Anda di halaman 1dari 43

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP HASIL

BELAJAR EKONOMI SISWA DI SMA 5 NEGERI KENDARI

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH:
ARWINDA
A1A121004

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 ayat 3 butir menyatakan

bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap

peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi

hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya Priansa (2015 :

15) . Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi

seorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui

interaksi edukatif secara terpola. Formal, dan sistematis. Guru

professional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan

pengabdian tugasnya yang ditandai dengan keahlian, rasa tanggung

jawab, dan rasa kesejahteraan dengan sesamanya” Tola (2013 : 47 ).

Sehingga dikatakan guru adalah seseorang yang memberikan ilmu

dan membimbing seorang anak di sekolah, maka hormatilah guru,

karena gurulah seseorang dapat hidup dan berkembang.

Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam

implementasi suatu strategi pembelajaran. Sebagai titik sentral dalam

dunia pendidikan, maka diperlukan sosok guru yang berkualitas

Susanto (2016:32). Seorang guru hendaknya mempunyai kompetensi

sesuai standar yang ditentukan dalam dunia pendidikan. Dipertegas

oleh Kunandar (2014:40) “gurulah yang berada di garda terdepan


dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia sehingga

diperlukan sosok guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi, dan

dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya”.

Meskipun guru secara sungguh-sungguh telah berupaya merancang

dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, namun

masalah-masalah belajar tetap akan dijumpai guru. Hal ini merupakan

kegiatan yang dinamis sehingga guru perlu secara terus menerus

mencermati perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa di kelas.

Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah

bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai

anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit

yang dirasakan oleh guru.

Berdasarkan paparan di atas dapat ditegaskan bahwa

kompetensi pedagogik guru merupakan seperangkat pengetahuan,

keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai

oleh guru untuk dapat melaksanakan tugas- tugas profesionalannya

dengan cara mengarahkan siswa. Dalam kompetensi tersebut pada

dasarnya merupakan upaya peningkatan kualitas pembelajaran

berbagai upaya dilakukan yaitu dengan peningkatan motivasi belajar.

Dalam hal belajar siswa akan berhasil kalau dalam dirinya sendiri ada

kemauan untuk belajar dan keinginan atau dorongan untuk belajar,

karena dengan peningkatan motivasi belajar maka siswa akan

tergerak, terarahkan sikap dan perilaku siswa dalam belajar.


Kemampuan siswa dapat dilihat dari hasil belajar yakni para

siswa akan mampu untuk memahami setiap proses pembelajarn yang

dilakukan sehingga akan berdampak pada pengetahuan dan

perubahan perilaku yang meliputi 3 domain yakni kognitif, afektif dan

psikomotorik (Purwanto, 2008:48). Hal ini mengindiaksikan bahwa

hasil belajar akan berdampak pada sebuah sikap dan pengetahuan

dari siswa.

Hasil belajar ialah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka

atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir

pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat

penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran Mudjiono (2006).

Hasil belajar ialah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri

seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap

dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai

terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik

sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu Hamalik (2008). Hasil

belajar ialah prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi

indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang

bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan

sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa

yang mengacu pada pengalaman langsung Mulyasa (2008).

Hasil belajar siswa pada hakikatnya ialah perubahan tingkah

laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup
bidang kognitif, afektif dan psikomotorik Sudjana (2009: 3). Hasil

belajar adalah penilaian keberhasilan siswa dalam mencapai perilaku

yang berasa di dalam dirinya yang tergantung pada tingkah laku yang

dapat diterima atau dicapai oleh siswa secara sempurna (Suparman

1996). Hasil belajar adalah hasil setelah mengalami proses belajar,

dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk perbuatan yang dapat

diamati dan diukur Arikunto (1993.133). Hasil belajar pada hakikatnya

adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah

berakhirnya melakukan aktivitas belajar Djamarah (2002.20) . Hasil

belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pembelajaran Purwanto

(2016:23).

Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil

interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi baik faktor internal

maupun faktor eksternal (Susanto 2016:12). Dijelaskan lebih lanjut

oleh Slameto (2010:54) bahwa faktor eksternal (faktor yang ada di luar

individu) meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor

masyarakat, sedangkan faktor internal (faktor yang ada dalam diri

individu) meliputi faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh) serta

faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, dan

kesiapan).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat di simpulkan

bahwa hasil belajar merupakan pengukuran dari penilaian kegiatan

belajar atau proses belajar yang dinyatakan dalam symbol, huruf


maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh

setiap anak pada periode tertentu.

Penelitian yang telah dilakukan untuk menguji pengaruh kompetensi

pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa di lakukan oleh Yunani

(2019), Syamsul, dkk (2017), Sutarno, dkk (2011), Marleta, dkk (2021),

Suklani dan Ridwan ( 2017), Sumani, Lian & Fitriani (2020), Tripalupi dan

Suharsono (2014), Putri, Adi dan Sunarto (2016), Safitriyani, Ekawarna

dan Indrayani (2018), Tyas (2010), Nugraha (2011), Myrbeng dan Monica

Rosan (2003), Inayah (2012), Sugiharsono (2016), Sawiji, dkk (2013),

Widoyoko dan Anita Rinawati (2012), Sulistyowati, dkk (2012). Penelitian-

penelitian tersebut merupakan penelitian yang memiliki pengaruh

Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa.

Penelitian ini berfokus pada Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru

Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa. Marleta (2021) menemukan

bahwa Secara simutan variabel kompetensi pedagogik guru berpengaruh

signifikan pada varabel hasil belajar persamaan penelitian Yeni Febriani

dengan peneliti yaitu sama sama membahas tentang pengaruh

kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar ekonomi. Penelitian

tersebut dilakukan SMAN 1 Tambang Kabupaten Kampar. Andriawati

(2020) menemukan bahwa bahwa Guru mata pelajaran ekonomi kelas X

C SMA Negeri 1 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya sudah memiliki

kompetensi pedagogik dengan kategori sangat baik. Febriani (2018)

menemukan bahwa Berdasarkan jawaban siswa mengenai kompetensi


pedagogik guru IPS SMK Muhammadiyah Pontianak diketahui bahwa

kompetensi pedagogik guru sudah baik dan sesuai. standar persamaan

penelitian Tri Hardiana dengan peneliti yaitu sama sama membahas

tentang pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar

siswa.

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Rosi, dkk (2021),

Nurhafizah, dkk (2021), Asro dan Nailal (2019), Febrina (2012). Penelitian-

penelitian tersebut merupakan penelitian yang tidak memiliki pengaruh

Penelitian lain juga di lakukan oleh Kabibul Asro & Nailal Muna (2019)

dengan judul penelitian Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Dan

Pemanfaatan Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Fiqih Di MA

Darussalam Krempyang Nganjuk penelitian ini menunjukan bahwa tidak

terdapat pengaruh antara variabel kompeteni pedagogik guru (X1) dengan

hasil belajar Fiqih (Y) di MA Darusslam Krempyang Nganjuk.penelitian ini

dilakukan oleh Heri Sawiji (2012) dengan judul penelitian pengaruh

kompetensi guru, motivasi belajar siswa, dan fasilitas belajar terhadap

prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas XII IPS

SMA NEGERI 1 LASEM JAWA TENGAH tidak terdapat pengaruh

kompetensi guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi

melalui motivasi belajar siswa pada siswa kelas XI ips Sma Negeri 1

Lasem tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini berarti bahwa motivasi belajar

siswa tidak memiliki peran yang signifikan dalam pengaruh kompetensi

guru terhadap pencapaian prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa.


Perbedaan hasil di atas menunjukan ketidakkonsistenan hasil

penelitian sebelumnya mengenai pengaruh kompetensi pedagogik

guru terhadap hasil belajar siswa di SMA Negeri 5 Kendari. Oleh

karena itu peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Kompetensi

Pedagogik Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Sma Negeri 5

Kendari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh

kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar ekonomi siswa SMA

Negeri 5 Kendari.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini yaitu

untuk menganalisis dan mendeskripsikan pengaruh kompetensi

pedagogik guru terhadap hasil belajar ekonomi siswa SMA Negeri 5

Kendari.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang di harapkan dalam penelitian adalah:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tentang pentingnya seorang guru yang mempunyai kompetensi

dalam mengajar dan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPS Ekonomi. Sehingga dapat mengembangkan potensi


siswa dan dapat diajarkan oleh guru-guru yang memiliki

kompetensi pada bidangnya, dengan demikian apa yang menjadi

tujuan pembelajaran dapat berhasil dengan baik.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa

Dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar pada

mata pelajaran IPS Ekonomi sehingga standar kompetensi

dapat dituntaskan oleh siswa secara optimal.

b. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan acuan bagi

guru dalam meningkatkan kompetensi pedagogik yang di miliki

untuk meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dari

sebelumnya.

c. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat memberikan

motivasi bagi peneliti lain untuk meneliti lebih lanjut tentang hal-

hal yang belum dapat diungkapkan dalam penelitian ini.

d. Bagi sekolah

Diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam meningkatkan

kaderisasi pendidik baik untuk saat ini maupun untuk yang akan

data
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori

1. Kompetensi Pedagogik Guru

a. Pengertian Kompetensi Pedagogik Guru

Kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi

atau kemamuan seseorang, baik yang kualifikasi maupum yang

kuantitatif. Kemampuan kualitatif seseorang yang hanya dapat dinilai

dengan ukuran baik dan buruk. Sedangkan kualitatif adalah

kemampuan seseorang yang dapat dinilai dengan ukuran (terukur)

Usman (2005). Pengertian ini mengandung makna bahwa kompetensi

itu dapat digunakan dalam dua konteks. Pertama, sebagai indikator

kemampuan yang menunjukkan kepada perbuatan yang diamati,

yakni seperangkat teori ilmu pengetahuan dalam bidangnya. Kedua,

sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, dan

perbuatan serta tahap-tahap pelaksanaannya secara utuh.

Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan

dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi

bagian dari dirinya sehingga seseorang dapat melakukan perilaku-

perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

Kompetensi pedagogik meliputi tentang kemampuan memahami

peserta didik secara mendalam, merancang pembelajaran (termasuk

memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran),


melaksanakan pembelajaran, merancang dan melaksanakan evaluasi

pembelajaran, dan mengembangkan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai Susanto (2018).

Kompetensi adalah kemampuan seseorang berupa

pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan

atau latihan-latihan baik secara kognitif, afektif, dan performance

sebagai syarat untuk dianggap mampu dalam melaksanakan tugas-

tugas tertentu baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik

secara cerdas dan dapat dipertanggung jawabkan Sunardi (2015:11).

Kompetensi menurut Undang-undang Guru dan Dosen adalah

“seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus

dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan”. Sementara itu, menurut

Kepmendiknas 045/U/2002 adalah seperangkat tindakan cerdas,

penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk

dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas

di bidang pekerjaan tertentu.

Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung

jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik.

Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan

merancang program pembelajaran serta mampu menata dan

mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya

dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses


pendidikan. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan

peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.

Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang

harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara

tepat dan efektif. Dengan lahirnya PP No. 19 tahun 2005 tentang

standar nasional pendidikan dan UU No. 14 tahun 2005, kompetensi

yang harus dimiliki oleh guru jelas harus mengacu kepadanya.

Berkaitan dengan guru sebagai pendidik, dalam PP No. 19 tahun

2005 pasal 28 ayat 1 disebutkan bahwa pendidik harus memiliki

kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajar, sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan

tujuan pendidikan nasional. Majid, (2005:6), menjelaskan bahwa,

“kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas

guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam

bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan

fungsinya sebagai guru.

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan, menyebutkan ada empat

kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Yang

dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan

mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman

terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,


evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Dan dalam UU guru dan dosen dalam BAB II (kompetensi dan

sertifikasi) pasal 2 guru wajib memilki kualifikasi akademik,

kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Dan dijelaskan dalam pasal 3 ayat 2 kompetensi guru sebagai mana

yang dimaksud meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi (Undang-Undang Guru dan

Dosen, 2011 : 65).

b. Kompetensi Pedagogik Guru

Dalam kaitannya dengan keterampilan pembelajaran

“keterampilan mengajar merupakan kompetensi professional yang

cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru

secara untuh dan menyeluruh Mulyasa (2010.“Kompetensi profesional

merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang

ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni dan budaya yang

diampunya Jamil (2013:122),.

Pedagogik sebagai proses interaksi terus-menerus dan saling

berasimilasi antara pengetahuan ilmiah dan pengembangan siswa.

Asimilasi yang dimaksud adalah pengetahuan oleh siswa berkaitan

dengan antusiasme mereka untuk mengetahui diverifikasi dalam


proses kerja yang intensif dan aktif Sholahuddin (2013).

mengemukakan bahwa kompetensi merupakan penguasaan terhadap

tugas, keterampilan, sikap, dan apesiasi yang diperlukan guru untuk

menunjang keberhasilan Hosnan (2016:150). Peningkatan kompetensi

pedagogik guru dapat terciptanya pembelajaran yang efektif, optimal,

dan bermutu sehingga mendukung berhasilan belajar siswa suryana

(2016:441).

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang dimiliki

guru dalam mengelola pembelajaran kelas ditinjau dari pembelajaran,

pelaksaan, dan evaluasi hasil belajar ditunjukkan dengan penguasaan

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki guru sehingga

terciptanya suasana belajar yang menyenangkan dan bermakna.

Sesuai Pasal 28 ayat 3 PP 19 tahun 2005 tentang SNP yang

dimaksud dengan kompetensi pedagogik merupakan kemampuan

dalam mengelola pembelajaran peserta didik, yang meliputi: a)

pemahaman peserta didik, b) perancang dan pelaksanaan

pembelajaran, c) evaluasi pembelajaran dan, d) pengembangan

peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya.

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam

mengelola proses pembelajaran peserta didik. Selain itu kemampuan

pedagogik juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan

memimpin peserta didik (Wahyudi, 2012:22).


Dalam Standar Nasional Pendidikkan, penjelasan Pasal 28 ayat

(3) butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah

kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi

pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta

didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

Mulyasa (2007:75). Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan

guru dalam pengelelolaan pembelajaran peserta didik, meliputi:

1. Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan,

2. Pemahaman terhadap peserta didik,

3. Pengembangan kurikulum/silabus,

4. Perancangan pembelajaran,

5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis,

6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran,

7. Evaluasi hasil belajar (EHB),

8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang dimiliki

guru dalam mengelola pembelajaran kelas ditinjau dari pembelajaran,

pelaksaan, dan evaluasi hasil belajar ditunjukkan dengan penguasaan

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki guru sehingga

terciptanya suasana belajar yang menyenangkan dan bermakna.


Konsepsi diatas menunjukkan bahwa begitu pentingnya kompetensi

pedagogik guru dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus

merencanakan pembelajaran dengan tepat sehingga mampu

membawa anak didik menuju kepada pencapain hasil belajar yang

maksimal dari pendapat para ahli di atas menekankan bahwa profesi

atau kompetensi yang dimiliki guru merupakan suatu pekerjaan yang

membutuhkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan

pengembangan sikap mental anak.

c. Indikator Kompetensi Pedagogik Guru

Kompetensi pedagogik memiliki 7 (tujuh) indikator sebagai

berikut:

1. Mengenal karakteristik peserta didik. Kemampuan yang dinilai

dalam kompetensi tersebut adalah bagaimana guru mampu

mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta

didik untuk membantu proses pembelajaran.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik. Kemampuan yang dinilai adalah bagaimana guru mampu

menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik

pembelajaran yang mendidik secara kreatif.

3. Pengembangan kurikulum. Proses penilaian kompetensi kurikulum

yang dinilai adalah bagaimana guru mampu menyusun silabus

sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum dan menggunakan RPP

sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran.


4. Kegiatan pembelajaran yang mendidik guru melaksanakan

kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta

didik.

5. Memahami dan mengembangkan potensi peserta didik Dalam

proses ini kemampuan yang dinilai adalah bagaimana guru mampu

menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta.

6. Komunikasi dengan peserta didik guru memberikan respon yang

lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan peserta

didik.

7. Penilaian dan evaluasi Kemampuan yang dinilai adalah bagaimana

guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar

secara berkesinambungan.

2. Konsep Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka

waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa pada

perubahan diri dan perubahan cara bereaksi terhadap suatu

perangsang tertentu Sagala (2006:13). Hasil belajar adalah

kemampuan- kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa setelah ia

mengalami proses belajarnya Sudjana (2005:22). bahwa hasil belajar

adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima

pengalaman belajar Sudjana (1992:34). Istilah hasil belajar tersusun

atas dua kata, yakni: hasil dan belajar. Sedangkan hasil berarti
sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan) oleh suatu usaha,

sedangkan “belajar” mempunyai banyak pengertian diantaranya

adalah belajar merupakan perubahan yang terjadi dalam diri

seseorang setelah melalui proses Alwi (2003).

Berdasarkan para ahli di atas bahwa belajar adalah suatu

proses atau kegiatan perubahan tingkah laku individu dalam

memperoleh suatu pengetahuan setelah ia mendapatkan suatu

pembelajaran atau pengalaman, hal ini sudah tentu perubahan kearah

yang lebih baik (positif), misalnya yang tadinya tidak tahu setelah

mengalami proses belajar setidaknya menjadi tahu. Untuk menuju ke

hal yang lebih baik lagi dalam proses belajar ini akan memerlukan

waktu yang lama dan perlu adanya urutan-urutan yang sistematis

didalam proses belajar. Dalam proses belajar mengajar guru

melakukan tugasnya tidak hanya menyampaikan materi kepada siswa,

tetapi ia juga dituntut untuk membantu keberhasilan dalam

menyampaikan materi pelajaran yaitu dengan cara mengevaluasi hasil

belajar mengajar.

Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi

perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu

menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti”. Hasil belajar

siswa sangat erat hubungannya dengan nilai kemampuan

pengetahuan siswa dalam proses belajar, penilaian sikap siswa

selama proses belajar dikelas, nilai keterampilan siswa yang diukur


dari cara siswa mengajukan pertanyaan, ketepatan siswa dalam

menjawab pertanyaan dan cara mengemukakan pendapat didepan

kelas. Selain hal tersebut yang dapat menjadi tolak ukur dari hasil

belajar siswa adalah keaktifan siswa dalam proses belajar berlangsung

alik (2006:30),. Hasil belajar ini akan dirangkum menjadi satu dalam

rapot siswa. Aspek-aspek yang termasuk dalam penilaian hasil belajar

yaitu meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor Bloom (1956:49),.

Hasil Belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar

dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan

proses-proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar

merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar Mudjiono

(2013:3).

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya Sudjana (2014:22).

Menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang

diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar menurutnya juga anak-

anak yang berhasil dalam belajar ialah berhasil mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran atau tujuan instruksional, Abdurrahman (1999).

Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan

prestasi belajar merupakan indikator dan derajat perubahan tingkah

laku Nurmawati (2014: 53-60).


a) Ranah Kognitif adalah ranah yang mencangkup kegiatan mental

(otak) Ranah kognitif dikelompokkan menjadi enam katagori yaitu:

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi.

b) Ranah Psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan

keterampilan gerak baik gerak otot, gerak organ mulut, maupun

gerak olah tubuh lainnya. Ranah psikomotorik dikelompokkan

menjadi lima level yaitu: Meniru, manipulasi, ketepatan gerak

artikulasi, dan naturalisasi.

c) Ranah Afektif yaitu sikap artinya ranah ini berkaitan dengan sikap

dan nilai. Yang dikelompokkan menjadi lima yaitu: Pengenalan,

pemberian respon, penghargaan, pengorganisasian, dan

penglaman.

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah

sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui

evaluasi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sunal (1993:94),

bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk

membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah

memenuhi kebutuhan siswa. Dengan demikian, penilaian hasil belajar

siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu

menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan

dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa Susanto (2014:

5-6).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Pendapat yang

dikemukakan oleh Wasliman (2007: 158), hasil belajar yang dicapai

oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor

yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara

perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri

peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor

internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi

belajar, ketekunan, sikap, kebiasan belajar, serta kondisi fisik dan

kesehatan.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri

peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga,

sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan

ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang

kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari yang

berperilaku kurang baik dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari

berpengaruh dari hasil belajar peserta didik.

Dengan demikian, semakin jelaslah bahwa hasil belajar siswa

merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat sejumlah

faktor yang saling mempengaruhi. Tinggi rendahnya hasil belajar


seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut Susanto (2014: 12-

14).

Berdasarkan para ahli di atas bahwa belajar adalah suatu

proses atau kegiatan perubahan tingkah laku individu dalam

memperoleh suatu pengetahuan setelah ia mendapatkan suatu

pembelajaran atau pengalaman, hal ini sudah tentu perubahan kearah

yang lebih baik (positif), misalnya yang tadinya tidak tahu setelah

mengalami proses belajar setidaknya menjadi tahu. Untuk menuju ke

hal yang lebih baik lagi dalam proses belajar ini akan memerlukan

waktu yang lama dan perlu adanya urutan-urutan yang sistematis

didalam proses belajar. Dalam proses belajar mengajar guru

melakukan tugasnya tidak hanya menyampaikan materi kepada siswa,

tetapi ia juga dituntut untuk membantu keberhasilan dalam

menyampaikan materi pelajaran yaitu dengan cara mengevaluasi hasil

belajar mengajar.

B. Penelitian Terdahulu

Sebagai dasar pijakan dalam penyusunan penelitian maka

haruslah melihat penelitian terdahulu yang sesuai dengan variabel

yang akan di teliti agar lebih memperkuat dalam penyusunan

penelitian. selain itu hasil penelitian terdahulu ini digunakan agar

dalam penyusuan penelitian dapat terhindar dari plagiarisme. Adapun

beberapa hasil penelitian yang mempunyai variabel yang sama atau

mendekati dengan yang akan di teliti diantaranya adalah:


Tabel 1. Penelitian Terdahulu

NO Nama Judul Jurnal Tahun Hasil Penelitian


Terbit
1 Andriawati pengaruh kompetensi Jurnal hasil penelitian
pedagogik terhadap Nasional menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa 2019 Guru mata pelajaran
ekonomi kelas X C
SMA Negeri 1 Sungai
Raya Kabupaten Kubu
Raya sudah memiliki
kompetensi pedagogik
dengan kategori
sangat baik
2. Febriani pengaruh kompetensi Jurnal hasil penelitian
pedagogik terhadap Nasional menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa 2020 Guru mata pelajaran
SMA Negeri 1 Sungai ekonomi kelas X C
Raya Kabupaten SMA Negeri 1 Sungai
Kubu Raya Raya Kabupaten Kubu
Raya sudah memiliki
kompetensi pedagogik
dengan kategori
sangat baik.
3. Hardiana kompetensi Jurnal hasil penelitian
pedagogik terhadap Nasional menunjukkan bahwa
hasil belajar pada 2020 Berdasarkan jawaban
mata pelajaran IPS siswa mengenai
kelas X SMK kompetensi pedagogik
Muhammadiyah guru IPS SMK
Muhammadiyah
Pontianak diketahui
bahwa kompetensi
pedagogik guru sudah
baik dan sesuai.
standar persamaan
penelitian Tri Hardiana
dengan peneliti yaitu
sama sama
membahas tentang
pengaruh kompetensi
pedagogik guru
terhadap hasil belajar
siswa
4. Nurmala dkk Pengaruh Jurnal penelitian ini
Kompetensi Nasional menunjukan bahwa
Pedagogik Guru Dan 2014 tidak terdapat
Pemanfaatan Media pengaruh antara
Pembelajaran variabel kompeteni
Terhadap Hasil pedagogik guru (X1)
Belajar Fiqih Di MA dengan hasil belajar
Darussalam
Krempyang Nganjuk
5. Pengaruh kompetensi Jurnal hasil belajar mata
guru, motivasi Nasional pelajaran Ekonomi
belajar, dan 2010 dapat disimpulkan
lingkungan keluarga bahwa data
terhadap hasil belajar kompetensi guru,
mata pelajaran motivasi belajar, dan
Ekonomi lingkungan keluarga
terhadap hasil belajar
siswa berdistribusi
normal. Sementara itu,
hasil uji linieritas juga
menunjukkan bahwa
semua variabel
memenuhi persyaratan
yaitu semuan nilai
Deviation from Linierity
> 0,05, dan uji
multikolinieritas
menunjukkan bahwa
semua variabel juga
memenuhi persyaratan
yang baik dilihat dari
semua nilai VIF
variabel lebih kecil dari
10

6. Yunani Pengaruh kompetensi Jurnal Berdasarkan hasil uji t


pedagogik guru dan Nasional X1 terhadap Y,
motivasi belajar siswa 2019 hipotesis
terhadap hasil belajar diterima(4,974 ≥
HIFDZIL QUR’AN 2,042)artinya terdapat
hubungan positif dan
signifikan antara
Kompetensi Pedagogik
GuruTerhadap Hasil
Belajar Hifdzil Qur’an
sedangkan X2
terhadap
Yhipotesisnya diterima
(14,828 ≥ 2,000)
artinya terdapat
pengaruh positif dan
signifikan antara
Motivasi Belajar Siswa
terhadap Hasil Belajar
Hifdzil Qur’an.
7. Syamsul Analisi kompetensi Jurnal beberapa hal sebagai
pedagogik dan Nasional berikut: (1)
profesional guru 2017 Kompetensi Pedagogik
Biologi dan guru biologi kelas XI
korelasinya terhadap IPA SMAN di
hasil belajar siswa Kabupaten Sinjai
SMAN SE- berada ada kategori
KABUPATEN SINJAI cukup. (2) Kompetensi
Profesional guru
biologi kelas XI IPA
SMAN di Kabupaten
Sinjai berada pada
kategori tinggi.

C. Kerangka Berpikir

Pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar

siswa

Sebagai unsur pokok dalam Pendidikan guru sebagai pengajar

diharapkan memiliki kompetensi sesuai dengan ajaranya. Hal ini

setidaknya berimplikasi pada kemudahan dalam mentransfer

pengetahuan kepada peserta didik yang berindikasi pada adanya

kesenangan dan sikap penasaran dalam belajar. Dengan demikian

secara internal siswa akan timbul kegemaran untuk belajar dan

senantiasa melatih dirinya untuk bersikap problem solving pada

masalah-masalah yang dihadapi.


Penelitian yang di lakukan oleh Febriani dengan judul "pengaruh

kompetensi pedagogik guru ekonomi terhadap hasil belajar siswa

SMAN 1 Tambang Kabupaten Kampar" dengam jenis penelitian

kuantitatif penelitian ini menunjukkan kompetensi pedagogik

dikategorikan baik. Secara simutan variabel kompetensi pedagogik

guru berpengaruh signifikan pada varabel hasil belajar. Penelitian

lainnya yang sudah di laksanakan adalah Sugiharsono (2016) dengan

judul penelitian Pengaruh kompetensi guru, motivasi belajar, dan

lingkungan keluarga terhadap hasil belajar mata pelajaran Ekonomi

dapat disimpulkan bahwa data kompetensi guru, motivasi belajar, dan

lingkungan keluarga terhadap hasil belajar siswa berdistribusi normal.

Sementara itu, hasil uji linieritas juga menunjukkan bahwa semua

variabel memenuhi persyaratan yaitu semuan nilai Deviation from

Linierity > 0,05, dan uji multikolinieritas menunjukkan bahwa semua

variabel juga memenuhi persyaratan yang baik dilihat dari semua nilai

VIF variabel lebih kecil dari 10. Selain itu hasil penelitian dari Yunani

(2019) dengan judul penelitian Pengaruh kompetensi pedagogik guru

dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar HIFDZIL QUR’AN.

Berdasarkan hasil uji t X1 terhadap Y, hipotesis diterima(4,974 ≥

2,042)artinya terdapat hubungan positif dan signifikan antara

Kompetensi Pedagogik GuruTerhadap Hasil Belajar Hifdzil Qur’an

sedangkan X2 terhadap Yhipotesisnya diterima (14,828 ≥ 2,000)

artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Motivasi Belajar


Siswa terhadap Hasil Belajar Hifdzil Qur’an. Dan berdasarkan hasil uji

F dalam mencari jawaban hipotesis secara bersamaan maka diperoleh

nilai determinasi 0,576, berarti variabel Kompetensi Pedagogik Guru

dan Motivasi Belajar Siswa secara bersamaan memberikan pengaruh

sebesar 57,6% terhadap variabel hasil belajar hifdzil Qur’an dan

menunjukkan bahwa hipotesis diterima (4,335≥ 1,980). Jadi ketiga

aspek variabel tersebut saling keterkaitan, tidak dapat terpisahkan

karena saling mempengaruhi, saling menimbulkan sebab akibat,

apabila Kompetensi Pedagogik Guru dan Motivasi Belajar Siswa

semakin tinggi maka Hasil Belajar Hifdzil Qur’an akan semakin

meningkat. Suklani dan Ridwan (2017), Sumani, Lian & Fitriani (2020),

Tripalupi dan Suharsono (2014), Putri, Adi dan Sunarto (2016),

Safitriyani, Ekawarna dan Indrayani (2018), Tyas (2010), Nugraha

(2011), Myrbeng dan Monica Rosan (2003), Inayah (2012),

Sugiharsono (2016), Sawiji, dkk (2013), Widoyoko dan Anita Rinawati

(2012), Sulistyowati, dkk (2012) menyimpulkan bahwa kompetensi

pedagogik guru berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Penelitian lain juga di lakukan oleh Kabibul Asro & Nailal Muna

(2019) dengan judul penelitian Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru

Dan Pemanfaatan Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Fiqih

Di MA Darussalam Krempyang Nganjuk penelitian ini menunjukan

bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel kompeteni pedagogik

guru (X1) dengan hasil belajar Fiqih (Y) di MA Darusslam Krempyang


Nganjuk.penelitian ini dilakukan oleh Heri Sawiji (2012) dengan judul

penelitian pengaruh kompetensi guru, motivasi belajar siswa, dan

fasilitas belajar terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi

pada siswa kelas XII IPS SMA NEGERI 1 LASEM JAWA TENGAH

tidak terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar

mata pelajaran ekonomi melalui motivasi belajar siswa pada siswa

kelas XI ips Sma Negeri 1 Lasem tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini

berarti bahwa motivasi belajar siswa tidak memiliki peran yang

signifikan dalam pengaruh kompetensi guru terhadap pencapaian

prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa. Penelitian ini sesuain

dengan hasil penelitian yang di lakukan Nurhafizah (2021) dengan

judul penelitian Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap

Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa, diperoleh adalah 1)

ada pengaruh signifikan antara kompetensi pedagogik guru terhadap

motivasi belajar matematika siswa SMPN kota Mataram, 2) tidak ada

pengaruh antara kompetensi pedagogik guru terhadap prestasi belajar

matematika siswa SMPN kota Mataram, serta 3) tidak ada hubungan

antara motivasi dan prestasi belajar matematika siswa SMPN kota

Mataram.

Susanto (2016:32) mengemukakan bahwa guru adalah

komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu

strategi pembelajaran. Sebagai titik sentral dalam dunia pendidikan,

maka diperlukan sosok guru yang berkualitas. Seorang guru


hendaknya mempunyai kompetensi sesuai standar yang ditentukan

dalam dunia pendidikan. Dipertegas oleh Kunandar (2014:40) “gurulah

yang berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber

daya manusia sehingga diperlukan sosok guru yang mempunyai

kualifikasi, kompetensi, dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan

tugas profesionalnya. Hosnan (2016:150) mengemukakan bahwa

kompetensi merupakan penguasaan terhadap tugas, keterampilan,

sikap, dan apesiasi yang diperlukan guru untuk menunjang

keberhasilan. Irwantoro dan suryana (2016:441) peningkatan

kompetensi pedagogik guru dapat terciptanya pembelajaran yang

efektif, optimal, dan bermutu sehingga mendukung berhasilan belajar

siswa.

Meskipun guru secara sungguh-sungguh telah berupaya

merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik,

namun masalah-masalah belajar tetap akan dijumpai guru. Hal ini

merupakan kegiatan yang dinamis sehingga guru perlu secara terus

menerus mencermati perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa di

kelas. Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah

bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai

anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit

yang dirasakan oleh guru.


 Ekawarna dan Indrayani
(2018),
 Tyas (2010),
 Nugraha (2011),
 Myrbeng dan Monica
Rosan (2003),
Kompetensi Pedagogik Guru:  Inayah (2012),
 Sugiharsono (2016),
1. menjelaskan materi  Sawiji, dkk (2013),
2. menanggapi pendapat siswa Hasil belajar :
3. perancang pembelajaran  Widoyoko dan Anita
4. pelaksanakan pembelajaran Rinawati (2012), 1. kognitif
yang mendidik  Sulistyowati, dkk (2012) 2. afektif
5. pemanfaatan teknologi 3. psikomotorik
 Sutarno, dkk (2011),
pembelajaran  Marleta, dkk (2021),
6. evaluasi pembelajaran
7. pengembangan peserta didik  Suklani dan Ridwan
( 2017),
 Sumani, Lian & Fitriani
(2020),
 Tripalupi dan Suharsono
(2014),
 Putri, Adi dan Sunarto
(2016),

Gambar. kerangka pikir

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah terdapat

pengaruh positif antara kompetensi pedagogik guru terhadap hasil

belajar siswa di SMA Negeri 5 Kendari.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian dan Objek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2023

setelah seminar proposal bertempat di SMA Negeri 5 Kendari.

B. Desain penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian desain kuantitatif.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian hubungan kausal.

Penelitian hubungan kausal adalah hubungan kausal yang bersifat

sebab akibat. Penelitian hubungan kausal meneliti hubungan sebab

akibat antara dua variabel atau lebih, penelitian hubungan kausal

menjelaskan pengaruh perubahan variasi nilai pada suatu variabel

terhadap perubahan variasi variabel lain Sugiyono (2016:37). Jadi

disini ada variabel independen (mempengaruhi) dan variabel

dependen (dipengaruhi). Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh

kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar ekonomi SMA

Negeri 5 Kendari.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah individu dari unit analisis yang memiliki ciri-ciri

atau karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah

keseluruhan peserta didik yang menjadi perhatian penulis yaitu kelas

XII Ips 1 yang berjumlah keseluruhan 110 orang.


Adapun cara dalam menentukan besarnya sampel yaitu dengan

menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10% yaitu

sebagai berikut:

Dimana :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah populasi

E = Persentase kesalahan (10%)

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang akan

diambil dalam penelitian ini adalah:

= 52,38

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin

diperoleh sampel penelitian sebanyak 52,38 dan dibulatkan menjadi 52

Orang.

D. Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland (Moleong, 2007) sumber data utama

dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Namun untuk


melengkapi data penelitian dibutuhkan dua sumber data, yaitu sumber

data primer dan sumber data sekunder :

a. Sumber Data Primer

Data primer adalah pengambilan data dengan instrumen

pengamatan, wawancara, catatan lapangan dan penggunaan

dokumen. Sumber data primer merupakan data yang diperoleh

langsung dengan teknik wawancara informan atau sumber

langsung. Sumber primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2015: 187).

Adapun dalam penelitian ini sumber data primer adalah warga

sekolah yang meliputi; Kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, dan

orang dewasa yang tidak mengajar (satpam, petugas kebersihan,

petugas rumah tangga, dan pengelola kantin dan koperasi

sekolah).

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang digunakan untuk

mendukung data primer yaitu melalui studi kepustakaan,

dokumentasi, buku, majalah, koran, arsip tertulis yang

berhubungan dengan obyek yang akan diteliti pada penelitian ini.

Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang

lain atau dokumen (Sugiyono, 2015: 187).


E. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode angket atau kuesioner.

F. Uji Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah fasilitas yang digunakan dalam

penelitian, melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang

baik dalam suatu penelitian. Berdasarkan pendapat di atas dapat

dipahami bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya

lebih mudah dan hasilnya lebih baikdalam arti lebih cermat, lengkap

dan sistematik.

Rancangan/ Kisi-kisi Angket

Rancangan kisi-kisi instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a) Instrumen untuk metode angket (kuesioner) adalah soal tertulis

b) Instrumen untuk metode dokumentasi adalah panduan

dokumentasi.

Jawaban responden dukur dengan menggunakan skala likert

dan diberi skor sebagai berikut:

Tidak Pernah (TP) :1

Jarang (JR) :2

Kadang-Kadang (KD) : 3

Sering (SR) :4
Selalu (SL) :5

a. Instrumen Kompetensi Pedagogik Guru

1. Definisi Konseptual

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang dimiliki

guru dalam mengelola pembelajaran kelas ditinjau dari pembelajaran,

pelaksaan, dan evaluasi hasil belajar ditunjukkan dengan penguasaan

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki guru sehingga terciptanya

suasana belajar yang menyenangkan dan bermakna. Konsepsi diatas

menunjukkan bahwa begitu pentingnya kompetensi pedagogik guru

dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus merencanakan

pembelajaran dengan tepat sehingga mampu membawa anak didik

menuju kepada pencapain hasil belajar yang maksimal dari pendapat

para ahli di atas menekankan bahwa profesi atau kompetensi yang

dimiliki guru merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan

pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan pengembangan sikap

mental anak.

2. Definisi Operasional

Kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan seorang guru

dalam memahami peserta didik, perancangan dan pelakasanaan

pembelajaran, pengembangan peserta didik, dan evaluasi hasil

belajar peserta didik untuk mengaktualisasi potensi yang mereka miliki.

Penelitian ini dilakukan pada Juni 2023 di SMA Negeri 5 Kendari.


2. Kisi-Kisi Instrumen kompetensi pedagogik guru

Tabel 3.1. Kisi-kisi Angket Kompetensi Pedagogik

Dimensi Indikator No Item Jumla


h
1. Guru ekonomi saya
membimbing 1,2,3 3
pembelajaran di kelas.
2. Guru ekonomi saya
menanggapi pendapat
4,5,6,7 4
Kompetensi siswa dan memberikan
Pedagogik penjelasan.
Guru 3. Guru ekonomi saya
8,9,10,
membimbing pelajaran 4
11
dikelas.
4. Guru ekonomi saya
menggunakan metode
pembelajaran yang
12,13,14,
bervariasi untuk 5
15,16
menciptakan suasana
pembelajaran yang
menyenangkan.
5. Guru ekonomi saya 4
mampu menggunakan
media dan alat bantu
pembelajaran dalam 17,
menyampaikan materi 18,19,20
(internet, power point,
media gambar, alat
pegas).
Jumla 20
h

3. Hasil Validasi Kompetensi Pedagogik Guru

a. Validitas Kompetensi Pedagogik guru

Validitas menunjukkan seberapa cermat suatu alat tes

melakukan fungsi ukurannya atau suatu alat ukur yang dapat

mengukur apa yang ingin diukur. Selanjutnya disebutkan bahwa

validitas untuk menguji apakah setiap item atau instrument (bisa


pertanyaan maupun pernyataan) benarbenar mampu mengungkap

variabel yang akan diukur.

Ketentuan variabel vailditas instrument sahih apabila r hitung kebih

besar dari r kritis (0,30) Sugiyono dan Wibowo (2004). Mempunyai nilai

r hitung yang lebih besari dari r standard yaitu 0,30 Suyati (2005).

menyatakan bila korelasi tiap factor positif dan besarnya 0,30 keatas

maka factor tersebut merupakan contruct yang kuat Sugiyono (2004).

Reabilitas instrument adalah hasil pengukuran yang dapat

dipercaya. Reabilitas instrument diperlakukan untuk mendapatkan data

dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji

reabilitas dengann menggunakan metode Alpha Cronbach diukur

berdasarkan skala Alpa Cronbach 0-1.

Triton menyatakan jika skala itu dikelompokkan kedalam lima

kelas dengan reng yang sama, maka ukuran kemantapan Alpha dapat

diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Nilai Alpha Cronbach 0,00 s.d 0,20 berarti kurang reliable,

b. Nilai Alpha Cronbach 0,21 s.d 0,40 berarti agak reliable,

c. Nilai Alpha Cronbach 0,42 s.d 0,60 berarti cukup reliable,

d. Nilai Alpha Cronbach 0,61 s.d 0,80 berarti reliable,

e. Nilai Alpha Cronbach0,81 s.d 1, 00 berati sangat reliable.

(V. Wiratna Sujarweni:2014 SPSS untuk penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Baru Press Hal 193) menjelaskan bahwa uji

reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh


butir atau item pernyataan dalam angket (kuisioner) penelitian. Adapun

dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas sebagai berikut :

1. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka angket atau kuesioner

dinyatakan konsisten atau reliabel.

2. Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,60 maka angket atau kuesioner

dinyatakan tidak konsisten atau tidak reliabel.

3. Sehingga angket kompetensi pedagogik guru di nyatakan konsisten

atau reliabel.

4. Reliabilitas 0.843 artinya instrumen kompetensi pedagogik guru

mampu mengukur sebesar 84% dari variabelitas variabel

kompetensi pedagogik guru.

b. Instrumen Hasil Belajar

1. Definisi Konseptual

Hasil belajar adalah suatu proses atau kegiatan perubahan

tingkah laku individu dalam memperoleh suatu pengetahuan setelah ia

mendapatkan suatu pembelajaran atau pengalaman, hal ini sudah

tentu perubahan kearah yang lebih baik (positif), misalnya yang

tadinya tidak tahu setelah mengalami proses belajar setidaknya

menjadi tahu. Untuk menuju ke hal yang lebih baik lagi dalam proses

belajar ini akan memerlukan waktu yang lama dan perlu adanya

urutan-urutan yang sistematis didalam proses belajar. Dalam proses

belajar mengajar guru melakukan tugasnya tidak hanya

menyampaikan materi kepada siswa, tetapi ia juga dituntut untuk


membantu keberhasilan dalam menyampaikan materi pelajaran yaitu

dengan cara mengevaluasi hasil belajar mengajar.

2. Definisi Operasional

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secaar nyata

setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Hasil belajar siswa di SMA Negeri 5 Kendari cukup

bagus. Penelitian ini di lakukan pada tanggal 14 April 2022.

3. Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar

Tabel 3.4.
Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar Ekonomi

Dimensi Indikator No Item Jumla


h
1. Saya mampu menjawab
1, 2,
soal tentang kebutuhan 7
3,4,5,6,9
manusia
2. Saya mampu menjawab
7,8,11,17,
soal tentang masalah 5
18
Hasil Belajar ekonomi
Ekonomi 3. Saya mampu menjawab
soal tentang pendapatan 12,15 4
nasional
4. Saya mampu menjawab
14,16,18 3
soal tentang uang
5. Saya mampu menjawab
20 1
soal tentang peluang
Jumlh 20

G. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik

analisis jalur (path analysis). Path Analysis atau analisis jalur

digunakan untuk menganalisis pola hubungan diantara variabel (Sani


dan Maharani, 2013:74). Model ini bertujuan untuk mengetahui

pegaruh langsung maupun tidak angsung seperangkat variabel bebas

(eksogen) terhadap variabel (endogen) Ridwan dan Kuncoro (2008)

dalam sani dan Maharani (2013:74). Menurut Ridwan bahwa koefisien

jalur (path) adalah koefisien regresi yang distandarkan, yaitu koefisien

regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka

baku (Z-score). Analisis ini dibantu dengan bantuan software SPSS 16,

dengan ketentuan uji F pada Alpha=0,05 atau p 0,05 sebagai taraf

signifikansi F (sig F) sedangkan untuk uji T taraf signifikansi

Alpha=0,05 atau p 0,05 yang dimunculkan kode (sig T) dimana hal

tersebut digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh tidak langsung

dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

1. Deskriptif Data

Metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi

gambaran terhadap objek yang di teliti melalui data atau sampel yang

telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan

membuat kesimpulan yang berlaku umum sugiyono (2012:29).

2. Uji Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas di gunakan untuk mendeteksi apakah distribusi

data variabel bebas dan variabel terikatnya telah menyebar secara

normal. Model regresi yang baik digunakan adalah yang mempunyai

distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas ini di


ketahui dari tampilan Kolmogorof-Smirnof (uji K-S). Jika tingkat

signifikannya lebih besar dari 0,05 maka data itu terdistribusi normal.

Jika tingkat signifikannya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data

adalah tidak normal.

b. Uji Linearitas Data

Uji Linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variable

mempunyai pengaruh yang linear atau tidak secara

signifikan.Pengujian ini melihat bagaimana variable (X) mempengaruhi

variable (Y). Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam

analisis korelasi atau regresi linear.

3. Uji Hipotesis

Menurut Gozali (2013:96) Analisis regresi digunakan untuk

mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga

menunjukan arah hubungan antara variabel dependen dengan

independen.

H. Hipotesis Statistik

Penelitian yang berjudul Pengaruh kompetensi pedagogik guru

terhadap hasil belajar ekonomi siswa di SMA Negeri 5 Kendari

terdapat dua hipotesis yaitu:

Ho : βyx = 0 : Tidak ada pengaruh kompetensi pedagogik guru


dengan Hasil belajar ekonomi di SMA Negeri 5 Kendari.

HI : βyx > : Terdapat pengaruh positif yang signifikan kompetensi


pedagogik dengan hasil belajar ekonomi siswa ekonomi
di SMA Negeri 5 Kendari.
DAFTAR PUSTAKA

Ali. (1996). Dasar-Dasar Statistik, Bandung, Alfabeta.


Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian: Satuan Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Alwi. (2003). Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Rajawali Pers.
Bloom .(1956). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:
Rineka Cipta,
Djamarah .(2002). Kompetensi Profesional Guru dan Minat Belajar Siswa
dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Jurnal Penelitian Dan
Penilaian Pendidikan, 1(2).
Gozali .(2013). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Hosnan. (2016). Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensial), Cet.
II; Jakarta: PT. Bumi Aksara,
Hamalik. (2008). Pengaruh kompetensi guru, motivasi belajar terhadap
prestasi belajar jurnal pendidikan insan mandiri Vol 1 No 1
Kunandar. (2014). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:
Rineka Cipta,
Kuncoro. (2008). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Jakarta Rineka Cipta.
Mulyasa, (2008). Pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional guru pai terhadap motivasi belajar siswa di sma negeri 2
samboja Journal of Islamic Education Vol I No.1
Mudjiono. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Muna. (2019). Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Dan Pemanfaatan
Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Fiqih Di MA Darussalam
Krempyang Nganjuk Jurnal Intelektual Vol 9, No 2.
Marleta (2021) Deepening or lessening? The effects of tourism on regional
inequality. Tourism Management, 72(November 2018), 23–26.
https://doi.org/10.1016/j.tourman.2018.11.009
Majid, (2005). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara
Susanto, Ahmad. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Jakarta: Kencana.
Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung:PT.Remaja Rosdikarya.
Sholahuddin. (2013). Pengembangan Profesi Pendidikan IPS. Bandung:
Alfabeta.
Suryana. (2016). Menjadi Guru yang Sukses dan Berpengaruh, Cet. I; t.t.:
Pustaka elBa,
Sagala. (2006). Meraih Predikat Guru dan Dosen Paripurna, Cet. 1;
Bandung: Alfabeta,
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: CV. Alvabeta.
Sugiharsono. (2016). Kompetensi Pedagogik untuk Peningkatan dan
Penilaian Kinerja Guru dalam Rangka Mplementasi Kurikulum
Nasional. Sidoarjo: Genta Group Production.
Sani dan Maharani, (2013). Ilmu Pengetahuan Sosial. Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri. Makassar.
Sunardi. (2015), Etika Profesi Keguruan. Bandung: PT Refika Aditama.
Slameto. (2010). Evaluasi Pendidikan Islam. Bandung: Cita Pustaka
Media.
Tola .(2013). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset.
Usman. (2005). Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap
Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Journal of
Mathematics Education and Application Vol 1 No 1
Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Pelajar.
Priansa (2015) Manajemen Pemasaran. Bumi Aksara Jakarta.
Wahyudi, (2012). Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna melalui
Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, Bandung: PT Refika
Aditama,
Wasliman. (2007). Dasar-dasar Statistika, Edisi revisi; Makassar: Badan
Penerbit Universitas Negeri Makassar,
Wibowo. (2004). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Wiratna Sujarweni (2014) Kapita Selekta. Makassar : Jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.

Anda mungkin juga menyukai