumus berikut:


(Ridwan dan Akdon, 2010: 125)


Keterangan:

= Nilai t
= Nilai Koefisien Korelasi
= Jumlah sampel

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk= n – 2)


jika diketahui taraf signifikansi 5% dengan n = 20, maka diperoleh
sebesar 1,734. Kemudian membuat keputusan dengan membandingkan
dengan dimana kaidah keputusannya sebagai berikut:

Jika ≥ , maka artinya valid dan


≤ , maka artinya tidak valid
Uji coba angket dilaksanakan di Balai Pelatihan Manajerial PT KAI
yang berjumlah 10 orang. Adapun hasil penghitungan uji validitas setiap
item dari kedua variabel penelitian dengan manggunakan bantuan Microsoft
Office Excel 2007 adalah sebagai berikut :

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
66

Tabel 3.3
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X
(Sarana Pendidikan)

No item Keputusan
1 0,56 1,924 1,860 Valid
2 0,76 3,298 1,860 Valid
3 0,70 2,752 1,860 Valid
4 0,56 1,924 1,860 Valid
5 0,76 3,298 1,860 Valid
6 0,76 3,298 1,860 Valid
7 0,76 3,298 1,860 Valid
8 0,76 3,298 1,860 Valid
9 0,70 2,752 1,860 Valid
10 0,73 2,995 1,860 Valid
11 0,76 3,297 1,860 Valid
12 0,74 3,130 1,860 Valid
13 0,61 2,160 1,860 Valid
14 0,85 3,093 1,860 Valid
15 0,62 2,161 1,860 Valid
16 0,75 3,212 1,860 Valid
17 0,55 1,867 1,860 Valid
18 0,64 2,342 1,860 Valid
19 0,28 0,836 1,860 Tidak Valid
20 0,55 1,881 1,860 Valid
21 0,53 1,757 1,860 Valid
22 0,60 2,129 1,860 Valid
23 0,66 2,500 1,860 Valid
Hasil penghitungan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007

Berdasarkan hasil diskusi dengan dosen pembimbing dan


mengkondisikan dengan kondisi nyata dilapangan maka item yang tidak
valid diganti redaksinya karena dikhawatirkan tidak mewakili penelitian .

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
67

Tabel 3.4
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Y
(Kinerja Mengajar Instruktur)

No item Keputusan
1 0,78 3,473 1,860 Valid
2 0,93 7,434 1,860 Valid
3 0,80 3,751 1,860 Valid
4 0,68 2,645 1,860 Valid
5 0,93 7,434 1,860 Valid
6 0,93 7,434 1,860 Valid
7 0,93 7,434 1,860 Valid
8 0,78 3,473 1,860 Valid
9 0,72 2.921 1,860 Valid
10 0,66 2,482 1,860 Valid
11 0,72 2,921 1,860 Valid
12 0,93 7,434 1,860 Valid
13 0,80 3,751 1,860 Valid
14 0,93 7,434 1,860 Valid
15 0,72 2,921 1,860 Valid
16 0,93 7,434 1,860 Valid
17 0,78 3,472 1,860 Valid
18 0,87 4,948 1,860 Valid
19 0,77 3,386 1,860 Valid
20 0,66 2,482 1,860 Valid
Hasil penghitungan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007

Berdasarkan hasil penghitungan diatas, seluruh item dinyatakan valid


itu berarti semua item bisa digunakan.

2. Uji Reabilitas Instrumen


Reabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006: 178). Instrumen

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
68

yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk


memilih jawaban-jawaban tertentu.
Pengujian reliabilitas untuk kedua variabel tersebut peneliti
menggunakan rumus Korelasi Product Moment , dengan rumus sebagai
berikut:

( ) ( )( )
√* ( ) +* ( ) +

Kemudian menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus


Spearman Brown sebagai berikut :

Kemudian mencari dengan signifikansi untuk α = 0,05 dan


derajat kebebasan (dk= n – 2). Setelah itu kaidah keputusan yang diambil
berdasarkan langkah diatas dikonsultasikan dengan = 0,66

Berdasarkan hasil penghitungan (terlampir) realibilitas masing-


masing variabel sebagai berikut:

a. Reliabilitas Variabel X (Sarana Pendidikan)

Hasil penghitungan (terlampir) dengan menggunakan rumus


tersebut diatas untuk setiap item variabel X mengenai sarana
pendidikan secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel rekapitulasi
dibawah ini

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
69

Tabel 3.5
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X
(Sarana Pendidikan)

No item Keputusan

1 0,93 2,56 0,66 Reliabel


2 0,92 1,41 0,66 Reliabel
3 -0,72 0,82 0,66 Reliabel
4 -0,50 0,71 0,66 Reliabel
5 0,84 1,41 0,66 Reliabel
6 0,93 1,41 0,66 Reliabel
7 0,93 1,41 0,66 Reliabel
8 0,84 1,41 0,66 Reliabel
9 0,84 0,82 0,66 Reliabel
10 0,84 0,84 0,66 Reliabel
11 0,93 1,41 0,66 Reliabel
12 0,84 0,85 0,66 Reliabel
13 0,93 0,75 0,66 Reliabel
14 0,93 0,84 0,66 Reliabel
15 0,83 0,75 0,66 Reliabel
16 0,93 0,85 0,66 Reliabel
17 0,93 0,71 0,66 Reliabel
18 0,84 0,77 0,66 Reliabel
19 -0,18 0,44 0,66 Tidak Reliabel
20 0,93 0,71 0,66 Reliabel
21 0,93 0,69 0,66 Reliabel
22 0,93 0,75 0,66 Reliabel
23 0,84 0,76 0,66 Reliabel

Hasil penghitungan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007


Berdasarkan hasil bimbingan dengan dosen pembimbing dan
mengkondisikan dengan kondisi nyata dilapangan item yang tidak
reliabel diganti.

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
70

b. Reliablitas Variabel Y (Kinerja Mengajar Instruktur)

Hasil penghitungan (terlampir) dengan menggunakan rumus


tersebut diatas untuk setiap item variabel Y tentang kinerja mengajar
instruktur secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.6
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y
(Kinerja Mengajar Instruktur)

No item Keputusan
1 0,78 0,87 0,66 Reliabel
2 0,93 0,96 0,66 Reliabel
3 0,80 0,88 0,66 Reliabel
4 0,68 0,87 0,66 Reliabel
5 0,93 0,96 0,66 Reliabel
6 0,93 0,96 0,66 Reliabel
7 0,93 0,96 0,66 Reliabel
8 0,78 0,96 0,66 Reliabel
9 0,72 0,83 0,66 Reliabel
10 0,66 0,79 0,66 Reliabel
11 0,72 0,83 0,66 Reliabel
12 0,93 0,96 0,66 Reliabel
13 0,80 0,88 0,66 Reliabel
14 0,93 0,96 0,66 Reliabel
15 0,72 0,83 0,66 Reliabel
16 0,93 0,96 0,66 Reliabel
17 0,78 0,87 0,66 Reliabel
18 0,87 0,93 0,66 Reliabel
19 0,77 0,87 0,66 Reliabel
20 0,66 0,79 0,66 Reliabel
Hasil penghitungan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
71

G. Tekhnik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dimaksudkan untuk mengumpulkan berbagai informasi
atau ketangan yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Sebab dalam
penelitian, disamping perlu menggunakan metode yang tepat, juga perlu memilih
tekhnik dan alat pengumpul data yang relevan untuk menjawab pokok
permasalahan penelitian dan mencapai tujuan penelitian, sebagaimana yang
dikeukakan Sugiyono (2009:7) bahwa :” tekhnik-tekhnik pengumpulan data
adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan datanya” Upaya untuk memperoleg data data yang sesuai dengan
sifat dan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan
tekhnik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Kuisioner (Angket)
Menurut Sugiyono (2009: 199) “Kuisioner merupakan tekhnik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden”. Tujuan penyebaran
angket menurut Akdon (2008: 131) ialah: “Mencari informasi yang
lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir
bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan pernyataan
dalam pengisian daftar pernyataan”.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Skala Likert untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti. Sugiyono (2009:134) “Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial”.
Untuk mempermudah penyusunan angket sebagai alat pengumpul
data, maka peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a. Variabel yang akan diukur yaitu variabel X (Sarana Pendidikan)
dan variabel Y (Kinerja Mengajar Instruktur) dijabarkan menjadi
indikator variabel, berdasarkan teori yang telah diuraikan
b. Kemudian indikator tersebut disajikan sebagai titik tolak ukur
untuk menysun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan
atau pernyataan

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
72

c. Membuat daftar pertanyaan atau pernyataan dari setiap variabel


dengan disertai alternatif jawabannya dan petunjuk cara
enjawabnya agar tidak terjadi kekeliruan dalam menjawab
d. Menetapkan kriteria untuk setiap alternatif jawaban, yaitu
menggunakan Skala Likert dengan menggunakan lima opinion
alternatif jawaban (Tabel 3.2)

2. Observasi Langsung (Pengamatan)


Observasi berbeda dengan teknik wawancara dan kuesioner, teknik ini
mempunyai ciri yang spesifik. Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi
juga objek-objek yang lain. Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2011:145)
mengemukakan bahwa: “Observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan
psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan
dan ingatan”.

H. Analisis Data
Analisis data merupakan langkah yang tidak boleh dilupakan dalam
kegiatan penelitian. Melalui proses analisis data ini, peneliti mencoba
menginformasikan hasil temuannya kepada orang lain agar hasil
penelitiannya dapat dipahami. Ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2011:
335) yang menyatakan bahwa:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih
mana yang penting, dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah


sebagai berikut:

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
73

1. Seleksi Data
Proses seleksi data ini dilakukan setelah data terkumpul dari
responden. Seleksi data dilakukan dengan memilih/menyortir data dengan
sedemikian rupa agar data yang didapatkan adalah data yang layak dipakai
dan dapat diolah lebih lanjut. Hal ini dilakukan agar data yang terkumpul
dapat menjawab permasalahan penelitian.

2. Pengolahan Data

a. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden dari


Masing-masing Variabel dengan Rumus Weighted Means Scored
(WMS)
Perhitungan dengan teknik ini dimaksudkan untuk menentukan
kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang
telah ditentukan. Adapun rumus dari WMS adalah sebagai berikut :

Keterangan :

̅ = Rata-rata skor responden


= Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban dikali bobot
untuk setiap alternative kategori)
n = Jumlah responden

Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data dengan


menggunakan rumus WMS ini adalah :
1) Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban yang
dipilih.
2) Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang
dipilih.

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
74

3) Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan


langsung dikalikan dengan bobot alternatif jawaban itu
sendiri.
4) Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-
masing kolom.
5) Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-
rata setiap kemungkinan jawaban.

Tabel 3.7
Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang Penafsiran
Kriteria
Nilai Variabel X Variabel Y
4,01 – 5,00 Sangat Baik Selalu (SL) Selalu (SL)
3,01 – 4,00 Baik Sering (SR) Sering (SR)
2,01 – 3,00 Cukup Kadang-kadang (KD) Kadang-kadang (KD)
1,01 – 2,00 Rendah Hampir Tidak Pernah (HTP) Hampir Tidak Pernah (HTP)
0,01 – 1,00 Sangat Rendah Tidak Pernah (TP) Tidak Pernah (TP)

b. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku untuk Setiap


Variabel
Langkah-langkah skor untuk mengubah skor mentah menjadi skor
baku menurut Akdon (2008: 178) adalah sebagai berikut:
1) Mencari skor terbesar dan terkecil
2) Menentukan rentang skor R, yaitu dengan menggunakan rumus
(Akdon, 2008: 177)

R = data terbesar - data terkecil

c) Mencari banyak kelas (BK), dengan rumus :

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
75

Bk = 1 + 3,3 log n

d) Mencari nilai panjang kelas (i), yaitu rentang (R) dibagi banyak
kelas interval (Bk)

i=

Keterangan :

i = Panjang Kelas
R= Rentangan
= Banyak Kelas

e) Membuat tabel distribusi frekuensi dengan (BK) dan (i) yang


sudah diketahui

f) Mencari rata-rata (mean), dengan rumus :

g) Mencari simpangan baku (standard deviasi), dengan rumus :

( )
=√
( )

h) Mengubah skor mentah menjadi skor baku dengan rumus :

( ̅)
Imas Masruroh, 2013
Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
76

Keterangan :

= Skor Baku Yang Di cari


= Data Skor Dari Masing-Masing Responden
= Rata-rata
= Simpangan Baku

3. Uji Hipotesis Penelitian


Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan positif dan signifikan antara sarana pendidikam dengan
kinerja mengajar instruktur.
Hipotesis penelitian yang diajukan adalah hipotesis asosiatif
(hubungan). Sugiyono (2001: 97) mengemukakan bahwa : “Menguji
hipotesis asosiatif berarti menguji hubungan antara dua variabel atau
lebih yang ada pada sampel untuk diberlakukan pada seluruh populasi”
Berikut ini adalah rumusan hipotesis dalam penelitian ini :
Ho : Tidak terdapat hubungan antara sarana pendididkan dengan
kinerja mengajar instruktur
Ha : Terdapat hubungan antara sarana pendidikan dengan kinerja
mengajar instruktur
Hipotesis statistiknya (Sugiyono, 2004: 86) adalah :
Ho : = 0 (Tidak ada kesesuaian)
Ha : ≠ 0 (ada hubungan atau kesesuaian)
Dibaca : hipotesis nol, yang menunjukkan tidak terdapat
hubungan positif dan signifikan antara sarana pendidikan dengan
kinerja mengajar instruktur. Hipotesis alternative menunjukkan
terdapat hubungan positif dan signifikan, (mungkin lebih besar dari

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
77

nol, atau lebih kecil dari nol) antara sarana pendidikan dengan kinerja
mengajar instruktur.
Adapun langkah-langkah dalam menguji hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikut :

a. Statistik Non Parametrik


Dalam pengolahan data pada penelitian ini, peneliti
menggunakan penghitungan statistik non parametrik karena melihat
jumah responden yang sedikit yaitu sebanyak 13 orang.
Selanjutnya pedoman penggunaan statistik non parametrik
dikemukakan oleh Singgih Santosa (2006: 45) adalah gambar
sebagai berikut:

Mulai

Nominal/ordinal

Tipe data
Interval/rasio

Tidak normal

Statistik Non Parametrik


Distribusi
Normal data

Kecil (<30)

Jumlah
data Besar (>30) bisa pakai uji t jika
distribusi populasi pasti
normal

Statistik parametrik

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
78

Gambar 3.2
Pedoman Penggunaan Statistik Non Parametrik

Tabel 3.8
Pedoman Untuk Memilih Tekhnik Statistik Non Parametik
Untuk Menguji Hipotesis Asosiatif (Hubungan)

Macam/Tingkatan Tekhnik Korelasi Yang Di Gunakan


Data
Nominal 1. Koefisien Kontingenci
Ordinal 1. Spearman Rank
2. Kendal Tau
(Sugiyono, 2001: 99)

Berdasarkan tabel diatas, penghitungan koefesien korelasi


yang dimaksudkan untuk mengetahui arah dari koefesien dan
kekuatan hubungan antara variabel independent (X) dan dependen
(Y), peneliti menggunakan rumus Koefesien Korelasi Rank
Spearman:

b. Analisis Korelasi Spearman Rank


Koefesien Korelasi Rank Spearman: berfungsi untuk
mengukur derajat hubungan antara dua variabel, yaitu variabel X
dan variabel Y jika sekurang-kurangnya tercapai pengukuran data
ordinal pada statistik non parametrik
Langkah-langkah dalam mengukur rumus Koefesien Korelasi
Rank Spearman: , adalah sebagai berikut :
1) Berilang rangking, observasi-observasi pada masing-
masing variabel X dan variabel Y hingga N (N adalah
jumlah data obeservasi)
2) Tentukan perbedaan harga untuk setiap subjek dengan
cara mengurangkan rangking Y pada rangking X.

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
79

Kemudian kaudratkan harga untuk memperoleh harga


dan untuk selanjutnya jumlahkan semua harga itu.
3) Selanjutnya data yang telah di ranking dimasukan kedalam
rumus korelasi Spearman rank. Adapun rumusnya sebagai
berikut:

(Sugyiono,2004: 255)

Keterangan :
= koefesien korelasi rank spearman
= selisih rangking variabel X dan variabel Y
= kuadrat selisih rangking

4) Sebagai bahan untuk interpretasi atas hasil pengujian


korelasi, maka ditentukan tolak ukur sebagai berikut:

Tabel 3.9
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

INTERVAL KOEFISIEN TINGKAT HUBUNGAN


0,80 – 1,00 Sangat Kuat
0,60 – 0, 799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20-0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Sumber: Akdon (2008: 188)

5) Selanjutnya untuk mengetahui apakah koefisien ini


signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan
nilai rho tabel. (lampiran tabel statistik). Jika rho hitung
lebih besar dari rho maka ha diterima dan ho ditolak .

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
80

kemudian jika rho hitung lebih kecil dari ro tabel maka ho


diterima.

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian akhir skripsi ini, penulis akan mengemukakan beberapa


kesimpulan dan saran yang didasarkan pada temuan hasil penelitian dan uraian
pada bab-bab sebelumnya mengenai masalah yang diteliti. Yaitu :” Hubungan
Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan
BRI Bandung”.

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan penelitian sebagai
berikut:

1. Sarana Pendidikan di Sentra Pendidikan BRI Bandung dapat


dikatakan dalam kondisi baik dan layak untuk digunakan. Nilai
tersebut didukung indikator penelitian yaitu : kondisi sumber
belajar, kondisi ruang belajar dan kondisi perabot belajar.
2. Kinerja mengajar instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung
dalam kriteria sangat baik. kondisi ini terlihat dari tahap
merencanakan pembelajaran yang meliputi : a. Penyusunan
silabus/bahan ajar, b. menyusun GBPP/RBPMD dan SAP/RP.
Tahap menyiapkan pembelajaran yang meliputi: a. Pengelolaan
kelas, b. menyiapkan administrasi diklat. Tahap melaksanakan
pembelajaran yang meliputi: a. Kegiatan membuka pelajaran, b.
kegiatan inti/penyampaian materi, c. Kegiatan menutup pelajaran.
Tahap penilaian hasil belajar yang meliputi: a. Penilaian untuk
mengukur tingkat kompetensi, b. penilaian Sebagai bahan

113
Imas Masruroh, 2013
Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
114

penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, c. digunakan untuk


memperbaiki proses pembelajaran
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara sarana pendidikan
dengan kinerja mengajar instruktur di Sentra Pendidikan BRI
Bandung yang tergolong kuat sebesar 0.67.

B. Saran
Pada kesempatan ini, peneliti akan mengemukakan beberapa saran
sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.adapun saran yang
dapat diberikan antara lain:
1. Bagi Pihak Lembaga
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kondisi sarana
pendidikan di Sentra Pendidikan BRI khususnya dalam pemanfaatan
sumber belajar masih tergolong lemah dibandingkan dengan indikator
yang lain, untuk itu bagi pihak lembaga senantiasa lebih
memanfaatkan sumber belajar yang ada, khususnya dalam
pemanfaatan ruang perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar
yang ada di Sentra Pendidikan BRI Bandung
2. Bagi Instruktur Diklat
Hasil penelitian mengenai kualitas kinerja mengajar instruktur
secara umum sudah menunjukkan kondisi yang sangat baik. Namun,
secara khusus perlu adanya peningkatan atau pengembangan yang
lebih baik lagi dalam beberapa hal yaitu:
a. Diharapkan instruktur selalu dapat meningkatkan kualitas
dalam menjalankan tugas, pokok dan fungsinya untuk
mendidik, melatih dan mengajar peserta diklat.
b. Diharapkan instruktur peka terhadap perkembangan teknologi
dan informasi sehingga dapat memperbaharui ilmu dan
pengetahuannya yang akan diberikan kepada peserta diklat
sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan peserta
diklat.

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
115

c. Instruktur di Sentra Pendidikan BRI Bandung dapat


meningkatkan hasil penilaian yang telah dianalisis untuk
menentukan tindak lanjut, berupa perbaikan proses belajar
mengajar berikutnya dan mengoptimalkan pemanfaatan
fasilitas khususnya yang menunjang terhadap peningkatan
kinerja mengajarnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


Hal-hal yang perlu diperhatikan bagi peneliti lebih lanjut adalah:
a. Penelitian ini membahas mengenai Hubungan Sarana
Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur di Sentra
Pendidikan BRI Bandung. Untuk itu, peneliti menghimbau
kepada peneliti peneliti lain yang tertarik untuk meneliti lebih
dalam menganai sarana pendidikan.
b. Dalam penelitian ini, diketahui bahwa Kinerja Mengajar
Instruktur dipengaruhi oleh Sarana Pendidikan dan sisanya
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti seperti
kepemimpinan, kompetensi, motivasi, kompensasi, dan lain-
lain.
c. Dalam penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh
karena itu bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat belajar
dari kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, agar
penelitian yang dilakukan dapat lebih baik.

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi


Pendidikan & Manajemen. Dewa Ruchi: Bandung

Ali, Mohammad . (1999). Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi .


Bandung : Angkasa

Arikunto. S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka


Cipta, Jakarta

---------- (2008). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Aqib. Z (2002). Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan


Cendekia

Atmodiwirio, S (2002). Manajemen Pelatihan. Jakarta : Ardadizya Jaya

Bachri, A.S (2011). Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana terhadap


Efektivitas Proses Belajar Mengajar di SMK Negeri 1 Majalengka.
Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Bafadal, Ibrahim (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori Dan


Aplikasinya. PT Bumi Aksara : Jakarta

Bakti Djamarah, Syaiful (1985). Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru.


Surabaya: Usaha Nasional

Daryanto,(2006) M. Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta

Darmadi, H (2009). Kemampuan Dasar Mengajar (Landasan dan Konsep


Implementasi). Bandung : Alfabeta

Dimyati, Mujiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Eko Djatmiko, (2006) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sarana


Prasarana Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Kota Semarang.
Terdapat di :
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php/search.html?act=tampil&id=9278
&idc=28 di unggah [06-09-2013][10-33]

Faturrahman. (2012). Pengelolaan Kelas. Tersedia di


http://pengelolaan.kelas./files/Muhammad.Fathurrohman.htm. diunggah
pada: 10-09-2013 [22:58]

116
Imas Masruroh, 2013
Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
117

Gintings, Abdorrakhmad (2009) Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran (Edisi


Best Seller). Bandung: Humaniora

Hamalik, Oemar, (1994). Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

............................(2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Hasibuan, Malayu, (2001) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi


Aksara

Kartono, Kartini. (1985), Menyiapkan dan memadukan Karir, Jakarta: CV


Rajawali

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia No


11/MPR/1988 Tentang GBPP (Garis-Garis Besar Pokok Pembelajaran)

Mangkunegara. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung:


Remaja Rosdakarya

Mamusung, Y. (1991). Penataan-Lahan-Bangunan-Perabot-Perlengkapan


Sekolah.CV Mitratama :Bandung

Musfah & Gaffar (2011). Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta: Kencana

Muhammad Yuri Gagarin, Saleh Pallu, Baharuddin ST, (2001) Pengaruh Sarana
Dan Prasarana Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di Kabupaten Alor
Nusa Tenggara Timur.terdapat di
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/6ac336932b3ec1a415c4767d5cc0684
f.pdf di unggah [06-09-2013][10.31]

Nasution. S, (2010). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Bumi Aksara. Jakarta

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 31 Tahun 2006 Tentang Sistem


Pelatihan Kerja Nasional

Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan


(Standar Sarana dan Prasarana)

Ridwan, Akdon. (2009). Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika Untuk
Penelitian. Bandung : Alfabeta.

.......................... (2010). Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistika Untuk


Penelitian Administrasi Pendidikan, Bisnis, Pemerintahan, Sosial,
Kebijakan, Ekonomi, Hukum, Manajemen, Kesehatan). Bandung:
Alfabeta.

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
118

Ridwan dan Sunarto.(2011).Pengantar Statistik untuk Penelitian Sosial Ekonomi,


Komunikasi dan Bisnis.Bandung:Alfabeta.
Rivai, Veithzal (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Siegel, Sidney. (1992). Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta
: PT Gramedia Pustaka Utama

Sudjana, Nana, (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar


Baru

Sugiyono, (2001). Statistik Non Parametrik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono, (2009).Statistika untuk Penelitian.Bandung:Alfabeta.

-----------, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV.


Alfabeta : Bandung

Suharsaputra, Uhar (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama

Suhardan., Dadang (2010). Supervisi Bantuan Profesional. Bandung : Mutiara


Ilmu

Surakhmad, W (1992). Penelitian Ilmu Alamiah Dasar (Metode dan Tekhnik).


Bandung: Tarsito

Sagala, Syaiful (2010) Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Singgih, Santoso, (2001). SPSS Versi 10: Mengolah Data Statistik Secara Profesional.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Syaodih ,Sukmadinata, (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Udin, Syaefudin, Saud (2005). Perencanaan Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Uzer,Usman,M. ( 2007). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja


RosdaKarya

Universitas Pendidikan Indonesia, (2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.


Bandung : UPI

UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Imas Masruroh, 2013


Hubungan Sarana Pendidikan Dengan Kinerja Mengajar Instruktur Di Sentra Pendidikan BRI
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai