Destilasi Uap Teknik Kimia ITS
Destilasi Uap Teknik Kimia ITS
KIMIA FISIKA
Kelompok : IV A
Nama :
1. Danissa Hanum Ardhyni NRP. 2313 030 033
2. Rachmani Amalia NRP. 2313030 041
3. Muhammad Muhyiddin Salim NRP. 2313 030 053
4. Mokhammad Faridl Robitoh NRP. 2313 030 087
Tujuan dari percobaan destilasi uap ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari uap terhadap
titik didih dan juga untuk menghitung densitas dari minyak wijen.
Prosedur percobaan destilasi uap adalah sebagai berikut: mempersiapkan perangkat destilasi
lengkap kemudian bahan-bahan yang diperlukan untuk destilasi, yaitu biji wijen. Lalu di masukkan ke
dalam labu destilat. Selanjutnya mengisi boiler dengan air secukupnya, kemudian menyalakan
kompor. Menutup valve yang ada pada boiler saat uap pada panci sudah mengepul. Menyalakan
stopwatch sebagai awal mula perhitungan waktu destilasi uap dan hitung dalam kurun waktu selama
120menit. Mengukur (T) dan tekanan (P) yang ada pada labu destilat. Mencatat waktu, tekanan, dan
suhu saat destilat pertama kali menetes. Mengamati volume hasil destilasi yang ada pada labu
erlenmeyer, sebelum penuh harus diganti dengan labu erlenmeyer yang lain. Mengambil minyak wijen
dengan cara menyedot hasil destilasi dengan pipet tetes. Selanjutnya untuk menghitung densitas dari
minyak wijen, langkah pertama yang dilakukan adalah menimbang piknometer yang akan diisi minyak
wijen pada keadaan kosong terlebih dahulu. Lalu memasukkan minyak wijen pada piknometer
berukuran 100ml, pada percobaan ini didapat destilat sebanyak 1000 ml. Menimbang piknometer
yang berisi minyak wijen. Menghitung berat (massa) minyak wijen dengan mencari selisih antara
berat piknometer yang telah terisi dengan berat piknometer yang kosong. Kemudian prosedur untuk
mendapatkan densitas dari minyak wijen adalah hasil pembagian dari berat (m) dari minyak wijen
dengan volume (v) minyak wijen.
Hasil dari destilasi minyak wijen tersebut adalah destilat pertama keluar pada menit kedua
dengan suhu 97°C dan tekanan 580mbar sedangkan suhu konstan pada 99°C dan tekanan 420mbar.
Destilat berupa air dan minyak yang dapat dihitung melalui volume dan berat/massa dari minyak
wijen, menurut teori minyak nabati yang didapat sebesar 58% dari berat kering, namun percobaan
yang kami lakukan tidak menghasilkan minyak. Ini dikarenakan titik didih dari biji wijem untuk
mendapatkan minyak nabatinya melebihi 210°C-220°C, sedangkan titik didih alat destilasi uap yang
kami gunakan suhu maksimalnya adalah 100°C. Oleh karena itu, kami memerasbiji wijen yang kami
gunakan sebanyak 400gram dan mendapatkan destilat sebanyak 1000mL. Densitas dari minyak wijen
setelah dihitung sebesar 0,9gram/ml.
Kata Kunci : destilasi, minyak nabati, titik didih, dan biji wijen
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang.................................................................................................. I-1
I.2 Rumusan Masalah............................................................................................. I-2
I.3 Tujuan Percobaan ............................................................................................. I-2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori...................................................................................................... II-1
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Variabel Percobaan ........................................................................................ III-1
III.2 Bahan yang Digunakan .................................................................................. III-1
III.3 Alat yang Digunakan ...................................................................................... III-1
III.4 Prosedur Percobaan ........................................................................................ III-1
III.5 Diagram Alir Percobaan ................................................................................. III-3
III.6 Gambar Alat Percobaan .................................................................................. III-5
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Percobaan ............................................................................................. IV-1
IV.2 Pembahasan ................................................................................................... IV.2
BAB V KESIMPULAN .................................................................................................. V-1
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... v
DAFTAR NOTASI ......................................................................................................... vi
APPENDIKS .................................................................................................................. vii
LAMPIRAN
Laporan Sementara
Fotokopi Literatur
Lembar Revisi
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
II-1
II-2
Pengertian Destilasi
Destilasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk memisahkan dan
memurnikan cairan. Destilasi terdiri dari pmanasan cairan sampai pada titik didihnya,
penghantaran uap pada alat pendingin dimana terjadi kondensasi dan mengambil zat
yang telah terkondensasi (Harold, 1999).
Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu
diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap,
Kurva Kesetimbangan
Salah satu cara untuk membuat kurva kesetimbangan yaitu dengan menggunakan
Hukum Roult. Berdasarkan Hukum Roult untuk larutan ideal dan biner.
PA = X1.P0A
Dimana :
PA = Tekanan Parsial Komponen A dalam uap (atm)
X1 = Mol fraksi Komponen A dalam liquid
P0A = Tekanan Uap murni komponen A pada suhu yang sama (atm)
(Fitrah, 2012)
Azeotrop
Azeotrop (constant boiling mixtures) adalah campuran dengan komposisi yang
konstan pada tekanan tertentu. Jika tekanan total diubah, baik titik didih maupun
komposisi azeotrop juga akan berubah. Azeotrop bukan merupakan suatu senyawa pasti
yang komposisinya konstan pada seluruh range temperatur dan tekanan, tetapi
merupakan suatu campuran yang dihasilkan dari interaksi gaya intermolekuler dalam
larutan. Kondisi ini terjadi karena ketika azeotrop di didihkan, uap yang dihasilkan juga
memiliki perbandingan konsentrasi yang sama dengan larutannya semula akibat ikatan
antar molekul pada kedua larutannya (Maron, 1974).
Macam-Macam Destilasi
Macam-Macam Destilasi adalah Sebagai Berikut:
1. Destilasi sederhana
Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk
memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh.
Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh
senyawa murninya. Senyawa–senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap
pada saat mencapai titik didih masing – masing (Etrinaldi, 2012 ).
2. Destilasi bertingkat (fraksionasi)
Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan destilasi ke dalam bagian-bagian
dengan titik didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya pemisahan bagianbagian
ini dimaksudkan untuk destilasi ulang. Destilasi bertingkat merupakan proses
pemurnian zat/senyawa cair dimana zat pencampurnya berupa senyawa cair yang titik
didihnya rendah dan tidak berbeda jauh dengan titik didih senyawa yang akan
dimurnikan. Dengan perkataan lain, destilasi ini bertujuan untuk memisahkan
senyawa-senyawa dari suatu campuran yang komponen-komponennya memiliki
perbedaan titik didih relatif kecil. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan
Wijen
Wijen (Sesamum indicum L. syn. Sesamum orientalis L.) adalah semak semusim
yang termasuk dalam famili Pedaliaceae. Tanaman ini dibudidayakan sebagai
sumber minyak nabati, yang dikenal sebagai minyak wijen, yang diperoleh dari
ekstraksi bijinya. Afrika tropik diduga merupakan daerah asalnya, yang lalu tersebar ke
timur hingga ke India dan Tiongkok. Di Afrika Barat ditemukan pula kerabatnya, S.
Ratiatum Schumach dan S. alabum Thom., yang di sana dimanfaatkan daunnya
sebagai lalapan. S. ratiatum juga mengandung minyak, tetapi mengandung rasa pahit
karena tercampur dengan saponin yang juga beracun. Saat ini, wijen ditanam terutama
di India, Tiongkok, Mesir, Turki, Sudan, serta Meksiko dan Venezuela (Wikipedia, 2013).
1. Morfologi Wijen
berwarna lebih gelap karena biji wijen disangrai dengan suhu di atas 200℃. Minyak
wijen mengandung vitamin E, vitamin A, vitamin B, kalsium, dan magnesium. Di India,
minyak wijen dipakai sebagai minyak pijat dalam cara pengobatan Ayurveda.
Minyak wijen dianggap sebagai salah satu media yang sempurna untuk
memberikan sejumlah manfaat kesehatan dan kecantikan. Memijat wajah menggunakan
minyak wijen akan membantu menghilangkan stres, serta menjadikan kulit tampak lebih
muda dan sehat. Berikut adalah beberapa manfaat minyak wijen untuk kesehatan dan
kecantikan kulit.
Meski tak sepopuler minyak zaitun, minyak wijen juga dikenal sebagai minyak
sehat. Di China dan Korea misalnya, masyarakat sudah akrab menggunakannya untuk
mengolah makanan. Tujuan penggunaan itu tak lain untuk menciptakan cita rasa khas
sekaligus pengobatan. Apa saja manfaatnya?
a. Sehatkan Jantung
Salah satu manfaat minyak wijen yakni menyehatkan jantung. Hal ini karena
minyak tersebut bekerja melancarkan pembuluh darah dengan meminimalkan
penyumbatan. Selain itu juga menurunkan tekanan darah dan kolesterol buruk,
III-1
III-2
IV.2 Pembahasan
Tujuan dari percobaan destilasi uap minyak biji wijen adalah mempelajari dan
mengetahui pengaruh uap pada titik didih dalam percobaan destilasi uap dengan bahan biji
wijen. Serta menghitung dan mengetahui densitas minyak biji wijen sebagai hasil dari
destilasi uap.
Pada percobaan destilasi uap minyak biji wijen ini hasil yang didapatkan berupa minyak
biji wijen dengan volume 1000 ml. Namun, minyak yang keluar pada proses distilasi uap ini
tidak maksimal. Hasil yang tertampung dalam labu erlenmeyer sangat encer dan bening.
Nampak seperti air pada umumnya namun sedikit berminyak. Karena alat yang digunakan
sedikit menurun fungsinya, sehingga proses destilasipun tidak sempurna. Minyak biji wijen
tidak dapat keluar melalui kondensor, karena manometer yang ada diatas labu destilat tersebut
rusak dalam artian alat tersebut bocor, sehingga menyebabkan minyak atsiri menguap melalui
manometer. Minyak biji wijen tertinggal didalam labu destilat dan tidak dapat naik menuju
proses berikutnya. Jadi untuk mendapatkan minyak biji wijen tersebut dilakukan ekstraksi
pada biji wijen, yaitu dengan memeras bahan yang telah didestilasi sampai keluar minyak dari
biji wijen. Setelah diperas, minyak biji wijen yang dihasilkan banyak. Namun minyaknya
masih sangat kental dan perlu dilakukan penyaringan kembali agar mendapatkan hasil yang
sempurna dan minyak tidak terlalu kental.
Selain itu, hal yang menyebabkan kesalahan percobaan destilasi uap adalah temperatur
yang belum mencapai titik didih minyak biji wijen. Itu berarti suhu tersebut merupakan
IV-1
IV-2
temperatur yang dibutuhkan minyak biji wijen untuk menguap. Padahal, biji wijen
mengandung minyak nabati yang sangat banyak. Namun, karena faktor titik didih yang
diperlukan untuk menguapkan minyak biji wijen yang seharusnya antara 210°C-220oC
sedangkan alat destilasi yang kami gunakan maksimal titik didih yang didapat hanya 100°C
(tejasari, 2005).
Pada percobaan destilasi uap minyak biji wijen ini didapatkan nilai densitas dari minyak
biji wijen sebesar 0,995 gram/ml. Dari hasil yang diperoleh ini memiliki ketidakcocokan
dengan literatur yang ada dimana nilai densitas dari minyak biji wijen seharusnya berada pada
kisaran angka 0,916-0,926 gram/ml (tejasari, 2005).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada percobaan destilasi uap minyak biji wijen ini terjadi
kegagalan diakibatkan beberapa faktor diantaranya bahan utama yaitu biji wijen tidak dapat
diproses menggunakan destilasi uap, alat destilas uap yang ada kurang memadai, temperatur
yang seharusnya dicapai tidak dapat tercapai, dan pengaruh tekanan vakum dalam labu
destilat yang tidak dapat menguapkan minyak biji wijen. Sehingga, hasil yang didapatkan
berupa destilat sebanyak 1000 ml dengan nilai densitas sebesar 0,995 gram/ml.
V-1
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, r. (2011, Desember -). Kimia Analitik. Retrieved Oktober 03, 2013, from majalah
kimia: http://majalahkimia.blogspot.com/2011/12/elektroforesis.html
Baru, e. (2013). kesehatan. Retrieved Oktober 03, 2013, from era baru: http://erabaru.net/
kesehatan/34-kesehatan/2368-manfaat-kemiri-bagi-kita-
Daniels, f. (1949). Ezperimental Physical Chemistry. Tokyo: McGraw Hill Kogakusha.
Kimia, i. (2013, Mei -). home. Retrieved Oktober 03, 2013, from ilmu kimia: http://www.
ilmukimia.org/2013/05/destilasi.html
Kurniawati. (2011). Retrieved Desember 25, 2013, from Al Chemist Violet:
http://alchemistviolet.blogspot.com/2011/02/ekstraksi.html
Lando, S. H, Maroon (1944). Fundamentals of Physical Chemistry. New York: Macmillan
Publishing Co. Inc.
Putri, T. P. (2012, November 20). home. Retrieved November 2, 2013, from wordpress:
http://theprincess9208.wordpress.com/2012/11/20/destilasi-refluks/
Setyowati. (2009). Retrieved Desember 25, 2013, from Chemistry: http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/absorbsi/
Sinaga, G. (2010, Desember 5). home. Retrieved November 2, 2013
Tya. (2012, November 20). home . Retrieved oktober 03, 2013, from the princess:
http://theprincess 9208.wordpress.com/2012/11/20/destilasi-bertingkat-fraksionasi/
USU. (-). minyak atsiri. sumatera utara: universitas sumatera utara. Utara, u. s. (2013). minyak
atsiri. medan: usu.
Wikipedia. (2013). Retrieved Desember 25, 2013, from Wikipedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/Adsorpsi
Wikipedia. (2013). Retrieved Desember 25, 2013, from
http://id.wikipedia.org/wiki/Elektrolisis
Wikipedia. (2013). Retrieved Desember 25, 2013, from http://id.wikipedia.org/wiki/Wijen
Wikipedia. (2013, April 06). halaman baca. Retrieved Oktober 03, 2013, from wikipedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/Elektrolisis
Wikipedia. (2013, Juli 25). home. Retrieved Oktober 3, 2013, from wikipedia: http://id.
wikipedia.org/wiki/Adsorpsi
v
Zulfikar. (2011, Januari 03). beranda. Retrieved Oktober 03, 2013, from chem-is-try:
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-
dananalisis/kristalisasi/
Zulfikar. (2011). Retrieved Desember 25, 2013, from Chemistry: http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dananalisis/
v
DAFTAR NOTASI
V Volume Liter
vi